NovelToon NovelToon

ALEENA(Noda Dibalik Niqab)

01.Awal.

Seorang Gadis manis dengan pakaian tertutup berjalan dengan gembira dilorong kampus membawa sebuah kotak bingkisan menuju segerombolan pemuda yang sedang asyik mengobrol di depan ruang kampus.

"Happy B'day sayang!"ucapnya dengan senyum lebar diwajahnya pada seorang pemuda tampan seusianya.

Bukannya menerima uluran kado yang diberikan Aleena pemuda itu malah menarik tangan Aleena menjauh dari sana.

"Kamu apa apaan sih,malu maluin tau ngasih kado nggak jelas kaya ini didepan semua teman temanku!"hardiknya dengan mencengkram keras lengan Aleena sampai membuat Aleena meringis kesakitan.

"Vian sakit lepas,"desisnya pada pemuda bernama Alvian yang berstatus sebagai pacarnya itu.

Dengan muka sebal Alvian melepaskan cekalan tangannya pada lengan Aleena yang pasti nanti akan meninggalkan jejak memar dikulit putihnya yang tertutup baju panjang itu.

"Bawa kembali kado nggak jelasmu ini,dan jangan lagi melakukan hal kekanakan seperti itu didepan teman temanku!"hardiknya lagi lalu pergi meninggalkan Aleena sendiri,berdiri dipojok lorong dengan perasaan terluka.

Aleena menatap kearah Alvian pemuda tampan yang sudah menjadi kekasihnya selama setahun ini dengan perasaan sulit digambarkan lalu perlahan dia berbalik meninggalkan Alvian yang tidak menengok lagi padanya.

"Tega banget sih lo bro sama siAleena itu?"ucap Dimas teman Alvian sambil menatap Aleena yang pergi meninggalkan tempat itu.

"Biarkan aja gue muak liat muka sok sucinya itu",jawab Alvian.

"Maksud lo?"tanya Dimas lagi yang juga didengari oleh teman teman Alvian yang ada disana.

"Sudah lama gue pacaran sama dia,masa cuma berhasil memegang tangannya doang dia pikir gue anak TK apa yang suka gandeng gandeng tangan kesana kemari sebel banget gue ",gerutu Alvian.

"Jadi maksud lo Alvian si Casanova kampus Bakti Bangsa dikacangin sama cewek gitu,kasian amat nasib lo,"ucap Dimas.

"Makanya itu gue sudah males berpura pura jadi cowok baik didepannya kalau nggak dapat apa apa".

"Jadi lo sengaja nglakuin itu supaya dia minta putus dari lo gitu".

"Itu maksud gue,buat apa juga gue pertahanin dia wajah doang cakep tapi yang lainnya dibawah standar,mau disentuh gue, tapi minta gue nikahi dulu mimpi terlalu tinggi tu cewek"gerutu Alvian.

"Serius dia bilang ke elo kaya gitu?!"tanya Dimas penasaran.

"Iya,waktu gue bilang Yank boleh cium nggak,dia malah jawab,kita belum muhrim jadi belum boleh melakukannya tunggu halal dulu Yank!".

Semua pemuda yang ada disana tertawa keras mendengar apa yang diucapkan Alvian.

"Gila tu cewek benar benar calon istri sholehah kaya lagunya raja dangdut"ucap Dimas.

"Gue kagak perduli pokoknya malam nanti gue mau ngadain pesta yang meriah buat ngrayain pesta ulang tahun gue".

"Benar bro ayo kita pesta di club Xxx"ajak Dimas yang diakuri oleh yang lain.

"Gampang kebetulan gue baru dapat transferan bonus dari kakak ipar gue tadi malam".

"Wah asyik banget lo punya kakak ipar pengertian kaya gitu".

Alvian hanya tersenyum smrik mendengar ucapan Dimas karena sebenarnya ada rahasia besar kenapa sang kakak ipar mau selalu memberinya uang saat diminta.

"Jadi ajak anak anak yang lain juga untuk datang keClub XXX nanti malam kita pesta sampai puas",ucap alvian.

Dimas tau apa yang dimaksud Alvian bersenang senang sampai puas itu,mabuk dan main wanita itu sudah biasa Alvian lakukan selama ini.

