"Di jodohkan? Memangnya masih ada jaman perjodohan? Ini sudah modern Daddy, mana ada hal seperti itu!"
Pertanyaan Queen di jawab oleh anggukan kepala sang Ayah. "Ada, karena Daddy tahu jodoh yang Daddy pilihkan untuk mu jodoh yang terbaik." Tegasnya.
"Queen nggak habis pikir, Daddy punya pikiran sekolot itu!"
Queen terperanjat mengetahui kenyataan bahwa Raka Rain telah memilihkan jodoh di usianya yang masih terbilang sangat muda.
"Dhyrga laki-laki yang baik, Dhyrga sangat tampan, Dhyrga satu keyakinan dengan kita, Dhyrga Miller juga laki-laki dari keluarga yang berkelas." Jelas Raka promosi.
Queen mencuatkan wajahnya. "Atas dasar apa Dhyrga menyukai Queen?" Tanyanya.
"Daddy dengar. Mammi bilang, barang siapa yang mencintai Queen tanpa embel-embel kepopuleran, kecantikan apa lagi kekayaan, dia lah pria yang tulus. Sudah jelas Dhyrga menyukai Queen karena semua itu, Queen populer, cantik, dan kaya raya." Jelasnya
...🎀🎀🎀...
...Halo semuanya..... Menepi dari cerita perpelakoran..... CEO dingin atau pun Mafia kejam..... Ini cerita budak cinta level gila........
...Ini cerita Ke empat ku Pasha Ayu. Penulis Amatir yang maksa banget terkenal walau enggak terkenal-terkenal, tapi serius deh, cerita ini cerita hiburan yang mengesankan, maka jangan lupa klik tombol favorit dan like nya....
...📢 Buat yang suka kasih bintang buruk, please stop yaaa, aku menulis penuh usaha, harus riset, harus begadang dan lainnya, please setidaknya hargailah penulis, kalian kan nggak beli koin buat baca, bahkan bunga yg gratis ajah enggak, tapi masih byk yg ngarep lebih dari cerita ku ini......
...Sorry, tapi mohon di bijaksanai saat memberikan bintang, just mengingatkan, perbuatan menyakitkan kalian terhadap para penulis, juga akan mendapatkan balasan di masa depan loh......
...Sekarang aku beritahu dulu tokoh- tokoh nya dan ini akan membantu kalian yang belum pernah membaca Second Wife supaya lebih paham lagi....
...Di atas ini adalah visual, Raka Rain yang di juluki sebagai crazy rich CEO dan Krystal istri geniusnya. Setelah konflik pelik dalam rumah tangga mereka pada akhirnya mereka bersatu dan di karuniai dua orang anak rupawan....
...Queen Kirana Rain, putri pertama Raka Rain, berusia 17 tahun saat ini dan ini juga yang menjadi visual Murni gadis cupu berusia sama yang wajahnya mirip dengan Queen. Mereka identik....
...Bedanya, bola mata mereka yang berbeda warna, Queen memiliki iris biru karena di lahir kan mirip dengan Raka yang bule blasteran Indonesia-London sedang Murni coklat kehitaman karena asli warga Indonesia....
...Kulitnya pun Murni beberapa tingkat lebih gelap dari pada kulit Queen....
...Visual Raja Kryska Rain, anak ke dua Raka dan Krystal yang masih berusia 11 tahun, setelah di karuniai perempuan cantik, Raka memiliki penerus tahta kerajaan properti dan perusahaan elektronik tersohornya yaitu Raja....
...Raja genius, dingin, tidak banyak bergaul tapi berwawasan luas....
...Dhyrga Miller, laki-laki matang, mapan nan tampan berusia 28 tahun yang melamar Queen dari usia Queen masih 16 tahun. Keturunan Indonesia London sama seperti Raka Rain. Pria ini menetap di London Inggris. Kenapa, separuh doang visualnya Pasha?? Biar kalian halusinasi sendiri, karena Dhyrga Miller terlalu perfect bagiku....
...Ji Min Joon, pemuda tampan asli Korea Selatan, Ji Min Joon ini adik angkat Queen, bagi yang ingin tahu kisah kenapa Queen dan Ji Min Joon kakak beradik silahkan baca Second Wife terlebih dahulu. Karena cerita induk dari novel ini rekomen bgt untuk kalian baca....
