Tanah lapang yang luas dimana hidup puluhan hewan spiritual serta puluhan ribu hewan buas. Pegunungan serta pohon besar menjulang tinggi menjadi ciri khas yang tidak dimiliki pulau lain.
Berbagai sumber daya tumbuh subur di tempat ini, dengan berbagai macam jenis serta khasiat luar biasa bagi peningkatan tenaga dalam maupun kekuatan fisik.
Satu hal yang berbeda dari pulau ini adalah tidak ada manusia pun yang mendiami kecuali dua orang.
"Paman Yao! Tolong berikan aku sedikit air! aku haus, Paman," pinta seorang anak berusia sepuluh tahun kepada pamannya. Dalam keadaan Kaki gemetar serta peluh menetes deras yang saat ini mengangkat sebuah batu besar seberat 500kg.
"Sebelum jam pasir ini habis, jangan harap dapat setetes pun air. Bertahan dan selesaikan latihanmu," ucap Paman Yao sambil melirik kearah anak itu tanpa menoleh.
"Baik paman!" jawab anak itu sambil tersenyum kecut. Kemudian ia kembali berlari sambil mengangkat beban mengelilingi pulau beberapa kali. Dengan penuh semangat menerima latihan berat yang diberikan pamannya tanpa membantah sekalipun.
Tanpa terasa waktu telah berlalu. Hari telah menjelang malam dengan hawa dingin mulai menerpa tubuh anak laki-laki itu, namun tidak mengurangi semangat berlatihnya.
"Tan'er, sudah cukup latihan hari ini. Kembalikan batu itu dan kembali kesini," gumam Paman Yao yang di dengar anak itu, padahal jarak mereka cukup jauh.
Kemudian anak itu menyudahi latihannya, dengan cepat ia melesat menuju pamannya yang sedang membaca sebuah buku di dalam rumah sederhana. Langkahnya tergesa-gesa menuju kendi di depan rumah yang berisi air, rasa haus yang begitu besar membuatnya menghabiskan tiga gayung air.
Setelah membasuh muka dan membersihkan pakaiannya, anak itu menghadap pamannya.
"Paman, sebenarnya buku apa yang paman baca?" tanyanya penasaran sambil mendekat, mencoba mengintip isi buku dari samping tempat duduk pamannya.
"Belum waktunya kamu mengetahui tentang ini. Suatu saat bukan hanya buku ini saja tapi semua yang ada disini juga akan paman ajarkan padamu!" ujar Paman Yao sambil menunjuk rak buku yang lebar dan tinggi dengan rapi berjejer buku-buku dengan sampul lusuh yang ada di depan tempat duduknya.
Sambil tersenyum anak itu berkata "Baiklah paman! Semua yang paman ajarkan akan selalu aku kerjakan dengan baik," sembari memberi hormat dengan mengepalkan kedua tangannya.
Paman Yao berdiri dari duduknya lalu memegang kepala keponakannya itu sambil mengangguk-angguk kan kepalanya.
"Sepertinya peningkatanmu cukup lumayan, Tan'er! Hanya saja masih belum cukup kuat," Paman Yao memejamkan mata seperti sedang menimbang dan memikirkan sesuatu.
"Baiklah, mulai besok akan semakin berat latihanmu! Jadi sebaiknya mari kita makan lalu istirahat," lanjut Yao Liu kemudian berjalan memunggungi anak itu yang masih berdiri kebingungan dengan apa yang ia maksud.
'Latihan berat? Bukannya setiap hari paman selalu menyiksaku dengan latian berat. Lalu apa maksudnya kata-kata itu?' batin anak itu sambil berjalan mengikuti pamannya.
"Baik paman sesuai arahan paman, hehe," balas anak itu tersenyum paksa kemudian mengikuti pamannya.
Setelah mereka menyantap makan malam, mereka beristirahat seperti malam sebelumnya. Namun, kali ini anak yang memiliki nama Tan Hao tersebut tidak bisa memejamkan mata. Terlintas dalam pikirannya mengenai siapa orang tuanya dan dimana mereka saat ini. Tan Hao berpikir bahwa mungkin orang tuanya telah mati, atau memang sengaja mengasingkannya bersama Paman Yao Liu di tempat ini. Pikiran-pikiran lain terus membayangi sampai akhirnya dia pun tertidur. Disisi lain, Paman Yao duduk bersila di tempat tidurnya untuk bermeditasi.
