“Ayah, bagaimana penampilanku?”
Theon, sosok pemuda berumur tujuh belas tahun, tidak, baru kali ini dia menginjak di umur seperti itu, lebih tepatnya dia berulang tahun dengan dirayakan cukup mewah di sebuah istana yang bernama istana Nirwana.
Istana Nirwana sendiri merupakan sebuah istana yang berdiri di atas awan. Bukan raja, ratu, atau mungkin kaisar, semua gelar itu hanyalah sesuatu yang masih rendah bagi sosok yang menduduki tahta di istana Nirwana. Dia adalah God of Gods, dewa dari segala dewa yang memimpin semua semesta, alam manusia, atau bahkan mungkin alam dewa, ibarat seorang tuhan yang mengatur dan memimpin hal itu semua.
Fang Theon, dia lah putra dari God of Gods, dengan pakaian bak seorang dewa yang begitu mewah, tampilan yang cukup elegan dengan ketampanannya yang begitu memukau. Tidak heran, mengapa para dewi di istana Nirwana banyak yang terkagum dengan sosok putra seorang penguasa dewa.
“Anak ayah benar-benar tampan, selamat ulang tahun untukmu. Selain itu, ayah juga tidak menyangka bahwa di umurmu ke tujuh belas tahun, kau berhasil menyelesaikan peringkat kaisar dewa tingkat pertama. Padahal, kau tahu sendiri, semua dewa memulai peringkat elementalist mereka yaitu dewa pemula pada umur 17 tahun sepertimu.” Kata Ayah Theon merangkul pundaknya.
Memang, ini dunia dewa, yang mana kekuatan setiap dewa merupakan sebuah elemental alam yang bermacam-macam, mereka akan memiliki elemental tersebut pada umur 15 sampai 20 tahun tahun dengan peringkat pertama mereka yaitu dewa pemula. Sedangkan Theon sendiri di umur seperti itu sudah menyelesaikan peringkatnya di peringkat paling tinggi yaitu kaisar dewa.
Tidak heran, dia adalah putra sang dewa tertinggi yang bernama Fang Zeno. Memiliki peringkat pada umur tujuh tahun dengan elemental yang muncul di umur itu pula. Selain itu, Theon kini dijuluki sang penguasa delapan elemental, mengalahkan ayahnya yang memiliki kemampuan menguasai 5 elemental.
Itulah, sejauh ini, dalam beberapa dekade, bahkan berabad-abad sekalipun, tidak ada yang pernah memiliki elemental sebanyak itu. Bahkan, sang penguasa sebelum ayah Theon atau sosok dewi tertinggi saja memiliki tujuh elemental. Mengapa? Yaah, itu terjadi karena Theon memiliki genetik yang sama dengan ayah dan ibunya. Semua elemen itu di turunkan dari ayah dan ibunya.
Seperti saja, Fang Zeno yang merupakan sosok ayah Theon, dia memiliki lima elemental, tidak lain, Air, angin, petir, tanah, serta cahaya. Sedangkan ibunya sendiri, memiliki elemen air, angin, api serta kegelapan, ditambah dengan elemen langka dan non alam yang bernama elemen racun.
Itu hanya elemen dasar, tentunya Theon masih bisa memanipulasi dan menggabungkan setiap elemen dasar hingga memiliki cabang yang cukup banyak. Itulah mengapa dia menjadi sosok yang mungkin akan mengalahkan ayahnya, dan Zeno sendiri sebenarnya tidak mempermasalahkannya. Karena memang, itulah yang dia harapkan.
“Selamat ulang tahun untuk anak ibu.” Sosok wanita yang mengenakan gaun dengan begitu anggun, mengenakan anting yang membentuk kristal es berwarna biru pula, sehingga dia datang dengan sangat cantik dan elegan bak seorang dewi. Entahlah, memang wanita tersebut memang seorang dewi. Datang, kemudian dia memeluk Theon dengan sangat erat.
