NovelToon NovelToon

Deus Guardian

PROLOGUE

BELASAN abad yang lalu, di tengah-tengah Benua Islan terdapat sebuah danau kecil yang dipandang sebagai tempat tersuci di seluruh dunia. Bukan hanya oleh manusia; elf, dwarf, warebeast, dan bahkan vampire sekalipun menyucikan danau itu.

Danau tersebut terletak di tengah-tengah kota terindah yang pernah ada, Kota Heavenly Cristal. Mayoritas struktur bangunan dan jalan-jalan diselemuti oleh kristal-kristal biru, membuat nama “Heavenly Crystal” disematkan padanya.

Danau kecil itu dikenal di seluruh dunia sebagai Danau Deus. Danau tersebut telah diberkahi oleh sang dewa, Edenia, sejak dunia memiliki kehidupan.

Danau itu sangat spesial. Airnya berwarna perak, lebih kental daripada minyak. Jika dioleskan ke permukaan tubuh seseorang yang sakit, air itu dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Bukan itu saja, air itu dapat mengembalikan organ tubuh yang hancur atau rusak. Selain kematian, tidak ada hal yang tidak bisa air itu sembuhkan.

Namun, air danau itu tidak bisa diminum. Itu akan membakar dari dalam hingga peminumnya menjadi abu.

Selain itu, air danau tersebut—yang dikenal sebagai Air Ethereal—memiliki kemampuan khusus untuk menyerap dan menyimpan serta mengeluarkan [mana]. Para penduduk kota, terutama para pandai besi, dengan izin sang pendeta besar pemimpin Deus Holy Church memanfaatkan air itu dalam pembuatan alat-alat sihir serta senjata-senjata. Konon juga katanya, air itu dapat memberikan keabadian pada seseorang.

Meski mayoritas penduduk dari kota-kota lain iri terhadap Kota Heavenly Crystal, tak ada satu pun yang berniat untuk menyerang dan merebut danau suci itu dari mereka. Bagi penduduk Islan, asalkan mereka bisa datang ke sana dan diizinkan memanfaatkan air itu, tidak masalah siapa yang bertanggung jawab atas danau tersebut.

Namun, orang-orang dari benua jauh, Veria, berpikiran lain. Hampir setiap tahun ada ekspedisi-ekspedisi yang datang dari sana untuk mengambil alih danau tersebut. Untuk itu, sang pendeta besar membentuk sebuah organisasi kesatria pilihan yang terdiri dari dua perwakilan masing-masing ras mayoritas yang ada di Islan: Manusia, Elf, Dwarf, Centaur, Warebeast, dan Vampire. Organisasi yang berada di bawah komando pendeta besar itu bernama Deus Guardian.

Salah satu dari dua perwakilan ras manusia adalah Hernandez. Dia adalah seorang penduduk Kota Heavenly Crystal yang tersohor. Tidak ada ahli pandai besi dan ahli ukir yang lebih hebat darinya di seluruh dataran Islan.

Bahkan, rumor menyebutkan, kepiawaiannya dalam menempa pedang, baju zirah, tameng, dan berbagai senjata-senjata lainnya diakui oleh para pandai besi dari Veria nan jauh di timur. Terlebih lagi, pria tersebut memiliki sihir utama [Rune Magic], hal itu sendiri sudah cukup untuk membuatnya memimpin para pandai besi lainnya. Dan entah sejak kapan, gelar “Legenda Blacksmith” telah disematkan padanya.

Perwakilan ras manusia lainnya adalah Retsu Vermillion. Dia putri dari manusia terkaya di seluruh dataran Islan. Retsu juga salah satu dari beberapa ahli pedang terkuat di seantero benua itu. Dikatakan, tak ada ahli pedang pada masanya yang mampu memainkan pedang seindah permainan pedang Retsu. Setiap gerakan pedangnya adalah pemanifestasian kesempurnaan. Namun, yang lebih dikenal darinya bukanlah permainan pedangnya, melainkan api hitam yang diberikan langsung oleh Seraphim Mariel kepadanya.

Dua orang lainnya dari perwakilan ras vampire adalah Vermyna Hermythys dan Catherine Hermythys. Mereka adalah kakak-adik dengan perbedaan usia yang jauh. Dari semua anggota Deus Guardian, mereka berdua adalah dua dari lima anggota pertama yang dipilih langsung oleh Pope Gramiel, pemimpin agung Deus Holy Church. Dan Vermyna, tanpa diragukan, adalah anggota terkuat dari kedua belas orang terpilih itu.

