NovelToon NovelToon

Mamah-mamah Muda

Cerita hidup Ratna

"Kenapa kamu tidak bisa memberikan keturunan untuk ku setelah lima tahun pernikahan kita,"ucap Zurio sang suami .

"Aku selalu berusaha untuk memberikan kamu seorang buah hati yang sangat lucu untuk memenuhi keinginan ibu kamu mas," tutur Ratna dengan penuh air mata.

"Tapi apa selama ini usaha kita ikhtiar ke mana-mana terasa sangat sia-sia menurut ku tidak ada hasilnya sama sekali, Aku subur dan kamu juga subur kata dokter tapi kenapa sampai sekarang kita masih belum bisa mempunyai keturunan," ujar Zurio dengan penuh kemarahan kepada Ratna.

"Kalau kamu merasa aku ini wanita mandul silahkan kamu tinggalkan aku mas, silahkan!" dengan rasa penuh sakit hati kepada sang suami dan ibu mertua Ratna menyuruh Zurio untuk pergi dari kamar tidur mereka.

Ratna hanya menangis sepanjang hari mendengar desakan sang ibu mertua dan suaminya,yang selalu menekan dirinya untuk segera memberikan seorang keturunan kepada mereka,segala usaha telah Ratna dan Zurio lakukan setiap bulan selalu konsultasi ke dokter kandungan hingga berobat alternatif meminum herbal dan daun-daunan selalu dilakukannya.

"Kapan kamu memberikan ibu cucu Ratna, ibu sudah semakin tua renta diumur ibu yang sudah berusia enam puluh tahun ini teman-teman ibu semua sudah menggendong cucu tetapi ibu belum sama sekali merasakan menggendong cucu," ucap Ibu Ratih orang tua Zurio.

"Sabar bu, saya dan mas Zurio selalu mengusahakan yang terbaik untuk kita semua, agar cepat memberikan ibu sesegera mungkin cucu," ujar Ratna kepada ibu Ratih.

"Sabar, sabar, sabar hanya itu yang kamu katakan untuk ibu, cape Ratna kalau ibu hanya disuruh sabar setiap hari sudah lima tahun pernikahan kalian ibu hanya menunggu dan menunggu,"ujar bu Ratih.

Karena merasa bosan dengan tekanan sang ibu mertua akhirnya Ratna memutuskan untuk jalan-jalan ke mall sendirian seorang diri.

Setelah berjalan-jalan mengitari mall setelah satu jam akhirnya dia bertemu dengan seorang teman lama sekolah waktu putih abu-abu dulu.

"Eh, kamu Ratna kan?" ucap Fitria yang mengenali Ratna dari jarak jauh.

"Iya, kamu siapa yah?" tutur Ratna yang tidak mengenali wajah teman lamanya itu karena sudah banyak sekali berubah.

"Aku Fitria!" ucap Fitria mencoba mengingatkan Ratna kepada dirinya.

"Kamu Fitria dulu yang satu kelas sama aku terus kita duduk berdua bareng?" ucap Ratna yang mulai mengingat sosok Fitria.

"Iya ini aku," ujar Fitria.

Ratna dan Fitria pun saling berpelukan karena sudah lama tidak bertemu mungkin sejak sepuluh tahun yang lalu sejak kelulusan mereka dari SMA Citra Bangsa.

"Eh,kamu apa kabar sekarang dan anak kamu sekarang sudah berapa?" tanya Fitria yang menanyakan keturunan kepada Ratna .

Tetapi Ratna merasa tidak nyaman dengan pertanyaan Fitria yang satu ini karena menyinggung hal yang sangat sensitif sekali bagi Ratna.

"Aku sampai sekarang belum punya keturunan," jawab Ratna dengan wajah yang menunjukkan kesedihan di dalam hatinya.

"Oh, maaf yah kalau aku menanyakan hal yang kaya gini sama kamu padahal kita baru banget ketemu setelah sekian lama," ucap Fitria kepada Ratna karena merasa tidak enak hati.

"Oh iya tidak apa-apa, aku maklum ko kamu belum tau," ujar Ratna.

