NovelToon NovelToon

PELAKOR Ter-SAVAGE

Kecelakaan.

"Halo Mas, kita jadi pergi malam ini?" Tanya seorang perempuan dengan suara yang begitu lembut.

"Iya, yang penting jam 8 malam kamu sudah siap, nanti ada supir yang menjemputmu!" Ucap Orang yang ada di balik telefon.

"Iya, Mas. Aku tunggu ya!" Ucapnya tersenyum manis.

Vania Abigail, seorang wanita cantik yang penuh dengan kelembutan. Tubuh indahnya sudah terbalut dress berwarna salam yang terlihat begitu cantik, karena hari ini adalah perayaan satu tahun Aniversary pernikahannya dengan sang suami, Justin Andrian.

Ia menatap pantulan diri melalui cermin yang terlihat begitu cantik malam ini. Rona wajah merah muda terpancar dan membuat siapa saja akan terkesima melihatnya.

Mas, ini hari ulang tahun pertama pernikahan kita, semoga secepatnya bisa dikaruniai seorang anak yang akan menjadi pelengkap keluarga kecil kita nanti. Aamiin. Batin Vania begitu bahagia.

Tok, tok, tok.

"Nyonya, supir sudah sudah datang untuk menjemput anda!" Ucap salah satu pelayan yang ada di rumah itu.

"Iya, Mbak. Terima kasih!" Ucap Vania berdiri.

Ia melangkah keluar dengan senyum yang mengembang, mobil sudah siap untuk mengantarkan wanita cantik itu menuju tempat dimana suaminya tengah berada.

"Sudah siap, Nya?" tanya sang supir melihat ke arah Vania yang sudah duduk dikursi belakang.

"Sudah, Pak!" Ucap Vania yang memang selalu ramah kepada siapapun yang ia temui.

Mobil melaju dengan perlahan, membawa sang ratu yang tengah berbahagia malam ini. Namun ada hal berbeda yang ditangkap oleh wanita cantik itu, sang supir bertingkah dengan tidak wajar.

"Apa bapak sakit?" Tanya Vania mengernyit heran.

"Ti-tidak, Nya. Saya baik-baik saja!" Ucap Sang sopir.

Mobil terus melaju membelah jalanan yang mulai terlihat sepi. Wanita cantik itu mengernyit bingung, karena jalan yang ditempuh itu mengarah ke perbatasan kota yang terkenal lengang dan jarang dilalui oleh orang lain.

"Apa bapak tidak salah jalan?" Tanya Vania yang mulai cemas.

"Tidak, Nyonya. Saya mengikuti petunjuk jalan yang sudah dikirim oleh Tuan," ucap supir itu

dengan santai.

Vania merasakan ada

yang janggal dalam perjalanannya kali ini. Sudah tiga puluh menit mobil berjalan melewati kawasan sunyi dan cenderung gelap, namun belum ada tanda-tanda untuk berhenti atau apa pun.

Ia menjadi takut dan juga khawatir, apa lagi ketika sang supir menambah kecepatan mobil dengan begitu kencang, membuat Vania mulai menerka jika ini akan membahayakan dirinya.

"Pak, tolong jangan ngebut!" Ucap Vania mulai ketakutan.

Supir itu hanya terdiam dan semakin menambah kecepatan mobilnya.

"PAK, DIDEPAN ADA JURANG, BERHENTILAAAAAAH! AAAAAA,"

BRAK!!

PRANG!!

Dentuman keras disertai pekikan Vania mengiringi mobil ketika berhasil menerobos pagar pembatas jalan dan jatuh masuk kedalam jurang.

Mobil terus berguling-guling hingga mencapai dasar jurang dan bahkan sudah tidak terlihat lagi. Hanya ada bekas mobil berguling yang sangat terlihat di sana.

DUAR!!

Ledakan terdengar samar-samar dari bawah. Kepulan asap mulai terlihat diiringi dengan api yang mulai menyambar dedaunan dan pohon yang ada disekitarnya.

Tiba-tiba saja ada sebuah mobil berhenti tepat di depan pembatas jalan yang sudah rusak itu.

"Lapor Tuan, semuanya sudah beres!" Ucap seseorang yang berdiri di pembatas jalan, menatap asap hitam itu dengan miris.