Ras warebeast diwakilkan oleh Minner Ertharossa dan saudari perempuannya, Zestya Ertharossa. Minner adalah putra mahkota dari Great Warebeast Kingdom pada masa itu. Potensinya disebut-sebut melampuai raja-raja mereka sebelumnya. Di lain sisi, Zestya adalah warebeast pertama dalam sejarah yang dilahirkan dengan aspek sihir manipulasi yang tinggi. Meskipun dia tidak bisa menggunakan beastification, Zestya sama kuatnya dengan Minner dalam wujud beastification-nya.

Sementara itu, ras elf diwakilkan oleh Evana Evrillia dan seorang half-elf bernama Zuthvert Akrecia. Evana adalah elf yang kuat, sihir tumbuhannya sangat terkenal kala itu. Sedangkan Zuthvert tidak sepopuler Evana, tetapi pria itu sama sekali tidak bisa diremehkan. Bukan tanpa alasan Pope Gramiel memilihnya sebagai perwakilan ras elf.

Kedua individu yang menjadi perwakilan ras dwarf adalah sepasang teman baik yang memiliki keinginan untuk melampaui Hernandez dalam dunia per-blacksmith-an. Khrometh dan Stakhneth, itu nama mereka berdua. Khrometh sangat handal menempa senjata, tetapi dia tidak memiliki [Rune Magic]. Sementara, Stakhneth memiliki [Rune Magic] dan sangat bertalenta dalam mengukir, tetapi dia tidak terlalu mahir dalam menempa senjata. Keduanya saling melengkapi, dan mereka yakin jika mereka terus bekerja sama maka suatu saat mereka akan bisa melampaui Hernandez.

Dua orang terakhir adalah perwakilan dari ras centaur—ras yang tubuh bagian bawahnya seperti kuda sementara tubuh bagian atasnya seperti manusia dengan telinga runcing seperti elf. Sebagian dari mereka—terutama mereka yang handal menggunakan [mana]—dapat mengubah tubuh bagian bawahnya menjadi seperti manusia, sebagian yang lainnya tidak. Elemetra dan Diatra adalah nama dari kedua centaur tersebut, masing-masing berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.

Pope Gramiel pernah mencoba merekrut Fie Axellibra sebagai anggota ketiga belas sekaligus pemimpin Deus Guardian, tetapi sang nephilim menolaknya mentah-mentah.

Oleh sebab itu, Deus Guardian hanya terdiri atas dua belas anggota dengan sang pope sebagai pemimpin mereka. Gramiel tentu saja tidak handal dalam menggunakan sihir, tetapi posisinya sebagai Pope Deus Holy Church membuat siapa saja mendengarkan ucapannya—terkecuali Fie Axellibra dan Emiliel Holy Kingdom, tentu saja.

Ini bukan kisah tentang bagaimana kedua belas orang itu menjadi bagian dari Deus Guardian. Ini bukan pula kisah tentang bagaimana mereka memeroleh kekuatan yang hebat. Ini juga bukanlah kisah Deus Guardian menghambakan setiap penghuni Islan kepada sang dewa. Ini tak lain adalah kisah perjuangan Deus Guardian dalam menjalankan tugas mereka, bukan saja sebagai pelindung Danau Deus, melainkan juga sebagai penjaga Islan secara keseluruhan.

Ini adalah kisah lama yang terlupakan… tentang mereka, para Guardian.

Ch.1 — Hernandez sang Blacksmith

—30th April, D204 | Sisi Barat Islan, Samudra Gnoma—

MENGAMBANG di atas samudra luas dengan tubuh raksasa yang merivali seekor naga dewasa adalah kraken dewasa yang selalu menjadi momok menakutkan bagi setiap kapal yang berlayar. Dua lengan panjangnya berada di dalam air, sementara enam lengan sisanya terentang memanjang dengan cekungan-cekungan penghisap yang mengarah ke depan.

Percikan petir biru gelap menyelimuti tubuh penguasa samudra tersebut. Bukan, itu sama sekali bukan petir yang seseorang layangkan padanya, melainkan petir yang sang kraken produksikan sendiri. Sebelumnya tak pernah terdengar kabar tentang kraken yang memiliki sihir petir, karenanya bisa dikatakan kalau kraken tersebut sangatlah jauh dari normal.

