Happy Reading 😘😘
Jangan lupa like dan komentar nya ya😘
Di sebuah kota di salah satu negara Eropa. Seorang laki laki tampan nan rupawan yang berusia 25 tahun, dengan hidung mancung dan rambut sedikit gondrong dengan bibir tebar sedikit pink dan bertubuh sixpack. Sedang melakukan ijab Qobul di apartemen nya.
Dia adalah Devan Bachtiar, seorang pengusaha muda yg memiliki 50 hektar kelapa sawit, dan 50 hektar perkebunan kopi.
"Bagaimana saksi, Sah?"
"SAH......"
Pernikahan yg tak di dasari cinta, yg bermula dari perjodohan. Dimana Devan harus menikahi seorang wanita muda dari desa berusia 19 belas tahun.
Mama Belinda dan Papa Abraham sangat bahagia, saat pernikahan itu berjalan lancar.
Pernikahan yang biasanya ada mempelai perempuan di samping laki laki nya. Tapi ini berbeda, tak ada mempelai perempuan nya di sana.
"Dev, Mama berharap rumah tangga kamu dan Dea langgeng ya!" Ucap Mama Linda
"Bagaimana mau langgeng Ma! Bahkan Dev tak pernah bertemu dengan nya? Wajah nya saja, Devan tidak tahu seperti apa? Ma, kenapa sih Mama maksa Devan menikahi dia? Bagaimana kalau rupa dia itu tak seindah nama nya?" Protes Devan.
Mama Belinda tersenyum saat mendengar protes dari anak bungsu nya itu.
"Dengarkan Mama sayang! Mama menikahkan kamu dan Dea. Karena Dea wanita baik baik. Dia wanita shaleha, dan juga anak dari sahabat Mama dan Papa."
"Tapi kan Ma..."
"No! Tak ada tapi tapi. Mama dan Papa harus kembali ke indonesia sekarang. Kamu harus segera menyelesaikan kuliah kamu, dan cepat kembali ke Indonesia." Ucap Mama Linda
Devan menghembuskan napas nya dengan kasar, lalu mengantar Mama dan Papa nya ke bandara.
Dia memang sengaja kuliah lagi, karena dia ingin melupakan seseorang di dalam hati nya.
"Dev, karena kamu sudah menjadi seorang suami. Maka kamu harus menafkahi nya, walaupun dari jauh." Pesan Papa sambil menepuk pundak Devan saat sampai di bandara.
"Tapi Pa. Bahkan gadis itu tak tahu, jika aku suaminya?" Ucap Devan dengan lesu
"Dia akan tahu, saat kamu pulang nanti Dev."
Setelah mengatakan itu, Mama dan Papa Devan pun menaiki jet pribadi mereka.
🌹
🌹
🌹
Di sebuah desa, di rumah yang sederhana sepasang suami istri terlihat begitu bahagia saat menyaksikan seseorang dengan lancar mengucap ijab.
"Yah, Ibu sangat bahagia. Sebab akhirnya Dea sudah menikah."
"Iya Bu. Ayah juga sangat bahagia. Tapi, apa kita harus rahasiakan ini dari Dea?" Ucap Ayah
"Kita rahasiakan dulu, sampai suaminya Dea pulang dari Eropa Yah. Kita kan sudah berjanji pada Linda dan juga Abraham, kalau pernikahan mereka di rahasiakan dulu."
"Ya, ibu benar."
Pernikahan itu di rahasiakan sebab permintaan kedua orang tua Devan. Sebab Mama Linda dan Papa Abraham ingin mengikat anak nya dulu dengan sebuah pernikahan. Agar Dev tak bisa lagi menolak perjodohan dengan siapapun.
Sudah banyak Mama Linda dan Suaminya menjodohkan Dev dengan wanita manapun. Tapi Dev seakan menutup hatinya.
Itu kenapa, waktu itu Mama Linda mengancam Dev agar menikah. Sebab, jika tidak maka Mama Linda akan mati terkena serangan jantung.
Memang Mama Linda mempunyai riwayat penyakit jantung. Jadi, dia gunakan itu untuk menjerat Dev agar menikah.
Kebetulan orang Tua Dea, adalah sahabat baik Mama dan Papa Dev.
"Assalamu'alaikum...." Ucap seorang gadis cantik, dengan kulit putih, bibir tipis dan wajah imut.