Akhirnya Ratna pun menanyakan balik kepada Fitria bagaimana kehidupannya setelah menikah, mereka ingat dulu waktu masa sekolah mereka mempunyai janji bersama-sama untuk saling menikah muda Mereka dulu mempunyai sahabat ada lima orang yaitu, Ratna, Fitria, Hesti, Mira, Laura,Aurel.

Mereka adalah lima sekawan yang berjanji akan menemukan pangeran berkuda putih mereka, ketika lulus dari sekolah putih Abu-Abu dan yang menikah pertama adalah Ratna, semua teman-temannya mengira kehidupan Ratna bagaikan ratu yang dinikahi oleh Pangeran kaya bernama Zurio yang kaya raya tetapi mereka semua salah pernikahan Ratna ternyata kacau balau, setelah beberapa tahun terakhir ini mertuanya selalu mendesak untuk mempunyai keturunan, sedangkan Ratna belum bisa memenuhi itu semua, dokter telah menyatakan mereka berdua sehat sampai sekarang, tetapi kenyataannya sampai lima tahun pernikahan Ratna masih belum mempunyai keturunan sehingga membuat Zurio merasa sedikit bosan kepada dirinya.

Setelah bertemu Fitria mungkin Ratna, mengira kehidupan Fitria akan lebih baik dari pada kehidupan pernikahannya.

"Kabar kamu sekarang gimana? Pas kehidupan pernikahan kamu sekarang sudah bahagia yah?" tanya Ratna kepada Fitria.

"Alhamdulillah aku sekarang mempunyai empat orang anak yang ini dan lucu-lucu," ucap Fitria yang menggambarkan kebahagiaan dalam pernikahan dalam kehidupan pernikahannya.

"Ya syukur lah kalau begitu, tidak seperti cerita pernikahan ku yang sangat menyeramkan," tutur Ratna yang mulai bercerita masalah kehidupan pernikahannya kepada Fitria.

"Kenapa Ratna? Bukannya mas Zurio itu lelaki yang sangat sempurna untuk kamu dia mempunyai segalanya seperti impian kita dulu Pangeran berkuda putih!" ucap Fitria yang mengetahui betul awal perkenalkan Ratna dan Zurio.

"Kehidupan pernikahan tidak semudah yang kita bayangkan sewaktu kita sekolah dulu, aku setiap hari didesak sama ibunya mas Zurio untuk cepat mempunyai anak dan keturunan soalnya dia sudah pengen banget gendong cucu tapi kalau terus kaya begini aku setres banget Fit! " ucap Ratna yang menceritakan bahwa pernikahan dirinya dan Zurio tidak seindah yang dibayangkan.

Setelah Fitria asik mendengarkan curhatan hati Ratna, ternyata dia lupa menyampaikan pesan teman-temannya yang telah lama kehilangan kontak Ratna, kalau rencananya minggu depan mereka akan mengadakan reunian sekolah.

"Mana sih nomer telpon kamu Ratna, tolong catat yah disini biar minggu depan kamu juga ikutan reuni sekolah, semua teman-temannya pada dateng kita sudah lama tidak ketemu kan pasti udah kangen banget!" ucap Fitria yang mengajak Ratna untuk datang dalam acara reunian sekolah tersebut.

"Aku belum bisa pastiin bakal bisa datang atau engga, tapi yah liat nanti lah kalau dibolehin sama mas Zurio pasti aku bakal ikutan ko,"ujar Ratna yang berniat pengen ikut datang ke acara reunian sekolah tersebut.

"Ok, nanti aku kabarin yah kamu untuk kelanjutan acara reunian kita di mana tempatnya dan kapan acaranya," ucap Fitria sembari berpamitan terhadap Ratna karena ingin pulang lebih dulu karena anaknya yang sudah menunggu di rumah.

"Sampai ketemu nanti minggu depan di reunian sekolah yah, aku harap kamu datang ke acara Kumpul-kumpul kita,"

ucap kata terakhir Fitri sebelum pulang kepada Ratna yang sahabat.

Mereka pun meninggalkan mall tersebut dan pulang ke rumah masing-masing, Fitria yang naik angkutan umum sedangkan Ratna menggunakan mobil pribadi, yang dibelikan oleh suaminya Zurio yang cukup mapan dan kaya raya dibandingkan Fitria hanya memiliki kehidupan yang sederhana yang sedikit berbeda dengan kelima sahabatnya.

