NovelToon NovelToon

SENANDUNG LARA (PEMILIK HATI SANG MAFIA)

01

Lara berjalan pelan memasuki rumahnya yang sudah gelap gulita. Takut menganggu Ayahnya yang sudah terlelap atau mungkin Ayahnya yang akan meminta uang padanya.

Hari ini Lara pulang tidak membawa uang karena ditengah jalan uangnya di rampas oleh preman jalanan yang mencegatnya.

Beruntung hanya uang yang di ambil oleh para preman itu, tadinya preman yang mencegatnya bahkan ingin memperkosanya namun Lara berhasil kabur.

Setiap hari Lara bekerja sebagai buruh tukang cuci di warung makan pinggir jalan dekat gang rumahnya, hanya itu yang bisa Lara lakukan untuk mencari nafkah karena dirinya yang harus putus sekolah tiga tahun yang lalu.

Langkah kaki Lara harus terhenti saat dirinya baru sampai di depan pintu kamarnya dan tiba tiba lampu rumahnya menyala.

Ayahnya sudah berdiri di samping saklar lampu bersama seorang wanita bernama May, kekasih Ayahnya yang memang sering menginap dirumahnya.

"Uang."

Roy sang Ayah mengatungkan tangan nya meminta uang pada Lara yang menunduk takut.

"Uang!" sekali lagi Roy meminta dengan nada keras.

"Maafkan Lara Ayah..."

May tersenyum sinis, "Dia pasti tidak membawa uang. huh aku buang buang waktu berada di sini."

May melangkahkan kaki ingin pergi namun Roy menahan tangan May, "Sayang, tunggu dulu."

May melepaskan paksa genggaman tangan Roy lalu menatap Roy dengan tatapan cemberut.

"Dimana uangku!" bentak Roy membuat Lara menunduk takut.

"Lara... Lara tidak membawa uang Ayah."

Roy terkejut, Ia menghampiri putrinya lalu melayangkan tamparan pada putri kandungnya itu.

"Dasar bodoh, tidak berguna, bagaimana bisa kamu tidak membawa uang dan berani pulang hah!"

Lara yang tersungkur di lantai menangis ketakutan,

"Sudah ku bilang putrimu itu sangat tidak berguna. sebaiknya kita jual saja pada mafia itu dan kita akan mendapatkan banyak uang." kata May yang langsung membuat Lara menggelengkan kepalanya tak setuju.

"Ku mohon Ayah, jangan jual aku."

"Jika kamu tidak ingin di jual berikan aku uang yang banyak setiap hari!" bentak Roy yang langsung di angguki Lara.

"Lara janji Ayah, mulai besok Lara akan memberikan semua uangnya pada Ayah.''

"Huh, melelahkan dan buang buang waktu saja." kata May beranjak pergi.

Roy menatap Lara kesal sebelum akhirnya Ia mengikuti langkah May,

"Sayang, bukankah kau bilang akan menginap?" Sekali lagi Roy menahan tangan May.

"Lepaskan aku! untuk apa aku menginap jika aku tidak mendapatkan uang." balas May mendorong Roy agar menjauh darinya.

"Bersabarlah sayang. lagipula bukankah setiap hari uang kerja Lara selalu ku berikan padamu, hanya hari ini saja kenapa harus semarah ini?"

May menatap Roy kesal, "Aku butuh uang setiap hari Roy, jika kamu tidak bisa memberikan padaku, aku akan mencari sendiri. jangan halangi aku!"

May kembali mendorong tubuh Roy namun kali ini Roy melawan hingga May tidak bisa bergerak lagi.

"Kau ingin kembali ke tempat pelacuran itu? kau bilang ingin bersama ku apapun yang terjadi tapi apa ini!" Roy tampak marah.

"Maka berikan aku uang setiap hari dan aku bisa bersama mu."

"Baiklah baiklah, tunggu di sini. aku akan mencarikan uang untukmu." kata Roy akhirnya membuat May tersenyum puas.

