Suci Almuhamaira
Dia adalah seorang gadis yang berusia 19 tahun, yang biasa di panggil Suci atau Uci, ia juga memiliki seorang kaka yang bernama Muhamad Ilham. Kaka Suci adalah seorang Gus dari pesantren kakenya. Suci memang sangat cantik seperti namanya, tapi tidak dengan sifatnya yang terkenal sangat bar-bar, bahkan ia adalah ketua dari geng motor, ia hanya bersikap sopan pada orang tertentu, tapi tidak dengan teman-temannya yang selalu menggunakan kata gue dan lo. Namen Suci juga memiliki sifat yang lembut pada Reyhan Mahendra, yang biasa di panggil Rey. Reyhan adalah pacar Suci, ia juga seperti Suci, seorang ketua geng motor, tapi sifatnya berbanding terbalik dengan Suci, Reyhan adalah lelaki yang bersikap baik pada siapa pun, ia juga tidak pernah mencari masalah seperti layaknya seorang ketua geng motor pada umumnya
Suci sudah 4 kali di tangkap polisi karena tawuran dan balap liar, hingga membuat orang tua Suci menikahkan Suci dengan seorang Gus dari pesantren kakenya tanpa sepengetahuan Suci. Suci tidak tau menau tentang pernikahannya itu, yang ia tau kalau ia di paksa oleh ke dua orang tuanya untuk masuk ke dalam pesantren, dan menyuruh Suci untuk berhenti kuliah, karena Suci jarang masuk kuliah, membuat ke dua orang tuanya pusing dengan sifat Suci.
Sebenarnya dulu Suci bukan Gadis seperti itu, dulu Suci selalu di bully, hingga datanglah sosok lelaki yang bernama Reyhan yang mengajari ia seni beladiri agar ia bisa menjaga diri, tapi bukannya Suci gunakan untuk mejaga dirinya dari bully an, melainkan seni beladirinya ia gunakan untuk tawuran, bahkan ia juga selalu balapan liar dengan cara sembunyi-sembunyi dari Reyhan, karena ia tau kalau Reyhan selalu melarangnya untuk mengikuti balapan liar, tapi itu adalah sebuah hobiny dan semua yang ia bisa adalah di ajarkan oleh Reyhan, tapi ia tau kalau Reyhan tidak pernah menginginkan ia menjadi Gadis seperti itu, ia bisa melihat cara Reyhan yang menasehatinya dengan lembut dan Reyhan juga mengatakan hanya kuatir padanya. Bagi Suci Reyhan adalah lelaki satu-satunya yang selalu ia takuti selain keluarganya, karena Reyhan selalu mengajarkan hal yang benar padanya, termasuk saat ia terpergok oleh Reyhan yang sedang melakukan pertandingan balapan liar, Reyhan tidak pernah memarahinya, walau pun ia tau hati Reyhan sangatlah kecewa.
Muhamad Adnan Alfauzi
Dia adalah seorang lelaki tampan anak dari kiyai besar di pesantren dan biasa di panggil Gus Adnan. Biasanya seorang Gus akan di jodohkan dengan seorang Ning, yang penting sama-sama anak kiyai atau cucu kiyai, karena perjodohan di kalangan pesantren adalah hal yang lumrah, tapi ia menikahi Gadis dari cucu kiyai besar dan bagi ia tidak masalah, semuanya adalah takdir
Pernikahan yang tidak di dasari rasa cinta, bahkan mempelai wanita juga tidak tau menau, tapi pernikahan itu akan tetap sah secara agama, karena wali nikahnya adalah ayah dari mempelai wanita, bahkan mempelai wanita tidak di wajabkan untuk duduk di samping mempelai pria, mungkin jaman sekarang jarang seperti itu, tapi pasti ada
...****************...
Hari ini ayah Suci sudah ada di pesantren, ia adalah bernama Ali. Ali sudah berkumpul dengan keluarga dan Gus Adnan bersama keluarganya, karena akan mengadakan akad nikah, jadi semuanya sudah berkumpul, hanya saja yang tidak ada di sana Khodijah, ia adalah Bunda dari Suci, termasuk Suci juga tidak ada di sana, karena pernikahan itu di rahasiakan. Gus Adnan mengucapkan akad nikah dengan satu tarikan nafas dengan jelas dan lugas
" Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahrill madzkuur halalan."
