Di, sebuah rumah sederhana. seorang gadis tengah menangis histeris.
Karena, mendapati kedua orang tua nya sudah terlentang di tutupi sebuah kain panjang.
Gadis itu, baru saja pulang dari sekolah tepat hari ini adalah hari kelulusan nya. kedua orang tua nya yang sedari pagi ditunggu di sekolah.
Mereka, tidak kunjung datang terpaksa dia harus wisuda seorang diri. karena tidak seorang pun ada kerabat dekat nya di kota tersebut.
Gadis, bernama Daisy tersebut. menangis histeris saat masuk pekarangan rumah nya.
Saat itu, dia mendapati bendera duka yang terselip di pagar rumah nya. hati gadis itu langsung menjerit tatkala seorang ibu-ibu, tetangga rumah nya mengatakan kata yang suguh mengejutkan nya.
"Yang sabar ya nak Daisy, doakan kedua orang tua mu. agar mereka masuk surga kamu harus mengikhlaskan nya."ujar ibu tersebut.
Sontak gadis itu berlari menuju kedalam rumah dia langsung berteriak histeris.
"Bunda.... Ayah! hiks hiks hiks hiks ini tidak mungkin! ini tidak mungkin tidak!"gadis itu langsung tidak sadarkan diri.
Seluruh orang, yang ada di sana menitikkan air mata. kala melihat anak gadis meronta ke kanan dan ke kiri mencoba membangunkan kedua orang tua nya yang kini sudah tak bernyawa lagi. dan akhirnya gadis itu pingsan.
Atas dasar kemanusiaan, semua warga kini hadir untuk mengurus jenazah.
Hingga, mereka berdua di makamkan .tangis gadis itu belum juga reda.
Saat, dia kembali lagi ke rumah di sana tidak ada seorang pun yang menemani nya.
Semua orang, sedang sibuk mempersiapkan acara tahlil nanti malam. Daisy kini masih menangis meringkuk sambil memeluk foto kedua orang tua nya.
Hingga, disela tahlil Daisy, masih menangis sesenggukan sambil membaca surat Yasin, dia begitu terpukul.
Karena keduanya terlihat sangat sehat pagi itu, mereka sudah berencana untuk menghadiri acara wisuda putri semata wayangnya itu.
Namun, Allah berkata lain. kedua orang tua Daisy, mengalami kecelakaan saat sedang berada di perjalanan menuju sekolah putri nya itu.
Dan kecelakaan tersebut merenggut nyawa mereka, mereka menutup mata setelah bayangan putri nya tersenyum saat menggunakan toga .
Satu tahun, telah berlalu kini kehidupan Daisy, sangat memprihatikan.
Gadis itu, harus kehilangan rumah nya. karena kedua orang tua nya sudah menggadaikan rumah tersebut sebelum mereka tiada dulu.
Kini Daisy, tinggal di sebuah kontrakan.tepat di depan kost para mahasiswa tak jarang gadis itu. sering menjadi buruh cuci setelah pulang bekerja di sebuah supermarket di kota itu.
Gadis itu, setiap bulan nya menerima gaji dari tempat ia bekerja. ia gunakan untuk membayar rumah kontrakan, dan sebagainya lagi untuk makan.
Dan bila mendapat kan upah dari para mahasiswa yang memakai jasa nya untuk mencuci pakaian mereka, dia akan menabungnya.
Daisy, selalu menjalani hari nya dengan senyum ceria nya. walaupun dibalik itu ada luka yang masih belum kering atas kepergian kedua orang tua nya.
Sebenarnya, Daisy ingin melanjutkan pendidikan nya. tapi jangan kan untuk kuliah untuk biyaya kehidupan sehari-hari saja. sudah pas-pasan dan itu membuat Daisy mengurungkan niatnya.
Biarlah, kini dia menjalani kehidupan nya itu bagai air mengalir. dia akan mengikuti kemana arah takdir membawa nya.
Sementara itu, tidak jauh dari tempat dia tinggal Daisy. seorang pria yang memiliki penampilan sempurna bak dewa Yunani.di kehidupan nyata. pria itu adalah Rayendra Davidson, putra dari Ray Davidson seorang konglomerat .
Rayendra Davidson, kini sedang mencari tempat kost untuk dia tempati selama melanjutkan pendidikan S2 nya. pria itu sebetulnya sedang di hukum oleh kedua orang tua nya.
Berawal, dari ketahuan sering melakukan gaya hidup bebas. saat sedang berada di LA.
Rayendra, sengaja di jemput paksa oleh kedua orang tuanya untuk kembali melanjutkan S2 nya itu di Indonesia.
Rayendra, ditemani oleh beberapa orang berjas hitam termasuk satu asisten pribadi dan tiga orang bodyguard. yang membawa dua koper dan satu tas milik pria tampan itu.
Usia Rayendra kini 25 tahun saat ini dia sudah memimpin perusahaan.
Hanya saja, belum seserius papa nya. dia hanya akan datang ke kantor bila dia mau dan akan bekerja lebih giat saat berada di luar kantor. menurut nya suasana kantor terlalu bikin pengap.
Hingga akhirnya, Rayendra mendapatkan tempat tinggal yang cukup nyaman di kelas satu tempat kost dengan harga lumayan tinggi bagi para mahasiswa yang belum memiliki pendapatan.
Berbeda, dengan Rayendra Davidson yang tidak pernah kekurangan uang.
Rayendra, menempati kamar dengan kasur ukuran king size dan lengkap dengan AC, dan kamar mandi yang sangat nyaman.
Disana, juga terdapat mesin cuci mini untuk mencuci pakaian nya dan tak lupa dilengkapi pantry.
Sudah, seperti apartemen saja rumah kost tersebut bagi Rayendra.
Sebenarnya itu, masih kurang nyaman. tapi mau bagaimana lagi kedua orang tua nya ingin Rayendra. merasakan hidup di kelas bawah agar putra nya itu tau bagaimana arti kehidupan yang sesungguhnya.
