Zan Liang Merupakan Putra Dari Mei Sia dan Axel Brian. Dari Semua Anak Axel Brian hanya Zan liang yang tidak mewarisi Marga Ayahnya , ibu Zan Liang lebih memilih dia memakai Nama Marga Mendiang Kakeknya.
****
" Duar !
" Duar !
" Duar !
Pulau senkuku tempat Mei sia dan anaknya tinggal , tiba - tiba menjadi tempat penyerangan ******* yang mengakibatkan puluhan ribu nyawa melayang.
Tempat Mei sia juga tak luput dari serangan tersebut hingga dia tewas di tempat tersebut.
Sementara itu Zan Liang selamat dari pengeboman tersebut , karena waktu itu dia sedang berada di Universistas.
Saat Zan liang mendengar jika kediaman ibunya telah di luluh lantahkan oleh *******, dia langsung bergegas pulang.
sayangnya Zan liang sudah terleambat , untuk hanya sekedar melihat tubuh ibunya saja dia tidak bisa , karena tempat tersebut sudah luluh lantak.
Zan liang berlutut di depan reruntuhan Rumahnya dan berteriak " Ibu !!!!!"
****
Di Brebes tempat Brian dan kedua istrinya tinggal , dia panik saat mendengar Pulau senkuku di serang oleh *******.
" Martin kita ke pulau senkuku sekarang " Ucap Brian yang terlihat rambutnya sudah memutih.
" Baik Tuan !" Martin sekarang menjadi tangan kanan Brian secara langsung , dia sudah tidak bekerja di kantor lagi karena , dia ingin mengabdi pada orang yang membesarkan namanya , di sisa hidupnya yang sekarang.
" Ayah hati - hati " Sindi memakaikan Jas pada Brian.
Mira menimpali " Bawa mereka pulang Ayah " Ucap Mira khawatir.
Brian menganggukan kepalanya , Martin dan Brian langsung bergegas ke bandara untuk pergi kepulau senkuku.
Pasukan Kusus yang di buat Brian sendiri sudah sampai di pulau senkuku terlebih dahulu untuk mengamankan tempat tersebut , sebelum Brian sampai di sana.
Semua istri Brian yang mendengar jika tempat Mei sia telah di serang ******* , mereka bergegas kembali Ke Brebes , termasuk Viona yang Berada di inggris langsung terbang ke indonesia.
Beberapa jam berlalu , Brian sampai di pulau Senkuku , dia dengan tergesa - gesa langsung ke rumah istrinya .
Betapa terkejutnya Brian saat melihat Rumah tersebut sudah hancur berantakan, hanya menyisakan puing - puing.
Brian menghampiri sebuah Meja yang patah , terlihat sebuah foto yang sudah terbakar separuh , Foto tersebut adalah fotonya dulu dengan Mei sia dan Zan liang .
Seorang pasukan kusus yang di tugaskan untuk mencari informasi mengenai Mei sia dan anaknya ,dia menghampiri Brian dan mengatakan jika keduanya tidak selamat.
Brian menitihkan air matanya , dia memeluk foto tersebut di depan dadanya , Brian merasa sangat bersalah karena tidak bisa melindungi anak dan istrinya.
Brian ambruk di atas puing - puing sambil menangis , Kesedihan Brian sangat mendalam , pasalnya di tempat tersebutlah dia mendapatkan kehidupan keduanya ,jika bukan karena Mei sia dan keluarganya mungkin dia tidak akan selamat dari kematian waktu dulu.
Setelah beberapa saat dia tenang , dia kemudian emanggil Martin , Martinpun mendekat " Martin, jadikan tempat ini pemakaman untuk Istri dan anakku , dan suruh seseorang untuk terus merawat tempat ini " Ucap Brian Lemah.
" Baik Tuan Axel !" Martin langsung bergegas mengintruksikan permintaan Brian pada anak buahnya.
Setelah memberikan do'a dan menabur bunga , Brian kembali Ke iIndonesia dengan wajah tertunduk Lesu.
Saat sampai di Vila , terlihat Viona ,Tanti , Sindi ,Mira dan anak - anak mereka menyambutnya , tapi Brian tidak bersemangat sama sekali , Brian langsung memasuki kamarnya tanpa berbicara sepatah kata pun.
Sindi berinisitif bertanya pada Martin " Martin mana Mei sia dan Zan liang ?!"
