"Dunia kuno yang sangat payah!!!" Gertak seorang wanita yang nampak terlihat compang camping di dalam hutan yang sangat gelap dan menyeramkan itu.
Sudah hampir satu minggu dirinya berada di labirin hutan tersebut, namun dia masih belum bisa menemukan jalan keluarnya. Seminggu yang lalu dirinya di buang oleh mantan tunangan dan kakak kandungnya sendiri yang ternyata bersekongkol dengan ibu dan ayah nya untuk membunuhnya agar tidak lagi menjadi aib keluarga.
Lenora, gadis tersebut bukan nya tidak bisa melawan tapi saat itu dia masih dalam keadaan bingung dan shock dengan apa yang ia lalui saat itu. Hingga akhirnya mereka berhasil membawa nya pergi ke dalam hutan ini, selama seminggu itu pula Lenora mulai mempelajari tentang dunia ini.
Dunia yang menurutnya sangat aneh, bagaimana tidak? dia melihat beberapa hal aneh di hutan yang membuat nya kaget sekaligus kagum. Namun, dia tidak menemukan satu pun orang yang ada di dalam hutan itu selain hewan buas yang membuat nya harus melawan jika ingin hidup dengan panjang.
"Woahh! apakah itu danau?" Girang nya yang langsung bergegas ke sana, namun setelah sampai di pinggiran Lenora kembali menjauh.
"Air yang tenang pasti terdapat banyak bahaya di dalam nya..." Gumam nya dengan memperhatikan danau tersebut yang nampak indah dan bercahaya karena hanya di sana yang tersorot matahari dengan terang.
"Grrrrr!!!!!"
Lenora meneguk ludahnya bulat-bulat, dia membalikkan tubuhnya perlahan-lahan hingga akhirnya dia memegang dadanya dengan mata yang terpejam. Ini bukan pertama kalinya Lenora melihat seekor beruang, namun kali ini Lenora benar-benar shock!! semua hewan yang ada di hutan ini ukuran nya 10 kali lipat dari dunia nya dulu.
Sebenarnya, Lenora juga tidak bisa di katakan lemah. Meskipun sikapnya pecicilan dan terkadang sedikit tidak waras namun Lenora sebenarnya seorang agen rahasia yang sangat penting di organisasi nya, sikap nya yang sangat memanipulasi membuat nya tak terlihat seperti seorang agen, karena itu lah banyak sekali musuh yang tertipu oleh nya.
Untuk saat ini, Lenora memilih untuk melarikan diri saja karena kondisi tubuhnya pun masih banyak luka yang belum sembuh.
"Ahh... Aku... Lihatlah, ada helikopter!!!" Tunjuk Lenora pada belakang tubuh beruang tersebut yang menatap nya heran.
"Haishh, bagaimana ini?" Gumam nya dengan menggigit ujung jarinya.
"Grrrr!!!!" Beruang itu kembali menggeram yang lagi-lagi membuat Lenora terlonjak kaget.
"Sialan kau!! apa kau mau membawa ku ke rumah sakit jika aku terkena serangan jantung?!" Kesal nya.
"Grrrrr?" Beruang itu terlihat heran, kepalanya yang di miringkan membuat Lenora terdiam.
"Kau mengerti apa yang aku bicarakan?" Tanya Lenora.
"Grrrr..." Angguk nya.
"Woahh!!! baiklah, aku akan berterus terang pada mu ya.... Sebenarnya, tubuh ku itu memiliki daging yang sangat buruk!! kualitas nya pun tidak memungkinkan, sebaiknya kau cari saja mangsa lain. Aku hanya manusia yang sangat menyedihkan disini, kau tidak lihat? tubuh ku kurus kering seperti ini? aku tidak akan membuat mu kenyang!" Lenora terus mengoceh tiada henti.
"Grrrr...." Beruang itu mendongakkan kepalanya hingga membuat Lenora ikut mendongakkan kepalanya juga, di dahan yang paling tinggi terdapat sarang lebah yang sangat besar, sepertinya beruang itu datang karena mencium aroma madu nya yang memang terasa harum.
"Kau mau itu?" Tanya Lenora yang di balas anggukan oleh harimu tersebut.