Sementara itu didalam kamar, Lara menangis. hatinya terasa sangat sakit dengan perlakuan yang Ia terima setiap hari. Selalu begini, selalu seperti ini, Ayahnya berubah sejak Ibunya meninggal sepuluh tahun yang lalu. waktu itu Lara baru berumur sepuluh tahun, melihat ada mobil yang menabrak ibunya hingga meninggal di tempat dan semenjak itu, Ayahnya selalu menyalahkan Lara dan bersikap kejam pada Lara karena Lara penyebab kematian sang Ibu.

"Ibu, sampai kapan aku harus merasakan semua ini?"

Lara memeluk foto ibunya, pengantar tidur setiap malam.

Sementara itu, Roy kini tengah berada di Devil club. Tempat hiburan malam yang terkenal di kota itu. Roy datang untuk menemui Aiden pemilik Devil Club juga pria yang selalu meminjami nya uang disaat Roy butuh.

Roy berdiri didepan pria muda tampan yang duduk sambil menghisap rokoknya.

"Kau butuh uang lagi?"

"Benar Tuan, kali ini sedikit banyak."

"Berapa yang kau butuhkan?" tanya Aiden santai.

"Dua puluh juta Tuan."

Aiden mengangguk, "Lalu apa jaminan mu?"

Roy terdiam cukup lama,

"Jika di total dengan hutangmu yang lalu ada lima puluh juta dan sekarang kau ingin tambah dua puluh juta, aku pikir rumah kecilmu itu tidak cukup untuk dijadikan jaminan." kata Raka tangan kanan Aiden yang juga berada disana.

"Yang aku miliki hanya rumah itu Tuan, jika Tuan meminta yang lain mungkin-"

"Bukan kah kau punya putri?" tanya Aiden yang membuat Roy terkejut.

"Jika di lihat putrimu juga cantik." tambah Raka yang langsung mendapat lirikan tajam dari Aiden.

"Ja jangan Tuan,"

"Jika kau memberikan putrimu mungkin aku akan memberikan seratus juta padamu malam ini juga dan menganggap hutang mu lunas."

Roy terkejut, "Se seratus juta Tuan?" Roy terlihat tak percaya.

Aiden memberikan arahan pada Raka dan segera Raka membawa koper lalu meletakan di meja.

Mata Roy membulat tak percaya saat melihat koper itu berisi uang.

"Akan jadi milikmu dan serahkan putrimu besok pagi. bagaimana?" tawar Aiden.

"Baik Tuan, sa saya kan menyerahkan putri saya besok pagi." mantap Roy membuat Aiden tersenyum puas.

"Tanda tangani perjanjian dulu,"

Raka menyerahkan sebuah map berisi surat perjanjian yang menyatakan jika Roy secara sah menyerahkan Lara untuk Aiden dan tidak akan ada hak untuk mengambilnya kembali meskipun itu Ayah kandungnya.

Dengan cepat Roy membubuhkan tanda tangan nya lalu segera memeluk koper berisi uang miliknya itu.

"Dan bawa ini," Aiden memberikan sebuah paper bag untuk Roy.

"Ini untuk?"

"Berikan pada putrimu, aku ingin dia terlihat cantik dengan gaun itu." kata Aiden yang langsung di angguki Roy.

"Baiklah Tuan,"

Dengan penuh percaya diri, Roy segera keluar dari ruangan Aiden sambil memeluk erat koper berisi uangnya.

"Apa Tuan yakin dengan ini semua?" tanya Raka saat Roy sudah keluar dari ruangan nya.

"Bagaimana jika ketua mengetahui ini?"

Aiden terdiam cukup lama sebelum akhirnya menjawab, "Aku tidak akan membiarkan dia tahu."

"Lalu dengan pria itu? apa kita perlu memberikan pelajaran untuknya?"

Aiden menggelengkan kepalanya, "Tidak perlu, kita akan membalas nya nanti."

"Baiklah Tuan,"

"Sekarang sudah waktunya gadis itu bebas, dia sudah menderita cukup lama." kata Aiden yang langsung di angguki Raka.

BERSAMBUNG...

Selamat datang di cerita terbaru ku... selamat membaca dan semoga kalian suka..

Seperti biasa jangan lupa tinggalkan jejak like vote dan komen untuk membantu author agar selalu semangat menulis.

terimakasih banyak untuk semuanyaa...

02

May terkejut melihat Roy datang membawa koper juga sebuah paper bag bermerek salah satu butik yang cukup terkenal.