Dalam meditasinya, ia di datangi sesosok pria dalam pikirannya. Entah kenapa dia seperti mengenal sesosok pria itu. Terlihat dia memberi hormat dan tanpa bertanya, seseorang itu hanya berkata "Sudah waktunya kau lakukan," Sambil memberikan sebuah cincin, ia pun menghilang setelah itu.
Paman Yao pun mengakhiri meditasinya. Membuka mata dan terlihat ia mengenggam sebuah cincin.
"Akan aku lakukan dengan benar sesuai waktunya, dengan benda ini pekerjaan ku akan lebih cepat," Lalu ia pun merebahkan tubuhnya, tersirat senyuman penuh makna di wajahnya.
Dalam dunia ini terdapat 3 benua utama antara lain; Benua Emas, Benua Perak dan Benua Naga serta ada banyak pulau-pulau kecil lainnya. Benua Emas penuh dengan para pendekar tingkat tinggi yang berada didalam sekte-sekte yang berdiri selama lebih puluhan ribu tahun. Di benua itu hanya ada satu kekaisaran yaitu Kekaisaran Chu, di pimpin oleh seseorang yang bergelar Kaisar Qilin air api.
Sedangkan Benua Perak terdapat empat kerajaan dan satu kekaisaran yang bernama Kekaisaran Wang, di pimpin seorang yang bergelar Kaisar Bangau Tujuh Es. Kekaisaran Wang terletak di tengah Benua Perak sebagai penguasa Benua dan juga berkuasa penuh atas empat kerajaan yang ada.
Dan keempat kerajaan itu antara lain ; Kerajaan shio, Kerajaan Hao, Kerajaan Shu dan Kerajaan Yan. Masing-masing kerajaan hanya berisi keluarga utama serta keluarga luar keturunan bangsa Shio, Hao, Shu serta Yan.
Dan Benua naga yang letaknya berada di tengah antara Benua Emas dan Benua Perak. Benua naga di penuhi oleh hewan spiritual dan hewan buas serta berbagai macam sumber daya. Namun, karena tempat dan letaknya yang berada di tengah tidak ada yang tahu kehidupan seperti apa yang ada di dalamnya. Hanya daerah utara pulau ini yang diketahui berdiri sebuah kota yang juga penghubung jalan antar Benua.
Kota yang bernama Foshan itu berdiri sendiri tanpa masuk kekaisaran mana pun. Yang hanya memiliki luas wilayah tak lebih besar dari kota kekaisaran.
Jauh di selatan Benua Naga ada sebuah pulau yang bernama Pulau Phoenix. Pulau dengan penuh rahasia dan misteri, karena dikenal sebagai Pulau Dewa yang kemunculannya 1000 tahun sekali dengan hanya semalam terlihat, setelah itu hilang tak berbekas.
Dan di pulau inilah Tan Hao beserta pamannya, Yao Liu tinggal. Pulau ini dihuni oleh berbagai hewan spiritual tingkat atas yang seharusnya sudah punah serta sumber daya kualitas tinggi yang sama pula.
Dan menurut cerita, Pulau ini di buat oleh Dewi Yu Huanran sebagai tempat ia menyendiri dan bermeditasi puluhan ribu tahun lalu. Bersama dengan Dewa Yaoshan meletakkan 7 senjata pusaka dewa yang tersebar keseluruh dunia. Namun ada yang percaya bahwa juga bersamaan dengan itu, Dewi Yu menyebarkan 5 kitab dewi sucinya.
Tidak ada yang tau alasan mengapa kedua dewa itu turun serta menyebarkan pusaka mereka ke dunia.
Yang pasti karena alasan itulah banyak sekte-sekte maupun kerajaan yang mencari dan memperebutkan benda-benda dewa itu. Demi kekuasaan dan kekuatan mereka.
