NovelToon NovelToon

Game & Takdir

1. Kehidupan ku.

Di suatu dunia terdapat 4 ras. Yaitu manusia, iblis, elf, dan manusia setengah hewan. Tiap ras tinggal di benua berbeda-beda.

Manusia. tinggal di benua timur yang memiliki 4 musim. Yaitu, musim dingin, musim panas, musim semi, dan musim gugur. Dengan kata lain di benua itu sangat subur dan ideal untuk hidup.

Iblis. tinggal di benua selatan yang hanya memiliki 1 musim. Yaitu, musim panas. Mereka tinggal di belantara gersang sulit ada air di sana. Namun, tetap ada hujan.

Elf. tinggal di benua barat yang memiliki musim tropis. Tentu saja, hampir semu jenis tumbuhan bisa tumbuh di sana.

Manusia setengah hewan. yap, mereka tinggal di benua utara yang memiliki musim berlawanan dengan musim ras iblis. Yaitu, musim dingin. Tapi, mereka dapat beradaptasi. Karena, mereka memiliki bulu yang cukup tebal. Untuk menghangatkan mereka.

Dan dunia itu ... "Hanya khayalan ku belaka!" aku berteriak sambil bangun dari kasur.

"Kakak berisik!" Teriakan adik aku yang berbeda di kasur di bawah ku.

"Ah...., Maaf" aku kembali tiduran lagi.

Aku Riko Hendra. Dan adik ku bernama, Fadil Rendra. Kami 1 kamar. Karena, rumah kami kecil dan tidak memiliki banyak kamar.

Dengan kata lain, aku orang miskin. Aku benci hidup di bumi dan dunia ini. karena itu lah, aku sering berkhayal tentang dunia lain.

Aku sempat mencoba beberapa hal yang pernah aku lihat di novel dan anime. Tapi, usaha yang aku lakukan untuk pergi ke dunia lain. Hanya membuat ku dapat masalah.

Usaha pertama ku adalah, aku ingin di tabrak oleh truk. Tapi, saat aku ingin melakukannya, tapi, sih supir bisa menginjak rem dengan tepat. Dan hasilnya, aku mendapatkan ceramah dari sih supir dan orang-orang sekitar yang melihatnya.

Usaha kedua ku, aku menyelinap keluar dari rumah malam-malam sekitar jam 11 malam. Aku pergi ke minimarket dan membeli sesuatu. Saat keluar dari minimarket aku mengusap-usap mata ku dan berharap pindah ke dunia lain.

Pertama kalinya gagal. Tapi, aku tidak menyerah hanya 1 percobaan. Hari demi hari aku melakukan hal tersebut. Sampai-sampai suatu ketika, aku ketahuan oleh ibu. Sudah pasti, aku mendapatkan ceramah darinya.

Usaha ketiga, aku bermain beberapa game. yang, mengarah seperti dunia fantasi. Seperti MMORPG, moba, dan story RPG.

Namun tetap saja, aku tidak bisa pindah ke dunia lain. Malahan, uang tabungan ku ludes untuk membeli game.

Sial aku harus tidur cepat. Kalo tidak, besok aku akan bangun kesiangan. Karena besok, aku sudah mulai masuk sekolah.

Di tahun ini umurku sudah 17 tahun, Kelas 3 SMK Negeri. Sedangkan adik ku, dia sekarang kelas 1 SMA Negeri. Yap, kami sekolah mendapatkan biaya siswa.

Keesokan harinya, aku berangkat sekolah menggunakan motor supra bapak. Kenapa supra bapak? Karena motor ini peninggalan dari bapak. Dia belum meninggal, cuma punya istri mudah dan jarang pulang kerumah.

Aku punya motor Vario, tapi motor itu digunakan oleh adik ku. Dengan kata lain, kakak sulit Adik elit.

Di sekolahan aku tidak mencolok sama sekali. Tentunya aku memiliki teman di sekolah. Mereka adalah, Ivan dan Agong.

