Pagi yang cerah, Qiara yang pagi itu bertugas untuk mengecek ketersediaan bahan-bahan makanan untuk restoran di hotel tempat kerjanya bergegas bangun dan bersiap untuk berangkat kerja. Walaupun Qiara anak yatim piatu dan dibesarkan di panti asuhan, namun Qiara sangat beruntung karena mendapatkan beasiswa untuk kuliah di manajemen perhotelan di tempatnya bekerja sekarang.
Biasanya Qiara kerja dari jam 7 pagi sampai jam 13 siang. Setelah itu dia berangkat kuliah, dia mengambil kelas ekstensi, agar bisa kerja juga. Dia di Jakarta ini hanya hidup sebatang kara, jadi harus berjuang setiap hari untuk hidupnya terus berlanjut tanpa ingin menyusahkan siapapun.
Karena tidak hati-hati, tanpa sengaja Qiara menabrak seseorang yang tampaknya sedang buru-buru. Semua sayuran yang Qiara bawa berhamburan di lantai. Dengan tergopoh-gopoh Qiara memunguti sayuran itu dan dibantu pria yang dia tabrak tadi.
"Maaf, tadi saya tidak sengaja," Qiara menundukkan kepalanya berkali-kali dan memohon maaf atas keteledoran yang dia lakukan
"Maafkan saya juga, saya yang jalan tidak lihat-lihat, mari saya bantu membereskan ini semua," saat dia mengatakan itu, replek wajahnya di angkat dan melihat wajah Qiara. Kevin begitu terpesona melihat keanggunan wajah Qiara yang mempesona.
Qiara tersenyum melihat mata Kevin yang tidak mau berkedip saat melihatnya. Sampai Qiara beranjak dan pergi dari sana. Kevin masih terdiam disana, seperti orang begok saja. Sampai akhirnya Kevin disadarkan oleh asistennya yang memang dari tadi berdiri di belakang punggungnya.
" Pak, pak Kevin.. hello.. Pak.. itu orangnya sudah pergi jauh!" karena tidak di gubris juga, akhirnya Arjun memberanikan diri untuk menggoncang bahu Kevin agar tersadar dari pesona wanita yang di tabrak oleh big boss nya tadi.
Kevin sangat gugup, saat bahunya di goncang oleh Arjun. " Maafkan!" dia mengedarkan pandangannya ke semua penjuru, namun tak di dapatkan wanita tadi. Dia tadi hanya sempat membaca name tag didata gadis itu " Qiara Anggraini " nama yang sangat cantik, secantik orangnya. Tanpa sadar dia menyebut nama gadis yang dia tabrak tadi.
" Arjun, tolong carikan info tentang gadis tadi, sebelum makan siang, laporan nya harus sudah ada di mejaku!" Kevin Atmajaya adalah CEO di perusahaan Atmajaya Group yang bergerak di bidang restoran dan hotel. Banyak cabang yang dimiliki Group tersebut di seluruh Indonesia.
" Siap boss!" lalu Arjun segera meninggalkan boss nya tersebut dan segera ke ruang personalia hotel itu. Mencari tahu informasi yang di minta oleh sang big boss tampannya.
Kevin adalah anak tunggal dan karena sang ayah yang sudah tua, memilih untuk pensiun dan menyerahkan semua manajemen perusahaan dan groups ke tangan Kevin .
Oleh karena itu, diusianya yang tergolong masih muda, Kevin sudah sangat mapan dan juga sukses. Setiap Minggu wajahnya selalu wara-wiri di telivisi. Saluran bisnis. Setiap hari wajahnya selalu mewarnai halaman koran ibu kota dengan skandal maupun berita tentang percintaan dirinya dengan beberapa artis terkenal dan para model cantik dan seksi.
Walaupun sebenarnya itu adalah ulah para artis yang ingin panjat sosial melalui dirinya. Tapi Kevin tidak pernah ambil pusing semua itu selama hidupnya tidak terganggu secara privasi itu gak masalah sama sekali.
