NovelToon NovelToon

DELIMA

part 01

Tringg..... tringgg.... bunyi jam weker sontak membangunkan seorang gadis yang tidur dengan lelab dan damainya langsung terduduk, seketika kepalanya menjadi pusing.

Kalian tau kan siapa dia, youps ia Delima Anastasia gadis dari keluarga yang sangat sederhana, delima adalah panggilan orang - orang untuknya, tapi orang terdekatnya memanggilnya dengan sebutan adel. Usianya sekarang hampir memasuki 21 tahun.

Ia pintar, ceria, polos, pekerja keras, ramah, santun dan cantik plus manis hehe...

"Uuhhh yaampun jam berapa ini," delima meraih jam yang sedari tadi berbunyi, yang hampir membuat telinganya budek.

"Astanga badan gue pengal - pengal semuanya langi." Sambil meregangkan badannya, dengan keadaan belum sepenuhnya sadar, dan melihat ke jam yang ia pegang.

"Ya ampun gue telat!" teriak delima.

Dengan langkah terburu - buru, delima melakukan ritual di kamar mandinya dengan kilat. Kalau tidak dipastin ia akan sangat telat, dan itu akan sangat merugikannya.

Setelah ritual di kamar mandinya selesai, ia langsung mengenakan pakaian kerja, memoles sedikit riasan tipis di wajah dan sedikit lipstik dengan warna sama dengan bibirnya tak lupa membawa tasnya dan menuju ke halte.

"Akhirnya gue sampe junga di kantor," delima mengambil kursi dan langsung duduk.

"Untung tidak ketahuan sama menejer direksi selamat.. selamat... huuff " Gumam delima sambil menghela nafas agak panjang.

Ini pasti karna gue buat novel semalaman, sampai lupa waktu langi, dan lebih ajaibnya lagi ide - ide menarik muncul aja di otak gue seperti air mengalir.

Sampai gue tak sadar udah jam 2.30 aja. "Ucap delima dalam hati."

Selain delima bekerja di kantor, delima junga buat novel. Karna gaji yang ia terima tiap bulannya gak terlalu cukup untuk kebutuhannya.

Apalangi ia junga mengirim kepada orang tuanya di kampung, ya walau pun mereka tidak meminta tapi delima tau bahwa mereka sedang membutuhkannya.

Walaupun ia bekerja di perusahaan yang besar yaitu perusahaan DM Personal Group, yang menguasai pasar Asia dan di sengani oleh dunia.

Tapi ia hanyalah staf karyawan biasa.Ia sudah bertekat untuk mendapatkan penghargaan karyawan teladan di dereksinya.

Keuntunganya yaitu, menjadi karyawan tetap, pendapatan bertambah dan paling penting di rekomendasikan untuk naik jabatan.

"Mudah - mudahan tercapai, " gumam delima. Karna ia hanya lulusan sekolah menengah tingkat akhir.

Ia termasuk sangat beruntung untuk bekerja di perusahaan DM Personal Group, karna sangat ketatnya persaingan untuk masuk ke perusahaan ini.

Untungnya sekarang dengan menulis novel, delima sangat bersyukur bisa mendapatkan tambahan uang jajan dengan cerita yang ia buat.

Tak disangka banyak sekali minat orang membaca ceritanya. Dari para kaum hawa maupun kaum adam, Yang mengidolakan Alvaro, yang awalnya orangnya dingin, pendiam dan tak gampang tersentuh oleh wanita manapun.

Setelah bertemu stela, alvaro menjadi sangat bucin. Alfaro telah menemukan sosok pujaan hatinya yang selama ini ia cari. seseorang yang melengkapi hidupnya, mengisi kekosongan hatinya yang selama ini ia rasakan.

Para kaum hawa merasa iri terhadap stela karena mendapatkan pengusaha muda yang berkarisma, kaya dan tampan bagaikan dewa - dewi yunani.