"Pastikan dia benar-benar mati dan tampilkan diheadline berita besok pagi!" Ucap Seseorang di balik telepon.

"Baik, Tuan!" Ucapnya patuh.

Matanya berembun, melihat Sang majikan yang begitu baik, malah berakhir tragis seperti ini hanya karena obsessi sang Tuan yang sudah menggila terhadap pacarnya.

Ia segera beranjak dari sana meninggalkan lokasi kejadian setelah menelfon pemadam kebakaran dan juga tim SAR.

Tanpa ia sadari ada sebuah mobil yang juga melihat kejadian tragis itu. Ia tidak menyangka jika ada orang yang melakukan pembunuhan dengan cara seperti ini.

"Kerahkan semua orang untuk mencari mereka!" Ucapnya tegas dan terburu-buru dan turun dri mobil.

"Baik tuan!" Ucap sang asisten pribadi dan mulai menghubungi para pengawal yang lain.

🌺🌺

Sementara itu di tempat lain, seorang pria tampan tengah menghisap rokoknya yang entah sudah berapa batang ia habiskan.

Maafkan aku,Va. Kehadiranmu hanya akan mempersulit hidupku. Semoga nanti kau tidak mengutukku diakhirat! Bagaimana pun juga kamu sudah merawatku selama satu tahun ini, namun maaf aku tidak bisa mencintaimu dengan utuh lagi, karena aku sudah memilikinya!. Batin Justin merasa sedikit menyesal.

"Honey?" Panggil seorang perempuan yang terdengar begitu manja.

Tangan lentiknya melingkar di pinggang Justin dengan begitu mesra, dan bisa membangkitkan gairah laki-laki itu dengan mudah.

"Kamu sudah bangun?" Ucap Jastin mematikan rokoknya dan berbalik menghadap sang kekasih.

"Sudah. Aku lelah sekali!" Ucap Reema manja menyandarkan Kepalanya didada bidang Justin.

"Ayo kita beristirahat!" Ucap Justin menggendong Reema menuju ranjang dengan lembut.

"Apa kamu sudah membereskan perempuan itu, Hon?" Tanya Reema mengecup bibir Justin dengan begitu mesra.

"Sudah. Kita tunggu saja kabar selanjutnya dari pihak kepolisian!" Ucap Justin mulai mencumbu Reema dengan sangat tidak sabar.

"Hon, aku udah lelah! Aahh," Ucap Reema yang sangat tidak mampu menahan sentuan sang kekasih yang selalu ia inginkan setiap saat.

Semoga kau tenang di alam sana!. Batin Justin memulai permainannya.

Ia menikmati setiap sentuhan dan gerakan malam itu sebagai hadiah pernikahannya dari sang pacar. Namun berbeda sedangan Vania, harusnya dia yang berada di bawah kukungan Justin, tetapi kenyataannya kini ia harus berjuang antara hidup dan mati di lokasi kecelakaan.

"Justin!" Kalimat terakhir yang terucap dari mulut Vania sebelum ia benar-benar tidak sadarkan diri.

Tanpa ia tau ada seorang laki-laki yang datang menyelamatkan tubuhnya yang sudah penuh dengan luka bakar.

"Cepat angkat dia!" Ucap Beberapa orang sambil menaiki helikopter untuk membawa tubuh Vania sebelum pemadam kebakaran dan tim SAR datang.

"Dia masih hidup! cepat kita harus segera pergi ke rumah sakit!" Pekik laki-laki yang tengah memangku tubuh Vania.

Helikopter segera bergerak menuju rumah sakit swasta ternama yang ada di kota itu, beruntung di sana terdapat fasilitas helipad, sehingga bisa memudahkan mereka untuk menurunkan Vania.

"Cepat-cepat angkat! Siapkan perawatan intensif untuk gadis ini! Panggil semua dokter untuk membantunya!" Pekik Laki-laki itu terlihat sangat panik.

Semua pihak rumah sakit menjadi kalang kabut, karena kedatangan mereka. Pelayanan terbaik pun segera dikerahkam untuk membantu Vania agar bisa kembali sadar, walaupun dengan keadaan fisik yang tak lagi sempurna.

