Rasa sakit yang luar biasa menggerogoti tubuhnya. Ia serasa disetrum listrik bertegangan tinggi.
Lin Feili berjuang membuka matanya.
Saat ia menyadari hal-hal asing di sekitarnya, matanya langsung terbuka sempurna.
"Di mana ini?" gumamnya.
Matanya hitam dan dalam seolah tidak berdasar, memancarkan kebijaksanaan. Kini ia bisa mengingat dengan jelas rincian kejadiannya.
Saat itu, ia baru saja selesai memimpin sebuah peperangan seperti biasa. Ketika membereskan harta hasil perang, matanya tertarik dengan kilauan dari sebuah cincin. Namun, tangannya yang terluka tak sengaja meneteskan darah ke cincin itu.
Lalu, tiba-tiba angin bertiup kencang dan warna dunia di sekitarnya berubah. Saat ia membuka mata, ia berada di tempat asing ini.
"Argh," kepala Lin Feili kembali sakit.
Ia mencengkeram kuat kepalanya. Sekarang, adegan tak terhitung jumlahnya yang terasa akrab muncul di benaknya.
Perlahan, sakit itu mulai mereda. Lin Feili tak lagi mengerutkan keningnya. Namun, ia menjadi bingung sekarang.
"Bukankah itu adalah adegan novel yang kubaca? Apakah aku melintasi dimensi dan masuk ke dalam novel?" Lin Feili memandangi dirinya sendiri dan merasa takjub.
Di kehidupan nyata, ia adalah seorang kultivator tingkat tinggi dan tabib yang sangat terkenal. Reputasinya tak perlu diragukan lagi.
Ia selalu memimpin perang dan membawa harta perang untuk dibagikan kepada rakyat yang tidak mampu. Ia juga sering menyembuhkan penyakit-penyakit langka. Keahliannya membuatnya begitu dihormati.
Tak hanya itu, ia juga merupakan kepala keluarga bangsawan. Orang tuanya telah meninggal. Namun, ia tidak tahu pasti penyebab kematian mereka. Ia hanya memiliki satu novel peninggalan ibunya.
Itu adalah sebuah novel pada zaman dinasti pertama, 1000 tahun yang lalu. Di kehidupan nyata, ia tinggal di dinasti ke-10. Namun, ia tak menyangka jika sebuah cincin bisa membawanya ke dalam dunia novel.
Secara kebetulan, tokoh protagonis novel itu juga bernama Lin Feili.
Lin Feili adalah anak dari seorang jenderal yang tak pernah mendapat kasih sayang dari ayahnya. Ibunya juga sudah meninggal pada usia muda. Ia memiliki perjanjian pernikahan dengan putra mahkota.
Namun, ia tiba-tiba buta dan perjanjian pernikahannya langsung dibatalkan oleh kekaisaran. Ia merasa sangat depresi.
Apalagi saat mengetahui bahwa saudara tirinyalah yang menjadi penggantinya, yaitu Lin Xue.
Lin Xue adalah wanita yang berbakat. Jika dibandingkan dengan Lin Feili, mereka bagaikan langit dan bumi. Lin Xue dicintai banyak orang, sedangkan Lin Feili bahkan tidak mendapatkan cinta ayahnya.
Karena bakat dan kecantikan Lin Xue, ia terpilih menjadi permaisuri untuk putra mahkota. Sedangkan Lin Feili menikahi seorang pangeran yang lumpuh.
Sebenarnya, Lin Feili hanyalah tokoh pendamping. Meski begitu, penulis sama sekali tak memberinya akhir bahagia. Setelah ia buta, ia masih harus menikahi pangeran lumpuh. Bahkan, ia pernah hampir bunuh diri. Untungnya ia masih bisa selamat karena keajaiban.
Dalam hati, Lin Feili dari kehidupan nyata merutuki penulis yang sangat kejam ini.
"Huh, cincin apa itu?!" Lin Feili bergumam marah.
Dari seorang yang sangat dihormati, kini menjadi sampah dan tokoh pendamping di sebuah novel. Kemundurannya benar-benar drastis.
Lin Feili hanya bisa menghela napas dan menunduk. Namun, saat itu ia baru menyadari sesuatu. Cincin itu ada di jarinya!
"Bagaimana ... bagaimana cincin ini bisa ada di sini?" Lin Feili menyentuh cincinnya dengan lembut. Apakah ia dan cincin ini masuk ke novel bersama?