Ivan, dia cukup populer di kalangan cewek. Gimana tidak, mukanya sangat ganteng berkaca mata di tambah dia juga pintar. Akan tetapi, otak dia sangat jorok atau mesum.

Agong. tubuhnya sangat kekar dan tinggi. Tingginya 182 cm. Dengan tubuhnya yang sangat tinggi dan kuat, dia sangat hebat dalam bola basket. Akan tetapi dia sangat bodoh dalam pelajaran. Aku tidak masalah berteman dengannya. Karena adanya, tidak ada yang berani membully aku dan Ivan.

Sedangkan aku ... Aku ini apa ya? Oh ya baru ingat, aku tidak punya ketertarikan tertentu ya? Pokoknya aku wibu dan biasa.

Aku berjalan menuju kelas yang sudah diberitahu digrup WhatsApp tadi malam. Aku menaiki tangga, menuju lantai tiga.

Aku sampai di depan pintu kelas. Aku membuka pintu dan... Tidak ada satu pun yang memperhatikan ku, melirik aja gak gitu loh, dah lah. tapi aku agak terkejut, karena aku sekelas dengan Billa.

Billa, dia pendek, imut, dan tingkah lakunya seperti anak SD. Billa juga sangat baik kesemua orang tidak peduli seperti apa orang itu. Sifat itulah yang membuat aku jatuh cinta padanya.

Tapi, kalian pasti paham lah. Cewek seperti itu pasti di cintai oleh banyak cowok, yang kebanyakan pasti lebih baik dariku. Sadar diri bro!

Kelas dimulai tapi masih belum pelajaran. Pak guru hanya memperkenalkan dirinya sebagai wakil kelas dan menyuruh murid-muridnya untuk memperkenalkan diri.

Istirahat pertama di mulai. Ivan dan Agong datang ke kelas ku.

"Yo-yo, Riko" panggilan ivan

"Hem, sayang kita di kelas yang berbeda" kata Agong sambil memukul punggung ku.

"Sangat di sayangkan. Ngomong-ngomong kalian di kelas apa? "

"Kami berdua di kelas 3A" kata Ivan.

"Ohhh, hanya di pisah kelas 3B ... Kelas 3B hancurkan saja yuk"

"Medei-medei gawat kelas 3B, kelas kalian mau di hancurkan! " Kata Agung.

"Hahaha" kami tertawa bersama

"Aduh... Sangat menghawatirkan ya" kata Ivan.

"Memangnya kenapa?" Aku bertanya karena tidak tau maksudnya.

"Ya... Kami khawatir 'Riko bisa dapat teman gak ya? ' begitu lah yang kami bicarakan saat di kelas" kata Ivan.

"Gak dapat teman sih gak papa, kami akan sering-sering kunjung kesini. Jadi, jangan khawatir" kata Agung.

Jam istirahat kedua telah tiba. Aku datang ke kelas Ivan dan Agung untuk mengajak mereka ke kantin.

Selesai makan siang kami langsung kembali ke kelas masing-masing. Sesampainya di kelas, aku langsung menuju ke tempat duduk ku.

"Eh?" Ada sepucuk surat di dalam laci ku.

Aku melihat kanan dan kiri untuk mengecek keadaan sekitar. Aku membuka surat tersebut dan isinya.

"Apakah kamu nanti mau ke belakang gedung sekolah sepulang sekolah nanti? " Isi dari surat, tanpa nama pengirim.

Tunggu, hanya ada Billa dan Alvina. apakah surat ini dari..., Ah mana mungkin lah. Ini pasti surat dari seseorang yang ingin mengerjai ku.

Sepulang sekolah, aku pun beneran datang di belakang gedung sekolah. Aku penasaran siapa yang mengirim surat tersebut, meskipun itu dari seorang yang hanya ingin mengerjai ku, itu tidak masalah.