May segera mengambil paper bag dari tangan Roy dan mengetahui isinya sebuah gaun yang sangat cantik.

"Apa ini untuk ku sayang?" tanya May penuh percaya diri mencoba gaun yang sangat mewah itu.

"Bukan, itu untuk Lara."

May langsung saja cemberut, "Kau hanya membelikan Lara tanpa membelikan aku?" protes May.

"Tidak, bukan aku yang membeli itu."

"Lalu siapa dan apa isi koper itu?"

"Duduklah, kamu pasti senang melihat isinya,"

May akhirnya duduk disamping Roy, keduanya membuka koper itu bersama dan langsung saja membuat May tersenyum lebar melihat isi koper itu.

"U uang? dari mana kamu mendapatkan uang sebanyak ini?" tanya May mengambil beberapa gepok uang dan melihat keaslian uang itu.

"Ini benar benar uang asli." kata May tertawa bahagia.

"Berikan baju itu untuk Lara dan kita bisa membeli baju yang lebih bagus dari itu besok pagi." kata Roy yang kembali membuat May cemberut.

"Putrimu tak pantas mengenakan gaun mewah ini!"

"Gaun ini bukan dari ku, tapi dari Tuan Aiden."

May terkejut, "Kau... Apa kau menjual putrimu?"

Roy mengangguk, "Aku akan melakukan apapun untuk menyenangkan mu, jadi jangan kembali pada pekerjaan mu dulu, aku tidak akan setuju."

May tersenyum, "Baiklah sayang, jika kamu memberikan uang padaku, mana mungkin aku kembali menjadi pelacur, lebih baik disini bersama mu."

Roy memeluk May, saat ini kebahagiaan nya adalah May. sejak Rena istrinya meninggal sepuluh tahun yang lalu, Roy tidak pernah merasakan bahagia lagi namun semuanya berbeda saat Ia bertemu dengan May. dan Roy tidak akan melepaskan May sampai kapanpun meskipun usia May seumuran dengan Lara namun Roy tidak peduli.

"Jika Lara bekerja di devil club, kita bisa meminta uang setiap hari karena penghasilan disana sangat besar." kata May yang juga pernah bekerja di devil club.

"Ya kau benar sayang, kita bisa menikmati hari tua bersama dirumah dan biarkan Lara yang mencari uang untuk kita."

May mengangguk setuju, "Oh sayang, aku benar benar mencintaimu." May memeluk Roy.

"Ya aku pun juga begitu."

Tengah malam, Roy mengetuk pintu kamar Lara dan tak berapa lama Lara keluar dengan wajah mengantuk.

"Apa Ayah menganggu?" tanya Roy dengan suara lembut membuat Lara terkejut.

Lara menepuk nepuk pipinya, Ia juga mencubit tangan nya sendiri merasa jika pria yang di depan nya itu bukan Ayahnya.

"Ada yang ingin Ayah bicarakan."

Lara mengangguk, keduanya duduk di ruang tengah untuk berbicara.

Roy memberikan paper bag pada Lara.

"Besok hari peringatan meninggalnya Ibumu yang ke sepuluh tahun, Ayah ingin kau mengenakan baju itu dan Ayah ingin mengajakmu ke suatu tempat."

"Ayah ingat?" Lara tampak tak percaya, setelah sepuluh tahun lamanya akhirnya Roy mengingat hari itu padahal biasanya Roy selalu acuh jika Lara mengingatkan hari kematian sang Ibu.

"Ayah ingat dan selalu ingat. Ayah minta maaf sudah bersikap buruk padamu selama ini. dan Sekarang Ayah ingin memperbaiki semuanya."

Lara mengangguk, Ia sangat senang dan bersyukur akhirnya Roy menyadari kesalahannya.

"Aku yang salah Ayah, aku tidak bisa menjadi putri yang baik untuk Ayah. maafkan Lara Ayah." kata Lara.

Roy mengangguk, "Sudah sebaiknya kau segera tidur. jangan lupa merias wajahmu agar terlihat cantik besok pagi dan jangan pergi bekerja, kau harus minta libur." kata Roy yang langsung di angguki Lara.

Roy berdiri, berjalan meninggalkan Lara dan tersenyum puas.

