NovelToon NovelToon

Arsenio Dan Aurora

1. Meski tak punya uang

Dimalam hari yang sangat cerah, Aurora baru saja selesai mandi. Kini dirinya tengah mengeringkan rambutnya.

"Siinggggg"

Saat Aurora mengeringkan rambutnya, tiba tiba ada seseorang yang mengetuk pintu rumah Aurora. Aurora pun meletakkan pengering rambutnya lalu membuka pintu rumahnya.

Dan Betapa kagetnya Aurora ketika baru saja membuka pintu tetapi Seseorang langsung memanggil namanya dengan nada tinggi

"Aurora!"

Aurora pun bertanya kepada seorang wanita yang ada di hadapannya sekarang. Wanita itu adalah ibu kos yang kosnya sekarang di tempati oleh Aurora. Namanya Bu Ambar.

"Ada apa bu?"

"Kau lupa! Sudah lewat berapa hari ini? Kau mau ku usir?" Seru wanita itu dengan nada tinggi.

Mendengar hal itu, Aurora Ingat bahwa dirinnya bulan ini belum membayar sewa kosnya. Tetapi kali ini Aurora benar benar tak mempunyai uang, uangnya tinggal 400 rb. Dan itu akan Aurora gunakan untuk membayar ujian di sekolahnya.

"Eee ma maaf bu, tetapi uang saya akan saya bayarkan buat ujian di sekolah. Dan untuk membayar kos saya belum punya"

Wanita itu pun melebarkan matanya, ia berdiri di hadapan Aurora dengan berkacak pinggang. Mendengar Aurora yang menunda untuk membayar kos membuatnya semakin emosi.

"Hey! Kalau kau tak mampu bayar, silahkan keluar dan akan ku sewakan untuk orang lain yang mampu membayar! Lagi pula kalau di pikir kan lebih enak di pakai orang yang mampu membayar daripada yang tidak mampu membayar!"

"Kau pikir aku peduli dengan sekolahmu Ha? Cepat bayar sekarang, ambil uang mu itu, atau aku akan mengambilnya sendiri di dalam" seru wanita itu mendorong Aurora untuk cepat cepat mengambil uang hingga Aurora terjatuh

"Bruk"

"Ak" pekik Aurora

Mendengar hal itu, Aurora ketakutan. Ia berfikir bagaimana jika dirinya di usir dari kos ini? Lalu ia akan pergi kemana?

Karena takut, Aurora berfikir cepat. Ia pun mengambil uang 400 rb itu untuk membayar kosnya.

"Sebentar bu saya ambilkan uangnya"

Tak lama dari itu, Aurora telah kembali dengan sejumlah uang 350 rb itu, lalu memberikan uang itu pada Wanita itu.

Melihat hal itu, wanita itu menyengir

"Kau benar-benar gadis tidak jelas. Kau masih muda tetapi kau sudah seperti orang tua. Pembohong. Bilangnya tidak punya uang padahal punya uang" seru wanita itu seraya menatap tajam Aurora lalu pergi meninggalkan Aurora.

Wanita pemilik kos itu berbicara tanpa berfikir. Padahal uang yang baru saja ia terima itu akan digunakan Aurora untuk membayar ujian di sekolahnya. Tetapi bagi Bu Ambar biaya pendidikan Aurora tidaklah penting baginya, yang terpenting Aurora bisa membayar kos.

Aurora pun menutup pintu, lalu menangis di balik belakang pintu itu. Hatinya sangat sakit, mengapa tak ada satupun orang yang mengerti tentang dirinya? Disatu sisi Aurora juga iri dengan Gadis lain yang memiliki orang tua dan dicukupi kebutuhan mereka oleh orang tuanya.

Tetapi Aurora, ia harus mati Matian mencari nafkah untuk dirinya sendiri. Orang tuanya telah meninggal 3 tahun yang lalu karena mempunyai penyakit jantung. Kehilangan kedua orangtuanya Membuat Aurora harus berjuang untuk hidupnya sendiri.

10 menit kemudian, Aurora mengingat bahwa ada pr yang harus ia kerjakan. Ia pun berdiri lalu beranjak ke kamarnya, lalu mengeluarkan buku buku untuk mengerjakan pr nya.

Dengan hati yang sangat berat, pikiran yang tidak bisa tenang, tetapi ia tetap harus mengerjakan pr nya.