Saat ini, terdengar langkah kaki tepat di luar pintu. Ketika itu, Lin Feili melihat dua orang sedang berpelukan, yang tak lain adalah Lin Xue dan putra mahkota, Ye Xuan!
Lin Feili ingat adegan ini.
Ini adalah adegan di mana Lin Feili ingin mengakhiri hidupnya karena depresi dengan nasibnya yang gagal menjadi permaisuri. Seharusnya Lin Feili tidak mati. Namun, kemana Lin Feili yang asli? Mengapa dirinya yang menempati tubuh ini?
Saat kedua orang itu melihat Lin Feili masih hidup, mereka berdua tercengang. Jelas-jelas mereka telah mendengar dari pelayan jika Lin Feili tidak bernapas lagi.
"Adik, mengapa kau terlalu memikirkan hal-hal sepele ini? Bunuh diri? Jangan menyakiti dirimu sendiri seperti itu," ucap Lin Xue dengan wajah bersimpati.
Lin Feili sudah tahu apa yang akan dia ucapkan. Dan benar, apa yang Lin Xue ucapkan sama seperti yang dia baca di novel.
Namun, saat membaca novel, Lin Feili tidak tahu bagaimana nada Lin Xue saat mengatakan itu. Tapi ia juga tidak terlalu naif berpikir Lin Xue adalah tokoh yang baik.
Sekarang, Lin Feili mengerti. Kebutaan dan bunuh diri Lin Feili yang asli pasti ada hubungannya dengan mereka. Apalagi dia adalah kesayangan ayahnya. Mereka pasti telah menyiapkan skenario agar Lin Xue menjadi permaisuri.
Lin Xue berjalan mendekati Lin Feili. Walau wajahnya terlihat hangat, tapi matanya menatap jijik Lin Feili. Tadinya ia sudah senang Lin Feili akan mati. Tetapi dia masih hidup sekarang. Lin Feili benar-benar sampah. Bunuh diri saja tidak bisa. Lain kali Lin Xue akan membantunya bunuh diri.
Lin Feili hanya bisa mencibir dalam hatinya. Ia kembali berpura-pura buta dan menjawab dengan suara lemah sesuai dengan dialognya di novel, "Kakak ... aku ...."
Ye Xuan kembali menarik tubuh Lin Xue. Matanya berkilat mesum sambil memandangi tubuh Lin Xue. Tangannya meraba-raba dengan liar.
"Xue, sampah sepertinya lebih baik mati. Jangan peduli tentangnya," ucap Ye Xuan.
Jika bukan karena Lin Xue yang mengajaknya melihat Lin Feili, ia tak akan pernah lagi berhadapan dengan sampah sepertinya.
Ia adalah seorang putra mahkota yang terhormat. Jika ia menikah dengan orang buta, apa kata rakyatnya nanti. Untungnya pernikahan mereka dibatalkan.
Namun, ia tak pernah mengira Lin Feili akan bunuh diri. Ia benci dengan wanita yang mencari perhatiannya dengan cara seperti ini.
"Yang Mulia Putra Mahkota, Feili masih saudaraku. Bagaimana aku bisa membiarkannya melakukan hal bodoh seperti itu?" ucap Lin Xue. Ia terus-menerus mengucapkan kata-kata munafik. Ia adalah tokoh yang digambarkan sebagai wanita lembut dan baik hati.
Padahal, ia adalah wanita licik.
Lin Feili tak menyangka ia akan menemukan sifat lain seorang tokoh saat ia berada dalam sebuah novel.
Kini, Lin Feili sudah siap mendengar dialog selanjutnya dari Ye Xuan.
"Xue, kau adalah wanita yang sangat baik. Aku benar-benar mencintaimu," ucap Ye Xuan.
Lin Feili benar-benar jijik mendengarnya. Ia lebih muak lagi saat mereka berdua melakukan adegan kotor di depan orang buta dan orang yang baru saja mencoba bunuh diri.
Untung saja Lin Feili yang asli buta dan tidak bisa melihat adegan itu. Jika tidak, mungkin ia akan benar-benar mencoba bunuh diri lagi.
Namun, Lin Feili masih bertanya-tanya ke mana Lin Feili yang asli?