Setelah selama 10 tahun menempa tubuh fisik keponakannya, tanpa disadari oleh Tan Hao bahwa kekuatan fisiknya saja sudah luar biasa. Itu disebabkan karena dia tak pernah ada lawan tanding atau bahkan mempraktekkan kekuatan nya, yang ia lakukan selama ini hanya berlatih dan berlatih sesuai arahan pamannya.
Dan sampailah di mana saat yang ditentukan paman nya tiba, yaitu masuk kedalam hutan kematian di sebelah barat tempat ia tinggal selama satu bulan penuh dengan hanya di beri bekal sebilah pedang dan sekantung makanan tanpa air.
Paman nya ingin Tan Hao membuka semua potensi terpendam nya. Karena iq mengetahui jauh di dalam hutan sana ada banyak hewan spiritual puncak yang lebih kuat dari raja/ratu hewan buas yang selama ini jadi ajang latihan Tan Hao.
"Tan'er bawalah cincin ini bersamamu dan berhati-hatilah. Paman akan mengawasimu dan membantumu hanya jika kamu dalam keadaan hidup mati, selebihnya itu tergantung tekad dan tujuanmu," ucap Yao Liu sembari mengulurkan sebuah cincin yang dipasangkan di jari telunjuk keponakannya.
Dengan penuh rasa bangga dan kagum akan perkembangan kekuatan fisik Tan Hao.
"Baik paman, aku tidak akan mengecewakan paman apalagi kepercayaan paman selama ini adalah alasan aku punya tujuan," Tan Hao menjawab dengan penuh semangat yang menggebu-gebu disertai tangan yang mengacung ke langit "Bahkan jika langit ingin aku gagal, langit pun akan aku lawan,-!!" seru Tan Hao lagi dengan penuh keseriusan.
Dengan tingkah laku dan jawaban keponakannya itu, membuat Yao Liu semakin bangga akan perkembangan Tan Hao.
"Tan'er! Setelah ujian ini kamu selesaikan maka tidak ada lagi keraguan di hati paman untuk mengajarimu tenaga dalam serta jurus dan rahasia keluargamu," ujar Yao Liu sambil menyilangkan tangan di belakang tubuhnya dengan wajah menghadap ke langit.
Terlihat seperti ia sedang melihat sesuatu yang mengawasinya setiap waktu.
Raut wajah Tan Hao berubah setelah mendengar kata rahasia keluarga dari pamannya.
"Apa maksud paman? Bisakah jelaskan?" dengan penuh tanya serta kebingungan ia bertanya, berharap pamannya mau memberi tau tentang apa yang jadi pikirannya selama ini.
Namun belum sempat Tan Hao bertanya lagi, pamannya berkata "Selesaikan dulu ujianmu," timpal Yao Liu dengan senyuman khas nya.
Membuat Tan Hao tak bisa berkata-kata lagi.
Setelah itu dengan penuh keseriusan Yao Liu berpesan "Dengarkan serta ingat-ingat Tan'er, paman akan jelaskan apa-apa saja yang ada didalam hutan." sambil duduk bersila serta meminta Tan Hao duduk di depannya. Mulailah Paman yao Liu menjelaskan.
Bahwa di dalam hutan kematian terdapat sumber daya yang bisa mempercepat pengembangan tenaga dalam. Yao Liu meminta Tan Hao untuk mengumpulkan beberapa jenis sumber daya untuk pelatihan awal tenaga dalamnya.
Ada beberapa jenis tumbuhan serta buah bahkan bunga yang dalam kelompok sumber daya langka bahkan ada juga yang harusnya sudah punah. Tetapi, masih ada di dalam pulau ini.
Antara lain Rumput Giok Sutra yang berbentuk seperti alang-alang biasa namun berwarna biru keperakan serta hanya bertangkai 2, setiap pucuk tangkai nya terdapat benang halus 7 helai berwarna emas kemerahan. Tumbuhan ini berfungsi untuk melancarkan peredaran darah dalam tulang serta mengembangkan tenaga dalam sebanyak 100 lingkaran.