Theon menikmati pelukan hangat dari ibunya, sesekali dia membalas pelukan ibunya dan mengucapkan terimakasih.
“Turse, lihatlah anak kita sudah tumbuh dewasa. Dan sudah waktunya kita menyerahkan penjaga mata angin kepadanya.” Kata Zeno, ayah Theon tersenyum senang.
Dewi racun yang merupakan ibu Theon. Dia melepaskan pelukan hangatnya dan memilih untuk merangkul tangan kanan suaminya dengan sangat erat, memperhatikan ke atas bawah, meyakinkan diri bahwa putra satu-satunya memang sudah tumbuh dewasa. Dia... benar-benar tidak percaya, padahal dia merasa seperti kemarin masih menggendong dan memberikan asi kepada Theon.
Turse menghela napas berat, “Benar, Flamon, kau tidak keberatan kan untuk berpindah tuan?” Tanya Turse dengan sendirinya. Meskipun begitu, suaminya dan Theon sendiri mengerti berbicara dengan siapa.
“Aku sudah bersiap kapanpun yang mulia dewi.”
“Kiba, Azure dan Skarlos. Maafkan aku karena kita sudah tidak akan bersama lagi. Karena, kalian harus menjaga putraku.” Kata Zeno spontan.
“Kapanpun tuan. Kami juga tidak keberatan.” Kata mereka bertiga serentak di dalam diri Zeno.
“Kami akan menyerahkannya di tengah-tengah pesta, kau tidak keberatan kan Theon?” Tanya Zeno mengangkat alisnya.
Theon menggelengkan kepalanya, kemudian dirinya berkata, “Sebenarnya kalian tidak perlu menyerahkan empat penjaga arah mata angin seperti itu, ayah, ibu. Apalagi sebagai hadiah ulang tahunku, karena, pelukan dari kalian sudah sangat cukup bagiku.” Sambil memeluk kedua orang tuanya.
Zeno dan Turse, keduanya saling memandang dan membalas pelukan Theon. Walaupun, Theon berkata seperti itu, kedua orang tua Theon tetap akan memberikan empat penjaga arah mata anginnya kepada Theon.
Pada akhirnya, mereka bertiga berjalan ke arah aula istana, yang mana dipenuhi oleh dewa dan dewi yang berlalu lalang, menikmati jamuan makan yang telah disediakan para pelayan istana.
Semua dewi, mereka terpana dengan kedatangan Theon, putra sang penguasa dengan kedua orang tua mereka yang ada di belakang. Bahkan beberapa para dewa elemen alam tertinggi yang dijuluki sebagai para pilar, mereka juga terpukau dan melamun saat menatap Theon.
“Yang mulia, izinkan aku menikah dengan putramu.” Ucap wanita berambut merah yang begitu cantik, dia menatap Theon seperti terkena sihir cinta.
Turse yang ada di dekatnya, dia langsung mengusap wajah wanita tersebut dan menatapnya dengan sedikit sinis, “Fore, sang pilar api. Umurmu bahkan hampir mencapai ribuan tahun. Sedangkan anakku berumur tujuh belas tahun.”
Yaah, sudah sewajarnya bahwa dewa dan dewi berumur ribuan tahun. Namun, walaupun umur mereka sudah sangat tua, wajah mereka akan tampak seperti seorang pemuda yang cantik dan tampan. Itu adalah sebuah anugrah yang diberikan oleh dewa dewi yang mana mereka benar-benar awet muda.
“Lagipula, anakku sudah memiliki seorang wanita yang lebih muda Fore.” Zeno berkata demikian, sambil memandang seorang wanita cantik yang kerap kali mencuri perhatian ke arah Theon.
