NovelToon NovelToon

CINTA CEO DINGIN

SI MONYET NAKAL

Kring…. Kring…..kring….,

Suara alarm jam berbunyi di pagi hari yang memekakkan telinga seorang gadis bernama Cherry. Gadis berusia 16 tahun yang akan memulai pendidikannya di SMA. Namanya Cherry, karena sewaktu ibunya hamil ngidam buah Cherry dan sangat rakus makan buah tersebut. Akhirnya saat dia dilahirkan diberi nama Cherry. Ayahnyalah yang memberi nama untuknya.

Cherry tumbuh dalam keluarga kaya dan sangat bahagia. Dia dikelilingi oleh cinta dari kedua orang tuanya dan dua orang kakak laki-lakinya yang sangatlah tampan. Kakak pertamanya bernama Riady dan kakak keduanya bernama Oka. Riady seorang dokter di salah satu rumah sakit di kotanya, ia sangat pemalu kepada wanita. Sedangkan Oka sangat playboy, dia masih seorang mahasiswa di salah satu Universitas.

“Cherry!” Teriak Mami yang memanggil dari dapur.

“Iya, mi! Sudah bangun.” Sahut Cherry yang masih telungkup di kasurnya.

“Mami tidak percaya, kau pasti masih telungkup di kasurmu!” Teriak Mami lagi.

“Huh, tau saja!” Gumam Cherry yang mulai bangkit dari kasurnya.

Tak lama kemudian, Cherry turun dari kamarnya menuju ruang makan. Disana sudah ada Papi dan Oka.

“Papi!” Sapa Cherry mencium pipi papinya.

“Kau tidak cium kak Oka?” Tanya Oka pada Cherry.

“Ogah! Pipi kak Oka bekas cewek-cewek ganjen.” Ujar Cherry meledek Oka si playboy.

“Huh, dasar monyet nakal.” Kata Oka pada Cherry.

Panggilan kesayangan yang diberikan oleh keluarganya adalah MONYET NAKAL. Karena saat Cherry berusia 5 tahun dia sangatlah nakal dan tidak berhenti bergerak. Persis seperti tingkah monyet. Sampai-sampai ibunya kewalahan menjaganya.

“Kak Riady, mana?” Tanya Cherry sambil duduk di kursi.

“Dia sedang di rumah sakit, dia dinas malam!” Jawab Mami.

“Semenjak kak Riady jadi dokter, jarang banget makan bareng kita.” Ucap Cherry sedikit sedih.

“Kan ada aku, monyet nakal!” Seru Oka membuat kesedihan di wajah Cherry hilang.

“Iya deh!” Sahut Cherry.

“Nak, nanti kak Oka aja yang antar ke sekolah ya! Papi ada meeting penting!” Kata Papi pada Cherry.

“Iya, pi! Papi hati-hati ya.” Sahut Cherry melihat Papi yang beranjak pergi ke kantor.

“Kak Oka, nanti bawa motornya jangan ngebut-ngebut ya! Rambutku selalu acak-acakkan jika naik motor sama kak Oka.” Kata Cherry pada Oka.

“Hehehehe.” Sahut Oka tersenyum jahil.

Kemudian Oka mengantar Cherry kesekolahnya dengan menggunakan motor yang bertipe motor balap. Cherry senang balap-balapan dengan Oka, tapi karena mau kesekolah ia tidak mau rambutnya menjadi berantakan gara-gara ngebut di jalan. Namun memang sikap Oka yang suka menjaili adik perempuan satu-satunya itu. Saat di jalan Oka ngebut sehingga rambut Cherry yang awalnya rapi jadi acak-acakkan seperti rambut singa.

“Kak Oka! Kan aku sudah bilang jangan ngebut, liat nih rambutku!” Pekik Cherry pada Oka.

“Hahahahaha, tetap cantik kok.” Sahut Oka yang langsung pergi meninggalkan Cherry di depan gerbang sekolah.

“Huh, kak Oka menyebalkan!” Gerutu Cherry sambil merapikan rambutnya.

Cherry masuk menuju ruang kelasnya. Ia melihat sekeliling, tak ada yang dikenalnya karena masih hari pertama masuk di SMA. Cherry menghampiri seorang teman sekelasnya untuk duduk di sampingnya.

“Hai, apa kursi ini kosong?” Tanya Cherry.

Teman sekelasnya itu hanya mengangguk.

“Apa aku boleh duduk di sampingmu?” Tanya Cherry lagi padanya.

“Iya boleh!” Sahutnya.

“Namaku Cherry, siapa namamu?” Tanya Cherry.

“Aku Kyara.” Sahutnya.

“Salam kenal yah!” Ucap Cherry tersenyum manis pada Kyara yang terlalu kaku.

Tak lama kemudian, kelas pun dimulai. Wali kelas mereka adalah seorang guru laki-laki bernama pak Dika. Parasnya sangatlah tampan, tubuhnya tegap atletis dan masih lajang. Dia adalah guru olahraga di sekolah itu. Semua siswi di sekolah itu sangat menggilai pak Dika termasuk juga si Cherry.

Mereka memulai kelasnya dengan memperkenalkan diri mereka di depan kelas satu persatu. Di dalam kelas Cherry ada seorang siswa yang jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Cherry. Namanya Jodi dan Cherry hanya membalas nya dengan menghela nafas yang panjang. Cherry sudah berjanji pada dirinya, bahwa dia tidak akan berpacaran sebelum dia menjadi seorang wanita yang dewasa.

Saat jam istirahat, Cherry dan Kyara pergi ke kantin sekedar untuk membeli air minum. Disana ia bertemu dengan Jodi yang terus saja mengganggunya.

“Cherry, apa kau ingin membeli sesuatu?” Tanya Jodi dengan mata berbinar-binar.

“Iya.” Jawab Cherry dengan sewotnya.

“Ambil lah apapun yang kau mau, aku akan membayarnya!” Kata Jodi pada Cherry.

“Hehehe, kerjain ah! Biar ******!” Ucap Cherry dalam hatinya sambil terkekeh jahat.

“Woi, semuanya yang ada disini! Ambil apa pun yang kalian mau!” Teriak Cherry pada semua orang yang berada di kantin.

“Dia yang bayar!” Sambung Cherry lagi sambil menunjuk pada Jodi.

Mendengar teriakan Cherry, semua orang menyerbu kantin dan mengambil makanan yang mereka mau. Dan Jodi lah yang akan membayarnya. Jodi kaget dengan reaksi Cherry yang membuatnya kantongnya nyaris kosong.

“Cherry kau sungguh kejam padaku!” Ucap Jodi nangis bombai.

Cherry tertawa puas sambil beranjak meninggalkan Jodi di kantin dengan uang tersisa 5000 rupiah di kantongnya.

Disisi kantin, ada seorang siswa yang memperhatikan Cherry saat itu.

“Heh, dasar gadis nakal!” Ucapnya tersenyum licik saat menatap Cherry.

Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi. Semua siswa dan siswi berteriak senang saat pelajaran selesai. Cherry menunggu jemputan dari Oka. Ia menunggu di depan pintu gerbang sekolah. Tak lama kemudian, Oka datang menjemputnya.

“Kak, kita ngebut-ngebut ya!” Pinta Cherry pada Oka.

“Cium dulu dong.” Kata Oka pada Cherry sambil menyodorkan pipinya.

“Mmmuuaaaccchh!” Cherry mencium pipi Oka.

Kemudian ia pun naik ke atas motor yang di kendarai oleh Oka. Seorang siswa yang memperhatikan Cherry dari kejauhan melihatnya mencium Oka. Ia menjadi kesal.

“Huh, sialan! Ternyata dia sudah punya pacar.” Umpatnya salah paham.

Cherry sangat senang naik motor bersama Oka ngebut-ngebut di jalan. Sampai di rumah, Riady sudah menunggunya di depan pintu rumah. Riady melihat rambut Cherry yang acak-acakkan.

“Apa kalian ngebut di jalan?” Teriak Riady marah pada kedua adiknya itu.