"Waalaikumsalam, Dea. Gimana jualan nya Nak?" Tanya Ibu Siti
"Alhamdulillah, jualan nya laris Buk! Tapi, masih ada 2 tape yang belum laku?"
"Alhamdulillah, gak papa Nak. Kita nanti goreng saja ya! Kamu mandi dulu gih. Udah sore juga." Ucap Ibu
Dea mengangguk, lalu masuk kedalam kamar untuk mengambil baju salin.
Dea sendiri adalah gadis desa yang tamatan SMP. Sebab Ibu Siti dan Ayah Rozak tak ada biaya jika harus meneruskan sekolah Dea.
Padahal Dea terkenal pintar dan berprestasi. Akhirnya, Dea hanya membantu ayah dan ibu nya di sawah untuk menanam padi, dan memanen sayuran di ladang.
Dia sama sekali belum tahu, jika dia sudah bergelar menjadi seorang istri.
"Bu, bagaimana? Apa pernikahan nya lancar?" Tanya seorang pria bernama Bagus.
"Sudah Gus. Alhamdulillah."
"Alhamdulillah. Tapi, sampai kapan pernikahan ini di rahasiakan?"
"Sampai nak Devan nya pulang ke Indonesia katanya!"
Bagus mengangguk paham, dia adalah kakak dari Dea. Mereka hanya 2 bersaudara, tapi mereka saling menyayangi satu sama lain.
Bagus sendiri, adalah pekerja kuli bangunan. Dia, istri dan anak nya tinggal bersama di rumah Orang tuanya Bagus.
"Buk, ini tempe nya mau di apain?" Tanya Lusi istrinya Bagus.
"Terserah kamu saja Nak."
Tak lama Dea selesai dengan mandi nya, dan langsung melaksanakan shalat ashar. Setelah selesai, dia membantu Lusi, kakak ipar nya untuk memasak.
Bersambung....
Happy Reading 😘😘
Devan menatap langit langit kamar nya, pikiran nya menerawang jauh dimana saat ia di tinggalkan oleh kekasih nya.
Kekasih yang dia sangat cintai, cinta pertama nya dan pujaan hati nya.
Flasback on
"Sayang, aku mau kita putus." Ucap seorang wanita cantik pada Devan.
Uhuuk
Uhuuuk
Devan yg sedang memakan makan siang nya, seketika tersedak. Dia menatap wanita cantik di hadapan nya itu dengan tatapan tajam.
"Sayang, bercanda kamu gak lucu tahu?" Ucap Devan.
"Aku gak bercanda sayang. Aku serius! Aku mau kita putus. Sebab aku harus mempertahankan karier aku dulu. Aku belum siap menikah!" Jelas Amber.
Rahang Devan mengeras dengan sorot mata yg begitu tajam bak elang.
Brak
Dia menggebrak meja kerja nya, lalu menatap wanita cantik di hadapan nya dengan tatapan tak percaya.
"Apa maksud kamu hah? Undangan sudah di sebar Amber? Kamu gak bisa dong, seenak jidat batalin pernikahan kita?" Bentak Devan dengan marah.
Amber sampai rerjingkat kaget, saat mendengar bentakan Devan. Pria lembut yang penuh cinta itu, untuk pertama kali nya membentak nya.
"Maaf Dev. Aku gak bisa." Jelas Amber sekali lagi.
"Jadi kamu lebih milih karier kamu! Di bandingkan hubungan kita, iya?" Geram Devan.
"Karier ku sedang bagus Dev, dan ada yang mau kontrak aku selama 2 tahun. Jadi maaf! Aku gak bisa lanjutin hubungan kita.".
Setelah mengatakan itu Amber keluar dari ruangan Devan. Sebenarnya di tak mau putus sama Devan.
Tapi karena karier nya lagi cemerlang, jadi Amber terpaksa memutuskan hubungan nya.
Sedangkan di dalam ruangan, Devan menatap pintu yang sudah tertutup itu dengan sorot mata yang begitu tajam.
Tangan nya mengepal kuat dengan gigi yang gemelutuk menahan amarah.
"Tega kamu Amber, memutuskan hubungan kita? Kamu lebih mementingkan karier mu ketimbang pernikahan kita?" Geram Devan.
Bagaimana ia tak marah. Devan dan Amber sudah menjalin hubungan selama 4 tahun lama nya.
Tentulah sangat sakit, saat Amber memutuskan hubungan nya.
"Aku tak akan pernah memaafkan mu! Tak akan ku lupakan rasa sakit ini Am?" Gumam Devan.