"Ayah..." suara panggilan Lara menghentikan langkah Roy.

"Terima kasih untuk gaun nya."

Roy mengangguk tanpa menatap Lara, Ia kembali berjalan memasuki kamarnya.

Dengan hati senang, Lara membawa paper bag itu ke kamarnya. Tak lupa Ia mencoba nya lebih dulu.

"Bagus sekali pasti harganya sangat mahal. dari mana Ayah mendapatkan uang untuk membeli ini?" gumam Lara.

"Sudahlah, jangan pikirkan itu yang terpenting sekarang Ayah sudah berubah." kata Lara sambil tersenyum bahagia.

Paginya, Lara bangun lebih awal dari biasanya. Ia menyiapkan sarapan spesial untuk sang Ayah juga mempersiapkan diri merias wajahnya agar terlihat cantik hari ini.

Lara sudah siap, Ia menunggu Ayahnya di meja makan untuk sarapan bersama namun nyatanya Ayahnya tak kunjung keluar.

Hingga tiga puluh menit, barulah Ayahnya dan juga May keluar dari kamar sudah rapi mengenakan baju bagus.

"Ayah tidak sarapan?"

May melirik menu makanan dimeja makan, "Sayang, aku tidak selera." kata May manja.

"Baiklah kita makan di luar saja." kata Roy.

"Lalu bagaimana denganku Ayah?" tanya Lara yang tampak bingung.

"Tunggulah di rumah sebentar, aku ingin membeli beberapa baju untuk May karena hari ini May akan ikut." kata Roy yang langsung membuat Lara kecewa.

"Kenapa dia harus ikut?"

"Memang kenapa? aku tidak boleh ikut?" sentak May dengan nada tak suka.

"Bu bukan begitu." Lara menunduk takut jika Ayahnya akan marah karena dia membuat kesal May.

"Sudah, jangan diperpanjang lagi. sebaiknya kita segera berangkat dan ingat Lara, tunggu di rumah sampai aku kembali." kata Roy yang akhirnya di angguki Lara.

Roy membawa May keluar rumah, hati Lara yang tadinya bahagia kini kembali sedih. sepuluh tahun lamanya dan kali pertama Ayahnya mengingat tentang mendiang ibunya lalu mengapa sang Ayah harus membawa wanita lain? sangat mengecewakan untuk dirasakan.

Lara tertunduk lesu, dengan malas Ia menyuapkan nasi goreng buatanya sendiri. seharusnya Ayah nya berada disini, sarapan bersama dan menikmati nasi goreng buatan nya namun May lebih penting untuk Ayahnya dari pada dirinya yang hanya bisa membuat kesal saja.

"Kau lihat, gaun yang di pakai Lara sangat indah, aku menginginkan gaun itu!" kata May dengan nada kesal saat keduanya memasuki taksi.

"Aku tahu, kita bisa mencari di toko yang sama kenapa harus marah." kata Roy tampak sabar menghadapi May yang memang masih kekanakan.

"Pokok nya hari ini aku harus mendapatkan banyak barang mewah." kata May.

"Apapun untuk mu sayang."

Taksi yang mereka tumpangi berpapasan dengan beberapa mobil mewah yang memasuki gang tempat tinggalnya,

"Apa itu mobil anak buah Aiden?" tanya May.

"Sepertinya iya."

"Bagus, jadi Lara bisa segera pergi dari rumah itu." kata May yang hanya di angguki Roy.

Lara baru selesai mencuci piring, ada suara ketukan pintu yang sangat keras membuatnya keluar untuk membuka pintu.

Dan betapa terkejutnya Lara melihat banyak pria berbadan kekar yang berada didepan rumah.

"Siapa kalian?" tanya Lara dengan tangan gemetar takut.

"Apa kamu gadis bernama Lara?" tanya salah satu dari pria kekar itu.

Lara mengangguk pelan, "Ada apa?"

"Sudah waktunya, kamu harus ikut kami Nona."

Lara tampak terkejut, Ia tak mengerti dengan ucapan Para pria itu. Lara mencoba menutup pintu namun sayangnya gagal karena ditahan oleh salah satu pria itu.

"Siapa kalian? untuk apa aku harus ikut dengan kalian!" bentak Lara memberanikan diri.

