Seorang wanita muda terdengar berteriak keras seakan dirinya sedang mempertaruhkan nyawa nya untuk sesuatu yang sangalah berharga di muka bumi ini.Wanita itu memang sedang proses melahirkan secara normal di bantu oleh seorang Dokter dan Suster yang tinggal di rumah terpencil di daerah Sukabumi.
" Aaaahhhh...!! " Pekik Wanita itu begitu kencang.
" Ya, Nyonya tarik napas mu dengan perlahan -lahan lalu hembuskan..! Lihatlah sudah terlihat kepala bayinya..! Ayo kamu pasti bisa melahirkan bayi itu dengan sehat dan selamat..!! "Suara Dokter yang memberikan arahan kepada wanita muda itu.
Selang lima menit kemudian terdengarlah suara tangisan seorang bayi perempuan yang keluar dari rahim wanita itu melalui alat kelamin wanita muda itu.
" Hoahh..!! Hoahh..!! "
" Selamat telah lahir seorang putri cantik untuk mu Tuan Leon ! Ya, Saya akan segera merapikannya untuk di kirim kepada Anda di Jakarta." Kata Dokter itu melalui hpnya.
Wanita muda itu menjerit lagi dan lahirlah seorang bayi perempuan lain di selang waktu tiga menit dari proses kelahiran bayi perempuan yang paling pertama itu.
" Bayi kembar ,Dok?! " Ucap Suster dengan suara tertahan karena keajaiban tersebut.
"Ya,sudah kau bersihkan bayi itu lalu kamu segera berikan bayi kepadaku sebelum Tuan Leon dan Istrinya datang." Kata Dokter Johan yang sedang sibuk menangani berkas-berkas untuk membayar wanita muda itu.
" Aku tak mau menerima sepersen pun uang Tuan Leon untuk bayi -bayi kembar yang ku lahirkan itu." Kata Ramona nama wanita muda itu dengan nada cukup tegas.
" Ei, kau harus mengambilnya untuk perjanjian yang sudah kau terima dari Tuan Leon dan Istri nya yang membeli rahimmu untuk mereka berdua dapat memperoleh keturunan.Lagipula Ayahmu memerlukan uang itu untuk biaya operasi besar yang harus di lakukan Ayahmu untuk hidupnya bisa panjang." Kata Dokter Johan memaksanya menerima uang itu.
" Baiklah, Aku ambil setengah saja ya ? Aku ingin meminta satu bayi itu untuk Aku mengasuhnya sendiri.Ku mohon..!Auhh..!" Selagi Ramona sedang melakukan negosiasi kepada Dokter muda itu untuk meminta salah seorang bayi perempuan yang di lahirkannya itu.
Tiba -tiba Ramona mengeluh merasa mulas dan sakit lagi lalu terlahirlah seorang bayi perempuan lagi yang berselang waktu cukup lama dari kedua bayi kembar sebelumnya yakni sekitar lima belas menit.
" Aha..Kau ambillah bayi yang terakhir itu lalu kau bisa pergi dari rumah ini." Kata Dokter Johan yang mengizinkannya untuk membawa salah seorang dari tiga orang bayi perempuan kembar yang Ia lahirkan itu.
" Aahh..Ya, terimakasih banyak." Jawab Ramona dengan wajah lelah dan hatinya sedih sekali.
Sesudah Ramona meninggalkan rumah itu, Dokter Johan mendapatkan kabar lain lagi yakni salah satu dari dua bayi kembar yang berada di rumah terpencil itu telah hilang.
" Apa ? Bagaimana bayi itu bisa hilang? Cepatlah kamu cari melalui cctv untuk mencari tahu siapa yang telah mencuri bayi itu dari rumah ini?" Perintah Dokter Johan dengan suara yang amat panik itu kepada salah seorang bodyguard dari Tuan Leon pilihkan untuk menjaga rumah tersebut selama Ramona mengandung selama sembilan bulan hingga melahirkan dapat terjaga dengan baik.
" Siap,Pak Dokter..!!" Sahut bodyguard itu segera.