Berdiri ratusan meter di hadapan sang kraken adalah seorang pria berambut hitam pendek acak-acakan yang baru genap berusia dua puluh empat tahun pada awal bulan lalu. Iris hitam sekelam malam tak berbintangnya memandang fokus pada monster yang berniat menelan kapal besar yang berada ratusan meter di belakang pria setinggi seratus delapan puluh centi tersebut.

Pria tersebut mengenakan kaos abu-abu lengan panjang yang dilapisi jaket hitam yang tak dikancing, celana hitam polos berbahanutamakan karet membungkus erat kedua kakinya, sedang sandal ninja berwarna biru khas assassin melindungi telapak kakinya dengan sempurna.

Namanya Hernandez, hanya Hernandez. Ia seorang yatim-piatu yang tak pernah tahu siapa orangtuanya. Hernandez adalah nama pemberian seorang pandai besi yang merawat dirinya sejak bayi. Dibesarkan oleh seorang pandai besi yang telah berusia lanjut, tidak mengherankan ia memutuskan menjadi pandai besi menggantikan pengasuhnya yang telah tiada saat ia genap berusia sebelas tahun.

Selain memiliki bakat yang luar biasa dalam dunia per-blacksmith-an, Hernandez juga dilahirkan dengan [Rune Magic] sebagai sihir utama. Jika ada yang mengatakan menjadi blacksmith adalah kehendak langit bagi Hernandez, tidak akan ada seorang pun yang tidak akan setuju.

“Kriiiiiieee!”

Kraken yang ukurannya cukup besar untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk satu kota selama sebulan penuh itu menjerit tak jelas. Cekungan-cekungan penghisapnya tampak membiru, sebelum kemudian laser petir yang jumlahnya lebih banyak dari jumlah hari dalam setahun itu melontar menargetkan Hernandez dan kapal di belakangnya.

Hernandez lekas mengaktifkan penghalang transparan khusus miliknya guna memblok setiap laser petir yang datang. Tentu saja ia bisa menghindari semua laser yang diameternya sama dengan kepala orang dewasa itu, tetapi tugasnya sejak awal adalah melindungi kapal dan menaklukkan kraken yang awak kapal pancing agar muncul ke permukaan. Ia memang telah melapisi kapal itu dengan tiga lapis kubah pelindung, tetapi itu akan menakutkan para awak kapal jika ia biarkan serangan kraken mendekati mereka.

Laser-laser itu terus memborbardir penghalang transparan super masif miliknya tanpa ampun. Namun, tiada satu pun retakan yang terlihat dari penghalang transparan dengan lebar dan panjang yang membentang lebih dari seratus meter. Sang kraken tampak geram dan mengeluarkan suara yang Hernandez tak mengerti, tetapi Hernandez hanya diam menunggu dengan tenang.

Pasalnya, ia tak ingin merusak kualitas daging kraken dengan membuatnya meregenerasikan tubuhnya dengan paksa. Sebab itu, Hernandez mempertimbangkan untuk menunggu sampai [mana] sang kraken menipis, barulah kemudian ia akan menyerang.

Jika saja sang kraken itu memiliki akal yang tinggi, dia tentu akan berhenti memborbardir penghalang transparan yang Hernandez ciptakan. Pasalnya, penghalang tersebut tidak sepenuhnya memblok laser itu, sebagian besarnya diserap dan digunakan untuk memperkuat perisai. Artinya, semakin banyak serangan ber-[mana] tinggi yang mengenainya, semakin kuat pula penghalang tersebut.

Namun, bukannya berhenti, kraken itu justru merapatkan keenam lengannya mencoba menggabungkan semua laser petirnya. Laser super masif pun seketika menghantam perisai transparan yang Hernandez ciptakan. Tetapi itu tidak mengubah apa-apa selain memperkuat perisai tersebut.

“Kriiiiie! Kriiiie! Kriiiie!”

Hernandez tidak perlu memahami kraken untuk mengerti kalau makhluk raksasa itu sedang murka padanya. Hal itu dibuktikan dengan sebuah lengan yang tiba-tiba menyeruak dari dalam air dan menghancurkan perisai transparannya berkeping-keping.

