Rizal Jaka atau biasa yang di panggil Rizal dia adalah seorang Siswa Sma biasa dari Indonesia – Jawa Tengah – Purbalingga yang memiliki kepintaran yang biasa – biasa juga, sekarang umurnya sudah mencapai angka “17” tahun dimana dia sekarang sudah kelas 11 dengan tahun ajaran kedua.
Dan kalian pikir bahwa Rizal itu sangat pintar atau sangat berbakat, tapi sebenarnya tidak karena dia itu kepintarannya hanya rata – rata dan begitu juga dengan fisiknya.
Dia juga tidak memiliki seorang pacar dan wajahnya juga biasa saja karena tidak jelek dan tidak tampan juga, pokoknya semuanya tentang Rizal itu semuanya “Biasa Saja” Jadi bisa di bilang dia hanyalah “Mob” di hadapan semua orang di sekolahnya
Sekarang terlihat di tepi sungai dengan hari yang sudah menjelang malam. Terlihat seorang laki – laki yang menggunakan seragam sma nya sedang duduk di sana. Dia adalah Rizal, sekarang terlihat ia sedang melamun memikirkan sesuatu tentang masa depannya.
‘Hah... Sebentar lagi aku akan Naik kelas 12 dan setelah lulus aku juga harus kuliah atau jika tidak, aku akan langsung kerja...’
‘Namun... Jika aku ingin langsung bekerja,aku harus punya orang dalam di suatu perusahaan dimana aku ingin bekerja, jujur saja itu sangat mudah jika memiliki orang dalam,'
Apa yang di katakan Rizal memang benar dan sangat nyata karena orang dalam adalah senjata yang paling ampuh untuk mencari pekerjaan. Sedangkan orang yang mencari pekerjaan tanpa adanya Orang dalam akan sangat sulit, terutama untuk orang yang memiliki ciri fisik seperti Rizal. Dan Rizal sudah menyadari itu sedari lama.
‘Kalau tidak pakai “orang dalam” untuk cari pekerjaan, aku harus menjadi lebih tampan dan lebih pintar karena kebanyakan perusahaan itu hanya memandang fisik dan kepintaran seseorang. Ya tapi sudahlah... Yang bisa kulakukan hanyalah berusaha semaksimal mungkin untuk masa depan,'
‘Bahkan ada orang yang nasibnya lebih buruk dariku ,jadi syukurilah apa yang sudah aku dapatkan sekarang ini... Tidak perlu mengeluh,'
Setelah itu Rizal mulai berdiri dan beranjak pergi dari sungai dan berniat untuk kembali ke rumah tercintanya dimana Ibu dan adik permpuannya tinggal. “Waktunya untuk pulang.” Rizal mulai berjalan pulang dengan santai sembari bersenandung dan menendang batu krikil yang ada di depannya.
Namun suatu saat, ketika ia berjalan tiba – tiba sesuatu yang nampak kecil jatuh dari atas langit. Dan saat itu Rizal yang menyadarinya mulai penasaran dan berniat untuk menangkapnya. “Apa itu? Sepertinya menarik,”
Namun ternyata saat Rizal menangkapnya ,itu hanyalah batu krikil yang sebesar jari jempol kakinya saja, namun saat Rizal melihat batu itu. Ia menyadari ada yang aneh tentang Batu yang baru saja ia tangkap. “Batu ini seperti pelangi, tapi aku tidak yakin batu apa ini...”
Batu yang di takap Rizal berwarna warna – warni layaknya pelangi, dan saat ini Rizal mulai berfikir batu apa yang baru saja ia tangkap barusan. Tetapi dia tetap tidak menemukan jawabannya sama sekali. “Aku tidak tahu tapi akan ku simpan saja,siapa tahu ini berharga.”
Tentu saja, Batu itu sangat berharga karena memiliki warna yang bisa di bilang sangat menerik untuk di simpan, pasti para Kolektor batu ada yang mau membeli batu ini dengan cukup mahal. Rizal juga berfikir begitu.