Selain itu ada Jamur Emas Yin dan Jamur Emas Yang. Keduanya 2 tumbuhan berbeda namun selalu tumbuh tak jauh dan saling berkaitan memancarkan energi kehidupan, berfungsi membuka jalur dantian dan membuka 10 meridian besar serta 100 meridian kecil dalam tubuh.
Ada pula Buah Sinai 7 warna yang hanya terdapat di tengah hutan biasanya tumbuh disekitar sarang ular garis biru, yang mempunyai fungsi menyerap racun serta menjadikan nya antibodi dalam tubuh untuk menguatkan daya tahan kulit terhadap serangan 100 jenis racun.
Selain itu buah yang memiliki fungsi sama hanya berbeda tingkatan nya antara lain buah Besi Hijau 10x lebih baik dari buah Sinai 7 warna. Buah Kakao Ungu yang 10x lebih baik dari buah besi hijau. Ada pula buah yang selain memperkuat kulit juga daging serta darah, yaitu Buah Naga 9 kehidupan. Fungsi lain nya adalah mempertajam penglihatan serta pendengaran sejauh 10 mil.
Namun berbeda dengan Bunga Anggrek Suci yang berfungsi sebagai peningkat stamina sebesar 20% dari stamina pemakai. Selain itu ada Bunga Daun ulat yang bisa membuka 20 meridian besar serta 200 meridian tubuh, selain itu fungsi lain dan yang paling berbeda dari lainnya adalah mampu membuat insting pemakai meningkat sebesar 50% dari insting pertapa tahap ahli, yang artinya sama dengan insting pertapa tahap bumi.
Dan masih banyak yang lainnya yang lebih berkhasiat tinggi.Namun, bagi pelatihan awal tenaga dalam semua sumber daya itu sudah sangat tinggi lebih tinggi dari pil tingkat 7 sekalipun.
Dengan semua yang terkandung dalam pulau ini, tidak ada yang tidak berharga. Semua nya memiliki harga tinggi serta kualitas khasiat luar biasa.
Menjadi Surga sumber daya bagi para pendekar yang berlatih.
Selama ini Yao Liu sendiri yang mencari serta menyerapkan beberapa sumber daya ke tubuh Tan Hao di waktu tidurnya, itu yang membuat Tan Hao tak mengetahui sama sekali cara pemakaiannya juga cara penyerapannya.
Dan sekarang Yao Liu ingin memulai mengajarkan sumber daya tentang nama fungsi serta kegunaan serta cara penggunaan pada Tan Hao.
"Apakah kau mengerti yang aku jelaskan, Tan'er?" tanya Yao Liu pada anak di depannya yang terlihat serius mendengarkan.
"Mengerti dengan sangat jelas, Paman. Lalu apakah aku harus mengumpulkan semuanya atau hanya beberapa dan bagaimana aku membawa semua itu,-!!" tanya Tan Hao yang masih belum mengetahui kegunaan cincin yang diberikan padanya.
"Hahaha, aku lupa akan hal itu Tan'er.. hahahaa," seloroh Yao Liu dengan tawa lebarnya karena ia sadar lupa menjelaskan tentang kegunaan cincin yang ia berikan.
"Ehh,-!!" Tan Haomenjawab dengan ekspresi bodoh nya, karena tak menyangka disaat serius pun paman nya lupa hal penting.
"Haaha, tenang Tan'er. Paman hanya sedikit pikun hahaaha," dengan wajah bodoh nya masih tertawa kemudian berubah serius dalam hitungan detik.
"Cincin yang ada di jarimu namanya Cincin Dimensi. Cincin penyimpanan kualitas sedang dengan luas 1 mil. Hanya untuk menyimpan barang," jelas Paman Yao sambil menunjuk cincin yang di pakai Tan Hao.
"Whoooaaahhhhh hebaattt," dengan penuh semangat serta kagum Tan hao mengangkat cincinnya dengan ekspresi berkaca-kaca.
"Iyaa. Tapi itu hanya berguna untuk penyimpanan sumber daya, senjata serta harta. Apanya yang hebat," sinis Yao Liu dengan ekspresi malas nya.