"Cari tau siapa yang merencanakan semua ini!" Ucap laki-laki itu dengan nafas yang memburu.

Dia adalah Rexy Bramasta. Pria tempan yang berhasil menyelamatkan Vania tanpa mempertimbangkan bahaya yang bisa jadi akan menimpa dirinya juga.

Menguntit Vania Selama beberapa bulan ini adalah pekerjaan utamanya selain menjabat sebagai CEO Magenta Corp yang bergerak dibidang tekstil terbesar di Indonesia.

Kini hatinya serasa hancur melihat wanita yang ia cintai sudah tidak berbentuk lagi. Ia masih setia menunggu ruangan operasi itu terbuka, berharap ada kabar gembira yang akan ia dengar nanti.

Hingga beberapa jam sudah berlalu, Sang asistennya yang bernama Ren datang membawa beberapa berkas lengkap mengenai kecelakaan ini.

"Mereka bermain dengan sangat aman karena tidak ada tanda-tanda motif pembunuhan di sana. Supir yang sudah tewas pun juga tidak bisa di lacak indentitasnya. Dugaan sementara, ini kelakuan dari Justin Andrian, yang tak lain adalah suami Nona Vania," Ucap Ren berbisik kepada Rexy.

"Kurang ajar!" Pekik pria tampan itu sambil berdiri. "Ajukan laporan ini kepada pihak yang berwenang!" Titah Rexy dengan mata yang nyalang.

"Tuan, kita tidak bisa gegabah, bukti ini tidak cukup memberatkan dia, kita harus berfikir jernih sebelum bertindak!" Ucap Ren menyanggah.

Ceklek!

Beberapa orang dokter dan perawat keluar dari ruangan itu setelah beberapa jam berusaha untuk menyelamatkan Vania.

"Bagaimana?" Tanya Rexy yang begitu khawatir

"Maaf Tuan, tapi saya harus menyampaikan ini. Tubuh Nona mengalami luka bakar sekitar enam puluh persen. Untuk sekarang ia masih dalam keadaan koma dan juga kritis. Berdasarkan analisa dan pengalaman saya menangani beberapa pasien dengan kondisi yang sama, kemungkinan Nona untuk kembali mendapatkan kesadarannya tidak lebih dari 39 persen. Tuan harus kuat dan sabar menerima ini semua. Semoga nanti ada keajaiban untuk kesembuhan Nona!" Ucap Dokter itu pelan.

Rexy mersa lemas seketika. Ia tidak bisa membayangkan jika Vania pergi dan meninggalkannya sendiri.

Dalam keterdiamannya, tiba-tiba saja Emosi pria tampan itu membuncah. "Siapkan penerbangan ke Korea, cari rumah sakit dan dokter terbaik untuk Vania! Termasuk juga dokter kecantikan untuk melakukan operasi penyempurnaan kembali kulitnya," Ucap Rexy berjalan memasuki ruangan dimana Vania berada.

"Baik tuan!" Ucap Ren segera mengurus semuanya.

🌺🌺🌺

TO BE CONTINUE

Vania atau Elena

Tim SAR dan pemadam kebakaran sudah sampai di lokasi, hanya ada satu jasad yang ditemukan dan sudah tidak berbentuk lagi dan satu lagi sudah hancur dan hanya menyisakan potong daging kecil yang berceceran diarea sekitar.

Berita itu sedah tersebar diseluruh media sosial. Rumah Justin ramai karena kedatangan para kerabat dan juga rekan kerjanya. Mengucapkan belasungkawa atas kematian Vania yang terkenal begitu baik kepada semua orang.

Sungguh jika ada penghargaan aktor terbaik, Justin bisa mendapatkan salah satunya, karena hari ini ia sudah berhasil terlihat menyedihkan karena kehilangan sosok sang istri tercinta.

"Sabar ya, Bro! Ikhlaskan istri Lo, sungguh dia adalah wanita yang sangat baik!" Ucap Heru, teman dekat Justin.

"Iya, Bro. Hiks, gua gak nyangka kalau Vania bakalan pergi secepat ini!" Ucap Justin terlihat sedih dan mengeluarkan air mata buayanya.