“Eemm, itu…anu….si Cherry yang minta, kak.” Jawab Oka takut pada Riady.

“Cherry, kau naik motor tidak pakai helm terus ngebut-ngebut lagi di jalan? Kalau terjadi apa-apa dengan kalian gimana, hah?” Teriak Riady kesal.

“Iya kak, maaf! Lain kali tidak buat lagi.” Ucap Cherry.

“Kalimat itu udah 138 kali kau ucapkan, tapi tetap saja kau ulangi lagi.” Kata Riady yang terlalu kaku.

“Eehh buusssseeettt! Kak Riady bahkan menghitungnya.” Gumam Oka terkejut akan kepintaran sang kakak.

“Kak, aku lapar!” Kata Cherry pada Riady.

“Ya baiklah, aku tidak mau hal itu terulang lagi.” Ucap Riady memadamkan amarahnya pada kedua adiknya.

Lalu mereka masuk dan setelah mereka bersih-bersih, mereka makan bersama.

“Papi mana? Papi tidak makan siang bareng kita?” Tanya Oka pada Mami.

“Iya, papi lagi sibuk di kantor jadi tidak sempat makan siang dirumah.” Sahut Mami sambil menyantap makanannya.

“Mi, mami jangan makan yang terlalu berminyak! Nanti mami kolesterol.” Kata Riady.

“Iya, dokter bawel!” Sahut Mami sewot.

“Jadi, kapan dokter ganteng kasih mami menantu?” Tanya Mami yang membuat Riady tersedak makanannya.

“Uuhuk…uuhhuukk! Mami apaan sih?” Ujar Riady.

“Hei, anak kaku! Mami ini sudah tua, mami ingin punya menantu dan cucu.” Kata Mami dengan nada sewotnya.

“Huh, itu mulu yang diomongin!” Gerutu Riady.

“Mami tidak ingin punya menantu dari aku kah? Aku akan memberi mami cucu yang banyak loh!” Sahut Oka dengan konyolnya.

“Hei, dasar bocah playboy! Gadis yang mana yang akan kau nikahi? Aku bingung memilih mereka sangking banyaknya yang datang mengejarmuK” kata Mami pada Oka.

“Hehehe, pesonaku memang lebih baik dari pada kak Riady.” Ucap Oka dengan percaya dirinya.

“Mi, buat saja seperti biasa yang mami lakukan saat arisan.” Kata Cherry pada maminya.

“Mami tulis nama gadis-gadis yang mengejar kak Oka, terus masukkan ke dalam botol, guncang-guncang terus di keluarin deh satu nama, itu lah yang akan jadi menantu mami dari kak Oka.” Sambung Cherry tak kalah konyolnya.

“Wah, ide Cherry hebat!” Seru Oka dengan mata yang berbinar-binar.

“Tentu saja!” Sahut Cherry dengan bangganya.

“Aduh, aku punya 3 orang anak dan semuanya konyol seperti papinya.” Gumam Mami menghela nafas melihat ketiga anaknya yang sedikit aneh.

“Bagaimana hari pertama di SMA? Tanya Riady pada Cherry.

“Aku sangatlah bahagia, mendapatkan guru kelas yang sangat ganteng!” Jawab Cherry.

“Siapa? Dika?” Tanya Riady yang ternyata mengenal guru kelas Cherry.

“Iya! Kakak kenal?” Tanya Cherry bingung.

“Iya lah, dia itu teman sekelas kakak waktu di SMA! Dia memang suka tebar pesona.” Jawab Riady.

“Oh begitu! Semua siswi tergila-gila dengannya kak.” Ucap Cherry.

“Termasuk kau kan?” Sambung Oka mencubit pipi Cherry.

“Huh, dasar! Tau saja, hahahaha.” Sahut Cherry tertawa.

“Jangan cinta cinta dulu dengan laki-laki! Aku belum rela.” Ucap Riady yang tiba-tiba nangis bombai memeluk Cherry.

“Kak Riady, apaan sih?” Gumam Cherry melirik pada kakak sulungnya yang kaku itu.

“Hah, lebay banget sih!” Ujar Oka melihat Riady yang nangis bombai.

“Kau adik perempuanku satu-satunya, aku belum rela kau di sentuh oleh laki-laki lain.” Ucap Riady yang terus nangis Bombay.

“Astaga, dia mulai lagi.” Sahut Mami melihat tingkah aneh Riady yang terlalu sayang pada Cherry.

Setelah selesai makan, Cherry mengajak Riady untuk pergi ke toko buku untuk membeli sebuah novel. Hobi si Cherry suka baca novel cinta dan berkhayal bahwa dirinya lah yang ada di novel tersebut.

“Kak, aku ke rak novel ya.” Kata Cherry pada Riady yang fokus membaca buku.

“Iya!” Sahut Riady.

Kemudian saat sedang asiknya melihat-lihat novel, Cherry tidak memperhatikan langkah kakinya. Sehingga ia menabrak seorang laki-laki di sana.

“Oh, maaf ya.” Ucap Cherry tersenyum pada laki-laki itu.

Laki-laki itu hanya diam menatap Cherry datar dan melangkah pergi menjauh dari Cherry.

“Dingin banget jadi cowok.” Ucap Cherry dalam hatinya.

Lalu Cherry melanjutkan pencarian novelnya di rak novel. Setelah mendapatkn beberapa novel yang ingin di bacanya, ia menghampiri Riady.

“Kak, aku mau novel yang ini! Bayarin ya.” Pinta Cherry pada Riady.

“Cium dulu!” Ucap Riady menyodorkan pipinya.

“Mmuuaaccchhh! Yang ini untuk bayarin bukunya, mmmuaaccchh, yang ini untuk traktir es krim nya ya.” Kata Cherry manja pada Riady.

“Iya, dasar monyet nakal!” Kata Riady gemas pada adik bungsunya itu.

Lagi-lagi ada sepasang mata yang menatap Cherry dari kejauhan di dalam toko buku itu.

“Huh, gadis murahan! Tadi dia cium pria lain saat di sekolah, sekarang dia cium pria lainnya lagi disini! Pasang berapa pria dia?” Katanya yang terus saja salah paham pada Cherry.

Setelah dari toko buku, Riady membawa Cherry makan es krim di salah satu toko es krim. Saat sedang asik bercanda ria dengan sang adik, mata Riady tertuju pada seorang wanita yang menatapnya sedari tadi. Riady langsung kaku saat di tatap oleh wanita itu. Wanita itu bernama Elif. Parasnya cantik dengan rambut panjang bergelombang. Elif telah lama jatuh hati pada Riady sewaktu mereka sama-sama duduk di SMA. Elif memutuskan untuk menjadi dokter, karena tau cita-cita Riady ingin menjadi dokter. Elif tak berani mengungkapkan perasaannya kepada Riady karena sikap Riady yang sangat kaku terhadap wanita. Cherry melihat Riady yang curi-curi pandang kepada Elif. Walaupun Cherry tak mengenal Elif.

“Kak, lihatin siapa sih?” Tanya Cherry pada Riady.

“Tidak lihat apa-apa.” Jawab Riady dusta.

“Pasti lihat kakak yang cantik itu kan?” Tanya Cherry sambil melirik kepada Elif.

“Diamlah, kau makan saja es krim mu cepat, lalu kita pulang.” Ucap Riady dengan rona merah menyembul di wajahnya.

“Hehehe, wajah kak Riady merah!” Ucap Cherry lagi meledek Riady.

Sebenarnya, Riady juga menyukai Elif. Namun dia takut sama wanita. Dia merasa wanita akan menolaknya jika dia menyatakan cintanya.

Disisi Elif.

“Siapa gadis cantik yang bersama Riady? Apa dia pacarnya Riady?” Gumam Elif bertanya dalam hatinya.

Malam harinya, Cherry makan malam bersama dengan keluarganya dirumah. Ia merasa senang karena anggota keluarganya berkumpul saat makan malam. Biasanya Riady selalu saja bekerja dirumah sakit dan jarang kumpul bareng dengan keluarganya.