Sebagai anak kedua dari keluarga pengusaha kaya raya bagi Alvian uang tidak berharga lagi, jadi kalau ingin ikut menikmati hidup mewah seperti Alvian maka harus selalu mengikuti apa yang diinginkannya dan itu sudah dilakukan Dimas selama ini.

Dia juga merasakan hidup layaknya anak orang kaya dengan memakai barang mewah tinggal ditempat mewah dan bersenang senang keluar masuk Club club dan bermain dengan para wanita panggilan semua gratis selama dia menututi semua perintah Alvian.

"Lo nggak ngundang pacar alim lo itu kepesta?"goda Dimas.

"Ngundang dia kepesta bukannya kita happy malah yang ada kita diceramahi olehnya,nggak gue pengin Happy malam ini nggak pengin liat tampak menyebalkannya hari ini".

"Kalau lo nggak mau liat muka dia lagi kenapa lo nggak mutusin dia aja?"tanya Dimas.

"Gue pikir lo temen gue selama ini!"ucap Alvian sambil menoyor kepala Dimas.

"Gue memang teman lo Vian,masa lo masih meragukan gue."

"Itu masalahnya karena lo temen gue makanya gue nggak jadi tambah pinter".

"Maksud lo?"tanya Dimas bingung.

"Kenapa gue nggak mutusin Aleena karena dia pinter, gue butuh dia buat membantu gue tetap masih bisa kuliah disini dan tetap lancar jiwa dapat uang dari abang gue yang gedeg itu".

"Oh itu masalahnya gue paham,tapi selain Aleena kan ada cewek lain juga yang pinter Vin".

"Maksud lo simata empat Giska itu, ogah gue mending liat tampang Aleena meski nggak bisa menyentuhnya tapi enak untuk dipandang".

Untuk yang satu ini Dimas membetulkan ucapan Alvian,karena dikampus ini selain pintar Aleena juga termasuk salah satu gadis tercantik, andai Alvian tidak mendahuluinya menjadikan Aleena sebagai pacarnya, Dimas pasti akan menjadikan Aleena sebagai kekasihnya.

Tapi seperti kata Alvian untuk masalah pernikahan dia mempunyai prinsip yang sama seperti Alvian.

"Jadi karena itu lo masih bertahan dengan Aleena selama ini?"tanya Dimas.

"Itu salah satunya,tapi kalau bisa mencicipinya pasti akan semakin menyenangkan"jawab Alvian dengan wajah menerawang membayangkan bagaimana rasanya menyentuh bibir indah milik Aleena itu.

Melihat ekspresi Alvin yang mulai berubah,Dimas langsung merangkul pundak Alvin dan membawanya menyingkir dari kerumunan.

"Lo nggak penasaran pengen mencicipinya Vian",ucap Dimas pelan.

"Jangan macem macem lo,gue memang casanova tapi gue kagak mau memperkosa anak gadis orang,lalu besok gue masuk koran bisa dipenggal kepala gue sama abang gue kalau sampai itu terjadi.

"Bukan memperkosa tapi...",Dimas membisikkan sesuatu ketelinga Alvian yang didengari Alvian dengan serius.

"Itu amankan?"tanya Alvian masih khawatir,karena sebenarnya kalau harus mengikuti apa yang dikatakan Dimas dengan menyewa wanita panggilan, Alvian lebih memilih menyewa wanita panggilan, lebih aman tidak beresiko,tapi saat membayangkan wajah cantik Aleena berada dibawahnya, membuat Alvian bersemangat dengan saran yang diusulkan Dimas padanya.

"Aman kamu tenang saja biar aku yang mengaturnya nanti malam untukmu, kamu tinggal menikmatinya saja dan besok pagi juga semua akan kembali normal,anggap saja ini kado ulang tahun dariku untukmu"ucap Dimas membuat Alvian tersenyum lebar.

"makasih bro lo benar benar sahabat gue kalau nanti malam berhasil gue akan kabulkan satu permintaan lo deh".

"Serius lo Vian,gimana kalau lo belikan gue motor yang sudah lama gue pingin itu".

"Oke,anggap aja seharga keperawanan Aleena"ucap Alvian tersenyum smrik.

02.Malam Tragedi.

Aleena menatap lengannya yang berwarna biru kehitaman akibat cekalan Alvian yang sangat keras tadi dikampus,lalu ditatapnya bungkusan kotak yang berisi kado darinya untuk ulang tahun Alvian.

