NovelToon NovelToon

I Love You Bos

Episode 1

"Drrttt. drrttt." Suara getar hp dari dalam tas kecil yang di pegang Diandra di tangannya berbunyi beberapa kali pertanda ada pesan masuk ke hpnya. Segera Diandra menghentikan langkahnya dan mengambil hp dari dalam tas, saat Diandra melihat layar di hpnya ternyata ada beberapa pesan masuk dan semuanya berasal dari satu orang.

"Di, gimana udah selesai belum wawancaranya?"

"Di, kamu dimana udah selesai belum?"

"Di, gimana kamu lolos gak wawancaranya".

"kok nggak dibalas?"

"Hei, jawab dong!"

Diandra hanya mengernyitkan dahi saat membaca pesan yang baru saja di bukanya di layar hp miliknya. Rupanya Fira sahabatnya yang mengirimnya pesan.

Diandra kembali memasukkan hpnya kedalam tas, ia masih bingung harus membalas apa. Karena Diandra sendiri bahkan belum tahu apakah ia akan di terima atau tidak. Akhirnya Diandra kembali melanjutkan langkahnya tanpa membalas pesan dari Fira.

Baru beberapa langkah Diandra berjalan tiba-tiba suara getar hp kembali terdengar dari dalam tasnya. Dengan sedikit malas Diandra mengambil hp dari dalam tasnya. Pasti pesan dari Fira lagi, pikir Diandra dalam hati. Ternyata Diandra salah, karena nomor yang tertera di layar hp bukanlah nomornya Fira, justru nomor baru dan ada satu pesan baru lagi masuk. Cepat-cepat Diandra segera membuka pesan tersebut.

"Maaf anda tidak lulus tahap akhir. Terima kasih sudah melamar di perusahaan kami".

Setelah membaca pesan tersebut Diandra kembali memasukkan hp kedalam tas. Sebenarnya Diandra sama sekali tidak lagi kaget saat ia membaca pesan seperti itu. Karena ini bukan lagi kali pertama Diandra di tolak saat melamar pekerjaan. Ini mungkin sudah yang kesekian kali Diandra di tolak dan Diandra sendiri sudah tidak pernah lagi menghitung berapa kali ia sudah di tolak. Karena itulah Diandra tidak pernah lagi ambil pusing ataupun merasa sedih saat ia menerima pesan penolakan seperti yang batu saja Diandra terima.

Setelah membaca pesan tersebut Diandra kembali melanjutkan langkahnya dengan berjalan kaki di trotoar menuju haltes bus. Saat Diandra sedang berjalan menuju kehalte bus dan tinggal hanya beberapa meter lagi dengan halte bus tersebut, tiba-tiba sebuah mobil sport mewah berwarna hitam lewat disamping Diandra. Ternyata di jalan ada genangan air karena baru saja habis hujan sehingga cipratan air dari ban mobil mengenai Diandra. Tas dan baju Diandra sampai basah hampir seluruhnya.

Melihat baju dan tas yang di pakainya basah Diandra merasa sangat marah, lalu tiba-tiba ia melepas sebelah sepatu yang di pakai di kakinya kemudian melempar mobil sport mewah berwarna hitam itu dari belakang.

"Woiii, jalan hati-hati dong, nggak punya mata ya", teriak Diandra sambil melempar sepatunya kearah mobil tersebut.

Tak di sangka ternyata lemparan Diandra malah justru mengenai kaca mobil bagian belakang. Untung tidak kaca mobil tersebut tidak sampai pecah ataupun lecet. Namun tetap saja Diandra kaget karena ia tidak menyangka kalau lemparannya itu benar-benar akan mengenai mobil tersebut.

Mobil sport mewah itupun berhenti tepat didepan halte, dimana Diandra hanya tinggal beberapa meter lagi sampai di depan sampai di depan halte bus tersebut. pada saat pintu mobil di buka, dari dalam mobil keluar seorang pria yang yang memakai setelan jas mahal berwarna hitam serta wajahnya sangat tampan. Pria itu memiliki tubuh tegap dan tinggi hampir lebih 180 cm. Melihat pria tersebut keluar dari dalam mobil Diandra langsung diam di tempat tidak jadi melanjutkan lagi langkahnya menuju halte bus tersebut. Diandra malah terlihat seperti orang yang kehilangan roh dari dalam tubuhnya dan hanya terpaku mamandangi pria tampan di depannya yang berjarak hanya hanya beberapa meter saja darinya.

