Di dalam sebuah gedung luas dan mewah banyak tamu undangan yang datang seperti mengadakan pesta pernikahan.
"Bagaimana ini mas Gionino, apakah akan di lanjutkan acara ijab kobul nya? ini sudah hampir siang, dan saya harus segera menikahkan beberapa pasangan lagi. " Tanya penghulu sembari melihat jam tangan yang berada di lengannya, Namun tak di jawab, pria yang sudah memakai jas seperti mempelai yang akan menikah,
pertanyaan itu malah di jawab oleh seorang wanita paruh baya, ibu Meli ibunya Gionino, mempelai pria pada pernikahan itu.
" Tunggu sebentar lagi ya, pak. Pasti mempelai wanita nya akan segera datang. " Ucap bu Meli.
"Bu..., Sini aku mau bicara.! " Panggil pak Handoko memanggil istrinya. Pak Handoko adalah suami bu Meli, ayah Gionino
"Permisi pak penghulu suami saya memanggil, mungkin akan membahas masalah ini. Mohon tunggu sebentar ya, pak penghulu." ucap bu Meli bangkit dari duduk nya.
"Baik , saya akan tunggu 15 menit lagi. " Melihat jam tangan di lengan nya pak penghulu memberi waktu. Di balas anggukkan bu Meli segera menghampiri suami nya itu. " Saya permisi. " ucap bu Meli berlalu.
"Iya, pak, ada apa? " Tanya bu meli di saat genting ini pak Handoko malah mengajak nya ke ruangan yang sepi di gedung resepsi itu. Mereka mendiskusikan keputusan apa yang harus di buat untuk pernikahan anaknya itu.
"Bagaimana ini, Pihak keluarga besan tak tau keberadaan putri sulung nya itu, kita harus bagaimana jika pernikahan ini gagal, bapak akan malu pada tamu undangan dan kolega bisnis bapak sudah ada datang. " Ujar pak Handoko risau, takut acara pernikahan anak nya akan gagal, dan itu merusak citra baik keluarga pak Handoko.
"Ya, ibu juga bingung pak. Si Adelia itu kenapa bisa kabur, mana sudah di berikan mobil untuk mahar, ! " Kesal bu Meli
"Ya sudah, kita tanyakan sama pihak besan, apa solusi nya untuk masalah ini. " Ujarnya serius.
"Iya pak.! Ibu gak mau kalo anak kita di permalukan seperti ini. " Bu meli setuju.
"Iya bu, bapak juga gak mau itu sampai terjadi." Mereka menghampiri pihak besan yang juga panik Adelia tak ada di tempat rias, dan menghilang kabur lewat pintu belakang.
Sementara itu Gionino saat itu mengepal geram dan benci, duduk di meja tempatnya akan ber ijab kobul dengan wanita yang sangat di cintai nya, mendengar calon istri nya yang kabur dengan pria lain membawa mobil mahar yang ia berikan sewaktu melamar Adelia. "Mengapa Adelia, kau setega itu kepada ku mengapa? , apapun yang kau inginkan selalu ku berikan, tapi saat ini kau telah mengecewakan aku. " Gumam nya Gionino rahangnya mengeras menekan emosi.
Acara pernikahan yang harusnya sakral itu, menjadi acara yang bising, bisikan demi bisikan terdengar dari tamu undangan yang datang, karena mempelai wanita yang kabur dengan membawa mobil pemberian Gionino waktu melamar.
Sementara itu di ruang Keluarga antara pak Handoko dan Pak Joko berkumpul untuk menentukan apa yang harus di lakukan mengenai masalah itu. Pak Handoko teringat jika pak Joko masih memiliki seorang anak gadis. Ia bermaksud untuk menggantikan Adelia menjadi pengantin wanita untuk anak nya.
"Gio, bapak sudah memutuskan, kamu harus menikah dengan adik nya Adelia. " Perintah pak Handoko pada Gionino."Tapi, pak. aku tak mencintainya dan aku tak mau menikah tanpa
dasar cinta. heh..." Gionino menolak keras perintah ayahnya.
"Untuk apa ada cinta tapi, wanita yang kau cintai malah meninggalkan kamu begitu saja. Pergi dengan pria lain lagi. " Ucap bu Meli
Niken orang yang di bicarakan menyahuti perbincangan keluarga pak Handoko di tujukan pada Gionino.
"Siapa juga yang mau menikah dengan mu. Aku juga gak mau kalau harus jadi pengganti. Heh.." Dengus Niken tak kalah kesal.