Saat dirinya mengerjakan pr, tak lama dari itu Seseorang mengetuk pintunya lagi.

"Tok tok tok"

Aurora pun bergegas untuk membuka pintunya. Lalu ternyata yang datang adalah tetangganya dan meminta Aurora untuk membayar hutangnya sebesar 50 Ribu.

"Aurora, hutangmu itu sudah 3 Minggu tapi kau belum membayarnya, meskipun cuma uang 50 Ribu tetapi kau harus membayarnya"

"Sialan!" Batin Aurora. Ia tak percaya kalau dirinya lupa dengan membayar hutang hutannya.

Aurora pun kembali ke kamarnya, dan membuka dompetnya. Dan.... di dalam dompet itu tertinggal selembar uang 50 Ribu.

Perasaan Aurora semakin tidak enak, tetapi dirinya harus Merelakan uang 50 Ribu itu.

Ia pun kembali menemui temannya yang sudah menunggunya sejak Sedari tadi di luar.

"Ini uangnya, terima kasih"

"Baiklah"

Aurora kembali ke kamarnya, wajahnya sangat muram. Ia benar-benar tak tahu harus bagaimana lagi. Kini dirinya tak mempunyai uang sepeser pun.

Keesokannya

Sinar matahari yang menembus kaca jendela itu membuat mata Aurora silau, perlahan lahan Aurora pun membuka matanya.

Lalu ia melihat jam dinding, dan ternyata sudah jam 6:30.

"Ah, sialan! Kenapa aku bisa kesiangan sih!"

Ia pun langsung beranjak ke kamar mandi, ia mandi secepatnya agar tidak terlambat masuk ke sekolah. Lalu setelah itu ia mengemasi buku bukunya lalu memasukkannya ke dalam tas.

Lalu kemudian, Aurora mengecek dompetnya untuk membayar bus, dan ternyata... Uangnya sudah habis. Ia baru ingat semalam semua uangnya ia gunakan untuk membayar kos dan hutang.

Lalu ia pun mencari cari uang receh di meja, siapa tahu ada uang yang menyangkut di meja maupun di rak buku atau di dalam laci.

Tak lama dari itu setelah dirinya mencari cari uang, akhirnya Aurora menemukan uang 5 ribu di sela sela buku bukunya.

Ia pun tersenyum dan langsung beranjak ke meja makan, ia membuka kulkas dan ternyata....

Kulkasnya kosong, Hanya ada air putih saja.

"Tidak apa apa! Aku masih bisa hidup dengan air putih ini" serunya mengambil Air putih itu, lalu ia masukkan ke dalam tasnya.

Lalu ia pun mengunci pintunya. Dan berlari secepat mungkin menuju ke halte bus. Langkah kaki Aurora Sangat cepat hingga tak lama dari itu, Aurora terjatuh.

"Bruk"

Aurora pun berdiam sejenak untuk mengurangi rasa sakit di kakinya yang baru saja terjatuh.

"Ahhh Sial!" Umpatnya

Tak lama dari itu, bus datang. Aurora pun cepat cepat berdiri dan berjalan secepatnya. Dengan kakinya yang sedikit masih sakit, ia terus berjalan untuk sampai di depan halte bus itu.

Tak lama kemudian, Aurora telah sampai di halte bus, ia pun langsung Menaiki bus itu. Ia duduk di samping kaca, lalu membuka kaca bus itu.

"Hahhhh" ia duduk bersandar, kini dirinya lega tak ketinggalan bus.

Tak lama dari itu, Aurora telah sampai di depan sekolahnya. Ia pun langsung turun dari bus dan langsung masuk ke dalam kelasnya.

"Hai Aurora! Kau baru sampai" seru temannya

"Em!" Aurora mengangguk

10 menit kemudian, bel untuk berganti baju olahraga untuk kelas 11 B telah berbunyi. Kelas itu juga di tempati oleh Aurora.

Aurora pun turun ke bawah menuju ke toilet untuk mengganti bajunya, lalu setelah itu dirinya beranjak ke lapangan untuk mengikuti kegiatan olahraga.

"Baik anak anak, tema olahraga kali ini adalah bermain sepak bola" seru seorang pelatih sepak bola.

Saat seorang pelatih sepak bola menjelaskan bagaimana cara bermain bola, tiba tiba kaki Aurora sakit.

"Tidak jangan sekarang!"

...Terima kasih sudah membaca teman teman...

