NovelToon NovelToon

Love Is Back

episode 1 perkenalan

Setelah makan siang bersama Arya berniat akan memberi tahu kepada Ayana jika ia dan Siska sudah memiliki hubungan, mereka sudah merencanakan dan menata kata untuk di bicarakan bersama saat sudah sampai di rumah dan bertemu dengan Ayana.

'' mas, menurut kamu Ayana, akan menerima aku tidak? Jujur aku sangat takut jika ia akan menolak. ''

ucap Siska yang saat ini tengah khawatir, karna takut jika Ayana tidak mau menerimanya menjadi mama baru untuk nya

Arya memegang tangan Siska, dan mengusap nya pelan,

'' kamu tenang ya, kita coba aja dulu, smoga saja Ayana mau terima kamu jadi mama nya. ''

ucap Arya meyakinkan siska, Siska pun mengangguk, dan melanjutkan makan siangnya.

setelah selesai menyantap makan siangnya, Arya dan Siska keluar dari resto itu dan berjalan menuju parkiran untuk pulang kerumah Arya. mereka berniat membicarakan hubungan mereka di rumah saja, karna takut jika Ayana tidak mau jika di ajak bertemu di luar.

setelah sampai depan rumah, mereka turun, Siska sangat terpesona dengan lingkungan rumah Arya yang terlihat sangat asri, segar dan sejuk, karna mantan istrinya dulu sangat suka dengan tanaman, sehingga banyak sekali bunga di sekitar taman di rumahnya.

Ada banyak bunga mawar dan anggrek, kedua bunga yang sangat di sukai oleh Mirabella, mama dari Ayana sekaligus istri dari Arya, yang sudah meninggal berberapa waktu lalu.

'' ayo, masuk, mungkin Ayana belum pulang, soalnya mobilnya belum terlihat ada di garasi, kita tunggu di dalam saja sambil minum teh. ''

ajak Arya mengagetkan Siska yang sedang melihat taman rumah yang sangat indah.

'' eh, iya mas, ayo. ''

jawab Siska kaget dengan ajakan Arya

'' Mira sangat suka sekali dengan bunga, aku masih ingat sekali, tapi Tuhan berkata lain, semoga ia selalu bahagia di sana, ''

wajah Siska mulai sedih, mengingat persahabatan mereka, sampai ajak menjemput dan memisahkan antara persahabatan mereka.

'' kamu benar sis, Mira memang sangat suka dengan bunga, bahkan semua bunga yang ada di halaman ini, semua ia yang menanam, maka dari itu aku tidak akan membuang, ataupun memusnahkan nya, bunga-bunga ini akan selalu aku rawat, karna hanya ini yang bisa aku pandang saat aku rindu sosok Mira. ''

ucap Arya yang sekarang sudah hampir meneteskan air matanya, karna memang ia sangat menyayangi dan mencintai Mira, mama dari Ayana.

Siska mendekati Arya sambil memeluknya dari samping dan mengusap punggungnya.

'' yang sabar ya mas, pasti aku bisa buat kamu bahagia lagi, dengan hari-hati di penuhi kasih dan cinta dari aku, kamu jangan sedih lagi ya, nanti Mira ikutan sedih lo. ''

ucap Siska yang sekarang bergelayut manja di lengan Arya.

Arya menghapus air mata yang sempat menetes, dan tersenyum menatap Siska dengan tatapan yang sangat damai,

'' maaf ya, aku gak bermaksud buat kamu sakit hati, aku hanya teringat Mira saat kamu menanyakan soal bunga tadi. ''

ucap Arya.

'' ya sudah ayo masuk, gak usah lama-lama di sini, cuaca nya sudah semakin panas. '' ajak Arya

Siska pun mengangguk dan mengikuti Arya dari belakang, namun gandengan mereka tetap tak terlepas, sampai di ruang tamu mereka duduk sementara Arya memanggil bi ijah untuk membuat kan minum.

''ini tuan dan nyonya, silakan di minum''

ucap ijah yang sudah selesai membuat minum dan menyajikan nya di atas meja tamu

'' Ayana belum pulang bik ? ''

tanya Arya kepada bik ijah,

'' belum, tuan, mungkin sebentar lagi. ''

belum lama ijah bicara, akhirnya Ayana pulang dari sekolah.

