NovelToon NovelToon

GADIS JAMINAN HUTANG

Mencoba Untuk Ikhlas

"Hiks...hiks....hiks....!''

Isak tangis seorang gadis yang menutupi tubuhnya dengan selimut yang saat ini berada diatas tempat tidur, dimana disampingnya ada seorang laki-laki yang sepuluh tahun lebih tua darinya.

Dia saat ini berada di sebuah hotel mewah di kotanya, karena saat ini dia sedang malam pertama dengan suami yang menjadikannya jaminan untuk hutang-hutang ibu tirinya.

Laki-laki itu bertelanjang dada dan hanya memakai celana pendek saja, sedang tertidur pulas dengan wajah puasnya.

"Apa langkah yang aku ambil ini benar dan apa akan menjadi baik untuk kedepannya?" tanya dalam hati gadis yang bernama Zulaikha itu, yang masih berlinang air mata melewati kedua pipinya.

Zulaikha menyeka air matanya dan mengambil pakaiannya yang berserakan itu satu-persatu.

Setelah memakai pakaiannya itu, Zulaikha melangkahkan kakinya menuju tas ranselnya yang berada di sofa untuk mengambil baju gantinya.

Kemudian Zulaikha melangkahkan kaki menuju ke kamar mandi, dan saat ini jam dinding sudah menunjukkan pukul 04 30 pagi hari.

Zulaikha mengguyur mulai dari ujung kepalanya agar semua kotoran yang melekat ditubuhnya terbawa air dan tak akan kembali lagi.

Ritual mandi itu terjadi tiga puluh menit lamanya. Dan setelah itu, Zulaikha memakai pakaiannya yang tadi dibawanya, kemudian dia berwudlu guna menunaikan ibadah sholat Subuh.

Setelah selesai berwudlu, Zulaikha keluar dari kamar mandi dan dilihat suaminya masih tertidur pulas tetap di tempatnya.

Zulaikha kemudian mengambil mukena dan menunaikan sholat subuh di lantai dekat tempat tidur dimana suaminya yang kemarin menikahinya bernama Danar Aji masih terbaring di tempatnya.

Tak berapa lama Zulaikha telah selesai menunaikan sholat Subuh dan dia melipat mukenanya.

Zulaikha melihat suaminya sudah bangun dan duduk dengan posisi duduk bersandar diatas tempat tidur seraya mengotak-atik ponselnya.

Laki-laki itu menatap Zulaikha dengan tajam. Dan dia menepuk-nepuk tempat tidur disampingnya, yang memberi tanda kalau dia mau Zulaikha untuk duduk di sampingnya.

Zulaikha menurut begitu saja, karena dirinya sadar walau dia cuma gadis jaminan, tapi dia sudah menikah dan menjadi hak dari suaminya untuk mengatur hidupnya.

Setelah Zulaikha duduk disamping suaminya, dan Danar Aji memperlihatkan sebuah artikel tentang nikah siri di ponselnya pada Zulaikha

"Baca dan pahamilah!" seru Danar Aji pada Zulaikha.

"I..iya!" ucap Zukaikha yang kemudian membaca artikel tersebut, yang isinya memang tentang Kewajiban istri yang menjadi hak suami.

"Apa kamu sudah mengerti maksud aku?" tanya Danar Aji seraya menatap Zulaikha dengan penasaran.

"I..iya" jawab Zulaikha dengan sedikit gugup.

"Coba jelaskan lah!" seru Danar aji yang terus memperhatikan Zulaikha.

"Kewajiban seorang istri ialah, satu taat dan Patuh pada Suami. Q1Istri yang baik harus taat dan patuh kepada perintah suaminya. Namun kepatuhan tersebut tidak berlaku bila suami memerintahkan untuk melakukan perbuatan dosa. Misalnya suami menyuruh untuk tidak sholat. Namun bila istri tidak patuh pada suami, maka halal bagi suami memberikan nasihat dan pengajaran. Allah berfirman dalam QS. An Nisa Ayat 34 yang artinya  “Perempuan - perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Maha tinggi, Maha Besar.” jelas Zulaikha.

"Terus!" seru Danar Aji. Dan Zulaikha kembali menjelaskan apa yang dia baca di artikel ponsel Danar Aji suaminya.