...Visual Lee Jee Yeon berusia 20 tahun, pacar pertama Queen yang menjadi idol di Korea. Mereka sering bertemu karena Queen juga sering bolak-balik ke Korea untuk menemui adik angkatnya....
...Di wajibkan komentar Mampir saat ketuk buku ini biar enggak linglung di tengah cerita. Dukungan komentar sangat berarti bagi kami penulis....
Raka menggeleng. "Dhyrga juga punya semua itu, kekayaan, kepopuleran, jadi untuk apa mencari gadis yang populer dan kaya seperti mu jika tidak di dasari ketulusan? Dhyrga sudah lama menyukai mu Queen." Terangnya.
"Queen tidak percaya!" Sanggah Queen.
Raka menghela napas dalam, berusaha mengunjal kesabaran sebanyak-banyaknya, Queen memang sedikit lebih arogan. Setidaknya dia maklum karena itu berarti menuruni sifatnya.
"Begini saja. Besok malam kamu buktikan sendiri, temui Dhyrga Miller di restoran yang sudah Daddy pesan, jangan coba-coba menggagalkan perjodohan ini, karena Dhyrga sudah yang terbaik." Putus Raka sebelum kemudian ia pergi meninggalkan tempat itu.
Queen termangu memandang punggung bidang ayahnya. Di jodohkan bukanlah hal yang dia inginkan.
Queen gadis metropolitan bahkan sudah hidup di era yang lebih maju dari itu. Di Korea sana, Queen telah memiliki kekasih yang sangat tampan lagi terkenal.
Lee Jee Yeon, adalah kekasihnya yang masih sama-sama bergelut di dunia hiburan. Jee Yeon menyukai Queen semenjak pertemuan pertama mereka saat syuting film dan pemotretan brand ambassador bersama.
Hubungan sembunyi-sembunyi itu berlangsung selama dua tahun terakhir dan rencananya akan setia sampai ajal menjemput mereka.
Lalu apa ini? Dhyrga Miller? 28 tahun? Sebelas tahun selisih usia mereka. Bagaimana bisa nyambung nantinya?
Ayah dan ibunya saja hanya selisih dua tahun, itulah makanya rumah tangga mereka romantis, setidaknya begitulah kira-kira pemikiran Queen.
...❇️❇️❇️❇️❇️...
^^^Malam berikutnya.^^^
Gadis terkenal itu sengaja menutup separuh wajah demi menjaga kenyamanan hidupnya, sebab, jika ada orang yang tahu siapa dirinya, sudah bisa di pastikan ia takkan pernah mampu untuk melangkah walau hanya satu derap.
Queen publik figur bukan hanya di Indonesia tapi sudah go internasional jua, semua orang yang melihatnya pasti ingin berfoto ria atau hanya sekedar meminta tanda tangan saja.
Seperti rencana awal, Queen menuruti ayahnya untuk menemui Dhyrga Miller yang di sebut-sebut sebagai pengusaha sukses sekelas ayahnya.
Seharian penuh Queen mencari tahu bagaimana wajah Dhyrga melalui media sosial, dan hanya ada gambar buku, buku, dan buku saja.
Tak ada satupun gambar yang menunjukkan bagaimana wajah Dhyrga Miller. Padahal nama Dhyrga terdapat di list konglomerat tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya, tapi tidak pernah nampak batang hidungnya.
Queen curiga, apa jangan-jangan Dhyrga Miller sangat jelek? Atau kah sangat tua? Ataukah mungkin Casanova yang hanya pandai bercelap celup ria? Queen penasaran sekali dengan wujud Dhyrga.
Queen melangkah menuju ruang khusus yang sudah di pesan ayahnya, Queen cantik dengan balutan gaun putih pendek, sepatu hak tinggi berwarna senada.
Rikma yang tercepol begitu indah, ada poni yang lucu menjuntai di kedua pipi tembam nya.
Queen berhenti langkah tiba-tiba tatkala tak sengaja netra indahnya menangkap sosok pria berpakaian rapi tengah duduk dengan satu cangkir teh di ujung tempat.
Mata indah milik Queen terbelalak melihat wajah pria tua yang tidak seharusnya berada di dalam sana.
"Apakah dia Dhyrga?"
Queen mengurungkan langkah kakinya, dia tenggelam di balik penyekat ruangan lantas spontan menarik satu pelayan yang kebetulan lewat. "Mbak." Saking gusarnya Queen sampai lupa membuka penutup wajahnya.