Namun apakah itu benar bahwa itu hanya sebatas batu yang memiliki warna indah? Entahlah tidak ada yang tahu, tetapi mari kita lihat apa yang akan terjadi setelah ini. Apakah ada kejadian besar yang terjadi atau malah tidak ada.
Dan sekarang setelah beberapa menit berjalan akhirnya, Rizal telah sampai ke rumahnya yang menurutnya sangat indah tetapi bagi orang lain rumahnya itu sama seperti rumah kelas menengah lainnya. “Ibu, Nisa aku pulang!”
Rizal membuka pintunya sembari melepaskan sepatunya ,namun tanpa dia sadari seorang Bocah perempuan berumur 14 Tahun dan sangat cantik datang ke arah Rizal. Tentu saja dia adalah Adik Kandungnya sendiri yaitu ,”Nisa Karina”
“Kakak, kenapa lama sekali? Ini hampir malam loh,” tanya Anisa dengan muka masamnya.
“Aku tadi ada urusan ke rumah teman, jadi apakah kau sendirian?” Jawab Rizal yang berjalan kedepan sembari mengelus Rambut Nisa dengan sangat lembut. Dan saat Nisa melihat dirinya di elus. Mukanya sedikit memerah dan tentu saja dia juga kesal.
“Ibu lagi memasak, dan berhentilah mengelusku!” ucap Nisa yang kesal
“Baiklah, Ibu!” Rizal mengangkat tangannya dari atas kepala adiknya itu dan lalu ia mulai pergi ke dapur sembari memanggil.
“Ya, ada apa Zal?” tanya Ibu Rizal yang nampak sedang memakai celemek dan memasakan sesuatu untuk Rizal dan Nisa.
Dan Nama Ibu Rizal adalah “Selina Tiara” dimana dia adalah wanita janda berumur 38 Tahun yang sangat cantik dan tetap awet muda, Sedangkan Ayah Rizal sudah meninggal 1 Tahun yang lalu karena kecelakaan lalu lintas. Dan alasan kenapa Rizal memiliki wajah yang biasa saja adalah karena wajahnya itu meniru ayahnya sendiri
Sedangkan Nisa, dia mengikuti kecantikan Ibunya
“Beberapa minggu lagi aku akan ada Ujian Kenaikan Kelas. Dan biaya SPP sekolah juga perlu di lunasi secepatnya sebelum kelas 12 semester 1 selesai.” Ucap Rizal yang memberitahu kepada ibunya.
“Eh? Benarkah? Hm.... Baiklah akan ibu usahakan. Tetapi tidak sekarang,”
“Tidak apa bu, aku juga akan membantu mencari uang dan membantu beban ibu. Jadi tidak perlu khawatir,” Rizal mencoba untuk meringankan beban yang di tanggung Ibunya dengan ikut mencari uang. Dan sebenarnya Rizal setelah masuk Sma dimana tepatnya Ayahnya meninggal. Ia bekerja paruh waktu untuk mencari uang tambahan supaya beban ibunya tidak terlalu berat.
“Terimakasih, tapi jangan terlalu di pikirkan. Kau fokus saja dengan Sekolahmu dan tingkatkan nilaimu menjadi lebih baik,” Ibunya tersenyum kepadanya dengan sangat lembut, tetapi saat melihat senyuman lembut Ibunya...
Entah kenapa dia merasa begitu sakit karena dia sudah tahu bahwa Keluarganya sudah terlilit hutang yang cukup banyak dengan Bank ,belum lagi dengan lainnya... Tetapi Ibunya terus tersenyum kepadanya dan tetap bekerja keras tanpa mengeluh sedikitpun kepadanya
“ Tenang saja, aku juga telah mengatur jadwalku supaya sekolahku tidak terganggu. Oh ya bu aku akan ke kamar dulu untuk belajar sebelum makanan siap.” Ucap Rizal
“Eh? Langsung belajar? Baiklah, semangat ya,”
“Ya...”