Akan tetapi, Hernandez masih berdiri diam dengan ekspresi tenang di wajah. Ia sudah memprediksikan hal itu; perisai transparan yang ia pasang tidak hanya satu, tetapi dua. Satu untuk menangani serangan berbasiskan [mana], sementara satu lagi khusus menangani serangan fisik seperti yang baru saja sang kraken lesatkan. Yang hancur berkeping-keping barusan tak lain hanyalah perisai pertama, sedang perisai di belakang yang pertama berhasil menjalankan tugasnya dengan baik.

Melihat serangannya gagal, kraken tersebut menarik semua lengannya ke atas, menggerak-gerakkan kedelapan lengan super panjang itu dengan penuh amarah. Jika saja ukurannya menjadi mini dan di dalam mulut besarnya tidak terdapat gigi-gigi yang tajamnya bukan main, tentu pemandangan itu akan menjadi sesuatu yang menggemaskan.

Akan tetapi, dengan wujud yang meraksasa juga gigi-gigi yang menggerigi, kata mengerikan sangat sempurna untuk menyebutkannya. Andai kata Hernandez tidak percaya diri dengan kemampuannya, tentu ia akan melihat sang kraken dengan muka pucat pasi sama seperti awak-awak kapal sana.

“…Sepertinya akan terlalu lama kalau menunggu [mana] kraken itu terkuras,” gumam Hernandez, ia mengkhawatirkan kalau-kalau kraken lain tertarik untuk berpartisipasi. “Apa boleh buat, sepertinya aku harus serius kalau mau mempertahankan kualitas daging kraken tanpa mengundang perhatian kraken lain, apalagi sampai mendatangkan Kraken Lord.”

Hernandez sama sekali tak ingin menghadapi Kraken Lord. Cukup sekali saja ia mempertaruhkan nyawa untuk mendapatkan lonsdaleite yang terletak jauh di palung terdalam Samudra Gnoma. Ia tidak ingin melakukannya lagi.

Telah memutuskan apa yang harus dilakukannya, Hernandez melenyapkan penghalang transparan dan melesat cepat menuju kraken yang juga berniat melesat ke arahnya.

Sembari berlari lincah dengan kecepatan tinggi di atas air yang berombak ganas, sebuah lingkaran sihir kecil berwarna hitam tercipta di ujung telapak tangan kanan Hernandez, dari dalamnya keluar sebuah katana berwarna hitam legam dengan gagang berwarna perak.

Berbahandasarkan lonsdaleite, pedang yang dari ujung ke ujungnya dipenuhi ukiran rune itu menjadi pedang terkeras yang ada di permukaan dunia ‒ tiada yang tidak dapat dipotongnya. Awalnya pedang tersebut berwarna abu-abu bercampur kuning kecoklatan, tetapi kemudian berubah menjadi hitam legam saat ia merendamnya di dasar Danau Deus selama sebulan penuh.

Kraken memiliki tiga jantung yang sangat keras yang bisa berpindah-pindah posisi, Hernandez harus menghancurkan ketiga jantung itu secara bersamaan supaya sang penguasa lautan itu tidak mencoba meregenerasikan diri. Dengan demikian, kualitas daging akan tetap terjaga.

Akan tetapi, bahkan bagi dirinya, melenyapkan ketiga jantung kraken secara bersamaan adalah perkara yang mustahil. Untuk tujuan itu, katana yang ia beri nama Kurtalægon ini sangatlah ia perlukan. Karena, selain dapat memotong apa saja, salah satu kemampuan pedang tersebut adalah dapat memutuskan aliran [mana] pada bagian yang terkena tusukan atau sabetannya. Dengan begitu, ia tidak perlu menghancurkan ketiga jantung secara bersamaan.

Seolah mengetahui niat Hernandez, lengan-lengan kraken bergerak cepat dan saling terkoordinasi dengan satu sama lain mencoba menyerang sang blacksmith.

Hernandez sama sekali tak terkejut melihatnya. Kraken memiliki sembilan otak, satu di kepala dan sisanya di masing-masing pangkal lengannya. Namun begitu, meski dengan jumlah otak sebanyak itu, kraken tidak memiliki akal yang tinggi. Tetapi mungkin, jika dilatih sejak dini, kraken akan menjadi makhluk laut yang cerdas, dan mungkin saja mereka akan bisa bicara. Namun, menemukan bayi kraken lebih sukar daripada menemukan kraken dewasa, tiada yang mau bersusah payah membuktikan teori itu.