...Maaf kalau banyak kekurangan...

...Jangan lupa Like, Vote, komen, dan Favorit nya...

...Terima kasih...

2. nilai yang jelek

Saat seorang pelatih sepak bola menjelaskan bagaimana cara bermain bola, tiba tiba kaki Aurora sakit.

"Tidak jangan sekarang!"

Aurora memejamkan matanya berusaha menahan rasa sakit di kakinya yang tiba-tiba muncul, ia tahu penyebabnya pasti karena jatuh saat mengejar bus tadi.

Tetapi Aurora tak mau kehilangan kesempatan ini, ia ingin bermain sepak bola dengan benar dan mendapatkan nilai yang sangat baik.

Dengan begitu akan membuatnya lega. Karena selama ini Aurora Sangat susah untuk mendapatkan nilai yang baik. Ia sudah berusaha sebisa mungkin tetapi tetap saja nilainya buruk. Nilai yang paling tinggi yang pernah ia dapatkan adalah 78.

Melihat hal itu tentu saja Aurora Sangat sedih, jika di bandingkan dengan nilai teman temannya perempuannya itu Sangat jauh. Ia merasa bodoh dan malu. Maka dari itu, Aurora selalu berjuang untuk mendapatkan nilai baiknya, tak peduli dalam keadaan apapun dan mata pelajaran apapun, pokoknya ia harus mendapatkan nilai yang bagus.

Aurora pun tak peduli dengan rasa sakitnya. Tim telah terbentuk menjadi dua, ia merasa ia juga mempunyai tim yang cocok untuknya, jadi Aurora harus membanggakan tim nya.

"Aurora" pekik Jovita, anak satu tim dengan Aurora. Jovita mengumpan bolanya ke Aurora.

Aurora pun menggiring bola itu hingga sampai di depan gawang, lalu Aurora menendang bola, dan.... Dirinya berhasil mencetak gol.

"Golll"

"Yeeyyy"

"Good job Aurora"

Senyuman pun terukir di bibir Aurora, Is senang bisa memberikan yang terbaik untuk tim nya.

Lalu setelah itu, bola pun kembali di mainkan. Semua pemain di dalam lapangan itu berusaha untuk merebut bola itu.

"Aurora"

Aurora pun menoleh dan ia menerima umpan lagi dari temannya. Lalu Aurora pun menggiring bola itu dengan semangat untuk memasukkan nya ke dalam gawang.

Tetapi, saat dirinya tengah menggiring bola itu, tiba tiba sesuatu terjadi padanya. Kepalanya sangat pusing, ia tak bisa mengendalikan bola yang akan ia masukkan ke dalam gawang itu. Aurora memejamkan Matanya sejenak, dan ia berhenti menggiring bola itu.

"Aurora" seru Jovita merasa sedikit kesal karena Aurora membiarkan lawannya memberikan bolanya.

Tetapi Aurora sudah sangat pusing, ia pun mulai menegangi kepalanya dan menekan kepalanya Untuk mengurangi rasa sakitnya. Dan tak lama dari itu, tubuh Aurora mulai jatuh, tetapi seorang temannya pun langsung menangkap Aurora.

"Aurora kau tak apa apa?"

"Ah, kepalaku Sangat pusing" seru nya tanpa melirik siapa orang yang menolongnya, ia tak bisa membuka matanya karena terlalu sakit.

Seorang pelatih Erza yang melihat itu pun langsung datang, dan membawa Aurora duduk di samping lapangan itu. Sebagai seorang pelatih dirinya harus bisa bertanggung jawab.

Aurora pun akhirnya duduk di kursi, lalu pelatih Erza memberinya air putih untuk meredakan sakit kepala Aurora.

"Aurora? Apa kau baik baik saja?"

"Iya pak, saya sudah lebih enakan"

"Yasudah kalau begitu kau duduk saja disini dan perhatikan cara teman teman mu bermain"

"Baiklah"

Aurora pun duduk di kuris sembari memperhatikan teman temannya yang tengah bermain bola itu.

Aurora masih tak tahu mengapa tiba-tiba dirinya merasa pusing. Apakah sinar matahari yang semakin panas? Atau karena dirinya yang belum sarapan?

Aurora tak menemukan jawabannya, ia tambah Sangat pusing memikirkan hal itu. Tetapi sekarang dirinya sangat kesal, karena tak bisa mengikuti pelajaran Olahraga dengan baik.

