NovelToon NovelToon

Bukan Sugar Daddy

Ch 1 Ganti Rugi

Seorang pria tampan berdarah campuran tampak baru saja memasuki gedung perkantoran miliknya sendiri. Pria itu baru saja mengadakan meeting dengan salah satu kliennya. Namun sejak keluar dari mobil hendak menuju ruangannya, Moreno Fazza Hadiata yang akrab dipanggil Reno sedang tampak sibuk berbicara dengan seseorang melalui sambungan telepon.

Reno berhenti sejenak dan duduk di sofa yang ada di lobby kantor. entah apa yang sedang dibicarakan dan dengan siapa ia berbicara. raut wajahnya pun sesekali tampak berkerut, lalu tangan kirinya memijit pelipis.

Sedangkan si sekretaris yang selalu menemani meeting juga ikut duduk di sofa menunggu bosnya selesai bicara. Yoga juga sedang sibuk dengan Macbook di tangannya. berbeda dengan Reno, Yoga saat ini tampak menyunggingkan senyumnya kala membaca email dari salah satu perusahaan yang hendak bekerjasama dengan perusahaan Reno.

Yang membuat Yoga tersenyum adalah jika bosnya menyetujui kerjasama itu, sudah dipastikan perusahaan akan mendapat keuntungan berkali lipat. Keuntungan yang lebih besar daripada bekerjasama dengan peerusahaan lain.

Sejenak Yoga melirik bosnya yang belum selesai bertelepon ria. Sedangkan perusahaan itu butuh secepatnya balasan dari Reno apakah setuju atau tidak. Walau tanpa ditanya, pasti Reno akan setuju. Hanya saja Yoga harus tetap memberitahukan itu semua pada bosnya.

“Tuan, perusahaan Tuan Alteza mengajukan proposal kerjasama dengan anda.” Ucap Yoga saat melihat Reno baru saja memasukkan ponselnya ke dalam saku jasnya.

Kedua pria itu berdiri dan melanjutkan langkahnya menuju lantai tujuh dimana ruangan Reno berada.

Tangan Reno memegang Macbook yang baru saja diberikan oleh Yoga. Dia berjalan sambil membaca email itu. Reno sungguh tidak menyangka akan mendapatkan tawaran kerjasama dari perusahaan yang lebih besar dari perusahaannya. Dan sudah bisa dipastikan keuntungannya juga pasti sangat besar.

“Baiklah, aku sangat setuju. Sekarang juga kirim balasan email pada Tuan Alteza kalau aku setuj-“

Brukkk

Pyarrrr

Tiba-tiba saja Reno merasakan tubuhnya begitu berat saat baru saja ada seseorang yang jatuh menimpanya. Seorang perempuan cantik dengan aroma parfum yang begitu menenangkan hati. Namun Reno hanya merasakannya sekejap, setelah dia baru tersadar kalau Macbook dalam geggamannya tadi jatuh dan pecah akibat ulah perempuan yang kini berada di atas tubuhnya.

“Berengsek!!! Apa-apaan kamu hah?” umpatnya dengan wajah memerah lalu menghempaskan tubuh perempuan itu begitu saja.

Sedangkan perempuan itu hanya mengaduh kesakitan saat tubuhnya dihempaskan di lantai. Dan tak lama kemudian datang seorang perempuan yng berjalan tergesa-gesa.

“Bi, kamu nggak apa-apa? Apa yang terjadi?” tanya seorang perempuan yang begitu panik saat melihat Abi dalam posisi yang tidak baik-baik saja.

“Hei siapa kamu? Kamu temannya perempuan sialan itu? Perempuan yang tak punya sopan santun dengan seenak jidatnya main dorong orang. Dan apa kamu tahu, karena ulahmu, perusahaanku harus kehilangan uang milyaran rupiah? Aku nggak mau tahu, kamu harus bertanggung jawab untuk ganti rugi atas semuanya.” Umpat Reno sambil menunjuk perempuan yang baru saja ia hempaskan ke lantai.