Setelah menjelaskan semua yang harus diketahui, Yao Liu mengantar Tan Hao ke perbatasan tempat tinggal nya dengan hutan kematian di sebelah barat.
Dengan semua persediaan yang dibutuhkan, Tan hao masukkannya kedalam cincin dan hanya pedang yang ia taruh di punggungnya.
Dengan penuh hormat Tan Hao berpamitan kepada pamannya. Setelah itu dengan kekuatan fisiknya yang luar biasa, ia melesat dengan kecepatan melebihi angin masuk ke dalam hutan. Meninggalkan paman nya yang melihat dengan senyum bahagianya.
"Berjuanglah Tuan muda, waktu kita tak banyak lagi. aku harus menyelesaikan pengajaran mu sebelum kembali kesana. Menjadikanmu seperti harapan ayahmu. MELAMPAUINYA."
Wilayah yang menjadi tempat tinggal salah satu hewan spiritual suci kelas puncak. Jauh di dalam hutan terdapat sebuah gua bercabang, setiap cabangnya akan mengarah ke tempat berbeda. Salah satunya ke tempat dimana makhluk itu tinggal.
Dengan status sucinya, makhluk itu telah berlatih selama kurun waktu ratusan tahun demi untuk naik menjadi kelas surga dan bisa merubah wujud menjadi manusia sesuai keinginan.
Hewan buas di Hutan Kematian ini terdapat beberapa kelas. Hewan buas kelas awal, tengah, atas, dan puncak.
Meskipun masih kelas awal pun, dibandingkan dengan hewan buas kelas atas di benua lain masih lebih tinggi kemampuan daya serang dan daya tahan hewan buas di hutan ini.
Itulah yang belum disadari oleh Tan Hao karena memang sama sekali belum pernah meninggalkan pulau ini bahkan tidak tahu ada kehidupan lain di luar pulau ini.
Bagi seorang Tan Hao hewan buas kelas awal dan tengah bukan tandingan kekuatan fisik serta daya tahan tubuhnya. Dengan sekali serang pun akan langsung terluka parah bahkan tewas. Berbeda dengan hewan buas kelas atas yang masih menjadi tandingan kekuatan fisiknya. Meskipun begitu, di pulau ini hewan buas kelas atas jarang di temukan.
Sementara itu Tan Hao telah sampai di pedalaman hutan kematian.
"Hmm ... Aku harus mulai darimana ya kira-kira?" gumam Tan Hao sembari menoleh kiri-kanan.
"Ahh terserahlah! Yang penting bisa mengumpulkan sumber daya, selebihnya harus bertahan selama satu bulan. Hmm ... sepertinya akan jadi menarik, hahaha!" seru Tan Hao berjalan santai sambil melihat-lihat sisi lain hutan.
Meskipun kekuatan yang dimiliki Tan Hao tinggi namun bukan menjadi alasan untuk pamannya tidak mengawasi, terlihat Yao Liu tersenyum tipis di ruang bukunya.
'Sepertinya aku harus masuk lebih dalam dan meletakkan benda ini. Lagipula tak ada yang akan mengambil sebelum pemiliknya.'
seseorang dengan camping lebar dan jubah abu-abu bersembunyi di balik pepohonan sambil membawa sebuah kotak kayu.
Tanpa terasa hari sudah semakin gelap sejak Tan Hao memasuki hutan. Kecerdasan dan kemampuan tinggi yang ia miliki, tidak sulit baginya mengumpulkan hampir setengah dari semua yang di perlukan.
"Sebaiknya aku mencari tempat bermalam, dan memikirkan rencana untuk besok! Tapi, sepertinya aku harus berburu ayam hutan dulu untuk makan malam." Tan Hao memegangi perut yang terus berbunyi, karena memang hampir seharian belum mengisi perutnya. Langkah memberat dan ekspresi kelelahan terlihat diwajahnya namun tak menghentikannya untuk terus berjalan menyusuri hutan.
Setelah mendapatkan sekitar lima ayam hutan, Tan Hao memasuki sebuah gua dan menyalakan api menggunakan dua buah batu kecil untuk memanggang makan malamnya.