" Sah."
Mereka mengucapkan sah dengan serampak. Mereka semua serempak mengucapkan syukur. Setelah do'a selsai Gus Adnan langsung bersalaman dan mencium punggung tangan ayah mertuanya. Senyuman Ali terpancar, ia sangat puas kalau putrinya jatuh di tangan lelaki yang tepat seperti Gus Adnan, lelaki yang lekat dengan agama
" Adnan, ayah percaya kalau kamu bisa menjaga dan membimbing putri ayah ke jalan yang baik."
" Insya allah, itu sudah menjadi tanggung jawab saya pak."
" Adnan, kamu panggil ayah dengan panggilan ayah saja, jangan panggil dengan panggilan pak."
" Baik ayah."
" Ayah harap kamu bisa sabar menghadapi sipat kanak-kanakan putri ayah."
" Insya allah ayah, saya mohon do'anya pada ayah."
" Itu sudah pasti Adnan, orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya."
" Iya ayah."
...****************...
Jam sudah menujukan pukul 10.30WIB, tapi Gadis yang bernama Suci itu masih saja tertidur pulas. Khodijah sangat emosi saat melihat putrinya yang masih tertidur pulas, jelas-jelas putrinya harus pergi kuliah
" Uci bangun sudah siang!"
Suci membuka matanya dengan malas, saat mendengar teriakan dari sang bunda
" Cepat bangun sekarang sudah jam berapa?! Kamu harus pergi kuliah!"
" Uci malas pergi kuliah bund."
" Kamu bilang malas?! Apa kamu tidak malu Uci berkali-kali dosen kamu mengirim kamu surat karena tidak pergi kuliah."
" Uci tidak peduli bund, Uci masih ngantuk."
Setelah mengatakan itu Suci langsung menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya sambil memeluk guling. Khodijah sangat marah saat melihat keluakuan putrinya
" Cepat bangun Uci! Apa perlu bunda siram agar kamu mau mandi?!"
Mau tidak mau Suci langsung membuka selimutnya yang menutupi kepalanya, lalu ia langsung duduk
" Jangan dong bund, nanti kasur Uci basah, kalau kasur Uci basah Uci tidur di mana nanti?"
" Tidur saja di gudang, biar jadi temen tikus di sana."
" Ih bunda! Jahat sama Uci!"
" Iya sudah cepat mandi sana!"
Suci pun menuruti perintah bundanya, ia langsung berjalan ke kamar mandi, walau pun ia sangat malas, matanya masih ngantuk, tapi ia tidak ingin kasurnya basah, karena bundanya kalau sudah mengatakan apapun itu bukan hanya sebuah ancaman, tapi kalau ia tidak menurutinya maka bundanya melakukan yang di katakannya tadi, itu kenapa Suci tidak bisa melawan pada bundanya, walau pun ia bisa seni beladiri, dan tidak takut dengan siapapun, tapi ia sangat takut dengan keluarganya termasuk Reyhan. Setelah 30 menit Suci sudah mandi dan sudah rapi, lalu ia langsung keluar dari kamarnya, ia melihat sekeliling ruangan, tapi ia tidak melihat ayahnya, ia hanya melihat bundanya yang sedang duduk di sofa
" Bund, ayah pergi kemana? Bukan'kah hari ini ayah tidak pergi ke kantor?"
" Ayahmu sedang ada perlu di pesantren."
" Oh begitu, iya sudah bund Uci pamit."
" Kenapa kamu memakai pakaian seperti itu?! Ganti sekarang juga."
" Uci hanya main bund, Uci juga mau bawa motor."
Khodijah sangat marah saat mendengar jawaban dari putrinya
" Uci jangan membawa motor lagi, bunda tidak suka kamu selalu balapan liar, bunda juga tidak suka kamu selalu tawuran. Sekarang kamu dengarin bunda, kalau sampai kakamu tau, dia pasti sangat marah besar, apa lagi kamu sudah sering masuk ke dalam kantor polisi, coba kalau semua karyawan ayah tau apa jadinya seorang pemimpin perusahaan, tapi putrinya selalu balapan liar dan di tangkap polisi. Uci sekarang usiamu sudah 19 tahun, bukan anak-anak lagi."
Suci yang di bilang sering masuk ke kantor polisi, ia pun tidak trima dengan ucapan bundanya
" Uci tidak sering masuk ke dalam kantor polisi, Uci baru empat kali di tangkap polisi."