Sesampainya di sana, ada Alvina yang sedang menunggu ku. Dia menoleh ke arah ku, dia tersenyum dan terlihat sangat gembira.

"Ada perlu apa ya, sampai menyuruh ku kesini?" Pertanyaan ku.

"Kamu suka game MMORPG kan?" Pertanyaan Alvina.

"Ya, sangat suka malahan" jawaban ku.

"Aku punya game seperti itu, tapi jauh lebih menyenangkan. Tidak hanya itu" -Alvina berjalan dan membiasakan sesuatu ditelinga ku- "aku suka sama kamu"

Aku sontak langsung mundur agak jauh "Apa yang kamu kata tadi!?"

"Ah... Malunya..." Kata Alvina sambil menutupi wajahnya.

"Nah tuh kan malu! Kenapa ta- eh?"

"Nah... Kamu mendengarnya kan! Jangan pura-pura tidak mendengar deh" ucapan Alvina dengan gaya sombongnya.

Malahan sekarang aku yang jadi sangat malu. Tunggu, jangan langsung memakan jebakannya. Bisa jadi, dia hanya ingin memanfaatkan ku dan uang ku. Kalo gitu.

"Bukti ... aku butuh bukti kalo kamu beneran suka sama aku" aku bicara seperti itu sambil menahan rasa malu.

Alvina sedang mengeluarkan sesuatu dalam sakunya. Yang dia keluarkan adalah, sebuah saputangan.

"Ini adalah barang pemberian mu pertama kali" kata Alvina sambil menunjuk sapu tangan itu.

"Eh, kapan aku memberikannya?"

Alvina menjawab "ini pemberian mu saat kelas 1 dulu. Saat itu aku sangat berkeringat, Karena habis praktek. Dan kamu lewat di depan ku sambil menjatuhkan saputangan ini. Aku ambil dan aku kira kamu tidak sengaja menjatuhkannya.

"Akan tetapi, kamu terus berjalan. Dengan pura-pura tidak sadar telah menjatuhkan saputangan mu, pasti itu suatu isyarat 'pakek saja saputangan ku' kamu saat itu sangat keren dan dari situlah aku mulai suka sama Kamu" cerita Alvina.

Tunggu, kamu salah paham. Kalo tidak salah Saat itu, aku memang tidak sengaja menjatuhkan saputangan. Aku kira saat itu aku lupa naro dan hilang di ambil seseorang. Tapi ternyata. oke, akan aku luruskan kesalah pahaman ini.

"Alvina, gini ya, itu ... Saat itu beneran ti-" perkataan ku di potong lagi.

"Jadi itu memang beneran? Ah... Makin jelas gini, jadi makin cinta ah" kata Alvina sambil memegangi pipinya.

Aku terdiam dan hanya melihat tingkah laku Alvina. Aku sadar, sekarang aku tidak bisa berbuat sesuatu untuk meluruskan ini.

Alvina. Dia cewek sangat pintar di sekolah ku, setiap ada lomba kecerdasan dia selalu ikut dan memperoleh juara satu. tidak pernah sama sekali juara dua.

Kerena kepintarannya itu, Alvina memiliki julukan. yaitu, Princess pintar seratus tahun sekali. Aku tidak tau siapa yang pertama kali memberi julukan ini. Jujur saja julukan itu terlalu dilebih-lebihkan.

Kulit putih, cantik, dan imut. Setiap tingkah lakunya bisa membuat hati para lelaki cenat-cenut. pasti dari keluarga yang sangat kaya.

Terlepas dari semua itu, kami berdua berpisah. Aku menuju ke parkiran untuk mengambil motor ku. Aku tidak pulang, aku ingin menuju kerumahnya Alvina, karena penasaran game apa yang Alvina maksud.

Aku menuju ke gerbang utama, namun Alvina, seperti sedang menunggu seseorang. Ya pastinya supir pribadinya.