Stela berasal dari keluarga kurang mampu, mendapatka cinta dari seorang Alfaro Bramkas yang sangat kaya.

Sungguh sangat beruntug hidupnya, ada seseorang yang perhatian dan melindunginya.

Delima menghirup nafas dengan cepat dan menghempaskannya sedikit kasar.

"Andai aja gue yang ada di dalam cerita itu pasti hidup gue bahagia banget..." Gumam yang keluar dari mulut delima, walau kurang jelas terdengar. Delima asik dengan fikirannya sendiri.

"Doorrr...." spontan delima langsung berdiri sambil mengusap dadanya.

Di barengin dengan mengucap "Astagfirullahalazim!!"

"Dea lo apa -apaan sih!! gangetin mulu kerjaannya" sungut delima.

Lo sih udah dari tadi gue panggil gak yahut, ya udah gue inisiatif kangetin aja sekalian.

"Lagian lo kan gak ada riwanyat sakit jantung, jadi aman dong."sambil menaik turunkan alisnya dan tersenyum tanpa dosa kepada delima.

"Kalau lo sering - sering gangetin gue lama - lama sakit jantung beneran gue gara - gara lo..!!" marah delima ke dea.

part 02

Di tempat lain seorang pria sedang asik dengan leptonya. Ya ia adalah Derel Sean Miller seorang CEO muda yang berbakat dan sukses di usia yang menginjak 28 tahun.

Pewaris DM Personal Group yang mempunyai cabang dimana - mana, ia sampai bisa menguasai pasar Asia yang sangat di perhitungkan di dunia.

Hartanya tak akan pernah habis-habis sampai tujuh turunan. Perusahaan DM Personal Group bergerak di bidang properti, material, mekanik dan masih banyak lagi....

Derel Sean Miller mempunyai banyak penggemar terutama kaum hawa, bangai mana tidak ia bangaikan titisan dari sang dewa - dewa yunani yang memiliki kadar ketampanan di atas rata - rata.

Tampan itu pasti dong, mapan tak usah di ragukan langi pastinya, dan berkarisma humm itu salah satu kelebihannya itu mah.

Bangai mana tidak semua hati wanita meleleh melihatnya tak terkecuali delima pastinya.

Sanyangnya sifatnya sangatlah dingin bangaikan tak tersentuh, datar tanpa expresi, tengas tak ingin di bantah huumm serem junga yah.

Pantas saja orang-orang menjulukinya sang dewa maut es balok. Bahkan bila ia lewat, semua orang menghindar.

Jangan coba buat ia tersinggu atau cari masalah dengannya. Jika tidak ingin lo mengalami hal yang buruk, yang gak akan pernal lo lupain seumur hidup lo.

Di balik sifatnya itu, ada sifat yang tidak di ketahui oleh semua orang lembut, hangat, perhatian, posesif dan manja. Itu semua di tunjukkan kepada keluarganya dan orang - orang yang ia sanyangi saja.

"Tok..tok..tok.." terdengar ketukan dari luar.

"Masuk,," sahut derel dari dalam, dengan intonasi yang tengas dan suara yang berat.

Derel asik dengan pekerjaanya, tampa menghiraukan orang yang masuk ke dalam ruangannya. seolah orang itu tak ada disana.

"ekhem,," dengan memberi kode ke pada derel bahwa bukan dia saja yang berada di ruangan itu.

" Huumm.." Masih saja dengan posisi dan kengiatan yang sama.

Agenda hari ini, jam 09.00wib rapat dengan pembisnis di luar nengri, sekalian penjamuan makan siang, jam 01.00 wib kunjungan ke perusahaan cabang di gedung mekanik.

"Ok...siapkan semua keperluannya."

"Baik pak,," sebelum kaki bram mencapai pintu.

Derel berucap langi "Bram apa kamu udah awasi dia," masih fokos dengan leptopnya.