"Itu namanya sering Uci, dalam 2 bulan ini kamu sudah masuk kantor polisi empat kali, malu Uci, kakamu seorang Gus, ayahmu seorang Gus, sedangkan kamu ngaji saja masih tidak bisa."
" Iya sudah Uci pamit bund."
Suci langsung mencium tangan bundanya, ia tidak ingin semakin banyak di ceramahi, dan bahkan kata-kata itu sering bundanya katakan setelah mendapati ia sering masuk ke kantor polisi, karena balapan liar dan tawuran, ia bukan tidak tau kalau ayahnya adalah seorang Gus termasuk kakanya juga, tapi ia tidak ingin di atur untuk lebih baik lagi, ia tidak ingin semua waktunya di habiskan untuk belajar dan ia juga tidak ingin menjadi Gadis pura-pura baik, karena menurut Suci yang berhijab belum tentu semuanya wanita baik-baik, jadi ia hanya ingin tampil apa adanya tanpa di buat-buat. Suci langsung melajukan motornya ke apartemen Reyhan. Setelah sekitar 30 menit, Suci sampai di apartemen Reyhan, ia langsung menekan bell, walau pun ia tau kata sandi apartemen Reyhan, tapi ia takut kalau Reyhan tidak ada di apartemen
Ting-tong
Reyhan yang sedang duduk di ruang tv sambil melihat film kartun, tiba-tiba saja ia mendengar suara bell, ia langsung berjalan untuk membuka pintu, lalu ia langsungembuka pintu. Suci yang menampilkan sosok Reyhan, ia tersenyum, lalu langsung meneluk Reyhan
" Aku sangat merindukanmu Rey."
Reyhan juga langsung membalas pelukan Suci dengan sangat erat
" Iya aku juga sangat merindukanmu sayang. Kenapa sayang tidak langsung masuk ke dalam saja?"
" Aku pikir Rey tidak ada di apartemen."
" Ada, mungkin sebentar lagi aku akan pergi."
Suci hanya menjawab dengan anggukan kepala, walau pun ia tidak tau Reyhan mau pergi kemana, tapi ia tidak pernah berani bertanya akan pergi kemana, kalau Reyhan menyuruhnya untuk ikut, maka ia akan ikut, tapi kalau Reyhan tidak mengajak, maka ia juga tidak pernah bilang ingin ikut, ia sebisa mungkin untuk mejadi Gadis yang pengertian di depan Reyhan, kuncinya adalah satu, ia percaya pada Reyhan, kalau kemana pun Reyhan pergi, Reyhan tidak akan mengajak wanita lain atau selingkuh di belakangnya, bukan apa-apa dulu Reyhan adalah lelaki yang paling tampan di sekolah, banyak Gadis yang mengutarakan isi hatinya, tapi Reyhan selalu menolaknya, termasuk di kampus, Reyhan juga menjadi idola kampus, tapi Reyhan tidak pernah peduli walau pun banyak Gadis yang memujinya kalau Reyhan sangat tampan dan Reyhan juga mengatakan kalau sampai kapan pun, sampai maut memisahkan kita, Reyhan hanya akan mencintainya, itu kenapa Suci sangat percaya pada Reyhan. Setelah beberapa saat Reyhan dan Suci melepaskan pelukannya, lalu mereka berdua langsung masuk ke dalam. Mereka berdua langsung duduk di ruang tv
" Sayang sudah makan?"
Suci hanya menjawab dengan menggeleng-gelengkan kepalanya, ia memang tidak sempat untuk makan, karena rasa rindu yang menggebu terhadap Reyhan, membuat ia melupakan makan, bahkan kalau Reyhan tidak bertanya, ia tidak akan ingat, karena baginya kehadiran Reyhan di sampingnya bisa membuat melupakan segelanya
" Sayang mau makan apa?"
" Aku ingin nasi goreng boleh?"
" Boleh, tunggu di sini, aku akan buatkan nasi goreng ikan tuna."
" Iya Rey."