Pagi ini Kevin datang ke hotel itu dalam rangka untuk melakukan tanda tangan MoU atas kesepakatan bisnis dengan hotel tersebut, yang akan bekerja sama dalam pembangunan resort di Bali. Keluarga Pratama adalah rekan bisnis keluarga Atmajaya Group.
Setelah kesepakatan bisnis berhasil ditanda tangani. Kevin dan juga Susan mengakhiri dengan makan siang. Susan adalah keponakan dari Pak Andi Pratama, sang owner dari hotel tersebut. Andi Pratama tidak memiliki seorang anak, makanya Susan dipercaya sebagai Manager disana.
" Mas Kevin, saya senang sekali akhirnya kita bisa makan siang bersama!" Susan tampak berbinar sekali. Karena sudah sangat lama dirinya mengidolakan Kevin, baru kali ini berkesempatan bersua dengannya dan makan siang bersama lagi. Sungguh sangat menyenangkan sekali.
Saat Kevin ijin ke kamar mandi, tanpa sengaja Kevin melihat Qiara yang sekarang sudah berganti pakaian dan bersiap untuk berangkat kuliah. Qiara yang merasa ada seseorang memperhatikan dirinya. Akhirnya menoleh juga, melihat siapa orang itu. Saat Qiara melihat bahwa itu adalah pria yang tadi pagi menabraknya dia pun mengangguk kan kepalanya sebagai tanda hormat pada Kevin.
Kevin tadinya mau mendekati Qiara, tapi Susan malah menyusul dia, dan memanggil namanya.
" Kevin apa sudah selesai?" dia mengalungkan tangannya ke tangan Kevin dan bergelayut manja di sana. Qiara yang melihat hal itu segera berangkat ke kampusnya.
"Sudah punya pacar toh?" dia pun mempercepat langkahnya agar tidak terlambat ke kampus. Ada sedikit rasa kecewa saat tahu pria yang di tabraknya itu ternyata sudah punya kekasih.
"Ih... apaan sih.. kenapa juga hatiku rasanya pilu, dia bukan siapa-siapa, bukan urusan ku kalau dia sudah punya kekasih atau gak!" Qiara bergumam sendiri di bus yang dia tumpangi, orang disebelah nya merasa heran mendengar Qiara bicara sendiri.
"Cantik-cantik gak waras, kasihan sekali!" ucap ibu-ibu paruh baya yang duduk disampingnya. Qiara hanya bisa tersenyum simpul pada ibu itu dan akhirnya memilih untuk melihat jalanan saja.
Saat di jalan lampu merah, tanpa sengaja dia melihat Kevin di samping bus yang dia tumpangi.
"Sendirian, dia gak bersama perempuan tadi," ujar Qiara pelan, takut ibu tadi mendengar ucapannya, nanti dikira orang gila lagi sama dia. Qiarapun bergidik kalau ingat itu.
Tanpa sengaja mata Qiara dan Kevin bertemu, hanya beberapa detik saja. Karena lampu merah akhirnya berganti lampu hijau.
"Arjun, ikuti bus di depan! " perintah Kevin pada Arjun. Arjun merasa heran, kenapa dia harus mengikuti bus itu. Tapi untuk bertanya dia juga merasa sungkan. Jadi dia hanya mengangguk saja dan menuruti perintah sang boss besar.
"Pelan-pelan nanti kehilangan jejak gadis itu!" perintah Kevin. Sambil mengikuti gadis itu, Kevin membaca laporan yang tadi diserahkan oleh Arjun mengenai Gadis itu.
"Dia seorang yatim piatu? kasihan sekali, masih muda tapi harus berjuang sendirian dengan kerasnya hidup ini," tanpa sadar Kevin bergumam.
"Selain kerja di hotel itu, Qiara juga kuliah di kampus ternama tuan!" Arjun menyebutkan nama kampus bergengsi di ibu kota.
