Seorang Gadis terbangun di kasur yang empuk dan ruangan kamar yang indah.
Mata besar nya melihat sekeliling
Bukan mimpi
Bukan di kotak lagi
Gadis itu menangis karna dirinya tidak tidur dikotak lagi
Tok
Tok
Tok
Pintu kamar diketuk dari luar, mengalihkan pandangannya dia menatap pintu putih besar itu.
"Putri Apa anda sudah bangun? "seorang pelayan wanita masuk dengan diikuti 4 pelayan di belakangnya
Gadis itu bersembunyi didalam selimut, wajahnya memandang wanita itu takut.
"Maafkan Kami bila menganggu Anda Putri"ucap pelayan wanita itu dengan membungkuk hormat pada gadis kecil itu.
Gadis kecil itu langsung menggeleng kan kepalanya dan turun dari kasur menyuruh wanita itu untuk bangun.
"Kami akan memandikan tuan putri. Tolong"mereka pun membawa gadis itu mandi.
*****
Setelah mandi gadis itu melihat bayangannya di cermin. Mengangkat tangannya untuk mencubit pipinya
Sakit
Ini bukan mimpi. Pikir gadis itu
"Putri memang cantik"ucap pelayan itu
Gadis kecil itu tersenyum manis.
Lalu seorang pria baya yang membawa gadis kecil itu masuk.
"Mulai sekarang Nama anda adalah Silvia untuk marganya tunggu Duke Raymond kembali dari Kamp militer"
Gadis itu merasakan 2 hal takut dan bahagia. Bahagia karna dirinya akhirnya punya nama seperti anak anak yang lain dan takut kalau tuan itu akan mengira dia mengambil orang yang salah dan mengusirnya.
"Terima Kasih"ucap Silvia
"kewajiban ku Putri"
Akhirnya silvia di beri tau bahwa dia memiliki saudara laki -laki berumur 15 tahun beda dengan dia yang berumur 7 tahun.
Berjalan-jalan seorang diri Silvia menemukan kamar dengan Nuasa hitam dan merah dan di dalamnya ada seorang bocah laki-laki yang tertidur
Bocah yang tertidur itu memiliki wajah yang putih, alisnya tebal,rambutnya hitam legam beda dgn silvia yang berwarna kuning keemasan
Namun wajahnya hampir mirip dengan Silvia tapi wajahnya memerah dan keningnya berkerut seakan menahan sakit.
Memberanikan diri, silvia mengangkat tangannya untuk mengukur suhu pemuda itu.
Hap
Tangannya dicekal dan mata pria itu terbuka memperlihat mata Biru yang mirip Silvia.
"Siapa? "tanyanya dengan suara serak
"Ummm. Kakak namaku Silvia"ucap silvia dengan senyuman manisnya tidak lupa lesung pipi nya.
"Silvia? Siapa yang mengijinkan mu masuk"tanyanya
"tidak ada,silvi hanya lewat"ucapnya
"keluar"perintah bocah itu dan melepaskan tangan silvia
"Tidak"
"Keluar atau Ku tendang"ancamnya
"Tidak. Kakak kau sakit yah. Demam? "
"umm"
"Oh tunggu disini yah"
Silvia langsung berlari keluar.
5 menit kemudian
Silvia kembali ke kamar bocah laki laki itu dengan membawa ember dan kain mungkin untuk mengompres pria itu.
"Apa itu? "tanya bocah itu
"ini agar panas kakak turun, dulu saat sakit aku sering melihat ibu orang lain melakukan ini"Jawab Silvia
Mencelupkan kain ke dalam baskom berisi air dan memerasnya, Silvia langsung memakaikannya di kening bocah itu. Silvia melakukannya berulang kali dan panas bocah itu akhirnya turun.
"Kak demamnya udah turun. Kakak lapar? "tanya silvia
Bocah itu masih menatap silvia dari awal hingga akhir dia merawatnya. Hatinya merasa hangat saat pelayan takut akan dia, gadis ini malah merawatnya.
"Terserah Kamu"
Mendapat jawaban itu, silvia lari kembali ke luar dan kembali lagi membawa piring dan lauknya dan juga ada manisan seperti kue yang di bawahnya.
Mengambil kursi dan membawanya ke samping tempat tidur, Silvia mengangkat sendok dan ada nasi dan lauknya dan mengarahkannya pada bocah itu bahwa ia akan menyuapnya.
"Aaaa kak buka mulutnya"pintah Silvia dan bocah itu membuka mulutnya.
Aksi Silvia memberi makan akhirnya selesai.
"Kenyang kak"
"Arga Belix Ophelia "ucap pria itu
"Itu nama kakak? "tanya silvia dan di angguki oleh bocah itu.
"Nama kak Arga Bagus, Aku Silvia"
"Silvia? Marga? "
"ahh itu tunggu Duke kembali"ucap silvia
"Duke? Bukannya kau juga putrinya? "arga semakin penasaran.