"Yang kedua meminta Izin Suami bila Ingin Keluar Rumah. Rasulullah Shallahu Alaihi Wasalam bersabda yang artinya, “Siapa saja perempuan yang keluar rumahnya tanpa izin suaminya dia akan dilaknat oleh Allah sampai dia kembali kepada suaminya atau suaminya redha terhadapnya" ( HR. Al Khatib ). Seorang istri harus izin kepada suaminya untuk keluar rumah termasuk untuk ke rumah orang tuanya." ucap Zulaikha yang kemudian melanjutkan penjelasannya.

"Yang ketiga selalu bersyukur. Sudah sepatutnya setiap muslim selalu bersyukur dengan semua yang telah Allah berikan padanya, tak terkecuali seorang istri terhadap kecukupan suaminya. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda yang artinya:

“Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak bersyukur kepada suaminya, dan ia tidak merasa cukup dengan apa yang diberikan suaminya” (HR. An Nasa’i)" ucap Zulaikha.

"Lanjut!" seru Danar Aji yang terus memperhatikan Zulaikha.

"Yang ke empat yaitu pandai Menyenangkan Suami. Ada sebuah hadits dari Abu Hurairah, pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik? ” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai dan Ahmad)." jelas Zulaikha.

"Hm...terus yang terakhir!" seru Danar yang seolah menguji Zulaikha.

"Yang ke lima yaitu memenuhi hasrat Suaminya.bKewajiban istri terhadap suami selanjutnya adalah paham dalam memenuhi hasrat suami. Dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda: “Jika seorang pria mengajak istrinya ke ranjang, lantas istri enggan memenuhinya, maka malaikat akan melaknatnya hingga waktu subuh” (HR. Bukhari dan Muslim)." ucap Zulaikha.llllplllp

"Apakah kamu sudah mengerti maksudku?" tanya Danar Aji seraya memegang dagu Zulaikha.

"Ta..tapi aku kan cuma jaminan? nanti kalau ayah dan ibuku bisa menebusku, maka kamu tak boleh menyentuhku!" jawab Zulaikha yang sedikit memberanikan dirinya.

"Hei, kau ini sudah menjadi istriku! sudah sepantasnya lah kau melayaniku, lagi pula mana mungkin orang tuamu sanggup membayar semua uangku yang dipakai oelh ibumu untuk melunasi hutang-hutangnya!" jelas Danar Aji seraya tersenyum sinis.

Sedangkan Zulaikha yang menyadari posisinya hanya bisa menunduk dan berusaha mencoba untuk ikhlas.

Ikhlas akan dirinya yang menjadi jaminan hutang dan menjadi istri kedua yang hanya dinikah siri, ikhlas karena saat ini dirinya tak sebebas sebelum menikah.

"Hei, sudahlah jangan menangis terus!" seru Danar Aji yang mengangkat dagu Zulaikha.

Dan terlihatlah wajah Zulaikha yang sembab, karena banyak air mata yang telah keluar.

"Berhentilah menangis, aku tak suka itu! Jadi tersenyumlah!" seru Danar Aji seraya mengecup kening Zulaikha dan Zulaikha menundukkan kepalanya.

Kemudian Danar Aji melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi.

Sedangkan Zulaikha kembali melihat ponsel Danar Aji. Dia melihat foto Danar Aji dengan seorang perempuan.

"Apakah ini ya istri pertama suami aku? Cantik sih?" gumam dalam hati Zulaikha.

Tak berapa lama Danar Aji keluar dari kamar mandi, dan kemudian dia menunaikan ibadah sholat Subuh.

Selesai sholat Subuh, Danar Aji naik ke tempat tidur dan mendekati Zulaikha yang tak menyadarinya, karena sibuk melihat-lihat foto Danar Aji dengan perempuan dengan mesranya.

"Dia Melisa, istri pertama aku, kamu tahu usaha kelapa yang aku geluti ini adalah usaha bapaknya Melisa, Dan aku hanya meneruskanya. Aku dulunya cuma pegawai koperasi pasar, jadi aku sangat menyayangi Melisa. Dan aku sangat berharap dia tak tahu hubungan kita ini" jelas Danar Aji seraya menatap Zulaikha.