Yoga tampak diam saja tidak berani ikut menyela di saat bosnya sedang marah besar. Karyawan yang kebetulan sedang melintas pun sama sekali tidak berani menatap ke arah keributan itu. Mereka lebih memilih amannya saja jika sang bos besar sedang marah.

Sedangkan kedua perempuan yang kini sudah berdiri di hadapan Reno tampak menundukkan kepalanya ketakutan.

“Maafkan teman saya, Tuan.” Ucap perempuan yang baru saja datang itu.

“Hei! Yang salah temanmu, kenapa kamu yang meminta maaf? Kamu siapa dia?” tanya Reno dengan suaranya yang masih bernada membentak.

“Saya asisten Nona Abigail. Model produk skincare di perusahaan, Tuan.” Jawab perempuan yang bernama Davira.

Sedangkan si pembuat salah masih saja menundukkan kepalanya karena takut.

“Mulai sekarang kamu bukan lagi asistennya. Kamu nggak pantas menjadi asisten seorang model yang tak beratitude seperti dia. Pergilah sekarang juga! dan kamu, ikut aku! kamu harus ganti rugi atas semuanya.” Ucap Reno lalu menarik tangan Abigail dengan kasar dan memasuki lift yang akan membawanya menuju ruangannya.

Di dalam lift, Reno tak sekalipun melepas genggaman tangannya pada Abigail. Sedangkan si tersangka juga tak bisa berkutik sama sekali.

Ting

Reno keluar dari lift dengan berjalan tergesa sambil menarik tangan Abigail. Yoga yang memilih naik lift berbeda juga samapi bersamaan dengan bosnya. Kemudian dia ikut masuk ke dalam ruangan bosnya.

Abigail berdiri tepat di samping Reno yang sedang duduk sambil mengendurkan dasinya. Amarahnya masih berkobar akibat ulah perempuan sialan yang berprofesi sebagai model itu.

“Yoga, cepat lakukan tugasmu!” titah Reno pada Yoga.

Yoga mengangguk lalu mengotak-atik ponselnya. Tak lama kemudian dia membacakan laporan hasil pencariannya pada Reno.

“Nona Viana Abigail. Model produk skinkare di perusahaan Tuan yang baru seminggu lalu menandatangani kontrak. Dan dalam rekaman cctv, terlihat jelas kalau Nona Abigail berlari tergesa dan mendorong anda hingga terjatuh.” Yoga menjelaskan Panjang lebar lalu memberikan bukti rekaman itu.

“Itu tidak benar, Tuan!” Abi memberanikan diri mendongakkan kepala dan berbicara pada Reno.

Sejenak kedua pasang mata itu saling bersitatap. Namun tak lama kemudian Abi kembali menundukkan kepalanya.

“Kamu mau mengelak seperti apa lagi? buktinya sudah nyata. Kamu harus mempertanggung jawabkan semuanya. Kamu harus ganti rugi atas semuanya!!”

“Tapi, Tuan! Saya bisa menje-“

“Diam!” bentak Reno hingga membuat Abi kembali terjingkat.

.

.

.

*TBC

Jumpa lagi dengan author Dee_K dengan judul karya baru. Jangan lupa masukkan ke rak bacaan kalian ya! Tinggalkan jejaknya berupa like, komen, dan vote sebanyak-banyaknya...

Happy Reading‼️

Ch 2 Menjadi Istri

“Sekarang kamu pilih, kamu mau ganti rugi dengan membayar denda dan hukuman penjara seumur hidup atau menjadi pelayan tanpa digaji?” ucap Reno.

Abi benar-benar tidak mengerti. Kenapa hari ini sangat sial baginya. Dia dituntut harus ganti rugi dengan hanya melakukan kesalahan kecil. Eh tunggu, apakah Macbook yang pecah itu yang membuatnya harus mengganti semuanya. Mengapa tidak mengganti dengan Macbook baru saja. kenapa harus dengan cara seperti ini.