"itu, kepala pelayan bilang tunggu Duke kembali "
Arga dan Silvia pun bercerita tentang asal dan kehidupan Silvia, setelah mendengarnya Arga mengepalkan tangannya menahan marah.
"Mulai sekarang Tidak ada yang akan menyakitimu"janji Arga dan mengenggam tangan Silvia
"Um"silvia menganggukkan kepalanya berulang kali.
Tbc
Seminggu Kemudian.....
Silvia dengan Arga semakin dekat dari waktu ke waktu dan Arga semakin posesif pada adik kecilnya itu
Bila ada yang dekat dengannya Arga akan menatapnya tajam, dan bila ada yang mengatai Silvia anak pungut Arga akan langsung menghancurkan orang itu.
Awalnya para pelayan mengira itu Silvia yang menganggu Tuan Muda namun Tuan muda lah yang selalu pergi mencari Silvia untuk jalan-jalan
Di taman Silvia memetik bunga Mawar Merah milik Arga sangatlah indah dan rapi jadi Silvia akan menghabiskan waktu bila Arga pergi dan bermain di taman
"Kak Arga Mawar nya harum"ucap Silvia sambil berlari ke arah Arga yang bersandar di pohon menatap Silvia, mendekat, Silvia berusaha berjinjit untuk meraih kepala Arga
"Ukhh kakak nunduk"pintah Silvia dengan mata memohon
Arga terkekeh mendengar dan melihat tingkah Adiknya, menurun kan tingginya sejajar dengan Silvia. Arga menatap adik nya
Melihat Kakaknya sudah sejajar, Silvia menyelipkan Bunga itu ke samping kepala Arga, wajah arga yang memang tampan dan mawar di kepalanya menciptakan pemandangan indah
"Cantik"ucap silvia sambil tersenyum memperlihat kan lesubg pipinya.
Bluusshh
Wajah Arga memerah karna kata kata Silvia.
"hem hem Makasih"ucap Arga dan berdiri menegakkan badannya
Seorang pelayan masuk dan melapor bahwa Duke Raymond sudah kembali
Tubuh Silvia bergetar dan tangannya tanpa sengaja menjatuhkan bunga di tangannya, tanpa sadar dia mundur perlahan
Apa duke akan mengusirku
Apa aku akan di buang lagi?
Bagaimana kalau aku bukan putrinya?
Mata Silvia menetreskan air mata karna ketakutan nya
Arga yang melihat Adiknya bergetar bingung, melihat raut wajahnya yang ketakutan membuat Arga merasa sesak
"Kenapa hmm? "tanya arga dan mengelus surai adiknya
"Kak wuwu bagaiamana Kalau dukewuwuwu mengusirku? "tanya kara sambil terisak.
"Tidak akan, Silbi adalah adik kakak yang paling Baik dan Cantik"Ucap Arga
"Benar? "
"Hmm Ayo kita pergi" ucap Arga sambil menarik tangan Silvia keluar dari kamarnya.
sebagai Pewaris Kediaman Duke .
Arga Ophelia Belix
Seorang Tuan Muda,Diajarkan menjadi seorang yang Memiliki kekuatan yang kuat ,dan Tidak mudah bergaul dengan orang lain.
Jadi tak heran Ia memiliki sikap dingin dan acuh,Bahkan Semua orang harus menjaga jarak dari Pria yang memiliki darah Murni seorang Belix
Mata Biru Kristal ,dilambangkan sebagai Keagungan .
Arga menatap Gadis yang tersenyum manis dan Polos di sampingnya.
tidak ada Penjagaan di sekitarnya,Arga pertama kali melihatnya merasa bahwa pihak lain memiliki Niat padanya makanya berusaha mendekatinya.
Tapi Ia sadar bahwa Gadis ini,hanya ingin dekat saja ,seperti seorang adik.
memikirkan Bahwa memiliki adik itu tidak terlalu menganggu.Namun merasa menyenangkan.
"SILVIA OPHELIA BELIX"gumamnya
Arga merasa nama itu sesuai dengan gadis itu.
yang membuatnya heran saat pertama kali melihat Gadis kecil ini,Adalah Rambut keemasan yang jarang di Benua ini.
Bahkan sudah bisa dianggap Langka,karna pemilik rambut haruslah Bangsawan atas atau utusan Dewa .
melihat Berapa kurus gadis itu,Arga tau bahwa ia hidup kekurangan dan pastinya terksiksa.
Arga berjanji akan menjaga Adik kecilnya itu.
Silvia memandangi seluruh tempat dengan kekaguman,Sejak ia tinggal di Kediaman Duke. ia jarang keluar dan hanya bermain di dekat Kamarnya.
Karna Ia takut menganggu Orang lain dengan keberadaanya yang fak pasti
.
Tbc
Berjalan keluar bersama Arga, Silvia melihat para pelayan berbaris di kedua sisi, dan di depan ada gerbong bewarna putih dengan kristal biru yang menghiasi Gerbong kereta itu.
Seorang kusir maju dan membuka pintu di samping gerbong itu, Tidak lupa dia membungkuk hormat seakan takut melihat orang yang di dalam Kereta.
