BIASAKAN LIKE DAN KOMEN SEBELUM MEMBACA!!!
***
Sebuah peristiwa berdarah terjadi, dimana pihak kekaisaran yang tanpa alasan yang jelas mengepung kediaman Klan Han yang merupakan salah satu satu dari 7 Keajaiban Benua.
“Semua orang bersiap, kita harus menghancurkan klan ini hingga ke akarnya!” tegas seorang jenderal besar perempuan yang cantik, meskipun wajahnya ditutupi oleh oleh cadar, tidak menutupi kecantikan yang dipancarkannya.
“Baik Jenderal Besar!” balas semua pasukan kekaisaran yang sudah bersiap dengan senjata masing-masing, pagi ini adalah jadwal mereka menghancurkan kediaman Klan Han.
Dibalik itu semua, seseorang kakek tua dengan tubuh kekar sedang menggebrak meja hingga hancur di hadapan semua tetua keluarga.
“Coba kalian tenangkan pikiran terlebih dulu, pasti ada udang di balik batu mengenai peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini, kita tidak boleh gegabah!” tegas Patriark Klan Han.
“Tapi Patriark, setidaknya kita harus melawan balik kekaisaran biadab yang sudah tidak menghormati kita sebagai salah satu pelindung mereka ini!” usul salah satu tetua dengan menggebu-gebu.
“Kami semua setuju, bagaimana mungkin kita membiarkan kehormatan klan kita diinjak-injak seperti ini oleh kekaisaran rendahan ini. Izinkan kami untuk bergerak dan menghancurkan kekaisaran ini sekaligus menghapus mereka dari peta benua!” usul lain dari tetua.
Patriark Klan Han yang bernama Han Jun sebenarnya juga sependapat dengan semua tetua, dia tahu bahwa kebanggaan sebagai salah satu dari 7 Keajaiban Benua tidak bisa diganggu gugat.
Namun, dia masih memikirkan bagaimana bisa dia dan para tetua klan bisa kecolongan dengan konspirasi yang dimainkan oleh kekaisaran yang menganggap klan mereka sebagai pengkhianat.
Bukankah terlalu lelucon menjadikan klan pelindung kekaisaran sebagai pengkhianat, sebuah kebodohan yang ditilik dari manapun tidak memiliki logika dasar di dunia kultivator ini.
“Sepertinya ini ada hubungannya dengan kehadiran kaisar iblis yang tidak lama ini ayah, bukankah selama ini klan kita adalah pelindung sekaligus benteng pertama umat manusia melawan ras iblis?” tanya seorang anak laki-laki yang berumur 15 tahun.
Semua mata tetua serta patriark memandang ke arah anak kecil yang sedang berucap tadi.
“Apa yang dapat kamu simpulkan Chen’er di kondisi seperti ini?” tanya Patriark Han Jun pada anaknya yang memberikan komentar dalam kondisi perang seperti ini.
“Izinkan saya untuk menjawab ayah, dengan berbagai informasi yang sudah saya hubungkan dan melihat keganasan kekaisaran saat ini, sepertinya memang semua ini adalah ulah ras iblis,” jawab Han Chen dengan tenang.
“Penghalang ras iblis pertama untuk memasuki kawasan manusia adalah klan kita, dengan menghilangnya klan kita sudah bisa dipastikan ras iblis akan mendominasi benua ini,” lanjut Han Chen yang sudah mulai berdiri.
“Chen’er berpendapat, karena ras iblis tidak mampu atau dapat dikatakan kurang mampu untuk menghadapi kekuatan klan kita, kemungkinan besar mereka menggunakan strategi pengerusakan dari dalam,” sambung Han Chen sambil menahan penjelasannya.
“Bisa kamu teruskan Chen’er?” pinta Patriark Han Jun.
“Ayah dan para tetua sekalian pastinya sudah merasakan keanehan dalam beberapa aspek yang ada di pemerintahan baru-baru ini, benar bukan?” tanya Han Chen dengan percaya diri.
Patriark Han Jun dan Para Tetua mengangguk paham dengan maksud dibalik perkataan anak muda itu, mereka semua mengangguk paham.
Han Chen tersenyum kemudian memberikan penjelasan lebih rinci lagi mengenai semua dugaannya terhadap keterlibatan iblis.
Setelah beberapa saat kemudian, semua orang yang berada dalam aula pertemuan itu menyepakati sesuatu, bahwa sekarang mereka memiliki alasan yang kuat untuk melawan balik.