Tetapi, Cctv tersebut telah di rusak oleh seseorang yang telah mencuri bayi perempuan itu sehingga Dokter Johan terpaksa melakukan rencana yang sudah di siapkannya dengan matang untuk dirinya bisa aman dari kemarahan Tuan Leon.
"Kalian semua harus bekerjasama denganku agar kita semua aman dari kemarahan Tuan Leon pada kita semua dengan kalian diam saja dan ikuti saja apa yang ku katakan nanti kepada Tuan Leon dan Istrinya mengenai bayi mereka itu." Kata Dokter Johan dengan sempurna sekali menutup kasus itu dari Tuan Leon dan Istrinya.
Tuan Leon dan Istrinya yang bernama Reinawati percaya dengan perkataan dari Dokter Johan yang memberitahu mereka mengenai mereka berdua hanya memiliki seorang bayi perempuan dari Ramona wanita bayaran penjual rahim itu.
" Oh, ya sudah tak apa kami mempunyai seorang putri pun sudah sangat bahagia sekali." Kata Tuan Leon dengan wajah senang sambil menggendong bayi perempuan itu.
" Iya, Suamiku sangat bijaksana sekali dengan Ia tak menghiraukan bayinya seorang saja ataupun lebih sama halnya dengan suamiku tidak pernah memusingkan apa jenis kelamin dari bayinya itu." Kata Reinawati turut senang memperoleh bayi yang sangat di inginkan semenjak dirinya di vonis mandul oleh para Dokter kandungan yang pernah di kunjunginya bersama dengan suaminya itu di seluruh dunia.
" Tepat sekali,Istriku.Ya ,sekarang kita harus cari nama yang paling bagus untuk putri kita yang cantik ini." Kata Tuan Leon dengan tatapan mata penuh cinta terhadap bayi perempuan yang di gendongannya itu.
" Hmm ,Leona saja Sayang supaya namanya sama dengan namamu Sayang." Kata Reinawati yang memberikan usulan untuk nama bayi perempuan itu kepada Tuan Leon.
" Aish,Istriku sayang yang paling cantik dan manis sedunia.Aku bernama Andreas Leonardo yang biasa di panggil Leon dari kecil sama orang tuaku yang menetap di Seattle,Usa." Kata Tuan Leon.
" Iya,sama sajalah..Orang tuaku juga menetap di luar negeri cuma bukan di negara Amerika Serikat melainkan di negara Australia di kota Sydney." Kata Reinawati yang tak mau kalah keren dari suaminya yang sangat tajir itu.
" Emm..Ok..Lalu nama putri kita siapa ya yang paling bagus dan enak di dengar?" Tanya Tuan Leon dengan cepat menghentikan debatan konyol antara dirinya dengan istrinya itu di depan orang -orangnya.
"Sanya.." Usul Reinawati dengan berbinar -binar di sepasang bola matanya yang indah kepada Tuan Leon.
"No..! No..Sanya mirip dengan merek minyak goreng literan..! Gak sangat gak menarik untuk di jadikan nama putriku." Tolak Tuan Leon dengan menggeleng kepalanya dengan tegas sekali pada usul isterinya itu.
" Emmm..Yasmin.." Usul Reinawati lagi.
" No..Putriku bukan seorang dukun yang wangi bunga melati.." Tolak Tuan Leon lagi.
" Kau sajalah yang pilih sendiri nama putri kita itu karena Dia bukanlah putrimu sendiri saja tetapi putrku juga,jadi wajar sekali Aku turut andil di dalam pencarian nama nya." Kata Reinawati yang menatap sedikit tajam kepada Tuan Leon sambil menutup mulutnya dengan bibirnya yang melipat rapat mulutnya untuk menyatakan ketegasannya untuk ikut serta memberikan nama untuk bayi itu.
"Wulandari Putri Leonardo." Kata Tuan Leon dan Reinawati bersamaan dengan keduanya saling tersenyum bahagia satu sama lainnya setelah mereka sepakat memberikan nama tersebut pada bayi perempuan tersebut.
Di sisi lain, Ramona yang menggendong seorang bayi laimya telah tiba di depan jalan raya untuk menghentikan sebuah mobil angkutan umum di tepi jalan raya yang berhasil di temukannya itu.