'' assalamu'alaikum. ''

ucap Ayana dengan senyuman melengkung di wajahnya, namun setelah berbalik dari pintu tiba-tiba Ayana berubah menjadi cuek, namun ia mencoba biasa saja tanpa memperlihatkan apa yang sedang ia pikir kan. Ayana menyalami mereka semua yang ada di ruang tamu itu, termasuk bi ijah.

bi ijah yang sudah ia anggap sebagai nenek nya sendiri, Ayana menyayangi bi ijah sperti keluarga sendiri, setelah kepergian sang ibu Ayana lebih sering dekat dengan bik ijah, bahkan saat tidur pun ia sering minta di temani.

mereka menjawab salam dari Ayana dengan senyum yang mengembang dan menyambut jabatan tangan Ayana.

'' anak papa udah pulang, gimana sayang di sekolah, apa ada yang kurang menyenangkan?''

tanya Arya kepada putrinya, yang sekarang sudah duduk di samping nya.

Ayana menggeleng pelan, '' nggak kok pa, gak ada, semua baik-baik saja. ''

jawab Ayana dengan pandangan yang sangat datar, ntah mengapa ia sangat enggan menatap Siska.

Siska merasa jika Ayana tidak menyukai nya, terlihat dari caranya menyalami dan tidak mau melihat nya.

'' Ayana dan Lisa di sekolah berteman bukan?''

tanya Siska mencari perhatian Ayana.

Ayana melirik sekilas lalu menggeleng.

sementara Arya menatap Siska dengan tatapan bingung.

'' Ayana mau ke kamar ya pa, mau ganti baju dulu. ''

pamit Ayana ke papanya.

'' iya sayang, nanti kembali kesini lagi ya, papa mau bicara sama kamu. ''

ucap Arya

Ayana mengangguk, dan pergi ke kamarnya, yang berada di lantai 2 Ayana masuk kedalam kamar dan mengunci pintu nya, ia membaringkan badan nya di kasur, sambil menatap langit-langit kamar nya. Setelah itu ia bangun dan menuju meja belajar nya, ia buka laci meja itu, ternyata ada 1 buah kotak yang berukuran sedang ada gembok yang mengunci kotak itu, Ayana mengambil kunci yang ia simpan di bawah buku belajar nya.

Ayana membuka kotak itu, di dalam kotak itu ada buku diary dan ada foto mamanya, dan masih terlihat ada satu barang lagi, kalung liontin dengan motif hati terpisah, yang 1 Ayana pakai dan yang 1 Ayana simpan di dalam kotak itu. Kalung itu kepunyaan mama nya, yang ia temukan saat evakuasi pencarian jasad mama nya, dan kalung itu Ayana temukan.

Ayana memandangi kalung itu bergantian dengan foto mama nya, di hatinya sperti masih yakin jika sang mama masih hidup walaupun kepolisian mengatakan jika mama nya sudah tidak ada, karna bukti yang mengarah kepada jasad korban yang sudah tidak bisa di kenali karna luka bakar yang sangat serius.

tok tok tok '' non ini bik ijah, non Ayana sudah di tunggu sama papa di bawah. ''

ucap bik ijah di balik pintu kamarnya

Ayana menghembuskan nafas dengan kasar rasanya ia sangat malas menemui wanita itu, entah mengapa hatinya tidak menyukai wanita itu.

Ayana segera mengganti bajunya dan keluar kamar, Ayana menghampiri papa nya dan duduk di samping sang papa.

Arya mengusap kepala Ayana dengan lembut, '' sayang mungkin sekarang waktunya kami memberi tahu kamu tentang hubungan kami. ''

ucap Arya dengan lembut

'' iya sayang, tante dan papa mu sudah lama menjalin hubungan, dan tante dengan papa mu akan melangkah kejenjang berikut nya, tante mau menjadi mama mu sayang, Ayana mau kan menerima tante jadi mama Ayana ?''

tanya Siska dengan lembut tak kalah lembut dengan Arya

Ayana melirik sekilas, dengan tatapan tidak suka, namun tidak ia perlihatkan dengan kata-kata.

'' papa yakin ? ''

tanya Ayana dengan penuh keyakinan

'' maksud Ayana ?''

tanya Arya bingung.

'' beri Ayana waktu, Ayana akan buktikan sebuah keyakinan yang selama ini Ayana pendam. ''

ucap Ayana dengan tatapan lurus kedepan tanpa melihat keduanya.