Awal pertemuan Ratna dan Zurio

Sepulang dari mall dan bertemu dengan Fitria tadi Ratna mulai melamun terus menerus, mengingat kalau janji-janji persahabatan mereka waktu di bangku sekolah putih Abu-Abu dulu sangat lah manis.

Pertama kali dia mengenal Zurio sang suami dulu, waktu mereka sama-sama sekolah dan saat itu Zurio sedang tawuran antar sekolahnya Zurio dan sekolah Ratna.

PLUUUUUUUUUK.

Begitu bunyi batu yang di lemparkan Zurio yang hendak melemparkan kepada musuh namun mengenai Ratna.

"Aduh sakit," ucap Ratna sambil memegang kepalanya yang berdarah .

"Kamu engga papa?"tanya Zurio dalam keadaan panik.

"Emang yang kamu liat apa! Ini kepala aku berdarah sakit banget tau," ucap Ratna yang menunjukkan darah yang ada di kepalanya kepada Zurio.

"Kalau begitu aku minta maaf yah soalnya engga sengaja," ujar Zurio.

Ratna yang merasakan kepalanya sangat pusing setelah di lemparkan baru oleh Zurio akhirnya pingsan, setelah itu semua teman-temannya membawa Ratna ke dalam UKS sekolah untuk mengobati luka yang ada di kepalanya.

Dan Zurio pun ditanggap oleh teman-teman Ratna karena telah melukai teman sekolah mereka, karena tindakan brutal dari anak SMK sebelah yang datang menyerang hingga melukai seorang gadis yang bernama Ratna.

"Aku minta maaf yah karena sudah melukai kamu!" ucap Zurio kepada Ratna.

"Iya sudah tidak apa-apa ko, aku sudah maafkan kamu," ujar Ratna yang memaafkan Zurio.

Akhirnya sebagai permintaan maaf Zurio mengajak Ratna untuk nonton film di bioskop yang berada di mall.

"Ini sebagai permintaan maaf aku ke kamu, aku akan traktir kamu untuk nonton film horor,"ucap Zurio yang pertama kali mengajak Ratna untuk jalan berdua.

"Tanpa kamu ngajak aku jalan dan nonton kaya begini pun aku sudah maafkan kamu," ucap Ratna.

Saat di dalam bioskop Ratna ketakutan melihat film horor dan tidak sengaja memeluk Zurio .

"Aduh aku kangen banget itu hantunya muncul tiba-tiba banget kaya begitu," ujar Ratna sambil memeluk Zurio.

"Kalau kamu takut sini peluk aku,"ucap Zurio.

Zurio yang melihat Ratna sangat ketakutan mencoba mencuri kesempatan dalam kesempitan sambil membelai dan memeluk balik Ratna juga.

"Ih kamu apaan sih meluk-meluk aku kaya begini sengaja banget,"ucap Ratna.

Ratna pun memukul Zurio dengan tas selempang yang dibawanya.

"Ampun Ratna, ampun," Teriak Zurio.

Zurio lari terbirit-birit menghindari pukulan Ratna,setelah pulang dari bioskop Ratna di antarkan pulang oleh Zurio.

"Rumah kamu dimana? " tanya Zurio.

Sambil menyetir mobil yang di kendarainya Zurio menanyakan alamat rumah Ratna karena tadi sewaktu datang ke bioskop Ratna naik ojek online bukan dijemput Zurio.

"Kamu cukup mengantarkan aku di depan komplek aja yah jangan di depan rumah soalnya ayah aku galak banget," ucap Ratna.

Ratna memang tidak pernah membawa satu orang laki-laki pun ke rumahnya bahkan untuk mengantarkan dirinya pulang karena ayahnya pak Tito yang sangat galak.

"Aku akan mencoba menemui ayah kamu kalau memang ayah kamu sangat galak dan kamu takut,"ujar Zurio.

Dengan tampak berani dan bertanggung jawab Zurio tetap nekat ingin mengantarkan Ratna pulang ke rumah.

"Kamu jangan sok berani deh, ayah aku beneran galak," ucap Ratna yang masih ketakutan kalau Zurio menemui ayahnya pak Tito.

"Tapi next time aku akan berjanji ingin menemui ayah kamu dan mengantarkan kamu sampai ke depan rumah kamu yah," tutur Zurio.