Aleena sengaja menabung agar bisa memberikan kado istimewa untuk Alvian dihari ulang tahunnya yang ke-22 ini,tapi bukannya berterimakasih melihat kado miliknya saja Alvian tidak sudi,membuat hati Aleena benar benar sakit.

Aleena tau sifat Alvian memang mulai berubah sejak dia menolak setiap kali Alvian minta untuk menciumnya.

Karena dia selalu ingat pesan umi dan Abahnya dikampung yang sudah dengan ikhlas melepaskannya kuliah jauh kekota besar tapi selalu mengingatkannya untuk menjaga diri baik baik.

Karena itu Aleena selalu menolak setiap kali Alvian meminta lebih dari menggenggam tangannya,meskipun berimbas pada sikap Alvian yang berangsur angsur berubah dingin dan kasar padanya.

Aleena ingat bagaimana Alvian saat berusaha untuk mengambil hatinya agar mau jadi kekasihnya.

Awalnya Aleena menolak karena mendengar rumor tentang Alvian yang negatif,tapi setelah dengan gencar Alvian mendekatinya dan selalu bersikap manis dengan ikut datang keperpustakaan kampus tempatnya biasa menghabiskan waktu kalau tidak ada dosen atau sedang mengerjakan tugas kampus,lama lama Aleena akhirnya luluh juga dan mau mencoba menjalin hubungan dengan Alvian yang dipikirnya akan bisa menjadi baik kalau dia selalu baik padanya.

Beberapa bulan pertama memang Alvian bersikap manis dan baik padanya tapi sejak dia mengijinkan Alvian untuk menyentuh tangannya,setiap kali mereka berdua Alvian selalu mengatakan ingin melakukan hal yang lebih padanya.

Awalnya cuma godaan dengan candaan lama lama Alvian mulai mengancamnya dengan mengatakan,"aku bosan pacaran denganmu ini itu tidak boleh,kita ini pacar bukan teman TK yang bergandengan tangan aja,kalau kamu terus tidak mau aku cium aku peluk dan lainnya kita putus saja''Ancam Alvian beberapa hari yang lalu,membuat hati Aleena sakit mendengarnya.

Jadi karena hari ini adalah ulang tahun Alvian dia berharap dengan memberinya hadiah yang tidak seberapa ini dapat membuat hubungan mereka kembali seperti dulu.

Tapi tadi saat dia merasakan bagaimana Alvian memandangnya dengan sinis dan menolak kado pemberiannya Aleena menyadari sesuatu mungkin sekarang saatnya dia mengakhiri hubungannya dengan Alvian.

Karena bagaimanapun Aleena sadar terlalu banyak perbedaan yang ada pada mereka berdua,sebelum semakin dalam Aleena bermaksud mengakhiri hubungan mereka sekarang saja.

Aleena mengambil ponsel miliknya lalu mulai menghubungi nomor Alvian.

Beberapa kali dia memencet nomor Alvian selalu jawaban diluar jangkauan,Aleena ingat Alvian pernah memberikan nomor ponsel teman baiknya yang bernama Dimas.

Ingat itu Aleena langsung menscrol,mencari nomor Dimas diponselnya setelah ketemu dia langsung menghubunginya.

Baru sekali dering Dimas sudah mengangkat panggilannya.

"Hallo!"

"H..halo Dimas,ini aku Aleena pacar Alvian",jawab Aleena agak gugup karena baru pertama kali ini dia menghubungi nomor laki-laki selain Alvian atau ayahnya.

"Iya aku tau ada apa Aleena?".

"Aku mau tanya apa Alvian ada bersamamu ada yang ingin aku katakan padanya,tapi ponselnya tidak bisa dihubungi".

"Dia sedang sibuk sekarang apakah yang akan kamu katakan penting ?"tanya Dimas.

"I..iya ini sangat penting ini tentang hubungan kami aku ingin bilang pada Alvian..".

"Tunggu dulu jangan katakan ditelpon,hari ini Alvian ulang tahun jadi dia sedang merayakan ulang tahunnya bersama kami,kamu sebagai pacarnya seharusnya juga datang kesini untuk ikut merayakanya "ucap Dimas.

"T..tapi aku tidak..".

