NovelToon NovelToon

Godaan Si Lugu

Prolog

Joana Alexander sudah tidak memiliki ibu sejak ia dilahirkan di dunia ini, harus menjalani kehidupan yang keras sejak ia dibesarkan oleh papanya.

Papanya Joana yang bernama Leonard Alexander menyalahkan Joana atas kematian istrinya.

Di dalam kamar operasi beberapa tahun yang silam, seorang wanita cantik istri dari konglomerat muda menghabiskan napas terakhir karena, mengalami pembengkakan jantung dan tensi tinggi. Wanita muda yang cantik itu meninggalkan dunia untuk selama-lamanya bertepatan dengan tangisan kuat bayi perempuannya yang berhasil diangkat dari dalam perutnya lewat operasi Caesar.

Leonard Alexander nama konglomerat muda yang kehilangan wanita cantik itu, menjadi stres. Dia menolak saat perawat memberikan bayinya. Leonard terus mundur ke belakang dan berteriak, "Singkirkan bayi itu dariku! Bayi itu sudah membunuh Istriku! Singkirkan dia!!!"

Joana kecil yang masih berumur lima tahun saat itu, tengah belajar di ruang belajar dari jam tujuh pagi dan tidak diijinkan keluar dari ruang belajar sebelum jam sepuluh pagi. Dan setelah Joana keluar dari ruang belajarnya, Joana sudah dijemput oleh asisten pribadi papanya untuk pergi ke les piano, setelah selesai les piano, Joana harus pergi ke les beladiri, lalu pergi ke les balet, dan terakhir pergi ke les bahasa asing.

Joana sudah menjalani rutinitas semacam itu sejak Joana masih berumur lima tahun hingga Joana menginjak usia tujuh belas tahun. Alhasil, Joana tidak memiliki teman selain Novi teman sebangkunya di sekolah. Dan, Joana tidak pernah bertemu papanya karena, ia dan papanya sama-sama tidak pernah berada di rumah.

Papanya Joana memberikan banyak les ke Joana karena, dia merasa malas melihat putri tunggalnya sendiri di rumah. Papanya Joana masih menyalahkan kelahirannya Joana sebagai penyebab kematian wanita yang sangat ia cintai

Joana bagai hidup di dalam sangkar emas. Dia memiliki segalanya dan bisa membeli apapun di dunia ini, tapi sayangnya dia tidak bisa membeli perhatian dan kasih sayang papanya. Papa yang sangat ia cintai, namun papanya tidak pernah mencintainya. Bahkan papanya tidak pernah mengucapkan selamat ulang tahun setiap kali hari ulangtahunnya tiba. Dan di usianya yang ketujuh belas, Joana berlinang air mata karena, ia hanya merayakan ulang tahun dengan Tante Alma, kepala rumah tangga di kediaman megah papanya, Pak Pramono, supir pribadi papanya yang setia mengantar jemput Joana ke mana pun Joana pergi, dan Novi sahabatnya Joana. Sedangkan. Papanya, tidak datang ke pesta yang digelar sederhana di dalam rumah. Bahkan untuk sekadar menelepon untuk mengucapkan selamat ulang tahun yang ketujuh belas bagi putri tunggalnya, tidak Leonard lakukan.

Hingga di suatu hari yang cerah, Papanya Joana menemui Joana dengan wajah datar dan dingin, wajah yang biasa Leonard tampakkan setiap kali ia berada di depannya Joana. Dan bagai tersambar petir di siang bolong, Joana langsung mematung di saat papanya berkata, "Aku akan menikah dengan Paloma. Paloma adalah sekretarisku. Tidak lama lagi. Mau tidak mau kamu harus menerima Paloma! Aku hanya memberitahumu dan tidak meminta ijin darimu." Setelah berucap panjang lebar, Leonard berbalik badan dan pergi meninggalkan Joana begitu saja.

Joana kemudian menghambur masuk ke pelukan Tante Alma, wanita yang sudah berumur lima puluh tahun itu, sudah Joana anggap sebagai pengganti seorang mama yang tidak pernah ia miliki. Joana menangis sejadi-jadinya di dalam pelukan Tante Almanya.