Zurio berjanji akan mengantarkan Ratna dan menemui ayahnya juga nanti pada suatu hari jika Ratna memperbolehkannya.

Ratna hanya tinggal berdua dengan ayahnya dia anak semata wayang dari pernikahan ayahnya dengan ibu Ratna, ibu kandung Ratna sudah lama pergi meninggalkan Ratna dan ayahnya bersama lelaki lain sejak umur Ratna berusia lima tahun, oleh karena itu ayah Ratna pak Tito sangat menyayangi Ratna lebih dari pada apa pun dia menjaga putrinya dan tidak ingin putrinya mengenal cinta karena takut akan sakit hati yang dialami dirinya seperti dahulu yang tinggalkan oleh ibu Ratna selingkuh dan menikah dengan laki-laki lain.

"Kamu datang dari mana Ratna kenapa baru saja pulang?" tanya pak Tito kepada Ratna karena dia mengkhawatirkan jika putrinya pulang larut malam.

"Ayah kenapa sih? Ratna tadi cuman nonton di bioskop sama teman terus pulangnya kemalaman karena dapat tiketnya susah,"ucap Ratna yang sangat merasa ayahnya terlalu otoriter kepadanya.

"Ayah hanya mengkhawatirkan kamu itu saja tidak lebih," tutur yang ayah.

Zurio adalah lelaki pertama yang berani menemui ayah Ratna yang sangat galak dan otoriter tetapi dia berhasil meyakinkan pak Tito bahwa dia mencintai Ratna bersungguh-sungguh dan ingin meminang Ratna setelah mereka resmi berpacaran dua tahun dan lulus dari sekolah.

"Saya ingin serius dengan anak bapak, bahkan saya bersedia untuk menikahi Ratna dalam waktu dekat," Ujar Zurio.

Zurio yang memiliki perusahaan sendiri dan cukup mapan karena melanjutkan usaha kedua orang tuanya memberanikan diri untuk melamar Ratna dengan modal cinta dan keseriusan.

"Tapi kalian ini masih sangat amat muda kalau untuk menikah, bapak takut kalian tidak sanggup dan gagal menjalani pernikahan kalau memang terburu-buru untuk menikah," ujar pak Tito.

Pak Tito tidak ingin nasib pernikahan anak semata wayangnya sama seperti dirinya yang gagal dan yang menjadi penyesalan sekarang Ratna adalah korban dari keegoisan ibu kandungnya sendiri.

"Nanti bapak coba tanyakan dulu sama Ratna, semua keputusan ada ditangan dia kalau Ratna memang ingin menikah muda bersama kamu bapak tidak bisa melarang kemauan dia," ujar pak Tito.

Pikir pak Tito yang tidak ingin merusak kebahagiaan anaknya hanya karena rasa trauma dirinya terhadap pernikahan.

Saat Zurio pulang dari rumah Ratna pak Tito langsung menanyakan lamaran Zurio kepada Ratna apakah dia ingin menikah muda dengan Zurio, karena pak Tito pernah mendengar keinginan Ratna sebelumnya yang terucap kalau bisa dirinya ingin menikah muda setelah lulus SMA.

"Ratna ayah mau bicara sama kamu sebentar,"ucap pak Tito yang menyuruh Ratna untuk berdua dengan nya di kursi tamu.

"Apa yang ayah mau tanyakan kepada Ratna?" Tanya Ratna.

Ratna pura-pura tidak mengetahui pembicaraan ayahnya dengan Zurio tadi siang .

"Tadi siang Zurio bilang sama ayah dia ingin serius dengan kamu, ayah terserah saja kalau kamu menerima dan ingin menikah muda makan ayah akan merestui," ucap pak Tito yang menanyakan hal ini dengan serius kepada Ratna.

"Kalau ayah mengijinkan Ratna memang berniat ingin menikah muda dengan Zurio," ujar Ratna.

Ratna yang mengatakan niat hatinya kepada pak Tito dengan penuh haru, akhirnya mendapatkan restu dari pak Tito untuk menikah muda, setelah satu bulan kemudian mereka melangsungkan pernikahan yang di gelar di mesjid yang tidak jauh dari rumah Ratna sedangkan resepsi pernikahan akan di gelar pada kediaman Zurio, pernikahan Ratna adalah pernikahan pertama dari keenam sahabatnya Ratna lah yang memulai kehidupan rumah tangga lebih dahulu ketimbang teman-temannya.