Bersambung..!!
Ramona dengan airmata nya yang terus berlinang menyelusuri jalanan dari rumah terpencil menuju ke tepi jalan raya lalu menghentikan sebuah mobil angkutan umum yang berlalu lalang dengan mobil -mobil lainnya.
" Terminal ya,Pak..!" Pinta Ramona begitu dirinya sudah naik dan masuk ke dalam mobil angkutan umum.
" Iya,Bu.Silakan duduk di barisan belakang saja biar bayi ibu aman dari angin dan debu." Jawab supir angkutan umum kepada Ramona dengan nada ramah.
Ramona mengangguk setuju lalu duduk di bangku barisan belakang mobli angkutan umum sambil Ramona menidurkan bayi perempuannya yang baru saja di lahirkannya itu.
"Sayang,maafkan Mama ya sudah membuatmu harus terpisahkan dengan saudari -saudari kamu yang merupakan saudari kembar kandung kamu sendiri tapi kamu jangan khawatir karena mereka akan hidup nyaman bersama Papa kalian."Kata Ramona di dalam hatinya sambil tiada hentinya menangis.
Bayi perempuan di pelukan Ramona pun dapat merasakan kesedihan hatinya itu maka bayinya itu pun menangis sekencang mungkin sampai semua penumpang angkutan umum menoleh kepadanya.
" Ibu,kenapa menangis ? Lihatlah bayimu itu ikutan menangis lho?" Tanya seorang pemuda usia dua puluh tahunan yang memandangi bayinya dengan terpesona.
" Aku..Ya,maaf Aku sudah menganggu ketenangan kalian dengan tangisan bayiku." Jawab Ramona yang kemudian mengetuk kaca mobil angkutan begitu mobil angkutan sudah sampai di terminal.
"Bu..Emangnya Ibu mau pergi ke mana?" Tanya pemuda itu yang rupanya turun juga dari mobil angkutan umum usai Ramona turun dan bayar ongkos mobil angkutan umum itu.
"Oh,Aku ingin pergi ke kota Yogjakarta,Dek.Kalau Ade mau pergi ke mana?" Jawab Ramona dengan nada ramah sambil melihat -lihat bus antarkota yang di inginkannnya dari halte tempatnya berdiri dari terik matahari.
"Oh,kalau Saya mau pergi ke kota Malang,Bu." Jawab pemuda itu dengan ramah menawarkan sebotol air mineral dan sebungkus roti manis untuk Ramona.
" Terimakasih ,Dek.Saya gak lapar dan haus kok." Kata Ramona dengan halus menolak tawaran baik dari pemuda itu kepadanya.
"Ah,baiklah Bu.Kalau begitu Saya makan dan juga minum dulu ya di depan Ibu..Maafkan kalau Saya tak sopan." Kata pemuda itu tersenyum ramah kepada Ramona sambil menggigit roti manisnya dan meneguk air mineral di dalam kemasan botol plastik di genggamannya itu.
Tak lama kemudian bus yang di tunggu -tunggu oleh Ramona pun telah tiba di depan halte di area terminal,maka Ramona pun segera menaiki anak tangga untuk masuk ke dalam bus tujuannya itu.
Perumahan Menteng,Jakarta Selatan.
Bayi perempuan yang sedang tertidur pulas amat tenang di dalam box nya itu terlihat sangat cantik dan menggemaskan sekali yang membuat hati Tuan Besar Leon berbunga -bunga merasa amat bangga memiliki seorang putri yang sangat cantik luar biasa.
" Sayang,lihatlah putri kita Wulandari..!Cantik luar biasa sekali,ya?!" Seru Tuan Besar Leon dengan suara riang memanggil istrinya yang sedang asyik membaca majalah fashion di sofa di ruang utama rumah megah itu.
" Hmmm,ya siapa dulu Papa nya yang mempunyai gen yang sangat banyak di bandingkan dengan Mama nya yang kampungan itu." Kata Reinawati dengan nada bosan sekali dengar suaminya terus menerus bahas kecantikan putri mereka.