"Semoga Lo bisa mendapatkan pengganti yang lebih baik lagi setelah ini!" Ucap Heru menepuk punggung Justin dengan pelan.

Pria tampan itu hanya terdiam sambil menunduk dan menyembunyikan tawa bahagianya dihadapan semua orang.

Ah tentu, sayangnya gua sudah mendapatkan pengganti Vania yang lebih yahud dan lebih dari segalanya dibandingkan wanita tidak berguna itu!. Batin Justin tersenyum jahat.

Headline berita kini hanya membahas tentang kepergian Vania, banyak orang yang merasa kehilangan sosok perempuan yang tidak pernah pandang bulu kepada orang lain itu.

Justin berjalan kearah keluarga Vania dan meminta maaf karena ia tidak becus menjaga sang istri sesuai dengan janjinya dulu.

"Tidak apa-apa, Nak. Semuanya sudah menjadi takdir Vania! Hiks, kenapa dia harus meninggal dengan cara seperti ini? Bahkan jasadnya saja tidak bisa dikenali lagi," Ucap Ibu Khalia menangis sambil memeluk sang suami.

"Justin, lanjutkanlah hidupmu dengan baik setelah ini!" Ucap Ayah Vania berusaha untuk menahan tangisnya.

"Mungkin akan butuh waktu lama bagiku Ayah!" Ucap Justin tetap memainkan dramanya.

Mereka berbincang sebentar sebelum pria tampan itu berpamitan untuk istirahat di dalam kamarnya.

Ceklek!

Suasana hening memenuhi kamar itu, ada sedikit rasa sepi yang mulai hinggap di hatinya. Jika dihari biasa, ada Vania yang sedang menunggu ditepi ranjang untuk membantu memakaikan kancing baju dan menyisir rambutnya.

Maafkan aku Va. Satu tahun aku mencoba untuk menerima perjodohan ini, aku tetap tidak bisa mencintaimu. Batin Justin tersenyum kecut.

"Ah, lelahnya berpura-pura terlihat sedih di mata orang lain!" Ucapnya sambil membaringkan tubuh di atas ranjang dan terlelap.

🌺🌺

Lima tahun berlalu.

Banyak hal yang berubah dari kehidupan manusia. Seorang perempuan cantik terlihat berjalan dengan anggun diikuti oleh beberapa orang bodyguard dibelakangnya.

Kaki jenjang itu terus melangkah menuju loby bandara dimana mobil jemputan sudah menunggu kedatangannya.

Tanah air aku kembali! Maaf, jika dirimu akan menjadi saksi dimana balas dendam terindah dan terkejam akan terjadi dalam waktu dekat! Status pelakor, I'm Coming!. Batinnya Sebelum memasuki mobil.

Dia adalah Elena Sinclair atau Vania Abigail. Gadis yang sangat cantik hasil operasi perbaikan jaringan kulit oleh dokter terbaik di seluruh dunia.

Setelah lima tahun menjalani perawatan, Elena sudah merencanakan banyak hal bersama dengan Rexy, bagaimana cara membalas laki-laki banjingan itu hingga nanti ia bisa merasakan hidup segan mati tak mau.

Banyak hal yang sudah dipelajari oleh Vania dalam tiga tahun pasca kesembuhannya dari kecelakaan itu. Mulai dari bela diri, menggunakan senjata tajam, belajar berbisnis dan hal lain.

Dengan kacamata hitam yang bertengger dihidungnya, Elena sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Rexy, laki-laki yang sudah sangat berjasa dalam hidupnya saat ini.

"Selamat datang kembali Nona!" Ucap seorang supir menyambut Wanita cantik itu dengan ramah.

"Anda supirnya?" Tanya Elena mengernyit.

Lima tahun tidak bisa menghilangkan rasa trauma yang ia alami pasca kecelakaan waktu itu.

"Iya, Nona!" Ucap Supir itu bingung.

"Clayton, tolong bawa mobilnya!" Ucap Elena masuk ke dalam mobil dan duduk dengan anggun.

"Baik, Nona!" Ucap Clayton pimpinan bodyguard Elena.

Ia memberikan beberapa lembar uang ratusan kepada supir itu agar ia bisa pulang menggunakan taxi atau kendaraan umum lainnya.