Sementara itu seorang pemuda tampan berbola mata hijau, menemui kekasihnya di sebuah taman yang sejuk dan asri. Pemuda tampan itu tersenyum penuh cinta dan segera bertanya ke kekasihnya, "Kenapa memintaku menemui kamu di sini? Kenapa kamu nggak datang ke rumahku?"

Arga Hewitt adalah pemuda berumur dua puluh delapan tahun yang memiliki karakter sopan, ramah, penyayang, dan pekerja keras itu, memiliki usaha yang cukup berkembang di bidang perhotelan dan bar. Arga memiliki empat buah hotel berbintang lima di beberapa kota kecil, namun menjanjikan dan memiliki satu buah bar yang cukup besar di lantai satu kediaman megahnya. Walaupun sudah menjadi seorang CEO di umur yang masih tergolong muda, Arga Hewitt tetap berpenampilan sederhana.

Wanita muda yang sangat cantik dan seksi dengan rambut hitam panjang terurai indah, menggelungkan kedua lengannya di leher kokoh pria tampan itu sembari berucap, "Aku akan terbang beberapa jam lagi. Kalau ke rumah kamu, aku takut lupa waktu dan telat ke bandara. Aku ada perjalan bisnis dengan Bosku ke Italy selama sebulan"

Pria tampan yang memilki nama Arga Hewitt itu langsung. mengerucutkan bibirnya dan berkata, "Kok lama banget perjalanan bisnis kamu kali ini?"

"Iya. Maafkan aku" Sahut wanita muda dan seksi itu.

"Okelah, aku akan setia menunggumu. Dan setelah kau pulang dari Italy nanti, aku akan kasih kejutan buat kamu" Arga Hewitt tersenyum cerah sambil terus menatap wajah cantik kekasihnya dengan penuh cinta.

"Kejutan apa?" Tanya wanita cantik dan seksi itu dengan senyum menggoda.

"Namanya juga kejutan, jadi rahasia dong. Maka cepatlah pulang kalau kau ingin segera tahu apa kejutannya" Sahut Arga Hewitt dengan senyum penuh cinta.

Wanita muda dan seksi kekasihnya Arga Hewitt langsung mengajak Arga Hewitt berciuman saking gemasnya melihat senyum tampan di wajah Arga Hewitt.

Setelah menemui kekasihnya dan berciuman dengan kekasihnya, Arga Kembali ke kediamannya yang sekaligus adalah tempat usaha barnya. Arga langsung berlari naik ke lantai atas barnya yang menjadi tempat tinggalnya, untuk mandi dan bersiap membuat racikan minuman yang baru lagi.

Arga terkenal sebagai bartender karena kepiawaiannya menjadi barista yang tidak hanya pandai meracik kopi enak, tapi juga pandai meracik berbagai macam minuman enak lainnya mulai dari yang non alkohol sampai yang beralkohol. Selain piawai meracik minuman, Arga juga sangat ramah dan tampan. Itulah kenapa, nama dia di bar miliknya sendiri menjadi sangat terkenal.

Joana duduk di meja makan bersama dengan Papanya dan dia sangat senang. Dia terus mengulas senyum cantiknya, karena di siang hari itu, dia akhirnya bisa menatap cukup lama wajah tampan papanya yang sangat ia rindukan dan cintai.

Leonard Alexander kemudian bangkit berdiri dan berkata ke Joana, "Dia calon Istriku"

Joana menoleh ke belakang dan melihat seorang wanita muda berjalan ke arah papanya dengan langkah gemulai dan senyum seksi yang terkesan palsu bagi Joana.

Joana kemudian menatap papanya saat papanya memeluk erat pinggang ramping wanita muda itu Joana langsung menyipitkan kedua matanya dan dengan napas menderu penuh dengan kecemburuan, dia terpaksa duduk kembali di depan papanya dan di depan wanita muda yang terus tersenyum tanpa alasan yang jelas.

Seorang CEO muda berparas tampan itu yang berbisnis di bidang perhotelan dan bar,

Rencana Pernikahan

Joana terus menatap kemesraan yang ditunjukkan wanita muda yang bernama Paloma itu ke papanya, dengan menyipitkan kedua matanya, dengan bibir mengerucut, dan napas menderu.