Zulaikha menyimak cerita dari Danar Aji itu dengan seksama.

"Tapi setelah semalam melakukannya dengan kamu, aku merasakan sensasi lain bila berhubungan istri selain dengan Melisa. Kamu tahu, aku ingin melakukannya lagi, ayo kita lakukannya lagi!" bisik Danar Aji di telinga Zulaikha.

Zulaikha sangat terkejut, namun kembali dia sadar saat ini posisinya adalah sebagai istri dari Danar Aji. Dan mau tak mau dia harus mengikuti perintah dan keinginan suaminya.

Gadis itu hanya bisa diam, melihat dan merasakan apa yang dilakukan laki-laki yang ada dihadapannya saat ini.

Berkali-kali wajah dan kedua pipinya diciumi oleh Danar Aji, dan Zulaikha merasakannya karena Danar Aji adalah laki-laki pertama yang menyentuhnya.

"Mau apa lagi, aku harus ikhlas. Akan aku kubur keinginanku untuk punya suami yang sepadan dan juga seorang dokter. Yang ada dihadapanku ini adalah suamiku, dan melayaninya adalah kewajiban aku." ucap dalam hati Zulaikha.

...~¥~...

...Mohon dukungan para Readers untuk like//favorite/rate 5/gift maupun votenya untuk novel GADIS JAMINAN HUTANG...

...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....

...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....

...Terima kasih...

...BERSAMBUNG...

Pulang ke rumah suami.

"Mau apa lagi, aku harus ikhlas. Akan aku kubur keinginanku untuk punya suami yang sepadan dan juga seorang dokter. Yang ada dihadapanku ini adalah suamiku, dan melayaninya adalah kewajiban aku." ucap dalam hati Zulaikha.

Zulaikha membiarkan Danar Aji menikmati tubuhnya, dan dia berusaha ikhlas menerima semua perlakuan dari Danar Aji.

Setelah kelelahan melakukan permainan itu, keduanya kembali terlelap dalam mimpi masing-masing.

Pukul 08.00 pagi mereka terbangun dari tidur mereka, karena merasakan perut mereka yang minta diisi.

"Apa kamu lapar?" tanya Danar Aji saat melihat Zulaikha yang sudah bangun dari tidurnya.

Zulaikha menganggukan kepalanya dan membenahi pakaiannya.

Danar Aji kemudian memesan makanan lewat telepon kamar hotel.

Setelah selesai memesan makanan, Danar Aji kemudian memakai pakaiannya yang tadi dia lepaskan saat bermain dengan Zulaikha.

Tak berapa lama terdengar seseorang mengetuk pintu kamarnya.

"Tok...tok...tok...!"

"Itu pasti pelayan yang membawa makanan buat kita" ucap Danar Aji yang kemudian bangkit dari tempat tidurnya dan melangkahkan kaki menuju pintu kamar hotelnya itu.

Zulaikha juga bangkit dari tempat tidur dan membereskan selimut dan sprei tempat tidur itu.

Danar membuka pintu dan benar yang datang adalah pelayan hotel yang membawa sarapan untuk mereka.

"Tolong letakkan di meja!" seru Danar dan para pelayan itu mengantarkan makanan sampai ke meja yang ditunjukkan Danar Aji.

"Makanan sudah siap, jika perlu sesuatu bisa hubungi kami tuan!" ucap elayan hotel itu seraya membungkukkan kepalanya dan melangkahkan kaki keluar dari kamar hotel itu.

"iya terima kasih" ucap Danar Aji seraya menutup pintu kamar tersebut.

Danar Aji melangkahkan kaki menuju ke tempat duduk dimana di depannya telah terhidang makanan yang tadi diletakkan oleh para pelayan hotel tadi.

"Drrtt..... drrrttt.... drrrttt....!"

Bunyi suara ponsel Danar Aji, dan dilihatnya nama istrinya yang muncul di layar ponselnya.

"Melisa!" ucap Danar Aji seraya memberi kode pada Zulaikha untuk tidak bersuara. Dan Zulaikha menurutinya.

Suami Zulaikha itu kemudian menerima telepon itu.

Danar Aji :" Hallo, assalamu'alaikum.."