“Terima kasih tuan muda, berkat anda kami semua sampai dalam kesimpulan ini, tidak salah jika anda nanti yang akan menjadi penerus dari klan ini,” senyum salah satu tetua memuji Han Chen.
Hal tersebut disambut senyuman semua orang yang memiliki pendapat yang sama dengan salah satu tetua tersebut.
“Kalau begitu sekarang kita akan melawan balik kekaisaran ini dan menghancurkan mereka sampai ke akarnya, dan biarkan dunia sekali lagi tahu bahwa Klan Han tidak mudah untuk disinggung!” tegas Patriark Han Jun dengan percaya diri.
“Chen’er! Terima kasih karena telah memberikan pendapatmu serta memberikan strategi yang gemilang untuk memecah gelombang serangan para prajurit bodoh di luar sana!” puji Patriark Han Jun pada Han Chen.
“Sama-sama ayah! Aku juga merupakan seorang Klan Han, bagaimana aku bisa diam saja ketika klan diserang, tapi–”
“Aku tahu, kamu pasti ingin ikut dalam peperangan ini bukan? Tapi aku tidak akan mengizinkannya sama sekali, semua ini demi keamanan anakku!” lembut Patriark Han Jun.
“Tapi ayah, aku sudah berada di ranah Guru Besar ☆ 5, bukankah ayah dan para tetua mengatakan bahwa aku adalah jenius bela diri dan seni pedang yang lahir 10 ribu tahun sekali?” protes Han Chen.
“Chen’er juga ingin membela menghancurkan semua musuh Klan Han, bukankah itu yang selalu ayah katakan pada semua prajurit kita?” sambung Han Chen sambil menggerutu.
Para Jenderal, Kapten dan Prajurit klan yang mendengar tuan muda mereka mengatakan itu benar-benar terharu dengan kesadaran yang dewasa itu.
Tapi, disisi lain mereka semua juga paham dengan keputusan Patriark mereka yang melarang tuan muda ikut serta dalam peperangan kali ini.
“Para tetua, tolong bujuk ayahku … ” rengek Han Chen pada para tetua dan semua jenderal yang ada di aula pertemuan.
Namun, bukannya mendukung, mereka semua malah memalingkan wajah dan akhirnya tidak ada yang bisa dilakukan ketika tiba-tiba saja Han Chen jatuh pingsan setelah bagian belakang lehernya dipukul oleh ayahnya sendiri.
“Kalian semua, bawa tuan muda menuju ruang bawah tanah, kalian semua adalah teman, saudara, sekaligus keluarga terdekat dengannya, aku minta sebisa mungkin kalian menjaganya dengan nyawa kalian!” tegas Patriark Han Jun.
“Kami semua bersumpah, sebelum nyawa kami mati, kami tidak akan membuat tuan muda terluka sedikitpun!” jawab semua anak-anak dari para tetua dan para petinggi lainnya.
Patriark Han Jun tersenyum, kemudian dia berkata dengan nada lantang pada semua orang.
“Kini sudah waktunya untuk melakukan serangan balasan, mari kita sambut cecunguk kekaisaran ini!” tegas Patriark.
“Demi kejayaan Klan Han, mari kita hancurkan kekaisaran busuk yang sudah berkolusi dengan iblis, kita akan menghukum mereka semua!” teriak semua orang.
*
*
*
Patriark, Tetua dan semua orang yang bisa bertarung dari Klan Han sekarang sudah berhadapan dengan para prajurit kekaisaran, mereka semua sudah bersiap untuk melakukan konfrontasi langsung.
Hawa pertempuran sudah mulai terasa, 10 ribu pasukan Klan Han melawan 100 ribu pasukan kekaisaran mulai pertempuran dengan tiupan trompet yang mulai terdengar dari seluruh penjuru pasukan.
“Jangan gentar! Kita menang secara kualitas! Kita adalah Klan Han!” teriak Patriark Han Jun.
“Kita adalah Klan Han!” sambutan dari semua prajurit klan dan menandai pecahnya perang gelombang pertama.
Angin kemenangan awalnya dimiliki oleh Klan Han. Namun, tiba-tiba kabut hitam mulai muncul dari pasukan-pasukan kekaisaran, mereka semua mulai menggila.
“Apa– apa yang terjadi? Kenapa kultivasi mereka tiba-tiba meningkat dengan drastis?” gumam salah satu tetua terkejut.
BIASAKAN LIKE DAN KOMEN SEBELUM MEMBACA!!!