Aku mendekati Alvina, saat aku sudah di dekatnya, tiba-tiba dia langsung duduk di belakang ku. Atau menggonceng.

"Apa yang kamu lakukan?" Pertanyaan ku.

"Ya... Menggonceng" jawab Alvina.

"Bukannya Kamu nanti di jemput supir pribadi mu?"

"Supir? Hahaha, aku tidak punya supir"

"Hem, bohongnya sangat mudah dipercaya"

"Terserah kamu ah, mau percaya atau tidak, yuk kerumah ku"

Aku lagi-lagi pasrah dengan keadaan. Aku menuju kerumah Alvina, yang ditunjukkan oleh Alvina jalannya.

Aku memasuki kedalam hutan yang lumayan jauh dari perkotaan. Selama setengah jam perjalanan, tiba-tiba Alvina.

"Udah berhenti, kita Sudah sampai di rumah ku"

"Hah, sampai? Dimana rumah mu?"

Alvina menunjukkan rumahnya dan itu membuat aku langsung berubah sudut pandang ku terhadap Alvina.

Rumah seperti gubuk, atap dari jerami, lantai langsung dari tanah. Rumahnya hanya seluas 24 m².

Aku berjalan masuk kedalam rumahnya. Didalam rumah, aku langsung disambut meja makan, dapur, dan ada satu tempat tidur. Benar, dia tidak memiliki ruangan untuk memisahkan itu semua.

"Ini lah rumah ku, sangat jelek kan?" Pertanyaan Alvina.

"Tidak ... Tidak sama sekali"

Setelah Kani makan malam, kami langsung pergi kedalam hutan yang sudah gelap. Karena sekarang sudah jam 8 malam.

Sangat mengejutkan, ditengah-tengah hutan, ada bangunan yang sangat modern. Alvina langsung berlari dan masuk kedalam rumah tersebut.

Tampa aku sadari, dari sinilah, hidup ku akan berubah drastis.

2 Tutorial game

Tanggan Alvina menunjukkan sesuatu. Tapi, sesuatu itu tidak ada apa-apa.

"Apa yang sedang kamu tunjuk?" Pertanyaan ku.

"Loh, apa maksud mu? itu, itu loh" kata Alvina

"Oh, hutan malam yang sangat gelap. Ya, hanya itu yang bisa aku lihat"

Alvina menoleh ke arah yang dia tujukan. Dia terkejut sendiri "oh, maaf-maaf, memang pengamanannya otomatis"

Pengaman Otomatis? Apa yang dia maksud?. Alvina berjalan ke arah yang dia tunjukkan tadi, dia sedang meraba-raba sesuatu.

"Ah ketemu" kata Alvina sambil menarik sesuatu.

Seketika ada bangunan besar dan bercahaya warna-warni terlihat. Aku hanya bengong terdiam melihat hal yang tidak masuk akal tersebut.

"Alvina, bisa jelasin bangunan apa ini!" Kata ku sambil berteriak.

"Heh, ini game yang aku maksud" kata Alvina.

Aku masih kebingungan dengan yang terjadi di sini. Alvina mengajak aku untuk masuk kedalam bangunan itu.

Di dalam seperti di film-film modern, banyak peralatan canggih yang aku tidak tau itu gunanya apa. Kita masuk lagi ke suatu ruangan.

"Kita sampai di ruang kendali" kata Alvina.

"wah... Trus, sekarang apa?" Pertanyaan ku

"Kita langsung saja bermain game lah" kata Alvina sambil memencet-mencet tombol di depan layar besar.

"Tidak, tiada mau"

"Loh, kenapa? Bukannya tujuannya tadi kita bermain game bersama?"

"Iya, aku juga ingin bermain. Tapi, aku tidak akan bermain game di tempat yang mencurigakan seperti ini"

"Tenang saja, yang penting sekarang kita bermain gamenya dulu" berbicara sambil meneruskan memencet tombol-tombol.