Papanya Joana menciumi punggung tangan kekasih mudanya dan sambil menatap Joana ia berkata, "Kita masih menunggu satu tamu lagi"

Joana diam membisu dan tidak merespons ucapan papanya. Joana lalu menunduk dan berpura-pura asyik memainkan kue lemon keusilannya yang tersaji cantik di atas piring keramik mahal yang ada di depannya.

Kekasihnya Leonard yang bertanya, "Siapa, Mas?"

Leonard menoleh ke kekasihnya dan sambil menciumi punggung tangan kekasihnya, Leonard berkata, "Seorang CEO muda yang sangat berbakat. Namanya Darren Benn Dia putra tunggal Chris Benn dan pewaris tunggal Grup Benn. Aku meminta mereka berinvestasi di proyek baruku, tapi mereka meminta syarat dan tentu saja aku akan menyetujui apapun syarat yang mereka minta"

Paloma mengusap mesra pipi pria berumur empat puluh satu tahun itu dengan senyum seksinya Leonard nekat mengecup bibir Paloma di depan Joana dan saat Joana mendengar suara kecupan itu, Joana semakin menundukkan kepalanya dengan napas yang semakin menderu.

Alma yang berdiri di belakang tuan besarnya menatap Joana dengan rasa prihatin dan sedih. Dia menyayangi Joana seperti putri kandungnya sendiri dan dia selalu merasa sedih jika ia melihat Joana bersedih.

"Dia telah datang" Leonard tiba-tiba bangkit berdiri dan secara spontan, Paloma dan Joana pun ikutan berdiri.

Seorang pemuda tampan berbola mata biru, tersenyum lebar ke Leonard Alexander. Setelah pemuda yang memiliki nama Darren Benn itu menyalami Leonard dan Paloma, dia menoleh ke sisi kirinya dan Leonard langsung berkata ke pemuda tampan yang bernama Darren itu, "Dialah Joana Alexander. Putri tunggalku yang sangat hebat dalam segala hal. Dia selalu menduduki peringkat pertama di sekolahannya, dia juga berhasil menyabet juara tiga di bidang taekwondo di kejuaraan kota tahun lalu, dan dia juga .........."

"Cantik dan manis" Sahut Darren tanpa melepaskan pandangannya sedetik pun dari wajah cantik manisnya Joana.

Leonard Alexander tersentak kaget saat ia mendengat ucapannya Darren itu dan dia pun sontak menggelegarkan tawa bahagianya.

Darren mengulurkan tangannya ke Joana dengan senyum penuh dengan kekaguman dan saat Joana menyambut uluran tangannya Darren berkata, "Aku Darren Benn. Senang akhirnya aku bisa bertemu langsung dengan pebalet favoritku. Aku suka opera balet dan aku suka kamu. Setiap kali kamu pentas di salah satu opera balet, aku pasti nonton. Joana Alexander, aku adalah penggemar beratmu"

Joana tersenyum malu dan berucap sembari menarik tangannya, "Terima kasih banyak sudah bersedia menjadi penggemarku"

Daren lalu memutuskan untuk duduk di sebelahnya Joana.

Leonard terus memuji putrinya di depan Darren dan dari sejak Joana mengenal kata pujian. sampai Joana berumur tujuh belas tahun, baru di siang hari itu, Joana mendengar kata pujian meluncur manis dari mulut papanya dan yang membuatnya tersenyum senang, kata pujian yang meluncur manis dari mulut papanya, itu untuk dirinya.

Alma ikutan tersenyum bahagia saat ia melihat Joana terus tersenyum senang dan hati Alma berdesir hangat saat ia melihat Leonard bersedia mengobrol panjang lebar dengan Joana di jamuan makan siang yang di gelar di ruang makan besar di dalam kediaman megahnya Leonard Alexander.

Dan bagaikan tersambar petir untuk yang kedua kalinya, saat Joana mendengar ucapan papanya yang mengatakan, "Darren Benn akan menikah denganmu di hari yang sama dengan pernikahan Papa. Papa dan kamu akan menikah di hari yang sama, tiga bulan lagi. Maka, mulai hari ini cobalah untuk mengenal Darren lebih baik lagi. Berkencanlah dengan Darren. Keluarlah dan nikmati dunia luar bersama dengan Darren. Kamu nggak pernah keluar rumah selain ke tempat les kamu, kan, selama ini?"