Lin Feili menatap kosong mereka. Setelah memperhatikan Ye Xuan, pria itu hanya orang yang mesum. Tidak tahu apa yang membuat Lin Feili asli begitu memujanya.
Saat ini, Ye Xuan berciuman dengan Lin Xue dan sengaja berjalan mendekati Lin Feili agar ia bisa merasakan apa yang terjadi.
Mata Lin Feili penuh kebencian. Ia mengambil mutiara di hiasan rambut di dekat kakinya. Kemudian, ia melemparkan mutiara itu tepat ke kaki Ye Xuan.
Brak!
Ye Xuan menginjak mutiara itu. Tubuhnya terdorong dan jatuh. Ia juga melepaskan Lin Xue menjauh darinya.
"Ah," Lin Xue berteriak saat dia terhempas.
Wajahnya membentur tempat tidur. Dari hidungnya darah keluar dengan deras. Wajahnya yang tadi cantik sekarang berwarna biru keunguan dan jelek.
"Kakak, apa kau baik-baik saja?" Lin Feili bertanya dengan lemah dan menatap kosong ke arah mereka.
Sedangkan Ye Xuan jatuh telungkup. Bagaimana ia bisa sesombong seperti lagi tadi sekarang?
Saat ia mencoba bangkit dan mengulurkan tangannya untuk membantu Lin Xue, kakinya kembali tersandung tempat tidur dan terjerembab ke depan.
Brak!
Ye Xuan jatuh menimpa Lin Xue. Wajahnya juga menabrak tempat tidur. Dan sialnya tabrakan itu mematahkan tulang hidungnya.
"Arrghhh ...," ia berteriak kesakitan.
Lin Feili tertawa dalam hati. Karena mereka telah mencoba membunuh Lin Feili yang asli, maka Lin Feili akan membuatnya bertekuk lutut.
Ye Xuan dengan susah payah menghentikan darah yang terus keluar dari hidungnya. Rasa sakitnya begitu mematikan sehingga kepalanya terasa pusing.
"Yang Mulia Putra Mahkota, apakah Anda baik-baik saja?" tanya Lin Xue yang wajahnya sudah pucat. Ia buru-buru bangun dan membantu Ye Xuan.
Dua wajah yang sama-sama pucat dan keduanya mengeluarkan darah dari hidung. Semakin lama dilihat, kalian akan semakin merasa lucu!
"Sialan!" ucap Ye Xuan kesal.
Ia melotot ke arah Lin Feili dan menjulurkan tangannya untuk mencekik Lin Feili. Ia berteriak marah, "Lin Feili, apa kau yang melakukan ini semua?"
Tangan Lin Feili yang lemah mencoba menahan tangan Ye Xuan di lehernya. Dengan wajah pucat dan tatapan kosong, ia menjawab, "Yang Mulia Putra Mahkota, ini ... aku ... aku benar-benar tidak melakukan apa-apa."
Kemarahan Ye Xuan memuncak. Namun, ia juga tahu jika Lin Feili hanyalah seonggok sampah yang buta. Ia pun menghempaskan leher Lin Feili, "Sial!"
Lin Feili mencengkeram lehernya dan merasa terengah-engah. Ia bicara terputus-putus, "Kalian ... kalian juga merasakan hal itu? Aku ... aku dengar kediaman ini berhantu. Aku pikir ... Sepertinya itu benar ya?"
"Apa maksudmu?" Lin Xue tercengang.
"Sejak aku kecil, aku sering mengalami hal seperti ini. Tersandung hantu seperti tadi adalah hal biasa," jawab Lin Feili dengan polos.
Lin Xue langsung bergidik ngeri. Di kediaman manapun dia selalu merasa baik-baik saja. Namun, saat memasuki kediaman Lin Feili, ada perasaan dingin menusuk tulang yang membuatnya merinding.
Mungkin tempat ini benar-benar berhantu.
"Xue, jangan pedulikan sampah ini lagi! Ayo kita pergi!" ucap Ye Xuan memandang Lin Feili dengan jijik. Kemuliaan dirinya hancur begitu saja di sini.
Ia benar-benar tak ingin tinggal di sini lebih lama lagi.
Saat melihat keduanya telah pergi, Lin Feili tersenyum sinis. Karena kini dialah yang menjadi tokoh Lin Feili di novel, maka ia akan memainkan perannya.