Sejak saat itu Devan menjadi pribadi yang dingin, angkuh, cuek dan datar. Dia bahkan menutup hati nya dari wanita mana pun.
Dan Devan memutuskan untuk melanjutkan kuliah nya kembali di Eropa. Untuk melupakan Amber, dan semua kenangan tentang nya.
Flashback off.
"Bahkan rasa sakit itu masih membekas di hati ini setelah 2 tahun lama nya." Gumam Devan.
"Bagaimana ya rupa istriku? Hm, istri yang tak pernah aku temui sebelum nya. Istri yang ku tak tahu sifat dan juga watak nya. Apa dia cantik atau jelekjelek? Entahlah, tapi ku yakin Mama tak mungkin menikahkan ku dengan wanita jelek?
Apa dia juga matre? Apa dia punya pacar? Atau mungkin dia sama saja dengan Amber? Bagiku, wanita sama saja. Hanya mau uang, uang, dan uang.
Mereka tak pernah memikirkan perasaan pasangan. Dan pasti wanita itu juga tak jauh beda dengan wanita licik lainnya?"
🌹
🌹
🌹
Saat ini Dea sedang di sawah membantu Ayah Rozak memanen Timun. Setiap hari, Dea selalu ada di sawah membantu keluarga nya.
Bahkan kulit nya sampai kering, karena selalu main lumpur sawah.
"De, nanti kamu tawarkan sama Buk Ningsih ya! Mau timun apa nggak. Jangan lupa, nanti di kelilingin aja kalau masih sisa banyak." Ucap Bu Siti.
"Iya Bu. Nanti sepulang dari sawah, Dea akan tanya Buk Ningsih?"
Buk Ningsih itu adalah penjual sayur mayur yang ada di desa Dea. Kebetulan, jika Dea panen cabe atau apapun, Dea selalu menjualnya ke Buk Ningsih.
Tapi jika tak habis, maka Dea akan menjajakan nya dengan keliling berbagai Desa.
Hari sudah sore, matahari sudah akan tenggelam ke upuk barat. Kini Dea dan keluarga nya sudah pulang.
"Assalamu'alaikum, Buk Ningsih." Ucap Dea saat sampai di warung.
"Waalaikumsalam, eh Dea. Kenapa De?" Tanya perempuan gemuk berumur 40 tahun itu.
"Itu Buk. Kata Ayah, Ibu mau timun gak? Soalnya tadi habis panen di sawah."
"Berapa banyak?"
"Cuma satu ember gede Buk."
"Oh begitu. Kalau gitu saya borong semua ya De! Nanti seperti biasa, di kilo di sini."
"Baik Buk! Kalau begitu Dea ambil dulu ya timun nya."
"Eh, De. Biar Fahri saja yang bawa. Itu kan berat? Kamu gak bakal kuat. Fahri...." Panggil Buk Ningsih.
"Iya Buk." Jawab pria tampan yg baru saja kelar mencuci motor ninja nya.
"Ri, kamu bantu Dea bawa timun ke sini ya!"
Fahri menatap ke arah Dea. Lalu mengangguk.
Rumah Buk Ningsih dan Dea tak terlalu jauh. Hanya berpaut 5 rumah saja.
"Mana De timun nya?" Tanya Fahri saat sampai di depan rumah Dea.
"Ada di belakang Kak. Biar Dea ambil."
"Eh, gak usah. Biar kakak saja."
Fahri pun masuk kedalam dapur, dan ternyata disana sedang ada ibu nya Dea yg sedang membuat peyek kacang.
"Nak Fahri, mau ambil timun ya Nak?"
"Iya Buk. Kata ibu, suruh di bawa semua."
"Alhamdulillah, itu Nak timun nya." Ucap Bu Siti sambil menunjuk ember di pojokan.
Fahri segera membawa ember itu dan pamit pada ibu nya Dea. Setelah itu Fahri dan Dea pun kembali ke warung Bu Ningsih.
Tak ada percakapan sepanjang perjalanan, keduanya sama sama diam. Sebab Dea juga sungkan untuk bertanya. Begitupun Fahri, dia selalu berdebar saat di dekat Dea.
Selama ini Fahri menyukai Dea. Tapi sayang, Fahri begitu sangat pengecut untuk mengungkapkan perasaan nya.