"Aku akan menjemputmu Alvian bilang dia ingin mengatakan sesuatu yang istimewa padamu dihari ulang tahunnya ini,jadi dia memintaku untuk menjemputmu karena dia sibuk,berikan alamatmu sekarang".

Mendengar apa yang diucapkan Dimas hati Aleena berdebar,apa yang akan diucapkan Alvian padanya,tidak mungkin sesuatu yang burukkan karena ini hari ulang tahunnya dan juga tidak ada salahnya dia hadir disana untuk mengucapkan selamat ulang tahun sebagai kekasihnya.

"Baiklah".

Aleena mengirimkan Alamat tempat kostnya kepada Dimas,setelah itu dia memakai pakaian terbaik yang dimilikinya meskipun tidak mahal seperti barang milik Alvian tapi baju yang dipakainya sangat pantas ditubuhnya sebagai pelengkap dia memakai jilbab dengan warna senada seperti baju yang dipakainya lalu dia memoles sedikit wajahnya yang cantik dengan bedak dan liptint favoritnya.

Aleena mematut diri sebentar didepan cermin yang ada dilemarinya setelah siap dia duduk menunggu Dimas datang menjemputnya.

Tak sampai sepuluh menit Aleena mendengar bunyi mobil berhenti didepan tempat kostnya, setelah itu tak lama ponselnya berbunyi. Dimas menghubunginya dan mengatakan dia sudah berada dibawah menunggunya turun.

Karena memang sudah siap Aleena bergegas turun kebawah menghampiri mobil yang dibawa Dimas.

"Hay",sapa Dimas tersenyum ramah padanya yang dibalas anggukan sopan oleh Aleena.

Dimas membukakan Aleena pintu depan padahal Aleena bermaksud duduk dikursi belakang mobil.

"Didepan saja supaya aku nggak kaya sopirmu"celoteh Dimas.

Mendengar itu Aleena terpaksa duduk dikursi depan.

Setelah masuk Aleena berusaha duduk dengan sopan didekat Dimas karena bagaimanapun mereka tidak terlalu dekat.

"Mau minum?"Dimas menawari Aleena sebotol air mineral yang langsung diterima oleh Aleena tanpa berpikir panjang.

Karena dia memang merasa tenggorokannya kering karena gugup,jadi saat Dimas menyodorkan air mineral dia langsung meminum setengah botol isinya.

Dimas hanya mengamati Aleena tanpa mengatakan apapun, setelah Aleena selesai minum baru Dimas mulai menghidupkan mesin mobil dan melajukannya meninggalkan tempat kost Aleena.

Setelah berkendara selama hampir 30 menit mobil Dimas berbelok disebuah hotel berbintang.

Aleena hanya mengamati dengan diam saat Dimas memarkir mobilnya diparkiran hotel.

"Ayo turun"ajak Dimas sambil membukakan pintu mobil untuk Aleena.

Tanpa perasaan curiga sedikit pun Aleena turun,mengikuti Dimas masuk kedalam hotel itu.

"Alvian mengadakan pesta ulang tahun disini?"tanya Aleena dengan mengernyitkan dahi karena merasa gerah saat ini.

Dimas mengamati Aleena yang menyeka keringat didahinya itu.

"Iya,tapi Alvian menyuruhmu menunggunya sebentar dikamar yang sudah dia siapkan untukmu".

"Kamar!"ucap Aleena terkejut pikiran negatif mulai melintas dibenaknya.

"Bukan seperti itu,maksudku ini adalah pesta ulang tahun Alvian jadi pestanya diadakan nanti tepat jam 12 malam dan sekarang Alvian masih sibuk untuk menyiapkan pestanya jadi dia menyuruhku menjemputmu dan memintamu menunggu dikamar hotel sebentar,nanti dia akan datang menjemputmu kalau sudah selesai menyiapkan dekorasinya".

Mendengar itu Aleena sedikit tenang tapi sekarang dia merasa semakin gerah bahkan bagian belakang punggungnya sudah mulai basah oleh keringat ,jadi saat mendengar Alvian menyuruhnya menunggu dikamar hotel dulu Aleena merasa itu bukan ide buruk sekalian dia ingin mendinginkan tubuhnya yang teras gerah sekali.

"Baiklah"ucapnya.