"Jadi kau belum tahu? ayahmu sudah menjualmu tentu saja kau harus ikut dengan kami."

Deg ...jantung Lara terasa ingin berhenti berdetak saat ini juga.

Ayah..

Kenapa Ayah tega?

Bersambung...

Jangan lupa like vote dan komenn

03

Lara mencoba melarikan diri namun sayangnya para pria kekar itu berhasil menangkapnya. berteriak meminta tolong sekalipun juga percuma karena semua tetangga nya hanya bisa melihat Lara tanpa bisa membantu apapun.

"LEPASKAN AKU, AKU TIDAK MAU IKUT DENGAN KALIAN, AYAHKU TIDAK MUNGKIN MELAKUKAN ITU PADAKU!'' teriak Lara sambil terus memberontak hingga akhirnya satu pria tampan turun dari mobil dengan membawa secarik kertas.

"Lepaskan dia." perintah Pria itu yang langsung di angguki para pria kekar.

"Nona, sebaiknya kau baca ini dan jangan mempersulit pekerjaan kami." kata Pria itu lalu memberikan secarik kertas untuk dibaca oleh Lara.

Lara membaca isi dari kertas itu, kali ini Ia akhirnya tak kuasa menahan tangis. Ayahnya benar benar tega menjualnya, bahkan ada bubuhan tanda tangan yang Lara yakini jika itu tanda tangan milik sang Ayah.

"Tidak mungkin," gumam Lara merobek kertas itu dan berniat untuk lari namun sayangnya Ia sudah di tangkap lagi.

Raka pria yang memberikan secarik kertas itu memberikan kode pada para anak buahnya.

Dengan cepat salah satu anak buah Raka menyuntikan sesuatu di lengan Lara hingga Lara akhirnya tak sadarkan diri.

"Bawa masuk ke mobil." perintah Raka.

Lara dibawa masuk ke dalam mobil dimana sudah ada Aiden yang menunggu disana.

"Kami terpaksa membiusnya karena dia memberontak." jelas Raka sebelum Aiden protes padanya.

Aiden hanya menghela nafas panjang, Ia menatap gadis cantik yang kini duduk disampingnya dalam keadaan tak sadarkan diri.

"Tuan yakin ingin membawa nya ke villa?" tanya Raka.

"Ya, itu tempat teraman untuk nya saat ini."

"Baiklah Tuan."

Hampir tiga jam perjalanan akhirnya mereka sampai ke tempat tujuan. Villa pribadi milik Aiden.

Aiden meminta para anak buahnya untuk membawa Lara ke kamar yang sudah di siapkan.

"Jadi mulai hari ini Aden akan sering kesini?" tanya Mbok Nah yang bekerja merawat villa itu.

"Ya, siapkan segala kebutuhan gadis itu."

"Tenang saja Tuan, saya pasti akan merawat Nona dengan baik selama tinggal disini." balas Mbok Nah yang hanya di angguki oleh Aiden.

Sementara di kamar, Lara baru saja membuka matanya. Kepalanya terasa pening dan Ia cukup terkejut karena berada di tempat asing yang tak Ia kenali.

"Dimana aku?"

Lara bangun dan bersandar di ranjang. Ia melihat sekeliling kamar itu dan tampak asing namun seketika ingatanya kembali saat pagi tadi Ia dijemput paksa oleh beberapa pria yang mengatakan jika Ayahnya telah menjual Lara pada seorang mafia.

Air mata Lara kembali menetes mengingat betapa kejamnya sang Ayah yang tega menjual putri kandungnya sendiri.

"Apa aku tidak ada artinya untuk Ayah, kenapa Ayah tega melakukan ini padaku." gumam Lara sambil menangis terisak.

Tak berapa lama pintu kamar terbuka, Lara segera menghapus air mata nya dan melihat seorang pria yang sangat tampan datang mendekat ke arahnya.

Pria itu duduk di sofa dan menatap Lara, sementara Lara menunduk takut tak berani menatap mata pria itu.

"Apa aku membeli seorang gadis hanya untuk melihatnya menangis?" kata pria itu yang entah mengapa membuat tubuh Lara gemetar takut.