Degh

jantung Siska seketika berdegub kencang rasanya ia ingin marah dan merobeo-robek mulut Ayana, yang baru saja berucap, yang membuat hati Siska semakin tidak karuan.

' sialan anak ingusan satu ini, apa perlu aku hantar kamu ke neraka bersama dengan mama mu yang terkutuk itu '

ucap Siska dalam hati sambil meremas tangannya sendiri yang tidak di ketahui Arya, namun wajah Siska masih terlihat biasa dengan senyum kecut yang masih ia pancar kan agar Arya tidak curiga.

'' keyakinan, keyakinan apa sayang? papa gak ngerti. ''

tanya Arya memperjelas kebingungan nya

Ayana menatap kedua mata papa nya, ia menatap dengan penuh makna, memberi tahu jika apa yang ia pikirkan itu benar tidak salah.

'' keyakinan, bahwa mama masih hidup! ''

ucap Ayana pelan namun tegas.

Degh

jantung Arya melemah saat melihat tatapan Ayana dan mendengar ucapan Ayana, putri tercintanya begitu yakin jika sang mama masih hidup, namun ia malah sibuk dengan teman istrinya itu, bahkan akan bernia menikahinya, dengan bujuk rayu Siska Arya sudah mulai buta dengan pemikiran nya yang dahulu bersih dan tenang, setelah mengenal Siska ia berubah menjadi seseorang yang gampang di pengaruhi.

'' iya sayang, papa akan tunggu sampai kamu siap, menerima tante Siska menjadi mama mu. Beri tahu papa apa pun yang membuat mu tidak nyaman, karena bahagia mu prioritas utama buat papa. ''

ucap Arya sambil mengusap kepala Ayana dan mengecup Kepala nya.

'' trimakasih pa, Ayana sayang papa. Ayana naik ke atas dulu ya, Ayana mau belajar dulu. ''

ucap Ayana dengan senyum senang penuh kemenangan, Arya pun mengngguk.

'' maaf ya sis, mungkin Ayana belum bisa melupakan sosok mama nya, jadi dia masih suka keinget sama mama nya, kita tunggu waktu lagi aja ya, semoga lambat laun Ayana bisa berubah fikiran. ''

ucap Arya sambil menggenggam tangan Siska.

Siska mengangguk dan tersenyum tipis

'' iya mas, gak papa kok, aku paham perasaan Ayana sekarang.''

Arya tersenyum senang karna Siska bisa mengerti dengan keadaan putri nya, walaupun itu hanya kepura-puraan semata

-- ketika cinta di bangun dengan rasa penuh tanggung jawab maka ia akan berfikir lebih matang untuk menerimanya.

episode 2 di sekolah

hari ini Ayana bangun sedikit kesiangan, namun sang papa masih setia menunggu nya di ruang makan, Ayana turun dengan sedikit terburu-buru karna jam di tangannya sudah menunjukkan pukul 06:30, namun Ayana terkaget saat melihat papa nya masih menunggu nya di meja makan.

'' papa?''

sapa Ayana kepada Arya yang sedang duduk menikmati roti

Arya menengok dan melemparkan senyuman dan meregangkan tangannya agar Ayana memeluk nya.

'' iya, sayang, sini kita sarapan dulu. ''

ajak Arya

'' papa belum berangkat ke kantor? Ayana fikir papa sudah berangkat, karna ini sudah cukup siang. ''

tanya Ayana sambil menikmati roti yang sudah di siapkan bik ijah

'' papa nunggu kamu sayang, kita berangkat bersama, biar papa antar kamu dulu terus papa ke kantor, kamu gak keberatan kan?''

tanya Arya meyakinkan Putri nya

Ayana mengangguk dan tersenyum senang.

'' terimakasih papa, Ayana seneng sekali.''

ucap Ayana sebari berdiri dan memeluk Arya

'' iya sayang sama-sama ''

balas Arya memeluk putri nya sambil memberi kecupan hangat di keningnya

'' ayo kita berangkat, nanti kesiangan. '' ajak Arya sambil merangkul Ayana keluar kearah garasi mobilnya

setelah Arya membukakan pintu mobil untuk Ayana, Arya segera memutar badan nya untuk menempati kemudi, namun belum saja ia masuk ke dalam mobil, tiba-tiba ponsel nya berbunyi Arya pun mengangkat sebentar panggilan itu, Ayana melihat dari dalam mobil, sedikit rasa penasaran di hatinya, namun Ayana mencoba tidak mau tahu.