Darren menoleh ke Joana dan berkata dengan senyum penuh dengan kekaguman, "Aku akan ajak kamu ke tempat-tempat yang belum pernah kamu kunjungi, Tuan Putri yang cantik"

Joana yang belum mengenal arti kata cinta karena, dia memang belum pernah dekat dengan pemuda manapun selama ini, mencoba membuka suara, "Pa, bukankah di dalam sebuah pernikahan, pria dan wanitanya harus saling mencintai? Tapi, aku tidak mengenal Darren dan tidak mencintai Darren" Joana lalu bergegas menoleh ke Darren untuk segera berkata ,"Maafkan aku. Tapi, aku memang belum mengenal kamu dan tidak mencintai kamu"

Darren tersenyum dan berkata, "Di dalam sebuah pernikahan, aku rasa akan cukup kalau sang pria sudah mencintai wanitanya. Karena, cinta dari pria itu akan mampu menumbuhkan cinta di hati wanitanya, nanti"

Leonard Alexander langsung berkata, dengan wajah tegas, "Aku setuju dengan Darren. Cobalah menerima Darren Benn dulu, kenali dia dulu mulai dari sekarang! Karena, seorang wanita itu hanya butuh dicintai tidak butuh untuk mencintai. Benar begitu, kan, Sayang?" Leonard kemudian menoleh ke kekasihnya.

Paloma menoleh ke Leonard dan ia mengelus mesra pipinya Leonard dengan kata, "Kamu benar, Sayang"

Joana terpaksa bangkit berdiri dan mengikuti langkahnya Darren Benn untuk pergi ke teras depan dan masuk ke dalam mobil mewahnya Darren Benn.

Darren Benn melajukan mobil mewahnya di jalan raya sambil bertanya, "Kamu ingin pergi ke mana?"

"Entahlah. Aku belum pernah mengunjungi tempat manapun selain sekolah dan tempat les"

"Hah?! Ucapan kamu di meja makan tadi beneran?* Darren tersentak kaget dan spontan menoleh sekilas ke Joana.

"Hmm" Sahut Joana dengan nada malas.

"Emm, bagaimana kalau kita ke pantai?" Tanya Darren.

"Terserah" Sahut Joana.

Darren menoleh sekilas ke Joana dan bertanya dengan nada heran "Kamu udah pernah ke pantai, ya?"

"Belum" Sahut Joana singkat masih dengan nada malas.

"Kalau belum, kok kamu tidak bersemangat waktu dengar aku ingin.mengajakmu ke pantai?" Darren kembali menoleh sekilas

ke Joana dengan wajah heran.

"Karena, aku memang tidak ingin pergi ke manapun kalau tidak bersama dengan Papaku" Sahut Joana dengan nada sedih.

"Papa kamu pasti sibuk banget, ya? Sampai-sampai beliau tidak punya waktu untuk mengajakmu jalan-jalan" Sahut Darren dengan nada penuh simpati.

"Hmm" Sahut Joana singkat. Lalu, Joana bergumam di dalam hatinya, Papaku tidak pernah peduli padaku, itulah kenapa Papa, tidak pernah mengajakku jalan-jalan. Boro-boro jalan-jalan, menatap dan mengajakku bicara aja nggak pernah. Siang ini adalah perdana bagiku menerima senyuman, sanjungan, dan tatapan mata dari Papaku.

Joana menghela napas berat dan Darren sontak bertanya, "Kenapa?" Karena, terkejut.

"Tidak papa" Joana menjawab tanpa menoleh ke Darren.

"Tapi, kenapa kau menghela napas begitu berat barusan? Apa aku bau? Atau mobilku bau?" Darren menoleh sekilas ke Joana dengan wajah panik

Joana tersenyum ke Darren dan berkata, "Kamu dan mobil ini wangi, kok. Aku cuma belum terbiasa pergi keluar dengan seorang pria"

"Aku akan membuatmu bahagia di hari ini, aku janji" Ucap Darren.

Desiran Hangat

Joana takjub melihat pantai dengan mata kepalanya sendiri secara langsung. Dia selama tujuh belas tahun hanya bisa menatap pantai melalui media elektronik, baik lewat televisi atau lewat ponsel pintarnya. Dan beberapa pantai yang indah, dia lihat di buku paket pelajaran sekolahnya.

