NovelToon NovelToon

Ranjang Panas Sang Mafia

Hancurkan!

Happy reading

🌹🌹🌹🌹🌹

"Hancurkan gedung itu, bakar hingga tak bersisa bila perlu." ucap seorang pria yang sedang muda berbaju serba hitam dan kacamata hitam yang sedang berdiri di depan mobilnya .

Tampak sejumlah pria bertubuh kekar mengelilingi Pria tadi lalu menuruti apa perintah bos nya itu.

"Siap tuan." ucap salah satu pria bertubuh besar itu

"Lalukan." ucap Pria itu lagi dengan mengusir anak buah nya dengan menggunakan telunjuk nya.

Pyuuurrrr......

Pyurrrrr......

Bahan bakar itupun disiram kedalam gedung yang menjulang tinggi itu dan suara tembakan pun dimana-mana.

Dor....

Dor...

Dor....

Pria yang di panggil tuan itu pun terlihat santai sambil menikmati rokok yang ia hisap.

"Kau bermain-main dengan ku kan?" ucap pria itu lagi menatap sebuah bangunan yang mulai terbakar perlahan itu.

"Tuan... tuan Al ampuni saya... jangan habisi gedung saya.... ampun tuan." Tiba-tiba seorang pria datang dengan tubuh penuh lebam bekas pukulan memohon dikaki pria yang dipanggil tuan Al itu.

Al kembali memainkan telunjuknya kepada anak buah nya, seakan paham kode apa yang tuan mereka berikan, sejumlah pria bertubuh kekar itu menjauhkan pria parubaya itu dari kaki tuannya.

"Jangan mengotori sepatu tuan kami paham kau." ucap Ben selaku ketua dari segerombolan anak buah Al tersebut.

"Biarkan aku memohon kepada tuan mu." pinta laki-laki tua yang tak berdaya itu lagi

"Tuan aku mohon jangan hancurkan gedung ini, aku mohon tuan." laki-laki itu bersujud di bawah kaki Al namun tidak dengan menyentuh kaki Al

"Hentikan." perintah Al lagi dengan satu kata saja anak buah nya pun langsung mengerti ucapannya

Semua anak buahnya pun diarahkan untuk menghentikan semuanya dan kembali sebagian ke markas dan yang lain berjaga-jaga diseketiran Al.

"Kau tau akibatnya kan?" Suara yang begitu datar dan menakutkan itu membuat orang mendengar sangat sulit untuk menjawabnya

"Iya tuan, maafkan aku." laki-laki tua itu kembali memohon dengan mengibah memohon ampunan.

**********

Di tempat lain rumah mewah bahkan megah namun rumah itu selalu saja ada keributan setiap harinya, tidak ada keharmonisan juga kenyamanan dalam rumah mewah tersebut, entah apa alasannya.

"Nana.. Nana... mana anak itu." Seorang wanita cantik yang tidak muda lagi berteriak mencari di dalam rumah seorang gadis bernama Nana

"Meri mana Nana?" tanya Wanita tua itu kepada pelayan dirumah itu

"Ampun nyonya saya tidak tau." ucap Meri sang pelayan tertunduk takut kepada nyonya besarnya itu

"Anak sialan, kemana dia?" ucap Wanita itu dengan emosi

Jika di dalam rumah semua orang sibuk mencari wanita bernama Nana namun yang dicari sekarang sedang asik menyantap bakso dipinggir jalan dengan tas ransel dipunggung nya.

"Akhirnya bisa kabur juga dari rumah terkutuk penuh drama itu." ucap Nana yang baru saja kabur melarikan diri dari rumah nya.

"Aku harus kerja keras, karna aku sadar, kalau aku ga sadar aku pingsan.. hehe... owh astaga goblok nya kamu Nana." gadis itu bermonolog sendirian dibangku tukang bakso itu sendirian sambil mengibarkan semangat 45 nya

Tet.. tot... bunyi pesan masuk di ponsel Nana dan gadis itu langsung membukanya.

"Kabur ceritanya? ya udah ga usah pulang sekalian,kau itu beban keluarga" pesan dari Evelyn kakak tiri Nana

"Cih.... dasar muka dua, bilang saya beban keluarga." Nana pun membalas pesan kaka tirinya itu

"Kalau saya beban keluarga apa bedanya dengan anda, pesan saya semoga anda yang tadinya beban keluarga, suatu saat nanti menjadi beban sekampung." tulis Nana kirim pesan kepada kaka tirinya itu.

Bersambung.....