Mobil berjalan dengan perlahan, diikuti dengan beberapa mobil lain untuk memastikan keselamatan Nona muda yang baru saja kembali.

Tujuan utama mereka saat ini adalah kantor dimana Rexy tengah bekerja. Menatap hiruk pikuk kota metropolitan yang sangat berkembang sejak terakhir kali ia tinggalkan.

"Apa Kantornya masih jauh, Clay?" Tanya Elena yang sudah sangat tidak sabar.

"Di ujung jalan ada belokan dan tepat di sana adalah kantor tuan, Nona!" Ucap Clayton tersenyum.

"Aku tidak ingin ada driver lain, jika bukan kamu yang membawanya, atau aku yang akan membawa sendiri!" Ucap Elena sendu.

"Saya paham, Nona! Saya akan menjadi driver kemana pun nona pergi!" Ucap Clayton.

"Terima kasih." Ucap Elena tersenyum.

Perlahan mobil berhenti disalah satu gedung paling besar dan paling tinggi di kota itu. Clayton membukakan pintu untuk Elena dengan hati-hati.

Wanita cantik itu menarik napasnya sembari mengatur detak jantung yang mulai berdebar dengan tidak teratur.

"Silahkan, Nona!" Ucap Clayton mempersilahkan Elena untuk berjalan di belakang dua orang bodyguard yang sudah lebih dulu mengamankan lokasi.

"Terima kasih," Ucap Elena tersenyum.

Mereka berjalan menuju lift khusus presdir, tidak ada yang mencegat atau menahan perjalanan mereka. Namun, hal itu tidak luput dari pandangan semua karyawan yang penasaran dengan sosok Elena.

"Sepertinya Nona akan menjadi topik utama kantor hari ini!" Ucap Clayton sambil berbisik dibelakang Elena.

"Biarkan saja, asal tidak menyakitiku dan menyebarluaskan berita yang tidak benar!" Ucap Elena tersenyum tipis.

Ting!

Lift terbuka di lantai 45, dimana ruangan Rexy berada. Seorang sekretaris wanita berdiri menyambut kedatangan mereka dengan ramah.

"Selamat datang, Nona! Tuan Rexy ada didalam, silahkan!" Ucap Emma membukakan pintu untuk Elena.

Gadis itu hanya tersenyum dan mengangguk sebagai ucapan terima kasih.

"Sayang?" Panggil Rexy terkejut ketika melihat kedatangan sang kekasih di ruangannya.

Ia langsung berdiri dan menghampiri Elena dengan rasa tidak percaya.

"Bee, Aku merindukanmu!" Ucap Elena memeluk Rexy dengan erat.

"Aku juga merindukanmu!" ucap Rexy mengecup kepala Elena berulang kali.

Mereka sudah menjalin hubungan selama satu tahun belakangan ini. Kesabaran dan keyakinan Rexy berhasil menyembuhkan kembali luka hati Elena yang sempat memutuskan untuk tidak jatuh cinta lagi.

Mereka duduk di kursi sofa yang ada di ruangan dengan begitu mesra. Rexy tak hentinya memandang wajah cantik Elena walaupun tidak begitu mirip dengan Vania, namun hatinya masih sama, masih begitu mencintai wanita ini.

"Jagan melihatku seperti itu!" Ucap Elena mengusap wajah Rexy yang masih menatap kearahnya.

Sementara pria tampan itu hanya terkekeh menanggapi sang kekasih.

"Bagaimana? Apa kamu sudah mengaturnya, Bee?" Ucap Elena menyandarkan kepalanya di dada bidang Rexy.

"Sudah, Sayang. Kamu hanya tinggal menjalankannya dengan baik! Tapi...," Ucap Rexy sedikit ragu dengan rencana balas dendam yang akan dilakukan oleh Elena.

"Tapi kenapa, Bee? Kamu tenang saja, aku tidak akan jatuh cinta lagi kepada laki-laki badjingan itu!" Ucap Elena terdengar lembut di telinga Rexy.

"Aku hanya takut dia kembali menyakitimu! Sudah cukup aku melihatmu begitu menderita lima tahun terakhir ini, Sayang!" Ucap Rexy lirih.