"Kan sudah aku..., Ah sudah lah. Sia-sia saja aku menolak. Setidaknya, bisa beri tahu aku, game apa yang kita mainkan?" Aku pasrah dengan keadaan.

"Em... Ini seperti MMORPG. tapi, Fantasinya jauh berbeda dengan MMORPG"

"Jadi yang benar mana coba?" Pertanyaan ku.

"Aku tidak tahu ini game apa? Tapi, akan ku beri tahu dasar-dasarnya tentang game ini" kata Alvina yang masih mencet tombol-tombol.

"Oke, sudah beres" kata Alvina yang selesai mencet tombol-tombol. Setelah itu ada 2 tabung yang keluar dari bawah lantai.

"Masuk lah ke salah satu tabung, nanti akan ku jelaskan dasar-dasarnya permainan ini" kata Alvina sambil berbalik badan.

"Woi-woi, ini sudah sangat mencurigakan. Maaf, aku tidak jadi main" kata ku yang ketakutan.

"Sudah lah, jangan berfikir negatif mulu. Percayalah kepada ku. Aku sudah bermain game ini 2 kali dan lihat aku masih di depan mu" nasehat dari Alvina.

Aku sangat penasaran, tapi disisi lain aku ketakutan. Aku pun berjalan memasuki salah satu tabung.

"Oke, untuk player baru kita lakukan pengecekan dulu" kata Alvina yang terlihat sangat santai.

Seketika ada cahaya berbentuk lingkaran, yang bergerak dari atas kebawah. Sesekali aku merasa kesetrum.

Setelah Cahya itu berakhir. Ada suatu tulisan di depan ku. Tulisan itu berisi tentang status keadaan fisik ku.

"Wow, ini beneran keadaan fisik ku?" Pertanyaan ku.

"Kenapa? Memangnya ada yang salah?" Alvina kembali bertanya.

"Tidak ada yang salah sih tapi..." Status fisik ku terlalu biasa.

"Sekarang coba kamu tekan gambar tombol di pojok kanan atas itu. Setelah itu, pilih terapkan" kata Alvina.

Aku mengikuti kata Alvina dan benar saja, ada tulisan tidak jadi dan terapkan. Aku memilih apa yang di suruh oleh Alvina.

Setelah memilih terapkan, ada gambar rolling berputar muncul. "nah sekarang tekan tombol di tengah rolling tersebut" kata Alvina.

"Tunggu, rolling ini berfungsi untuk apa?" Pertanyaan ku.

"Itu untuk pilihan Job, Seperti game MMORPG. Tapi bedanya, kita tidak bisa memilih job sesuka kita dan hanya keberuntungan lah yang menentukan job kita" penjelasan Alvina.

Aku membaca-baca dulu job yang ada dirolling tersebut. Ada banyak sekali jenis jobnya. Kira-kira ada 25 jenis job.

Setelah itu aku baru menekan tombol di tengah-tengah rolling. Rolling itu berputar dengan cepat dan ada angka yang berhitung mundur di tengah-tengah rolling itu.

"Ayo... Ahli pedang. Kalo tidak salah tadi ada job ahli pedang" aku sangat berharap untuk menjadi ahli pedang.

Rolling itu berhenti berputar dan jarumnya menunjukkan job Ahli kimia. "Eh, Ahli kimia, Apa maksudnya?" Pertanyaan ku.

"Hm... Aku juga tidak tau apa maksudnya. Tapi selamat kamu telah menjadi Ahli kimia" kata Alvina dengan bertepuk tangan.

"Hore..." Aku tidak tau apakah harus senang atau kecewa.

"Kalo gitu kita langsung saja main gamenya" kata Alvina dan dia langsung masuk ke tabung yang satunya.

Alvina sedang menekan suatu tombol di dalam tabungnya. Seketika ada cahaya dari bawah dan rasa hangat mulai terasa.