"Waah baju kamu basah ya, maaf aku benar-benar nggak sengaja. Oh ya ini buat ganti baju kamu yang basah sekalian sama sepatunya juga. Maaf ya aku buru-buru, uangnya aku letakkan di sini," teriak pria tersebut pada Diandra yang berjarak beberapa meter darinya.

Pria tersebut kemudian mengeluarkan lembaran uang dari dompetnya dan meletakkannya diatas kursi halte bus, kemudian setelah itu pria tersebut kembali masuk kedalam mobil dan langsung berlalu pergi tanpa mengatakan apa-apa lagi meninggalkan Diandra yang masih berdiri seperti patung disana.

Diandra yang belum sempat mengucapkan sepatah katapun hanya bisa di buat tercengang oleh pria tampan tersebut. Setelah hampir dua menit kemudian Diandra baru sadar bahwa ia sudah mematung di sana dari tadi. Diandra pun kemudian berjalan menuju halte bus di depannya yang hanya beberapa meter saja lalu mengambil sebelah sepatu yang tadi ia lempar dan memakainya kembali.

Setelah memakai kembali sepatunya Diandra kemudian menuju kearah kursi mengambil uang yang baru saja di letakkan oleh pria yang baru saja membuat bajunya basah.

Diandra mulai menghitung satu persatu lembaran berwarna merah muda tersebut. Jumlahnya ternyata lumayan banyak banyak menurut Diandra, ada dua juta rupiah.

"Dasar orang kaya nggak ada sopan santun, minta maaf malah seperti ini. Percuma juga tampan nggak punya sopan santun. Mudah-mudahan aja aku nggak pernah ketemu lagi orang seperti itu", Terdengar Diandra meracau seorang diri sambil memegang uang di tangannya.

"Tapi lumayan juga sih jumlahnya, bisa cukup buat bayar sewa rumah", gumam Diandra sendiri sambil tertawa kecil kemudian memasukkan uang kedalam tas.

Sambil menunggu bus tiba Diandra duduk di kursi halte bus seraya menyilangkan kakinya.

Tiba-tiba datang seorang gadis dan duduk di samping Diandra.

Gadis tersebut sedang sibuk dengan hp ditangannya. Lama Diandra memperhatikan wajah gadis tersebut, Diandra seperti pernah melihatnya tapi lupa dimana. Diandra mencoba mengingat-ingat dimana mungkin mereka pernah bertemu. Tak berapa lama kemudian saat Diandra tengah sibuk mengingat dimana ia pernah melihat gadis di sampingnya itu, tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depan mereka. Terlihat seorang wanita paruh baya turun dari dalam mobil tersebut.

"Mama, aku di terima bekerja ma", teriak gadis tersebut sambil berlari kearah wanita yang di panggilnya mama itu kemudian di sambut dengan pelukan oleh wanita tersebut.

"Serius nak kamu di terima?" tanya wanita yang di panggil mama oleh gadis tersebut.

"Iya ma, aku di terima," jawab gadis tersebut dengan wajah girang dan di sambut oleh pelukan hangat dari mamanya tersebut.

Sementara Diandra hanya diam mematung memperhatikan dua orang tersebut berbicara di sampingnya dengan raut wajah bahagia terlebih ibu gadis tersebut. tampak sekali kalau ia sangat bahagia karena anaknya di terima bekerja. Hal tersebut sangat berbading dengan keadaan hati Diandra sekarang. Padahal awalnya tadi biasa saja, tapi entah kenapa tiba-tiba Diandra merasa sangat sedih tidak di terima bekerja.

***

Bersambung...