“Maaf, Tuan. Jika kesalahan saya hanya karena Macbook anda yang saya pecahkan, saya akan menggantinya yang baru.” Ucap Abi.

Reno benar-benar tidak habis pikir dengan jalan perempuan di hadapannya itu. Dia pura-pura bodoh atau memang benar-benar bodoh.

“Nona Abigail, dalam Macbook itu ada kontrak kerjasama Tuan Reno dengan perusahaan besar. Dan akibat ulah anda, kontrak kerjasama itu melayang begitu saja dan otomatis perusahaan kehilangan uang milyaran rupiah.” Yoga berusaha menjelaskan.

“Tapi, kerjasama itu hanya batal kan? Dan belum terjadi kesepakatan. Jadi harusnya Tuan Reno tidak mengalami kerugian sama sekali. Bagaimana jika anda meneyetujui kerjasama itu tapi nya-“

“Cukup!!! Ternyata kamu banyak bicara. Yoga cepat jebloskan dia ke dalam penjara dan tuntut ganti rugi dengan denda sebanyak-banyaknya.” Sahut Reno dengan cepat.

Abi sangat ketakutan. Dia memohon pada Reno agar tak menjebloskannya ke dalam penjara. Dia benar-benar takut.

“Ampun, Tuan! Jangan jebloskan saya ke dalam penjara!” pinta Abi sambil memegang kuat tangan Reno.

Sekali lagi Reno menghempaskan tangan Abi dengan kasar.

“Baiklah! Itu tandanya kamu lebih memilih menjadi pelayan tanpa digaji. Sekarang pergi dari ruanganku sekarang juga! tunggu telepon dari Yoga untuk menandatangani surat perjanjian dariku.” Ucap Reno.

Abigail pun segera keluar dari ruangan Reno. Ruangan yang telah membuatnya sesak. Kini ia bisa bernafas sedikit lega, lalu memilih pulang ke apartemennya.

Sementara itu Reno kini kembali memijit keningnya yang berdenyut. Pria berusia tiga puluh sembilan tahun itu benar-benar pusing dengan kejadian baru saja yang menimpanya. Dan Reno merasakan kalau hari ini adalah hari paling sial sepanjang sejarah hidupnya.

Setelah mendapat kabar ada masalah dengan perusahaan cabangnya yang ada di luar negeri, disusul lagi kabar buruk dengan gagalnya kerjasama dengan perusahaan besar milik Tuan Alteza. Dan penyebabnya adalah seorang model yang melakukan pemotretan di perusahaannya.

Reno menghubungi karyawan bagian divisi pemasaran dan periklanan untuk menanyakan tentang model yang sedang menjalani kontrak kerjasama dengan perusahaannya. Dan ternyata benar bahwa Viana Abigail adalah model yang sedang naik daun dan sedang menjadi rebutan para parusahaan.

Reno membaca semua data diri model itu. Usianya yang masih sangat muda yaitu dua puluh tiga tahun, namun karirnya begitu cemerlang.

“Sepertinya bukan ide yang buruk jika dia tadi menolak dijebloskan ke dalam penjara. Setidaknya aku masih bisa menahannya terus di sini untuk membuat perusahaan semakin berkembang pesat.” Gumamnya licik.

Tak lama kemudian Reno memanggil Yoga yang sedang sibuk membuat surat perjanjian untuk Abigail. Dia akan menambahkan beberapa poin penting agar model itu tidak bisa berkutik lagi.

“Tambahkan poin yang aku sebutkan tadi dan letakkan pada urutan nomor satu.” Perintah Reno.

Yoga ternganga dan terkejut. Namun dia juga sama sekali tidak berani membantah perintah sang bos. Lalu dia segera mengganti apa yang dikatakan oleh bosnya. Namun, dengan menambahkan poin itu menjadi nomor satu, otomatis akan mengubah semua poin di bawahnya.

“Sekarang kembalilah ke ruanganmu! Dan besok pagi hubungi Vibi agar datang ke kantor untuk menemuiku.” Ucap Reno.

