NovelToon NovelToon

Balas Dendam Sang Putri

Kecelakaan Tragis

"Braaak" 

Suara tabrakan yang membuat semua orang kaget dan berlari untuk menolong korban.

Jalan yang biasa dilewati kendaraan kini menjadi ramai akibat kecelakaan.

Sepulang berobat Nina yang berjalan di tepi jalan, tiba-tiba ada sebuah truk yang kehilangan kendali menabrak dirinya. 

Kecelakaan pun terjadi membuat Nina sadar dirinya yang sudah terkapar dan jatuh di tanah. Kepala berlumuran darah hingga terasa begitu sakit, hal itu benar-benar membuat ia kesakitan.

“Ada apa ini kenapa sakit sekali, kesadaranku mulai kabur. Jika ini hari terakhirku dan jika aku masih di berikesmpatan untuk hidup lagi, aku ingin membantu orang lain dan jadi berguna,” batin Nina  yang selama ini memiliki penyakit kanker dan harus rutin untuk berobat walau penyakitnya masih bisa disembuhkan da belum terasa di stadium akhir.

Tapi hari-harinya membuat ia kesulitan apalagi harus membayar biaya rumah sakit yang cukup besar, penyakit yang mengerogoti tubuhnya tersebuhmemebut ia benar-benar kesulitan, dan di hari terakhirnya pun ia membuat permohonan.

Kesadarannya mulai menghilang dan ia benar-benar sudah tidak sanggup lagi merasakan rasa sakit yang amat menyiksa.

Selayaknya orang yang baru bangun tidur Nina merasa aneh karena ia bangun di bangunan kuno yang membuatnya bingun, rasa sakit itu sudah hilang dan bahkan luka di kepalanya sudah tidak ada.

Karena kaget dengan kondisinya yang sekarang membuat ia melihat tampilan dirinya yang berbeda di depan kaca.

Kepala mulai sakit lagi seperti ada ingatan milik orang lain yang coba ia ingat membuat Nina pun tidak bisa menahan rasa sakit itu hingga akhirnya ia pingsan. 

Dalam pingsannya kali ini ia melihat sosok lain menemui dirinya,membuat ia benar-benar tidak tahu sedang berada di mana.

“Gantikan aku, aku sudah tidak tahan menerima perlakukan keluargaku,” kata sang putri yang asli yang sengaja memanggil jiwa dari alam lain dan menukar dengan dirinya yang sudah tidak tahan lagi hidup di kerajaan yang bahkan sudah tidak lagi menginginkan dirinya.

Putri Amerta satu-satunya putri yang berhasil selamat dari penyerangan kerajaan Kazan.

Dia yang merupakan putri dari kerajaan Arzanta yang harus kalah dalam penyerangan kerajaan Kazan.

“Lalu apa yang harus aku lakukan?” tanya Nina yang ingat permintaan terakhirnya untuk membantu orang lain jika ia bisa membantu sosok putri itu ia akan merasa senang.

“Hiduplah semaumu dan balaskan dendamku pada kerajaan Kazan, aku tahu kau memiliki kemampuan beladiri yang hebat, tapi karena tubuhmu yang sakit kau tidak bisa mengembangkan nya, aku memiliki tubuh sehat tapi aku tak memiliki kemampuan beladiri, jadi aku sengaja menukar jiwa ku,” kata sang Putri membuat Nina masih mencerna perkataan.

Nina masih tidak paham dengan semua itu, apalagi kerajaan yang sekarang ini.

“Siapa kau kau sebenarnya? Kenapa harus aku?" tanya Nina yang masih bingung. 

 

“Aku putri Amerta, kau ada di tubuhku sekarang, gunakanlah namaku dan balaskanlah dendam ku," kata sang putri yang berlahan bayanganku menghilang meninggalkan Nina sendiri.

Padahal masih banyak hal yang ingin Nina tanyakan, tapi sayangnya sang putri sudah menghilang membuatnya tidak bisa melakukan apa-apa. Informasi yang sedikit itulah yang membuat ia memulai peran barunya.

Hingga akhirnya ia tersadar dan kini ia tahu di mana ia sekarang di ruang pengasingan yang merupakan tempat sang putri dikurung.

