NovelToon NovelToon

SUAMI MISTERIUSKU

Alana

Alana berjalan menuju sebuah apartemen yang di tinggali oleh pemuda yang telah menjadi kekasihnya selama 4tahun ini.

Alana berniat menceritakan semua yang terjadi pada keluarganya dan meminta bantuan pada sang kekasih.

Alana membuka pintu apartemen itu dengan kunci cadangan yang dia punya karena sang kekasih memberikan satu kunci apartemen untuknya.

Betapa kagetnya Alana ketika memasuki apartemen itu samar samar terdengar suara suara yang menjijikkan di telinganya sebuah ******* yang tidak pantas untuk di dengar.

Dengan langkah penuh rasa penasaran akhirnya Alana memberanikan diri membuka pintu kamar apartemen milik Aldi kekasihnya itu.

Bagaikan bumi yang di pijaknya hancur Alana hampir saja jatuh kehilangan keseimbangannya karena shock melihat kekasihnya tengah berbuat intim dengan seorang wanita yang tidak lain adalah sahabat Alana sendiri.

Aldi dan Yolanda melihat kehadiran Alana di sana, dengan sinis Aldi memandang Alana.

"Untuk apa kamu datang ke sini? Mengganggu kesenanganku saja," Hardik Aldi.

Rasanya Alana saat ini ingin berteriak memaki kekasih dan sahabatnya yang tega mengkhianati hubungan mereka.

"Lihatlah Sayang wanita ini tidak tahu malu ingin melihat kegiatan kita," ucap Yolanda sambil mengecup bibir Aldi dan Aldi pun membalas perlakuan Yolanda.

Alana muak melihat tingkah mereka berdua dia memilih pergi dari sana tapi sebelum pergi Alana mengatakan hal yang membuat mereka berdua terkejut.

"Nikmatilah kebersamaan kalian aku tidak akan menggangu karena seorang pecundang cocok hidup berdampingan dengan wanita murahan," ucap Alana dan melangkah pergi meninggalkan mereka berdua.

Hati Alana hancur berkeping-keping, dia tidak bisa menahan air matanya lagi.

Belum bisa Alana menerima kenyataan kalau Ayahnya di penjara karena tuduhan penggelapan dana, harta benda yang di miliki keluarganya telah musnah di bawa lari oleh ibu tirinya kini kekasih dan sahabatnya yang menjadi saksi hubungannya dengan Aldi selama ini tega mengkhianati dirinya.

Hati Alana terasa sangat pedih, sesak yang dia rasakan seakan akan memaksa dirinya untuk berhenti bernafas.

Tanpa dia sadari kaki Alana telah tiba di depan club malam tempat yang selama ini tidak pernah dia datangi, dengan langkah gontai Alana masuk kedalam club malam itu dan minum hingga mabuk.

Dengan setengah sadar Alana pergi ke hotel yang biasa dia gunakan untuk beristirahat jika sedang kacau.

Tiba di depan hotel Alana mengingat kenyataan kalau kini hotel ini bukan milik Ayahnya lagi.

Tapi dengan tidak peduli Alana tetap masuk dan menuju kamar yang biasa dia gunakan.

Berkali kali Alana memasukkan password pada pintu hotel itu tapi tetap saja pintu tidak terbuka.

Entah sudah berapa kali Alana memasukkan password tetap saja tidak terbuka hingga dia frustasi di tambah lagi sakit kepala akibat dia mabuk membuatnya jatuh terduduk di depan pintu kamar itu.

Tidak beberapa lama pintu terbuka di sana berdiri sosok tinggi besar melihat ke arah Alana, Alana tidak mempedulikan itu dia merangkak masuk ke kamar itu melalui celah kaki orang yang berdiri disana.

Orang yang berdiri itu pun heran melihat tingkah Alana ingin sekali dia menyeret keluar Wanita ini tapi melihat keadaannya pria itu mengurungkan niatnya.

Tiba tiba Alana berdiri dan berjalan menuju tempat tidur dan berbaring di sana.

Kesabaran pria itu pun habis dia jengkel mendapati seorang gadis yang dengan seenaknya sendiri masuk ke dalam kamarnya dan menggunakan tempat tidurnya untuk tidur sedangkan dirinya juga sedang lelah saat ini.

"Hei apa yang kamu lakukan di tempat tidurku?" tanya Pria itu jengkel.