"Queen, ..." Sang pelayan membelalak, ia tersentak kaget mendapati artis terkenal memanggilnya. "B-boleh kah aku minta tanda, ..."
Queen menggeleng dengan kening yang mengerut. "Please jangan dulu minta tanda tangan, tolong beritahu aku, apakah yang duduk di dalam itu Dhyrga Miller?"
Pelayan itu bernama Shima, kebetulan dia yang mengatur saat pemesanan ruangan tersebut. "I-iya, tempat VVIP itu di pesan atas nama Tuan Raka dan Tuan Dhyrga." Katanya.
"Jadi yang duduk di sana itu Dhyrga?" Queen menunjuk kecil lelaki yang masih setia duduk bergeming di dalam sana.
Shima mengangguk meski bulatan matanya hanya fokus pada Queen saja. "Iya, barusan saya ketemu, dan dia sangat, ..."
"Jelek dan tua!" Queen berlari setelah menyeletuk kan kata itu lantang.
"Bukan Queen. Tapi sangat ganteng dan seksi. Kok jelek sih?" Demi memastikan rasa penasarannya. Sekali lagi Shima menilik ke dalam ruangan VVIP milik Dhyrga, dan benar adanya, rupanya bukan Dhyrga Miller yang duduk di atas kursi sana, tetapi ajudannya.
"Sepertinya Queen salah paham." Lirih Shima dengan embusan napas pelan. "Astaga, aku jadi lupa minta tanda tangan kan!" Gadis pelayan itu merutuki kebodohannya sendiri.
... ❇️❇️❇️❇️❇️...
Beberapa saat kemudian, lelaki tampan yang keluar dari kamar mandi itu melangkah gontai menuju sebuah kursi.
Ia duduk sembari mengangkat sebelah tangan, berusaha menilik jarum kecil di balik kaca arloji miliknya.
Sudah sekitar satu jam Dhyrga menunggu sang pujaan hati yang tiada kunjung menyinggahi.
Adalah Dhyrga Miller, nama dari pria berparas tampan nan rupawan ini.
"Tuan sakit perut?" Lelaki paruh baya itu ajudan sang presiden direktur. Sebut saja Bahar meski kepanjangannya Baharudin.
"Entah lah, aku gugup." Sanggah Dhyrga.
Jujur, ini pertemuan yang paling Dhyrga nanti-nanti, tapi entah kenapa mules adalah kebiasaan yang sering Dhyrga alami saat nervous.
"Kenapa belum juga datang Tuan?"
"Aku tidak tahu, mungkin macet. Jadi sabar saja." Dhyrga mencoba menghalau rasa curiganya. Tapi jika sampai tidak datang, itu berarti Queen telah resmi menolak.
Berapa puluh kopi saja yang sudah ia pesan hanya untuk memperpanjang waktu sewa ruangan VVIP ini.
Rasa lapar hilang seketika, Dhyrga terkatung menunggu ketidak hadiran sang tercinta.
Setelah dua jam, akhirnya ponsel miliknya kembali berdering, Dhyrga memindai layar dan panggilan dari nomor bertuliskan Tuan Camer tertampil di sana.
Tak lama berpikir, Dhyrga menggeser tombol terima, lalu menempelkan gawai tipisnya pada telinga. "Halo Om." Sapa nya.
📞 "Dhyrga, kamu masih di restoran?" Suara yang terdengar cemas membuat lelaki tampan ini mengerutkan keningnya.
"Tentu saja, Dhyrga masih menunggu Queen. Apa Queen macet atau ada halangan? Kenapa lama sekali datangnya Om?" Tanyanya khawatir.
📞 "Maaf Dhyrga, anak buah Om bilang, Queen lari dari pengawasan. Maaf kan Om, dia mengecewakan mu."
"Queen lari?" Dhyrga berdiri tegak mendengar kabar dari calon mertuanya, sungguh Dhyrga cemas di buatnya. "Maksud Om, dia tidak mau bertemu dengan ku?"
📞 "Entah lah, Om juga belum tahu, anak buah Om sedang mencarinya. Jadi lebih baik, kamu pulang saja dulu, akan Om atur lagi pertemuan kalian lain nanti."
Dhyrga mengangguk pelan. "Baiklah. Terima kasih informasinya Om, semoga Queen tidak kenapa-kenapa, dan semoga Queen cepat di ketemukan." Ucapnya lirih.
Sang ajudan tahu, Dhyrga sangat kecewa, tapi mau bagaimana lagi? Mungkin ini resikonya mencintai anak kecil. Queen bahkan masih 17 tahun.