Melisa :"Wa'alaikumsalam..mas Danar ini Lisa"

Danar Aji :" Iya ada apa Lis?"

Melisa :" Kamu kemana saja mas? Cepatlah pulang"

Danar Aji :" Aku sedang dirumah teman, iya sebentar lagi mas pulang kok!"

Melisa :" Cepat ya mas, kangen nih!"

Danar Aji ;" Iya-iya mas juga kangen"

Melisa ;" Jangan lupa bawa oleh-oleh ya!"

Danar Aji :" Kamu mau apa?"

Melisa ;" Apa saja yang penting enak!"

Danar Aji ;" Iya, In sya Allah nanti mas bawakan oleh-oleh"

Melisa :" Makasih, mas suami yang pengertian deh!"

Danar Aji :" Suami siapa dulu!'

Melisa :" Suami tercinta Lisa, he..he..!"

Danar Aji :" I Love you!"

Melisa :" I love you too"

Danar Aji :"Assalamu'alaikum..!"

Melisa :" Wa'alaikumsalam...!"

Danar Aji kemudian menutup ponselnya dan melihat ke arah Zulaikha yang sedang mengambilkan makanan untuk dirinya.

"Zulaikha, aku minta kamu suapin aku ya! aku mau chat Bower untuk tutup mulut!" ucap Danar Aji yang kembali menatap layar ponselnya dan mengotak-atiknya karena menghubungi Bower, sopir sekaligus tangan kanannya.

"Iya" ucap Zulaikha yang kemudian menyendokan nasi dan menyuapkannya pada Danar Aji.

Danar menerimanya dan sembari mengunyah dia menatap dan mengetik ponselnya.

Setelah selesai menyuapi Danar, Zulaikha mengambil makanan untuk dirinya sendiri.

"Zulaikha!" panggil Danar seraya menatap Zulaikha yang sedang makan.

"I..iya tuan!" jawab Zulaikha yang menghentikan acara makannya.

"Kamu ikut pulang ke rumah ya!' seru Danar seraya mengusap lembut rambut Zulaikha yang tidak sedang memakai jilbab.

Karena keseharian Zulaikha memang pakai jilbab, seperti kebiasaannya selama di pondok pesantren.

"Ke rumah tuan? Ba..bagaimana dengan istri pertama tuan?" tanya Zulaikha yang penuh kecemasan.

"Kamu ke rumahku bukan sebagai istri tapi pembantu. Ya pura-puranya aku sekarang ini ke rumah teman dan kamu anak dari teman aku yang sedang mencari pekerjaan. Bagaimana kamu maukan jadi pembantu dirumahku, walaupun status kamu juga istriku?" tanya Danar yang terus menatap Zulaikha.

"I..iya, semua terserah tuan saja" jawab Zulaikha yang menurutinya.

"Bagus, anak manis!" seru Danar seraya mentowel dagu Zulaikha dan kembali ke posisinya.

"Cepat kamu habiskan makan kami dan kita berangkat pulang ke rumah!" seru Danar yang kemudian menyalakan televisi yang tersedia di kamar itu.

Beberapa menit kemudian Zulaikha selesai sarapan dan Danar memanggil pelayan untuk membereskan sisa sarapan mereka.

"Zulaikha, nanti kamu tetap memanggilku dengan tuan ya" Ucap Danar yang kemudian mematikan televisi yang tadi ditontonnya.

"Baik tuan" jawab Zulaikha seraya menganggukkan kepalanya.

"Nah seperti itu. Dan kamu juga harus siap jika sewaktu Lisa tak ada dirumah, aku meminta hak aku" ucap Danar yang memeluk Zulaikha dari belakang.

"Eh, ba..baik tuan" ucap Zulaikha yang diam saja saat Danar memeluk dari belakang dan menciumi leher bagian belakangnya.

Danar terus mencumbui Zulaikha, tanpa tahu perasaan Zulaikha saat ini.

"Ayah, ibu, Zulaikha akan pergi jauh dari kalian" ucap batin Zulaikha yang teriris, karena sebentar lagi dia akan meninggalkan kampung halamannya, meninggalkan ayahnya yang sedang sakit.