Episode 2

Sebuah bus akhirnya datang dan berhenti tepat di depan halte. Diandra berjalan menghampiri bus dan terlihat di dalam penumpang sudah hampir penuh. Setelah masuk kedalam bus Diandra mengarahkan pandangannya mencoba mencari kursi kosong. Bersyukur rupanya masih ada kursi kosong paling belakang dekat jendela. Jadi Diandra tidak harus berdiri, lagi pula ia sungguh lelah hari ini, Diandra ingin sekali bisa segera sampai di rumah dan istirahat.

Saat bus mulai berjalan Diandra tiba-tiba kembali teringat pada gadis tadi, Diandra pun kemudian menoleh kebelakang memandangi gadis tadi melalui kaca jendela bus. Ternyata gadis itu masih berdiri di pinggir jalan berbicara dengan ibunya sementara mata Diandra masih terus melihat ke arah ibu dan anak tersebut.

"Ahh dia, aku ingat sekarang," gumam Diandra tiba-tiba.

Sekarang Diandra baru ingat kalau ternyata gadis itu ikut wawancara kerja bersama dengan dirinya. Diandra sempat melihatnya sekilas waktu mereka melakukan interview tadi. Pantas saja Diandra merasa seperti mengenalnya.

"Ternyata dia sungguh sangat cantik", gumam Diandra sendiri dalam hati.

Sementara itu bus yang di tumpangi Diandra terus melaju meninggalkan gadis tadi dan ibunya sampai tidak bisa terlihat lagi oleh Diandara.

***

"Fira, aku pulang", Diandra mengucap salam saat ia masuk kedalam rumah sambil terus berjalan masuk keruang tengah.

"Iya Di aku di dalam," jawab Fira dari dalam kamar.

"Kamu udah pulang Di, gimana tadi wawancaranya, kamu luluskan, kamu di terimakan Di."

Begitu mendengar suara Diandra Fira langsung keluar dari dalam kamar dan menyerbu Diandra dengan banyak pertanyaan soal wawancara tadi. Diandra tidak langsung menjawab pertanyaan Fira. Ia hanya membalas semua pertanyaan Fira dengan sebuah senyum simpul dari bibirnya dan kemudian berjalan masuk kedalam kamar dan langsung merebahkan tubuhnya keatas tempat tidur. Diandra merasa tubuhnya sangat lelah hari ini.

Fira yang merasa di abaikan oleh Diandra karena pertanyaannya tidak di jawab kemudian mengikuti Diandra kekamar.

"Aku sangat lelah Fir", ucap Diandra pada Fira.

"Kok malah nggak di jawab sih pertanyaan aku," tanya Fira.

"Jawab apa Fir?" tanya Diandra balik.

"Ya ampun Di, aku tanya kamu sudah dari tadi, dari kamu buka pintu, kamu masih tanya apa, aku tanya kamu di terima nggak?" Fira kembali bertanya.

"nggak", jawab Diandra singkat.

"Sudah ku duga, pasti kamu di tolak lagi, sudah bisa aku baca dari muka kamu", Ucap Fira sambil melihat kearah Diandra yang sedang guling-guling diatas tempat tidur.

"Kamu itu kalau ngomong, bukannya kasihan sama aku yang baru saja di tolak, huhuhu," ucap Diandra sambil berpura-pura menangis.

"Maafkan aku sahabatku, tapi aku tidak bisa kasihan padamu," ucap Fira.

"Maksud kamu aku ini pantas untuk di tolak! begitu?" ucap Diandra dengan nada kesal.

"Iya," jawab Fira singkat dengan wajah serius.

"Sialan."

"Hahaha."

Bukannya marah, Fira malah tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Diandra.

"Malah ketawa lagi kamu Fir, kamu benar-benar terlihat seperti musuhku sekarang," ucap Diandra sambil matanya melotot pada Fira.

"Sudahlah Di, nggak usah bercanda lagi. Mending sekarang kamu mandi, badan kamu bau tau nggak sih, terus baju kamu juga jorok banget, ganti kenapa Di."

"Memangnya bau banget ya Fir?" tanya Diandra sambil mencium lengan bajunya.

"Iya. Memangnya kamu nggak merasa?" ucap Fira.

"Iya bentar lagi aku mandi."

"Oh ya Fira, uang sewa rumah harus bayar hari ini kan?" tanya Diandra.

