NovelToon NovelToon

Suamiku Terpikat Janda Kembang

Bab 1

"Kamu yang sabar ya Ly, semua sudah ditakdirkan olehNya kita tinggal menjalani dan yakin saja kita pasti bisa menjalaninya semua." ucap Erni kepada sang adik.

Erly adalah adik dan keluarga satu-satunya yang dipunya oleh Erni. Mereka berdua menjadi yatim piatu karena kecelakaan beberapa tahun silam yang menimpa kedua orang tua mereka, sehingga merenggut nyawa keduanya.

Erni adalah seorang gadis cantik, ramah dan baik hati. Sehingga tidak sedikit pria yang menyukainya bahkan mau menjadi suaminya. Dan Erni juga seorang kakak yang sangat menyayangi adiknya. Dia rela melakukan apa saja untuk kebahagiaan sang adik.

Tetapi karena satu kesalahan yang dilakukan sang adik sehingga membuat Erni semakin melindungi sang adik dari segala hal.

Kesalahan yang wajar dilakukan oleh sepasang kekasih. Erly sebenarnya adalah gadis yang polos, dia mempunyai kekasih yang begitu menyayangi dan menjaganya. Tetapi itu semua ternyata hanya untuk menutupi brengseknya saja. Karena ternyata sang kekasihlah yang sudah merenggut kesuciannya hingga sampai menjadikan hamil diluar nikah. Itu pun dia lakukan ketika Erly dalam keadaan tidak sadar. Tentu saja karena sang kekasih yang membuat itu semua.

Karena tidak mau menanggung malu, akhirnya sang kakak meminta kepada keluarga kekasih adiknya untuk bertanggung jawab. Setelah berdiskusi cukup panjang mereka pun mau bertanggung jawab untuk menikahinya.

Tetapi setelah perut Erly semakin besar dan sudah akan melahirkan, sang suami pun hilang ditelan bumi. Pergi entah kemana tidak ada yang tahu, pihak keluarga pun juga tidak mengetahui. Akhirnya hal itu membuat Erly menjadi stres karena dia begitu menyayangi suaminya itu.

Karena tidak mau melahirkan tanpa suami dan anaknya tidak memiliki sosok seorang ayah, juga tidak mau sang kakak semakin terbeban akhirnya Erly mencoba untuk melakukan bunuh diri. Dia berpikir akan meninggal bersama sang anak nantinya, sehingga dia membuat bagaimanapun caranya agar dia dan sang anak meninggal bersama.

Erna yang baru saja pulang kerja, seperti biasa menghampiri kamar adiknya untuk mengajak makan bersama. Karena sudah menjadi kebiasaan mereka bahwa sepulang kerja Erna akan membawa makanan untuk mereka makan, meskipun itu hanya dengan lauk yang sederhana.

"Ly, ayo makan dulu ini kakak uda bawa makanan kesukaan kamu." teriak sang kakak dari arah dapur sambil menyiapkan makanan dipiring.

Karena dengan dia berteriak begitu biasanya sang adik langsung keluar dari kamar dan akan menghampirinya.

Tetapi setelah berkali-kali memanggil dan tidak ada jawaban apapun, akhirnya sang kakak pun curiga tidak biasanya adiknya begini.

Tanpa berpikir panjang akhirnya Erna segera menuju kamar adiknya. Karena Erna takut Erly akan melakukan hal yang tidak-tidak setelah semua yang menimpa hidupnya.

Semoga apa yang dipikirkan Erna pun tidak terjadi, batinnya.

Benar saja begitu dia membuka pintu kamar sang adik, betapa terkejutnya dia melihat sang adik yang sudah tergeletak dengan darah yang mengalir di sela-sela kakinya.

Tanpa banyak kata Erna pun berlari keluar rumah sambil berteriak minta tolong kepada orang-orang yang kebetulan sedang ronda malam disekitar rumahnya.

"Tolooonng...."

"Tolonngg....."

Mendengar ada yang meminta tolong, orang-orang pun segera berbondong-bondong ke arah sumber suara.

"Ada apa Erna?" tanya beberapa orang bersamaan.

"Tolong adik saya pak, tolonngg..." ucap Erna terbata sambil menunjuk ke arah rumah.

Orang-orang yang sudah paham pun langsung segera masuk untuk melihat yang sebenarnya terjadi.