Cahayanya makin terang, pikiran ku rasanya sedang di bawah ke suatu tempat. Aku mulai tidak sadarkan diri dan tiba-tiba, cahayanya mulai redup dan menjadi cahaya matahari di Padang rumput.

Aku melihat sekeliling ku, di sebelah kiri ada Alvina yang memakai pakaian cosplay. Aku juga mengecek baju ku dan aku juga memakai pakaian cosplay.

"Eh...! Kenapa aku berganti berpakaian cosplay?" Teriakan ku.

"Itu bukan cosplay, tapi memang seperti itu standar baju di game ini" penjelasan Alvina.

Kebingungan ku makin bertambah. Sekarang apa yang harus aku lakukan? Apakah ini benar game? Ya, ini tidak begitu aneh sih kalo game. Tapi dari rasa kehangatan dan angin yang berhembus terasa begitu nyata.

"Ahli kimia kah, baju itu terlihat cocok untukmu" pujian Alvina.

"Hah, terimakasih baju itu juga cocok untuk kamu" aku membalas memuji Alvina.

"He, em terimakasih" kata Alvina sambil merapikan bajunya.

"Oke, sekarang akan aku jelaskan cara bermainnya. apakah kamu menyadari sesuatu? Sebelumnya aku jelaskan" kata Alvina.

"Ah, aku punya pertanyaan. Gambar-gambar apa ini yang ada di penglihatan ku?" Pertanyaan ku.

"Gambar garis lurus yang berwarna kuning itu adalah darah mu atau di dalam gema namanya HP, dan garis di bawahnya yang berwana biru itu adalah mana atau MP. Kamu juga bisa melihat Inventori mu dengan membayangkan menekan gambar chest di pojok kanan atas. Cobalah"

Aku mengikuti arahan dari Alvina seketika penglihatan ku hanya di penuhi kotak-kotak. "loh kok aku hanya bisa melihat kotak-kotak?"

"Itu adalah ruang penyimpanan mu, setiap 1 jenis item yang berbeda akan tersimpan di 1 kotak itu. Karena kamu baru main jadi kamu belum punya item sama sekali" penjelasan Alvina.

Aku membayangkan kembali dari Inventori, dan kota-kota itu menghilang kembali ke penglihatan sebelumnya.

"Sekarang kita coba skill yang kamu punya dari job ahli kimia, coba kamu berbicara mantra yang tiba-tiba ada di ingatan mu" kata Alvina.

Woh benar juga tiba-tiba aku ada bacaan-bacaan yang aku ingat, aku membaca mantra-nya dalam hati. Tiba-tiba, ada yang ingin keluar dari tangan kana ku dan yang keluar adalah.

3. pertarungan goblin

aku merapatkan mantra nya dalam hati. Tiba-tiba, ada yang ingin keluar dari tangan kana ku dan yang keluar adalah, kerikil yang hanya seukuran jempol kaki.

"Loh ... Coba skill yang lain ah"

Aku membaca mantra skill yang kedua dan ada yang keluar dari tangan kananku lagi. Yang keluar adalah, patung kodok yang terbuat dari tanah liat.

Aku menoleh ke Alvina, dia tampak berpura-pura tidak tau. Aku berjalan mendekatinya tapi, dia berjalan mundur. Dia berhenti mundur, karena dia sudah mentok menatap pohon.

Aku dengan cepat langsung melakukan kade-don (memukul dinding atau cari sendiri aja di google untuk gambarannya) kulakukan dengan kedua tangan. Aku sengaja melakukan itu biar, Alvina tidak pergi kemana-mana lagi.

Aku trus bertanya "Alvina ... Bisa jelasin, kenapa aku hanya membuat hal-hal yang konyol?"

"Ka-kamu kan baru level 1, jadi..." Kata Alvina.

"Jadi?"

"Jadi...., Cuma segitu lah yang bisa kamu lakukan"

Entah mengapa, saat ini aku merasa telah menjadi orang yang tidak berguna sama sekali.