Setelah itu Rizal mulai masuk ke kamarnya dan segera mengunci pintu kamarnya setelah itu. Namun beberapa saat dirinya mengunci pintunya. Dia mulai menyandarkan punggungnya di depan pintu kamarnya itu dengan sangat lemas dan badannya mulai terjatuh
‘Aku harus kuat, aku tidak boleh menangis karena masalah seperti ini,'
Rizal mulai menatap ke atas dan mencoba menahan air matanya supaya tidak terjatuh. Dan nampak dirinya sekarang wajahnya sangat putus asa dan kebingungan... ‘Bagaimana ini, kenapa aku tidak bilang bahwa aku telah di pecat dari tempat aku bekerja...’
Jujur saja itu sangat menyakitkan, berbohong bahwa dirinya baik – baik saja dan mencoba untuk tetap tersenyum di depan keluarganya yang sebenarnya tidak baik -baik saja. ‘Mereka memecatku secara sepihak karena anak orang kaya itu tidak suka kepadaku. Sungguh egois sekali, mereka pikir aku ini apa?’
Segalanya akan di kendalikan oleh uang, siapapun yang berada di kasta paling rendah akan di perlakukan semena – semena oleh orang yang berkasta tinggi. Itulah hukum dunia modern yang berlaku saat ini!
‘Aku... Tidak bisa memberitahu ini kepada ibu dan adikku, jika aku memberitahunya... Semuanya tidak akan baik – baik saja... Tetapi tetap saja, rasanya sangat sakit jika aku terus berbohong. Aku seperti sudah tidak kuat lagi untuk menahan Air mataku...’
Air matanya hampir menetes dan hampir terjatuh dari katup matanya yang sudah terlihat sangat sedih itu. Dimana ia terus memikirkan bagaimana caranya membuat keluarganya bahagia sedia kala, dan bagaimana caranya dirinya melindungi Ibu dan adik perempuannya dari kejamnya dunia ini.
Dan saat itu Rizal sudah menentukan apa yang seharusnya dia butuhkan untuk melakukan semua itu. Benar yang perlukan hanyalah “Uang dan Kekuasaan” tetapi tetap saja, dengan dirinya yang saat ini, tidak akan bisa menggapai semua itu.
Saat itu, Rizal mulai membuka Tas nya dan mengambil batu yang baru saja ia temukan itu. “Apakah jika aku menjual ini, aku akan mendapatkan ‘Uang dan Kekuasaan’ yang aku mau...” gumam Rizal
Sesaat dirinya mengatakan itu, tiba – tiba batu itu mulai bercahaya dan saat itu dirinya menjadi sangat terkejut ‘Apa?!’ Cahaya yang sangat terang layaknya pelangi, sekarang ini cahaya itu memenuhi seisi kamarnya yang sangat gelap itu menjadi sangat terang.
Hingga suatu saat, tiba -tiba Rizal melihat Batu itu terbang di depan mukanya. Tidak berhenti di situ saja, di waktu yang sama dia mendengar suara wanita dari arah batu itu.
[Apakah Anda menginginkan “Uang dan kekuasaan” ? Jika iya, maka Stone System akan membantu anda]
“Apa mungkin?”
Chapter 02
“A-apakah mungkin?” Mata Rizal tidak bisa membelak dari batu yang bersinar itu. Dan dia tidak percaya apa yang sekarang ini di lihatnya. Apakah ini sihir? Dia berfikir seperti itu.
[Ya, yang anda perlu lakukan hanya perlu membuat kontrak dengan saya dan anda akan membantu saya untuk menemukan Batu – batu yang memiliki bagian kekuatan saya,]
[Dan sebagai balasannya, anda akan mendapatkan Kekuataan,kekuasaan, dan kekayaan yang tidak terbatas dari saya sendiri,]
Mendengar hal itu, Rizal menjadi sangat terkejut dan sedikit tidak percaya dengan apa yang baru saja di katakan Batu ajaib tersebut. Tidak hanya itu ,ini benar -benar sangat tidak masuk akal!
“A-aku masih tidak percaya, dan aku tidak akan membuat kontrak denganmu jika kau tidak bisa membuktikannya,”
[Saya sudah menduga Anda akan mengetes saya, maka dari itu saya sudah menyiapkan sedikit Demonstrasi khusus untuk anda.]