Rayendra, pun mengisyaratkan tubuh nya sebelum esok hari kembali dengan bangku perkuliahan.
Dia, hanya bersantai di atas ranjang sementara ke empat asisten nya hilir mudik di kamar nya untuk merapikan kan barang-barang nya dan tak lupa memasang Cctv di kamar nya itu.
Meski, Rayendra sudah menolak nya untuk hal yang satu itu tapi kedua orang tua nya itu tidak bisa terbantahkan .
Malam pun tiba, saat ini Rayendra tengah berdiri di balkon kamar nya melihat sekeliling pemandangan di luar sana.
Tiba-tiba, dia melihat seorang gadis yang sedang duduk termenung sendirian di teras rumah kontrakan petak tersebut yang ada di depan tempat kost nya.
Gadis itu, terlihat tengah mengusap wajah nya sepertinya dia sedang menangis.
Rayendra, langsung merasa iba tapi ia tidak mengenal gadis tersebut.
Gadis itu, adalah Daisy. yang kini tengah rindu dengan kedua orang tua nya.
Dia, sengaja duduk di luar di tengah malam ini dia hendak melihat bintang. karena keyakinan nya sedari kecil bahwa orang yang sudah tiada itu akan menjadi salah satu bintang di langit.
Tapi, malam ini tidak ada satu bintang pun yang menampakkan diri.
Rayendra, masih menatap kearah gadis tersebut. di saat gadis seusianya tengah terlelap tidur, tapi gadis itu malah duduk termenung meratapi kesedihan nya.
Andaikan, Rayendra mengenal nya mungkin dia akan sedikit menghiburnya atau sekedar meminjam kan bahu nya.
Malam pun, berganti pagi matahari bersinar cerah.
Rayendra, kembali ke arah balkon setelah selesai membersihkan tubuh nya dan bersiap untuk pergi ke kampus tapi pagi ini dia begitu penasaran dengan gadis yang semalam di lihat nya.
Dan, saat Rayendra kembali berdiri sambil menatap kearah rumah petak tersebut, dia melihat gadis itu baru keluar dari rumah dengan baju kerja nya yang mirip dengan pelayan toko. dengan rambut yang terikat kuncir kuda dan begitu rapi.
Dia hendak menggunakan sepatu nya tapi kemudian dia mendongak menatap ke arah Rayendra, yang saat ini sedang menatap ke arah nya.
Deg...
Saat pandangan bertemu keduanya merasa ada satu getaran khusus di dada mereka, entah apa? itu yang jelas mereka belum menyadari apa pun itu.
.....................
Sore hari, Daisy seperti biasa akan mengunjungi kost tersebut. tapi tidak sampai kost di kelas satu yang pasilitas nya lengkap.
Dia, hanya lewat karena kost dengan harga standar padahal masih mahal untuk nya tidak memiliki mesin cuci.
Daisy pun. seperti biasa akan mengambil cucian dari beberapa mahasiswa yang selalu menggunakan jasa nya untuk mencuci pakaian kotor nya dia sengaja membuka laundry di kontrakan nya selama ini.
Beberapa, keranjang cucian dia bawa dengan susah payah saking banyaknya hari ini yang meminta dia untuk mencuci pakaian nya itu. tapi Daisy bersyukur karena dengan begitu dia bisa mendapatkan uang yang lumayan.
Karena, tugas nya hanya mencuci hingga menjemur di tempat kost mereka setelah selesai ia mencucinya dia tidak menerima jasa setrika baju.
Saat, melewati tempat tersebut Daisy berpapasan dengan pria yang tadi di lihat saat sebelum pergi ke supermarket.
Mereka, hanya saling pandang lalu kemudian Daisy. membuang pandangannya ke bawah dia melanjutkan jalan nya, sambil membawa keranjang cucian yang numpuk tersebut.
Sementara, Rayendra yang sedari tadi di ikuti oleh ketiga bodyguard dan satu assisten nya, langsung berbalik menatap ke arah asisten nya.
"Cari tau siapa gadis itu! aku ingin laporan nya segera sampai tidak boleh terlambat."ucap nya tegas. dan saat itu juga dia melanjutkan langkahnya menuju lantai dua dimana kamar nya berada.
Daisy, langsung memisahkan pakaian kotor tersebut di setiap jenis kain nya. dia harus ekstra hati-hati dalam bekerja.
Karena, rusak sedikit saja dia harus mengganti pakaian tersebut. apa lagi kebanyakan dari baju yang mereka cuci adalah baju dengan harga mahal.
Daisy, sibuk dengan pekerjaan nya mencuci baju-baju tersebut.
Hingga, pukul tujuh malam dia baru selesai menjemur pakaian tersebut di masing-masing tempat kost mereka.
Disana, terdapat tempat jemuran mini di setiap lantai nya. karena mereka kadang mencuci pakaian mereka sendiri.
Setelah selesai, Daisy memutuskan untuk langsung kembali ke rumah kontrakan nya.
Dia, tidak menunggu orang untuk membayar jasa nya karena nanti mereka akan transfer ke rekening milik nya.
Tanpa harus lama menunggu di bayar mereka sudah terbiasa melakukan itu.
Daisy, menghela nafas panjang setelah itu dia mendarat kan pantat nya di kursi depan rumah kontrakan milik nya.
Dia, merogoh handphone nya dan menghubungi seseorang. yang tak lain sahabat nya sedari kecil, saat dia masih tinggal di rumah lama nya yang kini tergadaikan.
📱"Halo, kenapa? menelpon ku di jam segini sih"ujar wanita yang kini terdengar dengan nafas yang memburu.
📱"Aku rindu, bisakah kita bertemu besok kebetulan aku masuk kerja malam"Daisy.
📱"Iya besok kita bertemu di tempat biasa, sekarang aku sedang sibuk"ucap seseorang di seberang telpon.
📱"Baiklah,dah"Daisy.