“Kenapa aku harus berada disini dan aku harus menolongnya. Miris sekali menjadi putri tapi tidak bisa melakukan apapun,” batin Nina bingung dan masih ingin mencari tahu informasi tentang sang putri.

Kesadaran mulai kembali tapi sayangnya ada ingatan milik orang lain juga dalam dirinya. 

"Ingatan milik siapa ini kenapa mengerikan sekali apa milik Putri Amerta," batin Nina yang masih menahan rasa sakit.

Malam penuh tragedi saat pasukan kerajaan mengepung kediaman jendral Feng dan menangkap seluruh keluarga jendral Feng.

Putri Amerta yang disembunyikan oleh pengasuhnya di gudang membuatnya selamat, tapi keselamatannya itu harus dia bayar mahal dengan terbunuhnya anak dari pelayan tersebut yang sengaja menggantikan Putri untuk mendapat hukuman mati.

Semua keluarga dipenggal di depan kediamannya dan setelah itu dibakar bersama rumah kediaman milik jendral Feng.

Putri Amerta yang berada di gudang saat itu berusaha menyelamat diri dari lari keluar setelah pengawal kerajaan pergi.

Putri kini yang menyaksikan kedua orang tuanya tewas dan seluruh  keluarga terbunuh dan kediamannya yang terbakar habis membuatnya menangis dalam gelapnya malam sendirian, meratapi betapa kejamnya kerajaan Kazan

Kini Nina sadar penderita sang putri, dan ia memutuskan untuk memakai nama Putri Ameta untuk membalaskan dendamnya pada Kerajaan Kazan

Setelah melihat semua ingatan putri, kini Nina merubah namanya menjadi Amerta. Ia bangun dan mengamati sekitar.

Bangunan kuno yang sudah tua, tidak ada orang disana dan ia benar-benar sendirian.

Begitu menderitanya kehidupan sang Putri, sendirian di rumah itu. Perasa miris yang benar-benar membuat Nina merasa kasihan pada putri Amerta.

Putri Amerta harus sendiri, melawan kerajaan yang yang sudah membuat ia Harus berpikir dua kali untuk membalas dendam karena dia juga tidak tahu pekerjaan yang sudah tiada juga tidak memahami tentang situasinya sekarang hanya sepenggal ingatan yang ada dalam dirinya yang merupakan hiasan milik Sang Putri.

"Ah sial, kenapa aku sendirian dan bagaimana aku bisa balas dendam aku tidak tahu apa-apa dan tidak bisa berlatih ilmu beladiri apapun aku mulai dari mana," kata Nina yang tidak bisa diam saja seperti itu dan harus tetap maju untuk balas dendam.

Pagi hari memotong rambutnya dan menyamar menjadi laki-laki untuk mencari pekerjaan di pasar agar dia dapat membeli makan.

Amerta yang berpenampilan layaknya seorang laki-laki pun mendapatkan pekerjaan untuk mengangkat dan memindahkan karung beras.

Tanpa mengeluh dan demi bertahan hidup ia melakukan hal itu hingga suatu hari pengawal kerajaan membutuhkan seorang yang bisa membersihkan kuda kejar kuda Pangeran yang tidak mau dibersihkan oleh siapapun.

Amerta yang mendengar hal itu langsung tertarik dan mengikuti seleksi tersebut, kuda milik pangeran pertama memang sulit dijinakkan tapi begitu ia yang mencoba menenangkannya kuda itu pun tidak melawan hingga dia bertugas untuk membersihkan kuda tersebut.

Walaupun pekerjaannya tidak begitu berat capek tetap saja membuat Amerta harus tidur di dekat kandang kuda tidak ada perlakuan istimewa untuk seorang pelayan, kehidupannya benar-benar berubah dan dia harus bertahan hidup bekerja. 

Setiap pagi dan sore Amerta mengurus kuda-kuda disana dia sudah dengan suasana disana kebanyakan orang memanggil Amar karena memang ia menyamar sebagai laki-laki.

Saat itu Amerta tidak tahu jika Kerajaan Kanzan yang membantai keluarganya dan dia bekerja dikerjakan tersebut, yang kini ia pikiran adalah untuk bertahan hidup.

Hingga suatu hari Pangeran pertama yang akan harus pergi ke Seberang tempat berlatih ilmu bela diri dan untuk mencari pedang kesatria simbol kerajaan yang berada gurun  sebelah utara kerajaan yang sangat jauh.

