NovelToon NovelToon

Tolong Jangan Takut

1.Ponsel

Malam semakin gelap seiring berjalannya waktu. Di luar rumah sedang hujan deras. air hujan seakan naik dari selokan.

Lampu memancarkan cahaya redup dalam kegelapan. Dipadukan dengan furnitur kayu ruang tamu, membuat suasana di dalam rumah sedikit suram.

ken mematikan sebagian lampu, hanya menyisakan kesuraman lembut, lalu berbalik dan kembali ke belakang dapur.

"Saya tidak berpikir hujan akan reda hari ini."

Mengambil ketel dari kompor, dia dengan lembut menuangkan kopi ke dalam cangkir. Aroma yang menyenangkan terpancar darinya. Meraih cangkir dia duduk di dekat jendela, di mana satu-satunya lampu yang tersisa, dan melihat malam di luar.

Kaca memantulkan sosok kurusnya. Rambut hitam legam, dan pakaian kasual

Saat panas dari kopi mereda, dia menyesapnya.

"Rasa kopi yang saya buat adalah yang terbaik."

[Ding~tralala kring]

[Ding~tralala kring]

Sebuah nada ponsel cukup nyaring terdengar berulang. Dari asalnya itu dari arah kamar tepatnya di dalam kotak kardus di bawah kasur.

"Nada ponsel? ponsel ku di sini tunggu, ini familiar"

Ken bergegas menaruh secangkir kopi hangat nya langsung berlari kearah sumber suara tersebut.

Setibanya di depan kamar asal suara. Ken mencoba membuka pintu kamar tersebut. Namun kamar terkunci.

"Dimana aku menyimpan kunci kamarnya? "

Ken berjalan ke arah kamar nya yang tidak jauh dari tempat saat ini berada. Membuka pintu kamar terlihat beberapa furnitur hiasan, poster video game yang terlihat mengerikan , dan nampaknya Ken penyuka genre horor.

Sebuah komputer, dan kasur berwarna hitam. Itu menghiasi kamarnya dengan nuansa suram.

"Kalau tidak salah di sini. "

Dia berjalan mendekati lemari pakaian nya. Membuka pintu lemari Ken meraba di susunan pakaian paling bawah. Dia memiliki kebiasaan menyimpan kunci apapun di bawah sebuah tumpukan barang

"Ada disini sepertinya. "

Setelah meraba tumpukan paling bawah pakaian nya Ken menemukan nya, dan dengan wajah senang menemukan barang yang dicari. ''Ah! dapat, disini rupanya"

Ken langsung bergegas menuju pintu kamar sebelum nya yang terkunci. Setibanya di depan pintu kamar Ken memasukkan kunci ke dalam lubang, dan memutar nya.

Membuka sebuah ruang usang tertutup debu dan kain putih menutup beberapa perabotan tua seperti lemari, cermin meja rias, kasur, dan hiasan lain.

Perasaan nostalgia memenuhi pikiran dan hatinya. Ken merasa perasaan rindu saat melihat beberapa perabotan merenung mengingat nya.

"Sungguh perasaan nostalgia, disini aku saat kecil sering meloncat dia atas nya. "

Ken melihat kasur tua tertutup debu dan kain putih. Tak butuh waktu lama ia mengingat tujuan nya.

menunduk ke bawah kasur Ken menjulur kan tangannya. meraih sebuah kotak kardus penyimpanan berukuran kecil berwarna coklat. Ken bangkit dari tempat nya duduk di atas kasur di dekatnya, dan membuka kotak tersebut.

Didalam kotak tersebut berisi beberapa Kenang-kenangan liontin, jam tangan, dan sebuah ponsel berjenis android smart phone berwarna hitam.

Melihat ketiga barang dalam kotak tersebut Ken memilih sebuah ponsel yang di rasa ini tujuan nya.

''Ponsel, kalau tidak salah nada dering miliknya tetapi benda ini sudah rusak selama lima belas tahun!''

"Aku sudah mencoba ponsel ini seratus kali sebelumnya, dan tidak menyalakannya. Mengapa aku memulainya sendiri hari ini? Ini milik ayah ku lima belas tahun lalu sebelum meninggal. "

''Tidak peduli bagaimana cara ku memperbaiki nya ini tidak kunjung berfungsi.''

