NovelToon NovelToon

PRIA LUMPUH PILIHANKU

Part 01

Di sebuah rumah yang sangat mewah dan juga megah terlihat seorang laki laki berusia 24 tahun sedang melamun diatas kursi rodanya, dia adalah Rakha Alexander seorang laki laki yang memiliki paras tampan dan juga pewaris kekayaan sang Ibunda yang telah meninggal namun dia lumpuh..

Rakha mengalami kecelakaan beberapa tahun yang lalu bersama sang Bunda, Tuhan masih baik kepadanya sehingga Rakha selamat sedangkan Ibundanya Dewi meninggal seketika..

Rakha kembali teringat akan kepergian sang Bunda sehingga membuat tempramennya kurang baik. Rakha pun melemparkan sebuah pot bunga ke cermin yang ada di hadapannya sehingga membuat semua orang yang ada di rumah itu panik..

"Rakha kamu kenapa sayang?" teriak Oma Widya yang begitu sangat menyayangi Rakha..

Oma Widya adalah Ibu dari Bundanya Rakha dan semenjak Ayahnya menikah lagi Oma Widya memutuskan untuk ikut tinggal bersama Rakha..

"Sayang kamu kenapa lagi? Sabar ya ada Oma disini."

"Oma kenapa aku harus lumpuh Oma? Aku ingin bejalan kembali Oma mau sampai kapan hidupku seperti ini?" Rakha pun berteriak,teriakan itu terdengar menggema di telinga sang Oma..

"Sayang kamu bicara apa? Oma yakin suatu saat nanti kamu akan bisa bejalan seperti biasanya lagi Rakha tapi kamu harus sabar." Oma Widya berusaha menenangkan Rakha yang sedang bersedih...

Rakha masih terlihat sedih walaupun sudah hampir 10 tahun dia mengalami kelumpuhan hal itu membuatnya merasa down,bagimana tidak dalam kondisi yang seperti ini masih adakah seorang wanita baik yang mau menikah dengan laki laki cacat??

Oma Widya pun tak tega melihat kondisi Rakha yang kian down bahkan Oma Widya sempat berfikir untuk mencarikan Rakha seorang wanita supaya ada yang mengurusnya..

"Rakha cucuku tenang dengarkan Oma,kamu akan baik baik saja dan suatu saat nanti kamu akan bisa kembali berjalan seperti sedia kala."

Rakha pun menatap kearah sang Oma yang sedang menatapnya...

"Oma setiap hari bilang begitu tapi nyatanya sampai saat ini aku masih saja lumpuh. Aku benci hidupku sendiri kenapa aku gak pergi saja waktu itu daripada aku hidup enggak mati juga enggak."

Kondisi Rakha semakin lemah dia pun menarik kursi rodanya dan berbalik arah..

"Oma tinggalkan aku sendiri aku ingin menenangkan diri dulu." Rakha pun diam setelah itu..

Oma Widya pun keluar dari kamar sang cucu dengan wajah yang ketakutan dia merasa sangat kasihan melihat Rakha..

"Ma kenapa dengan Rakha?" tanya Ivan Ayah dari Rakha.

Oma Widya pun menatap kearah Ivan dengan tatapan yang kurang suka..

"Jangan kamu tanyakan kenapa Van, Mama sendiri gak tahu seharusnya kamu yang lebih tahu bukankah kamu itu Ayahnya?"

Semenjak Dewi meninggal dan Ivan menikah lagi dengan janda anak satu bernama Ferbi,Oma Widya sangat membenci Ivan hanya karena Rakha yang membuat Oma Widya tetap membiarkan Ayahnya untuk tinggal dirumah itu..

Ivan pun tertegun seketika langsung menunduk Ivan sangat paham dengan apa yang di maksud oleh Oma Widya...

"Iya Ma,,Ivan tahu kesalahan Ivan." ucapnya lalu pergi meninggalkan Oma Widya sendiri di depan kamar Rakha..

❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️

Pada pagi harinya seorang gadis cantik bernama Azahra Ayu Pratiwi sedang berada di taman bersama anak anak panti asuhan yang lainnya. Semenjak Zahra kecil dia sudah tinggal di panti kedua orang tuanya meninggal semenjak dia bayi karena tak ada yang mengurusnya akhirnya warga sepakat untuk menaruh Zahra di panti asuhan..