Arya masuk kedalam mobil dan melakukannya, di tengah perjalanan Arya berfikir bagaimana cara bicarakan kepada Ayana, jika ia di mintai tolong untuk menjemput Lisa oleh Siska.

'' sayang, kita jemput Lisa dulu gak papa kan?'' tanya Arya sedikit ragu

Ayana menatap Arya sekilas lalu melihat lagi ke depan, benar perasaan nya tadi jika itu adalah panggilan dari Siska, wanita yang ia tidak sukai.

'' terserah papa, Ayana ikut saja. ''

jawab Ayana datar, tak menatap ke arah Arya, ia lebih memilih melihat kearah jalanan, karena memang Ayana tidak suka dengan Lisa.

'' mobil tante Siska rusak dan harus di bawa kebengkel, jadi tadi tante Siska minta tolong sama papa untuk jemput Lisa, dan kebetulan kan Lisa 1 sekolah dengan kamu. ''

ucap Arya menjelaskan pada Ayana, namun Ayana masih diam dan hanya berdehem.

Arya pun nampak paham jika putri kesayangan nya itu tidak suka dengan calon iparnya, mungkin Ayana punya alasan sendiri yang belum Arya ketahui, namun Arya percaya jika apa yang Ayana lakukan pasti ada alasan yang tepat.

selang berapa menit mobil mereka sudah sampai di pekarangan rumah Siska, mereka sudah menunggu di depan rumah nya, terlihat Lisa sangat arogan dengan gaya nya yang melipat tangan di dadanya dengan rambut yang terurai dan bandana merah yang ia pakai, dan juga Siska yang sekarang sedang memakai dress mini dengan belahan dada yang sangat terlihat, sperti sengaja menggoda Arya.

Arya turun dari mobil nya, sementara Ayana masih diam di dalam mobil ia enggan turun, karena menurut nya hanya buang-buang waktu saja menemui dua orang yang tidak penting baginya, terlihat dari dalam mobil Arya menyalami Lisa dan Lisa pun mencium tangan Arya, sperti menghargai yang lebih tua begitupun Siska yang mencari-cari perhatian kepada Arya, ia sengaja meraih tangan Arya dan mengajaknya cipika cipiki. Ayana melihat dari dalam mobil berdecih dan hendak muntah, namun itu hanya ekspresi nya saja.

namun tiba-tiba Siska menghampiri Ayana yang dari tadi tidak mau turun, Siska mengetok-ngetok jendela mobil itu, Ayana membukanya, namun ia tidak menatap Siska pandangannya lurus kedepan.

'' Ayana, kok gak turun, kita sarapan dulu yuk, bareng sama tante. ''

tawar Siska

'' aku udah kenyang, bentar lagi mau masuk, bisa langsung berangkat nggak?''

tanya Ayana datar

'' oh, iya tante lupa. kamu bareng Lisa untuk hari ini saja gak papa kan? Soalnya mobil tante rusak, harus di bawa ke bengkel dulu. '' ucap Siska beralasan.

Ayana sudah paham jika Siska hanya berpura-pura, karna terlihat jika mobil itu masih tertata rapi tidak terlihat jika mengalami kerusakan, terlihat jika baru saja terpakai, sayang nya Arya terlalu baik sehingga percaya begitu saja dengan Siska.

'' Ayana?''

panggil Siska yang sedari tadi menatap Ayana yang sedang bengong.

'' iya, gak papa. ''

jawab Ayana singkat

'' sayang, sini ayo cepat masuk nanti telat lo, '' panggil Siska kepada Lisa

Lisa pun menghampiri Siska begitu pun Arya yang langsung menaiki mobil itu, mereka saling berdada, tetapi tidak dengn Ayana yang masih saja terdiam tanpa suara dan senyum sedikit pun.

tiba-tiba Arya memegang tangan Ayana yang sedari tadi ia letakan di paha nya, Arya mengusap nya pelan dan penuh kasih sayang, Lisa melihat nya dari belakang, ia merasa iri dengan kehangatan anak dan papa nya itu, Lisa memutar bola mata nya seakan tidak suka dengan pemandangan yang sekarang ada si hadapan nya. Bukan tidak suka tapi Lisa belum pernah mendapatkan itu dari Ayah nya.

'' are you okay sayang?'' tanya Arya kepada Ayana yang sekarang masih terdiam, sambil memegang setir mobilnya.