''Apa mungkin salah dengar?"

Ken menaruh kembali ponsel hitam yang di pegang nya pada kotak penyimpanan. Bangkit dari tempat duduk nya membawa kotak berisi tiga barang tersebut, dan hendak keluar kamar berdebu.

[Ding~tralala kring]

Sebuah suara dering terdengar dari arah Kotak kardus yang di pegangan nya.

''Ini'' ucap ken dengan cepat membuka kembali kotak kardus yang masih dibawanya.

sebuah ponsel hitam yang tadinya mati menyala dengan redup.

Tak terkendali kegembiraan di hatinya, ken menggeser layar, hanya ada satu aplikasi di desktop ponsel yang gelap, dan sebuah ikon pintu berwarna merah digunakan sebagai ikon.

"Tunggu sebuah Supranatural experience?, Teknologi hitam?" ucap Ken menyadari sesuatu yang janggal.

Jika Anda dalam posisi ini, Anda mungkin memiliki detak jantung yang lebih cepat. Melihat sekeliling dan berkeringat di telapak tangan Anda.

Ken langsung mencoba bersikap tenang. Di dalam pikiran dia mulai merasa takut walaupun penyuka genre horor itu masih berbeda carita bila yang asli muncul.

Panik memikirkan apa ada pembunuh atau stalker di sekitar rumah. Menekan ikon bergambar rumah yang ada pada desktop layar utama.

Sebuah pertanyaan dengan huruf berwarna merah gelap muncul, dan sebuah kolom jawaban di bawahnya.

[Ding~Apakah anda percaya hantu atau kejadian supranatural] bagi seorang lulusan menengah akhir ilmiah mungkin ini jawaban yang sulit. Tetapi tidak untuk Ken.

Ken menyentuh kolam jawaban, mengetik kata "mungkin."

Tak berselang lama dengan jawaban yang di berikan Ken tulisan lain muncul. [Ding~apa anda ingin membuktikan kebenaran nya.]

"apa maksudnya. "

~boom.

sebuah pintu kamar yang terbuka langsung menutup dengan keras.

Ponsel hitam yang di pegang nya mengeluarkan gambar lingkaran tampaknya sebuah lingkaran pemanggil tetapi tidak tau apa yang di panggil.

Ken langsung melempar dengan keras ponsel di tangannya nya menabrak ding-ding kamar. Terjatuh dan retak namun itu tidak berpengaruh, dan dari situ sebuah tangan mirip lukisan terdistorsi dengan banyak coretan keluar dari lingkaran tersebut merayap mengeluarkan sebuah badan.

Ken dengan ketakutan lari ke pintu kamar tersebut. Mencoba mendobrak nya namun tidak bisa terbuka.

Tubuh menggigil kedinginan seluruh bulu kuduk nya berdiri karena takut. Ken melihat pemandangan mengerikan sebuah tangan terdistorsi yang keluar dari lingkaran ponsel hitam tersebut sudah mengeluarkan tubuhnya secara utuh.

Dari bentuk anatomi nya terlihat seperti seorang pria dengan banyak coretan distorsi dari sebuah lukisan.

Perlahan mendekati Ken. Di salah satu kedua tangan pria terdistorsi membawa belati berwarna gelap tertutup karat merah. tampaknya itu sering digunakan memotong sesuatu namun tidak pernah di bersihkan.

~Step.

Pria terdistorsi berjalan menjadi lebih dekat.

Tampa ragu Ken langsung memukul pria terdistorsi itu dengan lampu tidur di atas meja dekat kasur namun tidak berguna.

Melihat pria terdistorsi tersebut di depan mata nya. Mengangkat mencengkram kerah baju Ken. pria terdistorsi tersebut mengiris leher Ken, dan melempar menabrak pintu menghilang tampa jejak.

~Boom!

~Hook!

Tampaknya lemparan mahluk tersebut berhasil membuat beberapa tulang nya sedikit berpindah, atau patah.

Darah keluar dari lehernya, pakaian kaos yang tadinya putih menjadi merah gelap darah, dan lantai tertutup debu tergenang dengan darah.