📞 "Terima kasih atas pengertiannya Dhyrga. Om minta maaf sekali lagi."
"Tidak apa Om."
Queen berlari dengan menyingsing gaun lucunya, sepatu heels sudah ia buang entah kemana.
Keringat berbulir-bulir berjatuhan tanpa lelahnya. Surai panjang nan lurus terburai acak-acakan, ikat cepol nya terlepas tak tahu arah.
Lelah berlari, Queen berhenti membungkuk, ia duduk mengatur napas di bangku taman. Suasana yang mencekam tak membuatnya ketakutan. Asal bisa lari dari kejaran anak buah ayahnya, Queen rela.
Deru napas masih dia atur sebaik mungkin, jangan sampai lolos dari kerongkongan. Ia masih memiliki masa depan cerah bersama Lee Jee Yeon.
"Aku istirahat di sini saja!" Queen melepas masker agar mudah mengeluarkan embusan napas kacaunya.
"Jee Yeon, aku butuh kamu, tapi di saat begini kamu bahkan nggak pernah tahu bagaimana kondisi aku, pacar macam apa kamu!" Queen merutuk. Sifat arogan ayahnya seolah tiada sisa yang menurun padanya.
"Woy, cupu!"
Di tengah keheningan malam, teriakan pekak terdengar membuat Queen menoleh luwes, netra biru miliknya memindai segerombolan anak gadis berseragam sekolah seperti berlari mengejar satu gadis teraniaya. Jelas, gadis malang itu korban bullying,
"Cupu! Sini Lo!" Gadis malang itu sudah terlalu lelah mungkin sampai tak mampu berlari lebih kencang lagi.
Di saat keadaan seperti ini. Jiwa penolong yang Krystal miliki berdesir. Queen bangkit dari duduk untuk memberi pelajaran pada si penindas.
Hanya melawan gadis yang beraninya keroyokan saja, Queen sanggup. Krystal mengajarinya bela diri. Enteng kalau berurusan dengan gadis bodoh tukang bully.
"Nona muda!" Belum apa-apa suara panggilan dari beberapa bodyguard suruhan ayahnya menyeru. Queen menoleh melotot.
"Ya Tuhan, tuh bapak-bapak ngapain juga dateng ke sini di waktu yang salah?"
Queen tak kurang akal, ia menarik tangan mulus gadis malang seumuran dirinya itu untuk mengikuti langkah larinya berarah.
Sang gadis malang tersenyum manis, seperti menyiratkan sebuah kata syukur yang tiba-tiba muncul karena pertolongannya.
"Siapa pun Lo, kita lari sama-sama saja. Sebenernya Gue bisa ajah ngalahin tuh cewek-cewek sialan, tapi, berhubung ada orang-orang Daddy Gue, jadi lebih baik kita lari saja!" Ucap Queen tersenggal-senggal.
"Iya, terima kasih Nona. Aku Murni." Kata gadis itu menyahut dengan gemuruh napas yang bertampiaran.
"Queen."
"Queen? Queen artis terkenal itu?" Sempat- sempatnya Murni mengamati setiap wajah cantik lawan larinya.
"Hayys. Aku lelah dengan keterkenalan ku." Sombong Queen.
"Aku sangat mengagumi mu Queen."
"Benarkah?" Dia menoleh pada gadis lusuh yang berlari di sisinya.
"Iya, ibu bilang wajah mu mirip dengan ku."
Queen tertawa renyah bahkan sampai terpingkal-pingkal saking lucunya banyolan gadis itu.
Mirip? Yang benar saja! Gadis lusuh dengan kacamata tebal dan rambut kepang dua tidak modis sepertinya dia bilang mirip? Dari Hongkong letak keker teropongnya?
Seperti perkenalan yang normal pada umumnya. Mereka tak peduli seruan gadis nakal dan para bodyguard suruhan Raka berlari mengejar di belakangnya.
Queen menyetop taksi, mengajak Murni masuk dan pergi menjauh dari semua orang yang mengejar keduanya.
Umpat serapah semua orang telah melayang di udara, tak peduli tentang hal itu, Queen menyelamatkan diri bersama dengan Murni.
...❇️❇️❇️❇️❇️...
Di kamar hotel,
^^^Beberapa waktu kemudian.^^^
"Aaaaaa...." Teriakan yang terdengar pekak di telinga berasal dari mulut cempreng kedua gadis cantik itu.