Mereka semua mencari keberadaan Mei siadan Zan liang yang tak terlihat berjalan di belakang mereka.
Martin menggelengkan kepalanya " Mereka tidak selamat Nyonya " ucap Martin sendu.
Mereka semua menutup mulutnya karena tidak percaya , Sementara Sindi langsung berlari ke kamar Suaminya , karena dia tahu jika Suaminya pasti sangat terpukul.
Krisna yang merupakan Anak tertua Brian berkata " Tuan Martin anda jangan bercanda " Ucap Krisna tidak percaya.
" Tuan muda untuk apa saya bervanda dengan kalian ?" Jawab Martin tidak berdaya.
Mei terumi dan David yang baru sampai di Vila Brian langsung memotong Pembicaraan Mereka " apa maksudnya Tuan Martin , bagaimana kakak dan Zan liang ?"
Mira langsung memeluk Mei Terumi " Kamu yang sabar yah Mei "
" Tidak, tidak , ini tidak mungkin, kakak dan Zan liang tidak kenapa - napakan ?" Mei terumi mulai menitihkan air mata dan melepaskan pelukan Mira.
David sebagai suaminya langsung memeluk Erat Mei terumi " Sayang tenanglah "
" Kakak..., Sayang Kakak... , hiks..hiks... " Mei terumi menangis tersedu - sedu.
istri dan anak - anak Brian juga ikut menangis mendengar berita duka yang menimpa Mei sia dan Zan liang.
****
3 Tahun kemudian di jakarta , terlihat seorang pemuda berusia 20 tahunan sedang bekerja sebagai Karyawan magang di sebuah kafe.
" Zan .. ini pesanan meja nomor tujuh " Ucap karyawan wanita yang sudah senior di tempat tersebut.
Zan liang mengambil pesanan tersebut dan langsung mengirimkan pada kursi nomor tujuh , Zan liang menyajikan pesanan tersebut tanpa melihat pelanggan yang berada di meja tersebut.
Siapa yang menyangka jika setelah sekian lama , Martin melihat Zan liang secara langsung.
Martin yang sedang menelepon ,langsung mematikan ponselnya " Tu..Tuan Muda Axel !" ucap Martin bersemangat.
Zan lian menoleh saat mendengar nama Axel , dia juga ikut terkejut , tapi Zan lian mencoba untuk tetap tenang " Maaf .. apa anda bicara dengan saya ?"
Sebenarnya setelah kejadian tiga tahun lalu , Zan liang memutuskan untuk tidak berhubungan lagi dengan keluarganya.
Karena dia berpiki jika sumber masalah yang mengakibatkan ibunya meninggal adalah karena ada orang yang ingin menghancurkan Ayahnya.
Tapi siapa yang menyangka jika malah ibunya yang menjadi sasaran pertama , jadi Zan liang menumpahkan setiap keasalahannya pada ayahnya ,Brian !"
Martin mengerutkan keningnya " Tuan Muda , apakah anda lupa dengan saya ?"
" Maaf.. anda siapa dan apa anda mengenal saya ?" Zan liang pura - pura bodoh.
" Tuan Muda Zan liang ,anda jangan bercanda " Ucap Martin lembut.
" Maaf Tuan , anda sepertinya salah orang , saya permisi dulu " Zan liang bergegas masuk ke dapur.
Martin terdiam di tempat , dia yakin jika pemuda tersebut adalah anak Mei sia ,Karena dia sering melihatnya jadi dia sangat yakin akan hal itu, cuma perbedaannya di rambut, dulu Zan liang berambut pendek , sekarang dia terlihat memanjangkan rambutnya.
Tapi Martin tidak mau terburu - buru, dia membayar dan langsung meninggalkan tempat tersebut untuk mellaporkan kabar gembira ,jika Zan liang masih hidup.
Alasan kenapa Zan liang ada di jakarta , karena dia mendapat beasiswa untuk sekolah di Universitas ternama di jakarta.
Siapa yang menyangka setelah dua tahun kepindahannya ke jakarta, Zan liang akan bertemu dengan salah satu bawahan ayahnya.
Sebenarnya Zan liang sudah tidak ingin menjalin hubungan lagi dengan keluarganya , Karena dia sangat membenci Brian yang menurutnya ,awal dari kematian ibunya, pikiran tersebut yang terus menerus membuat Zan liang berubah menjadi orang yang berbeda.