Panggilan pun di akhiri , Daisy dia kembali melihat ke arah depan tepatnya kerumah kost itu tapi kali ini dia tidak melihat siapa pun di sana.
Akhirnya, dia memutuskan untuk masuk dan mengistirahatkan tubuh yang begitu lelah.
Keesokan hari nya, Daisy sudah bersiap untuk berangkat ke tempat tinggal yang dulu.
Dan itu, memerlukan waktu dua jam dari tempat tinggal nya saat ini. maka dari itu dia ingin berangkat lebih pagi, agar dia bisa bermain di pantai bersama dengan sahabat nya itu.
Saat, dia hendak memakai sepatu nya, dia melihat kearah depan.tepat nya mendongak melihat ke arah balkon.
Dimana, seseorang selalu terlihat berdiri setiap pagi dan malam hari di sana.
Tiba-tiba, pandangan nya kembali di pertemukan kali ini ada senyum dari pria itu terlihat jelas. tapi entah ia tersenyum untuk siapa. Daisy tidak ingin ambil pusing untuk memikirkan hal itu.
Tiba-tiba, handphone nya berdering dia merogoh nya dari tas selempang yang kini ia bawa, tanpa melihat ke arah handphone, dia langsung mengangkat telepon tersebut.
Dengan, tatapan mata kedepan dia juga sedang memasang sepatu nya. dan handphone menempel di kuping Daisy terlihat sibuk .
📱"Ya"Daisy.
📱"Aku menunggu mu di cafe biasa. ingat jangan datang terlambat karena aku tidak suka menunggu."ucap Hanny sahabat nya.
📱"Iya tunggu bentar kenapa? ini juga sedang di usaha kan."Daisy.
📱"Baiklah."Hanny.
Setelah, sepatutnya terpasang rapi. dia langsung berlari terburu-buru ke arah jalan mencari kendaraan yang lewat.
Rayendra, masih bisa melihat nya hingga perempuan itu naik taksi.
"Wanita yang sungguh menarik meski dia hidup dalam kesederhanaan, dengan paras nya yang cantik."gumam nya lirih.
Setelah, kepergian wanita itu Rayendra kini bersiap untuk pergi ke kantor. karena hari ini jadwal nya masuk kantor di sela kuliahnya.
Rayendra, langsung menuju ke arah mobil nya yang kini di Kendari oleh asisten pribadi nya.
Sementara, Daisy saat ini sudah sampai di sebuah cafe yang di jadikan tempat mereka janjian tadi dia langsung masuk kedalam sambil mencari keberadaan sahabat nya di cafe yang cukup luas tersebut.
Daisy, langsung melihat Hanny. yang kini tengah duduk bersama dengan seorang pria yang entah siapa? yang jelas hanya terlihat dari punggung nya.
"Hanny!"panggil Daisy.
"Hi..ayo sini."ujar Hanny.
"Kamu, udah lama di sini?."tanya Daisy.
"Oh iya tapi untungnya ada dia yang temani aku."ujar Hanny. sambil menunjuk pria yang kini berada di hadapan nya tengah sibuk dengan laptop nya.
"Sayang kenalin dia Daisy teman ku sejak kecil"ucap Hanny. pada kekasih nya itu.
"Wiratama."ucap nya singkat dan padat.
"Daisy."ucap Daisy. yang kini duduk di samping Hanny.
"Oya,,, kamu mau minum apa? langsung pesan saja sendiri ok kami sudah pesan tadi ini belum habis" ucap Hanny. yang langsung menunjuk ke arah gelas yang masih berisi setengah.
"Aku pesan dulu."ucap Daisy. yang langsung menuju ke depan kasir.
Karena, pelayan hanya akan mengantar pesanan tidak menerima layanan untuk pemesanan itulah peraturan cafe tersebut.
Karena menurut mereka itu lebih mudah.
Daisy, dan Hanny sibuk dengan obrolan nya saat ini.
Mereka, berbicara tentang rumah peninggalan kedua orang tua nya yang kini masih berada di tangan pegadaian.
Daisy, tengah mencari uang agar bisa menebus rumah tersebut dia tidak rela jika harus kehilangan rumah yang penuh dengan kenangan manis bersama kedua orang tua nya itu.
Setelah satu jam lamanya mereka makan dan berbincang kini Daisy, memutuskan untuk pulang karena sahabat nya tidak bisa menemani nya bermain di pantai, karena kekasih nya harus segera pergi ke kantor bersama dengan nya.
Di perjalanan Daisy, melihat seseorang yang dulu pernah ia kagumi, sedang berdiri di samping mobil sport nya, bersama dengan kekasih baru nya seperti yang dia tau dari media sosial yang selalu ia ikuti.
Daisy, berandai-andai dalam benaknya saat ini andaikan kedua orang tua nya masih hidup, mungkin saat ini dia akan kuliah di kampus yang sama dengan pria tersebut, dan mungkin juga dialah yang akan berdiri di samping nya seperti saat ini, tapi kemudian Daisy, menepis semua itu dia kembali fokus dengan ponselnya.
Daisy, mengetik sebuah pesan yang ditujukan kepada penjaga makam bahwa hari ini dia tidak jadi berziarah ke makam kedua orang tua nya, tapi dia tetap akan mentransfer uang untuk penjaga makam tersebut, yang telah berjasa merawat makan kedua orang tua nya.
"Ayah bunda Daisy, minta maaf hari ini tidak jadi berkunjung ke rumah kalian, karena Daisy, harus berjuang untuk mendapatkan rumah kita kembali, do'a kan saja supaya semua nya mendapatkan kemudahan, setelah rumah itu di tebus, Daisy, janji akan mengadakan syukuran dan berkurban untuk kalian"gumam Daisy, Gadis yang memiliki sifat yang sangat mulia.
Gadis itu tidak pantang menyerah, saat ini dia bahkan tidak, pernah bolos kerja meski tubuhnya merasa sangat lelah seperti saat ini, setelah kepulangan nya dari tempat tinggal nya dulu dia mengistirahatkan tubuh nya sejenak sebelum jam kerja nya di mulai, saat ini adalah bagian sip malam .