Ditengah asyiknya ia menikmati makan malam, sebuah suara tiba-tiba menggema pelan. Namun terdengar begitu jelas seperti sangat dekat. Menyadari suara itu bukanlah suara biasa, Tan Hao langsung bersikap waspada meskipun tetap menikmati hidangannya.
"Nyalimu besar juga, Manusia! Berani menginjakkan kaki di wilayah kekuasaanku?" suara itu menggema dengan nada besar. Membuat siapapun yang mendengar akan bergidik ketakutan.
Beberapa saat setelah suara itu hilang, tiba-tiba aura didalam gua menjadi berat dan semakin berat, disertai dengan hawa membunuh yang begitu pekat.
"Siapa disana!" teriak Tan Hao menatap tajam.
"Hei ... Siapa itu? Keluarlah, jangan jadi pengecut!" teriaknya lagi setelah tak mendapat respon apapun.
Tak berselang lama aura yang datang semakin pekat dan menyesakkan, diujung penglihatan Tan Hao terlihat sesosok bayangan.
Tan Hao langsung meraih gagang pedangnya bersiap menyerang kalau-kalau makhluk itu menyerang tiba-tiba.
''Pergi dari sini atau ku mangsa, Manusia!"
"Maaf, bukan maksud mengganggumu atau menguasai wilayahmu. Aku hanya sekedar mencari tempat berlindung dan istirahat saja!" sahut Tan Hao tegas walaupun makhluk itu belum nampak jelas.
Tiba-tiba aura pekat menghilang beserta bayangan makhluk tersebut, situasi menjadi seperti tidak pernah ada siapapun.
"Kemana makhluk itu? Apa aku sedang halusinasi? Coba aku lihat lebih ke dalam gua ini! Mungkin aku menemukan sesuatu!" batin Tan Hao sambil berjalan ke dalam gua, sementara ia masih menggenggam erat pedangnya.
Namun siapa sangka, baru beberapa langkah Tan Hao terjatuh tak sadarkan diri. Tapi, ia tak menyadari itu, alam bawah sadarnya masih merasa di tempat yang sama.
Dia terus berjalan semakin dalam. Tetapi, semakin masuk jauh ke dalam bukan gelap melainkan semakin bercahaya hingga terang seperti siang hari.
"Ehh, dimana ini? Aku yakin ini masih malam, baru beberapa waktu berjalan kesini kenapa jadi siang?" Tan Hao bertanya-tanya sambil menggaruk pelan pelipisnya yang tak gatal.
'Sepertinya disana ada seseorang! Semoga aku tidak mengganggunya dan berakhir celaka....' batin Tan Hao setelah melihat ada seorang yang duduk bersila tak jauh dari posisinya.
''Maaf paman! Ini tempat apa dan dimana?" tanya Tan Hao sedikit ragu-ragu.
Keraguan Tan Hao hilang setelah seseorang itu membuka mata sambil tersenyum menoleh ke arahnya.
"Anak muda, sudah lama aku menunggumu. Kemarilah, ada banyak hal yang ingin aku pastikan!" ujarnya pelan sambil tersenyum, sikapnya terlihat begitu bersahabat.
Tan Hao cukup hati-hati ketika mendekati sosok itu, meskipun dalam hatinya merasa bingung kenapa ada manusia lain di gua itu tapi ia tak mengurangi tingkat kewaspadaannya. Sebab ia tahu dari perkataan pamannya, jika di pulau ini tidak ada manusia pun selain dirinya dan Yao Liu. Tapi, di depannya kini dilihat darimanapun adalah manusia.
''Jangan takut! Aku tak akan berbuat jahat padamu melainkan sebaliknya. Kau sudah lama aku tunggu dan percayalah bahwa aku selalu mengawasimu dari waktu ke waktu sampai saat kau ada di hadapanku. Jika aku berniat jahat, sudah sejak lama aku lakukan itu...!" terang orang itu yang berusia kurang lebih tiga puluh tahun, tatapan matanya terlihat menyempit dibarengi dengan senyum melebar.