Lengan-lengan itu bergerak lincah dan fleksibel, mereka terus memburu Hernandez tanpa lelah. Hernandez meningkatkan Acceleration dan Enhancement-nya ke tahap maksimum, dengan gesit ia meliuk-liukkan tubuhnya menghindari hantaman lengan kraken. Percikan petir seketika menyelimuti kedelapan lengan gurita, dan dalam sekejap mereka sudah memerangkap Hernandez dalam medan petir yang ganas nan mematikan.

Akan tetapi, ekspresi tenang di wajah Hernandez tak lantas luntur, ia hanya mengayunkan katana-nya sekali. Dan seketika, semua petir yang kraken ciptakan tertarik menuju Kurtalægon dan diserap oleh katana tersebut.

Hernandez kemudian melompat menghindari salah satu lengan kraken yang tiba-tiba menyeruak dari dalam air berniat meremukkan tubuhnya—besar lengan itu beberapa kali lebih besar dari tubuhnya. Saat di udara ia menciptakan sebuah lingkaran sihir hitam super masif yang memuntahkan aksara kuno hingga menyelimuti setiap bagian lengan kraken.

Itu adalah spell [Rune Magic] yang ia ciptakan setelah berhasil meloloskan diri dari Kraken Lord. Hernandez menggunakan spell itu untuk menghalangi kraken dari menggunakan cekungan penghisapnya dari menarik dirinya.

Tentu saja Hernandez tidak selesai sampai di situ. Ia menciptakan lingkaran sihir hitam lain untuk mengeluarkan rentetan aksara kuno yang hanya dengan melihatnya saja dapat membuat pusing kepala saking rumitnya.

Lengan-lengan kraken memencar mencoba menjauh, tetapi huruf-huruf kuno itu dengan cepat dapat menyelimuti lengan-lengan tersebut.

Sesaat setelah itu, Hernandez mentransmisikan [mana]-nya mengaktifkan formula rune tersebut. Sedetik kemudian, mobilitas lengan-lengan kraken itu terhenti dan jatuh lunglai menghantam permukaan samudra. Hernandez menggunakan rune karena—tidak peduli sehebat apa Hernandez dalam menghindar—ia tidak akan bisa mencapai kepala kraken tanpa memotong lengan-lengan itu.

“Kriiiie! Kriiiiiie! Kriiiiiiiiiiiiiiie!”

Hernandez menaikkan sebelah alis matanya saat melihat kraken itu berniat menenggelamkan tubuhnya. Ia bereaksi cepat dengan memanifestasikan lingkaran sihir hitam besar di atas kepala kraken, dari dalamnya mencuat huruf-huruf kuno yang saling terhubung dengan satu sama lain dan melesat cepat menyelimuti tubuh kraken.

Hernandez tidak menyia-nyiakan banyak waktu dan langsung mengaktifkan formula rune itu, dan seketika sang kraken menemukan tubuhnya tak bisa digerakkan.

“Sayang sekali aku harus membunuh kraken langka sepertimu,” ucap Hernandez yang sudah melayang di atas kepala sang kraken, katana-nya ia arahkan ke tempat di mana salah satu dari tiga jantung kraken bersemayam.

“…Kriiiiie… kriiiiiiieee?”

Hernandez tidak mengerti apa maksud kraken, tetapi ia bisa mengasumsikan kalau sang kraken tidak ingin merasakan mati.

"Kau telah memakan begitu banyak ikan juga makhluk-makhluk lainnya, bagaiman kau punya hak untuk protes ketika kau akan dimakan?” tanya Hernandez seraya mengalirkan [mana]-nya pada katana, seketika katana itu memanjang dan dalam sekejap—jleb!—menembus tubuh sang kraken, menusuk salah satu dari ketiga jantungnya.

“Memakan atau dimakan, itu salah satu hukum yang menemani hukum rimba,” tambah Hernandez seraya melanjutkan niatnya mematikan kedua jantung kraken yang tersisa.

Setelah beberapa saat, Hernandez akhirnya terbang kembali menuju kapal dengan seekor kraken dewasa melayang beberapa meter tepat di atasnya.

Para awak kapal yang menyaksikan hal itu lantas bersorak-sorai penuh sukacita. Mereka sangat senang dan terkesima dengan datangnya Hernandez beserta kraken dewasa yang dibawanya. Tak sia-sia mereka menghabiskan waktu dua hari dua malam di tengah-tengah samudra, tujuan mereka telah terpenuhi dengan begitu sempurna. Sekarang mereka bisa kembali ke kota dan merayakan Festival Kraken tahunan mereka.