"Ambil sendiri, kau kan kuat." Santai Lenora yang nampak acuh.
"Grrrr!!!!" Marah nya.
"Astaga, baiklah baiklah..... Kau memang perhitungan sekali." Gumam Lenora dengan sedikit menjauh saat mendengar geraman beruang nya yang sangat menggema di sana.
Di lihatnya sekeliling yang nampak sepi dan sedikit gelap, Lenora segera mencari dahan pohon yang kering dan membawanya secara berulang-ulang hingga tertumpuk di bawah pohon tersebut dengan jarak yang lumayan dekat.
Setelah itu, Lenora mengeluarkan sebuah batu dari dalam saku nya. Dia memiliki nya sejak pertama kali ia datang ke sana karena untuk berjaga-jaga jika dirinya lapar dia akan mencari hewan buruan kecil untuk ia panggang.
Asap mulai mengepul saat api mulai menyala, terdengar suara gerungan dari atas pohon. Sarang lebah itu nampak bergoyang saat asap mulai mengerubungi mereka, Lenora yang melihat itu tersenyum puas.
Namun, senyumnya langsung luntur saat para lebah itu keluar dari sarang nya. Ukuran lebah itu membuat Lenora melotot, bagaimana bisa lebah sebesar itu? dengan ukuran nya yang kecil saja sudah membuat nya demam, apalagi yang besar seperti ini? ukuran nya seperti tikus besar yang sering ada di got.
"Grrrrr!!!!"
Beruang itu menggeram marah, dengan cepat di gigit nya belakang baju Lenora dan langsung membawanya pergi. Lenora yang sadar akan hal itu langsung berteriak heboh karena para kawanan lebah itu mulai mengejar mereka, Lenora hanya bisa memejamkan matanya dengan pasrah karena kepalanya terasa pusing akibat langkah beruang yang sangat besar dan cepat.
Setelah sekian lama nya, Lenora di turunkan kembali di atas bebatuan yang nampak dingin dan segar. Di lihatnya sekeliling yang ternyata sebuah air terjun, melihat itu Lenora langsung berlari untuk menghampiri nya.
"Aku yakin, di balik kesialan pasti ada keuntungan..." Girang nya dengan memainkan air tersebut dan segera meminumnya.
Namun, lagi-lagi keberuntungan tersebut langsung hilang saat Lenora melihat sepasang mata yang tengah menatapnya tajam di balik guyuran air terjun tersebut.
Sorot mata yang hitam gelap, yang kini mulai menunjukkan dirinya yang nampak begitu besar dan mengerikan.
"Aaaaaaaaaaaaa!!!" Lenora kembali pergi dan segera berlindung di balik tubuh beruang yang sedang duduk dengan tangan yang meraih air untuk minum.
"Cepat usir dia!!!" Perintah Lenora dengan memegang tangan beruang yang diam dan menatap Lenora yang tidak sadar telah mengatakan hal tersebut, apakah sosok nya sudah tidak menyeramkan lagi?
"Grrrrr!!!" Beruang itu menggeram pada Lenora yang justru malah menggeplak nya.
"Jangan menakuti ku lagi!! cepat usir dia!!" Kesal Lenora.
Beruang itu diam sejenak, sebelum akhirnya kembali menggigit belakang baju Lenora dan mengangkat nya tinggi.
"Apa yang kau lakukan? lepaskan aku!!!!!! bukankah sudah aku katakan? daging milik ku tidak enakk!!" Teriak Lenora yang nampak bergerak kesana kemari, lebih baik jatuh ke bebatuan dari pada ke dalam perut beruang. Benar kan?
Beruang itu mengangkat dan membawanya nya hingga berdiri di depan ular hitam yang sangat besar itu, ular itu terlihat menyeramkan dengan sisik yang terlihat tebal dan keras. Sorot matanya yang tajam dengan dua taring yang tajam seperti pedang membuat Lenora meneguk ludahnya bulat-bulat, apakah dia datang ke dunia ini hanya untuk menjadi santapan mereka? tubuh Lenora mulai menciut dan semuanya menjadi gelap gulita, sepertinya dia pingsan.