Kevin semakin kagum saja dengan gadis bernama Qiara tersebut. Saat mobilnya berhenti, dia melihat Qiara turun dari bus dan berlari menuju kampus. Wajahnya tampak bahagia. Walaupun dalam kesederhanaan dan kekurangan.
Qiara selalu nampak bahagia. Aura positif selalu terpancar dari wajahnya yang cantik alami tanpa polesan berlebihan seperti layaknya gadis-gadis kaya. Kecantikan Qiara yang hakiki terletak pada kesederhanaan yang di milikinya.
"Dia sungguh wanita yang tangguh sekali!" Qiara yang berdandan sederhana, sungguh terlihat amat cantik dalam penampilannya, Kevin benar-benar telah terpesona dengan gadis itu.
"Tunggu aku disini!" titah Kevin pada Arjun.
"Baiklah, tapi jangan lama-lama, karena orang tuamu sudah menunggu di hotel kita," pesan Arjun.
"Iya, bawel!" Kevin keluar dan mencari keberadaan Qiara, saat dia melihat gadis itu Kevin segera mempercepat langkahnya.
"Assalamualaikum, Apa kabar cantik?" sapa Kevin lembut, Qiara yang terkejut mendapati pria yang tadi pagi menabraknya itu hanya bisa mengaguk dan segera pergi dari hadapan Kevin.
Kevin sungguh penasaran sekali, ternyata di dunia ini masih ada gadis yang menolak pesonanya begitu saja. Padahal di luar sana antrian gadis-gadis yang ingin menjadi kekasihnya sangatlah panjang. Hingga Kevin kebingungan memilihnya.
"Ada apa dengan dia? Kenapa berlari melihatku?" Kevin heran sekali. Di saat semua wanita ingin dekat dengannya, Qiara malah berlari ketakutan dia sapa. "Aneh sekali!" dia segera pergi dari sana, takut ada yang menyadari keberadaannya, bisa runyam nanti.
Benar saja apa yang ditakuti oleh Kevin. Belum lima langkah dia meninggalkan kampus Qiara, para wanita sudah berkerumun di sampingnya. Qiara yang melihat dari kejauhan hanya geleng-geleng saja. Kevin sebisa mungkin menghindari mereka dengan menyusup diantara para gadis yang heboh itu. Akhirnya bisa lolos dengan pertolongan sang asisten. Sudah biasa bagi Arjun untuk mengatasi hal demikian , mengamankan sang boss dari para gadis yang nge fans pada boss tampan nya itu.
"Artis toh?" ujarnya lalu masuk ke ruangan kuliah.
"Kamu kenal Kevin Atmajaya?" tiba-tiba Intan sahabatnya sudah duduk di sampingnya.
"Gak, kenapa memangnya? Kamu kenal dia?" Qiara malah balik nanya. Intan menjitak kepala Qiara karena gemes dengan kepolosan sahabatnya yang cantik itu.
"Di tanya malah nanya balik, dasar! Kebiasaan sekali!" sungut Intan yang di balas cengengesan oleh Qiara.
"Aku gak kenal dia, hanya saja, tadi pagi, gak sengaja ketabrak waktu gue kerja di hotel, secara kan ya.. gue buru-buru dan dia jalan gak pakai mata," Qiara tersenyum sendiri mengingat kejadian tadi pagi.
"Nah loh. Senyum- senyum sendiri,:awas loh! Nanti kesambet setan!" Intan menepuk bahu Qiara.
"Loe setannya!" Qiara tertawa terbahak-bahak yang di balas Intan juga.
"Setan cantik kan ya?" dia juga tertawa-tawa.
Saat dosen sudah tiba, mereka akhirnya fokus dengan pelajaran hari ini. Qiara dan Intan juga bekerja di tempat yang sama, mereka juga tinggal satu kontrakan. Sama-sama anak yatim piatu jadi mereka disatukan oleh nasib yang tak berpihak padanya.