[Tetapi ini akan cukup membuat anda terkejut karena saya akan menghentikan waktu dunia ini
Itu benar – benar tidak bisa di percaya, sesaat setelah Batu itu mengatakan “Time Stop” tiba – tiba waktu berhenti seketika. Dan melihat hal itu ia tidak percaya karena saat ia melihat keluar kamar...
‘Apa!? Waktu benar – benar berhenti!?’
Rizal menjadi sangat ketakutan, dan tidak hanya itu ia mulai menatap batu yang sedang melayang itu dengan tatapan yang sangat takut karena Batu itu memiliki kekuatan yang sangat tidak masuk akal di hadapan Manusia!
‘Dia bahkan bisa melawan hukum waktu! Ini benar -benar sangat mustahil! Ga-gawat ini benar -benar gawat! Aku benar -benar menemukan sesuatu yang layak di sebut “Monster!” '
[Jadi, apakah anda percaya? Dan jika anda masih belum percaya. Saya bisa melakukan hal lain yang lebih gila dari yang baru saja saya lakukan...]
‘A---‘
[Ya... Misalnya menghancurkan Dunia ini]
Mendengar perkataan dari Batu itu, Rizal langsung percaya karena setelah melihat bahwa dia bisa menghentikan waktu. Maka tidak mustahil bahwa dia bisa menghancurkan dunia ini dengan sangat mudah.
Dan saat itu, Rizal menjadi semakin gemetaran dan dia memikirkan apa yang akan terjadi jika dirinya menolak Kontrak dengannya. ‘Aaah... Ini sudah jelas, apa yang baru saja dia lakukan tadi itu semacam ancaman supaya aku tidak menolak kontrak dengannya,'
‘Ini sangat mudah di tebak dari gaya bicaranya yang menurutku sangat mencurigakan, tetapi aku tidak ingin membuat keputusan yang sembrono yang akan membahayakan nyawa keluargaku,'
[Jadi? Apakah kau mau menjalin kontrak dengan saya?]
‘Aaah... Sepertinya aku tidak punya pilihan lain untuk menerimanya, dan aku tahu bahwa dia akan memanfaatkan aku! Namun aku juga akan lebih memanfaatkannya lebih dari apa yang dia lakukan padaku!’
“Ya, aku menerima kontrak yang kau tawarkan,” jawab Rizal
[Pilihan yang tepat ,sekarang waktunya untuk menjalin kontrak.]
“Caranya?”
[Kau hanya perlu memberikan nama untukku, itu saja. ]
“Cuma itu? Itu hal yang mudah, Baiklah aku akan memberikanmu nama ‘Era’ “
[Era? Hmm... nama yang biasa, tapi aku suka. Baiklah aku menerima nama yang kau berikan itu,]
“Baguslah, “
[Oh ya, ada satu hal lagi yang perlu kau akukan untuk membuat kontrak ini berhasil sepenuhnya.]
“Eh? Apa itu?”
[Aku hanya ingin menghancurkan salah satu matamu saja hehe]
Setelah mendengar apa yang di katakan Era, Rizal menjadi sangat terkejut “Ha?”
Syut!*
Seketika sebuah serangan yang sangat cepat di lancarkan oleh Era dan di arahkan ke mata Kiri milik Rizal. Sehingga saat itu Mata kiri Rizal hancur dalam sekelip mata.
Craaat!*
“AAAAAAAAAAAAA! MATAKU! MATAKU! SIAL SIAL SIAL! SAKIT SEKALI!” Rizal berteriak kesakitan karena salah satu matanya telah di hancurkan oleh Era.
Tidak hanya itu, darah merah segar juga mulai menetes dari mata Rizal yang baru saja di hancurkan. Dan saat itu Rizal mulai menatap marah Batu yang baru saja menghancurkan batunya.
[Memulai penyatuan!]
Dan batu itu mulai melesat ke arah mata kiri yang baru saja hancur. Tidak hanya itu, saat ini terlihat Batu itu,/ Era mulai menyatu seakan dia menggantikan mata yang baru saja di hancurkan olehnya.