Daisy, membaringkan tubuhnya di atas kasur berukuran kecil, yang ia beli setelah tiga bulan tinggal di sana, sementara sebelumnya ia hanya tidur beralaskan karpet lantai beralas selimut tebal yang ia bawa dari rumah nya, dan barang-barang peninggalan kedua orang tua nya dia hibahkan pada tetangga nya kecuali barang berharga bagi nya,yaitu sebagian baju kedua orang tua nya ia bawa dalam koper berukuran besar, di sana juga terdapat surat berharga dan beberapa album foto, kenangan saat mereka berdua masih hidup.
Daisy, yang hanya anak tunggal dia tidak memiliki saudara lainnya, semenjak kepergian kedua orang tua nya dia hidup sebatang kara, meski ada beberapa tetangga yang menawarkan nya tumpangan hidup tapi Daisy, menolak nya karena tidak ingin bergantung pada rasa iba orang di sekitar nya dia juga punya keinginan untuk menebus rumah peninggalan orang tua nya itu.
Alarm pun berbunyi, saat ini waktu menunjukan pukul lima sore, itu artinya sudah waktunya dia bangun dan bersiap untuk pergi bekerja.
Daisy, menggeliat mencoba bangun dari mimpi-mimpi indahnya sudah cukup kebahagiaan di dunia mimpi, saat ini dia harus bangun untuk menghadapi kenyataan hidup, yang sungguh berbanding terbalik dari dunia mimpi, kehidupan kerasnya harus segera ia lalui di malam nanti, rasa lelah dan kantuk nya akan menjadi makanan pokok nya di setiap malam kala sip malam tiba.
Setelah mandi dan berganti pakaian dengan pakaian kerja khas pelayan minimarket, tempat ia bekerja,kini saatnya ia mengisi perut sebelum dia memulai pekerjaan nya, dan itu artinya di pukul lima sore ini adalah jam makan malam nya.
Daisy, membuka pintu kontrakan tersebut, dan berjalan menggunakan sandal jepit, dia ingin pergi ke warung untuk membeli makanan seperti biasanya ia singgah di sebuah warteg yang tidak jauh dari rumah kontrakan nya.
Tidak lama dia pun kembali, dia kaget melihat ada dua orang berdiri di teras kontrakan milik nya.
"Maaf cari siapa ya"ucap Daisy.
"Kami mahasiswa baru di kost depan benar ini dengan Daisy, yang suka menerima jasa mencuci"ucap kedua nya.
"Betul mbak, tapi malam ini saya akan masuk kerja dan tidak bisa menerima laundry"ucap Daisy.
"Kami juga hanya ingin bertanya jadwal anda mencuci"ucap salah satu nya.
"Dua hari sekali mbak"jawab Daisy singkat.
"Baiklah berapa kira-kira kami harus membayar"ucap mereka lagi.
"Tergantung jenis baju dan kerumitan nya, tanya saja sama langganan saya"ucap Daisy lagi.
"Baiklah kalau begitu saya permisi"ucap kedua nya, mereka berdua sebenarnya adalah orang suruhan Rayendra, yang kini tengah berdiri menatap ke arah mereka dari atas balkon, setelah mencari tau tentang gadis itu, dia semakin penasaran dan ada rasa, mungkin bisa dibilang rasa iba, pada wanita cantik itu.
Rayendra, tersenyum saat Daisy, tak sengaja melihat ke arah nya, begitu juga Daisy, dia balas mengangguk ramah.
Lalu perempuan itu masuk, dengan membawa satu kantong plastik berisi nasi Padang dengan beberapa lauk makan didalam nya.
Daisy, langsung mencuci tangan,lalu mengambil peralatan makan nya, dia duduk lesehan di depan tv yang tidak jauh dari tempat tidur tersebut, Daisy hanya mengganti-ganti saluran sembari menyuap kan makanan tersebut kedalam mulutnya.
Hingga makanan tersebut habis tak bersisa, dia langsung mencuci tangan nya lalu mengelap bibirnya dan minum air setelah itu dia langsung bersiap untuk pergi menggunakan motor kesayangan nya yang dia ambil tadi, saat kembali ke tempat tinggal nya.
Motor itu masih terlihat baru, karena orang tua nya memberikan itu untuk kendaraan nya, saat berencana untuk kuliah.
Motor itu dia titip di rumah tetangga nya, setelah kepergian kedua orang tua nya, baru kali ini dia ambil rencananya dia akan menggunakan itu untuk bolak-balik ke tempat kerja dan kontrakan nya itu, agar tidak boros.
Setelah mengunci pintu kontrakan yang ia tempati, akhirnya dia berangkat menggunakan motor kesayangan nya itu, hingga sampai di sebuah supermarket saat ini dia langsung memarkirkan motor tersebut di tempat parkir para karyawan,biasa menyimpan kendaraan mereka.
Dia langsung di sambut sahabat,satu pekerjaan nya, saat itu juga, sambil langsung melakukan pengecekan barang dan harga yang tertera di setiap tak tempat penyimpanan berbagai produk, agar mempermudah para pembeli untuk mengetahui harga-harga dari setiap produk yang dijual di supermarket tersebut.
Daisy, saat ini tengah memajang dan mengganti stiker harga barang dan menempel kan harga di depan produk tersebut, saat dia sedang berjongkok sambil memegang snack di tangan nya tiba-tiba sebuah tangan kekar, mengambil snack tersebut, dan berkata"Terimakasih atas bantuan nya"ucap laki-laki tampan yang kini menatap ke arah nya sambil tersenyum.
"Sama-sama, kenapa tidak ambil yang itu kan sama"ucap Daisy.
"Tapi, saya mau yang sedang kamu pegang gimana?.. dong"ujar pria itu lagi.
"Ya ambilah tidak masalah ini juga masih banyak"ucap Daisy, sambil menunjuk ke kerajaan yang berisi penuh dengan berbagai Snack.