Setelah selesai kuliah, mereka kembali ke kontrakan. Qiara akan berangkat kerja di pasar swalayan sebagai kasir disana. Dia ambil shif malam sampai jam 10.
Setalah sampai Qiara segera mengambil seragamnya dan mengganti baju di ruang ganti karyawan. Qiara tidak tahu kalau ada dua pasang mata yang memperhatikan dia sejak datang ke sana. Dia adalah Kevin.
"Dia juga kerja disini?" tanya Kevin pada Arjun.
"Betul tuan, dia bekerja dari jam 19.30 sampai jam 22.00 sebagai kasir di bagian restoran!"
"Kenapa tidak kamu cantumkan di laporan tadi pagi?" protes Kevin. Arjun hanya nyengir saja mendapat teguran sang boss.
"Maaf tuan, saya juga baru tahu tadi. Barusan saya bertanya pada bagian personalia Mall kita," Kevin mentoyor kepala Arjun karena kesal.
"Ya sudah, ayo kita ke ruangan ku saja!" Kevin akhirnya pergi dari sana. Dia harus menyiapkan strategi dalam rangka mendekati Qiara.
"Pertemuan pertama biasa, pertemuan kedua luar biasa, pertemuan ke tiga namanya jodoh, pertemuan keempat namanya takdir" gumam Kevin. Dalam sehari dia sudah bertemu dengan Qiara sebanyak empat kali. Pertemuan tanpa direncanakan dan tanpa sengaja. Apa namanya kalau bukan takdir?
Kevin memperhatikan Qiara di kamera cctv yang langsung tersambung ke komputer di ruangan miliknya. Semakin di lihat, semakin Kevin merasakan ada desir aneh di hatinya saat memandangi wajah Qiara.
"Apa aku jatuh cinta pada Qiara?" sungguh heran dengan perasaannya sendiri. Padahal baru hari ini bertemu tapi gadis itu telah sukses besar dalam mencuri hatinya, yang sekian lama membeku karena patah hati di tinggalkan oleh Melisa sang mantan kekasih yang mengejar karir ke luar negeri dan bertahun-tahun tidak pernah kembali ke Indonesia, sudah lama Kevin tidak mendengar kabar Melisa.
"Apa ini memang cinta?" Kevin terus menatap gadis itu di layar komputer, saat Qiara tersenyum ramah pada pelanggan, Kevin juga tersenyum. Seakan-akan Qiara tersenyum kepadanya.
Arjun yang melihat tingkah laku sang boss hanya bisa geleng-geleng kepala dan memilih pergi saja, dari pada dia ikut gila juga. Mending kerja. Banyak kerjaan yang terbengkalai gara-gara tugas menggali informasi Qiara tadi pagi.
Setelah jam kerja selesai. Arjun diminta pulang duluan sama Kevin, karena dia ada urusan pribadi. Yaitu ingin mulai mendekati Qiara.
Saat Kevin melihat Qiara di depan gedung, dia membunyikan klakson dan berhenti di samping Qiara. Qiara terkejut karena melihat pria itu lagi.
Kevin ke luar dari mobilnya dan berjalan ke arah Qiara. Qiara tampak memasang wajah waspada, hari telah berganti malam, seorang pria mendekati tentu saja dia sudah berpikir aneh-aneh.
"Apa kabar sayang? Perkenalan nama saya Kevin Atmajaya!" Kevin mengulurkan tangannya untuk bersalaman, namun Qiara hanya mengangguk saja tidak acuh dengan dirinya. Kevin menjadi gemes dibuatnya. Baru kali ini ada gadis yang menolak berkenalan dengannya yang selalu menjadi Casanova di antara sahabat-sahabat kayanya.
"Maaf kita bukan muhrim!" ucapnya singkat dan bersiap pergi dari sana namun Kevin menghalangi jalan Qiara sehingga Qiara mendengus kesal dengan kelakuan Kevin yang gak ada akhlak menurutnya.