Tetapi tetap saja, proses ini akan sangat menyakitkan bagi Rizal dan saat itu Rizal yang merasakannya terus berteriak dan menggulingkan tubuhnya kesana kemari hingga meja, kursi yang ada di kamarnya berantakan.
Gubrak! Brak! Braak!
“AAAAAAAA! BERHENTI SIALAN! INI SANGAT MENYAKITKAN,AKU TIDAK BISA MENAHANNYA LAGI!”
[Proses hampir selesai ,mohon tahan sedikit lagi.]
Proses penyatuan Era dan Mata kiri Rizal terus berlanjut dan setelah 5 menit proses itu berjalan. Akhirnya Proses penyatuan Era dengan Mata Kiri Rizal telah selesai
Dan pada saat itu, terlihat Rizal masih terpuruk dan nafasnya tidak beraturan karena menahan rasa sakit yang selama ini belum ia rasakan. Sungguh perjuangan yang sangat menyakitkan, jika orang itu memiliki Tekad yang lemah, sudah pasti dia akan mati dalam proses penyatuan tersebut.
“Hah....! Haaahhh...! Akhirnya selesai juga...”
[Ya, dan Selamat Tuan.]
“Kau tidak bilang bahwa kau akan menghancurkan mataku, sial sekali. Aku tertipu.”
[Jika saya bilang dari awal, Anda akan menolaknya]
Namun Rizal tidak menjawab pernyataan yang di katakan oleh Era dan mulai berusaha untuk bangkit kembali “Sepertinya mata kiri ku terasa berbeda dari sebelumnya. Rasanya ini bukan seperti mataku saja... Ya itu sudah pasti, mataku sudah di hancurkan olehmu sebelumnya,”
[Maaf,]
“Jangan di pikirkan, oh ya bagaimana cara menggunakan kekuatanmu Era? Dan seharusnya keberadaan aneh atau biasa di panggil Sistem di cerita fiksi. Seharusnya kau memiliki Fitur seperti di Game”
[Ya, saya memiliki fitur yang hampir sama tapi sedikit berbeda,]
“Apa yang membedakan mu dari sistem yang ada di cerita fiksi yang selama ini ku baca?”
[Coba anda katakan “Status”]
“Hmmmm... Baiklah, Status”
[Status Di tampilkan.]
Saat itu, panel layar hologram muncul dari mata kirinya dan menampilkan Status miliknya
[
Statistik:
Stone: 0/100
Kekayaan: Rp. 150.000]
Tetapi setelah melihatnya, Rizal menyadari bahwa Status yang di tampilkan Sistem ternyata Biasa saja. Sama seperti Statistik dirinya itu. Dan Rizal tidak bisa protes karena itu kenyataannya.
“Oke ternyata biasa saja, tapi apa maksudnya Stone 0?”
[Itu adalah jumlah batu yang perlu anda kumpulkan, dan setiap anda mendapatkan satu stone. Anda akan mendapatkan satu Hadiah yang tentu saja itu sangat luar biasa]
[Dan pengumpulan Stone adalah Misi Utama Tuan. Tetapi juga saya akan memberikan beberapa misi sampingan dan Saya ingin anda menyelesaikannya karena akan hadiah yang tidak kalah menarik.]
“Bagus, tetapi apakah kau tidak bisa memberikan 1 atau 2 hadiah kontrak kita?”
[Tentu saja ada, tetapi Hadiah itu akan saya berikan besok]
“Aku akan menantikannya,”
[Anda tidak akan kecewa]
Chapter 3
Setelah itu Rizal mulai merapikan kamar nya kembali dan tidak lama kemudian ibunya mulai mengetuk pintu kamarnya karena itu sudah waktunya makan malam.
Tok tok!*
“Zal, waktunya makan malam!” panggil Ibu Rizal yang sekarang ada di depan pintu kamar Rizal. Dan saat mendengarnya Rizal dari dalam kamarnya langsung menjawab “Ya, aku akan keluar,”
Rizal keluar kamar dan terlihat dari kamarnya ibunya sedang menyiapkan kan makanan di atas meja bersama dengan Nisa yang membantu ibunya. Dan saat melihatnya, Rizal tersenyum.