"Aku tau, Bee. Bukankah sekarang ada kamu yang akan melindungiku?" Ucap Elena menatap lembut mata Rexy.

"Berjanjilah untuk tidak terluka!" Ucap Rexy lirih.

"Aku tidak bisa berjanji untuk itu, Bee. Tapi aku janji akan baik-baik saja!" Ucap Elena mencubit kedua pipi Rexy dengan gemas.

Pria tampan itu tersenyum dan memeluk Elena dengan erat, melepas rindu setelah hampir lima bulan mereka tidak bertemu.

Pikiran pria tampan itu kembali berkelana, mengingat bagaimana penderitaan Elena setelah bangun dari koma. Terapi ke sana kemari dan melakukan beberapa kali operasi bagian tubuh hingga ia bisa secantik saat ini.

Semoga kamu bisa membalas mereka dengn baik, walaupun aku bisa menghancurkan badjingan itu dalam waktu semalam saja. Namun apapun keputusanmu aku akan mendukungnya!. Batin Rexy penuh tekad.

Justin Andrian, bersiaplah!. Batin Elena tersenyum smirk.

Mereka berbincang mengenai rencana yang akan dilakukan terhadap Justin. Rexy yang sudah maju selangkah, berhasil mendapatkan saham yang cukup banyak di perusahaan Justin, sehingga bisa memperkuat kedudukan Elena nanti, ketika berkas alih nama saham sudah di terima.

"Ingat janji kamu, Sayang! Aku tidak akan bisa mengampuni dia jika kamu terluka sedikit saja!" Ucap Rexy dengan wajah seriusnya.

"Iya, Bee, jangan takut! Aku hanya butuh kepercayaanmu!" Ucap Elena tersenyum manis.

"Hati-hati nanti di jalan! Aku akan pulang cepat!" Ucap Rexy mengecup kening Elena dengan begitu lembut.

"Iya, Aku tunggu, Bee!" Ucap Elena manja.

Mereka berpisah di depan pintu yang bertuliskan CEO ktu, karena sebentar lagi, Rexy akan melakukan meeting dengan beberapa klien pentingnya.

🌺🌺🌺

TO BEE CONTINUE

Keberuntungan

Elena memilih untuk segera kembali ke rumah Rexy, dimana ia akan tinggal di sana hingga mereka menikah nanti. Senyum wanita cantik itu tak hentinya mengembang, ketika bisa bertemu kembali dengan sang pujaan hati yang sudah satu tahun ini menjadi kekasihnya.

Mata indah Elena terus mengawasi jalanan yang ia lewati. Ketika mobil melintasi sebuah cafe, tanpa sengaja ia melihat orang yang selama ini dicari tengah duduk manis dibalik dinding kaca itu.

"Clay, kita berhenti di cafe itu sebentar!" Ucap Elena tergesa-gesa.

"Nona, apa anda membutuhkan sesuatu?" Tanya Clayton mengernyit.

"Saya melihat mereka Clay! Kamu jangan jauh-jauh ya!" Ucap Elena dengan sangat tidak sabar.

"Baik, Nona!" Ucap Clayton segera menepikan mobil di halaman parkiran cafe itu.

"Nona, Mohon berhati-hatilah!" Ucap Clayton ketika melihat Elena sudah turun terlebih dahulu.

Wanita cantik itu berjalan dengan anggun memasuki cafe tersebut. Namun ketika hendak mencapai pintu, jantungnya berdegup dengan cepat dan tidak beraturan.

Elena, kamu pasti bisa! Ini bukan sesuatu yang sulit bukan!. Batin Elena mengambil nafas dalam dan kembali menghembuskannya.

Clayton segera membuka pintu untuk Elena ketika melihat wanita cantik itu masih berdiri mematung.

"Nona, Jika anda belum siap, kita bisa melakukannya lain kali!" Ucap Clayton lirih.

"Tidak, Clay. Mau sekarang ataupun nanti, semuanya tetap akan terjadi!" Ucap Elena tersenyum.

Ia berjalan menuju salah satu kursi yang berada tepat disebelah Justin dan istrinya berada. Senyum smirk mulai menghiasi wajah cantik itu.

"Clay, pesanan aku americano satu!" Ucap Elena.