Perjalanan Yang Baru dimulai

Tentu saja Pangeran pergi menggunakan kuda miliknya tapi sayangnya sang kuda tidak mau pergi dan diam di tempat.

"Ada apa ini kenapa kudaku tidak mau pergi," kata Pangeran bertanya pada pengurus kuda.

Hingga sang pengurus kuda memanggil Amerta yang selama ini mengurus kuda milik pangeran. Entah apa yang sudah Amerta perbuat hingga kuda itu hanya menuruti perkataannya.

Amerta juga tidak sadar jika keberadaan itu membuat kuda tersebut tidak lagi menuruti Pangeran, ia yang tidak punya tempat tinggal harus bersama kuda dan sering bercerita dengan kuda itu.

Benar-benar tempat yang miris, tapi ia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak punya tempat tinggal dan tidak memiliki teman apalagi kekuasaan. Harus membalas dendam tentu adalah hal yang sulit baginya.

Maka dari itu Amerta bekerja sebisa mungkin agar ia bisa memiliki uang dan bisa berlatih bela diri. Karena untuk berlatih beladiri tidaklah gratis. Kemampuannya sudah lama tidak digunakan dan jelas membuat Amerta juga tidak bisa bertindak sembarangan.

Apalagi saat di dunia ia sakit keras hingga ia pun tidak melakukan kegiatan apapun.

Walaupun tubuhnya sekarang sehat tapi tempat yang tidak ia pahami jelas membuatnya merasa sangat kesulitan.

Maka dari itu Amerta berusaha sebisa mungkin menyesuaikan diri dengan kerajaan, walau dia sangat kesulitan, mencoba hidup di dunia yang tidak ia pahami.

"Dia Amar pengurus kuda Pangeran mungkin dia tahu kenapa alasannya karena selama ini dia yang dekat dengan kuda Pangeran yang sulit dikendalikan oleh orang lain," kata pengurus kuda membawa Amerta kehadapan Pangeran.

"Kau yang mengurus kudaku?" tanya Pangeran pada Amerta saat itu membuat ia tidak menyaka jika Pangeran pertama mencarinya.

Tanya Pangeran Pertama yang tidak menyangka jika kudanya benar-benar tidak lagi menurut padanya, padahal biasanya kuda itu menurut dan tidak pernah berubah.

Mungkin karena kuda itu memiliki tuan yang baru hingga sulit untuk dikendalikan.

Tidak ingin meninggalkan kudanya karena butuh untuk pergi ke seberang dia juga tidak memiliki teman dalam perjalanan nya nanti hingga membuat Pangeran ingin mengajak Amerta bersamanya.

"Iya, tuan," jawab Amerta yang tidak begitu paham dengan siapa ia bicara.

Ia hanya mencoba bekerja untuk menghasilkan uang sebelum ia bisa mandiri berlatih dan mengumpulkan kekuatan untuk balas dendam.

"Amar, kau ikut bersamaku," kata Pangeran lagi yang tidak tahu jika Amerta adalah wanita.

Pangeran pertama yang merasa kasihan dengan Amerta yang sudah bekerja keras dan sebatang kara, jadi membuat Pangeran iba dan ingin membawanya ikut bersamanya ke Sabrang untuk berlatih ilmu bela diri bersama dirinya.

Pangeran pertama tidak tahu jika Amerta seorang wanita, dari penampilannya saja sudah jelas Amerta memang berpenampilan laki-laki karena dia ingin menyamar sebagai laki-laki agar mudah mendapat kerja.

Dan ternyata sekarang Amerta akhirnya mendapatkan kesempatan untuk berlatih ilmu beladiri bersama pangeran perut Amerta tidak menyangka jika dirinya akan dibantu oleh pangeran pertama dari kerajaan Khazan.

Kerajaan yang sudah membunuh orang tua Amerta, dan Amerta tidak menyadari jika Pangeran pertama merupakan pangeran dari kerjaan Khazan.

Amerta yang memiliki dendam membara kepada kerjaan Khazan akibat kedua orang tuanya yang dibunuh dan keluarganya dibantai akibat tuduhan yang salah membuat Amerta hidup sebatang kara.