“Kakak kenapa diam saja? Ayo kesini bantu -bantu menata makanan ke atas meja!” Nia menyuruh Rizal untuk membantu menata Makanan ke atas meja makanan
“Bukannya kau dan ibu saja sudah cukup? Dan sebentar lagi selesai, buat apa aku membantu?” jawab Rizal yang santai
“Eeeh... Tapi...” Nisa mengerutkan dahinya dan kesal dengan pernyataan yang di berikan kakaknya.
“Benar kata kakak mu Nisa, ini sudah hampir selesai, kakakmu nanti akan membereskan semua ini setelah makan. Benarkan Zal?” Ibu Rizal menengahi nya
“Ya benar, aku akan melakukannya,” jawab Rizal yang tersenyum
“Janji ya kakak? Jika kau bohong, aku pasti akan memukulmu!”
“Ya ya... Aku janji, baiklah ayo kita makan,”
“Oke,”
Kemudian Rizal, adik dan Ibunya makan malam bersama dan terlihat keluarga mereka terlihat sangat bahagia walaupun keluarga mereka tidak lah lengkap karena tidak adanya seorang ayah, namun... Apapun itu, mereka telah mengikhlas kan kepergiannya
Walaupun itu sangat berat untuk pertama kalinya, tetapi perlahan mereka mulai bisa menahan dan hidup seperti biasa.
15 menit berlalu, akhirnya mereka semua telah menyelesaikan makan malamnya sampai makanan itu habis tidak tersisa dan hanya menyisakan alat makan yang kotor di atas meja.
Dan sesuai janji, Rizal mulai membereskan semua itu. Namun saat itu Ibu Rizal mulai berdiri dan ingin membantunya. Namun dirinya menolak bantuan itu dan mengatakan “Ibu istirahat saja, aku bisa membereskannya,” dengan senyuman lembutnya.
Karena melihat senyuman anak tertuanya, dia tidak bisa menolaknya dan melalukan apa yang di katakan olehnya. “Baiklah, tapi hati -hati ya,”
“Tenang saja, Nisa juga lagi nganggur. Dia bisa membantuku, benarkan?” ucap Rizal yang menatap adiknya yaitu Nisa
“Ya, aku akan membantu kakak. Jadi Ibu istirahat saja dan Ibu pasti lelah habis bekerja seharian penuh,”
“Jadi ayo kakak,”
Setelah itu Nisa mulai membawa sisa peralatan makan yang ada di atas meja makan dan langsung membawanya ke tempat cuci piring bersama dengan Rizal.
Ya benar, mereka berdua sangat menyayangi ibu mereka. Dan inilah yang dapat mereka lakukan untuk membalas semua yang ibu mereka lakukan kepada mereka berdua.
......
Di dapur dimana mereka mencuci alat makan yang mereka tadi pakai, terlihat Rizal dan Nisa sedang mencuci semua itu. Dan tentu saja mereka membagi tugas, Nisa yang mencuci alat makan sedangkan Rizal yang mengeringkannya dengan Lap kering.
“Hey Kakak, tolong jangan buat dirimu terlihat menyedihkan di depan ibu, aku tidak ingin dia terlihat tambah khawatir,” ucap Nisa sembari mencuci piring
“Ya aku tahu, begitu juga dengan dirimu,” balas Rizal kepada adiknya
“Tanpa di beritahu aku sudah tahu dan... sepertinya aku tidak akan lanjut sekolah lagi setelah lulus SMP, namun itu jika aku tidak lolos lewat beasiswa,” mendengar apa yang di katakan adiknya, Rizal sedikit terhenti dan terdiam.
Dan saat itu Rizal mulai mengelus kepala adiknya dengan sedikit kasar, “Ihh... Kenapa kakak selalu mengelusku seperti ini?!” Dan pada akhirnya Nisa pun sedikit kesal.