"Aku punya ide, besok hari ulang tahun kucing ku, aku akan memborong semua jenis makanan yang ada di sini untuk dibagikan kepada warga sekitar kost"ucap nya.
"Jika, anda mau pesan silahkan kebahagiaan kasir saya bukan bagian itu, dan jika pemesanan bisa di catat di sana sekaligus pembayaran"ucap Daisy, dengan sabar, menghadapi pria yang sedikit membuat nya kesal.
"Aku tau itu, tapi aku ingin kau membantu bukan nya kita adalah tetangga"ucap nya lagi, sambil tersenyum manis.
"Tetangga sih tetangga tapi saya sedang berada di jam kerja"ucap Daisy, sambil menatap malas ke arah pria itu.
"Bukan nya kamu juga melayani pembeli, dan jika barang supermarket ini ada yang borong otomatis anda juga mendapat bonus"ucap nya tak ingin dibantah.
"Baiklah ikut saya"ucap Daisy, sambil mendatangi bagian kasir dan langsung berkata.
"Layani tuan ini dia ingin membeli dengan jumlah besar aku sedang sibuk" ujar Daisy, pada Annan , sahabat nya yang saat ini bekerja di bagian kasir.
"Silahkan tuan mau pesan apa?"ucap Ananta kasir tersebut.
"Saya ingin memborong semua bahan makanan yang ada di supermarket ini dan tolong di kemas seperti yang saya inginkan"ucap Rayendra.
"Baik, tuan sesuai permintaan anda"ucap Ananta.
Rayendra pun memberikan kartu ajaibnya saat ini, yang membuat semua orang yang ada di sana melongo terkagum-kagum, karena pria tampan itu juga termasuk pria mapan.
"Satu lagi nona, tolong berikan ini pada wanita tadi sebagai bonus, dan jangan beritahu dia kalau itu dari saya bilang saja dari bos Anda"ucap Rayendra, yang memberikan amplop tebal pada Annan.
Sontak dia langsung membulat sempurna saat melihat amplop tebal tersebut.
...🌹💖💖💖🌹...
Setelah hari itu, akhirnya Daisy, mendapatkan hari libur rencananya saat ini adalah untuk mencuci pakaian mereka yang sudah pasti menumpuk mesin cuci nya hanya satu dan sebagian lagi dia kucek pake tangan.
Hari ini masih hari yang sangat melelahkan, tapi saat ini dia dibantu sang ahli dari sebelah, dia bekerja sama dengan wanita paruh baya tersebut.
Saat sedang asik mencuci tiba-tiba ada dua orang yang waktu itu datang ke rumah nya membawa satu keranjang penuh baju kotor tapi anehnya baju itu baju baru semu dan masih ada cap nya.
Satu hal lagi itu semua adalah baju pria, selama ini ia selalu mencuci baju bekas pakai dan bukan baju baru.
Daisy, hendak bertanya tapi, kedua wanita itu langsung menjawab rasa penasaran nya.
"Itu milik tuan kami"ucap mereka sambil tersenyum.
"Owh baik'lah"ucap nya.
Setelah menerima keranjang cucian tersebut Daisy, langsung membawa nya ke wadah yang paling besar merendam nya sebentar.
Cuci mencuci selesai jam tiga sore, setelah itu dia langsung bergegas menuju kamar kost masing-masing yang memiliki cucian dia menjemur nya di tempat mereka dan satu yang membuat dia terkejut,di bagian kost no satu ada yang memakai jasa cuci nya, padahal di sana sudah ada mesin cuci nya.
Daisy, langsung berjalan menuju kamar tersebut dan ternyata setelah ia mengetuk pintu kamar, dia langsung kaget karena yang membuka pintu adalah seorang pria bertelanjang dada dan hanya menggunakan celana pendek.
"Maaf tuan mungkin saya, salah kamar"ucap Daisy, sambil berbalik hendak pergi tapi tangan Daisy, ditarik oleh Rayendra.
"Kamu tidak salah kamar, mereka adalah orang-orang ku"ucap Rayendra.
"Ini cucian anda, bisa jemur sendiri bukan" ucap Daisy.
"Bisa sih tapi saya sedang mengerjakan tugas ,ujar Rayendra, berbohong.
"Terus dimana tempat jemuran nya"ucap Daisy.
"Mari masuk,maaf buat kamu repot tapi saya janji akan memberikan bonus untuk mu nanti"ujarnya lagi.
"Heumm...mister bonus"ucap Daisy.
"Hehehehe.... maaf"ucap Rayendra, sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal .
Daisy, langsung menjemur pakaian milik pria itu, dengan sangat baik dan rapi, sementara Rayendra, yang kini tengah berkutat dengan laptop nya, menghentikan jari nya sebentar dia memandangi gadis cantik yang kini tengah menjemur pakaian milik nya.
Dia merogoh laci yang ada di bawah meja di hadapan nya dia mengambil beberapa lembar uang berwarna merah lalu memasukkan nya kedalam amplop.
"Tuan, saya sudah selesai "ucap Daisy yang kini langsung pergi dari tempat itu.
"Tunggu nona"ucap Rayendra.
"Bayaran nya, bisa tuan transfer nanti"ucap Daisy, sopan.
"Tunggu dulu, ini bonus nya, nanti bayaran nya saya transfer"ucap Rayendra yang langsung memberikan amplop di tangan Daisy.
"Maaf tuan saya tidak bisa menerima ini "ucap Daisy.
"Anggap saja itu, sebagai dp pembayaran jasa mu"ucap Rayendra lagi.
"Baiklah saya anggap ini adalah upah saya anda tidak perlu transfer lagi"ucap Daisy.
"Terserah kamu saja"ujarnya.
Daisy pun pergi, dia menuruni tangga sambil bersenandung, dan itu terdengar merdu di telinga Rayendra yang kini berdiri memperhatikan nya dari lantai dua kamar nya.