"Baik, Nona!" Ucap Clayton mengawasi gerak-gerik Elena dan memesan minuman melalui waiters yang ada di dekatnya.

Elena berjalan dengan anggun menuju meja yang sudah ia targetkan. Dengan hils yang tinggi, Elena dengan sengaja menjatuhkan diri dan mengarah kepada Justin.

Beruntung laki-laki itu dengan sigap menangkap Elena sehingga wajah mereka berjarak sangat dekat sekali. Semua orang pun ikut terkejut melihat apa yang barusan terjadi.

Mata Justin menatap intes bola mata Elena, teduh dan seperti familiar, begitu fikirnya.

Elena pun tersenyum manis, dan mengecup basah pipi Justin dengan lembut. "Terima kasih, Mas!" Ucap Elena.

"Heh, minggir kau pelakor!" Ucap Reema menarik tubuh Elena dengan kasar.

Beruntung Clayton dengan sigap menangkap Elena, sehingga wanita cantik itu tidak terhempas jatuh ke lantai.

"Dasar kau pelakor, sialan! berani-beraninya kau mencium pipi suami orang dihadapan istrinya!" Pekik Reema hendak memukul Elena.

Namun Justin lebih dulu memegangi sang istri dan memeluknya agar bisa lebih tenang.

"Suami anda juga tidak menolak, kecupan saya! Kenapa Anda bisa semarah itu?" Ucap Elena polos, padahal di dalam hatinya merasa jijik sekaligus senang.

"Kau dasar jalaang, mati saja kau!" Pekik Reema kembali histeris.

"Honey, cukup!" Bentak Justin yang sudah kepalang malu di hadapan para pengunjung.

"Kau membelanya? Mas, aku ini istrimu dan kau malah membela dia, dan kau juga diam di saat dia menciummu?" Ucap Reema berapi-api.

Semua pengunjung mulai berbisik-bisik tentang Justin, Reema dan Elena. Sementara wanita cantik itu tersenyum puas dengan apa yang barusan ia lakukan.

"Dasar tidak tau diri! Sudah ada suami malah berani kau mencium laki-laki lain dengan santai! Dasar kau tidak tau malu!" Bentak seorang ibu-ibu sambil menunjuk-nunjuk Elena.

"Iya, apa kurang jatah kau dari suami, hingga kau menjadi pelakor, Syalan?" Ucap Ibu-ibu yang juga kesal melihat tingkah Elena.

"Heran, pelakor sekarang gak tanggung-tanggung. Body mulus seksi hasil operasi plastik!" Cerca pengunjung yang lain.

"Iya, pelakor sekarang makin berani!" Timpal Ibu-ibu lainya.

Vania hanya terdiam dan tidak menghiraukan perkataan semua orang asal mereka tidak menggunakan kekerasan. Ia hanya peduli dengan sepasang suami-istri yang mulai terlihat memanas itu.

"Ada apa ini?" Tanya Seorang satpam tiba-tiba saja datang menengahi keduanya.

"Dia, dia pengacau di sini pak!" Ucap Reema mengadu kepada satpam.

"Benar Nona?" Tanya Satpam itu sambil melotot.

"Tidak pak, dia yang berteriak tidak jelas, saya hanya terpeleset dan dibantu oleh suaminya. Jika Mas-mas tampan ini tidak membantu, mungkin pihak cafe harus bertanggung jawab untuk mengobati saya karena lantainya yang basah tanpa ada peringatan!" Ucap Elena ketus.

"Tetapi tidak harus mengecup pipi suami orang!" Pekik Reema kembali.

"Sudah, sudah! Jika kalian tidak bisa menjaga kenyamanan di sini, silahkan keluar!" Ucap Satpam itu dengan tegas.

Semua orang terdiam, sementara Reema sudah berjalan keluar meninggalkan Justin yang masih harus membayar makanan mereka dan uang denda keributan.

Elena melemparkan senyuman manisnya kearah Justin dan dibalas kedipan mata oleh pria tampan itu.

Cih, dasar buaya!. Batin Elena jengah.

Tak selang berapa lama, Clayton datang untuk membawa minuman yang mereka pesan dan segera pergi dari cafe itu dengan wajah bahagia penuh kemenangan.