"Ini uang nya ya De. Semua nya ada 15 kilo." Ucap Bu Ningsih saat Timun sudah di timbang
"Terimakasih Buk! Kalau begitu Dea pamit dulu. Assalamu'alaikum..."
"Waalaikumsalam. De, mau aku antar gak?" Tanya Fahri
"Gak usah Kak! Kan deket?"
Dea pun kembali jalan dan pulang menuju rumah nya.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya guys setelah baca🙏😘Like dan Komentar kalian itu sangatlah berarti buat author😘😘
Bersambung. ......
Happy Reading 😘😘
2 tahun kemudian.
Saat ini Devan sudah menginjakan kaki nya di negara tercinta. Mata nya terpejam menghirup aroma negara Indonesia.
Dengan langkah tegap dan lebar, Dev melangkah menuju pintu keluar. Semua mata memandangnya dengan penuh kagum.
Kacamata hitam bertengger di hidung bangir nya. Badan tegap berotot, dengan postur badan yang membuat semua kaum hawa terpikat.
Brak
Pintu mobil di tutup saat Dev sudah masuk kedalam nya. Mobil itu pun melaju membelah jalanan yang lumayan padat.
Mata Dev menerawang keluar jendela, dia sebenarnya malas harus kembali ke indonesia, sebab kenangannya bersama Amber pasti akan berputar lagi di kepala nya.
Sesampainya di rumah. Dev di sambut Mama Linda sama Papa Abraham.
"Selamat datang kembali Dev." Ucap Papa
"Welcome sayang." Ucap Mama
Dev memeluk kedua orang tua nya satu persatu. Setelah itu mereka duduk di ruang tamu.
"Kapan kamu akan kerumah istri kamu?" Tanya Mama
Dev nampak berpikir, sebenarnya dia sangat malas bertemu Dea. Dev pikir jika Dea pastilah sama seperti Amber.
"Males Ma. Nanti aja lah! Lagian juga pasti dia gak beda jauh sama Amber?" Ucap cuek Dev.
Mama dan Papa menggelengkan kepala nya, saat mendengar ucapan anak bungsu mereka.
"Kamu gak bisa berspekulasi seperti itu? Kamu kan belum pernah bertemu Dea? Ada baiknya kamu mengenal Dea dahulu, baru kamu bisa menilai Dea seperti apa?" Ucap Mama.
"Iya Dev. Lusa kita kesana!" Timpal Papa
Dev menatap kedua orang tua nya. Kemudian dia menghembuskan napas nya dengan kasar.
Dev pun pamit ke kamar nya. Jika ia menolak pun pasti tak akan bisa, sebab keputusan Papa tak bisa di bantah.
Bruk
Dev menghempaskan tubuh nya di atas kasur empuk king size milik nya.
"Aku yakin jika dia gak jauh beda dengan wanita lain? Kalau dia tahu jika aku suaminya, pasti dia akan senang. Dia pasti wanita pecinta harta, sama seperti wanita matre lainnya?" Gumam Dev.
🌹
🌹
🌹
Dea sedang menaiki sepeda yang dia pinjam pada Nina sahabat nya. Dia ke kampung sebelah untuk membeli obat rematik buat Ayah Rozak.
Tin
Tin
Suara klakson di belakang mengagetkan Dea. Dia menghentikan laju sepedahnya, dan menatap pria tampan di atas motor ninja itu.
"Mau kemana De?" Tanya Fahri
"Mau ke kampung sebelah Kak? Mau beli obat buat Ayah." Jawab Dea.
"Aku antar ya? Kan tempat nya jauh?" Tawar Fahri.
Dea menggeleng cepat.
"Nggak kak, terimakasih. Dea kan pakai sepeda! Ya sudah Kak, kalau begitu Dea duluan ya! Assalamu'alaikum.."
"Waalaikumsalam." Jawab Fahri dengan lesu.
Dea pun kembali mengayuh sepeda nya, meninggalkan Fahri yang menatap dirinya dengan tatapan sendu.
'Kapan aku berani mengungkapkan perasaan ini padamu, De?' Batin Fahri.
Fahri pria tampan berusia 24 tahun, yang mencintai Dea sejak bertemu Dea saat Ospek di sekolah SMP.
"Assalamu'alaikum..." Ucap Dea saat sudah pulang kerumah.
"Waalaikumsalam... Gimana De, apa obatnya ada?" Tanya Bagus.
"Alhamdulillah, ada Kak." Jawab Dea sambil menyerahkan plastik kresek putih pada Bagus.