Alana yang sudah terpengaruh dengan minuman beralkohol dan sempat mendengar beberapa orang di club malam tadi membicarakan tentang gigolo yang siap di pesan Alana mengira kalau dia telah memesan gigolo itu tanpa berpikir panjang Alana menarik tangan pria itu.

Serangan Alana yang tiba-tiba membuat Pria itu hilang keseimbangan dan terjatuh di tempat tidur.

Melihat pria itu terjatuh di tempat tidurnya Alana pun segera menyerang bibir pria itu menciumnya.

Ini pertama kali bagi Alana dia tidak berpengalaman dalam mencium seseorang karena selama ini dia tidak pernah membiarkan Aldi menciumnya.

Merasa kehabisan nafas Alana pun melepas ciumannya tanpa dia sadari pria itu tengah menahan amarahnya, Alana adalah gadis pertama yang berani beraninya mencium bibir pria ini.

Selama ini tidak ada satu wanita pun yang berani mencium dirinya, Pria ini terkenal dengan sikap dingin dan acuh terhadap makhluk yang bernama wanita.

Tiba tiba Alana kembali mencium Pria itu yang hanya diam sambil menatap Alana tajam.

Pria ini pun merasakan gejolak yang belum pernah dia rasakan, rasa aneh menjalari seluruh tubuhnya, Alana tidak hanya mencium bibir pria ini tapi juga menggesek gesekkan dadanya di dada bidang pria itu, akhirnya pertahanan pria itu pun goyah dia juga pria normal yang tidak akan bisa bertahan dengan godaan semacam ini.

Pria itu pun membalik posisi hingga Alana berada di bawah kungkungan tubuhnya yang atletis, sebelum melanjutkan hasratnya pria itupun membisikkan sesuatu pada Alana.

"Pria yang akan menidurimu ini bernama Maxherdian Wiliam," bisik Max di telinga Alana.

Alana yang sudah tidak menyadari apa yang tengah dia lakukan pun hanya mengangguk angguk sambil terus menggoda Max dengan meraba raba dada bidang Max.

Max pun membalas perbuatan Alana akhirnya apa yang di jaga oleh Alana selama ini hilang di malam ini dia melakukannya dengan pria yang tidak di kenalnya.

Malam ini menjadi malam panjang bagi Max dan Alana hingga jam 3 dini hari Alana baru tertidur begitu pula dengan Max.

Sinar matahari yang masuk melalui celah jendela hotel membuat Max terbangun, dia melihat gadis yang ada di sampingnya dia perhatikan sejenak wajah cantik gadis di sampingnya.

Setelah puas Max memperhatikan wajah gadis itu Max pun berniat turun dari tempat tidur, dia menyibak selimut yang menutupi tubuhnya dan gadis asing yang semalam telah melakukan hubungan bersamanya.

Tanpa sengaja Max melihat bercak darah yang ada di tempat tidur itu, betapa kagetnya Max mengetahui kalau gadis ini masih virgin.

"Di jaman seperti ini dan tinggal di negara yang bebas seperti negara ini masih ada gadis yang menjaga kevirginannya sampai usia seperti iniw terus apa sebabnya dia mabuk dan sampai ke kamarki bahkan melakukan hubungan suami-istri?" gumam Max.

Max pun memutuskan untuk pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya meninggal gadis itu masih tertidur pulas di tempat tidur.

Tidak beberapa lama setelah kepergian Max Alana pun terbangun dia menyandarkan tubuhnya di kepala tempat tidur dan mengingat apa yang terjadi semalam.

Alana sedikit shock melihat keadaannya yang tengah tanpa sehelai benang pun dan banyak bercak merah di sekitar leher dan dadanya.

Alana pun berniat bangun dan memunguti pakaiannya ketika dia sedikit mengigat apa yang terjadi semalam, dia pergi ke club malam dan mabuk serta mendengar percakapan orang orang di club malam itu tentang pria hidung belang yang siap di pesan.

"Apakah aku semalam jadi memesan seorang pria hidung belang?" tanya Alana dalam hatinya.

Suara gemericik air dari shower kamar mandi membuat Alana menoleh ke arah samping dan terlihat kamar mandi yang tertutup kaca.