"Sudah pak,," jawab bram.

"Trus apa langi."dengan menaikkan alis sedikit dan wajah yang dingin, seketika suasana menjadi tegang dan seketika hawapun berubah menjadi dingin dan mencekam.

Bram pun bingung apa yang di maksud oleh bos plus sahabatnya itu. Ya bram adalah sahabatnya derel, bahkan karakter merekapun hampir mirip.

Bedanya Bram gak sekaku derel dan ia tak seirit bicara derel ia akan baik sama orang yang emang pantas, dan kejam sama orang yang kasar dan tidak menghormati orang lain. Itu sedikit tentang Bram.

Diapun ingat, kalau itu tanda untuk melanjutkan ucapannya. Dengan agak ragu-ragu

"Bahkan saya sudah menyuruh orang untuk mengawasi dia."

"Bangus tetap kau awasi dan selidiki terus dia."

Derel pun melanjutkan kata-kata yang tertunda "jangan sampai ketahuan dan jangan sampai gagal langi."

"Ok pak.." jawab Bram.

Setelah itu Bram keluar dan tak lupa ia menelpon orang suruhannya untuk mempercepat penyelidikannya.

"Cepat lakukan penyelidikannya dan jangan lupab terus berhati-hati, karna dia sangatlah licik."

"Baik tuan, kami akan berhati-hati." dodi penanggung jawab anak buahnya.

"Jika kalian tertangkap tutup mulut kalian, jangan sampai mereka mengetahui kalau kalian di utus seseorang dari pihak kami."

"Ok tuan..." Jawabnya langi.

"Huumm..."

"Bruk,, aww... ya ampun hari ini gue sial banget perasaan deh." Tanpa melihat orang menabraknya.

"Gak punya mata tu orang, jalan gak pake lihat-lihat main tabrak orang aja huuff.." Bahkan ia pun tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, jika mengetahui orang yang menabraknya.

setelah mematikan hpnya bram merasa ada seseorang yang menabraknya. Bukan orang itu, tapi bram sendirilah yang menabraknya.

Terlampau fokusnya bram dengan hpnya, ia tak menyadari kalau ia menabrak seseorang.

Bram pun menggeleng-gelengkan kepalanya, tak terasa seutas senyum tipis tercetak di bibirnya.

Ia melihat dan mendengarkan gerutuan dari gadis tersebut, seolah itu adalah hiburan tersendiri banginya, untukmenghilangkan penat dan lelah.

Part 03

Bram masih saja memandang gadis yang ia tabrak tadi, karna gadis itu masih saja mengerutu sambil mengumpulkan berkas-berkas yang tercecer di lantai.

Bram Dewa Kusuma ia adalah sahabat, sekaligus asisten pribadi derel. Ia junga mempunyai dua sahabat lainnya yang mempunyai karakter yang berbeda-beda.

Bram bekerja dengan derel karna kesepakatan dengan keluarganya, karna bram di anggab belum mampu untuk menjalankan perusahaan keluargannya. makanya keluarganya menyuruh bram belajar dangan derel.

Bahkan derel pun ikut terkejut, atas apa yang di katakan oleh keluarganya bram, karna derel sangat lah tau bram mempunyai kemampuan yang luar biasa.

Tampa itu semua sebenarnya bram sangat lah mampu untuk memimpin perusahaan keluarganya, karna ia tidak menonjolkan kelebihan dan kemampuan yang ia miliki kepada orang lain termasuk keluarganya sendiri.

Bahkan dia secara diam-diam sudah membangun perusahaan sendiri, dan bahkan tidak ada yang tau itu semua, kecuali para sahabatnya.

Bram mengubah senyumnya menjadi biasa, dan mengulurkan tanganya, "ma'af saya tidak sengaja." dengan suara tegas.

gadis itu pun melihat ketangan dan menegadah, untuk mengetahui siapa orang yang telah menabraknya tadi.