Zahra adalah gadis yang sangat lembut kini dia baru saja lulus SMA usianya pun masih 18 tahun.

"Anak anak ayo kita pulang ini sudah waktunya kalian bersiap ke sekolah." Zahra memanggil adik adiknya untuk bersiap siap..

"Iya kak Zahra..." jawab anak anak itu dengan penuh semangat..

Zahra yang selalu bersikap lembut kepada adik adiknya membuat dia di segani apapun yang dia katakan akan mereka lakukan..

"Anak pintar ayo sekarang ganti baju terus nanti sarapan ya biar kakak siapkan dulu."

Zahra pun berlalu pergi ke dapur untuk membantu Ibu panti yang bernama Nur..

"Za,,, anak anak dimana? Apakah mereka telah bersiap ini sudah siang?" tanya Ibu Nur kepada Zahra sembari menyiapkan sarapan untuk anak anak panti yang dia urus..

Zahra pun mengangguk sembari tersenyum...

"Sudah Bu beres semuanya? Sudah Ibu istirahat saja ini biar Zahra saja yang meyiapaknnya."

Dengan cekatan Zahra pun mengambil alih pekerjaan yang di kerjakan oleh Ibu Panti sebelumnya..

"Makasih ya Za kamu memang kebanggaan Ibu."

Ibu panti pun bangga dengan Zahra dia selalu saja bisa melakukan semuanya tanpa di suruh.

Zahra pun hanya tersenyum sembari sesekali menatap wajah Ibu Panti..

Zahra nampak tersenyum wajahnya begitu lembut padahal Zahra tidak pernah perawatan ataupun memakai skincare yang mahal justru dia hanya memakai bedak bayi namun kulitnya benar benar sangat mulus di tambah di selalu mengenakan hijab sehingga menambah keanggunannya.

"Zaaa.. apa rancanamu setelah ini? Bukankah kamu sudah lulus SMA?" tanya Ibu panti sembari menyiapkan makanan di atas meja..

Zahra pun menatap kearah Ibu panti kemudian mendekatinya..

"Masih belum tahu Bu, sebenarnya aku ingin kuliah sembari bekerja Bu tapi lihat saja nanti." Zahra pun terkekeh mendengar ucapannya sendiri yang nampak ragu ragu....

Ibu panti pun memegang bahu Zahra dengan lembut..

"Kamu harus kejar mimpi kamu Za jangan biarkan mimpi kamu terlewatkan Insyaallah Ibu pasti akan selalu dukung kamu apapun langkah yang kamu ambil. Jangan pernah sia siakan kesempatan yang kamu miliki ya."

Ibu panti sangat menyayangi Zahra seperti menyayangi putri kandungnya sendiri terlebih lagi di usia Ibu Nur yang sudah menginjak kepala 4 dia juga belum kunjung menikah sehingga kasih sayangnya semuanya tercurahkan untuk anak anak panti termasuk Zahra..

"Iya Bu terima kasih ya atas doanya dan terima kasih juga karana Ibu sudah sangat berbaik hati membesarkan Zahra hingga sebesar ini. Maafkan Zahra ya Bu yang belum bisa memberikan apa apa."

Zahra pun memeluk Ibu Nur dengan dekapan yang begitu hangat keduanya pun saling menenangkan..

"Kamu itu ngomong apa Za? Kamu itu sudah Ibu anggap sebagai putri kandung Ibu sendiri jadi Ibu mohon tetap menjadi anak yang baik kebanggaan Ibu ya Nak."

Tangis Zahra pun pecah dia sangat tahu pasti bahwa Bu Nur sangat menyayangi dirinya bahkan memarahinya saja tak pernah dia lakukan sekalipun Zahra melakukan kesalahan..

Di kediaman Pramudibyo..

Oma Widya masih memikirkan Rakha yang sejak pagi tak mau makan bahkan Rakha pun mengunci dirinya didalam kamar. Oma Widya semakin di buat cemas oleh sang cucu.

"Rakha sayang buka pintunya,Oma mau bicara."

"Pergilah Oma,Rakha mau sendiri." jawab Rakha setelah itu tak terdengar lagi suara Rakha entah apa yang sedang dia lakukan didalam sana...

Part 02

Pagi itu Zahra berpamitan kepada Ibu panti untuk berkeliling mencari pekerjaan sembari menunggu adik adiknya sekolah,Ibu panti pun hanya bisa mengizinkannya...