***
“Kekeke … ”
“Apakah kamu melihat keagungan dari kekuatan ini Pak Tua Han Jun? Semua pasukanku sekarang pasti bisa mengimbangi kemampuan klan kalian!” teriak seorang wanita dengan nada kemenangan.
Patriark Han Jun dan para petinggi klan sekarang benar-benar sadar bahwa kesimpulan yang ada di aula pertemuan tadi memang benar adanya.
Kabut hitam yang muncul itu merupakan akibat dari peningkatan kekuatan tiba-tiba dengan sebuah pil iblis yang merupakan pantangan di dunia manusia.
Pil Peningkat Iblis itu hanya bisa dibuat dan diolah oleh iblis tingkat tinggi yang merupakan bawahan langsung Kaisar Iblis.
Dengan semua pemandangan di depannya, kini Patriark dan Para Tetua sangat kecewa pada kekaisaran yang mereka lindungi selama berabad-abad ini.
Bagaimana bisa kekaisaran yang bisa dikatakan saudara dekat dengan Klan Han, malah menjadi orang pertama yang terjerumus dalam tipu daya iblis.
“Aku tidak menyangka bahwa kekaisaran sudah benar-benar busuk sampai ke akar-akarnya, kalian semua sudah merendahkan diri pada iblis hina!” sinis Patriark Han Jun.
“Memangnya kenapa Pak Tua Han Jun? Lebih baik aku begini daripada setiap saat dihantui oleh perasaan yang tidak bisa melampaui klan milikmu!” balas Ratu Kekaisaran yang bernama Ratu Xuan Yi.
“Dengan bantuan dari Kaisar Iblis, aku bisa memiliki kekuatan untuk menaklukan salah satu dari 7 Keajaiban Benua yaitu klan milikmu!”
“Terlebih lagi kekuatan pasukan kekaisaranku menjadi sangat kuat dengan bantuan beliau!” sambung Ratu Xuan Yi.
“Kamu masih terlalu muda untuk memimpin kekaisaran ini Xuan Yi, izinkan aku menggantikan ayahmu untuk mengajarkanmu arti dari menjadi kaisar!” Patriark Han Jun langsung menerjang ke arah singgasana ratu yang dipanggul oleh beberapa orang.
“Semua orang dari Klan Han! Jika memang ini adalah akhir dari hidup kita, setidaknya kita masih tidak melenceng jauh dari tujuan adanya klan!” teriak Patriark Han Jun.
“Aku mengizinkan kalian menggunakan Seni Pedang Surgawi untuk membumi hanguskan semua musuh! Kita akan berjuang sampai akhir!” sambung Patriark Han Jun.
Sorak-sorakan terdengar dari belakang punggung patriark, keraguan mereka sebelumnya sekarang sudah mulai menghilang, karena pasukan musuh sudah mulai mengeluarkan tanda-tanda perubahan iblis yang merupakan hal tabu.
“Seraaaaaaaang!”
Peperangan tersebut memiliki puluhan gelombang serangan dan semakin lama, Klan Han yang sudah diakui menjadi salah satu klan terkuat pada akhirnya musnah setelah bertempur selama setahun penuh melawan gempuran kekaisaran.
Tepat sebelum peperangan dengan kekaisaran, sebenarnya Klan Han sudah mengirim beberapa surat pada semua keluarga, klan, sekte dan kerajaan yang menerima dukungan mereka.
Namun, biadabnya mereka tidak ada satupun yang menolong Klan Han di akhir hidup mereka seperti ini.
“Pak Tua! Aku tidak menyangka bahwa kamu benar-benar berjuang sampai akhir, sepertinya kamu memang ditakdirkan menjadi yang terkuat diantara para seniman beladiri pedang lainnya, sayangnya … ”
Ratu Kekaisaran Xuan Yi tersenyum mengejek, dia sebenarnya juga terpukul keras karena hampir 90 persen lebih pasukannya mati dalam peperangan ini dan semata-mata karena keegoisannya.
Tapi, dia tidak boleh menunjukkan tanda-tanda kelemahan seperti itu pada musuh, terutama pada Patriark Han Jun yang sudah sekarat dan menopang tubuhnya dengan pedang kebanggannya itu.
“Sudah saatnya kamu mati pak tua!” Ratu Xuan Yi hendak menyerang Patriark Han Jun dengan kipas tajam di tangannya, namun hal itu gagal lantaran ada sebuah serangan dadakan dari arah bangunan di belakang Patriark Han Jun.
*BOOOM!