Queen terperanjat mengetahui kenyataan bahwa Murni benar-benar mirip dengan dirinya setelah dia dandani sesuai dengan dandanan kebiasaannya.
Bukan terkejut. Murni justru berteriak karena Queen berteriak, ia ikut-ikutan saja akhirnya, dari pada sendirian mendengar suara cempreng Queen lebih baik sama-sama pekak.
"Kenapa kita bisa mirip padahal bukan saudara kembar?" Sergah Queen menggeleng tidak menerima. Apa iya, artis terkenal sekelas Queen Kirana Rain berwajah mirip dengan gadis korban bullying?
"Aku juga tidak tahu, kenapa tanya aku Queen?" Sanggah Murni ketus.
"Bapak Lo plagiat karya Daddy Gue!" Kaki Queen berdecak kesal. "Ngeselin banget! Bapak Lo nggak kreatif!" Tambahnya.
Murni mengernyit. "Gimana caranya plagiat? Mereka ajah bikin kita di tempat yang berbeda Queen, Mammi Daddy kamu pasti di ranjang empuk dengan suasana romantis ala honey moon dan mungkin di luar negeri kan, nah Mak Bapak ku mah pasti cuma di semak belukar, kalo enggak di kebon pak Mamat ya di sawah Mang Nurdin, alas nya cuma pake tiker yang beli di pasar malem."
"Jiaaaaaahhh, ngenes amat." Queen tergelak renyah mendengar cerita Murni.
"Kita mirip tapi beda nasib Queen. Aku sahaya kamu sultan." Cetus Murni kembali.
Keduanya terdiam, tapi kakinya mondar- mandir, Murni ke kanan dan Queen ke kiri, mereka melangkah saling berpapasan untuk beberapa kali.
Pikir pun mulai meliar, Queen menyipit mata menatap serius wajah kembarannya. "Sini deh." Ajaknya.
Murni menurut mendekat setelah mendapat kode jemari dari queen. "Apa?" Keduanya sudah hampir tak berjarak.
"Kamu percaya? Nggak ada yang kebetulan di dunia ini kan? Kenapa kita di lahirkan dengan wajah yang sama terus tiba- tiba di pertemukan!" Kata Queen beropini. Padahal, ada siasat yang sedang ia atur.
"Menurut mu apa?"
"Kita, di ciptakan untuk saling melengkapi."
"Nggak paham aku." Polos Murni.
Queen memutar bola matanya, sepertinya gadis cupu ini cukup lamban laju otaknya. "Gimana kalo kita tukeran tempat? Tukeran identitas?"
"Hah?" Murni terkesiap dengan mata yang mendelik penuh. "Tukeran identitas katamu?"
"Murni!" Queen menggeleng dengan bibir menghiba. Mungkin dengan bertukar identitas mereka akan menemukan cara terbaik bagi masalah-masalah yang keduanya hadapi.
"Yang bener ajah kamu Queen! Enggak, aku enggak mau. Aku enggak bakalan tahan berada di posisi mu yang serba sempurna, melawan bad girl rencek ajah aku takut gimana melawan netizen mu. Ogah!"
"Itu dia, keuntungan Lo, nanti urusan bad girl rencek itu, biar Gue yang bales!" Sergah Queen. "Setelah kehidupan Lo aman dari mereka, kita bisa tukeran lagi kan?" Bujuknya.
"Serius kamu Queen? Kamu bisa ngelawan mereka yang sebanyak itu?"
"Ya lah, kecil!" Queen menunjukkan ujung kukunya.
"Jadi mulai besok, Lo pulang ke rumah Daddy Gue, dan Gue pulang ke rumah Lo."
"Kamu nggak apa-apa jadi aku Queen? Kehidupan ku sangat menyedihkan, aku cuma anak pembantu, dan aku tinggal di rumah majikan Ibu." Ujar Murni.
"Benarkah?"
Murni mengangguk. "Iya, malah besok, aku di utus jadi asisten pribadi Tuan muda di Penthouse nya."
"Tuan muda?"
"Hu'uh. Tuan muda Gaga yang baru pulang dari London, Ibu bilang dia baru bisa menetap di Indonesia mulai tahun ini, dengar dengar sih, dia mau di nikahkan dengan putri bangsawan." Jelas Murni yang berhasil membuat Queen memutar bola matanya.
"Orang kaya selalu nyari putri bangsawan."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!