.
.
.
Martin menemui Brian yang kebetulan sedang menjalani perawatan di salah satu Rumah sakit Elit di jakarta.
Sudah satu tahun yang Lalu Brian dan keluarganya pindah ke jakarta , tapi Anehnya mereka tidak ada yang pernah bertemu dengan Zan liang satu kalipun, padahal sudah dua tahun Zan liang ada di jakarta.
Sebenarnya bukan mereka tidak pernah melihat Zan liang , tapi Zan lianglah yang tetap menyembunyikan identitasnya .
Brian dan keluarganya pindah kejakarta semua , adik - adik Zan liang juga ikut , Kecuali Krisna yang sudah mapan dan Menikah , dia tinggal dengan istrinya.
Brian terlihat semakin keriput , Karena semenjak kematian Mei sia dia sudah tidak merawat diri lagi , sudah hampir dua tahun dia sakit - sakitan.
Sekarang Mereka semua tinggal di sebuah Vila di jakarta , Sindi , Tanti , Viona , Mira dan anak - anaknya , Mereka sepakat tinggal bersama lagi semenjak Brian sakit - sakitan.
" Tuan Axel , saya punya kabar gembira " Ucap Martin bersemangat.
Brian yang sedang duduk di kursi roda, dia sedang di ajak jalan - jalan Sindi dan Mira di taman menjawab " tidak ada yang bisa membuat aku bahagia lagi Martin " ucap Brian pelan.
Sindi dan Mira yang mendengar ucapan suaminya , merasakan sakit yang teramat di dalam hati mereka , pasalnya semenjak tragedi tiga tahun lalu , Brian sudah tidak pernah tersenyum dia seakan sudah kehilangan semangat hidupnya.
Martin menggelengkan kepalanya ,dia tersenyum " anda pasti bahagia mendengar ini , Saya melihat Tuan muda Zan liang " ucap Martin bersemangat.
Awalnya Bruan tidak merespon , tapi setelah dia mendengar nama Zan liang dia menoleh " Martin kamu jangan bercanda , Zan liang sudah mati !" Brian meninggikan Suaranya.
Sindi dan Mira langsung menenangkan Suaminya " Sayang , kamu dengarkan dulu Martin bicara yah " Ucap Sindi lembut.
Mira bertanya pada Martin " Kamu Serius Martin ?"
Martin menganggukan kepalanya , dia mengeluarkan ponselnya , Karena waktu di kafe dia sempat memotret Zan liang sembunyi - sembunyi " Lihatlah Tuan Axel " Martin memberikan ponselnya pada Brian.
Brian menatap layar ponsel , tiba - tiba air matanya menetes " Zan liang, kamu masih hidup nak " Walupun Menangis tapi Brian terlihat tersenyum untuk pertama kalinya.
Sindi dan Mira juga yakin jika anak muda tersebut benar Zan liang , Karena mereka tidak mungkin lupa dengan anak - anak saudari mereka.
" Sayang , syukurlah... " Sindi berjongkok dan mengusap Bahu suaminya.
" Martin kenapa kamu tidak langsung membawa Zan liang kemari ?" Tanya Mira.
" Tuan dan Nyonya Axel , masalahnya Tuan Zan liang tidak mengenali saya , mungkin dia pura - pura tidak kenal saya atau .." Martin memotong ucapannya.
" Atau mungkin dia hilang ingatan ?, begitu maksudmu Martin ?" Ucap Brian bersemangat.
Martin menganggukan kepalanya " kemungkinan itu ada Tuan Axel " jawab Martin lembut.
" Martin kamu cari informasi tentang dia , ingat cari secepatnya dan langsung beritahu aku !" Brian terlihat bersemangat.
" Tentu saja Tuan Axel !" Martin membungkuk Hormat kemudian undur diri.
Brian yang tadinya lemah , terlihat sangat bersemangat , dia juga langsung meminta istrinya untuk menyiapkan makanan, pasalnya selama Brian sakit dia sangat susah jika di suruh makan.
Sindi dan Mira tentu saja senang , Mira yang langsung menelpon asisten pribadinya untuk menyiapkan makanan yang enak dan di bawa kerumah sakit , tentu saja sesuai anjuran dokter.