“Ayaaaaaaaah!” Han Chen akhirnya bisa lolos dari penjagaan para saudaranya dan memberikan serangan barusan, dia kemudian mendekati ayahnya dengan air mata yang terus menetes jatuh ke tanah.
“Hah, anakku … terima kasih sudah memberikan ayah waktu, tapi maaf ayah tidak akan bisa menemani kamu latihan lagi kedepannya, sebentar lagi ayah akan meninggalkan dunia ini.”
“Apa yang ayah katakan, ayah adalah yang terkuat, tidak ada yang bisa menandingi ayah, tidak akan pernah ada … hiks … hiks … hiks …”
Patriark Han Jun tersenyum tulus, tanpa menanggapi lagi, dia kemudian memeluk anaknya dengan erat sambil membisikkan sesuatu.
Han Chen membelalakkan matanya, dia tidak menyangka bahwa keluarganya memiliki rahasia besar seperti itu.
Dan alasan inilah sebenarnya yang dituju oleh kekaisaran atau lebih tepatnya Kaisar Iblis yang berada di balik ini semua.
“Aku juga baru mengetahui hal ini selama beberapa minggu terakhir aku bertarung dengan ratu terkutuk itu, oleh karena itu, maukah kamu mewarisi keinginan dan warisan dari leluhur kita ini?” tanya Patriark Han Jun dengan mata sayu.
“Tapi berjanjilah untuk kabur setelah ini dan ayah akan memberikan jalan kabur untukmu dan para saudara-saudaramu, apakah kamu bisa berjanji akan hal itu?” tanya Patriark Han Jun serius.
Han Chen tidak ada waktu untuk bimbang, dengan kebenaran yang didengarnya langsung dari ayahnya, dia menunjukkan sikap dewasa yang tidak sesuai dengan umurnya.
“Baik ayah! Aku berjanji akan berhasil menguasai Teknik Pedang Surgawi Tertinggi yang ada dalam batu giok ini setelah itu aku juga akan memusnahkan semua iblis yang ada di benua ini,” jawab Han Chen tegas.
Melihat keteguhan hati anaknya, Patriark Han Jun kemudian memberikan semua ingatan dan tentu saja termasuk giok yang berisi Teknik Pedang Surgawi Tertinggi pada anaknya.
Dia memasukkan semuanya dalam kesadaran anaknya dengan beberapa segel yang sudah diatur sedemikian rupa agar bisa terbuka secara bertahap.
“Sekarang kamu hanya perlu mengintegrasikan semuanya, jadilah seorang monarch agar bisa membalaskan dendam klan kita, tapi jauh dari lubuk hati ayah paling dalam, ayah ingin kamu hidup dengan damai tanpa harus memikirkan balas dendam ini, namun–”
“Tenang saja ayah, aku tahu apa yang akan aku lakukan kedepannya, aku akan hidup dengan apa yang benar-benar aku yakini, terima kasih atas semua yang telah ayah berikan kepadaku!”
Tatapan mata Han Chen berbeda setelah menerima semua pemberian ayahnya tersebut, namun semua itu terhenti akibat serangan dari Ratu Xuan Yi yang terlihat sangat marah.
“Hiduplah sesuai dengan keyakinanmu, ayah akan selalu mendukung dan mengawasimu dari atas sana, sekarang kamu pergilah bersama 3 saudaramu, ayah akan memberikan serangan besar pada musuh, tetaplah hidup!”
Patriark Han Jun menghadang Ratu dan para antek-antek musuh agar memberikan waktu bagi anaknya dan ketiga saudaranya untuk melarikan diri.
Sedangkan Han Chen sekarang sudah berlari dengan ketiga saudaranya menjauh dari Gunung Pedang Klan Han milik mereka.
Mereka berempat menuju ke pedalaman hutan. Dari kejauhan mereka mendengar suara ledakan yang sangat keras dan keempat anak muda yang hampir seumuran itu tahu mengenai asal mula ledakan tersebut.
Han Chen tidak bisa membendung air matanya yang terus mengalir deras, tapi karena dia sudah berjanji pada ayahnya yang mengorbankan diri itu, dia tetap berlari dengan cepat bersama ketiga saudaranya.
Ketika hampir sampai di hutan pedalaman hutan, dari arah belakang mereka ada puluhan anak panah yang mengincar titik vital mereka.
“Hahaha … bocah-bocah dari Klan Han yang mencoba untuk kabur, jangan harap akan bisa!” Puluhan orang berbaju hitam mulai mengejar mereka berempat, naasnya salah satu saudara terkena serangan anak panah tersebut.