Seorang pria—sang kapten kapal—menyambut mendaratnya Hernandez di kapal dengan senyum gembira. Dia berkepala botak dan berkumis tipis, usianya hampir dua kali lebih tua dari Hernandez. Dan selain berperan sebagai kapten kapal, dia juga adalah juru masak yang handal.

“Sepertinya kami harus merepotkan Anda lagi, Tuan Hernandez,” ucapnya dengan tidak enak hati, dia merasa telah terlalu merepotkan Hernandez.

“Tenang saja, Kapten,” respons Hernandez sambil mengibas-ngibaskan tangan kanannya. “Melihat ukuran kraken yang tiga kali lebih besar dari kapal, ini solusi yang paling normal. Terlebih lagi, aku tak membawanya secara langsung; aku menggunakan [Rune Magic] untuk membuatnya melayang.”

Target tangkapan awak kapal sebenarnya kraken muda, menghadapi kraken dewasa lebih sulit dan ukurannya juga lebih besar. Tetapi kenyataannya mereka justru menarik perhatian kraken dewasa. Karenanya, sangat mustahil untuk menaruh kraken di kapal; itu akan menghancurkan kapal mereka.

“Tetap saja, Tuan Hernandez, kami tidak enak hati sampai merepotkan Anda. Bukan saja Anda telah menolong kami menangkap kraken tanpa dibayar, Anda juga sampai repot-repot membawakannya untuk kami. Hm…bagaimana kalau satu lengan kraken itu Anda bawa pulang ke kota Anda?”

Hernandez refleks menengadahkan wajahnya melihat salah satu lengan kraken. Ia memandangnya selama beberapa detik, sebelum kemudian dengan cepat mengembalikan pandangan pada sang kapten. “Tidak, terima kasih,” responsnya tanpa ragu. “Lagipula,” sambungnya, “Festival Kraken tidak akan terasa sempurna bila krakennya tidak utuh.”

Tentu saja bukan itu alasan utama Hernandez. Ia hanya tidak ingin terjadinya perayaan mendadak di kotanya. Terakhir kali ia pulang membawa ikan bersirip emas raksasa dua minggu yang lalu, walikota langsung memutuskan untuk mengadakan perayaan malam bertabur emas. Meskipun itu bukanlah hal yang buruk, tetapi ia sama sekali tak bisa tidur malam itu—perayaan itu berlangsung sampai pagi. Hernandez tidak ingin kembali menghabiskan malamnya tanpa tidur.

“Hmmm.…”

Kapten kapal melipat kedua tangannya di dada, berpikir. Tampaknya dia tidak ingin rasa tidak enak di hatinya tetap tinggal, padahal Hernandez sama sekali tidak keberatan. Lagipula, ia datang ke kota pelabuhan barat karena harus mengecek beberapa hal yang berhubungan dengan tugasnya sebagai anggota Deus Guardian; mereka sama sekali tak perlu berterima kasih atau memberikan sesuatu padanya.

“Begini saja,” ucap Hernandez, menarik perhatian kapten kapal. “Saat festival nanti, aku akan mengajak beberapa rekanku ke sini, aku harapkan Kapten mempersiapkan hidangan terbaikmu untuk kami. Bagaimana?”

“Ooohhhhh!” seru sang kapten tiba-tiba dengan semangat berapi-api. “Akan kusiapkan hidangan kraken terbaikku untuk Tuan Hernandez dan rekan-rekannya, akan kupastikan itu akan jauh melampaui masakan siapapun yang ada di dunia ini. Mwahahaha….”

Hernandez tak bisa menahan dirinya untuk tidak ikut tertawa saat mendengar tawa keras sang kapten. Ia tentu saja bisa memasak, tapi tiada yang dapat mengalahkan rasa makanan yang disiapkan orang lain secara khusus. Karenanya, ia akan memastikan untuk menghadiri Festival Kraken. Terlebih lagi, festival itu diadakan seminggu lagi, ia bisa menggunakan waktu kosongnya untuk mengundang Minner dan yang lainnya.

“Akan kupegang kata-katamu itu, Kapten.”

Perkataan Hernandez itu terucap bersamaan dengan melajunya kapal dengan kecepatan tinggi ‒ semangat awak-awak kapal untuk segera kembali ke kota sangatlah terasa.

Ch.2 — Retsu Vermillion

Emiliel Holy Kingdom adalah kerajaan manusia pertama yang ada di Islan.