Reyhan mengelus kepala Suci, lalu langsung pergi ke dapaur untuk membuatkan nasi goreng. Walau pun Reyhan orang yang serba punya, tapi ia sama sekali tidak memiliki pembantu untuk masak, ia hanya memiliki pekerja untuk bersih-bersih saja. Pekerja itu namanya Bi Minah, ia tidak nginap di situ, melainkan pulang pergi, pukul 08.00WIB, Bi minah akan datang dan pulang pukul 15.00WIB, sedangkan hari sabtu dan hari minggu BI Minah libur, karena menurut Reyhan hari sabtu dan hari minggu waktunya longgar, jadi tidak apa-apa kalau ia yang membersihkan apartemennya sendiri. Setelah Reyhan di dapur Suci hanya fokus menonton film kartun kesukannya Reyhan sambil sesekali ia tersenyum saat mengingat Reyhan mengelus kepalanya dan pergi ke dapur untuk membuatkan makanannya. Ini memang bukan pertama kalinya Reyhan masak untuk Suci, tapi menurut Suci cinta Reyhan tidak pernah pudar, Reyhan selalu perhatian dan memasak untuknya. Bahkan menurut Suci seharusnya seorang perempuanlah yang masak untuk pacarnya, tapi Reyhan berbeda, Reyhanlah yang akan masak untuk Suci dan Reyhan juga tau Suci tidak bisa memasak, tapi Reyhan tetap tidak keberatan, itulah yang membuat Suci semakin hari dan semakin tahun rasa cintanya terus bertambah
" Rey, kamu adalah lelaki yang sangat sempurna, aku semakin mencintaimu dan akan selalu mencintaimu." batin Suci
Tidak lama Reyhan datang dengan membawa nampan yang berisi nasi goreng dan jus jeruk, ia langsung meletakanya di meja sambil tersenyum
" Mau makan di sini apa di meja makan saja sayang?"
" Di sini saja Rey, kenapa bikin nasi gorengnya hanya satu? Memang kamu sudah makan?"
" Tadi pagi aku sudah sarapan roti dan susu sayang."
" Hhmmm, kita makan bersama iya?"
Reyhan yang di ajak untuk makan bersama, ia langsung melihat jam dinding yang menujukan pukul 13.00WIB
" Baiklah, tapi setelah ini aku harus pergi sayang."
" Iya Rey."
Suci yang melihat Reyhan berdiri, ia langsung bertanya
" Rey, mau kemana?"
" Mau mengambil sendok sayang."
Suci langsung menujuk sendok yang ada di piring nasi goreng
" Itu sudah ada sendok, kita makan satu sendok berdua saja, kamu yang suapin."
Reyhan hanya menjawab dengan anggukan kepala, lalu ia langsung duduk lagi. Reyhan langsung menyuapi Suci, setelah itu menyuapi diri sendiri. Mereka makan tidak ada obrolan, karena Reyhan tidak terlalu suka jika sedang makan sambil mengobrol, jadi ia makan sambil menonton kartun kesukaannya dan sesekali ia tertawa karena melihat film kartun yang lucu. Sedangkan Suci walau pun matanya menonton film kartun, tapi ia sesekali selalu melirik ke arah Reyhan, bagi Suci Reyhan adalah pemandangan yang indah, bisa membuat mencairkan hatinya. Mereka selsai makan. Suci langsung mengambil piring yang di tangan Reyhan
" Rey, biar aku saja yang cuci piring ini, kamu siap-siap saja kalau mau pergi."
" Baiklah sayang."
Reyhan langsung pergi ke kamar, sedangkan Suci pergi ke dapur untuk mencuci piring. Setelah selsai mencuci piring, Suci duduk lagi di ruang tv. Reyhan selsai siap-siap, ia langsung berdiri di depan Suci
" Sayang, aku pergi dulu, kalau mau nyemil atau minum sesuatu, ambil saja sendiri dan kalau jenuh menunggu sayang pulang saja."
Suci langsung berdiri
" Iya Rey, kalau aku capek nunggu kamu, aku pasti akan pulang ko."