Setelah itu Dea, menuju dapur untuk membantu Kakak ipar nya menggoreng tahu.
🌹
🌹
🌹
Pagi ini ibu dan Ayah Dea terlihat sangat sibuk. Biasanya mereka akan ke sawah, tapi hari ini mereka libur.
"Buk, Yah. Ini sebenarnya mau ada siapa sih? Kok Ayah sampai potong ayam segala?" Bingung Dea.
"Ini Nak, mau ada sahabat Ibu dari kota. Kamu tahu kan Tante Belinda? Itu loh, yang dulu kesini pakai mobil?" Ucap Ibu.
Dea terlihat berpikir, lalu ia mengangguk ketika Dea ingat sahabat cantik Ibu nya.
"Iya Bu. Dea ingat! Emang kenapa Bu? Apa Tante Linda mau kesini?" Tanya Dea.
"Iya Nak. Dia akan kesini bersama anak nya yang baru saja pulang dari Eropa?"
Dea membulatkan bibir nya membentuk huruf O. Dia kemudian membantu Susi untuk memasak nasi dan lauk pauk.
Kata Ibu nya sekitar siang nanti mereka sudah datang.
"Assalamu'alaikum...." Ucap seorang wanita di depan pintu.
"Waalaikumsalam...." Jawab Dea, Ibu dan Lusi bersamaan.
"Kamu lagi sibuk ya De? Mau ada acara?" Tanya wanita di depan tadi yang masuk kedalam rumah.
"Eh, kamu Nin? Aku kira siapa? Iya nih, temen Ibu mau datang dari kota! Kamu ada apa Nin?" Tanya Dea sambil menata Buah di piring.
"Aku sebenarnya mau minta tolong De, sama kamu!"
"Minta tolong apa Nin?" Tanya Dea sambil melirik kearah Nina.
"Aku mau minta tolong, antarkan aku mengambil daun binahong di rumah Bibi. Kamu kan tahu De, kalau Bi Saroh tak pernah menyukai ku? Dan kamu tahu sendiri, jika Bibi Saroh selalu memarahi ku jika aku kesana sendiri. Kalau ada kamu kan, aku jadi gak takut!"
"Begitu ya! Emang buat apa?"
"Batuk ibuku kambuh lagi De!"
Dea pun mengangguk, lalu pamit pada Ayah dan Ibu nya. Walaupun sebenarnya Ibu keberatan, tapi beliau tak tega melihat wajah memelas Nina.
Sebuah mobil terparkir di halaman rumah tetangga. Mobil itu sangat mewah, sampai sampai warga desa berkumpul untuk melihat pemilik mobil tersebut.
Tiga orang keluar dari mobil itu. Tapi yang membuat Ibu Ibu histeris adalah saat Dev keluar dengan kacamata hitam nya.
"Wah, siapa pria itu? Dia tampan sekali?" Puji para kaum wanita di desa Dea.
Mama Belinda menyapa warga di sana, lalu masuk kedalam gang dan berjalan menuju rumah Dea.
"Oh, itu teman nya si Siti dari kota kayaknya?" Ucap salah satu Ibu Ibu di sana.
"Beruntung sekali ya si Siti itu?" Jawab Ibu Ibu yang satunya.
"Assalamu'alaikum...." Ucap Mama Linda saat sampai di rumah Dea.
"Waalaikumsalam.... Linda! Akhirnya kalian sampai juga?" Ucap Buk Siti.
Dev menatap rumah sederhana itu, rumah dengan setengah bambu dan setengah bata merah.
Papa Abraham menyenggol lengan Dev, agar mencium tangan Kedua mertuanya.
Dev yang sadar, segera mencium tangan Ayah, Ibu, dan kakak nya Dea.
"Wah, apa ini anak kamu Lin? Tampan sekali menantuku ini?" Puji Ibu
Dev hanya tersenyum, lalu mereka pun masuk kedalam ruang tamu, dimana tak ada sofa satu pun. Hanya ada lemari dan TV tabung kecil.
"Dea nya kemana Ti?" Tanya Mama Linda sambil celingukan.
"Dia sedang keluar sebentar, tadi ada teman nya meminta tolong." Jawab Ayah.
'Huh, suami datang kok malah pergi? Dasar wanita tak tahu sopan santun?' Batin Dev.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya🙏karena itu sangat berarti buat author😘😘
Bersambung........
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!