Itu didirikan hampir seribu tahun yang lalu oleh Fie Axellibra.

Namun, sang nephilim tidak menjadikan dirinya sebagai ratu. Dia mengangkat sepasang suami istri dari sekian banyak pengikutnya sebagai raja dan ratu.

Kendati begitu, meskipun sang nephilim tidak ikut andil dalam pemerintahan mereka, dia tetap berada di puncak tertinggi hirarki Emiliel Holy Kingdom. Apapun keputusan yang dibuat oleh kerajaan, jika Fie Axellibra tidak setuju, mereka otomatis akan membatalkan keputusan tersebut.

Dan sebagai perwujudan dari status sang nephilim yang berada di atas semuanya, seorang raja/ratu penerus tahta akan dia lantik secara langsung. Karenanya, di Emiliel Holy Kingdom, putra atau putri mahkota tidak lantas punya kesempatan tinggi menduduki tahta; setiap anak raja harus mendapatkan dukungan sang nephilim jika ingin menguasai kerajaan.

Kerajaan yang bertempat di sisi terutara Benua Islan itu awalnya hanya terdiri atas satu kota, tetapi sekarang telah berkembang pesat menjadi tujuh kota: satu kota besar dan enam kota kecil.

Kota terbesar dari semua kota itu, Axellibra, terletak di jantung kerajaan suci tersebut. Bukan saja populasinya mendekati angka satu juta jiwa, tatanan kota dan infrastruktur mereka sudah jauh lebih dari pantas untuk menjadikan Axellibra sebagai ibukota. Sementara itu, keenam kota kecil lainnya—Ephron, Carmel, Eden, Abilene, Canaan, dan Sheba—mengelilingi Axellibra seperti halnya formasi bintang segi enam.

Dari keenam kota kecil itu, Eden adalah yang paling terkenal dengan keindahan alamnya.

Seperti halnya namanya yang merujuk pada nama sang dewa, Edenia, Kota Eden bisa dikatakan menjadi kota surgawi dari semua kota di seantero Islan. Tidak ada menara-menara atau bangunan-bangunan tinggi di kota itu, jalanannya pun tiada yang berbata ‒ semuanya terbuat dari marmer putih yang indah. Kota tersebut dipenuhi taman bunga dari berbagai jenis dan beragam warna. Di dalamnya terdapat pula air terjun buatan yang setiap harinya silih berganti dari mengalirkan madu, susu, hingga nektar bunga alami. Pepohonannya pun begitu lebat, dan hampir semuanya dipenuhi buah beraneka rasa yang menggugah selera.

Kota Eden adalah kota dengan penduduk yang paling sedikit dibandingkan kota-kota lainnya, hanya terdiri dari beberapa ribu penduduk tetap. Namun, tiada seorang pun dari para penduduk itu yang hidup dalam kepayahan. Semuanya makmur dan sejahtera. Jika mereka tidak memiliki uang, mereka tinggal datang ke kantor walikota untuk meminta pekerjaan. Jika mereka lapar saat tak punya uang, terdapat tempat makanan gratis yang bisa dijumpai, mereka bisa makan sepuasnya dan bahkan boleh dibawa pulang. Bila rumah mereka rusak tetapi tak punya uang untuk memperbaiki, terdapat tempat tinggal sementara gratis bagi siapapun. Mereka boleh tinggal selama mereka mau sampai punya cukup uang untuk memperbaiki rumah. Bahkan, mereka tidak perlu memperbaikinya sendiri, mereka hanya perlu mendatangi walikota dan esok harinya rumah mereka pasti sudah dibenahi.

Eden adalah kota impian yang diinginkan oleh setiap pecinta kedamaian. Di dalamnya tidak pernah terjadi kasus kejahatan. Jika terjadi konflik antar warga, semuanya selalu dapat diselesaikan secara damai. Bahkan, setiap warga menganggap sesama mereka sebagai saudara. Itu adalah tempat di mana setiap orang bisa tersenyum tanpa perlu merisaukan apapun. Itu adalah tempat yang hanya dipenuhi oleh kedamaian dan kebahagia. Itu adalah kota impian ‒ sebuah surga kecil di tengah-tengah dunia fana.

Di salah satu rumah besar dengan halaman yang luas di kota tersebut, seorang wanita berusia dua puluh satu tahun sedang duduk bermeditasi di atas sebuah batu berpermukaan datar di halaman belakang.