Mata ken mulai sayu hilang kesadaran. Sambil memegang leher menyeret tubuhnya, berusaha memegang gagang pintu kamar berharap bisa membuka nya.

Namun banyak darah yang keluar membuat nya benar-benar kehilangan kesadaran, tubuh nya merasa dingin jantung nya perlahan berhenti berdetak dan berakhir jatuh ke lantai.

Darah menggenang seakan bergerak. memutar membentuk lingkaran yang tampak mirip lingkaran pemanggil mahluk terdistorsi yang keluar dari ponsel.

Tak berselang lama lingkaran itu bersinar. Lantai ruangan, furnitur bergetar seperti akan mau rubuh, merubah persepsi ruang dengan banyak furnitur yang tertutup kain putih.

Luka sayat pada leher Ken mulai menutup. Beberapa tulang yang sedikit bergeser mulai kembali normal. Terdengar suara nafas perlahan, jantung berdetak secara normal, disertakan matanya mulai sedikit terbuka.

Terbangun di atas lantai dingin dengan gambar lingkaran pemanggil di bawah nya. Terlihat furnitur tidak banyak berubah, hanya saja banyak lilin menyala di sekitar dengan suasana gelap, dan sunyi.

2. Nigtmare

Terbangun di atas sebuah lingkaran pemanggilan yang terbuat dari darahnya biasa digunakan untuk memanggil mahluk tertentu atau pengorbanan pada suatu sekte sesat.

Melihat sekitar Ken kebingungan di buatnya. "apa yang terjadi?"

Tampaknya Ken lupa dengan kejadian yang baru di alami karena shock. Melihat sekitar menemukan baju putihnya berlumur darah berbau amis, dan sebuah lingkaran dengan beberapa pencahayaan redup dari lilin sekitar.

Bangkit dari tempat nya melihat ponsel hitam dengan layar retak tepat di dekat nya berada. Ken memungut nya melihat seketika seakan menemukan sesuatu.

~Sing

Sebuah ingatan mengerikan sakit kepala berdenging disertakan mual benar-benar sebuah perasaan tidak nyaman.

"Jadi begitu, ini semua perbuatan ponsel ini!" Ken kembali melempar nya ke lantai dengan sangat keras. Membuat nya hancur di bagian layar. Langsung menuju pintu keluar kamar tua itu dengan marah.

Membuka pintu kamar terkejut bukan keluar melainkan sebuah pemandangan menjijikkan seakan dalam tubuh sebuah mahluk hidup. Terlihat daging merah menggeliat berlendir berbau busuk sebuah cairan yang keluar dari permukaan diding terciprat mengenai pakaian nya menjadi korosif.

Terkejut karena hal itu Ken langsung melepas membuangnya. Membuatnya dengan keadaan setengah telanjang.

[Ding~tralala kring]

Ponsel hitam yang di buang nya kembali berdering. Ken mendekati mengambilnya kembali menenangkan pikiran nya yang kacau.

''Maaf, aku melempar mu secara sengaja kalau kau yang menyeret ku di semua kejadian gila ini kau pasti punya alasan dan solusinya?'' ucap Ken menatap ponsel hitam yang sudah retak di semua layar.

[~Tuan rumah sementara ingin keluar di situasi ini? jika iya anda harus menyelesaikan prosedur tutorial nya hingga tuntas]

Mendapati sebuah tulisan merah muncul di ponsel hitam. Tampaknya ponsel ini merespon tindakannya itu yang muncul di benak Ken.

"Kalau begitu apa saja?''

[~Tuan rumah hanya perlu membuat akun, dan menyelesaikan prosedur kontrak]

Tampilan pada layar ponsel hitam berganti menjadi beberapa tahapan prosedur seperti nama, password, email, dan hal yang disukai. Terlihat seperti pendaftaran akun game online.

Ken menatap nya dengan dingin. Dia merasa setelah semua hal gila ini mengapa menjadi begini.

''Baiklah aku kerjakan.'' ucap Ken

Saat Ken ingin mengerjakan nya dia tidak bisa menyentuh kolom pendaftaran nya. Lemparan sebelum nya membuat layar rusak parah, dan Ied terdistorsi hingga mengganggu touch screen.