“Riady, kapan kau berencana untuk menikah? Kalau calonnya udah ada kenalin dong sama papi dan mami.” Tanya Papi pada Riady.

“Calonnya belum ada, pL! lagian kan aku belum tua-tua banget.” Sahut Riady.

“Kau belum tua, tapi sudah matang! papi dan mami juga sudah tua! Ingin menimang cucu.” Kata Papi.

“Nanti deh, pi!” Ucap Riady.

“Atau papi yang carikan buatmu! Anak teman papi ada juga yang dokter sepertimu.” Kata Papi lagi.

“Tidak usah deh, pi! Biar aku cari sendiri saja.” Kata Riady.

“Pi, tadi waktu di toko es krim, kak Riady curi-curi pandang loh sama cewek cantik.” Kata Cherry.

“Oh ya? Cantik tidak?” Tanya Papi.

“cantik banget, pi…!! Terus kakak cantik itu juga curi-curi pandang ke kak Riady.” Jawab Cherry.

“Cie….cie, kak Riady suka sama cewek.” Sambung Oka.

“Apaan sih! Dia itu teman SMA-ku! Dia dokter kandungan yang bekerja di rumah sakit yang sama denganku.” Kata Riady.

“Kalau kau suka, mami dan papi setuju.” Ucap Mami pada Riady.

“Hah, apaan sih! Sudahlah, aku mau ke tempat praktik dulu.” Sahut Riady beranjak pergi.

“Hati-hati ya pak dokter.” Ucap Cherry pada Riady.

“Iya, makan makanan cukup gizi biar sehat.” Sahut Riady menasehati Cherry.

Kemudian selama makan malam bersama Cherry dan keluarganya ngobrol tentang hari pertamanya di sekolah. Papi dan Mami tak lupa untuk memberikan nasehat kepada Cherry dan Oka yang masih berstatus pelajar dan mahasiswa.

PERTEMUAN YANG TAK DI SENGAJA

Hampir satu semester,Cherry menjalani pendidikannya sebagai siswi di SMA. Cherry semakin banyak teman di kelasnya maupun di kelas yang lain. Karena Cherry adalah anak yang sangat ramah dan ceria. Jodi terus saja mengejar Cherry yang hampir mati kesal denganya. Walaupun Cherry tak mau menanggapinya, Jodi terus saja mengatakan cintanya dengan membawakan setangkai bunga ataupun coklat.

Saat jam istirahat, Cherry dan Kyara bersama teman yang lainnya bersenda gurau di bawah pohon besar yang ada di halaman sekolah. Namun tiba-tiba ada ranting pohon yang jatuh di kepala Cherry.

“Apa sih?” Gumam Cherry melihat ke atas pohon dan betapa kagetnya dia melihat seorang siswa sedang tidur di dahan pohon tersebut. Cherry masih menatap pada siswa itu dengan kebingungan.

“Apa lihat-lihat?” Ujar siswa itu dingin pada Cherry.

“Huh, dasar cowok menyebalkan!” Gerutu Cherry yang kesal melihat sikapnya yang arogan dan dingin itu.

“Kalau tidak senang pergi sana! Ganggu orang tidur saja.” Kata siswa itu lagi.

“Hei, ini sekolah bukan hotel! Kalau mau tidur jangan disekolah!” Balas Cherry kesal.

"Heh, dasar gadis murahan!” Ujar siswa itu dengan suara pelan.

“Hei, bilang apa kau barusan, hah?” Tanya Cherry padanya.

“Pergi sana! Mengganggu saja!” Kata siswa itu lagi mengusir Cherry.

“Hhheeemmppp!” Cherry pun melangkah pergi sambil memalingkan wajahnya dengan kesal.

Saat sampai di kelas, Cherry masih terlihat kesal. Ia duduk sambil melipat kedua tangannya di atas perut dan berdengus kesal. Kyara yang menjadi teman sebangkunya hanya meliriknya saja.

“Cherry, cowok yang tadi itu kakak kelas kita! Namanya Risvan.” Kata Kyara yang ternyata mengenal siswa itu.

“Oh, jadi dia kakak kelas kita? Pantas saja sikapnya sok begitu.” Sahut Cherry.

“Kau tau darimana kalau dia kakak kelas kita?” Tanya Cherry pada Kyara.

“Ya tau lah! Dia itu seppupuku!” Jawab Kyara yang mengejutkan Cherry.

“Dia murid kelas III, dan dia memang terkenal dingin juga arogan, tapi walaupun begitu banyak cewek di sekolah ini yang mengejarnya.” Sambung Kyara menjelaskan.

“Aku seperti pernah melihatnya! Kalau tidak salah saat di toko buku.” Kata Cherry.

“Aku tidak sengaja menabraknya saat di toko buku itu.” Sambung Cherry lagi.

“Apa dia memang berwajah tampan tapi angker ya?” Tanya Cherry pada Kyara tentang Risvan.

“Hahaha, dia itu dulunya sangat ramah! Semenjak ibunya meninggal dia jadi dingin begitu.” Jawab Kyara menjelaskan.

“Oh, ternyata begitu.” Sahut Cherry sambil menganggukkan kepalanya.

Pelajaran di kelas pun di mulai. Setelah jam istirahat kelas di mulai dengan pelajaran bahasa inggris. Guru bahasa inggrisnya adalah seorang wanita yang masih muda dan cantik. Mereka biasa memanggilnya mrs. Vani. Setiap pelajarannya di mulai, siswa laki-laki langsung bersemangat karena melihat kecantikan guru bahasa inggris tersebut. Saat pelajaran sedang berlangsung, ada seorang siswa yang bernama Ilham tiba-tiba berdiri dan memanggil gurunya.

“mrs, saya mau tanya!” Kata Ilham pada guru bahasa Inggrisnya.

“Ya silahkan! Mau tanya apa?” Sahut mrs Vani.

“mrs, kalau bahasa inggrisnya sayang apa?” Tanya Ilham dengan wajah yang berpura-pura bodoh.

“Love.” jawab mrs Vani.

“Kalau aku sayang kamu, bahasa inggrisnya apa?” Tanya Ilham lagi.

“I love you!” Jawab mrs Vani.

“I love you too, mrs Vani!” Seru Ilham sambil terkekeh girang.

Semuanya tertawa mendengar candaan yang di lakukan oleh Ilham yang memang terkenal sebagai siswa yang unik dan kocak di kelas. Ruang kelas menjadi ricuh karenanya. Mrs Vani hanya tersenyum mendengar Ilham yang bercanda padanya. Tak lama kemudian mereka pun melanjutkan pelajarannya.

Sepulang sekolah, Cherry singgah di toko kue untuk membeli kue ultah pernikahan orang tuanya. Kali ini Cherry hanya sendirian saja. Oka sedang sibuk mempersiapkan kejutan untuk orang tua mereka. Sedangkan Riady sibuk dengan pasiennya yang kebanyakan orang lansia. Karena ia adalah dokter ahli saraf. Setelah memilih kue yang indah, ia keluar toko kue itu tanpa melihat langkah kakinya. Dan tiba-tiba ia bertabrakan dengan Risvan yang ternyata melintasi jalan tersebut. Kue yang di bawa oleh Cherry hancur berserakan.

“Hei, jalan tidak pakai mata ya?” Teriak Cherry kesal.

“Kau yang menabrak ku malah kau yang berteriak kesal!” Balas Risvan yang kesal pada Cherry.

Cherry lantas menoleh pada cowok yang barusan bertabrakan dengannya di jalan itu yang menyebabkan kue yang ia beli hancur berserakan.

“Eh, dia kan kakak kelas yang di pohon itu.” Ucap Cherry dalam hatinya melihat Risvan.

Tanpa mau membalas ucapan Risvan, Cherry melihat kue yang di belinya hancur berserakan. Cherry langsung sedih melihat kue untuk orang tuanya hancur. Risvan melihat wajah Cherry yang sedih menatap kue yang hancur.

“Dasar gadis aneh! Kue hancur begitu saja malah sedih.” Gumam Risvan dalam hatinya.