Karena keluarga Axel sekarang sudah memiliki segalanya , baik itu Koki pribadi , Dokter Pribadi ataupun pribadi - pribadi lainnya yang kusus melayani keluarga mereka semuanya sudah ada .
Anak - anak Brian juga tentu saja memiliki kehidupan yang sangat terjamin , pasalnya perusahaan Ayahnya sudah menjadi perusahan terbesar di Indonesia.
Nama Axel Capital juga sudah tersohor di seluruh dunia, cabang perusahan yang berada di negara - negara maju membuat nama Axel Capital tidak ada bandingannya.
Sayangnya nasib satu anak Brian berbeda , dia sudah tiga tahun lamanya tidak merasakan fasilitas milik ayahnya.
****
" ah.. Lelahnya " Zan liang merebahkan tubuhnya di kasur kontrakan petaknya yang berukuran 3x3 meter persegi.
Sudah dua tahun dia tinggal di kontrakan tersebut , karena dia harus menghemat uang jadi dia memilih kontrakan yang murah , yang sewanya hanya 500 ribu rupiah setiap bulannya.
Zan liang bekerja di kafe dari jam 5 sore hingga jam 11 malam , dia selalu mengambil sif malam agar tidak bentrok dengan kuliahnya, gajinya di kafe tersebut hanya 1.5 juta rupiah perbulan .
jika di hitung - hitung mungkin tidak cukup untuk biaya hidupnya, apa lagi Zan liang merokok , dia juga meminum alkohol. Bukan karena apa , tapi dia meminum alkohol untuk sedikit menenangkan pikirannya.
Ponsel Zan liang berdering , dia mengambil ponsel dan mengangkatnya " Halo .., ada apa Ris ?"
" Aku tidak bisa tidur Zan , temani aku teleponan sampai tidur yah " Ucap Riska manja.
Zan liang menghela napas " kenapa tidak meminta pada cowomu saja , kenapa selalu aku sih ?, aku capek Ris " keluh Zan liang.
" Tuhkan kayak gitu.. kamu jahat ih... !" Riska terdengar merajuk di seberang telepon.
Zan liang menghela napas lagi " iya , iya bawel , tapi jangan salahin aku kalau aku tidur duluan "
" Terimakasih Zan " Suara Riska terdengar senang.
mereka berdua ngobrol ngalor - ngidul, membahas sesuatu yang tidak penting , lama kelamaan mata Zan liang berat , dia kemudian terlelap setelah jam menunjukan pukul 00.05 menit.
Riska terdengar ngobrol sendiri karena ponsel Zan liang tidak di matikan , tapi setelah beberapa saat Zan liang tidak menjawab , Riska menyadari jika Zan liang sudah tertidur.
Bukannya marah tapi Riska sangat senang karena bisa ngobrol dengan Zan liang " Heave nice dream Zan " Riska kemudian mematikan ponselnya.
Zan liang bertemu Riska saat pertama kali sampai di jakarta , Saat Zan liang mencari alamat Universitas tempat dia mendapat beasiswa kebetulan dia bertemu dengan Riska .
Riska yang menyadari jika Zan liang satu kampus dengannya dia tidak keberatan menunjukan alamat Universitas tersebut, dia juga mencarikan kontrakan yang dekat dengan Universitas tersebut.
Seiring berjalannya waktu Riska semakin dekat dengan Zan liang , perasaan mulai tumbuh tapi sayangnya Riska sudah di jodohkan oleh ayanya jadi dia memendam perasaanya pada Zan liang.
Dua tahun berlalu , bukannya menjauhi Zan liang tapi Riska malah semakin dekat dengan Zan liang , dia selalu mencari cara untuk bicara dengan Zan liang.
Entah Zan liang yang bodoh atau apa , Zan liang tidak tertarik sama sekali dengan Riska dia tidak pernah berniat untuk membalas perasaan Riska yang sudah terang - terangan menyukainya.
Zan liang malah terkesan cuek , apalagi saat Zan liang tahu jika Sesudah Wisuda Riska akan menikah dengan Pria pilihan ayahnya.
Zan liang terkesan menjauhi Riska , karena Zan liang sadar jika dia bukan tipe orang tua Riska yang mendewakan harta dari pada perasaan, Karena dia sekarang hanyalah seorang Pria sebatang kara..
.
.
.
.
Ke esokan harinya Zan liang bangun dari tidurnya , dia melihat jam di ponselnya , Jam menunjukan pukul 06.00 pagi.