Cerita hidup Fitria

Fitria memang sedikit berbeda dari keenam sahabat dia sedikit tomboi dan berambut pendek dan berwarna pirang kuning, dia memang terlihat sedikit urakan dan tampak macam laki-laki.

"Fitria kamu mau ke mana berpakaian sangat terbuka seperti ini," ucap Ibu Fitria yang seorang ustazah di daerah kampung tempat tinggalnya.

Fitria memang nampak berbeda pula dari saudara-saudaranya dengan agama ibu Fitri bu Santi mendidik dan membesarkan anak-anaknya .

"Aku mau jalan keluar bu sama teman-teman aku," Ucap Fitria yang pamit kepada ibunya.

Fitria yang merasa tidak senang karena selalu di banding-bandingkan oleh ibunya, kepada saudara-saudaranya yang lain membuat dia tidak pernah betah untuk berdiam lama-lama di rumah.

Sering mabuk-mabukan dan pergi party ketempat diskotik membuat Fitria salah pergaulan hingga membuatnya terjerumus dalam pergaulan terlarang.

Akhirnya itu lah yang membuat Fitria memutuskan untuk menikah muda karena dirinya hamil di luar nikah.

"Sebaiknya kamu pergi dari rumah ibu, karena kamu sudah mencemarkan nama baik keluarga dan bikin malu Fitria," ucap Ibu Santi kepada Fitria sang anak sambil membuang semua pakaian Fitria ke halaman luar rumahnya.

"Ampun bu, Ampun," ucap Fitria yang bersujud di kaki ibunya sambil berteriak minta maaf .

"Sekarang kamu pergi dari sini,"ujar bu Santi yang mengusir anaknya.

Dengan penuh tangisan dan kesedihan kepergian Fitria yang diusir oleh ibu kandungnya sendiri.

"Mas aku malu," ucap Fitria terhadap Adi sang calon suami.

"Tenang aku akan tetap bertanggung jawab atas kehamilan kamu,"ujar Adi.

Adi adalah lelaki yang telah menghamili Fitria namun dia bersedia bertanggung jawab dengan menikahi Fitria.

Fitria dan Adi menggelar pernikahan yang sangat sederhana dengan cuman menggelar akad nikah biasa tanpa resepsi pernikahan karena usia kandungan Fitria yang sudah mulai membesar.

Sekarang sudah sepuluh tahun berlalu anak mereka sudah empat orang dua laki-laki dan dua perempuan.

"Mamah ayo anterin putri sekolah," rengek anak Fitria yang paling kecil sekarang hari pertama dia masuk sekolah di taman kanak-kanak .

"Tunggu sebentar yah, mamah lagi siapin sarapan dulu," ucap Fitria.

Kesibukan Fitria setiap hari hanya mengurus anak-anaknya.

Pekerjaan Fitria dan suaminya adalah penghibur di dunia malam yang lebih tepatnya itu diskotik.

"Apa kamu tidak ada niatan untuk berubah demi anak-anak kita yang sudah mulai beranjak besar," tutur Adi yang ingin mengajak Fitria kejalan yang benar .

"Kamu ngomong apaan sih, kerjaan kita tuh kaya begini tiap malam kalau engga kaya begini kita mau dapat uang dari mana dan bisa makan pakai uang apa," ucap Fitria yang berpikir kalau dia berhenti dari pekerjaan haramnya sebagai penghibur di diskotik bagaimana nasib empat buah hatinya.

"Aku akan bekerja lebih giat lagi dan lebih berusaha keras lagi supaya bisa mencukupi kebutuhan kita sehari-hari," ujar Adi.

Adi sudah tidak kuat lagi melihat istrinya selalu pergi malam dan pulang pagi selama bertahun-tahun mereka menghidupi keluarga mereka dengan uang haram tersebut.

"Ok, kalau kamu ingin aku berhenti untuk bekerja di tempat haram itu, tapi tepati janji kamu untuk memenuhi semua keperluan anak-anak dan juga bayar uang sekolah mereka serta uang kontrakan juga, "ucap Fitria.