Samar samar Alana bisa melihat sosok pria yang tengah berdiri mandi dengan tubuh yang tertutup uap sehingga tidak terlihat begitu jelas.

Pertolongan

Alana pun berfikir untuk menghindari pria yang telah dia pesan setelah mengingat kalau saat ini dia tidak memiliki uang yang cukup untuk membayarnya.

Alana melihat isi dompetnya dan ternyata masih ada beberapa lembar uang, segera Alana menaruh uang itu di atas meja dan segera melangkah pergi dari kamar itu setelah merapikan penampilannya.

Tidak beberapa lama setelah kepergian Alana Max pun keluar menggunakan celana pendek dan sebuah handuk kecil yang melingkar di lehernya.

Max mengusap wajahnya lalu mengeringkan rambutnya menggunakan handuk kecil itu dan dia belum menyadari kalau Alana sudah tidak ada di tempat tidurnya.

Max berjalan mendekati lemari pakaian dan berniat mengambil baju gantinya tanpa sengaja dia melihat tempat tidur melalui kaca lemari itu betapa kagetnya dia ketika menyadari kalau wanita yang semalam bersamanya kini sudah tidak ada di sana.

Max memakai setelan kasualnya dan berjalan menuju tempat tidur diamati setiap sudut tempat itu barangkali ada sesuatu yang bisa menunjukkan padanya siapa gadis itu.

Tanpa sengaja mata Max melirik meja dan melihat ada beberapa lembar uang di atas meja samping tempat tidur.

Max mendekati meja itu mengambil uang yang tergeletak di sana sambil berpikir apa yang sebenarnya di pikirkan oleh wanita itu.

Tidak beberapa lama Max tersenyum sinis menyadari anggapan wanita semalam padanya.

"Ternyata kamu menganggapku gigolo Nona sehingga meninggalkan beberapa lembar uang di sini," ucap Max sambil tersenyum sinis.

Max memasukkan uang itu ke kantong celananya dan segera meraih kunci mobil juga kaca mata hitam yang biasa dia gunakan, Max berniat untuk pergi ke tempat favoritnya.

Sementara itu di tempat lain Alana berjalan menuju rumahnya, Alana berencana sebelum rumah itu di tempati pemilik barunya dia ingin mengambil beberapa barang peninggalan kedua orang tuanya.

Alana pun memasuki rumah yang sebentar lagi tidak akan menjadi miliknya, Alana berjalan menuju kamarnya, dulu dia adalah seorang anak orang yang terpandang kini semua hilang pergi setelah kejadian dimana Ayahnya menjadi tersangka penggelapan dana.

Alana melihat sekeliling semua barang berharga di rumah ini sudah tidak ada, barang barang itu sudah di bawa kabur oleh ibu tirinya.

Alana mengemas semua yang akan dia bawa pergi dari sana, ketika Alana sedang sibuk berkemas tiba tiba dia mendengar suara ribut-ribut di ruang tamu Alana pun segera turun ke bawa untuk melihat apa yang terjadi di ruang tamu.

Alana melihat beberapa orang berbadan besar sedang memindahkan beberapa barang yang masih ada di sana, Alana yang heran pun segera menghampiri mereka.

"Maaf apa yang sedang kalian lakukan di rumahku?" tanya Alana pada mereka.

Belum ada salah satu dari mereka yang menjawab tiba tiba Alana di kagetkan dengan sebuah suara yang tidak asing baginya.

"Rumahmu katamu! Hahaha sadarlah kamu Alana! Sekarang kamu tidak ubahnya seorang gembel, ayahmu seorang koruptor dan kini rumah beserta isinya ini milik keluargaku," ucap seseorang dari balik pintu.

Alana pun melihat siapa yang berbicara padanya itu dan memastikan apa orang itu sesuai yang dia pikirkan.

Di depan pintu Alana melihat Yolanda yang tengah berdiri sambil berkacak pinggang.

Alana tidak memperdulikan Yolanda dia lebih fokus pada salah satu orang yang berusaha menurunkan foto keluarganya dan berniat membuang foto itu.

"Jangan kamu rusak foto itu! Berikan padaku!" ucap Alana.

Yolanda yang melihat Alana menghampiri orang suruhannya pun tiba tiba memiliki ide gila untuk mengerjai Alana.

"Hancurkan foto itu cepat!" perintah Yolanda pada anak buahnya.