"Tu Tuan... saya mohon jangan lakukan apapun pada saya. tolong bebaskan saya." pinta Lara memberanikan diri.

Aiden tertawa, "Jika aku membebaskan mu apa kau akan tinggal bersama Ayahmu lagi?"

Lara diam, Ia tak tahu harus menjawab apa karena jujur detik ini Lara sangat membenci pria yang selalu Ia panggil Ayah.

"Tidak."

"Jika tidak maka tinggalah di sini." kata Aiden membuat Lara menatap Aiden.

"Tapi aku tidak mau jadi pelacur!"

"Memang siapa yang ingin menjadikan mu pelacur?" tanya Aiden membuat Lara terkejut.

"Jadi?"

"Cukup tinggal disini dan jangan pernah mencoba untuk kabur. jika kamu berani kabur dari sini, aku tidak tahu apa yang akan ku lakukan padamu nanti." kata Aiden yang membuat Lara masih tak mengerti.

"Jadi aku tidak akan jadi pelacur?"

Aiden mengangguk, "Mungkin aku akan sering pergi. bersikap baiklah selama disini. sekali lagi jangan ada niat untuk kabur. aku tidak akan berbaik hati pada gadis pembangkang." kata Aiden yang akhirnya di angguki oleh Lara.

Lara masih tak mengerti apa maksud dan tujuan pria itu padanya. saat ini Ia tidak ingin berbuai kebaikan pria itu karena Lara tahu pasti ada maksud lain di balik kebaikan pria asing itu.

"Pukul delapan malam keluarlah untuk makan malam. aku menunggu mu di meja makan." kata Aiden lalu keluar dari kamar.

"Apa maksud pria itu? kenapa dia baik sekali. aku pikir dia akan memperkosa ku tadi." gumam Lara lalu menggelengkan kepalanya tidak ingin berpikiran kotor.

Lara turun dari ranjang, Ia melihat ada satu ruangan dimana ada lemari yang sangat besar Lara membukanya dan betapa terkejutnya Lara melihat banyak sekali baju baju yang sangat bagus.

Disamping lemari ada etalase yang berisi aksesoris wanita seperti jam tangan, perhisanan satu set dan masih banyak lagi.

Ada pula lemari khusus tempat tas juga ada banyak model sepatu disini membuat Lara memandang kagum ke arah barang barang mewah itu.

"Milik siapa ini? apa milik-"

"Itu semua milik mu." Suara Aiden yang berada dibelakang Lara membuat Lara terkejut.

"Semua barang disini aku siapkan untukmu. pakailah yang kau sukai." kata Aiden berjalan mendekat namun Lara malah mundur menjauh.

"Kenapa kau menyiapkan semua ini?"

"Tentu saja karena kau akan tinggal disini. jika aku tidak menyiapkan semua ini apa kau akan telanjang karena tak memiliki baju?" tanya Aiden yang langsung membuat tubuh Lara bergetar takut apalagi saat ini Aiden memojokan dirinya.

Aiden menyentuh wajah Lara namun seketika Lara menampik tangan Aiden membuat Aiden tersenyum,

"Apa aku tidak boleh menyentuh barang yang sudah ku beli?" bisik Aiden membuat Lara geram dan hendak menampar Aiden namun dengan cepat Aiden mengenggam tangan Lara.

"Aku bukan barang yang bisa diperjual belikan!"

Aiden tersenyum, "Aku tahu, maka dari itu aku membawamu kesini. bersikap baiklah, jangan membuatku marah."

Aiden melepaskan genggaman tangan Lara dengan kasar, Ia segera keluar dari kamar Lara.

"Gadis kecil lembut dan penuh kasih sayang kini berubah menjadi gadis cengeng yang menyebalkan." gumam Aiden keluar dari kamar Lara.

Lara tampak tersungkur dilantai melihat Aiden sudah pergi. jantungnya berdegup kencang dan tubuhnya masih bergetar.

Jari halus milik pria itu membuat jantungnya berdegup kencang.

"Ayolah Lara, sadar jangan seperti ini. Pria itu pasti ingin menjebak mu dan menjualmu di club malam. kendalikan dirimu jangan tergoda olehnya." gumam Lara sambil memukuli kepalanya.

Bersambung...

Jangan lupa like vote dan komeen

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!