Fitria pun langsung masuk ke kamar tidurnya dan mengganti pakaian miliknya dengan baju yang cukup tertutup.

Terkadang terlintas di benak Fitria dia menyesal memilih jalan hidup seperti ini, dan tidak pernah mendengarkan omongan ibunya dulu kerinduan anak kepada seorang ibu pun selalu ada terbesit dalam pikiran Fitria.

"Bagaimana kalau kita besok pergi ke rumah ibu untuk menemui ibu sekaligus aku juga mau minta maaf sama ibu atas semua kesalahan aku selama ini yang telah mencoreng nama baik keluarga terutama sangat menyakiti hati ibu," Ucap Fitria.

Ajak Fitria kepada Adi sang suami untuk mendatangi rumah ibunya yang dari awal tidak pernah merestui pernikahan mereka, bahkan cucu-cucunya pun belum pernah bertemu dengan nenek kandungnya.

"Sekalian kita bawa anak-anak ke rumah ibu, siapa tau ibu bisa luluh maafin kesalahan kita dengan lihat anak-anak yang sekarang sudah tumbuh besar," ucap adi kepada Fitria.

Apakah hati ibu Santi akan tergugah dengan melihat ke empat cucu-cucunya tersebut, dan mencoba melupakan semua kesalahan anak dan menantunya dimasa lalu, tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Fitria untuk bisa menaklukkan hati ibunya kembali dan mendapatkan satu kata yaitu maaf.

"Mungkin hidup kita susah begini karena kutukan dari ibu, karena ibu tidak pernah ridho dengan jalan yang kita tempuh apa saja usaha kita dan perbuatan kita selalu dipersulit," ucap Fitria yang betul-betul sangat menyesal atas perbuatannya yang telah menyakiti hati ibunya .

"Bisa saja,Besok kita ajak anak-anak untuk ke rumah ibu nanti kamu bilang yah sama anak-anak untuk siap-siap," ujar Adi.

Fitria pun menyampaikan kepada anak-anaknya kalau besok mereka akan pergi ke rumah nenek mereka.

"Besok kita akan pergi ke rumah nenek,"tutur Fitria kepada anak-anaknya.

Anak-anak Fitria masih bingung karena belum mengetahui keberadaan nenek mereka dan siapa nenek mereka.

"Apa kita masih punya nenek mah?" tanya anak Fitria yang paling sulung .

"Iya ada nenek itu baik banget, pasti nenek akan sayang sekali sama kalian kalau sudah melihat dan ketemu," ucap Fitria dengan yakin kalau hati ibunya akan tersentuh apa bila melihat para cucunya.

Mereka yang naik bajaj mulai dari rumah hingga sampai ke rumah ibu Santi dengan pelan memanggil dan mengetok .

Tok

Tok

Tok

"Asalamualaikum,"

Fitria mengucapkan salam sambil mengetok pintu, hari ini pakaian Fitria dan keluarganya sedikit lebih berbeda dia mengenakan kerudung panjang dan juga baju yang lebih tertutup dari pada hari-hari biasanya.

"Mau apa kalian semua kesini," ucap bu Santi yang tidak mau memandangi wajah anak cucu dan menantunya.

"Kita kesini mau jenguk ibu, anak-anak pengen ketemu sama neneknya," ucap Fitria yang menjelaskan kedatangannya sekeluarga.

"Ibu tidak ingin melihat muka kamu lagi selamanya sebaiknya bawa anak-anak kamu pulang,Ibu sudah menganggap anak ibu yang bernama Fitriani itu mati ,"tutur bu Santi.

Dengan penuh berderai air mata sekali lagi Fitria memohon ampun kepada ibu Santi karena dia tau restu orang tua itu sangat lah penting untuk mempermudah langkahnya di segala urusan dan pekerjaan .

"Bu saya minta maaf kalau memang saya sudah sangat menyakiti hati ibu , tapi tolong jangan hukum anak-anak saya yang ingin tau siapa neneknya mereka tidak bersalah bu cukup kami sebagai orang tua yang menanggung semua kesalahan di masa lalu," Ucap Fitria.

Sejujurnya perkataan Fitria sangat mengetuk hati ibu Santi tetapi mulutnya masih sulit untuk mengatakan bahwa dia sudah memaafkan kesalahan Fitria yang dulu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!