Suci langsung memeluk Reyhan dengan sangat erat, termasuk Reyhan juga membalas pelukan Suci. Setelah beberapa saat mereka melepaskan pelukannya. Suci mengantar Reyhan sampai di depan, lalu ia langsung masuk lagi ke dalam apartemen. Setelah Reyhan pergi, Suci hanya fokus pada ponselnya, ia sedang chat grup bersama teman-temannya, sedangkan tvnya tetap dengan keadaan menyala
Suci sudah benar-benar bosan main ponselnya, hingga ia hanya mondar-mandir di ruang tv, tapi Reyhan masih saja tidak kunjung datang, ia ingin sekali menelpon atau mengirim pesan untuk memastikan pulang jam berapa, tapi ia urungkan niatnya, ia takut mengganggu Reyhan. Inilah sosok Suci yang sangat penakut pada Reyhan, ia takut kalau Reyhan merasa sangat risih padanya, jadi ia hanya bisa menunggu dan terus menunggu. Setelah lelah mondar-mandir Suci langsung mengambil jus jeruk di lemari kulkas, ia tuangkan di gelas, lalu langsung meminumnya hingga tandas
" Huh seger."
Setelah itu Suci balik lagi ke ruang tv, ia duduk termenung, masih menunggu Reyhan datang, tapi hingga malam Reyhan belum juga pulang.
" Huh, jenuh."
Lagi-lagi Suci berbicara sendiri. Suci memutuskan untuk pergi dari apartemen, tapi bukannya pergi untuk pulang, melainkan ia pergi ke bescem. Suci langsung menacap gas motornya untuk ke tempat itu. Setelah sekitar 20 menit Suci sampai di sana, ia langsung menyapa temen-temenya
" Hai Geas."
" Haii juga ketua."
Mereka menjawab berbarengan. Geng motor Suci bernama 4S, karena terdiri dari empat orang, Suci sebagai ketua, Siska sebagai wakil ketua, dan anggotanya Sella dan Sisil. Siska langsung memberitahu kalau Bayu menantangnya untuk balapan liar
" Ketua, Bayu menantangmu untuk mengajak balapan liar, apa ketua bersedia? Atau ada Reyhan?"
Siska menanyakan Reyhan karena ia tau, kalau Suci sangat takut Reyhan marah, terlebih lagi Reyhan yang selalu melarang Suci untuk tidak balapan liar lagi
" Gue terima tantangan ini, lagian gue juga tidak tau Reyhan pergi kemana, yang jelas sekarang gue bebas melakukan apapun selama tidak ada Rey."
Senyuman Suci terpancar di bibir manisnya, ia sangat senang karena Bayu menantangnya di saat tidak ada Reyhan. Mereka semua langsung pergi ke jalan yang biasa untuk balapan liar, di sana juga sudah ada Bayu dan teman-temannya. Bayu yang melihat Suci, ia langsung mendekati motor Suci
" Gimana Uci? Lo siap balapan sama gue?"
" Tentu saja gue siap."
" Oke."
Brem... Brem...
Suci dan Bayu sudah berbaris sejajar. Siska yang akan memberikan aba-aba, ia memegang bendera warna merah
" 3, 2, 1, Go."
Siska langsung melayangkan bendera berwarna merah itu ke udara. Suara di sana sangat berisik, tim mereka berdua memberikan dukungan pada ketua geng masing-masing dengan teriakan-teriakan untuk menyemangati ke duanya. Setelah sekitar 40 menit akhirnya mereka berdua mengelawati garis finis, tapi garis pinis pertama di dapatkan oleh Suci. Siska langsung berteriak
" Yey ketua menang, lagian siapa juga yang bisa mengalahkan ketua kita selain Reyhan."
Siska dan teman-temannya langsung berlari mendekati Suci yang masih duduk di atas motor. Suci tersenyum ceriah sambil menatap Bayu dengan tatapan meremehkan
" Gue pikir ngajakin balap sudah ada kemajuan, tapi tidak taunya kemampuan lo tetap segitu-gitu saja, tidak ada perubahkan sama sekali, sangat memalukan! Oh iya, lo kalau mau ngalahin gue, mimpi dulu 1 tahun."
Bayu yang mendengar kata-kata meremehkan dari Suci, ia langsung mencengkram kuat stir motornya, ia ingin sekali memukul Suci, tapi ia sadar seni beladirinya hanya di bawah rata-rata, ia tidak mungkin bisa mengalahkan Suci
" Mungkin kali ini lo yang menang, tapi lain kali akan gue pastikan kalau gue yang menang."
" Jangan ketinggian lo kalau menghayal, mana mungkin lo bisa ngalahin ketua. Haha."
Siska berbicara sambil tertawa. Sedangkan Suci dan teman-temen yang lain hanya menatap Bayu penuh dengan ejekan. Bayu tidak berbicara lagi pada mereka, karena kalau terus berbicara akan mendapatkan perdebatan yang panjang, jadi ia mengajak temen-temannya untuk pergi
" Ayo kita pergi!"