Alana yang mendengar perkataan Yolanda pun segera menghampiri orang itu dan berusaha merebut foto milik keluarganya.

Yolanda geram melihat tingkah Alana dan anak buahnya itu. Yolanda menghampiri mereka dan merebut foto itu dan melemparnya ke lantai Yolanda berniat untuk menginjak injak foto itu agar tidak bisa di lihat lagi.

Alana yang menyadari apa yang ingin di lakukan Yolanda pun segera mendorong Yolanda hingga tanpa sengaja tangan  Yolanda mengenai meja kaca yang ada di tengah ruangan dan terluka lumayan dalam.

Yolanda semakin meradang melihat luka yang ada di tangannya dengan penuh emosi dia memerintahkan anak buahnya untuk menangkap Alana.

"Tangkap Wanita itu dan kalian boleh merasakan tubuhnya!" perintah Yolanda pada Anak buahnya.

Alana yang mendengar perintah Yolanda pun panik dan segera berlari keluar sekuat tenaganya.

Orang orang Yolanda pun segera mengejarnya, Alana berlari tanpa melihat sekeliling hingga tanpa dia sadari dia hampir tertabrak mobil yang melaju dari arah depannya untung saja sopir mobil itu bisa mengendalikan mobilnya walau harus merelakan mobil mewahnya menabrak pembatas jalan dan mengalami lecet di bagian depannya.

Sosok berkaca mata hitam dan berpakaian kasual itu pun turun menghampiri Alana yang masih berdiri shok di depan mobil itu.

"Nona apa kamu tidak bisa lebih berhati hati," ucap Pria itu.

Alana pun mengangkat wajahnya memandang Pria itu dengan tatapan mengiba.

Pria yang tengah berdiri di depan Alana sebenarnya sedikit kaget melihat wanita yang semalam bersamanya kini ada di depannya tapi sepertinya dia tidak mengenali dirinya.

"Maafkan aku Tuan aku sedang di kejar beberapa orang jahat," ucap Alana sambil terus memandangi arah belakang takut orang orang suruhan Yolanda sudah dekat.

Alana pun panik ketika melihat salah satu orang suruhan Yolanda berada tidak jauh dari tempatnya.

"Pak sopir tolong bantu aku lari dari sini orang orang itu jahat mereka ingin mencelakaiku," ucap Alana.

Max kaget ketika dirinya di kira sopir oleh Alana.

"Apa katanya? Aku sopir? Apa ada sopir setampan aku?" gerutu Max dalam hatinya.

Ingin rasanya Max membantah Alana tapi tiba-tiba sebuah ide terlintas di otaknya.

"Maaf Nona Anda harus bertanggung jawab atas kerusakan yang ada di mobil ini kalau tidak Tuanku pasti memecatnya," ucap Max.

Alana yang sudah panik karena melihat orang orang suruhan Yolanda sudah semakin dekat pun mengiyakan saja tanpa berfikir.

"Baiklah aku akan mengganti kerusakan itu, asal kamu mau membantuku pergi dari sini," ucap Alana.

Tiba tiba Alana teringat kalau saat ini dia tidak memiliki sepeserpun untuk membayar kerusakan mobil itu dan dia melihat mobil itu mobil mewah pasti sangat mahal biaya perbaikannya dari mana dia mendapatkan uang.

Max bisa membaca kebingungan yang di rasakan Alana melalui ekspresi wajahnya dia pun tersenyum samar.

"Tuanku sedang mencari seorang Asisten rumah tangga karena salah satu Asistennya mengundurkan diri kamu bisa mengganti biaya perbaikan mobil ini dengan bekerja padanya," ucap Max.

"Tapi aku masih kuliah," ucap Alana.

"Itu bisa diatur," ucap Max.

Alana yang melihat beberapa orang suruhan Yolanda sudah hampir ada di belakangnya pun tanpa berpikir panjang segera masuk ke dalam mobil Max dan meminta Max menjalankan mobilnya.

"Aku setuju dengan tawaranmu ayo sekarang cepat jalankan mobil ini kalau tidak orang orang itu akan menangkapku," ucap Alana.

Max pun menuruti perkataan Alaba dia segera masuk ke dalam mobil itu dan segera menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi hingga orang orang suruhan Alana tidak dapat menangkapnya lagi.