" Ei..Kau gak boleh mengatakan Ramona wanita kampungan karna Ramona sudah berjasa besar kepada kita dengan bersedia untuk hamil dan juga melahirkan seorang putri cantik untuk kita yang sudah belasan tahun berrumah tangga tak bisa memiliki seorang anak." Kata Tuan Besar Leon nada menegur Reinawati.
" Hmm..Kau bilang Ramona berjasa besar kepada kita dengan bersedia untuk hamil dan melahirkan seorang putri cantik untuk kita? Ye,kalau Dia tak suka uang kita,maka gak mungkinlah Dia mau dan bersedia untuk menjual rahim nya kepada kita dan kamu juga gak bakal mau memberikan sel -sel istimewa mu kepadanya melalui program bayi tabung tanpa kamu menyentuhnya sedikitpun." Kata Reinawati tanpa menghadapi suaminya dari balik majalah fashion yang sedang di bacanya itu.
"Hmmm..Ya,itu di sebabkan diriku hanya inginkan dirimu seorang,sayang." Kata Tuan Besar Leon yang menghampiri istrinya di sofa panjang di ruang utama rumahnnya.
"Kau mendekatiku mau apa?" Tanya Reinawati yang majalah fashionnya di ambil dan di tutup rapat oleh suaminya.
" Aku ingin tahu perkembangan kondisi kesehatan kamu yang menurut berbagai Dokter di mana pun bahwa kamu itu mandul sehingga kamu tidak bisa hamil dan melahirkan seorang keturunan untukku selama lima belas tahun masa pernikahan kita ini terjadi di dalam kehidupan kita." Jawab Tuan Besar Leon yang jemarinya merengkuh sangatlah lembut wajah Reinawati lalu mencium lembut di bibir manis Reinawati.
" Jangan..Aku sampai kapanpun tak bisa layani kamu karena rahimku tak sehat." Kata Reinawati yang meraih jemari suaminya dari piyamanya.
"Hmm...Aku sudah lama tak menyentuh kamu semenjak lima belas tahun lalu yaitu semenjak kita pertama kali menikah dan ku terkejut sekali karena kamu tak mengeluarkan darah kesucian kamu di malam pertama kita.Ya,saat itu Aku tak menghiraukannya karena kamu bilang kamu itu pernah mengalami kecelakaan sepeda pada saat kamu remaja sehingga kamu kehilangan selaput darah kesucianmu itu.Tapi,sebagai pria normal Aku tak bisa untuk tidak tergoda untuk meminta kamu melayani ku sebagai istriku,Reina sayang. Aku gak perduli kamu bisa hamil atau tidak bisa hamil...Karena aku mencintaimu dengan sangat tulus setulus hatiku kepadamu." Kata Tuan Besar Leon dengan memohon kepada Reinawati.
"AKu bilang aku tak bisa melayani kamu..Apakah kamu tidak bisa mengerti?"Tanya Reinawati nada ketus kepada Tuan Besar Leon dengan tangannya mengusir suaminya dengan dingin.
" Hmm..Baiklah,Aku mengerti." Jawab Tuan Besar Leon dengan hatinya perih tetapi selalu berusaha keras mengerti istrinya.Ia berbalikan badannya itu dengan kembali ke bayi perempuannya yang tidur pulas di box bayi.
Reinawati tak memandangi suaminya lagi tetapi memandangi jendela yang menampilkan awan gelap di malam hari di luar ruangan utama rumah mewahnya dan terbersit udara dingin merayapi kalbunya seketika itu juga.
"Maafkan Aku Tuan Besar Leon..Aku selamanya tak bisa menjadi seorang istri yang sempurna untuk mu karena Aku merupakan seorang wanita cacat sejak aku remaja sekali dan semua itu di karenakan cinta terlarang yang pernah terjadi di masa remajaku dengan seorang teman di masa remajaku yang menyebabkan diriku trauma untuk melayani mu karena Aku selalu teringat peristiwa yang melukai batinku ini selama hidupku.Aku pun tak tahu sampai kapan trauma ini akan berakhir." Kata Reinawati dengan hatinya yang menangis.