Tak lama dari itu, tiba tiba Aurora merasakan perih di bagian perutnya.

"Ah, sial!" Umpatnya

Entah mengapa hari ini ia merasa sangat sial, hari ini rasa sakit tiba-tiba datang bertubi-tubi. Mulai tadi pagi jatuh, tak sarapan, sekarang malah sakit perut.

Tetapi sekarang Aurora menemukan jawaban atas rasa perih di perutnya pasti karena tidak sarapan.

"Hey perut, kau itu lemah sekali baru saja tidak sarapan pagi kau sudah seperti ini!" Geram Aurora terhadap perutnya.

Tak lama dari itu, jam olahraga pun telah selesai. Lalu semua siswa dan siswi pun kembali ke kalasnya untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.

Aurora dan taman lainnya pergi ke toilet untuk mengganti pakaiannya. Setelah itu mereka pergi ke kelas.

Dikelas 11 B.

Kini Aurora telah masuk ke dalam kelasnya, lalu ia pun langsung tiduran di atas meja itu. Baginya tidur di kelas itu tidak apa apa selagi tak ada gurunya.

"Aurora kau baik baik saja?"

"Ya,,, aku baik baik saja, maaf aku mengecewakan tim kita"

"Ah, tidak apa apa, lagi pula kau kan sakit. Yasudah belum ada guru kau istirahat saja walaupun cuma sebentar"

Aurora tersenyum, Jovita memanglah teman yang baik dan pengertian. Lalu Aurora pun tidur di atas mejanya untuk mengurangi rasa sakit di kepalanya dan perih di perutnya. Lalu ia berharap rasa sakit dan perih itu telah hilang saat bangun.

10 menit pun berlalu, Jovita yang duduk di samping Aurora pun langsung membangunkan Aurora karena seorang guru sudah datang ke kelas.

"Aurora, bu Ani sudah datang bangunlah" seru Jovita sembari menggoyangkan tubuh Aurora.

Aurora pun perlahan lahan bangun dan langsung menyadarkan dirinya agar bisa berkonsentrasi saat belajar.

Pelajaran pun telah di mulai semua murid-murid di kelas 11 B mengikuti pelajaran dengan baik. Aurora pun mengikuti pelajaran dengan baik.

Lalu setalah pelajaran selesai, Seorang guru pun menyuruh ketua kelas membagikan buku yang kemarin sudah di nilai.

Aurora Sangat gugup ketika melihat tumpukan buku di tangan ketua kelas itu. Ia sangat berharap nilainya bisa naik setidaknya 80. Tetapi dirinya juga tak percaya dengan hal itu, karena dirinya selalu mendapatkan nilai di bawah 80.

"Huuufff" Aurora menghela napasnya. Dan tak lama dari itu ketua kelas menaruh buku Aurora di atas meja Aurora.

"Emm Arka apa kau tahu nilai ku atau teman teman lainnya?"

"Mana ku tahu, aku saja masih tak tahu dengan nilai ku sendiri" sahut ketua kelas itu

Mendengar hal itu Aurora semakin gugup, laku tak lama dari itu, bel istirahat berbunyi.

"Triingggg"

Semua siswa dan siswi pun beranjak ke kantin.

"Aurora kau tak ke kantin?"

"Ah, tidak"

"Emmm Jovita, bolehkah aku meminjam buku mu untuk menyalin pr ku yang salah tadi?"

"Ah, ini"

Semua orang pun telah keluar dari ruangan kelas 11 B, dan hanya ada Aurora di dalam kelas itu.

Belum Aurora membuka bukunya, tetapi dirinya sudah menebak bahwa nilainya pasti jelek. Pelahan lahan Aurora pun membuka bukunya dan ia juga menyipitkan matanya dan ternyata.... Nilainya 50.

"Hahhh" keluh Aurora kesal dengan dirinya sendiri.

Lalu kemudian, ia membuka buku Jovita dan Jovita mendapatkan nilai 95. Melihat hal itu Aurora Sangat sedih. Ia sangat iri dengan kepandaian yang Jovita miliki

"Aaahhh payah kau Aurora payah!" Seru Aurora menyalahkan dirinya sendiri. Namun setelah itu ia langsung menyalin soal yang salah.

Disaat yang sama, kini Gavin tengah berjalan menuju ke kantin, tetapi Langkahnya seketika berhenti saat melihat ada Aurora di dalam kelas.