Pingsan karena lapar bukan karena takut....
Lenora terbangun dari pingsannya, dia melihat ke sekeliling yang nampak gelap gulita dan hanya ada beberapa kunang-kunang yang mengelilingi nya sehingga di tempatnya berdiam lumayan terang.
"Apakah aku sudah di surga?" Gumam Lenora dengan bangkit dan mencoba melihat lihat sekeliling nya lagi.
Saat dirinya duduk, dia mencium aroma yang sangat harum dari belakang batu besar itu. Dengan cepat Lenora beranjak dan mengintip di sana, betapa terkejutnya Lenora saat melihat beruang tadi siang yang sedang memanggang ikan dengan ukuran yang sangat besar itu.
"Ikan.." Gumam nya dengan menelan ludahnya bulat-bulat.
"Shhhhh..."
Tubuh Lenora mulai merasa dingin, desisan itu sangat jelas terdengar di telinga nya. Lenora tahu bahwa ular besar tadi kini ada di belakang nya, saat Lenora hendak kabur ular tersebut justru mengikat nya menggunakan belakang ekornya yang sangat besar itu namun saat mengikat pada dirinya, ekor tersebut berubah kecil.
"Lepaskan!!!" Lenora terus berontak hingga ular tersebut melemparkan nya di hadapan sang beruang yang nampak terkejut.
"Huhuhu.... Beruang yang baik hati dan tidak sombong, lihatlah kelakuan nya itu.... Dia benar-benar jahat!!" Adu Lenora pada sang beruang yang bangkit dari duduknya dan mulai menghampiri sang ular yang lagi-lagi tengah melingkar di atas batu tempat Lenora mengintip tadi.
Melihat kepergian beruang itu, Lenora segera memakan ikan bakar yang nampak segar dan menggoda itu.
"Apa kau sangat kelaparan manusia?!"
"Hmm, aku sangat kelaparan. Dari pagi aku belum makan...." Balas Lenora tanpa sadar, setelah beberapa detik barulah dia sadar dan menelan gigitan ikan tersebut dengan susah payah.
Di lihatnya sang beruang yang sedang duduk dengan santai di bebatuan dan tengah menatapnya juga.
"Kau? kau bisa bicara?" Tanya Lenora dengan tampang yang bodoh.
•••••
"Yang mulia, semuanya sudah teratasi. Apakah anda ingin kembali?"
"Tidak, untuk sementara saya akan berada di dalam gua ini." Balas nya dengan mata yang masih terpejam.
Sosok laki-laki yang terlihat luar biasa itu sekarang sedang menahan dirinya agar bisa bertahan dari penyakit yang membuat nya tidak terkontrol, memiliki wajah yang rupawan dan tubuh yang sempurna membuat nya sangat di gilai para wanita.
Sudah hampir 1 bulan dia berada di dalam gua namun masih belum keluar juga, bahkan para bawahannya sudah berkali-kali mengatakan keadaan di istana nya.
•••••
"Aku paham, meskipun merasa ini semua hanyalah ilusi namun kalian semua ternyata nyata." Ucap Lenora karena sang beruang sudah menjelaskan sejak tadi.
Bahkan, kini beruang tersebut sudah berubah menjadi laki-laki tampan yang manis. Untuk ular, dia masih enggan berbicara dengan Lenora yang nampak tidak terlalu peduli pada nya.
"Dia sahabat ku, jangan hiraukan dia karena sudah sejak dulu dia memiliki temperamen yang buruk." Bisik Diego, nama dari beruang itu.
"Aku kagum padamu, kau sangat hebat! bagaimana bisa kau memiliki teman seperti nya?" Ucap Lenora dengan melirik Archon yang nampak memejamkan matanya dalam wujud ular nya.
"Benarkah? aku rasa aku memang hebat, hahaha..." Tawa Diego.
"Jadi, karena itu lah kau tahu bahwa aku bukan berasal dari dunia ini?" Penasaran Lenora.
"Iya, di lihat dari tingkah dan prilaku mu tidak mencerminkan orang-orang di sini. Jika kau berasal dari dunia ini mungkin kau sudah lama mati, semua hewan buas disini muncul karena ingin mengerjai mu saja..." Santai nya.