“Hei, sudah jangan nangis! Aku akan ganti kue mu.” Kata Risvan sambil beranjak masuk ke dalam toko kue.

Tak lama kemudian, Risvan keluar dan memberikan sebuah kotak berisi kue kepada Cherry yang masih bersedih.

“Ini kuenya sudah aku ganti yang baru!” Kata Risvan menyodorkan kotak berisi kue pada Cherry.

Cherry hanya diam menatapnya saja.

“Ayo cepat ambil! Aku ada latihan basket sebentar lagi.” Kata Risvan lagi.

Kemudian Cherry mengambil kue itu dan langsung pergi dengan langkah yang begitu tergesa-gesa.

“Huh, dasar! Bukannya bilang terima kasih, malah kabur begitu saja.” Gerutu Risvan kesal melihat Cherry yang pergi begitu saja darinya.

 

*****

Malam harinya tepat pukul 12 malam, Cherry dan kedua kakaknya mengendap-endap berjalan menuju kamar orang tua mereka. Saat mereka membuka pintu kamar orang tuanya, mereka tanpa sengaja melihat adegan romantis kedua orang tuanya. Ketika itu Papi sedang mencium Mami yang duduk di sisi ranjang. Saat ketiga anaknya membuka pintu, Papi dan Mami langsung kaget dan malu.

“Kita tidak lihat apa-apa! Hehehehe.” Seru Oka pada orang tuanya sambil tertawa.

“Memangnya mami sama papi habis ngapain, kak?” Tanya Cherry pada Oka. Ia tak tau apa yang terjadi pada orang tuanya karena saat itu matanya langsung di tutup oleh Riady.

“Kau ini mau tau saja!” Sahut Riady.

“Gara-gara kak Riady nih, aku jadi tidak tau mami dan papi lagi ngapain tadi.” Ujar Cherry sewot.

Kemudian mereka mengucapkan selamat ultah pernikahan pada orang tuanya. Mereka memberikan kue dan hadiah untuk orang tuanya. Papi dan Mami sangat bahagia memiliki anak yang sangat sayang dan manis kepada mereka.

Waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Cherry beserta ke dua kakanya pamit tidur kepada orang tua mereka.

Saat menuju ke kamarnya, Cherry bertanya pada Oka.

“Kak, memangnya papi dan mami tadi lagi ngapain sih?” Tanya Cherry penasaran.

“Mami dan papi sedang buat adek untukmu, hehehehe.” Jawab Oka asal bicara untuk mengelabui Cherry.

“Kau ini!” Ujar Riady kesal pada Oka.

“Hah? Yang benar saja! Hhuuuhhuuuhhu, aku tidak mau punya adek! Nanti papi sama mami tidak sayang padaku lagi.” Kata Cherry yang seketika nangis bombai mendengar ucapan Oka.

“Hahaha! Kan ada kak Oka yang sayang padamu.” Sahut Oka memeluk Cherry yang masih nangis bombai.

Melihat kedua adiknya, Riady hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Keesokan paginya, semua orang yang ada di rumah gempar melihat raut wajah Cherry yang sangat menyeramkan. Matanya bengkak dan kelopak matanya hitam.

“Eh, kau kenapa?” Tanya Oka pada Cherry.

“Tidak bisa tidur semalam?” Tanya Riady.

“Kenapa, nak?” Tanya Papi panik.

“Apa kau habis menangis?” Tanya Mami.

Awalnya Cherry hanya diam saja. Namun seketika ia berteriak dan menangis histeris.

“Aku tidak mau punya adek! Hhuuuwwwaaaaaa” Teriak Cherry nangis bombai.

Semuanya kaget dan menghela nafas karena mendengar ucapan Cherry.

“Astaga, anak ini! Bicara apa sih?” Tanya Papi.

"Kata kak Oka, semalam mami dan papi sedang buat adek untukku!” Sahut Cherry sambil menunjuk Oka yang sedang menyantap sarapannya.

Mendangar perkataan Cherry, semua mata langsung tertuju Oka dengan tatapan kesal. Oka hanya diam saja dan pura-pura bodoh enggan membalas tatapan mereka.

“Oka, beraninya kau mengatakan hal itu pada adikmu!” Teriak Mami menghajar Oka dengan kesal.

Pppllaaakkk......

Pppllaaaakk.......

Pppplleeetttaaakkk.....

Setelah puas menghajar Oka, Mami duduk dengan santai di samping Papi.

“Aduh, aku lagi yang kena!” Ucap Oka sambil mengelus kepalanya yang benjol karena di hajar Mami.

“Sudah, anak papi jangan nangis lagi ya! Papi sama mami tidak akan buat adek untukmu.” Bujuk Papi pada Cherry yang masih menangis.

“Biar kak Riady yang buat keponakan untukmu nanti, ya!” Sambung Papi menyindir Riady.

“Hah, aku kena juga akhirnya.” Gumam Riady.

“Hahahaha!” Oka tertawa melihat Riady kesal.

Tak lama kemudian, tiba-tiba Mami mual-mual. Mami langsung berlari ke kamar mandi dan muntah-muntah. Tangisan Cherry semakin kencang melihat Mami yang muntah-muntah.

“Tuh kan benar! Semalam mami sama papi buat adek.” Teriak Cherry lagi.

Melihat Cherry yang terus menagis, Papi dan ke dua kakaknya hanya bisa tepok jidad. Cherry sangatlah polos. Tak lama Mami keluar dari kamar mandi.

“Mami tidak apa-apa?” Tanya Papi.

“Tidak, mami cuma........

“Tuh kan mami hamil!” Teriak Cherry lagi memotong omongan Mami.

Ppplleeettaakkk......

“Hei, dasar kau gadis bodoh! Kau lupa kalau mami punya penyakit asam lambung?” Teriak Mami kesal pada Cherry.

“Oh iya! Jadi mami bukan hamil kan?” Tanya Cherry yang seketika berhenti menangis.

“Tentu saja tidak! Mami tuh ingin punya cucu bukan punya anak lagi!” Sahut Mami yang ikut menyindir Riady.

“Huh, kena lagi!” Gerutu Riady.

“Hahahahaha.” Ledakan tawa Oka melihat Riady yang terus di sindir oleh kedua orang tuanya.

 

 

*****

Di dalam kelasnya, Cherry sedang menanti guru tampan yaitu pak Dika. Ia akan belajar pelajaran olahraga di lapangan. Setelah semuanya berganti pakaian olahraga, pak Dika menyuruh murid-muridnya duduk di lapangan mendengarkan penjelasannya sebelum memulai olahraga. Di lapangan itu bukan hanya murid kelas Cherry saja yang sedang berolahraga, namun ada juga murid kelas III yang sedang berolahraga.

“Kita akan mulai pelajaran lari estafet 4x400 meter. Peraturan dasarnya kalian harus berlari dengan membawa tongkat kepada pelari yang lainnya.” Kata pak Dika menjelaskan.

“Pak! Saya mau tanya.” Ucap Cherry tiba-tiba.

“Tadi bapak bilang, lari estafet dengan jarak 4x400 meter dan harus memberikan tongkat pada pelari yang lain!” Sambung Cherry.

“Iya betul.” Sahut pak Dika.

“Nah, pertanyaan saya adalah, apakah bapak masih jomblo?” Tanya Cherry sembari tersenyum lebar.

Mendengar candaan Cherry yang berani kepada pak Dika, semua teman-temannya tertawa lepas. Pak Dika menanggapi Cherry dengan tersenyum.

“Jawab dong, pak!” Kata siswi lainnya.

“Dasar kalian ini!” Ucap pak Dika hanya bisa tersenyum menanggapi kenakalan siswa dan siswinya itu.

Semuanya tertawa sambil meledek Cherry yang menjahili gurunya. Kebetulan saat itu Risvan juga sedang berada di lapangan olahraga tersbut. Lantas ia pun melihat Cherry yang berhasil menggoda pak Dika di lapangan tersebut.

“Heh, dasar cewek rakus! Sudah punya dua kekasih, dia masih mau menggoda pak Dika.” Gumam Risvan yang masih salah paham kepada Cherry.