"Layarnya rusak bagaimana cara ku mengetik?"

Layar ponsel yang semula rusak parah mulai kembali sedia kala. Retakan layar yang rusak Ied yang terdistorsi pulih kembali.

"Ha, bisa pulih kembali rupanya! " ucap Ken sedikit terkejut.

Di kamar yang memiliki nuansa suram terasa mengerikan remang dengan penerangan lilin di setiap sudut ruangan. Terlihat seorang pria usia 25 tahun mengerjakan mengisi setiap kolom pendaftaran yang berada di ponsel.

Setelah kurang lebih 5 menit Ken menyelesaikan. Menaruh ponselnya dia merenggang kan tubuh nya yang agak kaku.

''Selesai apa selanjutnya.'' Ucap Ken menatap ponsel menunggu jawaban selanjutnya.

Tampilan berganti kembali menjadi layar utama dengan latar hitam. Terlihat tidak ada aplikasi apapun termasuk pesan kamera, atau aplikasi bawaan ponsel.

Hanya ada 1 aplikasi tepat di tengah layar utama. Aplikasi itu mengambil ikon pintu berwarna merah.

Melihat hal itu Ken menekankan nya. Layar berubah dengan beberapa tulisan, dan kolom

id lalu password terakhir login.

''Benar-benar mirip tampilan login masuk game online,'' ucap Ken mengambil ponsel itu mengisi kolom id, dan password kemudian dia menekan login.

Layar berubah menjadi merah gelap ditengah layar tertulis kata loading. Terlihat di pojok layar tertulis kata simpan atau nanti.

Ken memahami maksudnya dia menekan simpan. Loading selesai layar berubah kembali dengan hanya tertulis kata welcome.

Hanya sesaat kata welcome menghilang di sana berganti menjadi gambar avatar dengan tampilan mirip Ken, dan beberapa Keterangan di samping nya.

>Nama : Kai ken

>Umur : 25 tahun

>Status : normal

>Kesehatan : 5

>Kekuatan tempur : 5

>Mental : 5

>kemapuan : belum ada

Di pojok bagian bawah tertulis pencapaian, alat peraga, shop, tantangan, dan scene dengan gembok warna abu-abu. Namun hanya alat peraga dan tantangan yang berwarna merah tampa gembok.

Di pojok bagian paling kiri di atas avatar tertulis soul : 0, dan sebuah bar energi tertulis 1.

Ken meng-klik kata alat peraga pada layar bagian kiri pojok bawah. Di sana Jumlah total slot di saat ini adalah 10 kosong.

Memperhatikan dengan seksama Ken meng-klik ikon tantangan di sana ada 5 tantangan berbeda level:

>Nightmare bintang 1 deskripsi : sangat mudah.

>Nightmare bintang 2 deskripsi: mudah.

>Nightmare bintang 3 deskripsi : menengah.

>Nightmare bintang 4 deskripsi : sulit.

>Nightmare bintang 5 deskripsi : neraka.

Ken memperhatikan dengan serius sebuah notifikasi dengan warna merah muncul.

[Ding~untuk saat ini disarankan mengambil Nightmare bintang 1]

Ken memainkan banyak game mobile di waktu luangnya. Dia dengan cepat mempelajari aturan permainan-penyelesaian tugas akan mempengaruhi pengembangan. Namun bila ada notifikasi peringatan berarti memiliki resiko tinggi.

"Baiklah aku pilih nightmare bintang 1, tapi aku mau menelpon seseorang mungkin aku sudah lama disini. "

Ken teringat dia merasa sudah lama di tempat suram, dan mengerikan. Mungkin sudah mengambil 1 setengah hari liburnya.

Ken mengeluarkan ponsel milik nya di kantung kiri celananya, membuka layar kunci ponsel bersiap mencari nomor telpon.

Meng-klik ikon kontak pada layar utama ponsel Ken menggeser kebawah. Setelah beberapa saat mencari dia menemukan nomor yang ingin di telpon.

"Kenapa tidak ada jawaban apa pulsa ku habis, atau mungkin."Ken langsung melihat bar sinyal di sana tertanda tidak ada sinyal.