"Ri-Riko, bisa ... Di hentikan yang kamu lakukan ini" suara Alvina makin mengecil dan aku baru sadar kalo muka kita sangat dekat.

Aku dengan cepat menjauhkan diri ku dari Alvina. Aku berbalik arah trus, mengambil nafas dalam-dalam. Karena saat ini muka ku memerah.

"Ah, akhirnya muncul juga" kata Alvina sambil melihat ke langit.

Di langit ada tulisan, Pergi ke kota Efar dan kumpulan item goool

Biar ku tebak, itu adalah misi yang harus kita lakukan. sangat mudah untuk di tebak.

"Jadi, apakah kamu tau kota Efar itu ada diman?" Pertanyaan ku.

"Mana aku tau tentang kota itu. Aku baru bermain game ini 2 kali" jawaban Alvina.

"Jadi kita harus bertanya ke NPC? Seperti game MMORPG pada umumnya ya"

"NPC? NPC itu apaan?" Alvina malah bertanya.

"Woi, jangan pura-pura tidak tau lah" -Alvina memasang wajah seperti orang bodoh - "jangan kira kamu memasang wajah seperti itu bisa menipu ku"

"Tapi aku beneran tidak tau loh, NPC itu apa?" Alvina memiringkan kepalanya.

"Sudah lah lupakan, kalo ketemu nanti akan aku jelaskan. Ayo, kita selesaikan misi ini" ajak ku dan Alvina mengikuti ku.

Aku berjalan lurus, meskipun melewati hutan yang lebat. Tidak ada jalan setapak, tapi aku terus berjalan lurus. Karena hanya inilah yang bisa aku lakukan ... Biar tidak tersesat.

Baru 20 menit kami berjalan. Di tengah-tengah hutan, kami tidak sengaja menemukan desa Goblin. Kami memilih jalan berputar, untuk menghindari para goblin.

Aku tau ini kesempatan yang bagus untuk aku naik level, tapi dengan jumlah goblin sebanyak itu. Perasaan ku berkata lain.

Akan tetapi, meskipun sudah berputar, para goblin itu sudah mengepung kita (aku dan Alvina), tampah aku sadari.

Alvina mengeluarkan busurnya, dan dia menarik busur itu kuat-kuat. Meskipun tadinya tidak ada anak panahnya, tiba-tiba ada anak panah yang muncul di tarikan busurnya itu.

Aku memang baru level 1, tapi aku punya Alvina yang sudah berlevel 8. Kita lagi party, meskipun aku tidak berjuang, aku akan tetap dapat Expi dan naik level.

Tarikan busur Alvina di lepas, dan anak panah tersebut mengenai kepala salah satu goblin. Akan tetapi, goblin itu masih hidup dan goblin itu mencabut anak panahnya.

"Ha... Melelahkan sekali, aku istirahat dulu ya" dia duduk dan langsung berbaring di bawah pohon.

"Woi! Goblin itu masih hidup woi! dan jangan tidur sem-" aku berhenti berbicara.

"Z... Z... Z..." Alvina sudah tertidur lelap.

Bisa-bisanya dia tidur tampah Khawatir dengan keadaan seperti ini. Salah satu goblin berlari ingin menyerang ku dengan tongkat kayu, tongkat itu adalah senjata para goblin.

Aku menghindari serangannya dan mengambil tongkat itu. Aku memukul goblin yang tadi menyerang ku.

Aku tidak pernah belajar beladiri apapun. bahkan, aku tidak pernah latihan beladiri. Akan tetapi, aku selalu ikut tawuran saat SMP dan berhenti saat masuk SMK. Tak ku sangka pengalaman bertarung gaya bebas masih bisa aku lakukan, setelah 3 tahun tidak pernah tawuran.

aku mengarahkan tongkat yang aku pegang kedepan "oke kalian semua, akan aku beri kalian permen ... permen rasa sakit"

Para goblin pun beneran pada maju menghampiri ku. Tampa harus menahan diri, aku membantai semua goblin yang maju kearah ku.