Kesempatan datang saat Amerta akhirnya diperbolehkan ikut pergi bersama pangeran pertama ke Sabrang di mana dia bisa berlatih bela diri disana.

"Mari bersiap," kata sang pangeran menyuruh Amerta untuk bersiap karena Amerta tidak memiliki apapun jadi tidak ada yang perlu dipersiapkan.

Amerta tidak tahu jika akan secepat itu untuk berangkat ke seberang dengan pangeran pertama.

"Aku sudah siap," kata Amerta yang merasa tidak perlu bersiap lagi.

"Kau tidak ada barang yang mau dibawa kita disana dalam waktu yang lama, jadi kamu harus menyiapkan barang-barangmu," kata Pangeran pertama yang heran melihat Amerta hanya membawa satu buat baju ganti.

"Aku tidak punya barang lain," kata Amerta yang memang milik satu baju ganti saja.

Pangeran pertama merasa heran dan kasihan melihat Amerta yang benar-benar tidak punya apa-apa, baju juga hanya punya satu. Karena kuda Pangeran yang tidak mau berpisah dengan Amerta membuat Pangeran tahu jika Amerta adalah seorang anak yatim piatu dan sebatang kara serta tidak memiliki apapun.

Jelas saja pangeran pertama merasa iba dan berniat akan memberikannya beberapa baju saat nanti mereka melewati pasar.

"Baiklah, perjalanan kita akan memakan waktu lama dan kita hanya berdua pergi kesana, tadinya aku ingin pergi sendiri tapi melihat kudaku yang tidak ingin meninggalkanmu jadi aku putuskan membawamu ikut bersamaku, aku harap kau tidak mengeluh, Andai di perjalanan nanti kau mengeluh aku akan meninggalkanmu di tengah jalan," kata Pangeran pertama yang mengancam Amerta agar dia tidak mengeluh.

"Aku tidak akan mengeluh aku sudah biasa hidup susah jadi pangeran tidak perlu khawatir terhadapku," kata Amerta yang senang dan bersemangat saat Pangeran menawari dirinya untuk berlatih ilmu beladiri.

Dimana itu adalah hal yang dinantikan oleh Amerta, bisa berlatih ilmu beladiri untuk membalaskan dendamnya pada kerjaan Khazan.

Kerajaan yang sudah membantah kedua orang tua dan keluarga Amerta.

Amerta yang hanya tahu nama kerajaan tersebut tanpa tahu apa dan dimana kerajaan Khazan berada.

Amerta juga tidak menyadari jika Pangeran pertama adalah Pangeran dari kerjaan Khazan yang merupakan kerajaan yang ingin Amerta hancurkan.

Amerta yang tidak tahu dan berpura-pura menjadi pemuda polos yang benar tidak mengerti apapun, yang melihat itu pun akan merasa iba.

Maka dari itu pangeran juga merasa tidak masalah pergi bersama Amaeta, karena ia tidak bisa meninggalkan kudanya.

Perjalanan ke sebarang cukup jauh membuat mereka harus menggunakan kuda dan itu cukup menyulitkan jika harus pergi berdua.

Tapi karena kondisi yang tidak memungkinkan jadi Pangeran membawa serta Amar bersamanya.

Perjalanan yang benar-benar membuat Ameta sendiri juga merasa tidak nyaman. Bersama pangeran pertama yang merupakan seorang laki-laki.

Sedangkan dirinya adalah wanita, ia sengaja menyamar untuk bisa bertahan hidup. Karena jelas kondisi putri tidak memungkinkan untuk langsung balas dendam saat ia belum tahu tentang kerajaan dan ia juga tidak memiliki kekuatan sama sekali.

Hidup sebatang kara tanpa informasi apapun membuat Amerta sebisa mungkin mencari pekerjaan yang paling mudah.

Hingga takdir mempertemukan dia dengan pangeran pertama, mang rencana Ameta ingin meminta bantuan pada kerajaan, jadi saat ia tahu kuda tersebut milik pangeran pertama membuatnya berusaha sebaik mungkin.

Amerta tidak tahu jika kerajaan itu merupakan kerajaan yang membunuh orang tuanya, ia yang seharusnya balas dendam kini menjadi bawahan Pangeran pertama yang seharusnya menjadi musuhnya.