" Maaf, saya gak maksud buruk, hanya ingin berkenalan saja, janganlah takut pada saya. Saya bukan orang jahat" Kevin berusaha meyakinkan Qiara agar tidak takut padanya.
"Eh.. kalau penjahat ngaku penjahat, penjara penuh pak!" ketus Qiara. Mendengar ucapan Qiara , Kevin terbahak-bahak. Merasa lucu dengan ucapan Qiara yang tanpa tedeng baling-baling.
"Kamu bisa saja bercanda, masa wajah ganteng kaya gini di bilang penjahat?" Kevin tertawa lagi.
"Justru penjahat yang paling berbahaya adalah orang-orang ganteng seperti bapak ini, bisa mencuri hati para gadis dan menawarkan mereka hingga hilang arah dan jiwa karena patah hati!" ucap Qiara lagi. Kevin sungguh tidak bisa menahan lagi dirinya untuk tertawa.
"Kamu sungguh lucu sekali." Kevin bersandar di mobilnya.
"Nama kamu siapa?" tanya Kevin agak pelan karena melihat Qiara agak jengkel dengannya yang tertawa dari tadi.
"Qiara!" lalu dia langsung pergi meninggalkan Kevin yang masih bengong, Kevin sungguh heran sekali, kenapa Qiara menghindari dia sedari siang tadi. Sebenarnya dia ingin mengejar Qiara, tapi dia takut Qiara jadi Ilfell dengannya, itu bahaya besar baginya.
Dia hanya mengikuti Qiara dari kejauhan, kwatir gadis itu merasa terganggu. Kevin sungguh heran dengan dirinya, dulu saat dia berhubungan dengan Melisa, tingkahnya gak begini.
Melisa yang selalu mencarinya, Kevin hanya menuruti apa yang Melisa inginkan. Arjun biasanya yang menyiapkan segala sesuatunya. dia hanya terima beres saja.
Kevin mengikuti Qiara sampai ke kontrakan gadis itu,memastikan gadis itu sampai dengan selamat. Nanti kalau dia kangen, dia tahu harus kemana mencari gadis itu, kalau sudah tahu alamatnya.
Setelah itu Kevin pergi ke rumah pribadinya. Kevin Memiliki apartemen dekat perusahaan, tapi dia menggunakan apartemennya itu jika memang ada keperluan mendesak di perusahaan. Sekarang posisinya lebih dekat dengan rumah pribadinya, jadi Kevin memutuskan untuk pulang ke sana.
Bi Farah yang menjaga rumahnya tergopoh melihat sang tuan pulang juga, sudah hampir sebulan dia tidak pulang,segera disiapkan air hangat dan baju piama untuk sang tuan.
"Apakah tuan ingin saya siapkan makan malam?" tanya BI Farah di luar pintu kamarnya.
"Tidak usah Bi , Bibi istirahat saja! " Kevin menjawab dari kamar mandi. Dia berendam di bathtub sambil merilekskan semua otot-otot nya, seharian bekerja membuatnya sangat lelah dan letih sekali.
Setelah mandi, Kevin memutuskan untuk tidur agar besok fresh kembali dan bisa mulai usaha untuk mendapatkan Qiara, wanita yang telah berhasil mencuri hatinya sejak pandangan pertama.
Pagi itu Kevin sudah nangkring di depan kontrakan Qiara, niat hati ingin memberikan tumpangan sama dia sebelum berangkat ke hotel tempat dia kerja. Tapi Kevin kurang gercep kayanya karena setelah menunggu satu jam, Qiara tidak nonggol juga. Akhirnya dengan lesu, Kevin langsung berangkat ke tempat Qiara kerja.
Kevin tidak tahu kalau Qiara sudah melarikan diri lewat pintu belakang, dan memanjat tembok agar bisa lepas dari dia. Qiara terkejut saat mau berangkat tadi, membuka jendela rumahnya, terlihat Kevin yang terus menatap ke arah kontrakannya. Qiara sangat heran, kenapa orang itu setiap hari selalu berputar disekitarnya. Apakah dunia sekecil itu?