Mendengar jawaban Aleena Dimas lalu mengajak Aleena kekamar hotel yang sudah dipesannya sebelumnya.

03.Ternoda.

Dimas mengajak Aleena kekamar hotel yang telah disiapkannya.

"Masuklah nanti Alvian akan menjemputmu setelah dia selesai menyiapkan pestanya",ucap Dimas.

Aleena mengangguk dan langsung masuk kedalam kamar tanpa curiga,karena Dimas tidak mengikutinya masuk tapi langsung pergi meninggalkannya sendirian dikamar tersebut.

Didalam kamar hotel Aleena merasa semakin gerah bahkan keringat mengalir deras dibalik baju panjang dan kerudung yang dipakainya.

Aleena melepas kerudung yang dipakainya karena dikamar itu sekarang dia cuma sendiri,nanti kalau Alvian datang mengetuk pintu dia akan memasang kembali kerudungnya, batin Aleena.

Aleena menatap sekeliling ada air mineral diatas meja,karena merasa sangat haus akibat gerah yang tidak jelas Aleena langsung meminum air mineral didalam botol itu.

Setelah meminum air mineral itu tiba tiba Aleena merasa kepalanya terasa sangat pusing dan mengantuk,jadi dia memutuskan untuk merebahkan tubuhnya diatas ranjang sementara menunggu Alvian datang nanti dia akan bangun ,batin Aleena.

****

Setelah beberapa lama Aleena tertidur,

Antara sadar dan tidak Aleena merasa ada sesuatu bergerak diatas tubuhnya,awalnya dia kira itu sejenis hewan, dengan mata berat dan kepala sakit Aleena mencoba membuka matanya,untuk mengusir hewan yang berada diatas tubuhnya.

Setelah Aleena berhasil membuka matanya dengan susah payah dia terkejut karena melihat seseorang berada diatas tubuhnya dan sedang menggagahinya.

Dengan susah payah Aleena berusaha mendorong tubuh orang itu yang ternyata Alvian.

Tapi sebelum berhasil mendorong Alvian menyingkir dari atas tubuhnya,kedua tangan Aleena sudah dicekal oleh Alvian.

"Diam!,"hardik Alvian pada Aleena.

"Jangan,"mohonnya lirih ,karena tubuhnya tidak punya tenaga untuk melawan apa yang dilakukan Alvian padanya.

Tapi bukannya berhenti melihat Aleena sadar Alvian semakin ganas menggagahi tubuh Aleena yang entah sejak kapan sudah polos dibawah tubuh Alvian.

"Jangan Alvian.. kumohon jangan lakukan itu..,"Mohon Aleena dengan airmata yng sudah mengalir deras dikedua pipinya.

Mendengar permohonan Aleena Alvian semakin beringas mengagahi tubuh Aleena,bahkan benda pusaka Alvian sudah mulai menerobos masuk kedalam inti tubuh Aleena ,membuat Aleena meringis kesakitan karena merasa sesuatu dibawah sana robek dan mengeluarkan darah segar.

meskipun Aleena setengah sadar tapi dia tau apa yang terjadi padanya.

Malam itu mahkota berharga yang telah dijaganya selama 21 tahun telah hilang direnggut manusia berhati iblis seperti Alvian yang tega menodainya dengan cara licik. Alvian melakukannya dengan membuatnya tidak sadar seperti sekarang ini,jangankan untuk melawan,untuk menggerakkan tubuhnya saja dia tidak mampu,entah obat apa yang diberikan oleh Alvian dan para bajingan itu padanya tadi.

Setelah Alvian berhasil merenggut mahkotanya yang paling berharga,Aleena hanya bisa menangis dalam hati menyebut nama Abah dan Uminya dikampung.

Dia merasa sangat berdosa pada mereka karena telah melanggar kepercayaan mereka dengan tidak berhasil menjaga dirinya dengan baik hingga sampai ternoda malam itu.

sebagai seorang wanita dia sangat menyesal karena percaya dengan mulut buaya laki laki seperti Alvian selama ini.

Umi Abah maafkan Aleena,Batinnya pilu dengan airmata deras mengalir dipelupuk matanya.

Setelah Alvian puas menggagahinya malam itu dengan tubuh polos dia langsung tertidur.