Pekerjaan Baru

Mobil yang membawa Alana bersama Max pun segera melaju menuju sebuah villa yang tempatnya tidak jauh dari keramaian kota.

Max memakirkan mobilnya dan membuka pintu mobil melangkahkan kakinya keluar dari sana.

Alana pun mengikuti langkah kaki Max, matanya mengendarkan pandangan menelisik setiap sudut tempat ini.

"Rumah ini sangat cantik ... pasti pemiliknya seorang Bilioner," pikir Alana.

Alana terus berjalan tanpa memperhatikan sekelilingnya pandangan matanya terus menelisik penampilan rumah serta tatanan rumah mewah itu.

Rumah bertingkat tiga sekelilingnya di kelilingi tumbuhan pohon Cemara yang tertata rapi ada sebuah kolam ikan dan taman kecil di sudut halaman sungguh menawan rumah ini.

Alana terus berjalan tanpa dia sadari kakinya menginjak kerikil tajam dan membuat telapak kakinya terluka rasa sakit di kakinya membuat dia mengerutkan alisnya.

Alana berjalan sambil memperhatikan telapak kakinya yang terus mengeluarkan darah tanpa dia sadari dia menabrak seseorang yang berdiri di depannya.

"Maaf ...," ucap Alana sambil mendongakkan kepalanya.

Dilihatnya wajah Max tetap dingin tanpa ekspresi itu membuat nyali Alana sedikit ciut.

"Masuk !" ucap Max.

Alana pun mengikutinya, tiba-tiba Alana teringat kalau sejak tadi dia belum mengucapkan terima kasih pada orang yang telah menolongnya ini.

"Terima kasih," ucap Alana lirih tapi masih bisa di dengar oleh Max, Max pun menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Alana.

"Untuk?" tanya Max.

"Untuk semua kebaikan yang telah kamu lakukan padaku, kamu telah menolongku dari orang orang yang ingin berbuat jahat padaku tadi," ucap Alana.

"Sudahlah lupakan saja mengapa kamu masih canggung denganku kita sekarang adalah rekan kerja," ucap Max.

Alana mengingat apa yang terjadi padanya kini dia sadar kalau dia sekarang menjadi seorang pembantu, sungguh miris hidupnya dia yang sejak kecil di layani oleh para pembantu di rumahnya kini dia harus melayani orang yang ada di rumah ini.

"Rumah ini bukan rumah utama jadi Bos jarang tinggal di sini dia hanya tinggal di sini akhir bulan," ucap Max membuyarkan lamunan Alana.

"Tapi bagaimana dengan kuliahku?" ucap Alana.

"Tadi aku sudah mengatakan padamu tugasmu bisa di atur, kamu menyapu dan bersih bersih di pagi hari, malam hari kamu harus bersikap waspada bila ada sesuatu yang mencurigakan atau pencuri yang masuk, dan jika Bos ada di sini kamu harus siap menerima segala perintahnya," ucap Max menjelaskan.

Alana mengangguk angguk tanda dia mengerti, Max melonggarkan dasinya dan membuka satu kancing teratas kemejanya.

Tanpa sengaja mata Alana mengikuti semua gerak tangan Max hingga pandangannya melihat dada bidang berkulit kuning langsat milik Max.

Dada itu terlihat sangat nyaman bila di gunakan untuk bersandar, bulu bulu halus di sana serta otot yang samar samar terlihat di balik kemeja itu membuat Alana menelan ludah.

Alana segera menyingkirkan pikiran nakal dari otaknya, di gelengkan kepalanya agar pikiran mesum itu enyah dari otaknya.

Tiba tiba pandangan Alana jatuh pada jam tangan yang di gunakan Max, dia berpikir apakah seorang supir seperti Max itu mampu membeli jam tangan yang berharga ratusan juta itu. Alana tahu harga jam tangan itu karena dulu ayahnya memiliki jam tangan seperti itu dan harganya tidak murah.

"Jam tanganmu bagus, aku pernah melihat jam tangan seperti milikmu di lemari koleksi milik Ayah dan aku rasa harganya lumayan," ucap Alana dengan maksud tersembunyi di balik kata katanya itu.

Max tahu apa maksud dari perkataan Alana dalam kata kata Alana tersebut tersembunyi makna" Jam tangan ini harganya ratusan juta mengapa supir sepertimu bisa memilikinya," Max pun segera menjawab perkataan Alana agar tidak curiga padanya.