"Mengerjai? kau yakin? bahkan aku masih ingat saat seekor singa yang mengejar ku hingga membuat kaki ku bengkak karena terkena gigitan nya!!" Kesal Lenora.
"Benarkah? aku rasa dia mengerjai mu terlalu serius..." Santai nya.
"Sudahlah, lalu kenapa kau ada di hutan ini? bukankah kau bisa keluar dan menjadi manusia pada umumnya?" Heran Lenora.
"Menjadi manusia sangat merepotkan menurut ku, dan lagi.... Disini sangat menyenangkan, tidak ada yang berani mengganggu ku atau pun mencari masalah dengan ku." Ucap Diego dengan menatap Lenora yang langsung mendecak.
"Jika hidup seperti ini terus akan sangat membosankan! kau tahu? hidup yang penuh tantangan jauh lebih seru!! mau berpetualang dengan ku?aku tidak punya teman di dunia ini, ayolahhhh" Tawar Lenora dengan menggoyangkan tangan Diego.
"Petualang?" Ucap nya dengan mengeryit.
"Ya, semacam menjelajah. Bukankah itu sangat seru? kita bisa melihat dunia yang luas ini...." Jelas Lenora.
"...." Diego diam dengan melirik Archon yang nampak tak terusik.
"Aku akan pergi jika Archon juga ikut pergi, bagaimana pun juga dia sudah seperti saudara untuk ku." Ucap Diego dengan yakin.
".... Lupakan, sepertinya itu sangat mustahil." Ucap Lenora dengan merebahkan tubuhnya di atas tumpukan rumput yang lembut dan tebal.
Lenora memunggungi mereka, mata Lenora menatap ke arah air terjun yang nampak bersinar terang. Helaan nafas terdengar oleh Diego, bisa ia lihat jika Lenora sudah lelah dengan kehidupannya yang sekarang.
•••••
Pagi ini, Diego di buat panik karena tidak menemukan Lenora di sana. Yang ia lihat hanya ikan panggang yang sudah tersedia di sana, ada juga daun yang bertuliskan ucapan terimakasih pada Diego karena sudah mau menjadi teman mengobrol nya di dunia ini untuk yang pertama kali nya.
"Kau tahu jika Lenora pergi?" Tanya Diego pada Archon yang hanya berdehem.
"Haishh!! kenapa kau tidak membangunkan aku? aku akan mengantar nya ke perbatasan hutan ini, bukankah kau yang paling tahu bagaimana bahaya nya hutan ini?" Kesal Diego.
"Mau dia mati pun aku tidak peduli.." Santai Archon dengan kembali masuk kedalam air terjun.
"....." Diego tidak mengatakan apapun lagi, dia segera bergegas dengan wujud beruang nya yang besar. Diego menanyakan ke mana Lenora pergi pada hewan-hewan kecil yang ia jumpai sebelumnya, meskipun mereka baru pertama bertemu namun Diego yakin bahwa Lenora tidak lah jahat seperti orang-orang yang selalu mengincar nya untuk menjadikannya hewan spirit nya.
Sedangkan untuk Lenora sendiri, dia sudah bersembunyi di balik pohon besar yang nampak lebat daun nya. Dia baru saja di kejar oleh kawanan serigala yang nampak mengerikan dengan air liur yang terus menetes di setiap mulut nya.
Lenora meringkuk di atas dahan yang besar dengan nafas yang memburu, andai saja Lenora memilih pisau atau pun pistol nya mungkin dia tidak akan bersembunyi seperti ini.
"Aku mohon jangan lagi..." Gumam Lenora saat merasakan sesuatu yang merangkak di atas dahan yang ia tempati sekarang, mata Lenora terpejam kuat. Membunuh 3 ekor serigala membuat nya nyaris mati, dia tidak tahu bahwa di setiap serigala yang ia bunuh pasti akan semakin banyak yang datang.
3 ekor bukanlah hal yang mudah untuk ia lawan menggunakan tangan kosong, tangan nya kini penuh dengan darah, bahkan leher dan lengannya terdapat luka sayatan yang di akibatkan oleh serigala tersebut.