Theon hanya menggarukkan kepalanya dan tersenyum malu, namun, dia hanya diam saja dan merasa bodoh, tidak menghiraukan perkataan ayahnya. Lagipula, dia sendiri juga belum tertarik untuk masalah percintaan, karena dia sendiri benar-benar fokus mengenai penguasaan depalapan elemental agar dirinya bisa menjadi sosok dewa yang hebat.
“Benarkah, siapa nama wanita itu Theon? Apakah putra ibu kini sudah tumbuh dewasa hingga sudah tumbuh buih jatuh cinta?” Turse mencubit hidung Theon dengan manja yang membuat Theon sendiri merasa benar-benar begitu risih.
“Elzabeth, namanya adalah Elzabeth. Namun aku sama sekali tidak memiliki perasaan apa-apa, ibu, tolong jangan urus kehidupanku apalagi masalah Asmara. Apakah aku menyukai seseorang di umur remaja ini, atau bahkan dewasa, atau mungkin di saat aku tua itu urusanku.” Ucap Theon sambil mendorong wajah ibunya yang semakin mendekat.
“Kau tahu? Ayah dulu menyukai ibumu jauh lebih muda dibandingkan denganmu, ayah menyukai ibumu di umur lima belas tahun, dan menikah di umur delapan belas tahun.” Kata Zeno kepada Theon yang membuat Turse sendiri benar-benar begitu malu.
“Aku sama sekali tidak mempercayainya ayah. Jika aku lahir 17 tahun yang lalu, itu artinya ayah dan ibu menikah pada umur 27 atau mungkin 26 tahun.” Theon menyangkal.
Memang, kedua orang tua Theon berbeda dengan dewa dan dewi di alam dewa ini, meskipun keduanya merupakan sosok yang dihormati di alam dewa, nyatanya ayah Theon mungkin masih berkepala tiga. Itu karena, ayah Theon menjadi sosok penguasa masih dibilang baru, mungkin tujuh belas tahun yang lalu bersamaan dengan Theon lahir. Walaupun begitu, Theon yang tak percaya dengan apa yang dikatakan ayahnya, nyatanya kedua orang tua Theon menikah pada usia yang cukup muda. Dan mereka memiliki anak pada usia seperti itu karena adanya sebuah masalah yang harus diselesaikan terlebih dahulu.
“Yang mulia, ada sebuah serangan ke penjuru alam dewa!” Leght, sang pilar dewa cahaya datang dengan wajah yang cukup panik, membuat seluruh tamu undangan terpecah dan menjadi panik seketika.
“Apa?” Ayah Theon benar-benar terkejut, tak berbeda jauh dengan Theon yang segera menuju keluar istana dan memperhatikan apa yang terjadi tentang apakah yang dikatakan oleh pilar dewa cahaya, Leght ada benarnya?
Dan siapa yang menyangka, itu benar-benar terjadi. Mereka memperhatikan ke bawah, melihat awan hitam, tidak, mungkin lebih cocok apabila disebut sebagai asap hitam yang agak keunguan bagaikan sebuah kegelapan, berhembus kesana-kemari dan membuat semua dewa yang terlewati asap itu menjadi patung.
Tidak sedikit para dewa yang melawan, mengeluarkan elemen mereka masing-masing untuk menghancurkan asap kegelapan yang membatukan seluruh penduduk dewa.
Mereka berusaha, tampaknya begitu sia-sia, begitupun dengan para dewa-dewi dari istana Nirwana yang mencoba untuk turun. Tampaknya menghentikan asap hitam itu benar-benar tidak ada gunanya. Mereka hanya akan menjadi patung setelah asap tersebut melewatinya.
Zeno, ayah Theon benar-benar kaget dan menggertakkan giginya, Dia belum pernah mendapat serangan serangan ini sama sekali, apalagi sampai kehilangan seluruh penduduk di alam dewa yang membuatnya benar-benar marah.