“Vibi? Siapa yang anda maksud, Tuan?” tanya Yoga yang semakin bingung.

“Itu, model sialan itu. Mana ada nama Abi? Seperti nama laki-laki saja.” jawab Reno tanpa beban.

Yoga benar-benar heran dengan sikap bosnya saat ini. bisa-bisanya mengganti nama orang seenaknya sendiri.

***

Sementara itu Abi yang baru saja sampai di apartemennya langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa. Sedangkan Davira sendiri tampak baru keluar dari dapur dengan membawa segelas coklat hangat.

“Bagaimana, Bi?” tanyanya penasaran.

“Gila tuh si pria sialan. Dia mau menjebloskanku ke dalam penjara dan meminta denda uang.” Jawab Abi sambil menyeruput coklat hangat buatan asistennya.

“Apa? Lalu bagaimana dengan nasibku jika kamu masuk penjara, Bi?” tanya Davira terkejut.

Abigail benar-benar kesal dengan perempuan yang menjadi asisten pribadinya itu. Bukannya prihatin dengan nasibnya, justru memikirkan nasibnya sendiri.

“Pergi saja sana! Cari pria tua yang tajir melintir yang mau menjadikanmu istri mudanya.” Ucap Abigail lalu masuk ke kamarnya.

“Enak saja. aku sumpahin kamu dapat sugar daddy baru tahu rasa.” Ucap Davira yang masih didengar oleh Abigail.

Abigail tak menimpali ucapan asistennya. Yang dia pikirkan saat ini adalah tentang nasibnya ke depan. Bagaimana jika Ayah dan Mamanya mengetahui semua ini.

Arghhh

“Dasar pria tua sialan!!” umpatnya sambil mengingat wajah Reno.

Uhukkk

Reno yang saat ini sedang meneguk kopi, tiba-tiba saja terbatuk hingga kopi yang masih panas itu menumpahi bajunya.

“Sialan!!” ucapnya sambil mengibas-ngibaskan kemejanya yang basah kena noda kopi.

***

Keesokan harinya Abigail mendapat telepon dari pria yang bernama Yoga. Dia diminta untuk datang ke kantor sekarang juga menemui Reno.

Beberapa menit perjalanan, Abigail sudah tiba di kantor Reno. Dan saat ini ia sudah duduk di hadapan pria itu lalu membaca surat perjanjian yang dibuat Reno.

“Apa???” pekik Abigail saat membaca poin pertama dimana ia harus menjadi istri seorang Moreno Fazza Hadiata.

.

.

.

*TBC

Happy Reading‼️

 

Ch 3 Sosok Bidadari

“Apa-apaan ini?” umpatnya dalam hati karena ia tidak berani mengumpat langsung di hadapan pria itu.

“Cepat tanda tangani surat perjanjian itu!” Perintah Reno dengan suara tegasnya.

Rasanya Abigail seperti sedang mengalami mimpi buruk. Mimpi buruk yang pernah ia alami sepanjang hidupnya. Ingin sekali ia merobek lembaran kertas itu. Tapi percuma. Maju salah, mundur pun semakin salah.

Dengan membaca poin pertama saja, Abi sudah malas untuk membaca poin selanjutnya. “Menikah” satu kata yang saat ini menjadi momok baginya. Karena bayangannya sejak dulu adalah menikah dengan pria pujaan hatinya. Tapi sekarang justru akan menikah dengan pria yang baru pertama kali ia temui kemarin. Bahkan pernikahan itu bukan karena cinta, namun perjanjian.

Jika ia harus menikah dengan pria yang usianya sangat jauh di atasnya itu, bagaimana tanggapan kedua orang tuanya nanti. Eh tunggu dulu, bagaimana Tian? Kekasih yang sudah satu tahun ini selalu menemaninya.

“Hei, Vibi!! Dalam hitungan kelima jika kamu tak lantas menandatangani surat perjanjian itu, sekarang juga kamu akan aku jebloskan ke dalam penjara.” Bentak Reno.