Deg!!
Jantung Lenora berdetak kencang saat merasakan tepukan di pundaknya, hal itu membuat tubuhnya oleng dan hampir jatuh jika saja tidak di tarik oleh sosok tersebut.
"BING!!! Mau sampai kapan kau ada di dalam? apa kau tidak bosan hah?!" Teriak seorang laki-laki di depan gua dengan ekspresi yang sangat jengkel itu.
"Tuan Oliver, yang mulia tidak akan keluar jika kutukan itu belum benar-benar hilang." Balas sang bawahan nya dengan ekspresi yang takut-takut.
"Astaga!! bukankah ini sudah satu bulan lama nya? kenapa masih belum hilang? apakah semakin parah?" Cemas Oliver.
"Kami tidak tahu tuan."
"Aku akan memberitahu hal ini pada me..."
"Berisik!!"
Terlihat seorang laki-laki yang keluar dari dalam gua dengan ekspresi penuh kekesalan nya, dia berjalan melewati mereka begitu saja dan duduk di bawah pohon yang terdapat tempat duduk di sana dan juga tersedia beberapa makanan ringan.
"Bing? akhirnya kau keluar, bagaimana? apakah kau sudah membaik?" Tanya Oliver dengan tersenyum lebar.
"Buang ekspresi bodoh mu itu Oliv! kau terlihat menjijikkan!" Kesal Bing.
"Terserah, aku tidak peduli lagi pada mu Bing!" Balas Oliver dengan memalingkan wajahnya ke arah samping dan melipat kedua tangannya di dada.
"Ubahlah sikap mu itu Oliv, sebentar lagi aku akan turun dari tahta agar kau bisa secepatnya memimpin." Ucap Bing dengan mulai tenang.
"Apa? tidak!!! bukankah itu masih dua tahun lagi? oh ayolahhhh Bing!! orang tua ku saja masih santai karena ada kau yang memimpin nya..." Rengek Oliver.
"Cepat atau lambat kau yang akan menggantikan ku, jadi jangan lagi bermain-main dengan tahta kerajaan! karena itu kau memiliki tanggung jawab yang besar untuk memimpin rakyat mu sendiri..." Jelas Bing.
"Aku mengerti..." Tunduk nya.
Oliver Luminos, putra semata wayang dari kerajaan Luminos yang dulu hampir gugur namun berkat Bing, kerajaan tersebut kembali makmur dan bahkan menjadi kerajaan yang paling besar dan di takuti di daratan Luminos ini.
Oleh karena itu lah orang tua Oliver tidak mempermasalahkan jika Bing yang memimpin kerajaan nya, bahkan mereka berharap Bing yang akan terus memimpin kerajaan Luminos dari pada putranya sendiri Oliver yang tidak pernah serius dengan tugas nya.
Sudah bukan rahasia umum lagi jika semua orang menganggap Bing dan Oliver adalah saudara sepupu, karena raja Luminos memalsukan data Bing agar tidak mencuri perhatian orang-orang maupun rakyat nya sendiri.
Bahkan, dari kerajaan mana pun tidak ada yang berani mengusik Bing, mereka dulu pernah menuntut Bing untuk segera menikah agar segera memiliki putra mahkota, namun Bing justru membakar mereka hidup-hidup yang berani mengatakan nya tidak normal atau apalah itu sehingga para wanita dari kerajaan lain yang semula mengajukan pernikahan untuk mereka mendadak mundur seketika.
Hampir semua putri di berbagai kerajaan menginginkan Bing, namun Bing tidak tertarik sedikit pun pada mereka yang menurutnya sangat lemah!
•••••
Lagi dan lagi, Lenora membuka matanya dengan keadaan yang buruk. Bagaimana bisa dia pingsan lagi? apakah ini efek dari tubuh pemilik aslinya yang memang sangat lemah dan tidak memiliki kekuatan apapun?
Di hadapannya kini sudah ada Diego yang sedang membakar gurita besar, itu pun hanya satu tentakel nya saja yang sudah menyamai betis kaki nya.