Yaah, asap kegelapan itu naik menuju istana Nirwana, karena permukaan daratan sudah dipenuhi oleh asap tersebut dengan patung-patung yang menampakkan tangannya di atas permukaan asap seolah ingin mengajukan permintaan tolong. Semua orang keluar dari istana, semua prajurit keluar dari istana, mereka menapakkan kakinya di atas awan untuk menghalau asap hitam yang tampaknya merupakan sebuah sihir.
Tak ada gunanya, mereka membatu, menyisakan Zeno dan Turse yang tampaknya juga kebingungan sambil melindungi diri dan putranya apabila ada sesuatu yang tiba-tiba menyerang.
“Tuan! Kalian lari saja sejauh mungkin! Biarkan kami yang akan mengurus semua ini!” Teriak salah satu pilar sambil berdiri di depan Theon dan keluarganya. Dia mengeluarkan ledakan cahaya untuk menghilangkan semua asap hitam itu, tetapi tampaknya itu benar-benar tidak berguna.
“Tidak akan!”
“Ayah, ibu!” Theon berteriak saat keduanya maju satu langkah di depannya seolah hendak melindunginya. Di sampingnya, juga ada Elzabeth yang muncul secara tiba-tiba sambil mengeluarkan elemen kegelapan miliknya untuk menghalau semua asap itu.
Zeno atau ayah Theon mengulurkan tangannya ke depan, memunculkan sebuah perisai es yang tampaknya bening, sehingga bisa menampakkan bagaimana asap itu bergerak. Selain itu, dia saja yang memiliki sebuah title sang penguasa 5 elemen saja tidak dapat menggerakkan asap tersebut. Secara, asap adalah bagian dari elemen angin. Sehingga, sekuat tenaga ayah Theon berusaha, tampaknya itu benar-benar percuma.
Sedangkan ibu Theon, dia langsung menatap ke belakang sambil menggertakkan giginya saat melihat asap yang mengepung dari berbagai sisi, berdiri di belakang Theon untuk berusaha agar anaknya tidak terkena asap kegelapan itu terlebih dahulu. Sehingga, apa yang dia lakukan adalah mengeluarkan hembusan angin dan api secara bersamaan, berharap bahwa asap itu menghilang.
Thon tidak bisa tinggal diam pula, semenjak tadi, dengan ditemani beberapa pilar dan orang tuanya, Theon berdiri di antaranya, mengeluarkan beberapa hembusan elemen untuk menahan semua asap kegelapan itu.
“Ayah, tampaknya ini sia-sia! Asap tersebut seolah-olah anti semua elemen.” Teriak Theon.
“Theon!” Zeno berbalik badan, kemudian meraih jari Theon dan memasukkan dua cincin itu yang tampaknya berbeda-beda.
“Theon, selamatkan alam dewa! Kapanpun, ayah dan ibumu akan menunggumu.” Katanya sambil memeluk tubuh Theon di saat asap tersebut sudah mematungkan para pilar dan meretakkan pelindung es milik Zeno.
“Apa-apaan ini ayah!” Theon mendorong tubuh ayahnya karena merasa ada yang begitu aneh. “Apakah kau berniat melakukan sesuatu agar kau bisa selamat seorang diri? Tidak! Ayah, ibu! Kalian memiliki elemen cahaya dan kegelapan, akupun. Kita bisa bergerak menjauh dengan cepat!”
Di saat Theon menyangkal, Turse mendorong tubuh Theon hingga dia tersungkur, kemudian ibunya langsung membekukan Theon sehingga dia tidak dapat bergerak sama sekali.
Kemudian, Zeno menciptakan perisai berlapis dari semua elemen yang dia miliki selama berulang kali sehingga benar-benar menjadi tebal di segala sisi. Sayangnya, perisai di semua sisi itu tidak cukup untuk menahan asap tersebut hingga pecah. Namun, itu mungkin membutuhkan waktu beberapa menit agar mengenai Theon dan kedua orang tuanya.