Karena Zan liang Ada Mata kuliahnya Siang , Zan liang tidak terburu - buru untuk membersihkan diri , dia dengan santainya mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi kontrakan yang berada di luar.
Saat Zan liang membuka pintu , ada sebuah kantong kresek hitam yang menggantung di gagang pintu depan.
Zan liang tanpa ragu membukanya " Makanan dari siapa ini yah ?" Zan liang menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
" hmmm... apa mungkin dari Riska yah ?, bodo amatlah , lebih baik aku mandi dulu " Zan liang meletakan makanannya di lantai dekat kasurnya.
Setelah mandi , Zan liang berpakaian rapi , dia kemudian mengambil makanan tadi dan membukanya.
" Astaga.. lauknya banyak amat ? " Zan liang terpukau dengan berbagai Lauk yang ada dalam Nasi kotak tersebut , dari Rendang , Paha ayam, Bakwan udang hingga Lalapanpun ada komplit beserta sambalnya.
Tentu saja Zan liang sangat senang , pasalnya dia tidak pernah makan dengan Lauk yang mewah untuk menghemat uangnya ,agar mencapai bulan depan lagi saat gajian.
Sungguh Miris , anak Triliuner hidup dengan makan dan tidur seadanya , dia tidak menjalani kehidupan yang mewah seperti adik - adiknya.
***
Di kediaman Axel di jakarta , Brian yang sudah di perbolehkan pulang dari rumah sakit sedang berkumpul dengan keluarga besarnya.
Alicia yang baru tiba dari inggris semalam, karena akan melanjutkan studi di indonesia , dia juga terlihat sudah bersama di ruang keluarga yang luas tersebut.
Mereka juga berkumpul untuk menyambut kepulangan Brian yang sudah Satu tahun lebih menjalani rehabilitasi di rumah sakit.
" Alicia kapan kamu sampai di indonesia ?" tanya Brian lembut.
Alicia menghampiri Brian dan memeluknya " Aku sampai tadi malam Dady , maaf aku tidak bisa menemani Dady selama ini " Alicia terlihat cemberut.
Brian mengusap kepala Alicia " tidak apa - apa ,lagi pula di sini juga ada kakak dan adik Kalian " Brian tersenyum.
Melihat senyuman Brian pertama kali , anak - anak Brian terkejut , mereka semua seperti melihat sebuah keajaiban.
Melihat tatapan anak - anaknya , Brian mengerutkan keningnya " Kenapa kalian melihat Aku seperti itu , apa ada yang salah ?"
Mereka semua kompak menggelengkan kepalanya, Brian tahu jika mereka pasti terkejut dengan perubahannya, Brian menghela napas " Sudah lama kita tidak berkumpul seperti ini , sayangnya masih ada yang kurang di antara kita "
Alicia yang masih berada di dekat Brian menegur " Dady.., jangan bahas itu lagi , Momy Mei sia dan Kak Zan sudah tenang di alam sana " ucap Alicia memelas.
Brian tersenyum dia mengusap puncak kepala Alicia " Justru Dady ingngin membahas mereka " Brian mengeluarkan ponselnya yang sudah lama dia simpan , dia kemudian mengirimkan sebuah foto di WA grup keluarga mereka.
" Bukalah ponsel kalian semua " Mereka seketika membuka ponselnya masing - masing , kecuali Sindi dan Mira yang sudah melihat foto Zan liang.
Krisna paling pertama berdiri " Ayah ini..."
Mereka semu berspekulasi sendiri - sendiri , Melihat hal itu Brian tersenyum " Bagaimana , itulah yang membuat aku seperti ini "
" Ayah , ini Zan liang kan ?" Tanya Krisna lagi.
Brian mengangguk " Seharusnya sih iya , Martin sendiri yang melihatnya , tapi dia tidak mau mengaku jika di Zan liang , tapi Martin tadi malam sudah mengkonfirmasi ke Ayah jika kemungkinan besar dia adalah Zan liang , dan kamu Alicia kamu akan satu Universitas dengan dia , Dady minta kamu jaga dia untuk Dady , Walaupun dia kakakmu tapi dia sekarang tidak mempunyai uang seperti kalian , dia hidup mandiri di sebuah kontrakan petak , dia Melanjutkan studi dengan Beasiswa , di tambah Zan liang bekerja paruh waktu untuk menyambung hidupnya selama ini " Wajah Brian berubah menjadi sedih.