"Kamu lihat Clayton, dia memang laki-laki badjingan! Dikedip sedikit saja sudah jelalatan!" Ucap Elena semakin jengah.

"Nona, Jangan sampai Tuan tau jika anda mengecup orang sembarangan, apa lagi dia adalah mantan suami, Nona. Saya tidak tau apa yang akan dilakukan oleh tuan nanti!" Ucap Clayton bergidik.

"Kamu benar, Clay! Ini hanya rahasia kita berdua saja! Kamu jangan beritahu kepada yang lain!" Ucap Elena yang juga ikut bergidik.

"Baik, Nona. Kecuali nanti ada orang suruhan tuan yang melaporkan!" ucap Clayton terkekeh.

"Ah, semoga saja mereka tidak melaporkannya. Kamu urus saja Clay!" Ucap Elena merasa lelah.

Mobil terus melaju menuju rumah Rexy yang berada cukup jauh dari sana. Pikiran Elena mulai menerawang memikirkan apa yang sudah terjadi kepadanya beberapa waktu belakangan ini.

Sudah lima tahun berlalu kamu masih terlihat sama seperti dulu, hanya saja terlihat sedikit kurus. Aku begitu mencintaimu, Mas. tetapi kamu malah tega membunuhku dengan cara tragis seperti itu! Sekarang aku sudah kembali, bersiaplah untuk menemui ajalmu!. Batin Elena dengan perasaan yang bercampur aduk.

Hingga mobil berhenti di halaman rumah mewah milik Rexy. Ini pertama kalinya Elena menginjakkan kakinya di sini. Karena setiap Rexy mengajaknya pulang, ia selalu menolak dengan alasan belum siap untuk bertemu dengan masa lalunya.

"Nona, kita sudah sampai!" Ucap Clayton sambil membuka pintu mobil untuk Elena.

Wanita cantik itu tersenyum dn segera turun dari mobil. Melangkah dengan anggun memasuki rumah mewah itu.

Ceklek!

Pintu tiba-tiba saja terbuka, beberapa orang pelayan menyambut kedatangannya di depan pintu.

"Selamat datang, Nona!" Ucap Mereka serentak.

Elena terdiam, ini bukan hal yang mengejutkan lagi bagi dia jika itu berhubungan dengan Rexy.

"Terima kasih!" Ucap Elena tersenyum.

Ia berjalan masuk menatap sekeliling rumah itu dengan tersenyum. Seluruh dinding hampir dipenuhi oleh foto Rexy dengan berbagai gaya.

Dasar narsis!. Batin Elena tersenyum.

"Nona, anda sudah ditunggu oleh nyonya diruang keluarga!" Ucap Kepala pelayan.

"Mari kita ke sana, Pak!" Ucap Elena ramah.

"Mari Nona!" Ucap Kepala pelayan mengantarkan Elena.

Terlihat sepasang suami istri tengah duduk berdampingan dan saling merangkul satu sama lain.

"Bunda?" Panggil Elena begitu lembut dan membuat sepasang suami istri itu menoleh.

"Kamu sudah datang?" Tanya Bunda Angelin tersenyum.

"Sudah, Bunda!" Ucap Elena meraih tangan wanita paruh baya itu dan mengecupnya.

"Ah, akhirnya kita bisa bertemu lagi!" Ucap Angelin tersenyum dan memeluk Elena.

"El kangen sama bunda!" Ucap Elena membalas pelukan hangat itu.

Mereka berbincang sebentar melepas kerinduan. Karena sebelumnya, Rexy pernah mempertemukan Elena dan orang tuanya ketika berada di Korea Selatan.

Beruntung karena Elena adalah pilihan Rexy, ditambah dengan attitudenya yang sangat baik, membuat keluarga Rexy dengan mudah menerima Elena dengan semua masa lalunya.

Tak berapa lama, Elena berpamitan untuk beristirahat, karena tubuhnya terasa sangat lelah, ditambah dengan pertemuannya dengan Justin tadi, membuat kinerja jantungnya sangat tidak stabil.

Ia merebahkan diri dan terlelap seketika. Tanpa mengganti baju dan membersihkan diri terlebih dahulu.

🌺🌺🌺

TO BE CONTINUE

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!