Darren menatap heran tingkah polosnya Joana yang berlari dan berteriak kegirangan seperti anak kecil yang baru saja menemukan mainan baru.

Darren mengajak Joana main kejar-kejaran dan mengajak Joana bermain air. Saat dressnya basah kuyup, Joana berkata dengan wajah panik, "Aku akan belikan baju ganti untukmu. Tunggu sebentar di sini, ya?! Aku akan. cepat kembali" Darren lalu berlari kencang untuk masuk ke sebuah butik yang menjual baju ganti, handuk, shampo dan sabun mandi. Darren membeli semuanya itu. Dan pria tampan pewaris tunggal Grup Benn itu, dengan Abar mengantre di antrean yang sangat panjang.

Joana memutuskan duduk di atas pasir pantai sambil selonjor dan sambil menunggu Darren kembali, ia memainkan jari telunjuknya di pasir pantai. Dia iseng menggambar wajah papanya. Tanpa ada yang tahu, Joana memiliki bakat melukis. Bahkan Novi, sahabatnya Joana pun tidak pernah tahu kalau Joana bisa melukis.

"Gambar yang sangat indah. Siapa Pria beruntung yang kau lukis di pasir pantai ini?" Suara seorang pria mengagetkan Joana.

Joana yang belum pernah bertemu dengan pria asing di keramaian, langsung bangkit berdiri dan memasang kuda-kuda taekwondonya sambil berteriak, "Siapa kamu?! Kamu mau menculik aku, ya?"

Pemuda tampan bermata hijau itu langsung memasang kedua telapak tangannya di depan dadanya sambil berkata, "Wow! Tenang, Nona! Jangan pasang wajah garang kayak gitu"

"Pergi! Aku tidak kenal dengan kamu, jadi pergilah!" Joana berteriak sambil melotot ke pria asing bermata hijau itu.

"Oke, baiklah. Aku pergi. Maaf sudah mengganggu waktu kamu. Selamat melukis kembali" Sahut pria tampan bermata hijau itu sambil ngeloyor pergi meninggalkan Joana.

Joana mengikuti arah pergi pria tampan itu dan setelah ia melihat pria itu sudah sangat jauh darinya, Joana kembali duduk di atas pasir pantai dan meneruskan lukisannya.

Beberapa menit kemudian, Darren kembali dan langsung berucap "Wow! Kau bisa melukis juga ternyata. Apa Papa kamu tahu kalau kamu juga bisa melukis sesempurna ini?"

Joana bangkit berdiri dan tersenyum. lebar ke Darren. Kemudian gadis manis dan cantik itu berkata, "Hanya kau dan aku yang tahu soal ini"

Darren tersenyum lebar dan berkata, "Aku merasa tersanjung, nih. Dan aku juga merasa takjub dengan bakat tersembunyinya kamu ini. Kamu melukis di atas pasir pantai hanya dengan menggunakan jari telunjuk kamu dan wajah Papa kamu, terlihat sangat mirip. Setiap guratannya sangat mirip. Kamu tipe orang yang detail, ya, ternyata" Darren mengusap pucuk kepalanya Joana dan Joana yang belum pernah diusap pucuk kepalanya oleh seorang laki-laki, refleks merasakan desiran hangat di hatinya.

Joana terus bersitatap dengan Darren dan di saat Darren memajukan wajahnya ke wajah Joana, Joana spontan memejamkan kedua kelopak matanya dan Darren langsung mengulum bibir menahan senyum. Darren lalu mencium keningnya Joana dan berkata di sana, "Aku akan mencium bibir kamu, di pernikahan kita nanti"

Joana sontak membuka kedua kelopak matanya. Dan dengan rona merah di wajahnya, ia langsung mengambil paper bag dari tangan Darren dan bergegas berputar badan untuk berlari kencang menuju ke toilet yang jaraknya paling dekat dari tempatnya berdiri.

Darren tergelak geli dan pemuda tampan pewaris tunggal Grup Benn itu terus menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat tingkah konyolnya Joana Alexander.

Joana masuk ke dalam toilet dan langsung menyandarkan kepalanya ke pintu toilet sembari bergumam, "Kenapa aku harus tutup mata, tadi? Dan kenapa aku berharap Darren mencium bibirku? Ah! Aku malu!!!!"