Novel ini akan update tiap hari , bantu dukung dan support ya🙏jangan lupa masukan favorit nya ya like vote dan komen nya terimakasih 🙏

salam sapa

Lubuklinggau

Chapter 02 (Cari masalah)

Happy reading

🌹🌹🌹🌹🌹

Siang itu setelah menghabiskan satu mangkuk bakso, Nana pun membayar bakso tersebut dan pergi dari sana namun ia tak memiliki tujuan, entah kemana?

Nana memang sudah jauh-jauh hari ingin kabur dari rumah megah tak berarti baginya itu, dimana dulunya rumah itu penuh bahagia

"Nasib nasib... dirumah kek gitu di jalanan kek gini." Nana mengeluh akan nasibnya sambil berjalan menendang nendang kakinya ke udara

"Ternyata sabar itu capek ya, sabar itu pegel, sabar itu emosi, sabar itu kesel, sabar itu susah Tapiii... sabar itu indah,,, indahnya kapan? mungkin ya itu harus SABAR." ucap Nana berbicara sendirian layaknya orang gangguan jiwa.

Gadis itu kembali menyusuri jalanan beraspal itu dengan memakai celana jeans dan baju kaos dipadukan dengan rambut yang ia cepol ke atas, dan tak lupa menggendong tas ransel nya yang berisi beberapa pakaian dirinya.

Namun baru pertengahan jalan Nana berhenti secara mendadak karna mendengar suara keributan di depan gedung dimana ia berdiri tak jauh dari sana.

"Tuan ampunkan saya, saya akan mencari gadis itu sampai ketemu." ucap pria tua itu lagi bersujud memohon sedangkan Al tak peduli karna ia asik menghiruo rokok nya.

"Tuan ampuni saya tuan, kasihan keluarga saya." gumam nya lagi

Nana yang melihat semua itu seketika jantungnya berdegup kencang karna melihat lagi-lagi ketidakadilan didepan matanya. Dimana tidak ada hormat nya anak muda kepada yang lebih tua, membuat Nana menjadi emosi.

Nana pun berlarian kesana, diujung tempat dimana Al dan pak tua itu berada.

"Tunggu." Nana berteriak

Semua orang melirik ke arah Nana yang berteriak kecuali Al, ia sama sekali tak tertarik untuk melirik ataupun membuka kacamata hitamnya untuk melihat siapa yang mengganggu waktunya itu.

"Apa-apaan ini?" tanya Nana dengan suara kenceng

"Nona lebih baik kau pergi dari sini sekarang, jangan bikin masalah ." ucap seorang anak buah Al disana mengusir Nana

"Tidak bisa." gadis itu berkeras

"Hey pak tua, ngapain bersujud seperti itu? kebalik, harusnya dia yang lebih muda yang melakukan nya." ucap Nana lagi berteriak sambil berkacak pinggang membuat Al mengepalkan tanganya dan memutarkan tubuhnya melihat siapa gadis yang berani ikut campur dalam urusannya itu.

Nana seakan mempunyai dua nyawa berani-beraninya ikut campur akan urusan orang lain.

"Hey tuan, jangan jadi anak durhaka kepada orang tua, emang udah kaya banget kamu hahk?" tanya Nana kepada Al yang hanya diam memperhatikan gadis itu berbicara dari balik kacamatanya.

"Pak tua ayo berdiri, kenapa kamu harus ngemis-ngemis gini sama dia?" Nana mengajak laki-laki tua itu berdiri

Sedang anak buah Al sudah mulai geram karna berani sekali orang lain ikut campur urusan bos mereka.

"Tuan apa gadis itu mau kita bereskan?" tanya Ben

Al melirik Nana kembali yang sibuk membersihkan luka di kaki laki-laki tua itu menggunakan ujung bajunya yang ia robek tadi.

"Denger ya pak tua, kamu jangan sedih dan menangis kalau anak mu itu sukses lalu memperlakukan kamu seperti ini, dia itu bakalan kena azab nya." ucap Nana berkomat kamit menyindir Al yang hanya diam sedari tadi

"Tapi nak." Lagi-lagi pak tua itu mau menjelaskan Nana lebih dulu memotongnya sedangkan Al hanya diam sambil melipatkan kedua tangannya di dada.

"Udah, kalau dia kurang ajar sama pak tua, saya siap bantu menghajarnya.. biar saya panggil warga, memang anak tak berguna." ucap Nana melihat Al sekilas dengan tatapan tajamnya sedangkan Al yang di tatap seperti itu hanya menaikan satu alisnya.

Al tak menyangka ada orang yang seberani itu menatap wajahnya.

"Tapi nak."

"Tapi apa lagi pak? ga usah di bela orang salah kek gitu." ucap Nana lagi namun bapak itu langsung memotong ucapannya

"Dia bukan anak ku, tapi dia ketua kelompok MAFIA." ucap pak tua itu dengan bersuara bergetar

"APA?" seketika Nana kaget mendengarkan apa yang barusan pak tua itu sebut.