Zahra pun mengantar adik adiknya kesekolah dengan berjalan kaki,sepanjang perjalanan mereka selalu saja berbincang penuh kehangatan karena Zahra sendiri adalah wanita yang humoris...

"Nanti kalau sudah selesai sekolah langsung kembali ke panti ya jangan ada yang main dulu? Bantuin Ibu kasihan karana kakak mungkin pulang telat karana ingin mencari kerja." Zahra pun menjelaskan kepada adik adiknya dengan lembut...

"Iya kakak,kakak hati hati ya." jawab mereka secara bersamaan..

Setelah itu anak anak panti pun masuk kedalam sekolah mereka tak lupa sebelumnya mereka pun mencium tangan Zahra secara bergantian...

Setelah anak anak masuk kedalam sekolah Zahra pun melanjutkan niatnya untuk mencari sebuah pekerjaan Zahra pun berjalan kaki karana berhemat..

Zahra melihat sebuah toko bunga yang sedang mencari seorang karyawan untuk membantu dengan antusias Zahra pun melamar...

"Permisi Pak apa benar tulisan yang tertera di depan sana kalau Bapak membutuhkan seorang karyawan?" tanya Zahra dengan lembut..

"Benar sekali apa ada yang bisa kami bantu?" tanya Pak Hendra pemilik toko bunga tersebut...

Zahra pun segera mengutarakan niatnya untuk melamar pekerjaan, setelah Pak Hendra melihat Zahra yang hanya lulusan SMA pun tersenyum..

"Baiklah kamu saya terima dan mulai besok kamu boleh bantu kerja disini. Tapi maaf saya tak mampu mengaji anda banyak paling sekitar dua juta perbulan tapi kami juga memberikan uang makan 25 ribu perhari bagaimana?" jelas Pak Hendra..

Zahra pun merasa senang karena pada akhirnya dia mendapatkan pekerjaan dan menurutnya gaji tidak menjadi masalah..

"Baik kalau begitu Pak saya sangat berterima kasih saya janji saya akan bekerja dengan baik. Tapi maaf Pak apa saya tetap boleh mengenakan hijab? Jika tidak di izinkan maka saya menolak pekerjaan ini." jelas Zahra sembari menundukkan wajahnya...

Pak Hendra tersenyum sembari memperhatikan Zahra gadis muda yang terlihat begitu cantik dengan hijab pasmina berwarna coklat susu...

"Bukankah sebagai wanita muslim menutup aurat itu sebuah kewajiban? Saya juga seorang muslim dan akan sangat berdosa untuk saya jika saya melarang seseorang yang telah berhijab dan memaksa untuk membukanya. Tentu saja dengan senang hati lagi pula kamu bisa menjadi contoh buat karyawan yang lain bahwa menutup aurat seorang perempuan muslim itu wajib." terang Pak Hendra panjang lebar..

Zahra pun tersenyum senang karana dia masih tetap di izinkan memakai hijab dan Zahra pun berjanji akan berkerja dengan sungguh sungguh....

Pada esok harinya ini adalah hari pertama Zahra bekerja, hari ini Zahra tak bisa mengantar adik adiknya kesekolah karana takut telat Zahra tak Meu mengecewakan sang bos di hari pertamanya bekerja..

"Assalamualaikum selamat pagi Za kok kamu cepat sekali berangkatnya? Toko kita kan buka mulai jam 8." tanya Pak Hendra yang kebetulan baru sampai..

"Waalaikumsalam Pak,iya Pak ini hari pertama saya masuk kerja jadi saya gak mau mengecewakan Bapak." ucap Zahra sembari tertunduk...

Zahra selalu saja tertunduk jika berbicara dengan seorang laki laki dia tak berani mengangkat wajahnya karena bagi Zahra mereka bukan mahram sehingga Zahra selalu menjaga pandangannya..

Zahra memang di besarkan di panti asuhan namun Ibu Nur membekali Zahra dengan ilmu agama yang cukup dalam sehingga Zahra harus bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk..

"Baiklah Za ayo kita masuk saya akan mulai menunjukan apa apa saja pekerjaan kamu disini!" Pak Hendra pun berjalan di depan sedangkan Zahra mengikutinya dari belakang...

Pada siang harinya toko pun semakin ramai nampak seorang perempuan paruh baya sedang memilih beberapa bunga segar disana.