Dengan hati-hati Qiara keluar lewat pintu belakang dan manjat pohon jambu agar bisa naik ke tembok belakang kontrakan, Untung cuma dua meter saja, jadi dia ga terlalu kesulitan dengan itu.
Qiara terpaksa naik taksi karena dia takut terlambat, gara-gara aksi panjat dinding waktunya jadi banyak terkuras. Tapi dia bersyukur karena dia lepas dari Kevin yang baginya menyebabkan dan sok kegantengan itu.
dreeeeeetttt
dreeeeeetttt
Ponselnya dari tadi bergetar terus, tanda ada panggilan masuk. Saat di angkat, ternyata nomor baru. Qiara sangat malas untuk mengangkat itu, jadi dia cuma menon aktifkan ponselnya dan meminta sopir untuk melajukan kendaraannya. Dia sudah terancam terlambat ke hotel.
Qiara langsung lari ke belakang, langsung ke loker dan mengganti seragam kerja. Saat keluar dari sana, Qiara terkejut saat mendapatkan Kevin sudah ada di depan pintu kamar ganti, menatapnya dengan tajam.
"Kamu tadi keluar lewat mana? Aku tunggu kamu satu jam loh, depan kontrakan kamu, tapi kamu ga nonggol!" Qiara hanya nyengir saja, merasa bersalah pada Kevin yang tampak kesal itu.
"Maaf pak, tadi malam saya gak pulang ke kontrakan, saya nginep di rumah teman!" ucap Qiara asal bunyi aja mencari alasan. Kalau dia bilang dia pergi lewat pintu belakang dan manjat tembok, bisa-bisa besok tidak bisa melakukan aksi itu lagi. Kan bahaya banget tuh, bathinnya.
"Jangan bohong kamu, tadi malam aku sudah memastikan dengan mata dan kepalaku sendiri, bahwa kamu pulang ke kontrakan kamu!" Kevin mencegat Qiara di depan pintu ruang ganti, sehingga Qiara tidak bisa keluar dari sana.
"Bapak mengikuti saya?" Qiara kaget bukan kepalang. Merasa heran sendiri kenapa Manusia satu itu sampai melakukan hal itu, padahal dia sudah punya kekasih, Susan adalah salah satu manager di tempat Qiara kerja. Yang Qiara dengar, Susan itu orang yang tegas dan galak. Memikirkan itu sudah membuat Qiara bergidik sendiri.
"Saya tidak mengikutimu, hanya saja saya kwatir kamu pulang larut malam, saya hanya ingin memastikan bahwa kamu aman sampai rumah!" Kevin berdalih bahwa dia mengikuti Qiara bisa habis harga dirinya kalau Qiara tahu. Bisa besar kepala nantinya. Kan bahaya tuh.. batinnya.
"Alah gak usah bohong pak! Bilang saja bapak penasaran di mana rumah saya, hayo ngaku.. kalau gak.. "Qiara Menaik turunkan alisnya sambil menatap Kevin, sambil terus maju dan menatap Kevin dengan tatapan mengintimidasi.
"Eh... mau apa kau? jangan mendekat.. " Kevin gugup sehingga dia terus mundur-mundur ke belakang, tanpa dia ketahui disana ada ember bekas ngepel bagian kebersihan tadi pagi, hingga akhirnya dia jatuh terjerembab ke belakang, Qiara yang berusaha menolong malah di tarik juga oleh Kevin, sehingga akhirnya jadinya mereka jatuh berhimpitan di atas lantai. Tanpa sengaja Kevin mencium bibir Qiara yang ada di atasnya, karena posisi tangan dia yang memeluk Qiara, jadi repleks saja, gak ada rencana.
Qiara yang merasakan bibirnya terasa di ***** kecil oleh bibir Kevin, seketika langsung berdiri, dan pergi dari sana tanpa menolong Kevin yang kesulitan karena bajunya basah kena cipratan air pel di ember tadi.