"Ah sudahlah, semua demi ayah dan ibu." ucap dalam hati Zulaikha yang saat ini terus menerus mendapat serangan dari Danar dan setelah puas, Danar menghentikan aksinya dan dia kembali tertidur.

Sedangkan Zulaikha menyalakan televisi dan mengganti Chanel yang dia sukai.

Jam dinding menunjukkan pukul 11.00 siang, Zulaikha kemudian mandi dan mengganti pakaiannya.

Kemudian Zulaikha menunaikan sholat Dhuhur, dan Danar bangun dari tidurnya.

Dan dia melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi .

Setelah ritual mandi dan mengganti pakaiannya, Danar menunaikan sholat Dhuhur.

Setelah selesai, mereka keluar dari hotel dan menuju ke tempat parkir, dimana Bower sudah menunggu di dalam mobil tersebut.

"Bower, ingat ya! jangan bilang sama nyonya kalau Zulaikha ini istri kedua ku!" seru Danar yang mengingatkan pada saat dia sudah masuk di dalam mobil dengan posisi duduk di kursi belakang bersama Zulaikha.

"Ba..baik tuan!" ucap Bower.

"Satu lagi, bilang sama nyonya kalau kita dari teman lama, dan dia meminta mencarikan pekerjaan untuk anaknya" ucap Danar yang memandang Bower namun tangannya memegang tangan Zulaikha.

"Baik tuan" jawab Bower yang kemudian menyalakan mobil dan melajukan mobil mobil sedan mewah itu keluar dari tempat parkir hotel dan melaju ke jalan raya.

"Bower, kalau ada penjual buah, berhenti sebentar ya!' seru Danar yang mengingat kalau Melisa meminta oleh-oleh.

"Iya tuan!" jawab Bower yang tak berapa lama menepikan mobilnya di depan lapak penjual buah.

Danar turun dan membeli anggur merah kesukaan istri pertamanya itu.

Setelah mendapatkan apa yang diinginkan, Danar kembali masuk ke dalam mobil, namun kali ini dia duduk disamping Bower.

"Zulaikha, makanlah!" ucap Danar yang memberikan sebagian anggur itu pada Zulaikha.

"Terima kasih tuan" ucap Zulaikha menerimanya dengan senang hati karena selama ini dia tak pernah makan buah yang mahal harganya bagi dia.

"Makan saja neng, nanti kalau sampai di rumah kamu tak bisa makan-makanan segar, yang ada makanan sisa! he..he..!" ucap Bower seraya terkekeh.

"Hustt..! apa sampai begitunya istri pertamaku itu!" seru Danar yang penasaran.

"Ya begitulah tuan! tanya saja sama mbok Tinah, he..he..!' balas Bower yang tetap mengemudi.

Sementara itu Danar memperhatikan Zulaikha yang makan anggur merah itu satu persatu.

Beberapa jam kemudian mereka telah sampai di rumah besar nan mewah diantara para tetangganya.

Setelah mobil masuk ke dalam halaman dan berhenti tepat di depan pintu masuk rumah besar dan mewah itu.

Danar dan Zulaikha keluar dari mobil dan melangkahkan kaki menuju ke teras rumah dan ternyata pintu sudah terbuka.

Mereka disambut oleh pembantu dirumah itu yang biasa dipanggil mbok Tinah dan juga Melisa istri pertama Danar.

...~¥~...

...Mohon dukungan para Readers untuk like//favorite/rate 5/gift maupun votenya untuk novel GADIS JAMINAN HUTANG...

...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....

...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....

...Terima kasih...

...BERSAMBUNG...

Mendapat kamar yang paling sudut

Mereka disambut oleh pembantu dirumah itu yang biasa dipanggil mbok Tinah dan juga Melisa istri pertama Danar.

"Assalamu'alaikum..!" ucap salam Danar Aji pada saat sudah berhadapan dengan Melisa dan Mbok Tinah sambil memberikan satu kantung plastik anggur merah yang tadi dibelinya di kios buah di pinggir jalan pada Melisa.

"Wa'alaikumsalam..!" balas Melisa dan Mbok Tinah yang bersamaan, dan Melisa dengan senang dari menerima oleh-oleh dari suaminya itu.