Zahra pun mendekati wanita itu dan kemudian bertanya dengan sangat sopan..

"Selamat siang Ibu ada yang bisa kami bantu?" tanya Zahra dengan suara yang lembut..

Wanita itu pun langsung menatap kearah Zahra dan tatapan mereka pun bertemu.

Oma Widya melihat gadis itu menurutnya sangat cantik namun sepertinya dia belum dewasa..

"Iya Mbak saya mau bunga mawar merah dimana?" tanya Oma Widya lirih.

Zahra pun menunjukan bunga mawar yang Oma Widya cari,Oma Widya senang dengan pelayanan Zahra karena menurutnya sangat lembut...

"Baiklah saya mau yang ini,yang ini,itu juga dan itu." ucap Oma Widya sembari menunjuk beberapa bung laninnya...

"Baiklah Bu tunggu sebentar biar kami persiapkan dulu,permisi Bu." Zahra pun berpamitan sembari membukukan sebagian tubuhnya saat melintasi Oma Widya..

"Wanita yang lembah lembut sepertinya dia yang aku cari aku yakin Rakha pasti akan bahagia jika aku menikahkan Rakha dengan gadis itu."

Oma Widya pun terus saja memandangi wajah Zahra yang memiliki senyuman yang sangat manis,ketika sang pemilik toko melintas Oma Widya memanggilnya..

"Dia siapa?" tanya Oma Widya kepada Pak Hendra yang tak lain dan tak bukan adalah anak dari Oma Widya adik dari mendiang Dewi...

"Mami kesini kenapa gak bilang sama aku? Namanya Zahra Mi dia baru mulai bekerja hari ini. Memangnya kenapa dengan dia Mi apa dia bikin kesalahan?" tanya Pak Hendra tak mengerti..

"Tidak... Dia melayaniku dengan sangat baik dia ramah dan juga cantik. Mami ingin kamu cari tahu tentang siapa tadi nama gadis itu?" tanya Oma Widya sembari menatap Zahra dari kejauhan..

"Namanya Zahra Mi.." jawab Pak Hendra lirih.

"Kamu cari tahu tentang dia,dimana dia tinggal dan asal usul tentang keluarganya Mami ingin mendapatkan jawabannya segera." Oma Widya memerintahkan putranya untuk mencari tahu tentang Zahra.

Pak Hendra pun bingung dengan apa yang di maksud oleh sang Mami..

"Baiklah Mi,,akan aku cari tahu kalau sudah jelas nanti aku pasti akan kasih tahu secepatnya...

Oma Widya pun berjalan kearah Zahra yang sudah selesai merangkai bunga,semua karyawan disini tak ada yang tahu jika Oma Widya adalah Ibu dari Pak Hendra sehingga setiap hari dia selalu datang untuk membeli bunga...

"Terima kasih ya Za kamu manis sekali.Oh iya ini buat kamu sebagai tips." ucap Oma Widya sembari memberikan uang pecahan seratus ribu rupiah...

"Sama sama Bu,maaf gak usah Bu terima kasih."jawab Zahra mencoba menolak dengan lembut..

"Ambil saja ini sebagai tips aja karena semuanya juga biasa mendapatkan tips dari pelanggan hitung hitung itu rezeki kamu Za." ucap Pak Hendra yang sedari tadi memperhatikan sang Mami yang terlihat ingin tahu banyak tentang Zahra..

Zahra pun mengambil uang itu dengan tangan gemetar takut di bilang gak sopan jika menerima dengan terburu buru..

Oma Widya pun tersenyum dia merasa telah menemukan wanita yang sangat cocok untuk Rakha..

"Rakha lihatlah Oma telah menemukan wanita yang baik untuk kamu." ucap Oma Widya dalam hatinya....

Part 03

Zahra pun tak lupa mengucapkan terima kasih sembari sedikit menunduk..

"Terima kasih Bu.." ucap Zahra dengan sangat lembut..

"Sama sama baiklah kalau begitu saya harus pergi." Oma Widya pun tersenyum kearah sang putra yang kebingungan maksud dari permintaan sang Ibu itu apa.

Setelah toko mulai sepi seperti biasa Pak Hendra membagikan uang makan kepada semua karyawannya yang berjumlah 6 orang termasuk Zahra.