Rayendra tersenyum,lalu menarik nafas dalam-dalam setelah itu dia hembuskan.
Entah bagaimana caranya agar dia bisa membantu wanita itu untuk menebus rumah nya, bukan dia tidak memiliki uang tapi wanita itu tidak akan mungkin menerima bantuan nya langsung, dia sebenarnya tidak tega melihat nya bekerja siang dan malam,di usia nya yang seharusnya dia lalui dengan belajar dan bermain.
Bukan tanpa alasan Rayendra, teringat sang adik yang sudah lama di panggil oleh yang maha kuasa, dan Daisy memiliki senyum yang indah persis dengan almarhum adiknya saat ia tersenyum dulu.
Sementara kini dia melihat seorang gadis yang sangat mirip dengan adiknya saat ia tersenyum.
Rayendra, kembali berdiri di balkon kamar nya, dia memperhatikan gadis itu,kini sedang menerima tamu di depan teras nya, tapi tamu itu tidak terlihat asing untuk nya, siapa pria itu bagi Daisy.
Tidak lama mereka pun duduk di teras depan sambil meminum sesuatu yang di suguhkan oleh Daisy.
Terlihat Gadis itu tersenyum manis pada pria itu dan entah kenapa? ada rasa tidak suka di benak Rayendra saat ini.
"Kenapa bisa seperti ini"ucap Rayendra lirih.
Setelah lama mengamati mereka berdua, Rayendra pun kembali ke dalam kamar nya Karena dia mendengar suara handphone nya berbunyi nyaring.
Rayendra, langsung mengeratkan kepalan tangan nya saat ini dia tidak bisa terima wanita yang selama ini ia rindukan ternyata terbukti berselingkuh dengan teman nya sendiri.
Tiga bulan sudah sejak saat itu Rayendra menggunakan jasa Daisy, untuk mencuci pakaian nya, meski untuk itu sebenarnya dia tidak perlu repot-repot karena asisten nya selalu mempersiapkan semua nya dengan sangat perfek tapi Rayendra sengaja melakukan hal itu untuk membantu keuangan gadis itu agar bisa secepatnya untuk menebus rumah peninggalan kedua orang tua nya.
Sebenarnya dia ingin langsung memberikan bantuan tapi Daisy, bukan gadis yang akan dengan gampang menerima bantuan dari siapapun, dia adalah gadis yang sangat menjunjung tinggi harga diri selagi nyawa masih bersemayam di dalam raga,ia akan terus bekerja keras.
Seperti sekarang ini dia sedang bekerja lembur di supermarket tempat nya bekerja saat ini, Rayendra mengirimkan sebuah pesan pada nya meminta nya, untuk membelikan semua yang ia tulis di dalam pesan itu dan meminta nya untuk mengantar kan itu ke kostnya besok pagi sebelum dia berangkat kuliah.
"Sungguh merepotkan"ucap nya lirih.
Gadis itu berbicara sendiri tanpa sadar, orang yang ia sedang umpat saat ini sudah berada di samping nya, entah punya kekuatan super pria itu sudah berada di samping nya dan menyela kata-kata nya.
"Siapa yang merepotkan"ucap nya pelan agar orang lain tidak mendengar nya.
"Tuan, anda disini"ucap Daisy kaget.
"Aku tanya siapa yang merepotkan"ucap nya lagi.
"Ehh...itu anu ada pesan masuk meminta saya untuk mencari keberadaan teman saya"ucap Daisy, sedikit gugup meski sudah berusaha untuk bersikap tenang.
"Owh, kirain saya, yang merepotkan , bisa ??..minta tolong temani aku makan malam"tanya Rayendra.
"Makan malam,.....maaf tuan saya tidak bisa anda bisa lihat bukan saya sedang bekerja"jawab nya.
"Saya bisa bayar denda untuk mu malam ini"ucap nya yang langsung menarik tangan Daisy.
"Tuan, tapi"
"Tidak ada tapi-tapian, aku sudah menyuruh asisten ku mengatur semua nya dan satu lagi jangan panggil aku tuan karena aku bukan tuan mu"ucap nya tegas.
"Tapi, saya harus memanggil apa??..."ucap Daisy bingung.
"Kau bisa memanggilku apa saja asal jangan tuan"ucap nya lagi.
"Baiklah bagaimana kalau Om"ucap Daisy.
"Apa??... aku setua itu"ujarnya kesal.
"Lalu apa, saya panggil Abang, rasanya aneh"ucap Daisy.
"Aneh kenapa?.."tanya Rayendra.
"Abang Ray, saja"ucap Daisy.
"Sedikit lebih baik dari pada kata tuan"ucap Rayendra.
"Heumm"Daisy, bergumam.
Tak terasa mereka berdua pun kini sudah berada di dalam mobil, Rayendra langsung tancap gas menuju sebuah restoran bintang lima, saat itu juga.
Sesampainya di sana dia dan Daisy turun bersamaan Rayendra, dia tidak ingin diperlukan seperti saat itu, Rayendra selalu bersikap seolah Daisy, adalah kekasih nya yang turun harus setelah dia membuka pintu walaupun itu adalah adab sopan santun yang seharusnya di lakukan oleh seorang pria.
Daisy sempat mematung hingga tangan kekar itu menarik lengan nya untuk berjalan beriringan.
"Bang saya tidak punya uang lebih untuk makan di sini"ucap Daisy jujur.
"Memang nya siapa yang meminta mu untuk membayar nya"ucap Rayendra sambil menatap penuh pertanyaan pada Daisy.
"Tidak ada sih bang tapi aku malu jika makanan ku di bayar oleh orang lain Abang saja ya yang masuk, saya tunggu di sini"ucap Daisy, sambil menghampiri sebuah kursi yang berbeda di luar restaurant tersebut.
"Kau ini kenapa?... kamu hanya perlu menikmati makan saja susah benar, ayo masuk"ujar Rayendra kesal dia tidak menggubris ucapan Daisy, tangan Daisy terus ia tarik untuk masuk kedalam bersama nya.