“Vibi?” tanya Abi dengan wajah bingung.

“Jangan banyak tanya. Cepat tanda tangani surat itu!”

“Sebentar, Tuan! Bolehkah saya bertanya terlebih dulu. Kenapa harus dengan pernikahan untuk saya bisa menebus kesalahan itu?” tanyanya cukup masuk akal.

Reno terdiam sejenak setelah mendapat pertanyaan dari perempuan itu. Sebelumnya ia juga sudah mencari semua informasi mengenai sosok Viana Abigail yang merupakan anak dari pengusaha sukses Sean Gabriel. Perusahaan Sean yang terkenal dimana-mana membuat Reno ingin menjadikan Abi pelayannya dengan dalih pernikahan. Karena jika tidak seperti itu, Abi akan lebih mudah menggunakan kekayaan ayahnya untuk menebus kesalahannya. Dan Reno tidak mau. Dia ingin Abi membayar dengan usahanya sendiri.

“Ck, kamu kira aku tidak tahu kalau orang tua kamu mempunyai kekayaan berlimpah. Aku hanya ingin kamu membayar kerugian itu dengan usahamu sendiri tanpa melibatkan kekayaan orang tuamu.” Jawab Reno.

“Tapi, Tuan. Setidaknya jangan dengan mempermainkan sebuah pernikahan.” Jawab Abi dengan tertunduk sedih.

“Baiklah jika kamu menolak. Aku akan meminta Yoga menghubungi polisi sekarang juga. Orang tua kamu bisa mengeluarkan kamu dari penjara, tapi nama baik kamu aku tidak berani jamin.” Ucap Reno sambil meraih ponselnya dan menempelkan tepat di telinganya.

Tanpa berkata-kata lagi, Abi meraih bolpoin di atas meja itu dan menanda tangani surat perjanjian. Reno mengulas senyum tipisnya. Padahal ia hanya menggertak Abi. Entahlah, apa misi Reno di balik pernikahan itu selain menginginkan Abi menebus kesalahannya.

Selesai menanda tangani surat perjanjian itu, Abi masih tampak berpikir keras dengan bagaimana hidupnya setelah ini.

“Cepat pulanglah! Minggu depan persiapkan diri kamu untuk pernikahan kita.” Ucap Reno.

“Apa? Minggu depan?” pekik Abi terkejut.

“Hei, pernikahan itu hanya sebagai kedok. Kamu jangan menganggapnya pernikahan sungguhan. Mana mungkin aku menikahi bocah ingusan seperti kamu.” Ucap Reno dengan memandang sinis Abi.

Abi benar-benar tidak menyangka dengan pria arogan di hadapannya itu yang dengan mudah mempermainkan sebuah ikatan pernikahan.

“Baiklah. Saya akan setuju dengan permintaan anda. Tapi bolehkah saya mengajukan permintaan juga?”

“Hei, kamu jangan seenaknya sendiri.” Reno benar-benar muak dengan perempuan itu yang menurutnya mulai ngelunjak.

“Meskipun anda mempermainkan ikatan pernikahan itu, setidaknya anda bisa berpura-pura kalau pernikahan itu sungguhan di hadapan kedua orang tua saya, Tuan.”

Abi hanya tidak ingin kedua orang tuanya mengetahui hal itu. Karena Ayah dan Mamanya akan sangat murka jika anaknya mempermainkan sebuah ikatan pernikahan. Abi meminta Reno agar berpura-pura sudah lama menjalin kasih dan serius untuk melangkah ke jenjang pernikahan.

Reno tampak berpikir. Menurutnya permintaan itu sangatlah tidak sulit. Jadi tidak ada salahnya jika ia mengabulkannya.

“Baiklah. Terserah kamu saja. sekarang cepat pergi dari ruanganku.” Usir Reno.

“Saya harap, besok anda bisa menemani saya pulang ke rumah orang tua saya.” pinta Abi sebelum keluar dari ruangan Reno.