Sikap Baik Pangeran

Pangeran langsung berlari ke arah Amerta membangunkannya saat dia didorong jatuh oleh pemilik kedai.

"Kau tidak apa-apa, Amar?" tanya Pangeran yang membantu Amerta bangun.

Pemilik kedai heran dengan sikap baik Pangeran yang menolong Amerta karena penampilan lusuhnya membuat ia mendapat perlakuan kasar.

"Maafkan aku tuan, aku kira dia pengemis yang akan meminta makanan," kata pemilik kedai yang akhirnya meminta maaf pada Pangeran dan Amerta yang sudah dia dorong.

Pangeran mengajak Amerta ke meja makan untuk sarapan pagi sebelum mereka melanjutkan perjalanannya ke Sebrang.

"Kenapa baju yang aku berikan tidak kau pakai?" tanya Pangeran pada Amerta yang masih memakai baju lamanya.

"Masih ada baju yang lama, lebih baik baju yang bagus di simpan saja dulu," kata Amerta yang memang tidak terbiasa memakai baju bagus.

Amerta yang terbiasa hidup susah dan bahkan membeli baju sudah tidak terpikirkan lagi olehnya, karena ia yang selama ini selalu mementingkan isi perut dari pada baju.

Untuk beli makan saja sudah tidak ada dan harus berpuasa jadi Zara tidak enak jika harus menggunakan baju baru yang dibelikan oleh pangeran.

"Kau ini, setelah makan kau harus mengganti bajumu, aku tidak mau tahu," kata Pangeran pada Amerta agar mau mengganti bajunya.

Pangeran yang juga tidak suka dengan bajunya yang sudah lusuh membelikan baju baru tapi untuk tetap belum memakai baju itu membuat Pangeran dengan tegas agar dia selalu memakai baju pemberian Pangeran.

Pangeran pertama selesai makan pun kembali ke penginapan untuk membereskan barang-barang.

"Ingat ganti baju mu, jangan pakai baju seperti itu lagi," kata Pangeran yang tidak suka baju yang dipakai oleh Amerta.

"Baik," kata Amerta langsung mengganti pakaian sebelum mereka pergi melanjutkan perjalanan.

Pangeran yang menunggu Amerta untuk berganti pakaian, sambil menyiapkan kuda yang akan ia naiki.

"Kenapa lama sekali dia," batin Pangeran yang merasa sudah terlalu lama menunggu.

Saat Amerta keluar betapa kagetnya Pangeran saat melihat kecantikan dan keimutan anak tersebut.

Setelah tercengang berapa saat Pangeran baru sadar jika Amerta adalah laki-laki.

Meskipun Amerta memotong rambutnya hampir seperti anak laki-laki, tapi tetap saja hal itu tidak merubah wajah cantiknya.

"Maaf lama, aku baru pertama kali memakai baju seperti ini jadi agak kesulitan," kata Amerta yang memakai baju baru yang Pangeran belikan.

Pangeran membelikan baju yang dia sukai sesuai dengan baju yang dia pake sendiri, tapi tidak menyangka baju itu cocok dipakai oleh Amerta.

Sempat untuk beberapa saat Pangeran tercengang tapi hal itu segera ditepis karena mengingat Amerta adalah laki-laki.

Amerta yang menyembunyikan jadi di dirinya untuk bertahan hidup, setelah keluarganya dibantai.

Mereka melanjutkan perjalanannya yang masih panjang dan jauh, sampai siang hari, mereka berhenti berjalan untuk beristirahat di dekat sungai yang mengalir.

"Kita istirahat dulu, aku ingin mengisi air," kata Pangeran yang menghentikan perjalanannya dan turun dari kuda.

Amerta juga segera turun untuk istirahat dan minuman air di tepi sungai yang mana suasana yang sangat sejuk membuat Amerta sedikit mengantuk. Ia segera mencari tempat berteduh yang mudah digunakan untuk istirahat, ia pun melihat pohon rindang dan berjalan ke arah pohon tersebut niat hati ingin istirahat karena perjalanan jauh yang ditempuh, ia akhirnya tertidur dibawah pohon rindang itu untuk beristirahat sejenak, tapi rasa kantuknya itu membuatnya tertidur pulas di bawah pohon rindang.