“Kekuatan Yin Yang jika digabungkan akan menteleportasikan orang lain, namun aku tidak tahu dia akan berteleportasi di mana.” Kata Turse sambil menghapus air matanya sambil mengulurkan tangannya ke arah Theon yang membeku.
“Aku bersedia, energiku adalah Yin, sedangkan energimu adalah Yang. Seharusnya ini digunakan apabila kita ingin saling berteleportasi. Tetapi, kita tidak bisa berteleportasi bersama ke sebuah titik kecuali digunakan ke orang lain, atau anak kita. Theon, ayah akan menunggumu. Hitung-hitung ini sebuah latihan petualang untukmu.” Kata ayah Theon dengan nada yang cukup tinggi.
Energi Yin dan Yang, cahaya dan kegelapan, air dan api, semuanya muncul di tangan kedua orang tua Theon, mengarah ke arah Theon dengan sangat cepat sebelum Theon memberontak dan melelehkan es dengan elemen apinya.
“Ayaah ibuu!!” Theon berteriak dalam hati, sesaat pelindung yang ayahnya buat pecah, membuat asap kegelapan masuk dan mematungkan kedua orang tuanya. Dirinya tidak bisa bergerak, karena es milik ibunya benar-benar kuat, setidaknya dia kesulitan untuk bernapas.
Theon memejamkan matanya di saat dia tahu bahwa asap tersebut sudah mendekat hendak mematungkannya. Namun, dirinya mengalami sebuah lompatan ruang dan waktu, yang mana membuat jantungnya berdebar kencang seolah mengalami kejut yang luar biasa.
.....
“Ayaah!! Ibuu!!” Theon terbangun dengan kepalanya sedikit pusing, air matanya tiba-tiba menetes yang membuat matanya menjadi lebam.
Dan yang menjadi lebih aneh lagi, entah kenapa dia berada di suatu tempat yan begitu aneh. Ruangan putih, dengan lantai mengkilap, selimut berwarna putih pulag berada di atas pahanya seolah menyelimuti dirinya.
Theon mengerutkan dahinya, setelah melihat sebuah cairan menggantung yang ada di sebelahnya, terhubung seperti sebuah selang yang menancap di pergelangan tangannya. Dia merasa, ini sungguh aneh, tempat macam apa ini?
“Rumah sakit?” Seketika sebuah ucapan terlintas di pikirannya. Bahkan dirinya sama sekali tidak mengerti, apa itu rumah sakit. Namun, sebuah ingatan muncul di pikirannya yang membuat dia ingin membaca pikiran itu.
“Aku bereinkarnasi? Di alam yang aneh ini?” Tampaknya Theon menyadarinya, dia mengerti bahwa dirinya berada di tubuh orang lain yang mana, sosok asli orang ini bernama Theon Alzma, yaah menurutnya itu hampir sama, namun benar-benar berbeda nama keluarganya.
“Ibuu sialan!!” Theon memukul kasur dengan cukup keras, dia merasa cukup jengkel dengan ibunya karena membekukan dan membiarkan Theon sendiri selamat dari insiden itu. Dan tentunya, masih menjadi pertanyaan bagi Theon, itu adalah asap apa? Apa yang dia takutkan adalah ada sosok di belakangnya yang menggerakkan semua asap itu. Selain itu baru kali ini dia mengetahui serangan yang tampaknya begitu mengerikan, bahkan ayahnya saja tidak sanggup untuk menghentikannya.
Kemungkinan lain, asap itu tidak ada yang menghentikannya atau sosok yang menggerakkan di belakangnya, melainkan itu adalah sosok yang bergerak sendiri semaunya, lebih tepatnya asap tersebut memiliki akal tersendiri tanpa digerakkan oleh orang lain.
“Aku harus kembali ke alam dewa secepatnya, mengembalikan semua orang seperti semula dan mengalahkan asap kegelapan itu!” Theon menggertakkan giginya kembali.