“Kamu jangan suka mengaturku!” umpat Reno tak terima.

Abi yang hendak meraih handle pintu, kini berbalik padan menghadap Reno dan menatapnya penuh permohonan.

“Sial!!” umpat Reno yang tak sanggup melihat mata Abi yang mulai berkaca-kaca.

“Baiklah. Sekarang pulanglah.” Jawab Reno dan segera memutus kontak mata dengan Abi.

Abigail berjalan keluar dari perusahaan Reno. Hari ini kebetulan tidak ada jadwal pemotretan. Ya, dia akan kembali menjalani pemotretan di perusahaan ini minggu depan. Tepatnya setelah pernikahannya dengan Reno. Karena isi dalam surat perjanjian itu, dirinya masih bisa menjalani pemotretan, namun langsung di bawah kendali Reno sendiri. Pria itu telah mencabut kontrak kerjanya dengan agensi yang selama ini menjadi tempatnya bernaung mencari nafkah. Bahkan Davira juga sudah tidak lagi menjadi asistennya.

Ting

“Bi, terima kasih atas pesangonmu yang begitu banyak. Sukses selalu ya atas karirmu selanjutnya. Dan terima kasih karena selama ini telah mempercayaiku.”

Abigail sangat terkejut membaca isi pesan dari mantan asistennya. Pesangon? Bahkan dia saja belum memecat Davira secara langsung. tapi kenapa perempuan itu mengatakan kalau sudah mendapat pesangon darinya? Apakah semua ini Reno yang melakukannya.

Pusing. satu keadaan itulah yang menggambarkan Abigail saat ini. tak lama kemudian ia menghentikan taksi untuk mengantarnya pulang ke apartemen. Beruntungnya dia tidak menyetir mobil sendiri di saat keadaannya tengah genting seperti ini.

Sesampainya di apartemen, Abi mendapat panggilan dari kekasihnya. Dia benar-benar bingung. Pasti Tian mengajaknya bertemu karena hari ini ia baru saja pulang dari perjalanan bisnisnya. Namun Abi tak menerima panggilan itu. Mungkin setelah mempertemukan Reno dengan kedua orang tuanya, dia akan menemui Tian dan mengakhiri hubungannya.

Seharian ini Abi benar-benar mager. Biasanya ia akan pergi jalan-jalan ke mall jika sedang tidak ada jadwal pemotretan. Atau kalau tidak, dia akan memenjakan dirinya dengan pergi ke salon kecantikan. Namun hari ini benar-benar membuatnya tidak bernapsu untuk melakukan itu semua. Dan yang penyebabnya adalah satu orang yang tak lain adalah Reno.

***

Keesokan harinya, seperti yang dijanjikan oleh Reno bahwa ia menyanggupi permintaan Abi. Kini Abi sedang bingung bagaimana caranya ia menghubungi Reno. Sedangkan dirinya tidak mempunyai kontak pria itu. Hanya sekretarisnya saja yang kemarin menghubunginya. Namun ia sudah menghapus riwayat panggilannya.

Tak lama kemudian terdengar deringan ponsel Abi dari nomor asing. Ragu-ragu ia menerima panggilan itu dan perlahan menempelkaannya di telinga.

“Vibi!! Mau sampai kapan aku menunggumu di bawah?” teriak suara yang sangat tidak asing di telinga Abi. Dan itu adalah suara Reno.

“Dalam waktu lebih dari lima menit kamu tak kunjung turun, aku akan membatalkan permintaan kamu.” Ancam Reno dan segera mengakhiri panggilannya.

Abigail pun segera meraih tasnya dan keluar dari unit apartemennya dengan tergesa-gesa.

“Maaf, membuat anda menunggu, Tuan!” ucap Abi sambil mengatur nafasnya.

Mata Reno benar-benar dibuat kagum dengan sosok bidadari yang sedang berdiri di hadapannya.

.

.

.

*TBC

Happy Reading‼️

 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!