BIASAKAN LIKE DAN KOMEN SEBELUM MEMBACA!!!
***
“Tuan muda dan dua saudara lainnya cepatlah pergi! Aku akan mencoba untuk menahan mereka semua dengan mengorbankan hidupku!”
“Ingatlah apa yang dikatakan oleh Patriark tadi, anda adalah satu-satunya tujuan kita untuk berkorban jadi tolong hiduplah!”
Han Chen hendak menolak, tapi kedua saudaranya yang lain langsung menarik tubuhnya dan meninggalkan saudara yang terkena panah.
Dan benar saja setelah mereka bertiga meninggalkan tempat saudaranya, mulai terdengar suara pertempuran kecil dan diakhiri dengan teriakan keras saudaranya, “Kami adalah Klan Han!”
Han Chen dan dua saudara lainnya hanya bisa tersenyum getir, mereka bertiga tahu sampai menjemput ajal pun saudara keempatnya tetap memiliki kebanggan sebagai Klan Han.
Namun berkat itu mereka bertiga berhasil kabur dan sekarang mereka berada di pedalaman hutan yang sudah tertutupi oleh rimbunnya pohon-pohon yang sudah berumur ratusan tahun.
Setelah dirasa cukup aman, mereka bertiga beristirahat sejenak sambil mengisi perut yang keroncongan karena berlari selama seharian penuh tanpa jeda.
“Han Xue! Han Yuwen! Aku minta maaf karenaku, kalian berdua dan saudara ketiga–” Han Chen hendak minta maaf kepada kedua saudaranya yang telah melindunginya sampai sejauh ini.
“Apa yang kamu katakan tuan muda, selain kamu adalah tuan muda kami, tapi kamu juga adalah adik terkecil kami dari empat bersaudara, bagaimana kami sebagai kakak tidak menjaga adiknya?”
Han Xue mencoba untuk menghibur Han Chen, Han Xue dan Han Yuwen tahu bahwa yang memiliki beban paling berat di sini adalah adik kecilnya.
Oleh karena itu, mereka berdua berusaha menjadi pelindung serta pendukung paling besar untuk adik kecilnya.
Han Chen tersenyum, di tengah mimpi buruk yang menghancurkan klannya, masih ada ada orang yang setia dan selalu mendukungnya di setiap kesempatan.
Namun, kesenangan mereka terhenti sampai disana karena merasakan adanya musuh dan assasin yang sudah sampai ke tempat mereka.
Mau tidak mau, mereka bertiga harus melanjutkan perjalanan dan berlari dengan tubuh yang sudah lumayan letih.
Sampai akhirnya mereka mencapai batas dan berhenti di sebuah tebing tinggi yang dibawahnya mengalir sungai besar nan deras.
Dan tentu saja para assasin yang mengejar mereka juga sudah sampai di tebing tinggi tersebut.
“Mau lari kemana lagi kalian bocah-bocah? Sekarang sudah tidak ada lagi tempat untuk kalian kabur! Disinilah kematian akan menjemput kalian! Hahaha … ”
Tawa pemimpin assassin memekakkan telinga, malam yang tenang kemudian dihiasi oleh gelak tawa para assassin lainnya.
Para assassin yang sudah berada di ranah Guru Besar ✩ 10 memang layak untuk sombong atas anak-anak kecil yang masih berada di ranah Guru Besar ✩ 1 - ✩ 3 ini.
“Jangan ada yang melarikan diri lagi atau aku akan membuat saudara kalian ini mengalami rasa sakit yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya!” ancam Pemimpin Assassin.
Kemudian muncul sosok saudara ketiga mereka yang memiliki nama Han Zihan yang sudah penuh dengan luka senjata tajam dan luka pukul di sekujur tubuhnya.
Ketiga bersaudara yang melihat hal tersebut tidak bisa tidak marah, mereka tidak mengira bahwa para assassin ini akan menggunakan cara licik seperti ini.
Bagi Klan Han, mati di medan pertempuran adalah sebuah kehormatan, namun jika ada salah satu anggota klan mereka disiksa seperti ini, tentu saja tidak ada yang bisa mentolerir itu.
“Ooo … kalian bertiga ingin melawan puluhan dari kami, sepertinya kalian memang generasi terbaik dari Klan Han ya? Baik dari segi kekuatan dan semangat kalian, tidak ada yang kurang sama sekali, semakin menarik saja,” puji Pemimpin Assassin.
Han Chen dan dua saudara lainnya bisa menggertakkan gigi, mereka semua sudah pasti akan kalah jika melawan puluhan assassin tersebut.