"Heh... Banyak wanita yang berlomba-lomba ingin menjadi istri ku, kakak mu yang bodoh dan tak tau di untung." Gionino merasa percaya diri.
"Sudah.. sudah.. cukup! Dengarkan ayah baik-baik, sudah tak ada lagi keputusan lain, jika pihak besan menolak keputusan ku, jangan salahkan jika aku menuntut ke pengadilan. Dan untuk mu Gio, ini demi citra perusahaan kita, tidak ada nego untuk masalah ini. Ini perintah ayah. " Tegas pak Handoko
" Huh....Terserah, ayah saja. " Gio pasrah keputusan ayahnya.
Niken gemetaran dengan peringatan pak Handoko. Jika benar pak Handoko akan menuntut hingga ke pengadilan, masalah ini akan semakin rumit.
'Lihat saja, aku akan membuat anak mu tak bahagia karena sudah berani mempermainkan aku, dan Adelia tunggu pembalasan ku' Batin Gionino membenci. Senyum Gionino yang smirk membuat Niken begidik merinding. 'Hiii.. pria seperti itu akan menjadi suami ku, sungguh mengerikan' Batin Niken.
"Niken, kamu dengar sendiri kan pihak pak Handoko sudah setuju. Jadi kamu juga harus mau. Ibu mohon!! " ibu dan ayah Niken membujuk Niken untuk mau menikah dengan Gionino.
"bu.. tapi kenapa harus aku, Aku masih kuliah, dan aku sama sekali tak mengenal mas Gio itu! " Ucap nya menunjuk Gio.
"Tapi, nak. ibu mohon, hanya ini jalan satu-satunya, agar kita tidak di tuntut oleh keluarga pak Handoko, ibu mohon kamu mau ya, " Ucap bu Mia kembali membujuk
Setelah berpikir beberapa menit kemudian. akhirnya Niken menyetujui pernikahan itu. Yang sebelum nya ia menolak, tapi karena takut pihak pak Handoko akan menuntut membuat Niken merasa kasihan dengan orang tuanya.
"Baiklah, bu. Aku mau menggantikan kak Adelia. " Ucapnya pasrah
"Terima kasih ya Nak. kamu memang anak ibu yang baik dan penurut. " ujarnya bu Meli sambil mengelus punggung Niken.
"Cih... dasar kebanyakan drama. " Ucap Gionino mendecih sebal.
Niken yang mendengar nya menjulur kan lidah nya pada Gio tanda meledek.
Wle..
Setelah itu acara di langsungkan dengan sakral, meskipun pernikahan itu tak di batalkan namun pergantian mempelai wanita itu juga menjadi sorotan publik, gunjingan demi gunjingan masih terdengar dari telinga Niken. Membuat nya hanya bisa pasrah atas keadaan yang menimpa nya.
'Aku tak pernah menyangka, hidupku akan seperti ini, menikah dengan pria yang tak pernah ku cintai, karena kesalahan kakak ku, oh Tuhan, takdir ini menghancurkan hati ku' Batin Niken teriris,
Yah.. siapa yang tahu hidup akan berjalan terkadang tak seperti yang kita inginkan.
Gio memberikan mahar uang untuk menikahi Niken. Mahar itu diberikan karena kemauan nya sendiri bukan kemauan Niken, karena sifat Niken orang yang sederhana.
"Saya Nikahkan engkau Gionino ibrahim bin Handoko yang wali nya sudah menyerahkan untuk saya menikah kan dengan Niken sarawati binti Joko Suseno dengan mas kawin satu set perhiasan senilai 30 juta di bayar tunai_! " Pak penghulu mempererat genggamannya saat mengatakan 'tunai' dan di jawab oleh Gionino "Saya Terima nikahnya Niken sarawati binti Joko Suseno dengan mas kawin tersebut tunai.! " Gionino berikrar mengucap janji.
"Bagaimana para saksi? " Ucap pak penghulu menoleh pada tamu undangan yang menyaksikan acara ijab kobul tersebut.
Semua serentak menjawab..
"Sah!!! "
Acara berlangsung lancar.
Setelah beberapa jam acara itu pun selesai.
tamu undangan sudah mulai pergi untuk pulang.
Niken langsung di boyong ke rumah milik Gionino, semuanya sudah di siapkan dengan matang yang sebenarnya untuk Adelia. Niken hanya menurut saja untuk tinggal bersama Gionino berdua di rumah yang di beli nya waktu masih bersama Adelia.