Pangeran yang telah selesai mengisi air segera kembali, ia tidak melihat Amerta di sekitar kudanya dan mulai mencarinya karena ingin segera melakukan perjalanan.

"Amar,!" suara keras Pangeran memanggil nama Amerta dan mencarinya. Karena ia yang tertidur pulas hingga membuatnya tidak mendengar suara panggilan tersebut.

Hingga beberapa saat kemudian Pangeran melihat Amerta yang tertidur pulang di bawah pohon rindang yang membuatnya menghampiri Amerta.

"Kau ini membuatku khawatir," kata Pangeran sambil duduk di samping Amerta yang tertidur ia menunggu sampai Amerta bangun karena perjalanannya masih jauh, hingga mereka menyempatkan diri untuk istirahat.

Sambil menatap tubuh kecil Amerta yang masih tertidur membuat Pangeran iba terhadapnya yang tahu jika dia sudah tidak memiliki keluarga dan hidup sebagai kara di saat usianya sekecil itu.

Banyak pengemis dan gelandangan di luar sana tapi Pangeran tidak pernah memperhatikan mereka kecuali Amerta yang telah merawat kudanya tersebut, kuda Pangeran yang sangat sulit dikendalikan dan hanya memilih beberapa orang saja yang mampu mengendalikan kuda putri kebanggaan Pangeran itu.

Melihat kudanya yang bahkan tidak mau meninggalkan istana tanpa Amerta hal itu membuat Pangeran membawa Amerta ikut serta dalam perjalanan jauh yang Pangeran tempuh, walaupun perjalan jauh itu penuh rintangan tapi entah mengapa merasa tenang saat ada yang menemani.

Pangeran yang sudah biasa melakukan perjalanan sendiri kini ia harus pergi bersama Amerta yang mana Amerta hanya seorang pelayan yang bertugas mengurus kuda pangeran.

Pelayan kecil yang berjuang untuk bertahan hidup di kerjaan yang luar, Amerta yang belum pernah keluar rumah atau pergi mengembara membuatnya harus bisa bertahan di dunia luar dan percaya jika Pangeran akan mengajarkan ilmu bela diri.

Dendam yang selalu Amerta ingat dan keluarganya dibantai membuat ia harus bersusah payah bertahan hidup sendiri di kerajaan yang luas sehingga dia yang masih kecil harus menjadi pelayan, pelayan kerjaan yang mana kerajaan tersebut lah yang membuat keluarganya terbunuh. Ia hanya bisa bertahan hidup sampai dia bisa mengikuti pelatihan prajurit dan ingin belajar beladiri, tapi niatnya itu berubah saat Pangeran mengajaknya untuk menemaninya ke Seberang, tempat dimana para pangeran berlatih ilmu beladiri, tempat mengasah kemampuan dan tempat yang tidak ada di bayangannya selama ini sekarang ia sedang menuju kesana.

Pangeran yang memperhatikan Amerta merasa ada yang aneh dengannya yang ukuran tubuhnya terlalu kecil tidak seperti laki-laki pada umumnya yang seumuran dengannya, apalagi wajahnya yang tidak memancarkan aura laki-laki membuat Pangeran pun merasa jika Amerta adalah orang yang berbeda.

"Badanmu begitu kecilungkin karena kau kekurangan makanan seharian anak seusiamu tidak bekerja, masih bersama keluarga dan tidak mengembara seperti ini, mungkin kalau kau seorang wanita pasti akan terlihat sangat cantik, tapi aku bersyukur karena kau laki-laki aku jadi bisa mengajakmu dalam perjalanan ini, tenang saja adik kecil aku akan menjagamu sampai kita tiba ditempat tujuan," kata Pangeran yang sedang membicarakan Amerta yang masih tertidur pulas.

Pangeran tahu jika mungkin Amerta kelelahan jadi tidur pulas di bawah pohon.

Tanpa disadari Pangeran Amerta sendiri mendengar semua yang Pangeran katakan membuat Amerta lebih takut lagi andai penyamarannya terbongkar pasti nyawanya akan dalam bahaya.

"Aku tidak boleh ketahuan jika aku wanita," batin Amerta yang sudah terbangun saat mendengar suara Pangeran tapi dia tidak berani membuka mata dan mendengar perkataan Pangeran sampai selesai.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!