Namun …
“Aku adalah anak Patriark Han Jun, aku Han Chen! Kalian bisa menangkapku, tapi kalian harus berjanji harus menyembuhkan saudaraku terlebih dulu dan membiarkan mereka lepas tanpa syarat, bagaimana?” tanya Han Chen penuh keyakinan.
“Kenapa kamu harus menangkapmu saja ketika kami semua bisa membawa kalian berempat secara bersamaan?” selidik Pemimpin Assassin.
“Sepertinya kalian akan terkena hukuman jika terlalu lama membawaku kepada Ratu Brengsek itu bukan? Dan apakah kalian semua bisa menanggung hal itu?” tanya Han Chen memancing.
“Hmm … sepertinya masuk akal, tapi berikan kami sebuah alasan kenapa harus menyembuhkan anak ini? Sebentar lagi dia juga akan mati, kenapa kami harus menolongnya?” tanya Pemimpin Assassin.
“Kalau begitu bagaimana dengan ini?” Han Chen mengeluarkan pedangnya dan menaruhnya di lehernya.
“Jika kalian membuang waktu lebih banyak lagi, maka kalian akan membawaku dalam keadaan mati. Jika aku tidak salah perintah dari ratu itu pasti membawaku dalam keadaan hidup bukan? Apakah kalian berani mengulur waktu lagi?” ancam Han Chen.
Han Xue dan Han Yuwen reflek langsung mendekat pada Han Chen, mereka berdua tidak tahu bahwa tuan mudanya akan senekat ini.
Tentu saja pemimpin assassin tidak bisa berkata-kata lagi, semua perkiraan Han Chen benar semuanya, jadi dia akhirnya menyerah, karena takut mendapat amarah dari Ratu Xuan Yi jika Han Chen sampai nekat bunuh diri.
“Baik, aku akan menyembuhkan saudaramu, tapi bisakah kamu menjauhkan pedang itu dari lehermu terlebih dulu?” bujuk Pemimpin Assassin.
“Lebih baik kalian lebih cepat lagi!” ancam Han Chen tanpa memedulikan lagi apa yang dikatakan oleh Pemimpin Assassin.
Karena tidak memiliki pilihan lain, Pemimpin Assassin akhirnya menyembuhkan Han Zihan yang merupakan saudara ketiga Han Chen dengan beberapa perawatan dan pil pemulih.
Beberapa saat kemudian Han Zihan sudah siuman dan sadar sepenuhnya, dia kemudian meronta-ronta dan berhasil lepas dari cengkraman para assassin dan berlari ke arah ketiga saudaranya.
“Hah … hah … hah … tuan muda!” Han Zihan sudah berkumpul kembali dengan ketiga saudaranya.
“Aku sudah memenuhi janjiku, sekarang ikutlah dengan kami, jangan sampai memberontak, kami berjanji tidak akan membunuh tiga saudaramu yang lain,” bujuk Pemimpin Assassin.
Han Chen yang merupakan orang cerdas, sama sekali tidak mempercayai pemimpin musuh, apalagi barusan dia merasakan hawa membunuh yang kuat dari para assassin itu.
Akhirnya dia meledakkan beberapa trik melarikan diri dari balik lengan bajunya. Melihat hal itu tentu saja Pemimpin Assassin sangat geram dan menyerang ke sembarang arah.
“Saudara-saudaraku, aku minta maaf, sekarang lebih baik kalian kabur lebih dulu, sekarang giliranku untuk melindungi kalian!”
Ternyata trik serbuk melarikan diri itu juga memiliki efek melemahkan kesadaran dan Han Chen langsung mendorong ketiga saudaranya ke bawah tebing agar bisa lolos dengan mengikuti aliran air sungai.
“Tuan muda!” Han Xue, Han Yuwen dan Han Zihan yang tidak di briefing terlebih dulu tidak bisa meraih tangan mudanya dan akhirnya jatuh ke sungai dan pingsan sepenuhnya.
Sekarang yang berada di tebing tersebut hanya Han Chen dan para assassin, semua serbuknya sudah habis dan penglihatan para assassin sudah kembali lagi.
“Dasar bocah nakal! Berani sekali kamu mengelabui kami! Aku tidak akan segan lagi untuk membunuhmu, karena kamu sudah membuat kami naik darah!”
Para Assassin memberikan berbagai serangan yang mematikan pada Han Chen karena merasa sudah dibodohi.
“Aku akan berjuang!”
*BOOOM!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!