"Udah soal itu gak usah kamu pikirin, udah aku bayar semua kok tadi," ucap Fira.

"Lho Fir, kok malah kamu terus sih yang bayar, kitakan tinggal sama-sama, aku ada kok uang ini, cukup kalau buat bayar sewa rumah."

"Udah nggak apa-apa, uangnya kamu simpan aja nanti untuk kamu cari kerja."

"Tapi Fir, aku nggak enak sama kamu."

"Begini aja, kalau nanti aku jadi pengangguran dan kamu sudah kerja, kita bisa gantian, kamu yang bayar gimana?"

"Ok janji ya."

"Iya aku janji, yang penting kamu fokus dulu cari kerja supaya bisa dapat uang."

"Tentu saja, aku pasti akan dapat pekerjaan, uuuhhhhh terima kasih, kamu memang sahabat aku yang paling baik," ucap Diandra lalu bangun dan memeluk sahabatnya itu.

"Yakin kamu bisa dapat pekerjaan?" tanya Fira mencoba untuk menggoda Diandra.

"Iya dong," jawab Diandra dengan penuh keyakinan.

"Aku kok nggak yakin ya Di," ucap Fira lagi.

"Kamu ya Fir benar-benar jadi musuhku sekarang, pergi dari sini sebelum jiwa ingin membunuhku keluar, cepat!" ucap Diandra sambil melempar bantal kearah Fira.

"Hahaha iya, iya. Aku keluar sekarang. Kamu mandi dulu sana," ucap Fira sambil berjalan keluar kamar Diandra.

Saat Fira berjalan ingin keluar dari kamar, tiba-tiba saja Diandra bangun dan memeluk tubuh Fira dari belakang.

Diandra merasa benar-benar sangat beruntung punya sahabat sebaik Fira. Ia selalu bisa mengerti bagaimana keadaan Diandra. Fira juga sering membantu Diandra saat ia kesulitan. Terutama kalau mengenai uang. Fira sama sekali tidak pelit. Karena memang Fira anak orang kaya, ia tidak akan kesulitan kalau soal uang. Berbeda dengan Diandra yang harus hidup pas-pasan karena ia harus hidup menumpang pada bibinya yang berprofesi hanya sebagai seorang petani.

"Makasih ya Fir, karena kamu selalu ada buat aku," ucap Diandra.

"Paan sih Di, lepasin ahh. Aku masih normal ya," ucap Fira.

"Nggak akan aku lepasin," ucap Diandra makin memperkuat pelukannya.

"Iiihhh, udah ah, geli tau", Fira mencoba melepas pelukan Diandra dari tubuhnya diikuti tawa dari Diandra.

"Oh ya aku mau keluar beli bahan makanan buat nanti makan malam, kamu mau nitip nggak?" tanya Fira.

"Aku titip nasi goreng, kentang goreng sama bakso, uangnya itu ada di laci." Jawab Diandra sambil menunjuk kearah laci yang di maksud.

"Banyak banget, muat itu perut?" tanya Fira heran pada temannya itu.

"Tenang aja, aku kan perlu banyak tenaga biar bisa cari pekerjaan." Jawab Diandra santai.

"Lagian makannya begitu terus, cepat tua nanti kamu Di, makan makanan yang sehat sekali-sekali kan bisa Di, biar kulit kamu jadi bagus," ucap Fira.

"Itu semuanya makanan yang paling sehat menurut aku." ucap Diandra.

"Terserah kamu, lebih baik kamu mandi sekarang, bau tau, aku berangkat sekarang ya".

Fira akhirnya pergi keluar meninggalkan kamar Diandra.

***

Setelah selesai mandi Diandra kemudian kembali kedalam kamar.

"Segar sekali," gumam Diandra pada dirinya sendiri sambil berjalan menuju lemari baju.

Setelah mengganti pakaian Diandra langsung duduk manis di depan komputer. Tangannya asik memainkan mouse sambil menunggu layar komputer yang tengah di hidupkan muncul.

***

Bersambung...

Episode 3

Setelah selesai mandi Diandra kemudian kembali kedalam kamar.

"Segar sekali," gumam Diandra pada dirinya sendiri sambil berjalan menuju lemari baju.