Silvia menatap was was pada orang yang akan turun dari kereta
Pertama yang keluar adalah sepasang sepatu hitam, lalu pakaian bangsawan bewarna hitam terlihat mewah, lalu bagian kepala pria itu dengan rambut hitam legamnya serta mata biru kristalnya, wajah pria itu mirip Arga namun Mata miliknya sangat Dingin.
"Selamat Datang Kembali Duke Raymond Obelix Ophelia"ucap semua pelayan dan membungkuk hormat.
Hanya Arga dan Silvia yang berdiri, Arga yang santai saja sedangka. Silvia berdiri dengan tangan gemetar, kalau bukan Arga yang mengenggam tangannya maka di pastikan gadis itu akan jatuh karna takut.
Raymond acuh tak acuh pada hormat dan seruan semua orang, mata birunya memeriksa sekitarnya dan matanya menatap fokus pada seorang bocah laki laki dan seorang gadis berdiri di dekat pintu
Melangkah ke arah mereka berdua, langkah kaki pria itu membuat tubuh Silvia bergetar karna rasa takutnya.
"Hormat ku Ayah"ucap Arga
"Hormat Saya Du-ke"ucap Silvia gugup
Raymond, Arga dan semua orang melihat Silvia dengan Tatapan Aneh. Tubuh Silvia bergetar takut.
"Maaf"ucap Silvia dengan air mata menetes
"Maaf? Untuk apa? "suara Raymond membuat Silvi bergetar
"mungkin Anda salah orang mengira saya putri anda, mungkin anda akan mengusir saya"Ucap Silvia Menunduk dan siap akan berbalik untuk pergi, namun Tangannya masih di tahan Arga.
"Siapa bilang Aku salah orang? "tanya raymond dan memasukkan tanganya ke saku celananya
"Eh? "mata Silvia melebar dan spontan menatap Pria itu
"Silvia Belix Ophelia, Putri ku"ucap Raymond dan mengankat tubuh mungil Silvia dalam gendongannya.
"Selamat Datang Putri Silvia Belix Ophelia"ucap semua orang dan menunduk.
"I-ni?"Silvia masih bingung
Raymond mengelus kepala Silvia lembut.
"Selamat datang putriku"ucap Raymond lembut membuat semua orang kaget karna setau mereka duke terkenal karna sikap dinginnya, namun sekarang dia bersikap lembut pada putri silvia.
Arga tersenyum melihat hal itu. Adiknya di akui.
"A-yah? "ucap silvia lirih
"Emm"jawab raymond dan memandang gadis kecilnya.
"Aku punya keluarga Wuwuwuuw"Akhirnya tangis Silvia pecah dan membuat semua orang terharu.
Aku pikir aku akan di usir atau di kurung di kotak lagi?
Aku Punya Ayah dan Kakak
Akhirnya....
Terima Kasih Dewa karna Sudah memenuhi Harapan Silvia.
Silvia memeluk erat leher Raymod sambil menangis dan akhirnya terlelap.
Melihat Silvia tertidur, Arga merentangkan tanganya ingin mengambil adiknya
"Turunkan Adikku"Ucap Arga dingin
Namun Raymond tidak menghiraukannya
"Dimana kamar Putri?"tanya Raymond dan meninggalkan Arga yang menatapnya tajam.
Arga menyusul ayahnya dan menghalagi jalan Raymond
"Turunkan Adikku"pintah Arga
"Tidak"
"Berikan Adikku"
"Tidak. Nanti dia jatuh. Tubuhmu sangat kecil mana bisa mengangkat nya"ucap raymond dan meninggalkan Arga
Arga merasa kesal dan marah tapi ucapan itu memang benar, akhirnya dia mengalah dan ikut dengan ayahnya ke arah kamar silvi
Meletakkan tubuh mungil Silvia di kasur, Raymond mengelus kepala Silvia dan mengecup kening gadis itu.
"Selamat Malam Little Girl"
Setelah kepergian Ray, muncul seorang bocah dengan langkah ringan ke arah kasur Silvia
Melakukan hal yang sama dengan ayahnya
"Selamat Malam My Little Sister"ucap Arga dan mengecup kepala Silvia dan baru raja ia akan pergi namun ujung pakaiannya di tahan oleh tangan putih mungil.
Berbalik ke arah silvia dia melihat mata ngantuk gadis itu menatapnya.
"Kenapa bangun. hm? "
"kak jangan pergi"pinta Silvi
"Jadi kamu mau kakak tidur disini?"tanya Arga dan tersenyum
"Iya"
Arga pun naik ke kasur dan tubuh nya merapat ke arah adiknya, Mereka berdua akhirnya tertidur saling memeluk satu sama lain.
Namun di luar Raymond melihat hal itu merasa takjub, karna dirinya tau bahwa putranya tidak suka dekat dengan orang lain, Namun sekarang dia tidur dengan adiknya di kasur yang sama dan saling memeluk
Akhirnya Raymond pun berbalik pergi dan menutup pintu kamar.
Arga Ophelia Belix

Tbc
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!