...Terima kasih sudah membaca teman teman...

...Maaf kalau banyak kekurangan...

...Jangan lupa Like, Vote, komen, dan Favorit nya...

...Terima kasih...

3. Ucapan yang terdengar spesial

Lalu kemudian, ia membuka buku Jovita dan Jovita mendapatkan nilai 95. Melihat hal itu Aurora Sangat sedih. Ia sangat iri dengan kepandaian yang Jovita miliki

"Aaahhh payah kau Aurora payah!" Seru Aurora menyalahkan dirinya sendiri. Namun setelah itu ia langsung menyalin soal yang salah.

Disaat yang sama, kini Gavin tengah berjalan menuju ke kantin, tetapi Langkahnya seketika berhenti saat melihat ada Aurora di dalam kelas.

"Gadis itu? Gumamnya mengingat kejadian di pagi hari saat dirinya hendak ke ruang guru, tetapi ia melihat gadis cantik yang kesakitan saat olahraga.

"Mengapa di kelas sendirian?" Rasa penasaran pun menganggu Arse. Arse biasanya selalu tidak peduli dengan gadis manapun, sakit maupun tidak, cantik maupun tidak. Tetapi entah mengapa saat melihat Aurora dirinya sangat penasaran. Apalagi ia Melihat Aurora kesakitan di pagi hari tadi.

Karena rasa penasaran yang tak bisa ia tahan, Arse pun masuk ke dalam ruangan kelas 11 B. Arse berjalan mendekati Aurora, lalu ia langsung duduk begitu saja di depan Aurora.

Sontak Aurora terkejut dan langsung menutup bukunya "srak"

Ia menatap lekat Arse, Arse pun juga menatap Aurora.

"Ke kenapa kau ada di sini? Bu bukankah kau dari kelas sebelah" tanya Aurora dengan terbata bata, ia terkejut mengapa Arse seorang yang sangat rajin dari kelas sebelah menemuinya?

Arse pun tersenyum "aku tak sengaja melihat mu sendirian di kelas. Mengapa kau sendirian di kelas?"

"Aku mengerjakan tugasku yang salah"

"Kau tak lapar?"

Aurora menggelengkan kepalanya, ia berbohong pada Arse. Sejujurnya ia sangat lapar tetapi ia tak mempunyai uang untuk ke kantin.

Arse pun menganggap Gadis yang ada di depan matanya sekarang sedang sakit dan mungkin tak nafsu untuk makan. Terlihat dari wajah Aurora, Arse bisa melihat bahwa wajah Aurora Sangat pucat.

Arse yang benar-benar cowok cuek, tiba tiba ia jadi peduli dengan Aurora. Ia berfikir Aurora harus makan agar cepat sembuh. Arse pun menggunakan hari ulang tahunnya untuk membujuk Aurora.

"Hari ini hari ulang tahunku, bagaimana kalau aku mentraktirmu?"

"Hem?" Pertanyaan itu semakin membuat Aurora bingung, bagiamana tiba tiba dirinya di datangi oleh Arse yang sangat populer di sekolahnya. Dan katanya, cowok itu terkenal sangat jutek.

"Apa kau tak mendengarkanku?"

"Emm... kau traktir saja teman temanmu. Bukankah Seseorang akan mentraktir teman temannya ketika ulang tahun?" Aurora berusaha menolak Arse, biar bagaimanapun ia merasa aneh tiba tiba Arse mengajaknya makan dengan alasan mentraktirnya

"Tidak, aku lebih suka mentraktir orang lain, cepatlah berdiri. Ayo kita makan di kantin bersama" seru Arse tak mau lama lama lagi di sini ia sudah lapar dan ingin cepat pergi ke kantin.

Jujur, Aurora sangat malu, tetapi di satu sisi dirinya juga sangat lapar. Mungkin ini rezeki, jadi ia terima saja.

Arse dan Aurora kini berjalan menuju ke kantin mereka berjalan sejajar, Aurora selalu menundukkan kepalanya, ia sangat malu saat bersama Arse. Orang lain pun pasti akan menganggap mereka aneh jika tahu seorang Arse berjalan dengan Wanita. Akhirnya, Aurora pun memilih untuk berjalan di belakang Arse.

Arse pun menoleh ke belakang "mengapa seperti itu?"