Semua anak Brian juga ikut merasakan apa yang Ayahnya rasakan , mereka juga ingin Zan liang menikmati harta ayahnya seperti mereka.
Rayan anak Mira buka suara " Ayah tenang saja , Kami pasti akan membuat Kakak Zan berkumpul lagi dengan kita "
Mindi yang sudah memakai setelan seragam SMA menimpali " Yup Kak Rayan benar , Ayah jangan bersedih lagi yah ?"
" Mindi dan Rayan benar Dad, Dady jangan bersedih lagi , yang pentingkan kita sudah menemukan kakak Zan " Ucap Alice sambil memeluk Brian.
Semuanya mengangguk setuju untuk membuat Zan liang berkumpul lagi dengan mereka.
Keluarga tersebut memang terkenal dengan keharmonisannya , Walaupun Brian memiliki Banyak istri dan anak ,dia mampu membuat semuanya saling suport.
Tidak seperti keluarga kaya pada umumnya yang memiliki beberapa istri dan anak , mereka akan cenderung memperebutkan warisan sang ayah.
Karena selain membagi hartanya dengan adil, Brian juga mewanti - wanti istrinya agar mendidik anak - anak mereka saling mendukung satu sama lain, tidak boleh ada yang iri satu sama lain, jikapun ada mereka harus segera menyelesaikan masalahnya, dari situlah terjalin hubungan yang harmonis antara semua istri dan anak - anak Brian.
Alicia yang sudah di daftarkan ke Universitas ,dia langsung berangkat ke Universitas di antar sopir pribadinya.
***
Di dalam kelas , Zan liang terlihat sedang fokus mendengarkan dosen yang mengajar, karena dia termasuk Mahasiswa yang pintar ,jadi tidak ada alasan baginya untuk main - main saat ada mata kuliah.
Pintu ruang kelas diketuk " Tok..Tok..Tok.."
Disen dan para mahasiswa menoleh ke arah pintu termasuk Zan liang juga, terlihat Rektor yang sedang berada di depan pintu.
Dosen menghampiri Rektor " silakan maduk pak" Karena dosen sudah di beritahu jika akan ada Mahasiswi pindahan, dia tahu maksud kedatangan rektor.
Rektor mengangguk " Nona Alicia silakan " Rektor dengan sopan menyuruh Alicia masuk , pasalnya dia tahu identitas Alicia.
Alicia mengikuti Rektor , dia kemudian memeperkenalkan Alicia pada Mahasiswa/i yang mengikuti Kelas Pak Danil.
Semua mata Mahasiswa tentu saja langsung tertuju pada sosok Alicia, Rambut pirang , Mata biru , Body proposional , di tambah gunung Kembar D, bergelantungan di dadanya.
" Cantiknya .." Ucap salah satu mahasiswa.
" Bule cuy , uhuy .." Mahasiswa lainnya menimpali.
" padahal sudah banyak wanita cantik di sini, di tambah bule lagi , sepertinya aku akan selamanya menjomblo " celetuk Mahasiswi yang punya banyak jerawat di wajahnya.
" Kamu yang sabar yah " temannya mencoba menenangkannya.
Sementara Zan liang tidak tertarik sama sekali , dia masih fokus dengan buku yang dia baca.
Pandangan Alicia tertuju pada Zan liang sepenuhnya, dia membatin " Ternyata Dady benar , dia memang kakak Zan "
Setelah memperkenalkan Alicia , Dosen menyuruh duduk di kursi yang berada di depan Zan liang yang kebetulan kosong " Nona Alicia silakan duduk disana " Ucap Dosen Santai.
Alicia mengangguk , setelah dia duduk , Rektor langsung pergi pelajaran kembali di mulai kembali.
Alicia menoleh kebelakang , dia mengulurkan tangannya " Alicia , kalau boleh tahu nama kamu siapa ?" ucap Alicia sambil tersenyum.
Zan liang mendongak menatap Alicia " Raizan " Setelah mengucapkan namanya, Zan liang mengabaikan uluran tangan Alicia ,dia kembali fokus dengan kuliah pak Danil.
Alicia menghela napas, dia menarik uluran tangannya , walaupun di abaikan Zan liang dia tidak akan menyerah untuk mengakrabkan diri dengan Zan liang.
.
.
.
.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!