'' i'am okay papa, '' jawab Ayana dengan senyuman yang lebar dan ia tunjukkan khusus untuk papa nya.

Arya tersenyum senang, melihat putri nya yang sekarang sudah tersenyum lagi, dan ternyata mereka sudah tiba di depan gerbang sekolah, Arya turun dan membukakan pintu untuk putri cantik nya itu, sementara Lisa sudah keluar lebih dulu, namun masih berdiri di samping mobil itu. Ia sengaja menunggu Ayana turun dan masuk bersama.

'' loh, Lisa kok turun duluan, padahal om baru aja mau bukain pintunya. ''

ucap Arya menatap Lisa

'' eh, iya om gak apapa, Lisa bisa sendiri kok, kan cuma buka pintu mobil he he. ''

jawab Lisa sambil nyengir kuda

Ayana menyalami papanya, mencium tangannya, papanya pun membalas mencium kening Ayana, mereka berpamitan. Setelah mobil Arya terlihat menjauh, Lisa mulai menjalankan aksinya.

'' huwek, huwek, huwek. Eh oyonot berasa tuan putri banget ya lo, baru gitu aja udah bangga heh! '' ucap Lisa dengan gayanya yang arogan itu

'' tuan putri? Memang! Memang aku tuan putri nya papa Arya, kenapa? Kamu iri?''

tanya Ayana datar dengan ekspresi yang sangat kalem

'' apa lo bilang! Iri! Ikh! gak banget ya iri sama kamu, gak level! ''

ucap Lisa sambil menggerakkan 5 jadinya di bawah dagu

'' oh, trus... ''

ucap Ayana menghentikan ucapannya

'' Velly, tunggu. ''

panggil Ayana kepada sahabat nya itu

Velly melambaikan tangannya dan menunggu Ayana datang, sementara Lisa masih tertegun berdiri menatap Ayana yang begitu saja meninggalkan nya. Tangannya mengepal seperti hendak marah karena merasa di abaikan.

' liat aja lo Ayana guwe bakal ambil apa yang lo punya sekarang termasuk papa lo'. Ucap Lisa dalam hati

tiba-tiba Susi dan Luna datang menghampiri Lisa dari belakang mereka sengaja mengageti Lisa. Lisa yang kaget pun marah-marah kepada mereka, sementara Susi dan Luna hanya bisa tertunduk diam.

episode 3 di sekolah 2

Lisa dan kawan-kawan nya beralih tempat, sekarang mereka sudah berada di dalam kelas, yang kebetulan mereka 1 kelas dengan Ayana, sementara Ayana baru saja masuk kedalam kelas dengan Velly. Ayana berjalan melewati Lisa dan kawan-kawan nya yang sedang asik bercengkrama, sperti biasa Lisa selalu saja jail kepada Ayana, Lisa menyodorkan kakinya untuk menjegal Ayana, dan Ayana pun hendak terjatuh namun langsung di tangkap oleh Arga, cowok keren yang 1 sekolah mengidolakan nya.

'' kamu gak papa?'' tanya Arga

Ayana menangguk dan membenahi bajunya yang sempat berantakan.

'' gak papa kok, trimakasih sudah membantu ku. ''

ucap Ayana masih menundukkan wajahnya karna malu, entah apa yang ia rasakan perasaan nya justru semakin tak menentu saat berada di pelukan Arga, apa mungkin karna ini pertama kali baginya di sentuh laki-laki selain papa nya atau karna ada rasa yang lain.

Lisa melongo sambil menahan amarah nya, namun ia tidak berani marah karena ada arga, cowok yang selama ini ia incar, yang ia fikir juga suka padanya.

'' Arga, kamu kok bantuin dia sih! ''

tanya Lisa kesel

'' lo yang kenapa jailin dia! ''

jawab Arga penuh penekanan

'' si--siapa, yang jailin dia? Aku gak jailin dia kok! Dia aja yang jalan nya gak liat-liat! ''

Lisa menjawab sedikit terbata, membuat Arga semakin yakin jika Lisa yang menjahili Ayana tadi.

'' kalo maling ngaku penjara penuh. ''

ucap Arga santai namun tegas.

Arga kembali kemeja belajar nya, sementara Ayana dan Velly hanya diam tak menggubris ucapan mereka berdua, seakan sudah biasa jika Lisa suka mencari sensasi agar bisa di kenal banyak orang, ya walaupun banyak kasus yang sering ia lakukan, namun Lisa tidak pernah kapok.