"Ini Bonus dari Bos tahun lalu jika kamu bekerja di sini bekerjalah dengan baik, jika Bos menyukai kerjamu bisa di pastikan kamu akan mendapatkan bonus," ucap Max.

"Bos orangnya baik ya," ucap Alana yang kini sudah tidak mencurigai Max lagi.

Dia pun menyesal dengan perkataannya Max sangat baik padanya, dia telah menjadi penyebab mobil Bosnya lecet bukannya memaksanya untuk membayar biaya kerusakan atau melaporkan dirinya ke kantor polisi tapi malah memberinya tempat tinggal hingga Alana terhindar dari hal-hal yang buruk.

"Ya Bos orangnya baik tapi banyak maunya, sudahlah lupakan tentang Bos kamarmu di lantai satu, berkelilinglah lebih dulu agar kamu mengetahui situasi dan keadaan rumah ini, aku akan menemui Bos di atas," ucap Max.

Alana pun mengangguk tapi kemudian dia menyadari kalau Max tidak mungkin melihatnya mengangguk karena dia sudah beranjak untuk menuju lantai atas.

"Baik," ucap Alana dan masih bisa di dengar Max.

Alana berniat mencari plester yang dia bawanya di dalam tas dan dia baru mengingat kalau tas juga ponselnya tidak dibawa karena dia terburu buru lari tadi jangankan tas alas kaki saja dia tidak memakainya.

Alana pun mengingat kalau dia masih memiliki seorang saudara sepupu yang mungkin bisa membantunya mencari solusi untuk masalah keluarganya.

"Tunggu!" teriak Alana menghentikan langkah kaki Max untuk menuju kamar di lantai atas.

Max yang mendengar teriakan Alana pun segera menghentikan langkahnya, Alana pun menghampiri Max.

"Bolehkah aku meminjam handphone mu?" tanya Alana.

Max pun merogoh handphone yang ada di saku celananya dan memberikan pada Alana setelah itu dia berlalu meninggalkan Alana untuk menuju kamar di lantai atas.

Alana menghubungi saudara sepupunya dan tidak beberapa lama panggilan itu pun tersambung.

"Hallo," sapa Alana.

"Siapa ini?" tanya orang di seberang telepon.

"Aku Alana apakah kamu bisa membantuku Meyda?" tanya Alana.

Orang yang di panggil Meyda itu pun terdiam sesaat dan tidak beberapa lama dia pun kembali berbicara.

"Bantuan macam apa yang kamu inginkan?" tanya Meyda.

"Aku ingin kamu meminjamkan beberapa uang padaku dan aku akan mengembalikan uang itu dua bulan lagi aku sudah bekerja di sela sela kuliahku," ucap Alana.

"Baiklah datanglah ke rumah besok sore," ucap Meyda.

Alana yang mendengar perkataan saudara sepupunya pun sangat bahagia dia pun segera mengucapkan terima kasih pada Meyda.

"Terima kasih Meyda aku pasti akan datang besok," ucap Alana.

"Aku tunggu," jawab Meyda dan tidak beberapa lama sambungan telepon pun terputus.

Bersamaan dengan itu datang Max menghampiri Alana dan menyerahkan sepasang alas kaki dan plester.

"Ini pakailah sandal dan plester untuk telapak kakimu!" ucap Max.

Alana pun menerima apa yang di berikan Max dan segara mengembalikan handphone milik Max.

"Terima kasih ... tapi bolehkah aku meminjam beberapa uang untuk ongkos besok menemui keluargaku? Aku janji akan mengembalikan secepatnya," ucap Alana.

Mendengar kata uang yang muncul dari mulut Alana Max kembali mengingat tentang uang yang di tinggalkan Alana di meja hotel hari itu.

Max merogoh uang dari kantong celananya dan menyerahkan uang itu pada Alana.

"Ambillah! Aku kembalikan uangmu," ucap Max.

Alana pun bingung dengan perkataan Max karena dia tidak pernah merasa memberikan uang pada Max.

Max melihat raut wajah kebingungan Alana tapi dia tidak peduli dan berjalan meninggalkan Alana menuju kamarnya di lantai atas.

Alana pun tidak mau ambil pusing dan bergegas menuju kamarnya untuk beristirahat.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!