"benar saja sinyal nya hilang! " ucap Ken dengan kesal.

[Ding~ingin memberi tahu ini bukan dunia tuan rumah kenal, apa tuan rumah sudah siap menyelesaikan tutorial, yaitu tugas pertama] sebuah nada, dan notifikasi muncul di ponsel hitam.

Ken melirik di atas kasur tempat dia menaruh ponsel hitam.

"Tidak tunggu aku pakai baju dulu. " ucap Ken dengan cepat.

Ken bergegas ke lemari tua di dekat nya, memilih baju lama milik ayah nya yang seukuran nya. Setelah memilih dia menentukan pakaian kemeja warna merah berpikir mungkin saat menjalankan tutorial nanti akan terluka.

Memakai baju yang dipilihnya Ken mengambil ponsel hitam. Meng-klik ikon tantangan, dan memilih nightmare bintang 1. Ruang suram, dan mengerikan bergetar cukup kuat merubah persepsi ruangan .

"Sudah ku pilih nightmare bintang 1 selanjutnya apa?"

Sebuah notifikasi muncul pada ponsel hitam di tangannya. Sebuah pesan muncul memberitahu langkah selanjutnya.

[Ding~anda hanya perlu meng-klik scan pada aplikasi di sana lingkaran, lalu arahkan pada pintu klik lingkaran ]

Ken melakukan apa yang di perintahkan, meng-klik nya sebuah flass ambil gambar muncul pintu di depan nya retak. Sebuah getaran kembali muncul kali ini lebih kuat dari sebelumnya. Ken kehilangan keseimbangan jatuh Kepala nya terbentur.

~Duk

Sambil bangun Ken duduk mengusap kepalanya yang terbentur saat jatuh.

"aduh sakit!"

Sebuah benjolan kecil muncul di kepala Ken. Memikirkan belum mulai misinya sudah celaka bagaimana selanjutnya nanti.

Bangkit dari tempat duduk nya Ken menuju pintu keluar kamar. Membuka sebuah tempat yang sangat berbeda di depan matanya. Matanya melebar tidak percaya apa yang dilihat. Merasa bukankah ini terlalu tidak normal itu menurut pandangan orang normal bagi Ken itu bisa saja terjadi.

Karena pengalaman sebelum nya, dan dia penyuka genre horor dia cepat beradaptasi. Merasa bila panik dia tidak akan menemukan petunjuk apa-pun.

Terlihat sebuah gang sempit didepan, dan tangga di bawah pembatas pintu. Ken melihat sekitar menemukan tempat sampah yang penuh di samping nya.

"Jadi ini dimana?"

Sebuah notifikasi muncul pada ponsel hitam yang saat ini dipegang seperti biasa tulisan berwarna merah tertulis di sana.

[Ding~selamat datang di tantangan nightmare bintang 1]

[Ding~cerita sedang dimuat, harap menunggu]

[Ding ~ Tolong di ingat ini bukan dunia host]

3. Killer street murder

Ken melihat sekitar di tempatnya berada memeriksa apakah ada clue di sekitar. Tidak menemukan apapun Ken maju memasuki gang sempit, bau, dan gelap. Dilihat dari kondisinya itu tidak terurus karena gelap malam dia sulit melihat sekitar.

Melihat apa ada penerangan sekitar dia ingat ponselnya seperti nya terjatuh saat dia jatuh terbentur tadi.

Ken berbalik ingin mencari ponsel nya yang jatuh di kamar tadi. Menyentuh gagang pintu tempat dia keluar saat membuka persepsi tempat sudah berubah.

Terlihat tumpukan kardus bekas, beberapa sudah sobek kain pel, lantai yang kotor.

Berbeda dengan kamar bekas orang tuanya yang tampak kotor namun memiliki beberapa furnitur penghias kamar.

''Ya, ini sering terjadi saat memasuki ruang baru dalam permainan, atau game horor, '' ucapan ken dengan nada datar sedikit kesal dengan pengaturan nya.

[Ding~ Tralala ]

Sebuah notifikasi muncul pada ponsel hitam. Ken mengangkat tangan sepinggang melihat notifikasi yang muncul mungkin bisa menjadi clue.