Rumah itu penuh dengan foto Adelia, tapi beberapa saat kemudian ada pelayan mengganti poto Adelia dengan poto pernikahan nya dengan Gionino.
Di kamar pengantin kegundahan hati Niken terlihat dari raut wajah nya, membuat pria yang sudah menjadi suaminya itu pun tak nyaman.
"Apa yang kamu khawatir kan, hah? " Ucap Gionino melihat istri nya tertunduk lesu.
"Mas bicara sama aku? " Ucap Niken pura-pura tak mengerti
"Lalu siapa lagi, jika bukan kamu, memangnya ada orang lain lagi di kamar ini selain kita? " Ucap Gionino kesal
"Aku tak akan menyentuh mu! " Sambungnya lagi
"Benarkah, mas. kamu tak berbohong? " Ucap Niken senang dengan menarik sudut bibirnya tersenyum
'Apa ini, harus nya kan dia menangis dan kesal, malah senang , apa itu terlalu mudah jika aku tak menyentuhnya. atau lebih baik aku menyentuhnya saja, biar dia tau aku benci kakak dan keluarga nya' Batin Gionino
"Tidak..
Aku berbohong pada mu. sekarang kan kamu istri ku, seharusnya kamu bisa melayani aku dengan baik.! " Gionino berjalan mendekat pada tubuh Niken yang sedang duduk di tepi ranjang pengantin.
Melihat tubuhnya semakin didekati Niken menggeser tubuhnya pelan. Melihat istrinya semakin menjauh membuat Gionino sengaja memojokkan tubuh Niken.
"Jangan jauh-jauh.. aku menginginkan kamu melayani aku dengan baik, bukankah kamu bersedia mengantikan kakak mu, seharusnya kamu bisa melakukan tugas nya juga sebagai istri ku sekarang!" Mendongakkan wajah Niken dengan mengarahkan pada wajahnya.
"Tap_tapi mas, aku belum si_siap.." Ujar Niken Gugup mengerti tentang maksud suaminya
" Apa yang perlu di siapkan? kamu siap atau tidak, yang ku tau sekarang kamu harus mau tidur dengan ku! " Tegas Gionino.
"Tapi aku terpaksa dengan ini semua, aku juga tidak mencintai mu, mas. " Ucap Niken penuh keberanian. Ucapan itu membuat Gionino bertambah kesal mengingatkan nya pada Adelia yang telah Menghianatinya.
"Aku tak perduli! Jika kau tak mau memenuhi keinginan ku, aku akan hancur kan keluarga mu! " Ancaman Gionino membuat ciut nyali Niken yang semula menolak, mengingat kembali orang tua yang dicintainya kan di lukai ia menjadi tak tega. 'Ya Tuhan, mengapa aku bisa mendapat kan suami yang kasar begitu, Ayah ibu, apa yang harus aku lakukan sekarang'. Batin Niken menjerit
"Ba_baik mas. Aku akan melayani mu. tapi jangan lukai orang tua ku ya mas. " Ucap Niken gugup.
"Itu tergantung kamu! Jika kau tak bisa menuruti keinginan ku, aku pastikan keluarga mu akan hancur di tangan ku! " Ucap Gionino mengancam
"I_iya mas, aku mengerti! Lalu aku harus apa sekarang? " Tanya nya gugup
"Pijiti aku sampai aku tertidur! " Titah Gionino
"Hah.. " Niken terkejut mendengar perintah suaminya
'Apa iya kalau langsung tertidur, kalau enggak, mau sampai beberapa jam'. Batin Niken
"Kenapa tak mau? " Tanya Gionino datar
"Ma_mau kok mas, berbaring lah.. aku akan memijat mu di bagian kaki sampai punggung! " Menggerakan posisi nya menjadi Gionino tengkurap di atas ranjang dan Niken duduk di samping Gionino dan memijatnya lembut.
"Yang keras, mana tenaga mu! " Pekik Gionino
Lalu Niken menambah tenaga nya lebih keras memijat Gionino.
,,
...----------------...
...****************...
"Hey!!! " Pekik Gionino yang merasakan pijatan Niken begitu kuat . "Apa kamu ingin membunuh ku ha!! " Sambungnya lagi.
Niken yang ketakutan mendengar amarah suami ia menghentikan pijatannya, melihat posisi suaminya itu sudah duduk dihadapannya. "Ta_tadi kata mas Gio aku memijat nya kurang kuat, jadi aku tambahkan kekuatan ku, malah di bilang mau membunuh mu, ak_". perkataan nya di potong oleh Gionino
" Berani menjawab ya.! "Ucapnya tersenyum sinis
" Bu_bukan begitu maksud ku mas_!" Niken menunduk ketakutan, melihat mata suaminya yang memerah tanda emosi nya naik.