Lin Xue dan Ye Xuan telah menyakiti dirinya. Sekarang, ia akan membalasnya beribu-ribu kali lipat. Rasa sakitnya hari ini akan menjadi kolam mawar yang indah untuknya di masa depan.
Karena ia adalah tokohnya, ia akan mengubah takdir, mengganti alur, dan menunjukkan kepada dunia jika ia adalah Lin Feili yang tak bisa diganggu dengan mudah.
Lin Feili memeriksa keadaan tubuhnya. Menurut apa yang dia baca di novel, Lin Feili seharusnya hanyalah sampah. Dantiannya hancur dan dia benar-benar tidak bisa melakukan apapun.
Namun, berdasarkan pemeriksaannya kali ini, ternyata tubuhnya telah sembuh total. Dantiannya benar-benar baik-baik saja.
Walau Lin Feili tidak tahu mengapa, tapi ini adalah keajaiban yang sangat menguntungkan. Dengan begini, ia akan bisa menjadi lebih kuat, lalu mudah membalas dendam dan mengubah takdir Lin Feili.
Lin Feili yakin, setelah kejadian ini, Lin Xue dan Ye Xuan tidak akan mengganggunya untuk sementara waktu.
Saat Lin Feili baru akan memulai kultivasinya, suara lembut tiba-tiba terdengar di telinganya, "Ye Xuan benar-benar sangat menjijikkan."
"Lin Xue lebih menjijikkan," terdengar lagi suara lain dengan nada melengking.
Lin Feili langsung membuka matanya. Saat ia mengamati sekitar, tidak ada siapa pun di ruangannya.
Ia mengerutkan kening, "Siapa kalian?"
Lin Feili kembali mengamati sekitarnya, tapi memang tidak ada siapa pun di sana. Lin Feili bagaikan bertanya pada tumbuhan yang tak akan mendapat jawaban. Namun, suara-suara itu masih terus berdebat seolah tidak mendengar pertanyaan Lin Feili.
"Kubilang Ye Xuan sangat menjijikkan!"
"Lin Xue lebih memuakkan!"
"Aku benci Ye Xuan!"
"Aku benci Lin Xue!"
Lin Feili meninggikan suaranya dan menyela dua suara itu, "Kalian berhentilah berdebat! Kalian lebih menyebalkan!"
"Huh!"
"Hm!"
Nada kesal mereka menusuk telinga Lin Feili. Ia pun kembali bergumam, "Siapa kalian? Keluar!"
"Tuan, bagaimana kami bisa keluar?"
"Benar, ayo keluarkan kami!"
Lin Feili mengerutkan kening, "Tuan? Mengeluarkan kalian?"
"Benar!"
"Benar!"
"Kalian ada di mana?" tanya Lin Feili ragu-ragu.
"Kami ada di Cincin Horacio yang ada di jari Tuan!"
Lin Feili langsung menatap cincin di jarinya. Ini adalah cincin yang membawanya melintasi dimensi dan masuk ke dalam novel. Bukankah Horacio artinya waktu? Apakah Lin Feili melintasi dimensi waktu?
"Tuan, jika Anda bisa fokus dan mengumpulkan kekuatan, Anda akan bisa masuk ke dalam cincin itu."
Lin Feili mulai mencoba untuk konsentrasi. Ia mengumpulkan energi dari alam sekitarnya. Dengan lembut, ia menyentuh cincin di jarinya.
Tiba-tiba dunia berguncang hebat. Lin Feili memasuki sebuah ruangan yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
Sebuah istana megah dengan warna emas dan hitam yang berbaur sempurna. Kemegahan, kemuliaan, kebijaksanaan, siapa pun yang melihatnya akan merasakan perasaan terhormat. Pujaan akan terus keluar dalam pikiran mereka.
Istana yang begitu besar itu sangat kontras dengan Lin Feili yang berdiri di sana. Ia terlihat sangat kecil dan lemah.
Mata biru lautnya berbinar saat menatap keindahan istana itu. Bibir merah mudanya bergumam, "Apakah ini benar-benar dunia di dalam Cincin Horacio? Sangat menakjubkan!"
Sebelumnya ia hanya berpikir jika kantong dimensilah yang memiliki ruangan. Ia tak pernah berpikir sebuah cincin juga bisa memuat ruang yang sangat besar.
Tiba-tiba suara gemuruh terdengar.