[Ding~ Berhasil, cerita sudah dibuat menghasilkan judul killer street murder

~Tugas anda melindungi survivor

~Tugas utama mencari ending setiap ending mempengaruhi cerita, tentu saja hal yang anda dapatkan juga

~Total ending yang bisa di cari good ending, bad ending, dan normal ending]

[ Ding~ Mendapatkan paket pemula apa ingin di gunakan sekarang?]

"Huh?"

...----------------...

Di sudut gang sempit. seorang investigator berpakaian rapih dengan penuh perhatian berkomunikasi dengan pemimpin tim .

“Kapten, korban lain muncul! Waktu hampir habis! Kapan aksinya akan dimulai?”

"Jika ini terus berlanjut, semakin banyak orang yang tidak bersalah akan dikorbankan!"

Alex Murphy bersembunyi di sudut restoran, memperhatikan seorang gadis berjalan di gang sempit, dengan sungguh-sungguh melapor kepada atasannya.

Dia mengenakan headset wireless yang dibuat oleh Psikis Sifat Kelas- C, yang dapat mewujudkan transmisi pikiran.

Percakapan ini seperti menggunakan telepati, hampir tidak memiliki suara.

Dan tujuan misi Alex kali ini adalah paranormal kelas D yang menyamar, dan mengintai di kegelapan jalan sempit.

Sebagai penjahat kepribadian anti-sosial murni, dia telah melakukan kejahatan hanya untuk satu tujuan, dan itu adalah untuk memuaskan keinginan nya sendiri.

Mengintai, teror, bunuh.

Hanya dalam satu minggu, belasan nyawa atau lebih telah jatuh ke tangan nya.

Setidaknya itulah deskripsi laporan yang di dapat dari investigasi.

Dan Alex Murphy, sebagai anggota tim operasi keamanan khusus, dikirim untuk bertindak sebagai agen rahasia untuk operasi ini karena kemampuan kamuflasenya yang unik.

Suara pemimpin tim datang : “Hati-hati, jangan khawatir, kali ini kemampuan lawan diperkirakan sangat tidak biasa, para ahli masih menganalisis. Jika Anda bertindak membabi buta sekali, kemungkinan target lebih menggila. ”

Alex menarik napas dalam-dalam: "Aku mengerti ..."

Dia menatap memperhatikan jejak disekitar, yang mungkin menjadi petunjuk munculnya target.

Saat memperhatikan sekitar Alex melihat Ken keluar dari sebuah pintu di salah satu gang sempit, gelap dan suram.

'Sial... Apakah orang lain yang tidak bersalah akan dikorbankan?'

...----------------...

[Ding~ Mendapat paket pemula apa ingin digunakan sekarang?]

''Tentu, gunakan sekarang!''

Ken menyentuh kotak kado dari pesan pemberitahuan ponsel hitam. Meng-klik nya mendapat kan beberapa item dan senjata khusus.

[Ding~anda mendapatkan:

>Sacrifice dagger deskripsi : Beri makan darah untuk menjadikan lebih tajam

Klasifikasi : senjata tajam

Opsi tersembunyi : belum aktif

>Soul orb 4 buah deskripsi : Menjadi alat tukar barang pada toko, dan alat mengupgrade

Klasifikasi : Sejenis uang

>Pain killer 3 pill deskripsi : Obat penghilang sakit berkerja 2 menit.

Klasifikasi : Obat]

[~Semua tersimpan dalam kotak alat peraga, klik jika ingin menggunakan]

Perhatian Ken tertuju pada belati yang didapat. Dia merasa familiar dengan bentuk nya. Karena penasaran dia meng-klik nya, mengeluarkan dari alat peraga.

Belati berwarna hitam tertutup karat merah muncul didepan tepatnya di atas layar ponsel. Melihat dari dekat menyadari itu belati yang di pakai mahluk distorsi saat menyayat lehernya.

"I- ini bukan kah belati waktu itu, kenapa jadi milik ku? apa mahluk itu tidak akan mencarinya ya?" tanya Ken dengan khawatir.

"Sudahlah, sebaiknya selesaikan misi ini dulu."

Ken mulai berjalan menelusuri gang sempit selebar 3 langkah orang dewasa. Melihat apakah ada hal yang bisa di jadikan petunjuk mendapatkan ending.