"Aku malu dan merasa aneh. Kau orang populer di sekolah. Jika tahu aku berjalan sejajar denganmu, orang lain pasti akan menganggap kita dekat"

Arse tertawa kecil, selama ini dirinya juga tahu kalau dirinya populer di sekolah dan banyak di kejar kejar wanita. Maka dari itu, ia mengerti dan membiarkan Aurora berjalan di belakangnya.

Tak lama dari itu, Arse dan Aurora telah sampai di kantin. Mereka pun mengambil makanan. Lalu Arse duduk di meja makan dan melambaikan tangan mengode Aurora untuk duduk bersamanya satu meja.

Aurora pun duduk di kursi yang sama berhadapan dengan Arse.

"Makanlah" seru Arse menyuruh Aurora untuk makan. Aurora pun langsung memakan makanan itu.

"Bagaimana rasanya? Apa kau suka?" Seru Arse memastikan bahwa ia memberikan Makanan yang enak untuk Aurora

"Kenapa harus memikirkan itu? Seharusnya aku yang memberimu hadiah, tetapi kau yang malah memberiku hadiah. Tentu saja ini sangat enak"

Karena begitu sangat kelaparan, Aurora pun makan dengan lahap. Arse yang melihat itu pun senang, ia berfikir ia bisa membangkitkan nafsu makan orang lain ketika sakit, padahal mah Aurora kelaparan.

"Oh, ya aku belum tahu namamu, siapa namamu?"

"Emm... Kau tak tahu aku?" Aurora terkejut, ia mengira Arse mendatanginya karena mengetahuinya, tetapi malah sebaliknya, Arse bahkan tak tahu namanya.

"Bagiamana bisa aku tahu namamu, aku bahkan tak pernah bertemu denganmu. Dan ini pertama kalinya aku melihatmu"

"Tidak, aku melihatmu waktu di lapangan. Kau terlihat sangat cantik"

"Baiklah karena kau seperti Artis, jadi aku maklumi saja. Namaku Aurora, kau pasti Arse kan?"

"Aurora? Nama yang sangat cantik"

"Namamu jufa sangat bagus"

"Oh ya, aku lupa ada yang belum aku sampaikan. Selamat ulang tahun Arse. Dan terima kasih traktirannya" Aurora memberikan ucapan itu dengan senyuman yang terlihat sangat tulus dan manis.

Entah mengapa ucapan itu membuat Arse tertegun, sudah berkali-kali ia mendapatkan ucapan seperti itu dari orang lain, wanita maupun laki-laki. Tetapi, kali ini rasanya berbeda bagi Arse. Ucapan itu terlihat terdengar sangat lembut dan spesial. Padahal Aurora bukan siapa siapa, tetapi entah mengapa dengan ucapan itu jantung berdebar kencang hingga membuat pipinya merah.

"Arse, kenapa wajahmu merah?"

Aurora pun merasa khawatir dengan Arse yang tiba-tiba merah pipinya. Tak mungkin kan, ia jatuh cinta dengannya karena ini pertama kalinya bertemu, apalagi dengan gadis jelek dan bodoh sepertinya, pikir Aurora.

"Ah, tidak ini makanan nya sangat pedas, ini pedas Sangat pedas huh" seru Arse mencari alasan yang tepat agar tak terlihat dirinya baper dengan ucapan Aurora.

"Sial, mengapa aku jadi laki laki yang memalukan seperti ini?" Arse pun langsung meminum air putih yang ada di sampingnya itu.

Tak lama dari itu, Aurora telah menghabiskan makanannya. Siang ini ia sangat kenyang, di dalam hati ia sangat bersyukur karena bisa makan lagi.

Wajah Aurora pun terlihat lebih segar, hal itu membuat Arse juga ikut senang karena wajah pucatnya sudah menghilang.

Arse pun menatap lekat wajah Aurora, ia memperhatikan wajah Aurora dan Arse berkata...... "Cantik" dalam hatinya.

"Emmm... Arse terima kasih traktirannya, aku sangat suka" perasaan Aurora kini jadi lebih baik lagi setelah perutnya kenyang, ia bisa berfikir dan berkonsentrasi dengan baik.

"Hmmm baiklah"

"Ah, kalau begitu, aku balik dulu ke kelas"

...Terima kasih sudah membaca teman teman...

...Maaf kalau banyak kekurangan...

...Jangan lupa Like, Vote, komen, dan Favorit nya...

...Terima kasih...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!