Setelah selesai lomba lari estafet, Cherry beristirahat di sisi lapangan. Ia duduk di tanah sambil meregangkan kedua kakinya.

“Aduh, capek banget!” Gumamnya.

“Hai, Cherry! Ini air minum untukmu.” Kata Jodi yang memberikan sebotol minuman.

“Tidak mau!” Sahut Cherry menolak.

“Kenapa sih? Aku kan sayang padamu! Apa kau mau jadi pacarku?” Kata Jodi yang membuat Cherry kesal.

“Jodi, temanku yang baik dan imut! Untuk saat ini aku tidak mau pacaran dengan siapa pun, maaf ya.” Ucap Cherry menolak.

“Kau menolak cintaku?” Tanya Jodi yang langsung nangis Bombay karena patah hati.

“iya, maaf ya!” Ucap Cherry lagi.

Kemudian Cherry pergi meninggalkan Jodi yang masih patah hati. Lagi-lagi Risvan melihat Cherry dan mendengar semua yang dikatakan Cherry barusan kepada Jodi.

“Ternyata dia juga pintar berbohong!” Gumam Risvan yang masih saja salah paham kepada Cherry.

Risvan mengira bahwa Riady dan Oka adalah pacar Cherry.

Saat jam pelajaran sedang berlangsung di kelas, Cherry permisi kepada gurunya untuk pergi ke toilet. Ia pun berjalan menuju toilet wanita yang tak jauh dari toilet pria. Saat menuju kesana, ia melintasi sebuah ruang kecil yang biasanya di pakai untuk menyimpan peralatan olahraga. Pintunya sedikit terbuka. Cherry melihat ada sedikit gumpalan asap di ruangan itu. Cherry penasaran, lantas ia membuka pintunya dan melihat ternyata Risvan sedang merokok bersama teman temannya. Cherry kaget melihat mereka yang sedang asik merokok, dan Risvan pun tak kalah kagetnya melihat Cherry yang berdiri di hadapanya. Dengan sigap, Risvan menarik tangan Cherry kesebuah ruang kosong lainnya. Cherry ketakutan melihat Risvan membawanya ke ruang kosong itu. Disana bahkan tidak ada orang yang melintas.

“Berani sekali kau masuk ke ruangan itu tadi?” Kata Risvan menatap Cherry yang bersandar di dinding.

“Aku tidak sengaja melihatnya! Lagian kau yang salah, karena merokok di lingkungan sekolah.” Sahut Cherry kepada Risvan.

“Besar juga nyalinya untuk melawanku!” Gumam Risvan dalam hatinya. Di sekolah itu tidak ada orang yang berani menentangnya.

“Jadi setelah kau lihat aku merokok tadi, apa kau akan melaporkanku kepada kepala sekolah?” Tanya Risvan menatap tajam pada Cherry.

“Huh, minggir! Aku mau pergi!” Ujar Cherry enggan menjawab pertanyaan Risvan dan bahkan mendorong tubuhnya dengan kuat. Risvan menjadi sangat jengkel kepada Cherry.

“Kau berani mengacuhkanku, hah?” Teriak Risvan kesal.

“Memangnya siapa kau?” TeriakCherry membalas Risvan.

“Aku kakak kelasmu, kau harus patuh padaku!” Teriak Risvan lagi.

“Aku tak sudi patuh pada kakak kelas sepertimu!” Balas Cherry sambil beranjak pergi dari Risvan yang berdiri di hadapannya.

Risvan menjadi sangat kesal dengan sikap Cherry yang acuh kepadanya. Risvan langsung menarik tangan Cherry dan menciumnya dengan paksa. Saat di cium Risvan, Cherry membelalakkan matanya karena terkejut saat Risvan mendaratkan bibirnya.

“Ciuman pertamaku!” Ucap Cherry dalam hatinya.

Kemudian Cherry mendorong tubuh Risvan dengan sekuat tenaganya.

“Dasar kau gila!” Teriak Cherry sembari menampar pipi Risvan.

Risvan kaget saat ada orang yang berani menamparnya. Apalagi yang menamparnya adalah adik kelasnya. Cherry lalu pergi ke toilet dan menangis kesal di dalam kamar toilet itu.

“Orang gila itu merebut ciuman pertamaku!” Ucap Cherry dalam hatinya kesal kepada Risvan.

Tak lama kemudian, ia kembali ke kelasnya. Kyara melihat wajah Cherry yang kesal.

“Kenapa kau?” Tanya Kyara.

“Diamlah! Aku sedang kesal.” Sahut Cherry ketus.

“Hehehe, kau ini, dasar!” Ucap Kyara hanya tertawa saja melihat raut wajah Cherry yang tampak cemberut.

Pulang sekolah, Cherry menunggu jemputan di depan gerbang sekolah. Risvan selalu menatapnya dari kejauhan. Tak lama kemudian Oka pun datang dengan motornya. Saat Oka akan memberikan helm kepada Cherry, muncul Riady dengan mengendarai mobil. Riady pun keluar mobil dengan menggunakan pakaian dokternya.

“Cherry, kau pulang dengan kakak saja.” Kata Riady menarik tangan Cherry.

“Apaan sih? Aku duluan yang sampai di sini untuk menjemputnya, main tarik saja!” Sahut Oka kesal kepada Riady.

“Kau itu kalau naik motor suka ngebut! Kalau terjadi apa-apa dengan Cherry gimana?” Teriak Riady pada Oka.

“Aku tidak ngebut kak!” Kata Oka pada Riady.

“Aku tidak percaya padamu!” Ycap Riady. Terjadilah aksi tarik menarik di antara Riady dan Oka yang tak mau mengalah. Mereka berdua saling menarik tangan Cherry hingga membuat Cherry kesal.

“Stoooppp!” Teriak Cherry kesal.

“Kak Riady dan kak Oka apaan sih? Malah jadi pada ribut!” Kata Cherry kesal menatap kedua kakaknya.

“Aku pulang sendiri saja deh!” Sambung Cherry berlari masuk ke dalam lingkungan sekolahnya lagi.

Riady dan Oka saling menatap dengan kesal.

“Ini semua gara-gara kau! Cherry ngambek tuh.” Ujar Riady menyalahkan Oka.

“Kakak tuh yang mulai.” Balas Oka sewot.

“Huh, ayo kita bujuk si Cherry!” Kata Riady mengajak Oka masuk ke dalam sekolah.

Saat masuk ke dalam halaman sekolah, Riady bertemu dengan Dika yang tak lain adalah teman sekolahnya saat duduk di bangku SMA..

“Hei, dy! Sedang apa kau disini?” Tanya pak Dika pada Riady.

“Aku mau jemput adikku!” Jawab Riady.

“Siapa adikmu?” Tanya pak Dika lagi.

“Cherry!” Jawab Riady yang kemudian menjelaskan bahwa Cherry lagi ngambek padanya dan Oka.

Risvan yang tak jauh dari situ, mendengar semua yang di katakan Riady. Ia tersadar bahwa selama ini ia salah menilai Cherry yang ia pikir sebagai gadis playgirl yang suka genit kepada semua pria.

“Ah, sial! Ternyata selama ini aku salah menilainya! Aku salah paham melihatnya mencium kedua cowok itu yang ternyata adalah kakak kandungnya.” Ucap Risvan dalam hatinya.

Kemudian Oka dan Riady membujuk adik kesayangannya itu untuk pulang bersama mereka.

“Kak, aku naik motor saja! Aku suka naik motor.” Kata Cherry pada Riady.

“Iya baiklah, tapi jangan ngebut! Aku awasi kalian dari belakang.” Sahut Riady pada ke dua adiknya itu.

“Iya!” Sahut Oka.

Lalu Cherry pun pulang kerumah bersama Oka naik motor. Sementara Riady mengawasi mereka dengan mengendarai mobilnya.