"Ini uang makan kalian,kalian beristirahatlah dulu secara bergantian ya kan sebentar lagi masuk waktu Dzuhur." Pak Hendra pun tersenyum kearah Zahra..

Namun Zahra pun menndukan pandangannya sehingga Pak Hendra merasa tak enak hati..

"Zahra kamu istirahat dulu makan terus sholat ya. Oh iya Za kalau saya boleh tahu Zahra tinggal dimana?" tanya Pak Hendra sembari tersenyum..

Zahra pun menceritakan bahwa dirinya tinggal di panti asuhan Cahaya kasih semenjak dia berusia 2 tahun, kedua orang tuaku meninggal saat mengalami kecelakaan waktu itu hanya aku yang selamat. Karena di Jakarta aku gak ada keluarga aku pun di taruh di panti asuhan hingga saat ini.

Airmata Zahra seolah mewakili kesedihannya hal itu membuat Pak Hendra merasa bersalah..

"Maafkan Bapak ya Za bukan niat saya untuk membuat kamu bersedih saya hanya ingin tahu saja." gumam Pak Hendra lirih..

Zahra pun menghapus airmatanya kemudian kembali tersenyum...

"Tidak apa apa Pak saya yang seharusnya minta maaf karena setiap saya mengingat tentang siapa saya kesedihan ini tak bisa di tahan." Zahra pun kini berani sedikit menatap Pak Hendra..

Setelah selesai berbincang Zahra pun beristirahat sholat dan kemudian makan siang, Pak Hendra pun memperhatikan Zahra dari kejauhan.

"Benar benar gadis belia yang luar biasa, dia tak pernah meninggalkan sholat tak seperti karyawan yang lainnya. Tapi kenapa Mami ingin sekali tahu tentang Zahra."..

Ingatan Pak Hendra kembali kepada sang Ibu yang meminta untuk mencari tahu tentang Zahra, Pak Hendra pun kembali keruangannya untuk menghubungi sang Ibu...

"Assalamualaikum Mi..." sapa Pak Hendra ketika sang Bunda telah mengangkat ponselnya..

"Waalaikumsalam bagaimana Hen?" tanya Oma Widya seolah tak sabar ingin mendengar asal usul Zahra...

Pak Hendra pun menceritakan semuanya persis dengan apa yang Zahra ceritakan kepadanya, di ujung telefon sang Bunda nampak diam..

"Halo Mi apa Mami masih mendengarkan aku?" tanya Hendra yang sedari tadi tak mendengar suara sang Mami..

"Iya Hen Mami masih disini? Hen apa kamu tahu dimana Zahra di besarkan maksud Bunda di panti asuhan mana?" tanya Oma Widya lirih..

"Kalau tadi gak salah dengar panti asuhan Cahaya kasih Mi." jawab Pak Hendra lirih...

"Baiklah sayang terima kasih Mami tutup dulu ya." Oma Widya pun langsung mematikan ponselnya..

Cahaya kasih sepertinya aku tahu panti asuhan itu." ucap Oma Widya lirih..

Oma Widya pun melihat Rakha di dalam kamarnya masih tak ada perubahan selama 10 tahun dia hanya bisa diam dan kadang mengamuk marah pada dirinya sendiri..

"Rakha sayang..." panggil Oma Widya sembari mendekati Rakha yang tengah berada di sudut ruangan...

"Ada apa Oma?" tanya Rakha tanpa bergeming dari tempatnya berada..

Oma Widya pun langsung memeluk Rakha dengan sangat erat..

"Sayang Oma ingin agar kamu segera menikah?"

Seketika mata Rakha membulat seperti bola ping pong karena kaget mendengar permintaan sang Oma yang menurutnya sangat mustahil...

"Oma,,Oma gak salah bicara? Lihat kondisi Rakha Oma lihat? Rakha lumpuh Oma mana ada wanita yang mau menikah denganku enggak Oma Rakha enggak mau."

Rakha pun langsung membanting sesuatu sehingga membuat Oma Widya terkejut...

"Ya sudah maafkan Oma ya Rakha,Oma hanya ingin yang terbaik untuk kamu Oma pengin lihat kamu tersenyum lagi senyuman yang sudah 10 tahun lenyap dari wajahmu. Oma sangat sedih melihatmu seperti ini Rakha Oma gak bisa melakukan apapun untukmu mungkin dengan cara mencarikan gadis yang tepat bisa membuat Oma sedikit lega." Oma Widya pun mencoba meyakinkan Rakha..