'' selamat pagi anak-anak. ''

ucap pak santo yang baru saja masuk kelas

'' selamat pagi pak. ''

jawab semua anak yang ada di dalam kelas

'' Lisa, kenapa kamu masih saja berdiri! Duduk atau mau saya jemur di tengah lapangan. ''

ucap pak santo menegur Lisa yang masih berdiri mematung memandangi Arga

seketika semua tertawa karna mendengar ucapan pak santo dan juga wajah Lisa yang sekarang sudah mulai pucat karna malu, sementara Ayana dan Velly hanya tersenyum sambil beradu lirikan.

'' ok, sekarang buka halaman 26, itu tugas kalian, kalian pelajari, nanti akan kita praktekan. ''

ucap pak santo sang guru sastra yang sangat kalem namun tegas.

'' sekolah kita mau ngadain drama pak?''

tanya salah satu murid laki-laki itu

'' tidak, hanya tugas khusus kelas 9 saja buat nilai tambahan. '' jawab pak santo murid yang lain pun mengangguk

semua murid membuka buku yang sudah ada di hadapan mereka termasuk Ayana dan Velly begitu pun Arga semua menghayati dan mendalami pelajaran yang di berikan pak santo, tetapi tidak dengan Lisa, ia terlihat sangat malas sehingga hanya membuka buka saja tanpa membaca dan mencatat nya.

waktu sudah hampir siang belum istirahat pun berbunyi, semua memasukkan alat tulis mereka dan berlalu keluar, begitu pun Ayana dan Velly mereka keluar bersama saling bergandengan dan bercengkrama.

'' Ay, kok tadi pagi aku lihat kamu sama Lisa, kamu berangkat bareng ya sama dia?'' tanya Velly

Ayana malas menjawab tapi yang bertanya sahabat baik nya.

'' hemm, iya sebenarnya aku malas sekali, tapi, ya sudah lah gak ada masalah sesekali aku ijinkan papa ku menghampiri wanita itu. ''

jawab Ayana sambil berjalan santai

Velly pun mengangguk paham, karna Ayana juga sering cerita Tentang kedekatan papa nya dengan mama nya Lisa, tiba-tiba saja Arga datang menghampiri mereka dari belakang, sambil mengalungkan tangan nya di leher Ayana, Ayana seketika mendelik merasakan ada yang aneh di jantung nya.

ia ingin menolak tapi tidak enak, sementara Velly tersenyum senyum melihat sahabat nya itu. Adam teman Arga pun tak kalah heran dengan sahabat nya itu yang sudah sok akrab dengan Ayana, padahal baru saja ia dekat dengan Ayana beberapa hari lalu karna Ayana sempat di kerjai oleh Lisa.

***

'' lo tunggu sini aja Sus, biar gue yang pancing oyonot suruh kesini. ''

ucap Lisa kepada Susi temanya itu yang sedikit lemot namun setia dengan nya

sementara Susi masih setia mendengarkan aba-aba dari Lisa sedangkan Luna mengecek jika ada guru yang lewat. Ayana berjalan sedikit terburu-buru karna harus kembali ke kelas, karna tiba-tiba saja perut nya terasa sakit jadi ia ke toilet, namun kembali dari toilet ternyata Lisa dan kawan-kawan nya sudah menyiapkan jebakan untuk nya.

di balik tembok penyekat kamar mandi dan gudang, Susi sudah memegang botol berisikan minyak goreng yang sudah di siapkan untuk ia semprot kan ke arah kaki Ayana. Dan tiba-tiba saja Ayana sudah datang langsung saja Susi menekan botol itu sehingga banyak minyak yang keluar.

Bugh...

Ayana jatuh ia meringis kesakitan, sementara Lisa dan kawan-kawan nya tertawa melihat Ayana yang sekarang sedang merasakan sakit di bagian kaki dan pantatnya.

'' ha ha ha, kasian nya anak papa, sakit ya? Emmm sayang papa gak ada disini, jadi gak ada yang nolongin ya. Sini aku bantu. ''

tawar Lisa dengan suara licik nya sambil mengulurkan tangannya.

namun Ayana hanya menatap Lisa dan kawan-kawan nya tanpa menerima uluran tangan itu,

'' aaiihh, sok jual mahal banget si tuan putri, ya sudah lah ayo dayang-dayang ku kita tinggal kan saja dia! ''

ucap Lisa kepada kawan-kawan nya yang sedari tadi ikut menertawai Ayana.