MENDEKATI

Di sekolah, murid-murid kelas III sedang sibuk menghadapi ujian kelulusan mereka. Tapi hal itu tak berlaku pada Risvan yang termasuk murid cerdas di sekolah itu. Ia hanya memikirkan bagaimana caranya untuk mendapatkan perhatian dari Cherry. Risvan seakan tertarik dan terobsesi terhadap Cherry yang telah berani melawannya di sekolah. Risvan selalu mengikuti kemana langkah Cherry di sekolah itu. Jika ia melihat ada siswa lain yang ingin menggoda Cherry maka dia akan berhadapan langsung dengan Risvan yang tak kenal ampun. Banyak siswa yang menjadi korbannya saat mendekati Cherry. Namun Cherry tak mengetahui akan hal itu, karena Risvan selalu mengancam para korbannya agar tak membuka mulut pada Cherry. Lama kelamaan, Cherry mulai aneh dengan sikap siswa lainnya yang biasanya ramah terhadapnya sekarang berubah menjadi takut padanya. Setiap mereka berhadapan dengan Cherry, mereka semua langsung lari menjauhinya.

“Ada apa sih? Apa wajahku seperti monster? Kenapa mereka semua lari saat melihatku?” Gumam Cherry yang bingung.

“Cherry! Apa kau sedang ada masalah dengan mereka? Semuanya kabur saat melihatmu!” Tanya Kyara yang juga bingung.

“Entahlah! Aku tidak merasa memiliki musuh selain Risvan, sepupumu itu di sekolah ini!” Sahut Cherry.

“Awas loh, bilang musuh nanti bisa jadi cinta! Hahaha.” Ucap Kyara meledek teman sebangkunya itu.

“Tidak mungkin! Iiihhh, amit-amit!” Sahut Cherry.

“Eh, aku ke perpustakaan sebentar ya? Kau langsung saja ke kantin, nanti aku nyusul.” Kata Kyara pada Cherry.

Cherry hanya mengangguk menjawab perkataan Kyara. Ia pun lantas berjalan sendirian menuju ke kantin sekolah. Saat akan melintasi lorong kelas, tiba-tiba Risvan menarik tanganya yang membuat Cherry kaget.

“Apaan sih?” Ujar Cherry kesal melihat Risvan.

“Iya! Aku gila padamu!” Sahut Risvan yang membuat Cherry menjadi jengkel.

“Dasar, orang gila! Lepaskan tanganku.” Kata Cherry berontak.

“Aku mau kau menjadi pacarku!” Ucap Risvan yang mengejutkan Cherry.

“Aku tidak mau!” Balas Cherry.

“Aku tidak perduli! Mulai sekarang kau adalah pacarku.” Sahut Risvan memaksa Cherry.

“Aku tidak mau! Lepaskan aku!” Pekik Cherry terus berontak.

“Berikan aku satu alasan mengapa kau tidak mau menjadi pacarku?” Tanya Risvan yang terus saja menggenggam pergelangan tangan Cherry.

“Karena kau gila!” Sahut Cherry.

“Jawab aku dengan jujur! Atau aku akan menciummu seperti waktu itu.” Ancam Risvan pada Cherry.

“Aku tidak mau pacaran sebelum aku dewasa! Aku akan pacaran setelah aku lulus kuliah nanti.” Kata Cherry.

“Apa kau gila? Itu terjadi masih lama, sekarang saja kau masih kelas 1 SMA.” Kata Risvan.

“Itu semua adalah urusanku, bukan urusanmu!” Sahut Cherry melotot pada sang kakak kelas.

“Aku tidak perduli! Mulai sekarang aku sudah memutuskannya, kau adalah pacarku! Mau tidak mau kau adalah kekasihku!” Ucap Risvan memaksa Cherry.

“Aduh, nih orang gila bikin pusing saja!” Umpat Cherry dalam hatinya.

“Bagaimana caranya agar aku terlepas dari si gila ini?” Gumam Cherry dalam hatinya sambil memutar otaknya untuk mencari ide.

“Hehehe, dikadalin saja.” Gumam Cherry dalam hatinya lagi setelah mendapatkan ide untuk mengelabui Risvan agar bisa terlepas darinya.

“Apa kau sudah menerima takdirmu menjadi pacarku, Cherry?” Tanya Risvan dengan senyuman liciknya.

“Eeemm, begini saja! Kita buat perjanjian!” Kata Cherry seakan bernegosiasi dengan Risvan.

“Maksudmu?” Tanya Risvan heran.

“Kita tidak usah pacaran, kan statusmu masih seorang pelajar! Bagaimana kalau kau menjadi pengusaha yang sukses dan kaya raya dulu, setelah itu kita langsung menikah saja, jadi kita tidak perlu pacaran lagi.” Kata Cherry asal bicara untuk mengelabui Risvan.

“Apa kau ingin membodohi aku, hah?” Teriak Risvan kesal.

“Hei, tenanglah dengarkan aku dulu!” Ucap Cherry berupaya membuat Risvan tenang.

“Kau itu gadis yang cantik dan kau pasti akan pacaran dengan pria lain di belakangku!” Kata Risvan.

“Astaga! Orang gila ini sangat susah dibohongi.” Gumam Cherry dalam hatinya.

“Aku janji, akan setia menunggumu dan aku juga berjanji akan menikah denganmu setelah kau menjadi pengusaha yang sukses.” Ucap Cherry asal bicara kepada Risvan agar segera terlepas darinya.

“Aku tidak percaya! Nanti kau pasti lari dariku.” Sahut Risvan si pemaksa.

“Hei, kalau kau sukses dan kaya, kau pasti akan punya banyak anak buah yang dapat membantumu untuk mencariku kan?” Kata Cherry lagi yang terus berusaha mengelabui Risvan.

“Huh, dasar gadis bodoh! Dia akrab dengan Kyara, tapi kenapa dia tidak tau kalau aku sudah terlahir menjadi kaya raya dan memiliki banyak anak buah di sekelilingku?” Gumam Risvan dalam hatinya sambil terus menatap Cherry.

“Ya, baiklah! Aku setuju dengan perjanjian kita.” Ucap Risvan yang membuat Cherry dapat bernafas lega.

"Tapi ingat, kau harus menepati janjimu itu nanti." Kata Risvan lagi.

“Oke! Deal ya? Nah, untuk sementara kau jangan ganggu aku dulu.” Kata Cherry.

“Kenapa? Kau kan calon istriku dan calon ibu dari anak-anakku.” Tanya Risvan.

“Maka dari itu, kau jangan menggangguku dulu agar aku bisa mempersiapkan diriku untuk menjadi istri yang baik bagimu.” Sahut Cherry.

“Ya baiklah!” Sahut Risvan. Kemudian Risvan pergi meninggalkan Cherry begitu saja.

“Astaga! Aku sangat lega sekarang, akhirnya dia melepaskanku juga.” Ucap Cherry merasa lega.

Disisi Risvan.

“Hehehe! Tunggu saja nanti, aku akan membuatmu terkejut, Cherry!” Ucap Risvan yang merencanakan sesuatu terhadap Cherry.

Hari-hari berlalu dengan cepat dan begitu saja. Di sekolah Cherry tidak di ganggu lagi oleh si kakak kelas yang menyebalkan yaitu Risvan. Setelah mereka membuat perjanjian konyol bagi Cherry namun perjanjian itu di anggap serius oleh Risvan.

Tak terasa Risvan mulai menghadapi ujian kelulusannya. Tanpa harus berusaha dengan keras ia dapat lulus dengan hasil ujian yang sangat memuaskan karena Risvan murid yang cerdas. Setelah kelulusannya, Risvan harus melanjutkan pendidikannya di universitas pilihan dari Ayahnya, yaitu di salah satu universitas terbaik di Amerika.

“Ayah, disini juga ada universitas terbaik, jagi untuk apa aku harus jauh-jauh ke Amerika?” Kata Risvan menolak untuk disekolahkan di luar negeri.

“Kau harus belajar di sana! Aku sudah memutuskannya!” Sahut Ayahnya.

“Kau satu-satunya penerusku jadi kau harus menjadi pengusaha hebat sepertiku juga.” Sambung Ayahnya lagi.

“Huh, iya baiklah! Terserah ayah saja.” Ucap Risvan yang akhirnya mau menuruti kemauan sang ayah.