Mengenai Theon Alzma, dia membaca ingatannya dengan seksama, tampaknya Theon Alzma adalah korban perundangan baik dari masyarakat maupun di tempat yang menurutnya persis dengan akademi. Tetapi, di ingatannya, Theon sama sekali terkejut bahwa akademi tersebutlah bukan tempat latihan melatih elemental, mereka seperti duduk di kursi dengan waktu yang mana hampir satu hari.
“Theon Alzma, kau tampaknya yatim piatu? Sungguh kejam untuk teman-teman dan orang terdekatmu yang mengucilkanmu. Tetapi tenang saja, kini yang menempati tubuhmu adalah Theon, Fang Theon. Beristirahatlah dengan tenang. Aku meminjam tubuhmu sementara dengan tujuan mengembalikan alam dewa seperti semula.”
“Tampaknya, kau mengalami depresi yang berlebihan, pukulan telak dari punggung, serta pukulan benda tumpul dari leher belakang. Sehingga megakibatkan kau seperti ini, aku mempunyai elemen cahaya sebagai elemental kehidupan, sehingga pukulan seperti ini adalah hal yang biasa untuk disembuhkan.”
Namun, Theon menyadari bahwa peringkat ditubuhnya bukan lagi kaisar dewa, atau bahkan mungkin di bawahnya, justru tidak ada peringkat seperti apa yang dia lihat di alam elementalist manusia.
Yang Theon tempati, mungkin juga disebut sebagai alam manusia pula. Namun, di bumi ini sama sekali tidak ada yang mengerti apa itu kekuatan elementalist. Dunia ini tampak begitu modern sehingga kekuatan semacam sihir hanyalah sebuah takhayul bagi mereka semua.
Mungkin, atau memang ada juga 1 dari 1000 orang mengetahui apa itu kekuatan elemental, mereka mungkin juga sosok yang terlahir kembali untuk memperbaiki kesalahannya di masa depan. Hanya saja, naasnya mereka terlahir di bumi, di tengah-tengah masyarakat yang tidak percaya akan begituan.
“Sialan! Aku tidak bisa mengeluarkan elemen cahaya? Tetapi mengapa aku bisa melihat dengan jelas aku memiliki elemental seed bertipe cahaya?” Theon menggertakkan giginya, dia begitu kesal dan ingin menarik selang infus yang tampaknya baginya cukup mengganggu.
Pintu ruangan terbuka, memperlihatkan seseorang wanita yang tampaknya cukup cantik, dengan membawa sesuatu yang dikalungkan di lehernya, tidak hanya itu saja, wanita tersebut juga diikuti oleh seorang pria yang membawa sebua catatan.
“Aku terkejut saat ternyata kau bisa hidup, aku pikir dengan masalahmu itu, tidak bisa membuatmu bertahan lama. Bukan berarti aku mengharapkan kau mati, justru aku bersyukur.” Kata wanita itu sambil mengambil benda yang ada di lehernya dan menyentuhkan di dada Theon.
“Tabib, aku bisa pulang?” Tanya Theon.
“Tabib?” Seorang perawat ptia terkekeh mendengarkan apa yang Theon katakan, kemudian dia melanjutkan ucapannya, “Nak, ini tahun 2022, apakah kau berpikir ini adalah Zaman Mesir kuno, Yunani Kuno, atau bahkan mungkin kerajaan Nusantara?”
Dokter mengabaikan ucapan Theon, mungkin dia menganggap bahwa Theon baru saja bangun dari mimpinya, “Benar, kau boleh pulang. Tetapi kau harus berhati-hati dengan teman sekelasmu lagi.” Kata dokter itu itu melepaskan selang infus yang menempel pada pergelangan tangan Theon. “Jangan masalahkan biaya, kau tahu sendiri kan orang sepertimu menjadi tanggungan negara?” Sambungnya.