Ada tiga goblin yang sudah lumayan terluka berat yang lari ketakutan aku membiarkan mereka kabur, karena aku sendiri sudah sangat capek.

Aku kecapekan, aku pun jatuh berbaring sambil mengatur pernafasan ku. Tapi aku juga merasa senang, karena aku mendapatkan banyak Expi dari membantai para goblin tadi dan sekarang aku suda berlevel empat, sedikit lagi mau level lima.

Nafas ku sudah mulai tenang, karena hari mulai sore, aku terpaksa berdiri dan harus meneruskan perjalanan ku, tapi ada satu masalah. ya, Alvina masih tidur dengan lelap.

Aku sudah berusaha dan mencoba berbagai cara untuk membangunkannya, tapi tetap saja dia masih tertidur. seketika aku mendapatkan ide yang sangat merepotkan, menggendong dia sampai ke kota atau desa terdekat.

"Ha... Ngerepotin saja" kata ku sambil mau mengangkat Alvina.

Alvina berhasil aku gendong trus aku berjalan meneruskan perjalanan. Selagi Alvina aku gendong, aku sesekali menyentuh pantatnya dan berharap dia akan bangun.

satu jam sudah berlalu, yang tadinya menyentuh sekarang menjadi *******-***** pantatnya. Akan tetapi, Alvina masih tidak bangun juga.

Hari mulai gelap dan kira-kira sekarang sudah jam enam sore dan akhirnya Alvina terbangun, di lihat kanan-kiri sebelum dia sadar kalo aku gendong.

Tak lama, tiba-tiba dia memukul kepalaku di bagian ubun-ubun. saking kencangnya dia memukul, kepala ku hampir membentur tanah.

Alvina melompat dan agak menjauh dari ku, di memenangi pantatnya yang tadi aku remas-remas. dia menatap muka ku dengan wajah memerah.

"A--apa yang kamu lakukan!" Teriakan Alvina.

Dah lah, aku pasti sudah di camp orang mesum olehnya. Tunggu, ada satu cara untuk mengalihkan pikirannya.

"seharusnya aku yang marah bukan kamu" Kata ku sambil menunjuk-nunjuk.

"Apa! Kamu yang melecehkan ku, kenapa juga harus kamu yang marah" Alvina masih berteriak.

"Hah! Melecehkan? Mana sudah aku melecehkan orang seperti kamu!" Aku ikutan berteriak.

Setelah aku berteriak seperti itu, Alvina duduk meringkuk dan menangis. Aku berusaha tidak peduli dengan dia yang lagi menangis. Tapi...

"ya-ya maaf, maaf telah melecehkan mu. aku tidak punya pilihan lain untuk membangunkan mu tadi" permintaan maaf ku.

Aku berjalan mendekati Alvina dan terus mengelus-elus kepalanya "sudah-sudah jangan menangis, aku kan sudah minta maaf"

"Padahal bukan itu yang membuat aku nangis" kata Alvina dengan nada sangat kecil.

"Eh, kamu tadi ngomong apa?" Karena terlalu kecil aku tidak bisa mendengarnya jelas.

"Bukan apa-apa" Kata Alvina sambil berdiri.

"Oh ya, kita keasikan main game ini sampai lupa untuk kembali. Aku harus kembali sekarang, kalo tidak cepat pulang nanti aku bisa dimarahin" perkataan ku.

Alvina terdiam, dia lagi-lagi memasang wajah aneh. sekarang seolah-olah seperti ada yang disembunyikan.

"Alvina, gimana caranya kita keluar dari game ini?" Pertanyaan ku.

"Ah... sebelumnya maaf dulu ya Riko ... Kita tidak bisa keluar dari game ini kalo misinya belum selesai" jawaban Alvina.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!