Sepulang sekolah kali ini, Cherry tak di jemput oleh siapa pun. Papi dan kedua kakaknya sedang sibuk dengan urusannya masing-masing sehingga tak sempat untuk menjemput Cherry pulang sekolah seperti biasanya. Akhirnya Cherry pun terpaksa pulang menaiki bus yang menuju kerumahnya. Cherry menunggu bus di halte bus sambil mendengarkan beberapa lagu dari ponselnya. Tak lama kemudian, bahunya di sentuh oleh seseorang dari belakang. Ia pun menoleh dengan kaget saat melihat orang tersebut yang tak lain adalah Risvan.

“Kau? Sedang apa kau disini?” Tanya Cherry terkejut melihat Risvan.

“Untuk bertemu denganmu lah! Apalagi?” Sahut Risvan.

“Mau apa kau? Apa kau lupa dengan perjanjian kita? Kau jangan menggangguku dulu sebelum kau menjadi pengusaha yang hebat!” Kata Cherry dengan wajah konyolnya.

“Aku menemuimu bukan untuk mengganggumu, tapi untuk mengatakan sesuatu padamu.” Kata Risvan sedikit kesal.

“Apa?” Tanya Cherry.

“Aku akan pergi ke Amerika dan melanjutkan pendidikanku disana sampai lulus S-II.” Kata Risvan.

“Lalu apa hubungannya denganku?” Tanya Cherry yang heran melihat sikap Risvan.

“Kau itu kan calon istriku, jadi aku harus mengatakannya padamu!” Teriak Risvan kesal.

“Sejak kapan aku bilang akan jadi istrimu?” Tanya Cherry yang lupa akan janjinya kepada Risvan.

“Kau! Apa kau lupa dengan janjimu waktu itu, hah?” Teriak Risvan jengkel.

“Oh, oke..oke…tenanglah! Aku ingat! Hehehehe.” Ucap Cherry.

“Mungkin kita tidak akan bertemu selama beberapa tahun!” Kata Risvan pada Cherry.

“Baguslah! Kalau bisa kita jangan ketemu lagi.” Gumam Cherry dalam hatinya.

“Oke! Aku pasti akan menunggumu dengan setia.” Sahut Cherry dengan gamblangnya. Cherry hanya menanggapi Risvan asal bicara saja agar segera terlepas dari kejaran Risvan yang sering memaksanya.

“Awas saja kalau aku tau kau pacaran dengan pria lain, akan aku tak akan segan untuk melakukan sesuatu pada pria itu.” Ancam Risvan dengan wajah monsternya.

“Iya baiklah! Aku tidak akan pacaran dengan siapapun selama kau berada di Amerik nanti.” Sahut Cherry lagi-lagi asal bicara saja menanggapi perkataan Risvan.

“Aku akan berangkat minggu depan!” Kata Risvan.

“Iya, pergilah yang jauh!” Ucap Cherry dalam hatinya.

“Oke!” Sahut Cherry tersenyum palsu.

“Kau tidak di jemput?” Tanya Risvan.

“Tidak!” Jawab Cherry.

“Ayo aku antar kau pulang ke rumah! Sekalian aku mau berkenalan dengan calon mertuaku.” Kata Risvan begitu percaya diri.

“What the hell? Nih cowok gila betulan kayaknya!” Umpat Cherry dalam hatinya.

“Hahahaha, tidak perlu! Busnya sudah datang.” Kata Cherry menolak.

“Bye!” Sambung Cherry berlari masuk ke dalam bus. Risvan hanya bisa menatap gadis itu sambil tersenyum.

“Heh, dia tersenyum palsu denganku tadi! Awas saja kau kalau aku kembali dari Amerika nanti.” Ucap Risvan dalam hatinya.

Cherry yang berada di dalam bus, menghela nafas dengan lega.

“Astaga! Aku pikir setelah dia lulus SMA aku tidak akan bertemu dengannya lagi, tapi ternyata dia tiba-tiba nongol di halte tadi.” Gumam Cherry.

“Tadi dia bilang dia mau kuliah di Amerika! Yes! Akhirnya aku bebas dari kakak kelas yang menyebalkan itu.” Seru Cherry kegirangan di dalam bus sehingga semua orang yang ada di dalam bus itu memperhatikan tingkah Cherry dengan pandangan aneh. Cherry menyadarinya dan langsung menunduk malu sambil terus tersenyum.

 

*****

Malam hari saat sedang makan malam, Cherry tak melihat kedua kakaknya. Ia pun lantas bertanya kepada orangtuanya.

“Pi, kak Riady dan kak Oka kemana? Apa mereka tidak makan bersama kita?” Tanya Cherry pada Papinya.

“Kak Riady di rumah sakit, sedangkan kak Oka lagi buat tugas di rumah temannya.” Jawab Papi.

“Oh, begitu!” Sahut Cherry sambil melahap makanannya.

“Cherry, bagaimana kegiatanmu di sekolah?” Tanya Papi.

“Lancar pi, sudah naik kelas dua! Hehehehe.” Jawab Cherry dengan ciri khas senyuman manjanya.

“Mi, gadis kita sudah beranjak dewasa ya!” Kata Papi pada Mami.

“Iya, sebentar lagi dia pasti pacaran tuh sama cowok-cowok di sekolahnya.” Sahut Mami.

“Tidak akan! Aku akan pacaran kalau nanti aku sudah jadi wanita dewasa, tunggu lulus kuliah dulu baru mikirin yang namanya cinta.” Sahut Cherry.

Orang tuanya tertawa mendengar perkataan Cherry yang sangat lugu itu.

“Kenapa sih? Perasaan tidak ada hal yang lucu!” Gumam Cherry bingung.

“Dasar gadis bodoh! Dengarkan mami, aku tak mau melihatmu menjadi perawan tua! Setelah kau lulus kuliah kau akan mami jodohkan dengan pria yang baik.” Kata Mami.

“tapi mi.., ini kan hidupku…!! Aku mau cari pasanganku sendiri.” Kata Cherry menolak.

“ya sudah…, begini saja…!! Kalau kau sudah berusia 25 tahun, namun kau belum juga memiliki kekasih, maka Papi dan Mami akan mencarikannya untukmu…dan jangan ada penolakkan…” ujar Papi membuat perjanjian pada Cherry.

“oke…, kalau begitu…!!!” jawab Cherry dengan penuh percaya diri.

“baiklah…, kau sudah berjanji pada orang tuamu…!! Jangan sampai kau ingkari.” Sahut Mami.

Disisi lain saat Riady sedang berada di rumah sakit, ia sesekali menatap Elif yang sedang dinas malam bersamanya.

Namun bedanya Elif berada di sudut ruangan dengan teman yang lainnya sementara Riady duduk bersama sahabatnya yaitu Tyo yang berprofesi sebagai dokter bedah.

Tyo melihat Riady yang curi-curi pandang dengan Elif.

“dy.., samperin aja sana…!! Dia juga melirikmu tadi.” Kata Tyo pada Riady.

“apaan sih…!! Siapa juga yang curi-curi pandang..” bantah Riady pada Tyo.

“ya ampun.., mau sampai kau pendam perasaanmu?? Kau sudah berusia 29 tahun dan kau masih betah melajang, bahkan aku hampir punya dua anak.” Kata Tyo.

“ck…, berisik banget sih..” ujar Riady kesal dengan Tyo.

“aku yakin.., si Elif suka padamu…!! Cuma ya gak mungkin aja lah dia nyamperin kau duluan..” ucap Tyo lagi.

“aku bukan tipe pria yang terlalu pede sepertimu…!!” ucap Riady.

“kau ikut terapi deh…!! Biar gak gemeteran kalau di dekat wanita.” Kata Tyo tertawa geli.

“ck…, dasar…” umpat Riady kesal di ledek Tyo.

Sejatinya Riady itu memang terlalu kaku dan langsung berkeringat dingin saat di dekati wanita.

Makanya sampai sekarang masih jomblo abadi.

Tanpa sepengetahuan Riady, ternyata orang tuanya sedang mencarikan jodoh untuknya.