Namun beberapa saat kemudian Melisa terkejut saat melihat suaminya membawa seorang perempuan berjilbab yang wajahnya tanpa polesan apapun.

"Siapa dia mas?" tanya Melisa pada suaminya Danar saat Melisa melihat Zulaikha bersama suaminya masuk ke rumah mewah mereka.

"Oh, kenalkan dia Zulaikha, putri dari teman lama mas. Dan teman mas itu meminta untuk mencarikan pekerjaan buat dia" jawab Danar yang muali dengan aksi berbohongnya.

"Oh, trus mas mau kasih dia kerjaan apa?" tanya Melisa tanpa rasa curiga.

"Ya buat bantu mbok Tinah, kan mbok Tinah sudah tua. Jadi biar pekerjaan yang berat-berat saja buat dia!" jawab Danar seraya duduk di sofa di ruang tamunya.

"Benar juga, mbok Tinah dah merawat aku sedari kecil. Boleh saja dia jadi teman kerjanya mbok Tinah. Bagaimana denganmu mbok?" tanya Melisa seraya menatap mbok Tinah.

"Saya sih senang saja jika dapat teman, apalagi masih muda. Pastinya tenaganya lebih kuat dan sehat! he..he..!" ucap mbok Tinah seraya terkekeh.

"Kalau begitu mbok, antarkan dia ke tempat yang seharusnya dia tidur. Ok!" ucap Melisa yang kemudian duduk disamping suaminya.

"Siapa nama kamu tadi nak?" tanya mbok Tinah pada Zulaikha.

"Saya Zulaikha mbok" jawab Zulaikha yang menatap mbok Tinah.

"Panggil Ika saja ya, yang mudah!" ucap mbok Tinah.

"Iya, terserah mbok Tinah saja" balas Zulaikha.

"Kalau begitu, ayo ikut simbok!" seru Mbok Tinah seraya melangkahkan kakinya menuju ke belakang rumah.

"I..iya mbok!" ucap Zulaikha yang mengikuti mbok Tinah tanpa menoleh ke arah Melisa dan Danar sedikit pun.

Dan Danar juga tak menoleh ke arah Zulaikha. Dia sibuk mencumbui istri pertamanya.

"Ke kamar yuk, yang?" pinta Danar seraya menciumi pipi dan leher istrinya dengan mesra.

"Kamu kangen ya?" bisik Melisa yang menangkupkan kedua tangannya di kedua pipi istrinya.

"Tentu saja" balas bisik mesra Danar seraya mengecup bibir istrinya.

"Kalau begitu ayo kita ke kamar!" ucap Melisa yang bangkit dari duduknya, dan begitu juga dengan Danar yang bangun dari duduknya.

Mereka melangkahkan kaki menuju ke kamar mereka dengan saling merangkul satu sama lainnya.

Sementara itu Mbok Tinah yang mengantarkan Zulaikha, sudah sampai di depan kamar yang nampak sudah lama kosong.

"Ika, kamu tidur disini saja ya!" seru Mbok Tinah yang kemudian membukakan pintu kamar yang letaknya paling pojok, sedangkan disebelahnya adalah gudang dan di sampingnya merupakan kamar mbok Tinah.

"Klek...klek....Ceklek...!"

Mbok Tinah membukakan pintu kamar tersebut, dan Zulaikha melihat banyak debu dan jaring laba-laba di kamar tersebut.

"Masuklah, sekarang kamar ini adalah tempat kamu tidur, ohiya sebentar aku ambilkan sapu dan kemoceng!" seru Mbok Tinah yang bergegas mengambilkan alat kebersihan yang dibutuhkan Zulaikha.

Zulaikha menebarkan pandangannya pada tiap sudut kamar itu dan kemudian meletakkan tas ransel yang berisi pakaian dan barang-barang miliknya.

Tak berapa lama mbok Tinah datang dengan membawa peralatan kebersihannya.

"Ini peralatan yang kamu butuhkan dan ma'af ya mbok tidak bisa bantu. Mbok mau masak, karena tuan ada di rumah saat ini." ucap mbok Tinah setelah memberikan peralatan kebersihan pada Zulaikha.

"I..ya mbok, makasih dan Ma'af jika merepotkan" ucap Zulaikha dengan ramah.