Seketika wajahnya menjadi tegang dan bibirnya tampak pucat, " ya ampun adel... adel.... masalah apa lagi sih ini, tak cukup apa kesialan di hari ini." Monolog delima, ya dia delima, gadis yang ditabrak oleh bram.

"Ma'af nona anda tidak apa-apa?" sambung derel, karna gadis yang berjongkok di depannya ini tidak bergerak.

"Eh i..iya pak, s..saya gak apa-apa kok.... kalau bapak gimana?" dengan gerakan agak kaku, sambil berdiri memegang berkas yang berceceran tadi dan berucap agak gugup.

"Maksudnya gimana apa ya," sambil menaikkan alisnya.

"Maksudnya bapak gak apa-apakan," berucap sambil menundukkan wajahnya.

"Humm.. saya gak apa-apa, syukurlah kamu gak apa-apa saya pergi dulu." Bram pun berjalan, meninggalkan delima yang masih menunduk, dengan senyum yang sangat tipis.

"Huff.... syukurlah gue masih selamat hari ini, besok-besok gue harus berhati-hati lagi." monolog delima.

Di tempat lain, derel yang sibuk dengan leptopnya.

"kriik..." Bunyi pintu terbuka.

"Hai derel.... apa kabar bro. Gue kira lo udah pergi ke planet pluto, ternyata lo malah yangkut di tumpukan kertas yang udah menggunung kayak gini, huuff... hari-hari lo sangat membosan kan bro.." ucap reyhan dengan gaya dan mimik yang di dramatiskan.

"Ya ampun reyhan lo ya, gak habis tu nafas, bicara lo panjang amat kayak kabel." dengan menggelengkan kepalanya.

"Denis lo ya.. gu..." sebelum reyhan menyelesaikan ucapannya, langsung di potong oleh derel.

"Apa maksud kedatangan kalian ke sini!" derel berucap tanpa mengalihkan tatapannya kepada kedua temannya, malahan asik mengetik di leptopnya.

Ya mereka para sahabatnya derel, asal kalian tau sifat mereka berdua itu sagatlah usil, apa lagi reyhan, uhh mintak ampun di buatnya. Tapi jika salah satu dari mereka mendapatkan masalah dalam hal apapun mereka saling membantu, mendukung dan menguatkan.

Reyhan winata pewaris dari perusahaan Winata personal anak ke dua dari tiga bersaudara. orangnya usil, pecicilan, kalau gomong gak akan berhenti-henti, jika tidak ada yang mencegahnya, jangan pernah berani meyinggung dia jika kalian tidak mau selesai..

Denis Firmansyah dari keluarga Firma Group anak ke dua dari dua bersaudara. sifatnya hampir sama dengan reyhan, tapi ia tidak terlalu pecicilan. mereka berdua seperti anjing dan kucing, kalau ketemu berantem terus, tapi kalau lagi baik-baiknya ya seperti kayak gini, akur tapi nanti kambuh lagi.

Mereka beremat tidak usah di ragukan lagi ketampanannya, karismanya dan kekayaannya. Jangan sampai tertipu dengan wajah dan sikap yang mereka tunjukan. Mereka tidak akan pernah segan-segan membuat orang yang menyinggung, atau menjadi musuh mereka hancur sampai titik dimana merek memohon, dan megiginkan kematian mereka sendiri.Tapi di antara mereka berempat, tetaplah derel yang paling menonjol di antara mereka.

"Biasa lah... gue ke sini sama denis cuma main-main aja. Bosan tau di kantor mulu, ya gue pergi aja kesini, sama cari bram juga sih." sambil duduk di sofa.

"Oh iya bramnya mana derel, gue mau bicarain sesuatu yang penting." memasang wajah yang serius, tapi kesannya bukannya serius, tapi seakan-akan pengen di jedotin.