Bersambung..!!
Ramona turun dari bus yang mengantarkannya ke kota Yogyakarta,Ia membungkus bayi perempuan nya dengan sangat rapat sekali agar bayi tidak terkena debu dan angin yang dapat mengganggu kesehatan bayi perempuan yang baru usia tiga hari lahir itu.
" Ramona..Kau sudah kembali dari pekerjaanmu di luar kota ?" Tanya seorang wanita paruh baya di pintu terminal kota Yogyakarta dengan sepasang alis keheranan.
" Iya, Bude..Gimana kabarnya Ayah ku di rumah sakit ?" Tanya balik Ramona dengan nada sopan kepada wanita paruh baya yang menjemputnya di terminal.
"Keadaan Ayahmu cukup meresahkan karena ya Ayah mu itu memerlukan biaya operasi sebesar seratus lima puluh juta rupiah untuk pemasangan ring pada jantungnya yang bocor dan rusak itu." Jawab Bude nya tanpa prihatin terhadap Ramona.
"Lalu kenapa Bude gak kasih tau Ramona sih?," Tanya Ramona begitu mengkhawatirkan kondisi Ayahnya sampai Ia tak menghiraukan kondisi fisik nya sendiri yang baru tiga hari melahirkan tiga orang bayi kembar namun Ia harus melakukan perjalanan jauh dari Sukabumi ke Yogyakarta.
Dan,kini Ramona merasa tubuhnya lemas dan juga lelah di karenakan dirinya harus memberikan asi kepada bayi perempuan yang di gendongannya itu yang sekarang telah di berikan sebuah nama oleh nya dengan nama Marinka Apriliana.
" Aku sudah kasih tau kamu berkali -kali di wa mu tapi kau tak pernah membalas wa ku..!Ei,kamu kenapa.?!" Jawab Bude nya dengan kaget sekali melihatnya sempoyongan dan jatuh pingsan di bahu Bude nya yang semakin kaget mendengar suara tangisan bayi yang amat kencang dari bungkusan yang di gendongnya itu.
"Astaga..Dia mempunyai seorang bayi sekarang? Lalu dimanakah suaminya?Sepertinya dirinya itu belum lama melahirkan kalau di lihat luka pada organ kewanitaannya dan juga bayi nya yang masih merah itu?" Ucapan ini di dengar dengan baik dan jelas oleh Ramona begitu dirinya sadar dan melihat dirinya di kelilingi oleh Pak De, Bu De dan ketiga orang sepupunya yang berdiri rapat di kamar tidurnya.
" Uuh..Pak De..," Gumam Ramona saat sadarkan diri dari pingsannya.
" Yaa...? Ramona,sekarang Pak De ingin bertanya kepadamu dan kamu harus menjawab semua pertanyaan Pak De dengan jelas?! " Perintah Pak De nya tanpa menghiraukan kondisinya yang baru saja sadar dari pingsannya.
"Iya..Pak De.." Jawab Ramona yang memejamkan kedua matanya karena dirinya masih sedikit agak pusing karena kelelahan fisiknya itu.
"Apa benar kamu habis melahirkan seorang bayi perempuan secara diam -diam di luar kota?" Tanya Pak De nya menunjuk ke bayi yang berada di gendongan salah satu sepupunya.
" Iya,Pak De." Jawab Ramona jujur kepada Pak De nya.
Pakkk..!
Tamparan keras datang dari tangan Pak De nya ke pipinya.Ia hanya bisa menangis begitu sedih luar biasa.
" Lalu di mana suami mu?Apakah kamu menikah diam-diam dengan Farhan kekasih mu itu?" Tanya Bu De nya dengan senyuman sinis kepadanya.
"Kami sudah bercerai." Jawab Ramona dengan nada lirih kepada Bu De nya.
" Oh..Bercerai atau kamu sungguh perempuan tak tahu malu yang menjual diri di luar kota lalu hamil di luar nikah sehingga Farhan mencampakkanmu yang sudah kotor dan hina itu..?"Tanya Farida Adik sepupunya yang selalu iri dan dengki terhadap Ramona.