"Ah, biasa saja ya. Anggap seperti rumah sendiri." ucap mbok Tinah seraya mengulas senyumnya.

"Baik mbok" balas Zulaikha, dan mbok Tinah melangkahkan kaki meninggalkan Zulaikha.

Dan Zulaikha mulai membersihkan kamar yang serba berdebu dan banyak sarang laba-labanya itu.

Selesai membersihkan kamar tersebut, Zulaikha mengepel kamar itu.

Peluh keringat sebesar biji jagung keluar dari dahi Zulaikha dan berkali-kali dia menyekanya.

Sembari menunggu lantai kamarnya kering, Zulaikha menyempatkan diri untuk mandi dan mengganti pakaiannya.

Kemudian istri kedua Danar itu menunaikan sholat Dhuhur, karena jam dinding sudah menunjukkan jam dua belas siang.

Setelah selesai sholat Dhuhur Zulaikha melangkahkan kakinya menuju ke dapur untuk menemui mbok Tinah.

"Mbok, Ika mau tanya boleh?" tanya Zulaikha pada saat masuk ke dapur.

"Iya, tanya apa?" tanya Mbok Tinah sembari mencicipi masakannya.

"Untuk tidur Ika, Ika pakai alas apa?" tanya Zulaikha yang sedikit tak enak hati.

"Untuk sekarang ini pakai tikar dulu ya" jawab mbok Tinah seraya menatap Zulaikha.

"I..iya tidak apa-apa mbok" ucap Zulaikha sembari mengulas senyumnya.

Kemudian mbok tinah melangkahkan kakinya menuju ke kamarnya yang tak jauh dari dapur.

Sedangkan Zulaikha mematikan sayur yang sudah matang dan memindahkannya dalam wadah sayur.

Tak berapa lama mbok Tinah datang dengan membawa tikar yang dia bawa dari kamarnya.

"Nah sekarang kami pakai tikar dulu ya! nanti kalau majikan kita sedang berbaik hati, pasti akan membelikan kasur buat kamu!" ucap Mbok Tinah seraya menyerahkan tikar itu pada Zulaikha.

Zulaikha menerimanya dan kemudian melangkahkan kakinya

"Baik mbok dan terima kasih, Ika kembali ke kamar terlebih dulu ya!" ucap Zulaikha seraya tersenyum.

"Iya dan nanti kembali ke mari ya!" seru mbok Tinah yang kembali dengan rutinitasnya.

Setelah meletakkan tikar ke dalam kamar yang sekarang dia tinggali, Zulaikha kembali ke dapur dan membantu mbok Tinah menyiapkan makan siang mereka.

"Ika, bawa makanan-makanan ini ke meja makan ya!" seru mbok Tinah yang menunjukkan sayur dan lauk pauk yang ada diatas meja dapur dan sudah di wadahi sesuai tempatnya itu.

"Ba..baik mbok!" balas Zulaikha yang kemudian membawa satu persatu makanan yang dimasak oleh mbok Tinah itu.

Sementara itu Danar dan Melisa yang melangkahkan kaki ke kamar mereka, dan mereka sudah sampai di kamar mereka dengan saling merangkul satu sama lainnya.

Setelah sampai di depan pintu, Danar membuka pintu dan mereka masuk ke kamar, kemudian Danar mengunci pintu kamarnya.

"Sayang kenapa kamu perginya lama sekali sih?" tanya Melisa seraya melingkarkan tangannya dileher suaminya dengan saling berhadapan.

"Teman aku itu ternyata ikut istrinya yang letak rumahnya lebih jauh dari tempat tinggalnya yang dulu!' jawab Danar yang berbohong.

"Ohw, begitu ya!" ucap Melisa yang percaya begitu saja dengan ucapan suaminya, dan saat ini dia dalam posisi memeluk suaminya dengan erat.

Danar membalas pelukan isterinya sambil mencium kepala bagian atas istrinya itu dengan mesranya.

...~¥~...

...Mohon dukungan para Readers untuk like//favorite/rate 5/gift maupun votenya untuk novel GADIS JAMINAN HUTANG...

...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....

...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....

...Terima kasih...

...BERSAMBUNG...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!