Sementara itu Aleena yang merasa tubuhnya hancur lebur hanya bisa menagis sejadi jadinya disamping tubuh lelaki iblis yang telah menodainya itu.

Setelah puas menangis dengan sisa tenaganya Aleena beringsut mencoba turun dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dari sisa sisa sentuhan Alvian yang membuatnya sangat jijik.

Dengan menarik kakinya Aleena melangkah tertatih kekamar mandi,sampai didalam dia langsung menyalakan shower air dan mengguyur tubuhnya,menggosok seluruh tubuhnya dengan air mengalir lama berharap hal itu dapat menghilangkan sisa sisa kotoran dari perbuatan yang dilakukan Alvian.

Setelah hampir satu jam dia membersihkan diri dikamar mandi hotel,Aleena keluar dari kamar mandi dan langsung memakai bajunya setelah itu dia bergegas keluar meninggalkan kamar terkutuk itu dengan Alvian yang masih pulas tertidur kelelahan.

Aleena pulang dengan naik taxi menuju tempat kostnya.

Sampai ditempat kostnya Aleena melepas semua baju yang dikenakannya tadi dan langsung membuangnya,kemudian dia kembali menangis merutuki kemalangannya malam itu,dia tidak tau sampai berapa lama dia berada dalam posisi itu,dia merasa dunianya dan masa depannya hancur malam ini,berbagai perasaan campur aduk didalam hatinya tak ada yang bisa dilakukannya kecuali hanya menangis dan menangis.

jangankan untuk berpikir kekampus esok harinya berpikir untuk keluar rumah saja dia malu,dunianya benar benar hancur saat itu.

****

Sementara itu Alvian yang tertidur dikamar hotel terkutuk setelah menodai Aleena terbangun saat mendengar dering telpon dari ponselnya.

"Halo?"jawabnya.

"Halo beby selamat ulang tahun bagaimana perayaan ulang tahunmu malam ini?"tanya seorang wanita dari seberang sana.

"Lisa kamu sudah pulang?",tanyanya.

"Iya,tadi sore aku kembali dari Luarnegeri".

"Dengan siapa kamu kambali apakah dengannya atau sendiri?".

"Kalau aku menelponmu tentu saja aku pulang sendiri,bagaimana mau merayakan sisa ulang tahunmu bersamaku?".

"Ya,tentu saja aku akan segera pulang menemuimu tunggu beb aku rindu padamu".

Setelah mengatakan itu Alvian segera bangkit dari atas ranjang tempat dia melakukan perbuatan bejadnya beberapa jam yang lalu.

Diamatinya kamar itu kosong kemana Aleena ,batinnya,ah masa bodoh yang penting dia sudah melakukan apa yang selama ini dia inginkan pada Aleena meskipun dia melakukannya dengan paksaan tapi Alvian berpikir wanita seperti Aleena awalnya memang harus dipaksa nanti lama lama dia yang akan mendatanginya seperti para wanita yang selama ini dekat dengannya,meskipun mereka dengan suka rela memberikannya kepuasan tanpa harus dipaksa seperti Aleena tadi.

Biarlah bagaimanapun caranya yang penting dia jadi orang pertama yang melakukannya pikirnya,lalu Alvian bergegas pergi kekamar mandi untuk membersihkan dirinya karena akan segera menemui wanita ditelpon tadi.

Setelah siap dia langsung melajukan mobilnya menuju tempat Lisa wanita yang tadi menelponnya.

Sampai disana dia langsung masuk tanpa memencet bel lebih dulu karena dia sudah sering datang keApartemen Lisa yang menjadi kakak iparnya itu.

Sampai didalam lampu terlihat gelap Alvian agak bingung kenapa ini tapi saat melihat Lisa keluar dari dalam kamarnya dengan memakai Lingery dia langsung bahagia.

"Happy b'day beby".

"Makasih,beb".jawab Alvian.

"Kupikir kamu hanya mentransfer uang saja padaku tanpa bisa datang untuk merayakannya".

"Apakah kamu akan terus bicara malam ini,dan tidak ingin menerima hadiah istimewaku ini".

"Tentu saja tidak Beb,ayo kita nikmati malam panas kita sekarang".

ucap alvian dengan mengangkat tubuh Lisa yang berbalut Lingery itu.

Dan setelah itu hanya terdengar suara suara laknat dari mereka berdua didalam kamar itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!