Setelah mengganti pakaian Diandra langsung duduk manis di depan komputer. Tangannya asik memainkan mouse sambil menunggu layar komputer yang tengah di hidupkan muncul.

Begitu komputer menyala, tanpa menunggu lama Diandra langsung mencari situs lowongan kerja. Ia berharap mungkin akan ada yang membuka lowongan pekerjaan yang baru dan mungkin akan cocok untuk dirinya.

Selama beberapa bulan terakhir Diandra tidak pernah berhenti mencari pekerjaan. Mulai dari mencari lowongan pekerjaan di koran, mencari pekerjaan di internet, masuk grup khusus lowongan kerja di whatsApp, facebook juga instagram bahkan sampai mendatangi langsung keperuhaan-perusahaan. Namun sampai sekarang semuanya tetap berakhir dengan penolakan.

Diandra mulai membaca beberapa lowongan pekerjaan yang muncul di layar komputer di depannya. Mulai mencoba membaca satu persatu mungkin ada lowongan yang cocok untuknya. Namun tiba-tiba mata Diandra tertuju pada sebuah lowongan pekerjaan baru di sana. Mereka sedang mencari karyawan untuk perusahaan retail.

Diandra mulai membaca satu persatu persyaratan yang tertera pada layar komputer. Dari semua persyaratan salah satunya adalah harus memiliki penampilan yang menarik.

"Ah, sepertinya kali ini aku akan di tolak bahkan sebelum mereka membaca berkasku."

Diandra kemudian bangun dan berdiri di depan cermin.

"Apa mungkin gara-gara ini aku tidak pernah di terima saat melamar pekerjaan," Diandra bergumam pada dirinya sendiri melihat pantulan dirinya dicermin.

Saat sedang memperhatikan wajahnya di cermin tiba-tiba Diandra kembali teringat dengan gadis di halte bus tadi. Gadis tadi berteriak pada ibunya mengatakan bahwa ia telah di terima bekerja. Pasti itu adalah perusahaan yang sama dimana Diandra melamar pekerjaan. Lagi pula mereka melakukan interview secara bersamaan. Diandra sangat yakin pasti gadis itu di terima di perusahaan tersebut.

"Apa mungkin gadis itu di terima karena dia cantik, padahal tadi pada saat wawancara aku justru menjawab pertanyaan lebih banyak dari gadis itu, sementara ia hanya menjawab satu pertanyaan saja. Tapi dia bisa di terima dan aku malah di tolak padahal aku yang menjawab puluhan pertanyaan," Diandra kembali begumam sendiri dalam hati.

"Cleekk," tersengar suara seseorang membuka pintu.

Fira masuk kedalam kamar Diandra sambil menenteng plastik penuh belanjaan di tangannya.

"Ini ambil pesanan kamu," ucap Fira menyodorkan sebuah plastik berisi makanan.

"Terima kasih ya Fir," Diandra mengambil plastik makanan di tangan Fira dan meletakkannya diatas meja di samping komputer.

"Kenapa kamu Di, kok mutar-mutar badan begitu di depan cermin, mau belajar jadi model?" tanya Fira heran melihat Diandra berdiri di depan cermin asyik memutar-mutar badan.

"Fira, badan aku tinggi kan?" tanya Diandra tiba-tiba.

"Iya," jawab Fira singkat.

"Berat badan aku idealkan?" tanya Diandra lagi.

"Iya," Fira kembali menjawab singkat pertanyaan Diandra.

"Penampilan aku menarik nggak?" Diandra kembali bertanya.

"Nngak," jawab Fira sambil menggeleng kepala.

"Sialan kamu," ucap Diandra sambil melempar sisir di tangannya kearah Fira yang malah di sambut tawa keras oleh temannya itu.

"Memangnya ada orang yang bilang penampilan kamu cantik?" tanya Fira sengaja mengganggu Diandra.

"Adalah," jawab Diandra ketus.