Dia memiliki rambut panjang seputih salju yang lembut dan indah ‒ rambut tersebut ia biarkan tergerai tetapi ujungnya dia ikat dengan pita berwarna emas. Poninya ia buat rata dengan alis, sementara jambangnya yang menyentuh pundak ia biarkan membingkai wajah jelitanya dengan sempurna.

Namanya Retsu, Retsu Vermillion. Ia memiliki kulit putih sehat nan mulus dengan struktur wajah yang membuat para wanita iri dan para pria terpesona.

Retsu mengenakan baju elegan terusan sebetis, tetapi dari pinggang ke bawah terbagi menjadi empat bagian dengan bagian depan lebih pendek dari ketiga sisi lainnya—dan setiap sisi tersebut berlapiskan adamantite murni. Baju berlengan panjang tersebut berwarna abu-abu, tetapi untuk bagian depannya berwarna hitam legam. Retsu melapisi bajunya dengan zirah adamantite yang melindungi tubuhnya dari bahu, lengan atas, hingga perut. Terakhir, wanita berparas jelita itu memakai sarung tangan abu-abu yang di punggung tangan dan lengan bawahnya terlapisi adamantite tipis.

Untuk bawahannya, Retsu mengenakan celana karet hitam sepaha sebagai pelapis dari legging berwarna abu-abu yang memeluk kedua kaki jenjangnya. Sementara itu, kakinya dibaluti sepatu zirah yang juga terbuat dari adamantite. Sepatu yang sepaket dengan baju zirah yang Retsu kenakan itu meninggi sampai bawah lututnya.

Secara keseluruhan, Retsu terlihat seperti kesatria sempurna, tetapi pada saat yang bersamaan dia bisa disalahkenali sebagai putri, atau bahkan malaikat tak bersayap.

Mata Retsu terbuka secara tiba-tiba saat persepsinya merasakan keberadaan seseorang. Iris amber indahnya lantas mendapati seorang wanita berpakaian serba hitam khas biarawati dengan senyum ramah keibuan di bibir. Namanya Lyra, dia pengantar pesan Pope Gramiel kepada anggota Deus Guardian.

“Aku kira aku memiliki waktu istirahat selama tiga hari…?”

“Maaf mengganggu waktu istirahat Anda, Nona Retsu, tapi saya hanya ingin menginfokan bahwa Anda diharuskan berada di Deus Holy Church pada 4 May nanti. Selain itu, Pope Gramiel ingin memperkenalkan Anda secara langsung kepada anggota Deus Guardian yang lain.”

“Hm, bukankah aku baru akan diperkenalkan kepada yang lain setelah enam bulan? Ini baru bulan keempat aku menjadi bagian dari Deus Guardian.”

“Pope Gramiel merasa itu tak perlu. Lagipula, itu akan menjadi pertemuan penting, lebih baik jika semuanya bertemu dan mengenal Anda secepat mungkin, sehingga ke depannya kalian bisa bekerja sama dengan baik.”

Retsu mengangguk mengerti. Jika Pope Gramiel telah memutuskan demikian, ia tidak perlu mempertanyakannya.

“Apa Anda ingin saya teleportasikan ke sana pada hari tersebut, atau Anda ingin pergi sendiri?”

Retsu tersenyum tipis. “Aku tidak ingin merepotkanmu,” katanya, “aku akan pergi sendiri. Lagipula, aku suka menempuh perjalanan jauh. Terlebih lagi, dalam perjalanan aku akan bisa memastikan keamanan para penduduk.”

“Baiklah kalau begitu. Saya mohon undur diri dulu. Sampai jumpa di sana, Nona Retsu.”

Retsu mengangguk. “Aku akan melihatmu di sana, Nona Lyra,” ucapnya, dan detik berikutnya wanita berpakaian biarawati itu pun menghilang dari hadapan Retsu.

Retsu memandang tempat sebelumnya Lyra berdiri selama beberapa saat, sebelum kemudian ia kembali memejamkan kedua mata, menyembunyikan sepasang iris amber indah yang memancarkan pesona.

Sedetik kemudian, tubuhnya seketika dibaluti api hitam yang menyala menjilat-jilat udara. Tetapi uniknya, tiada satu pun yang api hitam itu telan. Bahkan dedaunan yang secara kebetulan tertiup ke sana pun tidak lenyap, mereka melewati api hitam seolah-olah api hitam tersebut tidak ada.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!