"Diego?" Ucap Lenora dengan melihat sekeliling.
"Kau sudah sadar? syukurlah, kenapa kau pergi begitu saja? jika kau ingin keluar dari hutan ini aku bisa mengantar kan mu..." Ucap nya dengan cepat.
"Ah maafkan aku, aku hanya tidak ingin merepotkan mu lagi. Ngomong-ngomong, Kenapa aku bisa ada disini?" Heran nya.
"Kau tidak ingat? aku sendiri menemukan mu dalam keadaan sudah tidak sadar di bawah pohon, aku pikir kau sudah mati. Hampir saja aku membuat kan makam untuk mu...." Jelas Diego.
"Di bawah pohon? sebelum itu aku memang hampir jatuh karena seseorang, dia.... Dia berambut hitam, memiliki kulit putih pucat dengan bola mata berwarna emas." Ucap Lenora dengan mengingat kembali laki-laki tampan yang sebelumnya ia lihat.
"Kau yakin ciri cirinya seperti itu?" Tanya Diego dengan terkejut.
"Iya... kau kenal dengannya? jika iya, Tolong katakan padanya bahwa aku sangat berterimakasih pada nya." Angguk Lenora dengan tersenyum.
"...." Diego diam dengan tiba-tiba melirik Archon yang diam santai di atas bebatuan, mungkin itu tempat favoritnya.
"Hmm... Kau, kau bisa langsung mengucapkannya sekarang. Sepertinya, orang yang kau maksud itu Archon." Ucap Diego dengan tersenyum diam-diam.
"Ehh apa?" Kaget Lenora dengan ekspresi tak percaya nya.
Di tatap nya Archon yang nampak tidak peduli sama sekali, dia diam dan bingung harus bagaimana karena dia tahu bahwa Archon mendengar ucapannya tadi.
"Lenora, seperti yang kau tahu. Hidup di luar hutan ini lebih mengerikan dari yang kau kira, mungkin untuk orang awam seperti mu kau akan langsung mati terbunuh oleh para kultivasi yang sering mendapatkan kekuatan nya dengan mengambil inti kehidupan manusia lainnya." Jelas Diego dengan ekspresi yang serius.
"...."
"Jadi, sebelum kau pergi kau harus mempunyai bekal terlebih dahulu." Senyum Diego hingga memperlihatkan lesung pipi nya yang membuat nya semakin tampan.
"Bekal? aku.... Aku sendiri bahkan tidak tahu bagaimana melakukan nya, apakah itu muncul begitu saja?" Tanya Lenora dengan tampang bodoh nya.
Di jaman nya dulu, kekuatan yang sering mereka gunakan adalah pistol, senapan, bom, granat dan alat yang lainnya yang menurut mereka sangat hebat!
"Kau tenang saja..." Ucap Diego dengan menepuk pundak Lenora.
"Kau mau mengajari ku?" Tanya Lenora dengan antusias.
"Tidak, tapi Archon." Cengir nya.
Mata Lenora membulat, dia melirik Archon yang sama terkejutnya dengan apa yang di katakan Diego barusan.
•••••
Sudah satu bulan lamanya Lenora berlatih dengan Archon, namun laki-laki itu masih belum mengatakan sesuatu pada nya. Semua yang ia pelajari melalui buku yang di berikan oleh nya, jika dia terluka maka Diego yang dengan cepat memeriksa nya.
Awalnya Lenora tidak tahu mengenai hal tersebut namun Diego menjelaskan nya secara panjang lebar.
Berbeda dengan Archon, laki-laki itu justru hanya memberikan nya sebuah buku tebal yang isi nya kurang lebih seperti ini:
Kultivasi– sebuah proses meningkatkan kesehatan, memperpanjang umur, dan bertambah kuat. Kultivasi biasanya dicapai dengan mengolah Qi atau tenaga dalam dan latihan seni bela diri & mistik.
Metode kultivasi, Latihan untuk mengolah dan menyeimbangkan Qi atau kumpulan teknik yang dipraktikkan oleh para cultivator untuk dikultivasikan.
Basis kultivasi, Jumlah dan kapasitas Qi murni yang dimiliki oleh seorang cultivator .