"siapa? coba kasih tau sama aku, mana? aku juga mau tau siapa orang yang sudah berani membohongi sahabat baik aku, kasih tau sama aku Di, siapa orang yang bilang penampilan kamu yang seperti ini cantik, aku juga mau tau orangnya. Biar aku yang menghajarnya. Berani-beraninya dia menipu sahabatku," ucap Fira sambil memegang kedua pipi sahabatnya itu sambil masih terus saja tertawa.

"Pokoknya ada," ucap Diandra memasang mimik wajah kesal kemudian berjalan ketempat tidur sementara Fira mengekor dari belakang.

"Jangan bilang orang yang kamu maksud adalah si kalung minion itu."

Fira menunjuk kearah boneka minion berkacamata dan memakai kalung di leher yang terletak disamping tempat tidur.

"Iya," Jawab Diandra sambil menganggukkan kepala.

"Sudah ku duga pasti si kalung minion itu," ucap Fira.

"Memangnya kenapa kalau dia bilang begitu?" tanya Diandra penasaran.

"Wajar sih, dia kan pakai kacamata," ucap Fira melihat kearah boneka minion berwarna kuning tersebut.

"Kamu itu sahabat aku atau malah musuh aku sih Fira. Rasanya aku benar-benar ingin membunuh kamu sekarang. Sini kamu!" teriak Diandra sambil memukul Fira dengan bantal.

Melihat Diandra memukul dirinya dengan bantal. Bukannya lari Fira malah naik keatas tempat tidur ikutan mengambil bantal dan memukul balik Diandra hingga mereka jadi saling pukul.

"Tunggu dulu," tiba-tiba Fira meminta Diandra untuk berhenti.

"Ada apa," tanya Diandra yang masih memegang bantal di tangannya.

"Berhenti dulu," ucap Fira.

"Pasti kamu takut kalahkan? Aku tidak akan berhenti. Rasakan ini," Diandra kembali memukul Fira dengan bantal di tangannya.

"Bukan itu, berhenti dulu Di," ucap Fira lagi.

"Kenapa?" tanya Diandra.

"Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan hal begitu padaku, biasanya juga selama ini kamu nggak pernah peduli soal penampilan?" tanya Fira merasa penasaran.

"Gara-gara itu," ucap Diandra pada Fira sambil jari telunjuknya menunjuk kelayar komputer yang berada diatas meja.

Fira kemudian turun dari tempat tidur dan berjalan menuju meja dekat pintu, melihat kearah komputer.

"Maksud kamu iklan lowongan kerja?" tanya Fira lagi.

"Iya," jawab Diandra singkat.

"Memangnya kenapa?" tanya Fira kembali pada Diandra karena ia tidak mengerti.

"Disitu di tulis persyaratannya harus berpenampilan menarik," jelas Diandra pada Fira.

"Terus?" tanya Fira lagi.

"Menurut kamu penampilan aku sama sekali nggak menarik?" tanya Diandra.

"nggak." Kembali Fira memberi jawaban yang sama dengan tadi.

"Sialan kamu Fira, nggak bisa ya jawab yang bisa buat aku senang." ucap Diandra.

"Kalau aku jawab begitu berati aku bohong, kalau aku bohong nanti dosa. Ya udah mending kamu makan dulu, itu makanannya udah dingin dari tadi. Besok biar aku ajarin bagaimana caranya supaya penampilan kamu jadi menarik," ujar Fira pada Diandra.

"Serius kamu Fira?" ucap Diandra kembali bertanya pada Fira.

"Iya serius."

"Nggak bohong?"

"Nggak."

"Banar ya kamu serius mau ngajarin aku?" tanya Diandra lagi memastikan.

"Iya serius dong. Kapa aku pernah bohong sama kamu?" tanya Fira balik.

"Nggak pernah," jawab Diandra.

"Nah makanya kamu tidak perlu ragu sama aku."

"Ya udah kalau begitu aku keluar dulu mau ke kamar."

Fira pun keluar dari kamarnya Diandra meninggalkan Diandra sendiri di kamarnya.

Setelah Fira meninggalkan kamar, Diandra malah kembali lagi kedepan cermin. Diandra mulai kembali memperhatikan dirinya di cermin.

"Sepertinya apa yang di katakan Fira memang benar, penampilanku memang tidak menarik sama sekali," guman Diandra di depan cermin.

***

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!