" Aku bukan seperti yang kamu katakan barusan itu,Farida..! Aku gak pernah menjual diriku kepada setiap laki -laki di luar kota..!" Tukas Ramona.
" Cih..Jangan pernah bersilat lidah lagi kamu ini setelah hamil dan melahirkan seorang bayi tanpa suami yang jelas karena Farhan telah menikahiku setelah kamu pergi ke Sukabumi,Ramona." Kata Farida tersenyum mengejek kepada Ramona usai memperlihatkan sebuah cincin emas yang telah melingkari jari manis tangan kanan Farida kepada Ramona yang tercengang dan menangis pilu.
" Sungguhkah Mas Farhan telah menikahi kamu, Farida? " Tanya Ramona dengan suara serak.
" Sungguh,Ramona.Aku gak pernah berdusta pada siapapun termasuk kepada orang tua ku sendir karena Mas Farhan sendirilah yang membawa kedua orang tuanya kehadapan Ayah dan bunda ku ini untuk menikah denganku pada hari yang sama setelah kamu pergi ke Sukabumi." Jawab Farida dengan senyuman menang dari Ramona.
" Ramona..Sekarang kamu bisa mengelak apa lagi usai dirimu sudah di ketahui mempunyai seorang bayi tanpa suami oleh kami keluargamu sendiri dan kamu sungguh akan mempermalukan nama baik kami sebagai keluargamu..!! " Ucap Pak De nya wajah marah kepada Ramona.
" Ya, Pak De...Aku akan pergi dari rumah Pak De dengan membawa bayi ku dan juga Ayah ku yang sedang sakit di rumah sakit yang dulu sebelum aku pergi ke Sukabumi.Jadi,Pak De gak perlu cemas lagi akan nama baik keluarga Pak De di sini."Jawab Ramona yang berdiri dari ranjangnya dan mengambil bayinya dari sepupu laki -lakinya yang selalu diam itu.
" Mau pergi tanpa bayar biaya hidup mu dan ayah kamu selama belasan tahun menumpang hidup di rumah kami? Enak saja! Kamu harus bayar dulu sebelum pergi..! " Bentak Bu De nya mendekatinya dengan ingin merebut bayinya itu.
" Bunda..Bisakah Bunda memiliki rasa tenggang rasa dan toleransi sesama keluarga Bunda sendiri yang di maksud oleh Irfan adalah Ramona yang masih terhitung keponakan Bunda sendiri?" Tanya Irfan sepupunya yang sedari tadi diam itu kini berbicara kepada Bu De nya untuk membelanya.
"Irfan..Kamu tuh ya gak ada angin dan badai topan tahu -tahu menegur Bunda mu tanpa jelas duduk perkara nya? " Ucap Bu De nya halus mencela kata -kata Irfan terhadap Bu De nya itu.
"Irfan ,tahulah Bunda..Ramona tinggal di rumah ini 'kan gak bersantai ria semata.Ia juga bantu kita cari uang dan membersihkan rumah kita ini dari dia masih kecil loh.." Jawab Irfan yang menilai Bunda nya tak adil kepada Ramona.
" Ahh..Diam kau ,Irfan.Kau bicara begini karena kamu mencintai Ramona 'kan? Tapi,sayang sekali wanita itu sudah bekas pakai orang gak jelas yang mencampakkan nya usai bosan sama dia..!" Kata Farida yang membuat Pak De nya mengambil rotan untuk memukul nya.
"Ramonaaaa..! Kau sungguh wanita pembawa sial murahannnn ! Kamu berani menggoda putrakuu usai kau gagal menikahi Farhan kekasihmu itu..! Aku Samsul tak pernah rela putraku jatuh cinta kepada wanita murahann seperti muu..!" Teriak Pak De nya yang mulai mengayunkan rotan untuk memukulnya.
Tetapi, rotan berhenti di udara karena Irfan yang menangkap rotan dan merebutnya dari tangan Pak De nya lalu membuangnya di lantai sembari tangan lain dari Irfan menyambar lengan kanan Ramona dengan cepat untuk meninggalkan kamar dan rumah Pak De nya itu.
Bersambung..!!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!