Orang tuanya memaksa dirinya untuk pergi kencan buta dengan seorang wanita yang tak lain adalah Elif.

Namun tanpa memperdulikannya, Riady menolak.

Ia tak tau bahwa wanita yang akan jodohkan padanya waktu itu adalah Elif.

Ia langsung menolaknya tanpa pergi kencan buta tersebut.

Ia tak mau di jodohkan dengan siapapun.

Karena dalam hatinya ia mencintai Elif.

Begitu juga dengan Elif, ia menolak pergi kencan buta yang di paksakan oleh orang tuanya.

Tanpa ia mengetahuinya bahwa Riady lah pria yang akan di jodohkan padanya.

Orang tua Riady sangat kecewa dengan sikap Riady yang tak mau menuruti keinginan orang tuanya.

“dy.., kenapa kau menolak kencan buta ini..!! dia juga seorang dokter..” kata Papi pada Riady di ruang keluarga.

“pi.., aku bilang enggak ya enggak……!!” ujar Riady keras kepala.

“coba lihat dulu wanita itu.., mungkin kau akan menyukainya..kalian bertemu saja dulu.” Ucap Mami.

“enggak mi…, aku gak mau…!!” kata Riady.

“terserah kau saja….!!” Teriak Papi kesal dengan Riady.

Cherry yang berada di kamarnya mendengar kegaduhan yang terjadi di ruang keluarga.

Namun ia tak bisa melakukan apa-apa.

Melihat suami dan anaknya bertengkar, Mami menjadi sedih.

Mami masuk kedalam kamarnya dan menangis kesal.

 

Beberapa bulan kemudian, Cherry menemukan Mami yang tergeletak di lantai.

Mami jatuh pingsan di dapur.

Cherry menjerit karena panik. Papi dan Oka yang juga berada di rumah langsung berlari dan menggendong Mami dan membawanya ke kamar.

“Mi…, mami bangun…!!” ucap Cherry menangis dalam pelukan Oka.

Cherry terus menangis, Papi berusaha untuk memberikan bau minyak angina agar Mami tersadar.

Tak lama kemudian, Mamipun akhirnya sadar.

“mi…, kita kerumah sakit ya..” kata Papi.

“gak usah pi.., mungkin mami kecapekan doang..” kata Mami menolak.

“mami jangan sakit-sakit lagi…., hhhuuuuuuhhhuuu….” Ucap Cherry memeluk Mami.

“iya…, mami tadi Cuma lelah sedikit saja..” sahut Mami.

“mi.., ayolah…!! Kita cari pelayan aja.., biar mami gak capek lagi.” Kata Oka.

“iya…!! Nanti aku carikan pelayan untuk mengurusi semuanya di rumah ini.” kata Papi.

“gak usah pi…” ujar Mami.

“gak ada penolakan…” sahut Papi.

Akhirnya Mami setuju untuk menggunakan jasa pelayan dirumah.

Selama ini Mami bersikukuh untuk mengerjakan semuanya sendiri.

Di usia yang semakin bertambah membuat Mami harus beristirahat di rumah.

Cherry kini sudah menjejaki di bangku kelas III. ia tak suka belajar, namun karena perintah sang ayah dan kedua kakaknya lah ia betah berlama-lama duduk di meja belajarnya.

Kalau di tanya tentang cita-citanya, dia hanya menjawab ingin seperti Maminya.

Ia ingin mengurusi keluarganya kalau ia sudah menikah nanti.

Kedua kakaknya dan orang tuanya hanya bisa menghelas nafas panjang saat mengetahui cita-cita Cherry.

Sabtu sore saat Cherry sedang duduk di teras rumahnya, ia melihat ada seorang wanita yang mendatangi rumahnya.

Wanita itu cantik, namun terlalu agresif dimata Cherry.

Ia adalah Tania, salah satu pacar Oka di kampus.

“hai…, Cherry….!!” Sapa Tania.

“kalau cari kak Oka…., gak ada…!!!” ucap Tania ketus.

“hei.., kenapa sih kau selalu saja ketus padaku?? Aku ini calon kakak iparmu..” kata Tania dengan percaya dirinya.

“ck…, jangan mimpi…!! Kak Oka punya segudang wanita…bukan Cuma kau..” ujar Cherry yang sama sekali tak menyukai Tania.

“ck.., sialan..!! dia pasti akan menghalangiku untuk mendapatkan cinta Oka.” Ucap Tania dalam hatinya.

“Cherry.., apa kau suka membaca novel?? Ayo ke toko buku.., aku akan membelikanmu novel terbaru.” Kata Tania dengan senyuman palsu.

“gak perlu…!! Pergi sana…!! Kak Oka gak ada…dia malam mingguan dengan wanita lain…bukan kau…” ujar Cherry pada Tania.

“hhmmpp….., awas aja kalau aku sudah mendapatkan cinta Oka.., kau orang pertama yang akan aku singkirkan.” Ucap Tania dalam hatinya.

Setelah kepergian Tania, Oka keluar dan menemui Cherry.

“gimana?? Si Tania udah pergi??” tanya Oka pada Cherry.

“udah…!! Banyak banget sih cewek yang datang..?? kak Oka pasti tebar pesona terus di kampus..” ujar Cherry kesal melihat Oka.

“Cuma main-main doang…!! Kan kak Oka juga gak mau menyia-nyiakan ketampanan kak Oka…hehehehe…” sahut Oka dengan tampang playboynya.

“ck…, dasar…!!” umpat Cherry.

Keesokan harinya, Riady menemani Mami berbelanja untuk keperluan rumah di salah satu pusat

perbelanjaan.

Saat sedang melihat-lihat Mami tak sengaja menabrak seorang wanita cantik yang sangat ramah bernama Nina.

“aduh…, maaf tante…!! Saya gak sengaja…” ucap Nina yang minta maaf duluan. Padahal yang nabrak Mami.

“eehh…, yang minta maaf seharusnya saya…, saya yang nabrak kamu.” Sahut Mami melihat Nina.

“loh…., kau Nina kan???” tanya Mami pada Nina.

“tante kenal aku???” tanya Nina bingung.

“kau anaknya pak Herman kan???” tanya Mami lagi.

“iya.., tante kenal dengan papa saya ya…??” kata Nina.

“iya dong…!! Tante dan orang tua mu itu bersahabat dari sekolah dulu…” sahut Mami.

“waaahh…, kau sudah besar sekarang…!! Kau manis sekali…” sambung mami lagi.

Nina hanya tersenyum ramah kepada Mami. Dan Riady udah keringat dingin saat melihat Nina secara dekat.

“ini kenalin, anak tante…namanya Riady.” Kata Mami pada Nina.

“oohh…iya..!! halo…, Nina..” ucap Nina sambil menyodorkan tangannya.

“Riady..” balas Riady dengan kakunya.

“wajahnya sangat tampan.., tapi sayang dia kaku sekali.” Ucap Nina dalam hatinya.

“Nina.., kapan-kapan main kerumah tante ya…!!” ucap Mami.

“iya tante…!!” kata Nina yang tak berhenti tersenyum.

“kirim salam buat orang tuamu ya..” kata Mami lagi pada Nina.

“iya, tante..” sahut Nina yang beranjak pergi membawa belanjaannya.

“hhhmmm…, si Nina cantik juga kan.., pasti cocok untuk Riady.” Ucap Mami dalam hatinya.

Di Amerika, Risvan selalu teringat dengan wajah Cherry yang kini terpisah jauh dengannya.

Dia sangat terobsesi dengan Cherry yang polos namun berani.

Walaupun Risvan berada di amerika, namun ia memiliki anak buahnya untuk mengawasi segala gerak gerik Cherry. Ia tak ingin ada pria lain yang berani mendekati Cherry.

Sementara disisi Cherry, ia bahkan tak pernah mengingat lagi tentang Risvan.

Ia menganggap Risvan hanyalah angin lalu.

Cherry menjalani hari-harinya dengan bahagia dan ceria tanpa gangguan dari Risvan lagi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!