Ayana merasa kesal dengan perlakuan Lisa namun ia malas untuk meladeni nya, baginya hanya buang-buang waktu saja, terdengar ada suara sepatu yang semakin dekat dengan Ayana.

'' Ayana! Kamu kenapa?''

tanah Arga yang kaget saat melihat posisi Ayana sekarang ia pun segera menolong nya mengulurkan tangannya dan membantu nya berdiri.

'' aw, aghh, sakit nya! ''

rintih Ayana

Arga mendengar nya sangat kasihan terlihat rok yang sekarang Ayana pakai sudah basah karena minyak yang mengenai rok nya tadi.

'' kamu kenapa kok bisa kaya gini? Siapa yang udah ngelakuin ini?'' tanya Arga bertubi-tubi, sambil memapahnya kesalah satu bangku di ujung ruangan itu

'' Lisa, dia pelakunya. ''

jawab Ayana sambil meringis kesakitan

'' Lisa! benar-benar dia itu selalu saja buat onar, nanti akan aku laporkan ke kepala sekolah biar dia dapat hukuman. ''

ucap Arga yang sekarang mencoba mengurut kaki Ayana

'' tidak perlu, aku tidak apa-apa, biarkan saja, aku malas mencari musuh, mungkin aku yang kurang hati-hati, ''

ucap Ayana tidak mau memperpanjang masalah itu

Arga menatap wajah Ayana, terlihat jelas ketulusan yang sangat tulus Ayana bukan pendendam dia gadis baik, bahkan setelah ia menerima kelakuan yang seperti itu ia tetap baik, Ayana menatap balik wajah Arga ia merasa salah tingkah dengan tatapan itu.

'' ka--kamu kenapa liatin aku sperti itu! ''

tanya Ayana gugup lalu memalingkan tatapannya

'' oh, tidak, maaf jika kamu tidak nyaman, aku coba urut ya siapa tau sedikit mendingan. ''

ucap Arga

Ayana mengangguk dan sedikit memejamkan matanya.

kretek '' aw '' kretek '' agh ''

Ayana kesakitan namun setelah nya merasa enakan.

'' gimana? Udah enakan belum?'' tanya Arga

'' iya, sudah sedikit mendingan, trimakasih ya. '' ucap Ayana sambil menggerakkan pergelangan kakinya

'' iya, sama-sama, tapi ini gak gratis lo! ''

ucap Arga dengan senyum smirk nya

Ayana menoleh kearah Arga yang sekarang sudah duduk di samping nya,

'' maksud nya? '' tanya Ayana bingung

'' ya kamu harus bayar! ''

jawab Arga menyenderkan badanya di tembok dengan tangan ia gunakan sebagai bantal

'' ok, kamu minta berapa?''

jawab Ayana

'' aku gak mau uang! ''

jawab Arga membuat Ayana semakin bingung

'' terus! ''

ucap Ayana

Arga mengeluarkan ponsel nya dan memberikan kepada Ayana

'' masukan nomor ponsel mu! ''

ucap Arga

Ayana meraih benda pipih itu, tidak lama kemudian Ayana mengembalikan nya lagi, '' beri nama sesukamu, aku sudah memasukan nomor ku. '' ucap Ayana

Arga mengangguk Ayana pun pergi meninggalkan Arga, dengan jalan sedikit pincang namun sudah bisa berjalan tidak sperti tadi.

AYANG nama Ayana di dalam ponsel Arga, entah apa yang Arga pikir kan dia memberi nama itu di ponsel nya.

***

'' ke kantin yuk, aku yang traktir. ''

ucap Arga dengan tangan yang masih merangkul leher Ayana

'' boleh, yuk Ay, aku mau pesen banyak makanan hari ini mumpung ada gratisan hehe'' ucap velly bersemangat

'' of course buat adam juga, dan spesial buat Ayana. ''

ucap Arga dengan pede nya

'' kenapa, spesial emang aku siapa kamu?'' tanya Ayana sedikit menekan

'' ya mungkin sekarang belum, tapi 2 tahun kedepan kan tidak tahu '' ucap Arga dengan pede nya

Ayana pun membiarkan ucapan Arga tanpa menggubres nya, mereka ber 4 jalan menuju kantin sementara dari kejauhan terlihat trio wek-wek sudah memandangi mereka.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!