"Stop Oma!!!! Rakha gak mau menikah dengan siapapun karena Rakha tak pantas untuk siapapun. Sekarang Oma tolong keluar aku mau sendiri." Rakha pun memutar kursi rodanya hingga ketepi jendela.

Oma Widya pun sudah tak bisa berbuat apa apa disaat Rakha sedang emosi..

Oma Widya pun langsung keluar dari kamar Rakha dan pergi mulai mencari tahu tentang panti asuhan Cahaya kasih..

Tak butuh waktu yang lama Oma Widya sudah tahu dimana letak panti asuhan Cahaya kasih itu.

Oma Widya melihat banyak anak anak yang sedang bermain di halaman panti. Mereka nampak sangat senang ketika Zahra pulang dengan membawakan ice crem.

"Assalamualaikum.... Ayo udah pada mandi belum? Siapa yang mau ice crem?" tanya Zahra sembari tersenyum...

"Waalaikumsalam Kak aku mau kak aku mau." ucap Anak anak secara bersamaan..

"Udah udah jangan berebut ya kebagian semuanya kok?" ucap Zahra sembari membagikan ice crem...

Ibu Nur yang melihat Zahra telah kembali pun langsung menghampiri Zahra di depan rumah mereka..

"Anak anak udah jangan berebut ya kasihan Ka Za dia capek habis kerja. Udah ayo sekarang makan ice crem nya dan langsung mandi ya." perintah Ibu Nur dengan lembut anak anak pun langsung menurutinya..

"Assalamualaikum Ibu?" ucap Zahra sembari mencium punggung tangan Ibu Nur.

"Waalaikumsalam Za,Za kamu kan baru bekerja kenapa kamu beli ice crem begitu banyak? Harusnya uangnya kamu tabung buat masa depan kamu." Ibu Nur pun langsung mengelus punggung Zahra dengan lembut..

"Tadi ada seorang pelanggan yang sangat baik hati Bu,dia memberikan Za tips seratus ribu rupiah." Zahra pun bercerita dengan begitu bersemangat...

Dari kejauhan sepasang mata sedang menatap keduanya dia tak pernah menyangka uang pecahan seratus ribuan itu sangat berarti buat Zahra dan adik adiknya..

"Ya Allah permudahlah aku untuk menikahkan Zahra dengan Rakha dia wanita yang begitu lembut aku yakin Rakha akan bisa berubah jika bersamanya permudahlah jalanku ya Allah." Oma Widya pun menghapus airmata yang sempat menetes karena terharu..

Zahra yang merasa ada seseorang yang sedang memperhatikannya pun langsung mencari kemana mana namun tak menemukan siapapun..

"Za kamu sedang mencari siapa?" tanya Ibu Nur yang sedikit bingung..

"Za sepetinya mendengar sesuatu Bu sepetinya ada yang sedang mengawasi kita." ucap Zahra sembari terus mencari cari sesuatu namun tak nampak...

Ibu Nur pun langsung mengelus dada Zahra dengan lembut...

"Istighfar Za gak ada siapa siapa kamu kelelahan makanya kamu merasakan suatu yang aneh. Sudah sekarang kamu bersih bersih dulu biar Ibu buatkan kamu teh hangat ya."

Ibu Nur pun berlalu masuk kedalam panti sedangkan Zahra masih mematung di ambang pintu sembari mencari cari sesuatu namun gak menemukan apapun..

"Mungkin memang benar apa yang dikatakan Ibu aku lelah makanya berhalusinasi yang enggak enggak. Mending aku mandi baru deh main sama anak anak." Zahra pun langsung masuk kedalam kamarnya.

Di lain tempat..

Rakha masih mematung di sudut jendela Rakha masih terniang akan ucapan sang Oma yang menginginkan dia untuk menikah. Rakha pun sebenarnya ingin hal yang sama namun Rakha sadar kondisi dirinya mau mandi saja harus ada yang membantunya..

"Ya Allah tunjukanlah jalan terbaik untukku ya Allah. Aku pun ingin menjalani kehidupan yang normal seperti orang lain tapi kenapa selalu Engaku uji hamba ya Allah." Rakha pun terlihat down dan kemudian memanggil mang Nurdin untuk membantunya naik keatas tempat tidur untuk beristirahat..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!