Bersambung.....

Novel ini akan update tiap hari , bantu dukung dan support ya🙏jangan lupa masukan favorit nya ya like vote dan komen nya terimakasih 🙏

salam sapa

Lubuklinggau

Kabur dari sana.

Happy reading

💜💜💜💜💜

"Ma... Ma.. Ma apa Pak tua." Mana lupa seketika karna kaki dan tangan nya pun sudah bergetaran.

"Mafia nak."Pak tua itupun berbisik ditelinga Nana

" What? Mafia?yang orang-orang jahat itu?"Nana bertanya-tanya dan otaknya kembali berputar dimana dirinya menghina dan memarahi ketua Mafia yang ada dihadapan nya itu.

"Apa pak tua baik-baik saja?" bisik Nana dengan suara bergetar

"Ruko ku dibakar nak, gedung ku dihancurkan, tubuhku tadi habis di hajar dan sekarang anak ku kabur membuat masalah ku semakin panjang." ucap Pak tua itu lagi berbisik dengan nada ikutan gemetar sedangkan anak buah al hanya memperhatikan Nana dan Pak tua itu berbisik.

Nana langsung berdiri dan memutar mutar kan bola mata hitamnya kekiri dan ke kanan seakan sedang melihat situasi di sekitar.

"*Kabur lah, selamat kan dirimu nak.. tuan Al pasti marah besar setelah ini." bisik Pak tua itu lagi

"Tapi kau bagaimana Pak tua?" Nana berbisik tak tega melihat kondisi orang tua dihadapannya itu

"Aku baik-baik saja, pergilah... " Ucap Pak tua itu lagi*

Nana pun melirik ke kiri dan Ke kanan lagi lalu ia pun kabur.

"Tangkap gadis itu." perintah Al dan semua anak buah nya pun berlarian mengejar Nana di jalanan trotoar itu

"Hu... Hu... owh dewi Fortuna bantu lah aku." Nana lagi lagi mendapatkan kesialan dan harus berlarian untuk menyelamatkan dirinya dari maut di depan mata

"Mau lari kemana kau,, berhenti." Anak buah Al berteriak namun Nana tidak mempedulikan, ia tetap berlarian menyelamatkan diri

Brukkkk

Nana tak sengaja menabrak seseorang dari arah berlawanan "Maaf tuan." tanpa melihat orang itu lagi Nana kembali berlarian

"Hadang dia di persimpangan jalan, pake mobil mu" ucap anak buah Al yang lainnya

Mendengar itu Nana langsung berbelok arah dan memasuki toko jahit entah siapa punya, karna lengah anak buah Al tak melihat kemana gadis itu tadi.

Melihat ada topi tidak terpakai Nana langsung memakainya dan bersembunyi dibawa mesin jahit namun tak lama Nana mendengar suara tembakan dari arah kejauhan, ia langsung melihat dari cela lobang di bawa mesin itu ke arah dimana ketua Mafia dan Pak tua itu tadi berada dan betapa kaget nya Nana

"Hahkkk." Mulut Nana terperangah melihat apa yang ia saksikan itu, Pak tua itu dihabisi oleh ketua Mafia yang ia hina tadi

Dor....

Dor....

Dor....

Tiga kali tembakan berturut-turut kearah tubuh Pak Tua itu, tiga peluru dari SKYBLACK bersarang di perutnya.

"Noh... dia membunuh orang? dia membunuh Pak tua itu? apa aku.... tidak tidak." Nana menggigit bibir bawahnya gemetaran.

"Tapi.... tapi... bagaimana jika aku juga bernasib sama dengan Pak tua itu?" Nana bertanya-tanya kepada dirinya sendiri akan apa yang dipikirkan otak nya itu.

"Bagaimana ini? aku harus gimana?" Nana kebingungan

Prakkk...

Prakkk....

Prakkk.....

Nana bisa melihat jelas ketua dari kelompok anak buah Al sedang menghajar anak buahnya yang mengejar dirinya tadi namun mereka kehilangan jejak membuat mereka dihajar habis-habisan.

"Goblok... bodoh kalian... tidak becus." umpatan kasar Ben kepada anggota nya itu sedangkan Al selaku Ketua Mafia hanya diam sambil menyesap rokoknya.

"Bersihkan mayat ini jangan sampai ada sisa sedikit pun, malam ini aku ingin bersenang-senang." ucap Al namun membuat Nana heran mata Al yang sedang melirik kearah jauhan seakan tau keberadaan Nana.

Bersambung....

Support terus ya karya receh ini 🙏🥰Bantu like komen dan fav juga bunga nya 🙈🥰

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!