"Kya ! "

Suara jeritan seorang gadis terdengar Ken langsung berlari. Terus berlari menyusuri jalan mencari asal suara tadi.

Tiba Ken melihat seorang pria berbaju hitam memegang pisau menyodorkan pada seorang gadis berambut hitam panjang berumur 15 tahun mengenakan piyama tidur. Berpikir kenapa ada gadis ada di jalan mengerikan ini.

"Yah, biarlah semua bisa terjadi dalam skema game horor manapun. "

"Ah, tetapi coba ku scan mungkin itu targetnya," ucap Ken bersembunyi di balik tempat sampah.

Ken mengangkat ponsel hitam menggunakan scan yang ada pada aplikasi ponsel hitamnya. Dia terkejut dengan penjelasan yang muncul.

[Ding~Charles Alastor deskripsi : Pembunuh gila, sudah membunuh lebih dari 10 korban semuanya wanita

Ras : Mendekati ghoul

Hobi : Mengintai, meneror, membunuh

kemampuan spiritual : Shadow manipulasi]

[Ding~Kaliya Cecilia deskripsi : Seorang korban tak bersalah

Ras : Manusia

Hobi : Mendengar musik

kemapuan spiritual : Tidak ada]

''Tolong.''

Perhatian ken langsung tertuju pada pria berbaju hitam itu. Pria itu hendak memotong urat nadi pada lengan gadis remaja di depan nya.

Ken berlari yang sebelum nya dia menemukan sebuah bata di jalan. Mengangkat nya lalu menghantam dengan keras pada pria berbaju hitam itu.

~Buak

Namun usaha yang sia -sia pria itu tidak jatuh sesuai harapannya. Pria itu memukul tubuh Ken terlempar sangat jauh.

~Boom

Saat pria itu berbalik merasa seperti nya pria bodoh yang memukul nya sudah hilang. Namun gadis remaja itu sudah kabur mengambil sedikit kesempatan yang di buat Ken.

"Hehehe"

Pria itu menjilat pisau nya, tersenyum dengan menjijikkan berjalan mengejar gadis remaja itu.

...----------------...

''Kenapa, kenapa aku berada disini?''

Gadis itu berlari ketakutan. Sebelum nya dia ingat ada di kamar nya, bersandar di kasur penuh kenyamanan.

Tiba- tiba dia merasa mengantuk dan tertidur. Saat bangun karena merasa tempat tidak nyaman, dan berbau dia berpindah di tempat bukan kamarnya.

Menyusuri lorong gang sempit berbau, kotor, dan gelap. secara tiba- tiba dikejutkan oleh oleh pria berbaju hitam menyodorkan pisaunya.

Menarik pergelangan tangan, seperti ingin melukainya. Sesaat melihat pria misterius dibelakang pria berbaju hitam memukul nya dengan bata dengan keras.

Dia langsung mengambil kesempatan melarikan diri saat itu. Berlari terus berlari menyusuri gang sempit yang misterius tidak kunjung melihat celah keluar dari sana.

"Kenapa, kenapa semua terlihat sama?"

"Ini dimana?"

Berhenti gadis itu terlihat kehabisan nafas karena terus berlari dengan 1 garis lurus namun tidak menemukan jalan besar. Hendak beristirahat sejenak pria berbaju hitam menyusul nya tepat di belakang mendekap mulutnya.

Gemetar, ketakutan, panik itu yang dirasakan nya. Pria berbaju hitam itu mengeluarkan pisau nya kembali hendak mengiris pipinya.

~Dor.

Suara ledakkan pistol, peluru mengenai tangan berbaju hitam, menegang luka pada lengannya dia melihat targetnya lari.

~Roar.

Mengaum dengan marah melihat tergetnya di bawa kabur oleh pria berbaju rapi, benar pria itu adalah Alex yang sudah mengintai dari kejauhan melihat kejadian.

"Si-siapa kau," ucap gadis remaja itu.

Alex memegang tangan gadis itu menjawab : "Alex Murphy dari departemen khusus insiden paranormal fenomena."

Membawa gadis itu lari menjauh dari pembunuh yang menjadi targetnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!