"Dia lagi pergi keluar, karna ada tugas yang gue kasih sama dia." masih asik mengerjakan pekerjaanya, tanpa menoleh sedikitpun ke reyhan dan dimas.

"Ya elah tu anak, kalau di cari malah gak ada terus..." Memasang wajah sedih.

"Gue ikut prihatin melihat keadaan lo bro.." Sambil menepuk pundaknya reyhan.

"Makasih ya denis, lo memang sahabat terbaik gue." Ikut menepuk pundak denis.

"Yaudah kalau gitu gue titip pesan sama lo aja deh derel." Langsung memperbaiki duduknya.

"Kalau bram kembali, bilang sama dia kalau gue yang ganteng ini.. mau cari tau tentang seseorang."

Seketika perhatian derel teralihkan dari leptop yang ada di depan matanya menuju ke temannya. " Seseorang.." sambil mengerutkan keningnya.

"Itulah yang gue pikirkan dari tadi derel, gue bingung sama ni anak. Padahal ya banyak sekali gadis -gadis cantik dan **** di luaran sana, eh.. malah tertarik sama gadis yang gak tau dia itu siapa..."

"Itu yang buat gue penasaran.." Sungut reyhan.

"huff... Namanya aja di samarka,,," gumaman denis dengan suara kecil, tapi hanya kedengaran sama derel.

"Apa sih yang lo omongin, gue gak dengar?" reyhan mengerutkan keningnya tampak kebingungan.

Tanpa menghiraukan perkataan reyhan, denis berucap ke derel. "Gini derel, lo tau sendirikan jika teman lo ini. Jika dia penasaran sama sesuatau dan tertarik dengan hal itu, pasti dia akan cari tau sampai ketemu. Kalau gak ketemu ya dia pasti uring-uringan gak jelas. Sampai-sampai kita ikut susah junga kayak gini." Dengan panjang lebar denis berucap, sambil menghela nafas.

"Asal lo tau ya gue sama derel itu sama tau, malahan derel lebih parah dari pada gue. Dia akan menghalalkan sengala cara untuk mendapatkan apa yang di iginkannya. Ya lumanyan gue dong...." Sahut reyhan dengan cengiran, seolah-olah apa yang dikatakannya itu tidak berpengaruh sama orang yang ia sebut.

"Gue nyerah deh kalau kayak gini, kalau dilanjutin gak akan kelar-kelar."

"Maksud lo apa sih,,,?" dengan tampang telminya.

"Lo lihat kan derel, kalua di lanjutin dia akan merengek, seperti anak kecil yang memohon di belikan permen..." Ucap denis.

"Baiklah nanti gue bicarain sama bram, tapi yang lebih ditailnya, lo bicakan sama bram." dengan malasnya derel berucap.

"Oh.. iya derel nanti gue kirinm rekomendasi novelnya ke elo. Mungkin bisa lo baca waktu senggang."

"Ya monga-moga lo terispirasi jadi CEO yang di ceritakan di novel tersebut..."lanjut reyhan.

"Tapi kalau kalau derel sebucin alvaro gimana jadinya..?" ucap denis.

"Gue gak bisa banyangin,,," sambung reyhan, sambil menerawang.

Reyhanpun menyambung ucapannya. "Lo bukannya bucin junga."

Sebelum denis menjawab langsung di potong oleh derel.

"Jadi urusan kalian sudah selesai,,, tolong tutup pintunya dari luar !" dengan intonasi sedikit tengas.

Reyhan dan denispun saling tatap, mereka cengar cengir melihat ke derel.

"Susah amat sih bercanda sama es balok." Monolog mereka berdua.

Untung mereka bicara dalam hati kalau tidak, dipastikan tujuannya akan pupus.

"Ok deh derel tanpa lo suruh pun kami juga mau pergi kok, malas ganggu orang sibuk." Reyhan langsung menarik tangan denis untuk pergi. kalau tidak, dipastikan mereka akan mendapatkan amukan dari derel.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!