Gerbang di depannya yang seolah sudah tidak terbuka selama ribuan tahun, kini bergeser mengekspos kemegahan di dalam istana. Lin Feili perlahan masuk untuk menjelajahi istana itu.
Aula istana diukir dengan warna emas dan hitam. Banyak pilar-pilar tinggi yang memberikan kesan mewah. Di dua sisi istana ada lorong panjang yang terpisah.
Kemudian, Lin Feili mendengar suara yang familiar, "Tuan!"
Lin Feili menoleh ke arah sumber suara. Ia melihat dua buntalan bulu yang berguling ke arahnya. Yang satu berwarna emas dan satu lagi berwarna hitam. Ia tak tahu harus menyebut apa dua benda itu.
Dua benda itu benar-benar berguling ke arahnya. Seluruh tubuh mereka dilapisi bulu yang lembut. Lin Feili membelalakkan matanya tak percaya. Jika sebelumnya ia tak mendengar mereka bicara, ia akan berpikir mereka hanyalah hiasan.
Namun jika dilihat lebih dekat, benda itu memiliki dua mata dan hidung. Jelas, itu adalah makhluk hidup!
Mata mereka yang sebesar buah anggur menatapnya penuh kekaguman. Sambil menyandarkan diri ke kaki Lin Feili, ia berkata, "Tuan!"
Si bulu hitam tak ingin kalah dan menyela, "Ini Tuanku!"
"Tuanku!" ucap si bulu emas.
Sebelum perdebatan mereka semakin panjang, Lin Feili menyela, "Jangan berdebat. Apakah ada yang bisa menjelaskan padaku apa itu Cincin Horacio dan fungsinya?"
"Aku bisa!" jawab si emas.
"Cincin Horacio adalah pusaka kuno yang dibuat sejak dinasti ini didirikan. Cincin ini dapat membuat pemiliknya memiliki kekuatan yang tak tertandingi di dunia!" jelas si emas.
"Lalu? Mengapa aku bisa masuk ke novel? Apakah ada hubungannya dengan Cincin Horacio?" tanya Lin Feili lagi.
Kali ini, si hitam tak mau kalah dan menjawab, "Saat tuan mendapatkan cincin ini, darah tuan telah diverifikasi dan diakui menjadi pemilik cincin. Namun, karena cincin ini sudah sangat lama tidak berkepemilikan, mungkin terjadi keretakan antara ruang dan waktu. Dan hanya pemilik yang bisa melewati itu."
Lin Feili mengangguk. Kini ia bisa sedikit demi sedikit mengerti mengapa ia bisa terlempar ke dalam novel ini.
Ia tak menyangka cincin ini akan sangat bermanfaat baginya. Darahnya tak sengaja menetes ke cincin dan dia langsung diakui menjadi pemilik cincin. Namun, secara tidak sengaja juga, dimensi ruang dan waktu retak hingga melemparnya ke dalam novel kuno yang ia baca dan menjadi tokoh pendamping yang buta.
Banyak legenda yang telah ia dengar jika seorang ahli kuat di dunia pasti akan meninggalkan warisan, seperti pusaka. Ia sangat beruntung karena mendapat salah satunya.
"Tuan, ada sebuah teknik kultivasi yang sangat kuat di sini."
"Ayo pergi!"
Si emas dan si hitam memimpin jalan ke sebuah aula di dalam istana. Di aula ini juga didominasi dengan warna hitam dan emas. Lin Feili dapat merasakan energi yang melimpah di sini.
Di tengah aula, pusaran cahaya putih mengelilingi benda di dalamnya. Lin Feili berjalan mendekat untuk melihat lebih jelas benda itu. Semakin dekat, ia merasa energi di sekitarnya semakin kuat.
"Gulungan Kuasa Iblis!" seru Lin Feili berbinar.
Itu adalah salah satu teknik yang pernah ia dengar. Dengan mempelajarinya, pasti akan meningkatkan kekuatannya. Apalagi, gulungan ini berada di Cincin Horacio. Pasti kekuatannya lebih hebat lagi. Lin Feili benar-benar menemukan harta karun!
Lin Feili pun mengulurkan tangannya untuk mengambil gulungan itu. Pusaran cahaya yang mengelilingi gulungan itu perlahan memudar.
Ketika ia membuka gulungan itu, kepalanya tersentak. Otaknya dibanjiri pengetahuan yang tak terkira. Dan sakit kepala seperti sebelumnya kini kembali.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!