"Yah.. basah deh.. tapi gak apa sih, lumayan, pagi-pagi udah cium bibirnya Qiara, dasar memang rejeki anak Sholeh , ini nih yang namanya di balik musibah ada berkah juga!" Kevin tertawa-tawa dan akhirnya memutuskan untuk kembali ke kantor pusat saja, di sana dia bisa mandi dan mengganti pakaian. Kevin memang selalu sedia pakaian cadangan di kantornya.
Hotelnya memang memiliki kerja sama dengan hotel tempat Qiara bekerja, Kevin memiliki 10% saham disana, ketika hotel itu mengalami masalah, Kevin membantu dan akhirnya membeli 30% saham tersebut. Kevin adalah pemegang saham terbesar kedua setelah Pak Andi Pratama, owner dari hotel itu.
Saham Kevin hanya berlaku di hotel itu, tapi tidak di hotel lainnya yang dibawah manajemen Pratama Group. Hotel itu adalah cabang dan di kelola oleh Susan sebagai manager disana.
Andi Pratama berkantor di hotel pusat tapi sebulan sekali beliau datang untuk sidak manajemen dan pengelolaan hotel.
Karena pernah mengalami kecelakaan, dan mengakibatkan pendarahan hebat, akhirnya rahimnya harus di angkat sehingga Istrinya tidak bisa hamil lagi, sehingga pak Andi tidak memiliki keturunan. Saat itu di usia kandungan yang sudah tua, menjelang hari-hari kelahiran, terjadi kecelakaan, sang istri mengalami pendarahan hebat, akhirnya harus merelakan anak beserta rahimnya untuk di angkat.
Sebenarnya ada rahasia besar pada saat itu, yaitu anak yang dilahirkan tidaklah meninggal, tetapi di sembunyikan oleh sang istri. Melinda tahu bahwa ada yang sengaja merencanakan kecelakaan itu, dia berusaha melindungi anak perempuan nya agar tidak jadi incaran saudara suaminya, yang haus akan kekuasaan dan harta. Dia meminta sahabat yang memang kebetulan memiliki sebuah panti asuhan untuk membawa anaknya pergi dengan bantuan dokter yang saat itu menolongnya saat melahirkan.
"Maafkan mamah Nak, tapi ini adalah demi keselamatan kamu, mamah sangat takut kehilangan kamu sayang, baik-baik disana sayang, mamah suatu saat pasti jemput kamu!" saat itu Melinda berderai air mata, memohon pertolongan sang dokter, agar mau menyelundupkan putrinya ke luar dan memberikan kepada sahabatnya.
Sang dokter yang merasa kasihan dengan Melinda akhirnya setuju untuk membantu dan menyampaikan kepada ayah anak tersebut, bahwa anaknya sudah meninggal, dan menyerahkan jenasah bayi yang di buang oleh ibunya di tong sampah, untuk membuat Ayah anak tersebut tidak curiga bahwa anak kandung nya masih hidup dan selamat. Setelah operasi pengangkatan rahim, dan keadaan sehat kembali. Melinda kembali ke rumah dengan perasaan yang sangat pilu.
Ibu mana yang tega berjauhan dengan anak kandungnya sendiri? kalau bukan karena terpaksa. Mereka tega merencanakan kecelakaan itu, artinya memang mengincar nyawa ibu dan anak. sungguh perbuatan yang sangat biadab dan tidak berperasaan.
Kalau mata sudah dibutakan oleh harta dunia, semua jadi halal, bahkan sampai menghalalkan segala cara untuk mendapatkan itu. Gak perduli bahwa yang di lakukan itu menyakitkan dan merugikan orang lain.
Setiap bulan Melinda selalu mengirimkan uang ke panti asuhan, dia mensiasati itu dengan alasan memberikan donasi untuk kemanusiaan sehingga suami maupun keluarga besarnya tidak curiga.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!