Manual, sebuah buku yang berisi instruksi rinci tentang pelatihan dalam metode kultivasi atau gaya seni bela diri klan atau perguruan tertentu. Biasanya sangat berharga dan karenanya dirahasiakan (atau setidaknya, tidak tersedia untuk umum). Nama lain dari Manual adalah Sutra dan Kitab Suci, ini adalah hal yang di ajarkan oleh Archon padanya, hanya memberikan sebuah buku yang tebal nya sangat mengerikan!
Akar Spiritual – disebut juga dengan Akar dari Kehidupan. kiasan, juga merupakan fondasi tubuh dan jiwa seseorang.
Dantian – secara harfiah diterjemahkan sebagai “Lautan Qi” atau “Eliksir”.
Meridian – jaringan/saluran dalam tubuh yang dilalui aliran Qi. Jaringan ini seperti pembuluh darah, tetapi untuk Qi, bukan darah.
Eight Extraordinary Meridian – bertindak sebagai reservoir atau jalur untuk sirkulasi Qi. Dari Delapan Meridian Luar Biasa.
Twelve Principal Meridian (Dua Belas Meridian Utama) – meridian yang berhubungan dengan organ dalam.
Titik akupuntur – yaitu titik akupuntur, terkait dengan titik tekanan. Dalam tubuh ada beberapa ratus titik akupuntur dan sebagian besar terletak di sepanjang meridian.
Qi Circulation – mengontrol Qi yang mengalir dari Dantian, melalui meridian, dan kembali ke Dantian dalam satu siklus.
Latihan Pernapasan – Latihan pernapasan dalam kultivasi adalah cara khusus bernafas yang mengeluarkan Qi yang keruh dari dalam tubuh dan menarik masuk Qi dari alam.
Meditasi – latihan untuk melatih atau pikiran pikiran dan jiwa.
Lotus Position – duduk dalam posisi meditasi bersila.
Closed-door Training – juga disebut Meditasi Pintu Tertutup atau Kultivasi Pintu Tertutup. Pelatihan yang dilakukan dalam pengasingan, biasanya untuk fokus pada pemecahan hambatan dalam latihan kultivasi atau untuk menghindari gangguan dari serangan pada saat tahap kultivasi yang lebih tinggi, dan dapat mengakibatkan luka dalam.
Insight – terkait dengan pencerahan.
Setan Internal – secara harfiah diterjemahkan sebagai “Iblis Hati”. Daripada bentuk iblis pada umumnya, Internal Demons adalah emosi negatif praktisi dan hambatan mental lainnya yang menahan pelatihan/kultivasi mereka. Internal Demons , dalam beberapa kasus, bahkan dapat menyerang Cultivators dari dalam, dan kegagalan dalam melawan Internal Demons secara memadai dapat mengakibatkan Qi Deviation.
Qi Deviation – juga dikenal sebagai Penyimpangan Qigong.
Qi Condensation – juga dikenal sebagai Pemurnian Qi atau Pengumpulan Qi, yaitu tahap awal kultivasi yang melibatkan penyerapan Qi dari alam dan penyempurnaannya di dalam tubuh.
Foundation Establishment – juga dikenal sebagai Pembangunan Dasar, yaitu tahap setelah Qi Condensation .
Formasi inti, meliputi pembentukan Gold Core dengan menggunakan Dantian sebagai wadah dan Cultivation Base sebagai bahan baku.
Tingkatkan kultivasi:
-Kultivasi dasar: 1-9 level
-kultivasi pemula : terbagi menjadi 3 (awal, tengah dan puncak)
-kultivasi rendah (tahap fondation): 1-9 level
-kultivasi sedang (tahap manifes bumi): 3 level
-kultivasi Tinggi (tahap manifes duniawi): 1-9 level
-kultivasi puncak (tahap immortal): 10 level
-tingkat Surgawi
-tingkat abadi
Ranking hewan spiritual dan tingkat kultivasi nya
-biasa
-normal
-langka
-epic
-legend
-mitical
-divine
-dewa (godly)
jangan lupa like dan komen yaa ♥️
Apakah kalian suka cerita ini?
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!