Darren lalu melangkah ke toilet dan berdiri di depan pintu toilet untuk menunggu Joana keluar dari dalam pintu toilet itu.

Setelah Joana keluar dari dalam toilet masih dengan rona merah di wajahnya, Joana tersentak kaget saat ia melihat Darren berdiri di depan pintu toilet dan langsung tersenyum padanya. "Ke.....kenapa kau berdiri di sini?" Joana bertanya dengan gugup dan Darren langsung. berkata, "Berikan paper bagnya! Ada baju gantiku juga di situ dan aku juga butuh mandi dan berganti baju. Setelah Joana menyerahkan pakar bagnya, Darren langsung masuk ke dalam untuk mandi dan berganti baju.

Joana yang masih memegang dressnya yang basah, melangkah ke tempat mbak penunggu toilet untuk membeli tas plastik besar untuk tempat baju basah. Mbak penunggu toilet menahan uang yang disodorkan Joana dengan berkata, "Pacar Mbak udah bayar semuanya"

Saat mendengar kata pacar, Joana tanpa sadar tersenyum lebar dengan desiran hangat di hatinya.

Arga Hewitt masuk ke dalam mobilnya dengan wajah kesal, "Dasar gadis aneh, dipuji lukisannya kok malah marah dan ingin menghajarku. Huuuffttt! Ada juga, ya, gadis seaneh itu di dunia ini" Arga lalu mengemudikan mobilnya untuk pulang ke rumahnya setelah ia mengecek salah satu hotelnya yang ada di dekat pantai itu.

Arga Hewitt mencoba menelepon ponsel kekasihnya dan kekasihnya masih belum mengaktifkan ponsel. Arga lalu bergumam, "Apa dia masih ada di dalam pesawat? Emang berapa jam, ya, perjalanan sini ke Italy? Kok lama banget?" Belum ada seharian ditinggal pergi kekasihnya untuk perjalanan dinas, Arga sudah merasakan kerinduan yang sangat besar dan hampir mencekik lehernya. Arga kemudian bergumam sembari mengemudikan mobil pickup mewah kesayangannya, "Ternyata rindu itu beneran berat, tapi buka hanya berat, rindu itu ternyata cukup menyiksa"

Joana kembali dibuat melayang dengan sikap dan kata-katanya Darren saat Darren mengajaknya makan di sebuah restoran mewah yang ada di dalam hotel berbintang lima yang letaknya tidak jauh dari pantai. Darren tahu semua makanan kesukaannya Joana dan Darren juga tahu semua minuman kesukaannya Joana.

Joana sontak berkata, "Aku tersanjung, nih"

"Aku, kan, penggemar berat kamu dan selalu menonton Opera balet kamu, jadi aku tahu semua makanan dan minuman favorit kamu. Aku juga tahu bunga kesukaan kamu" Sahut Darren.

"Oh iya? Apa itu?" Sahut Joana dengan mata berbinar.

"Tunggu sebentar lagi! Aku sudah suruh salah satu pelayan hotel membelikannya dan aku suruh dia membawanya kemari" Darren mengulas senyum tampannya di depan Joana dan Joana membalas senyumannya Darren itu dengan sangat manis.

Tiba-tiba Darren berkata, "Menoleh lah ke belakang!"

Joana menoleh ke belakang dan sontak bangkit berdiri. Dia menerima buket bunga matahari dari seorang wanita berseragam hotel, lalu ia duduk kembali dengan mendekap buket bunga matahari itu.

Darren tersenyum senang dan berkata, "Aku benar, kan?"

"Iya. Kamu benar. Aku sangat menyukai bunga matahari karena, bunga matahari ini mirip dengan diriku. Bunga matahari selalu menatap sang Surya yang selalu cuek padanya dan bahkan tega terus berlalu pergi hingga menghilang di malam hari, meninggalkan bunga matahari sendirian. Aku juga seperti itu. Aku selalu menatap Papaku, tapi Papaku selaku cuek padaku dan terus berlalu pergi dan menghilang" Ucap Joana.

"Aku janji padamu, setelah kita menikah nanti, aku akan membuat Papa kamu terus menatap kamu" Sahut Darren.

Di detik itu juga, Joana dan Darren bersitatap dengan desiran hangat di hati mereka masing-masing.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!