Lalu kemudian Rizal mulai memberi nasihat kepada adiknya yang sangat cantik itu, “Jangan bercanda, kau masih bocah. Kau tetap fokus saja dengan sekolahmu, mengerti? Dan mengenai kau bisa lolos beasiswa atau tidaknya, lebih baik kau belajar lebih serius lagi,”
Kata – kata yang di lontarkan kepada Nisa, hal itu membuat dirinya sedikit senang dan nampak dia tersenyum sembari dirinya mencuci piring. Dan Rizal yang melihat adik perempuan nya tersenyum, dia merasa ingin menjahilinya “Sepertinya adik Perempuanku memang sangat cantik dan imut jika tersenyum hehe”
Lalu sesaat ketukan yang berasal dari piring yang di pegang Nisa mengarah ke kepalanya. Dan itu membuat dirinya sedikit sakit dan mengelus kepalanya “Sakit,”
“Tolong jangan menggodaku seperti itu, bisa – bisa aku mulai mencintai kakak layaknya lawan jenis,” ucap Nisa yang menahan rasa malunya dan itu sudah terlihat jelas karena pipinya sedikit memerah.
“Itu lebih baik, aku tidak ingin adik perempuanku yang begitu cantik dan imut di bawa oleh laki – laki yang tidak jelas,” ucap Rizal dengan bangganya tanpa ada rasa malu.
“Kakak... ternyata penyakit siscon mu mulai bertambah parah, lebih baik kau pergi ke Rumah sakit jiwa sekarang juga,” balas Nisa yang menatap jijik.
“Tatapanmu memang sangat menyakitkan Nisa, jadi apakah sudah selesai?”
“Ya, ini yang terakhir. “
Nisa mulai memberikan piring yang terakhir dan Rizal menerimanya lalu ia segera mengeringkannya dengan mengelap piring itu.
Dan meletakannya ke rak piring yang ada di dekatnya. Lalu terlihat di sofa yang ada di ruang keluarga, nampak Ibu dari Rizal dan Nisa sudah tertidur dengan cukup lelap.
Tidak hanya itu, Nisa juga terlihat menguap “Kau boleh tidur dulu Nisa, “
“Baik – baik, aku tidur dulu kakak, bye bye”
Kemudian Nisa mulai masuk ke kamarnya, sedangkan Rizal sendiri ia mulai membangunkan ibunya untuk pindah ke kamarnya supaya badannya tidak sakit jika tidur di sofa.
Setelah itu, Rizal juga ikut tidur karena sudah tidak ada yang bisa ia lakukan sekarang ini dan tentu saja ia akan menunggu apa yang akan terjadi keesokan harinya.
...******...
Matahari mulai bangun dari redupnya cahaya, memancarkan sinarnya, memadamkan embun di dedaunan, menghangatkan tubuh dari hawa dingin, dan membakar semangat baru di hari yang baru, ya walaupun kebanyakan orang tidak bersemangat di pagi harinya.
Begitu juga dengan Rizal yang dulunya selalu tidak semangat saat pagi, namun sekarang berbeda karena sekarang dia telah menantikan datangnya pagi hari ini! Dan terlihat Rizal yang berada di kamarnya mulai membuka matanya dengan perlahan.
[Selamat Pagi Tuan, apakah anda mau membuka hadiah kontrak dengan saya?]
‘Ya, tentu saja. Buka hadiah itu sekarang juga!’
[Baiklah, Kotak Hadiah Telah di buka!]
[Selamat anda mendapatkan Stone Poin sebanyak “100”]
[Dan kemampuan “Manipulasi Waktu,”]
Lalu saat mendengar apa yang dirinya dapatkan, dia sangat terkejut dan sedikit bingung apa gunanya Stone Poin itu. Tetapi yang lebih penting itu tentang kemampuan “Manipulasi Waktu” dan saat mendengarnya saja itu sudah jelas sangat hebat.
[Stone Poin itu bisa di tukar menjadi uang yang akan di kirimkan ke rekening bank tuan.]
[1 Stone Poin\= Rp. 100.000]
[Lalu untuk Kemampuan “Manipulasi waktu” itu sebenarnya ada tahapan – tahapannya, mulai dari yang terlemah sampai yang terkuat. Jadi anda tidak akan bisa menguasai kemampuan itu dalam waktu singkat,]
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!