“Sungguh aneh Theon Alzma, apakah kau manusia atau apa? Semua lukamu mendadak menjadi sembuh, kemudian kau juga kehilangan tanda depresi dan trauma. Ini sungguh aneh.” Batin dokter itu mulai berpikir.
Bukan tabib, Theon mencoba mengingat suatu kata di ingatan Theon Alzma, atau yang terjadi dirinya akan menjadi sangat malu. Hingga akhirnya, dia mengerti bahwa sosok yang menyembuhkan seseorang bernama dokter, sangat-sangat berbeda dengan sosok penyembuh yang ada di alam dewa.
Theon kini sudah keluar dari kamar rawat inapnya, sesekali dia agak kebingungan dengan kondisi rumah sakit. banyak orang sakit sana-sini, tangisan juga memenuhi sudut ruangan. Sehingga membuat Theon memutuskan untuk segera keluar dari rumah sakit ini, meskipun dia agak kesulitan untuk mencari jalan keluar.
“Apakah tempat para tabib, maksudku dokter sebesar ini? Aku pikir ini jauh lebih besar daripada kerajaan Fang.” Batinnya sambil beranjak pergi dan mencari tempat persembunyian, masalahnya, dia harus mencari tahu apakah semua elemennya berfungsi atau tidak? Jika tidak berfungsi, maka dirinya benar-benar akan menjadi kerepotan.
Theon menatap ke depan, dia begitu terkejut saat melihat sebuah kereta tanpa kuda yang berjalan menggunakan roda berjumlah empat, kendaraan besar yang mengeluarkan suara gemuruh pun juga muncul. Theon sebelumnya mulai berpikir bahwa itu adalah digerakkan oleh sihir, namun ingatannya kembali muncul bahwa itu semua adalah mobil dan truk yang digerakkan oleh sebuah mesin.
“Sialan, jika bukan karena ingatan Theon Alzma, mungkin aku akan kesulitan untuk beradaptasi di dunia ini. Aku bahkan hampir menganggap lift yang digunakan naik turun lantai adalah portal teleportasi.” Kata Theon kepada dirinya sembari berjalan di tempat yang begitu sepi. “Tunggu sebentar, itu artinya namaku di sini adalah Theon Alzma? Orang-orang memanggilku seperti itu.”
Ketika dia mencari tempat yang begitu sepi, seperti sebuah gang yang tidak ada orang sama sekali, Theon mulai mengulurkan tangannya dan berusaha untuk mengeluarkan elemental.
Pertama, dia mencoba untuk mengeluarkan elemen cahaya, berharap kegagalan saat dirinya mengeluarkannya di rumah sakit, ada sebuah kesalahan sehingga elemen cahayanya tidak kunjung keluar.
Tidak hanya cahaya, Theon juga mengulurkan beberapa elemen selain cahaya, dan hasilnya? Benar-benar nihil, tidak ada yang berhasil atau mungkin tidak ada elemen yang keluar dari tangannya.
Theon hanya berdecak kesal, ketujuh elemennya tidak ada yang keluar padahal elemental seednya tampak utuh, sehingga elemennya seharusnya keluar. Terkecuali, elemen api, itulah harapan terakhir ketika dia ingin mencobanya atau lebih tepatnya semenjak tadi dia belum mencobanya sama sekali.
Dan yang benar saja, Theon menghela napas lega, elemen apinya bereaksi, memunculkan sebuah bola api di atas permukaan telapak tangannya dengan membara, tanpa tangan Theon melepuh sama sekali. Setidaknya, dia memiliki sebuah harapan untuk bertahan dan kembali menuju alam dewa.
“Tuan muda Theon!”
Theon kaget, kemudian dia mencoba memperhatikan sekeliling ketika ada yang memanggilnya demikian. Sayangnya, dia merasa itu seolah adalah sebuah hantu, ada yang memanggilnya namun tidak ada wujudnya sama sekali.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!