...****************...

Hai kak, selamat datang di karya kedua aku ya 🙂

Semoga suka 🙏

Tinggalkan jejak

Jangan lupa like, komen dan hadiah 😉

Bab 2

Begitu orang banyak itu masuk ke dalam rumah Erna, mereka segera menuju ke kamar dengan pintu yang terbuka yang letaknya tidak jauh dari pintu masuk rumah tersebut.

Betapa kagetnya mereka ketika melihat Erly yang sudah tergeletak dengan bersimbah darah.

Akhirnya salah satu tetangga yang mempunyai mobil dengan segera membantu Erna untuk membawa Erly ke rumah sakit terdekat.

Karena mereka berpikir bahwa ada 2 nyawa yang harus segera mereka selamatkan.

Begitu sampai di rumah sakit, Erna segera keluar dengan berteriak meminta tolong kepada perawat yang berjaga untuk segera membawa Erly ke UGD.

Erly pun segera dibawa ke ruangan operasi untuk segera dilakukan tindakan. Kebetulan pada saat itu dokter kandungan masih berada di rumah sakit karena jam tugasnya belum selesai.

Erna dengan setia menunggu sang adik di luar ruang operasi dengan ditemani oleh beberapa ibu tetangga terdekatnya, yang memang baik kepada mereka berdua. Juga tidak lupa dia selalu memanjatkan doa agar sang adik dan keponakannya tertolong.

Setelah menunggu kurang lebih satu setengah jam, akhirnya ruang operasi pun dibuka dari dalam dan keluarlah seorang dokter yang menangani adiknya.

"Keluarga ibu Erly?" tanya dokter dengan menghampiri beberapa orang yang berada di depan ruang operasi, yang diyakini bahwa salah satunya adalah keluarga pasien.

"Saya kakaknya dok!" seru Erna dengan beranjak dari duduknya begitu melihat dokter tersebut keluar dari ruang operasi.

"Begini bu, anak yang dikandung bisa diselamatkan dan baik-baik saja. Untung tidak terlambat dibawa ke rumah sakit.." ucap sang dokter dengan menjeda kalimatnya.

"Alhamdulillah!" seru semua yang berada disana bersamaan, begitupun dengan Erna.

"Tapi maaf...."

Deg!

Perasaan Erna sudah tidak enak, karena dia mulai berpikir macam-macam. Takut terjadi apa-apa dengan sang adik. Karena dia tidak bisa membayangkan seandainya sang adik tidak ada maka dia sudah tidak mempunyai siapa-siapa di dunia.

"Maaf karena sang ibu tidak bisa diselamatkan, kami sudah berusaha semaksimal yang kami bisa." ucap dokter dengan lirih, tetapi masih bisa di dengar semua orang.

Dhuuaarr!

Bagaikan tersambar petir, ternyata benar apa yang baru saja dia pikirkan.

Erna langsung merosot dilantai seakan kakinya tidak bertulang lagi, seakan ada batu besar yang menghantamnya.

Kenapa kabar bahagia dan kabar duka datang bersamaan. Kalau boleh jujur dia tidak mau itu semua. Dia lebih memilih salah satu saja daripada langsung keduanya dia terima.

Ibu-ibu yang sedang bersama Erna pun dengan segera membantu Erna berdiri dan menguatkannya. Mereka membawa Erna untuk kembali duduk di kursi yang sebelumnya mereka duduki.

"Sabar ya nak Erna, semua sudah ditakdirkan kamu yang ikhlas ya!" kata ibu-ibu hampir bersamaan, karena mereka juga merasa kehilangan. Bagaimanapun Erna dan Erly sudah mereka anggap sebagai anak sendiri. Karena Erna dan Erly adalah sosok yang ramah dan suka menolong dengan tetangga. Jadi banyak yang menyukai mereka.

"Kalau begitu saya permisi bu. Sebentar lagi bisa menemui baby dan jenasahnya. Biar diurus dulu oleh perawat." dokter pun berpamitan untuk kembali keruangannya.

"Iya dok terima kasih banyak." jawab salah satu ibu yang menemani Erna. Karena Erna masih shock jadi dia tidak menjawab perkataan sang dokter.

...****************...