Sesampainya di dalam, tepat nya di lantai dua, dia sengaja memilih tempat sedikit private agar dia leluasa untuk mengobrol dengan Daisy saat ini.
Setelah mereka duduk saling berhadapan Rayendra, langsung membuka buku menu yang telah tersedia di meja, dan seorang pelayan langsung datang menghampiri mereka berdua.
"Kamu pilih menu yang kamu suka"ucap Rayendra.
"Aku tidak laper bang sebaiknya Abang saja yang makan, aku sudah kenyang"ucap Daisy.
"Daisy, aku tau kamu hanya makan nasi Padang tadi saat jam lima sore, dan sampai sekarang kamu belum juga makan aku tau semua kebiasaan mu,ayo pilih kamu harus makan agar tidak mudah sakit saat harus bekerja lembur seperti tadi"ucap Rayendra.
"Tidak bang saya masih kenyang"ucap Daisy tetap kekeuh tidak ingin memesan apapun, karena melihat dari semua harga saat ini yang satu menunya saja menghabiskan setengah dari gajinya sebagai karyawan kecil seperti nya.
"Daisy, jangan membantah kamu harus makan kakak, tidak ingin dibantah"ucap Rayendra, keceplosan.
"Kakak"ujar Daisy, mengulang kata yang Rayendra ucapkan.
"Maaf, aku lupa aku kira sedang bicara dengan adikku"ucap nya.
"Adik"gumam Daisy, dalam hati.
Rayendra, tidak menunda waktu lagi saat itu juga dia langsung memesan beberapa jenis makanan yang tertera di buku menu itu.
Sedangkan Daisy, kini tengah sibuk dengan handphone miliknya Rayendra, yang melihat itu sedikit kesal karena sedari tadi ia merasa di abaikan.
"Bisa minta tolong"ucap nya.
"Minta tolong apa"ucap Daisy.
"Tolong simpan dulu ponsel nya, saat ini aku ingin bicara"ucap Rayendra.
"Heumm, bicara lah bang aku dengar ko"ucap Daisy.
"Aku serius Daisy"ucap Rayendra.
"Baiklah"ucap Daisy.
"Jadilah orang yang akan selalu ada saat aku butuh, aku janji akan mencukupi semua kebutuhan mu, termasuk menebus rumah peninggalan kedua orang tua mu itu"ucap Rayendra.
"Maksud, Abang jadi asisten gitu??..."tanya nya.
"Bukan, karena aku sudah memiliki itu"jawab Rayendra.
'Lalu"ucap Daisy, bingung.
"Kamu pasti mengerti dengan maksud ku, aku hanya tidak ingin melihat mu hidup susah seperti saat ini, aku tidak tega melihat mu mengambil cucian dan mencuci baju milik orang lain, aku tidak ingin"
"Ini hidup ku,mau aku senang atau pun susah aku sudah terbiasa menjalani nya, dan itu bukan aib pekerjaan ku lebih baik dari pada mengemis belas kasih dari orang lain, aku tidak akan pernah melakukan itu selama aku masih mampu berdiri di atas kakiku sendiri dan aku tidak ingin dikasihani maaf tuan Rayendra, aku tidak butuh belas kasih dari anda"ujar nya sambil beranjak pergi.
Tapi langkah nya terhenti saat Rayendra, menghentikan nya dengan menggenggam erat tangan gadis itu.
"Daisy, dengarkan aku dulu tolong duduk dan dengarkan aku dulu please"ucap nya memelas.
"Tuan saya tau saya memang miskin tapi saya tidak tertarik dengan tawaran anda, untuk menjadikan saya wanita yang seperti kebanyakan di luaran sana, saya masih punya harga diri, meski harus kelaparan sekali pun saya tidak akan pernah mau menjadi seperti apa yang anda mau"ucap Daisy, sambil melepaskan genggaman tangan Rayendra.
........................
Hari-hari berlalu semenjak saat itu dia tidak pernah lagi mengambil cucian milik Rayendra, setiap hari dia hanya lewat ketempat kost Rayendra.
Sementara pria itu sudah sangat geram setiap kali wanita itu lewat dia bahkan tidak pernah menyapa ataupun tersenyum apa kesalahannya sehingga pertanyaan demi pertanyaan selalu hadir di benak nya.
Daisy, pun pergi setelah selesai mencuci saat ini dia harus bekerja di supermarket hingga pukul satu dini hari.
Daisy pergi mengunakan motor nya, gadis itu begitu lihai mengendarai motor di jalan yang begitu ramai dengan kendaraan.
Sesampainya di sana dia langsung menyimpan tas selempang nya ditaruh di dalam lokernya.
Setelah itu dia langsung bergegas menghampiri rak barang seperti biasa dia kini tengah merapikan berbagai jenis barang dari mulai makan minuman hingga hingga berbagai kebutuhan pokok yang di jual di sana.
Tidak hanya itu saja Daisy juga sering membantu orang-orang yang kesulitan menemukan beberapa produk.
Malam pun semakin larut Daisy, tengah bersiap untuk pulang dia langsung mengambil tas selempang milik nya dan merapikan rambut nya lalu menggunakan helm, dan pergi ke parkiran dan menghampiri motor nya tapi saat itu tiba-tiba seseorang datang menghampiri Daisy.
"Daisy, kamu di sini jam segini sedang apa? ucap Kaka kelas nya Daisy, yang langsung menoleh ke arah kanan dia terkejut dengan tatapan penuh kerinduan.
"Aku kerja di sini, sudah dua tahun terakhir"jawab Daisy.
"Owh,kukira sedang nunggu seseorang atau sengaja janjian"ucap nya.
Mereka tengah asik mengobrol di depan supermarket tersebut, terlihat seseorang sedang mengawasi mereka dan ekspresi nya begitu muram akhirnya Daisy, menghentikan obrolan nya lalu pamit pulang, pada mantan kakak kelas nya tersebut.