"Ehh! A-aku...."
Belum sempat menyelesaikan ucapannya, laki-laki itu memotong perkataan Tan Hao.
"Tenanglah anak muda, untuk meyakinkanmu! Pertama perkenalkan namaku adalah Ye Yuan. Aku disini sudah lebih dari seribu tahun. Menunggu seseorang yang akan membebaskanku dari kebencian yang kini menguasaiku...."
Tan Hao mulai melunak sembari menarik napas dalam-dalam kemudian duduk didepan Ye Yuan sambil terus mendengarkan perkataan Ye Yuan tanpa memotongnya.
"...Dan kau baru saja bertemu dengannya walau tak melihat jelas perwujudannya, karena dia takut menunjukkan diri padamu dan itu membuatku heran! Tapi setelah kau disini aku baru menyadari jika sesuatu di dalam tubuhmu yang murni dan suci itulah alasan kebencianku takut padamu dan tidak melanjutkan rencananya untuk melahapmu!" jelas Ye Yuan sambil mengulurkan segelas air.
"Maksud paman? Makhluk yang aku temui di dalam mulut gua barusan?" tanya Tan Hao sambil terus mengamati.
"Ya kau benar! Aku belum mengenalkan diriku dengan lengkap padamu. Namaku Ye Yuan dan aku adalah hewan spiritual suci tahap puncak. Aku hanya satu diantara 10 hewan spiritual suci yang berada di urutan ketiga setelah penciptaan. Mengapa aku berada disini ... Karena 10 hewan spirit suci tidak ditempatkan dalam tempat yang sama. Kami disebar ke segala penjuru dunia. Sang Dewi yang menciptakan kami tidak mengatakan tujuannya, hanya mengatakan sesuatu yang biasa saja yakni memisahkan kami agar tidak saling membunuh karena perebutan wilayah. Hanya saja kami sadar itu bukanlah tujuan sebenarnya, karena kami diciptakan berpasangan. Ketika kami terpisah maka secara langsung memengaruhi hati spirit kami dan memunculkan kebencian yang menguasai tubuh spirit kami," jelas Ye Yuan sembari sesekali melirik Tan Hao.
"Jadi maksud paman? Paman adalah kesadaran hati hewan spirit yang sebenarnya? Lalu kesepuluh hewan itu juga sama halnya dengan kondisi paman sekarang ini, jika aku boleh tahu mereka itu siapa saja? Aku penasaran dengan ceritamu, Paman Ye Yuan!" tanya Tan Hao serius sembari menopang dagu menggunakan sebelah tangannya.
''Haha, sepertinya aku terlalu meremehkan kecerdasaanmu! Baiklah akan aku jelaskan. Tapi sebelum itu, apakah kau bersedia jika aku menjadi Spirit Energi-mu? Membawaku keluar dari tempat ini dan mengajakku berkelana! Setidaknya kekuatanku berada di urutan ketiga loh...! Seandainya bisa menemukan pasanganku dalam perjalanan maka kekuatanku meningkat berkali lipat. Bagaimana?" tanya Ye Yuan terlihat jelas wajahnya penuh harap tanpa malu-malu.
"Ehh! Spirit Energi? Aku bisa mempertimbangkannya, tapi itu apa? Apakah semacam tenaga dalam tingkat tinggi?"
"Haha, dasar bodoh! Spirit Energi tidak ada hubungannya dengan tenaga dalam, lagipula tenaga dalam itu untuk manusia lemah yang menamakan dirinya pendekar ... Haha spirit energi lebih dari itu! Mereka yang mempunyai spirit energi bisa dikatakan yang terkuat dari seluruh pendekar yang ada di duniamu, hahaha ...!" jelas Ye Yuan sambil terus tertawa.
''Jika begitu. Tidak ada alasan menolak permintaan paman! Berarti aku akan menjadi kuat setelah keluar dari pulau ini," balas Tan Hao bersemangat setelah mendengar penjelasan singkat Ye Yuan.
"Setelah aku menceritakan dan menjelaskan semua, aku akan mengajarimu bagaimana caranya menyerap spirit energi!"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!