Tetap semangat kak 💪

Tinggalkan jejak

Jangan lupa like, komen dan hadiah 🙏

Bab 3

Setelah mengurus jenasah Erly dengan dibantu tetangga-tetangganya, akhirnya Erni bisa menjenguk sang keponakan yang saat itu masih harus ditangani di ruang khusus karena harus lahir sebelum waktunya jadi membutuhkan perawatan yang ekstra.

Erni hanya bisa melihat dari kaca dari luar ruangan bayi. Dari sana terlihat jelas bahwa sang keponakan tertidur nyenyak di box nya dengan beberapa alat yang menempel di tubuhnya.

Erni tak kuasa menahan air mata. Seakan tidak pernah kehabisan stok air mata, maka tanpa permisi air mata tersebut terus keluar begitu saja.

Erni menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh adiknya. Kenapa bisa adiknya melakukan hal seperti itu. Padahal Erni sudah berkali-kali memberi nasehat bahwa dia akan selalu ada untuk sang adik apapun yang terjadi. Tetapi kenapa masih tetap meragukan kakaknya.

Tetapi Erni kemudian tersadar, bahwa dia harus kuat demi sang anak yang tidak berdosa. Ya, sekarang dia akan menganggap keponakan itu adalah anaknya, bahkan anak kandungnya.

"Sifa! Asifa Prameswati. Sekarang itu namamu nak, dan aku adalah ibu kandungmu." ucap Erni dengan mata yang terus tertuju kepada anaknya sambil menempelkan tangannya kepada kaca seakan sedang menyentuh anaknya.

...****************...

Keesokan harinya pemakaman sang adik berlangsung dirumahnya. Rumah yang menjadi saksi kebersamaan mereka, rumah yang sekarang akan menjadi sepi karena tidak ada keceriaan sang adik lagi.

Dan Sifa masih berada di rumah sakit untuk beberapa hari kedepan. Karena memang masih memerlukan perawatan khusus.

Tetapi Erni meyakini bahwa kepergian sang adik akan tergantikan dengan kehadiran anaknya. Erni berjanji akan menjaga, melindungi, menyayangi anaknya seperti dia memberikan itu semua kepada adiknya dulu.

Selama acara pemakaman Erni tidak berhenti menangis, dia terus saja menangis karena mengingat begitu banyak kenangan manis yang mereka lakukan bersama. Sehingga rasa kehilangan itu sangatlah dalam.

Para tetangga dan teman-teman Erni pun banyak yang datang untuk memberi penghiburan dan penghormatan terakhir untuk sang adik. Karena teman-teman Erni pun sangat mengenal kakak-beradik itu.

"Yang sabar ya Erni, aku yakin kamu kuat kog." ucap Vera sang sahabat dengan memeluk Erni, hanya Vera yang menjadi tempat curhat Erni selama ini.

Erni tidak sanggup berkata-kata, dia hanya menganggukkan kepala pelan tanda dia mengamini perkataan sahabatnya itu.

Setelah beberapa waktu akhirnya acara pemakaman pun selesai. Dan tetangga-tetangga serta teman-temannya Erni sudah banyak yang mulai berpamitan.

Tetapi tidak dengan Vera, dia masih setia menemani sang sahabat bahkan berencana akan tinggal bersama untuk beberapa hari kedepan. Agar Erni tidak merasa kesepian dan sendiri.

Malam menjelang, rumah Erni pun sudah terlihat sepi kembali. Karena memang para pelayat sudah pulang semua. Hanya tinggal Vera yang saat ini sedang berada di dapur terlihat sedang membuat minuman untuknya dan Erni.

Erni pun hanya duduk diam melamun di ruang tamu rumahnya, sambil memeluk foto sang adik yang tersenyum bahagia.

"Uda Erni jangan melamun gitu, aku ngerti ini berat tapi kamu harus kuat. Ingat ada Sifa yang nungguin kamu! Ini diminum dulu biar lebih enakan." ucap Vera sambil memberikan secangkir teh untuk Erni.

Vera tahu soal Erni yang akan menjadikan Sifa sebagai anak kandung. Dan dia salah satu orang yang mendukung niat baiknya itu.

Vera pun berjanji dia juga akan menyayangi Sifa seperti anaknya sendiri.

...****************...

Tetap semangat 💪

Jangan lupa tinggalkan jejak

Like, komen dan hadiahnya 🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!