Daisy pun pergi dengan motor nya diikuti oleh seseorang dari belakang sambil terus mengumpat kesal pada wanita itu.
"Dengan orang lain saja kau mau mengobrol dan tersenyum, sedang dengan ku! kau tidak pernah sekalipun mau bicara kenapa!"teriak nya dari dalam mobil.
Ke esokan pagi nya hari itu adalah weekend bagi Daisy, seperti biasa di hari bebas kerja Daisy, berniat untuk pergi ke pantai meski dia harus pergi sendiri kali ini dia menggunakan motor nya.
Daisy, sudah bersiap sejak pagi buta gadis itu menyiapkan baju ganti tikar kecil dan keranjang berisi berbagai masakan dan camilan, dia berniat untuk piknik meski sendiri syukur-syukur ada teman yang mau menemani nya, tapi akhir-akhir ini Hanny menjauh dari nya semenjak ia memiliki seorang kekasih.
Dia berangkat pagi-pagi sekali, tanpa sadar di belakang nya lagi-lagi dia diikuti oleh Rayendra, yang benar-benar dongkol dengan sikap Daisy, yang begitu cuek pada nya.
Setelah menempuh dua jam perjalanan akhirnya dia sampai di sebuah pantai, wanita itu langsung memarkir motor nya dan langsung mengelar tikar kecil sebagai alas untuk duduk di atas pasir, angin pantai yang sejuk dan saat itu sedang sepi pengunjung, hanya ada beberapa saja, Daisy menurunkan keranjang nya, saat ini juga dia menyiapkan makan dan minum tersebut di atas tikar tadi layaknya seperti orang yang sedang piknik bersama keluarga.
Rayendra, yang sedari tadi memperhatikan Daisy, ada rasa nyesek di dadanya betapa mirisnya saat Daisy, menyiapkan semua itu dia bergumam lirih.
"Ayah... Bunda, ini adalah hari dimana terakhir kali kita piknik, aku rindu kalian"ujarnya sambil tersenyum dipaksakan.
Rayendra, memalingkan wajahnya saat ia benar-benar merasa tidak tega melihat itu.
Ternyata gadis itu begitu kesepian dibalik sikap cerianya selama ini.
Rayendra berjalan menghampiri Daisy, yang kini tengah duduk menatap ombak yang datang silih berganti, ada lelehan air mata dari sudut mata nya, padahal saat ini dia tengah memegang sebotol jus.
"Tidak baik menangisi orang yang sudah lama pergi, sebaiknya kamu berdoa untuk mereka jika kamu rindu mereka"ucap Rayendra, sambil duduk di ujung tikar tersebut.
"Abang, sedang apa? disini"tanya Daisy.
"Aku sedang rindu dengan orang yang sudah bersikap cuek selama tiga bulan ini"ujarnya.
"Aku sudah berusaha untuk menjauh agar tidak ada pertengkaran antara kita"ucap Daisy.
"Semua orang pasti mengalami itu semua Daisy, tapi kenapa kamu begitu marah dengan kata-kata ku waktu itu, aku tidak meminta mu untuk menjadi seorang wanita simpanan, aku hanya ingin kamu selalu ada untuk ku, dalam artian, jangan pernah menjauhi ku, seperti saat ini, aku menyayangimu Daisy, aku sudah menganggap mu seperti adik ku sendiri, aku tidak tega melihat kamu kerja banting tulang di usia mu yang masih sangat muda, seharusnya saat ini kamu melanjutkan pendidikan mu, bukan bekerja banting tulang"ucap Rayendra lembut.
"Abang tidak akan pernah bisa mengerti dengan hidup yang selama ini aku jalani, aku seorang yatim Piatu bahkan setelah kedua orang tua ku meninggal aku harus terusir dari rumah ku sendiri hanya karena kedua orang tua ku, menggadaikan rumah itu untuk biyaya kuliah ku, yang uang nya entah dimana keberadaan nya hingga saat ini aku tidak tahu, aku tidak perduli dengan uang itu yang aku perduli kan adalah rumah itu ...satu-satunya peninggalan kedua orang tua ku, rumah yang memiliki begitu banyak kenangan dengan kedua orang tua ku, dan aku bertekad untuk menebus rumah tersebut makanya aku bekerja keras"ucap nya panjang kali lebar.
"Aku akan menebus nya untuk mu , anggap saja itu sebagai bayaran jasa mu mencuci pakaian ku selama satu tahun kedepan dan kamu hanya perlu mencuci punya ku, tidak dengan orang lain nya"ucap pria itu.
"Tidak bang terimakasih untuk niat baik Abang mulai besok aku memang berniat untuk berhenti mencuci atau pun bekerja di supermarket, karena aku akan pergi ke Hongkong untuk bekerja di sana gajinya lumayan besar"ucap Daisy.
"Siapa yang memberikan ijin untuk kamu pergi, aku tidak akan pernah mengijinkan mu pergi"ucap Rayendra.
"Bang .... kamu itu tidak punya hak mengatur hidup ku, aku bukan siapa-siapa kamu, kita hanya orang asing bang Rayendra, jika Abang lupa itu"ujar Daisy dengan nada tinggi.
"Kita akan bertunangan jika, kamu ingin seratus yang jelas"ucap Rayendra tegas.
"Itu tidak akan mungkin bang kita terlalu jauh berbeda, kasta mu terlalu tinggi sementara aku hanya segelintir debu, aku tidak pantas untuk mu"ucap Daisy.
Tiba-tiba saja Rayendra, membungkam bibir Daisy, dengan bibir nya dia mencium lembut bibir ranum tersebut.
"Sayang, sedang apa kamu disini, dan apa-apaan ini"ucap nya kaget saat melihat kekasihnya kini mencium wanita lain yang usianya berbeda jauh sekitar lima tahun.
Daisy, yang kala itu syok akibat perbuatan Rayendra, dia hendak pergi tapi tangan nya di genggam erat oleh Rayendra.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!