Setelah itu Bayu langsung menacap gas motornya di ikuti dengan teman-temanya. Setelah Bayu dan teman-temanya pergi mereka langsung tertawa terbahak-bahak, karena menurut mereka kata-kata Bayu sangat lucu. Suci langsung mengajak teman-temannya ke bescem untuk merayakan kemenangan
" Geas, ayo kita ke bescem untuk merayakan keberhasilan kita."
" Ayo."
Jawab mereka serempak. Reyhan yang melihat Suci masih belum menyadari keberadaannya ia pun langsung memanggil Suci
" Suci!"
Suci yang mendengar panggilan dari sesaorang yang ia kenal, ia langsung mengambil nafas dalam-dalam, lalu langsung mengembuskannya perlahan. Suci menoleh ke arah sebrang jalan, ia melihat Reyhan di sana. Suci langsung turun dari motor, ia langsung mendekati Reyhan. Sedangkan teman-teman Suci sedikit cemas, bukan apa-apa mereka takut kalau Suci dapat masalah, terlebih Reyhan selalu melarang Suci untuk tidak balapan liar lagi, tapi Suci tetap melakukan balapan liar.
" Ah mampus, kenapa kita tidak menyadari ada Reyhan."
Siska membuka pembicaraan.
" Iya benar banget, kita terlalu fokus hingga tidak menyadari keberadaannya."
Sisil dan Sella juga membenarkan ucapan Siska, mereka terlalu fokus dengan balapan liar itu, hingga tidak menyadari keberadaan Reyhan. Suci sampai di depan Reyhan
" Rey, aku minta maaf."
Suci langsung minta maaf, walau pun ia ingin bertanya dari mana Reyhan tau kalau ia tidak pulang, melainkan datang ke sini, tapi ia tidak berani untuk bertanya, ia takut Reyhan marah. Reyhan yang mendengar permintaan maaf dari Suci, ia tidak menanggapi permintaan maafnya, ia langsung mengajak Suci pulang
" Ayo pulang, aku akan mengantarmu."
Suci langsung memegang tangan kiri Reyhan yang masih memegang setir motor
" Aku benar-benar minta maaf Rey, tolong maafkan aku."
" Suci, lain kali saja kita bahas masalah ini, sekarang sudah malam, aku akan mengantar kamu pulang."
Reyhan langsung menarik tangannya yang di pegang oleh Suci, bukan karena ia marah pada Suci, tapi ia takut Suci kenapa-napa kalau ikut balapan liar. ia takut banyak orang yang dendam dan membuat Suci dalam bahaya, karena ia tidak mungkin bisa setiap saat melindungi Suci, itu kenapa ia selalu melarang Suci untuk balapan liar. Suci yang mendengar Reyhan terus mengalihkan pembicaraan, membuat matanya langsung berkaca-kaca
" Aku mohon maafin aku Rey."
Reyhan yang melihat mata Suci mulai berkaca-kaca, ia langsung menghela nafas berat, lalu langsung turun dari motor, ia langsung menatap mata Suci
" Aku sudah memapkanmu, tolong jangan lakukan ini lagi Uci, aku tidak ingin kamu kenapa-napa, tolong kamu ngerti perasanku, jujur aku menyesal telah mengajarimu untuk membawa motor."
Suci menghela nafas berat, mata yang tadi berkaca-kaca, kini telah meneteskan air mata di plupuk matanya, ini memang bukan sekali Reyhan mengatakan menyesal telah mengajarinya membawa motor, bahkan Reyhan sudah sering mengatakan itu, tapi ia tidak bisa menghilangkan hobinya yang sebagai pembalap, jelas-jelas ia kalau balapan selalu saja terpergok oleh Reyhan, hingga sering terjadi kalau Reyhan cuek padanya karena masalah itu
" Aku tau kamu marah! Aku tau aku salah, maaf, karena selalu membuat kamu kecewa."
Reyhan yang melihat Suci meneteskan air mata, ia langsung menghapus air mata Suci, walau pun air mata itu masih terus menetes
" Kalau kamu tau salah, kenapa kamu tidak pernah mendengar ucapanku?"
" Sekali lagi aku minta maaf Rey."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!