"DIAM!! Sekarang kamu tidur di lantai..! " titah Ketus Gionino, Niken yang mematung dengan titah suaminya itu.' apa tidur di lantai? kejam sekali dia'Batin Niken
"Cepat, tidur dilantai! " Bentak Gionino yang melihat istrinya itu tak segera melakukan titah nya. Niken menurut perintah suaminya ia takut untuk melawan karena ancaman Gio pada orang tua Niken akan nyata.
"Baik.. mas.! " Niken menunduk, tak terasa matanya mengembun tanda akan turun air mata.
Dia merebahkan tubuhnya di atas lantai yang hanya di alaskan karpet Turki yang ada di kamar suaminya , Tanpa bantal dan selimut, dia meringkuk kedinginan, ternyata AC di kamar sudah di naikan suhunya oleh Gionino menjadi dingin menambah ngilu hatinya. 'Ya Tuhan mengapa aku bisa harus membayar dosa kakak ku yang bersalah, sampai harus di perlakukan sangat keji oleh suami ku sendiri dingin sekali'Batin Niken berkecamuk, meratapi nasib pernikahannya seharusnya malam pengantin membuatnya bahagia, tapi malah di rundung duka dengan sikap suaminya yang kasar. 'Memangnya aku salah apa mas, ini semua kesalahan kakak ku, bahkan aku saja tak tau apa masalah kalian, hingga kakak berani meninggalkan mu di acara pernikahan
Tapi untung ketimbang harus tidur bersama nya. '. gumamnya batin Niken , kini karpet mahal itu pun basah oleh air mata Niken.
Sementara itu Gionino merasa puas atas perlakuannya terhadap istrinya, ' Aku sengaja menaikan suhu menjadi dingin, Ini belum sepenuhnya sikap ku untuk membuat mu terluka, kau aku anggap sama saja seperti Adelia yang menghianati ku, jadi rasa kesal ku akan ku limpahkan pada mu Niken' Batin Gionino, menarik salah satu sudut bibirnya, tanda senyum jahat, smirk.
Kini malam berganti pagi. Niken menggeliat, melihat atap langit kamar. "uhhk.. badan ku sakit sekali. " Gumamnya memegang badannya yang sakit karena tidur si lantai, menatap jam dinding sudah menunjukkan pukul 5.30 , Niken segera bangun menuju kamar mandi, melihat suaminya sekilas yang masih tertidur lelap di atas ranjang dengan selimut tebalnya. 'Sebenarnya jika melihat tubuh dan wajahnya dia cukup tampan dan gagah tapi sayang, kejam.' Gumam Niken
Di kamar mandi yang berada di kamar suaminya itu ia membasuh wajah yang kelopak matanya sedikit berkantung, karena semalam tak tidur dengan nyenyak, ia memegang bahunya, merasakan sakit badannya karena tidur di lantai hanya beralas karpet. Ia bercermin dan mengucek matanya yang perih karena air mata yang mulai turun.
"Aku merasa putus harapan dalam hidup, dalam sehari aku bisa mendapatkan kesialan yang bertubi-tubi, semula aku tak percaya kukira mimpi buruk ternyata ini nyata, kak Adelia, kamu dimana?mengapa kamu melakukan ini pada ku!. selama ini aku selalu mengalah, apa pun yang kamu inginkan selalu di turuti oleh aku juga ayah dan ibu, tapi kamu tega dengan adik mu sendiri, dimana hati mu kak. " Mengeluarkan semua uneg-uneg nya sambil bercermin , Tapi Niken tak menyadari perkataan nya itu di dengar oleh Gionino.
"Oh.. jadi kamu sial menikah dengan ku? " Ucap Gionino dengan badan menyender pada pintu kamar mandi, dan melipat tangannya di dada. Niken menoleh pada asal suara, dan terkejut melihat suaminya sudah berada di hadapannya. " A_ak.. " Dia berfikir sejenak, dan "Iya.. aku sial sekali menikah dengan mu!! Seharusnya aku tak perlu melakukan ini, ini semua adalah kesalahan kakak ku! Kenapa harus aku yang menanggung!! " sungut Niken yang tak tahan dengan mengingat semua perlakuan Gionino semalam.
Gionino sedikit terkejut mendengar pengakuan wanita yang kini menjadi istrinya itu. " Lalu kamu mau apa sekarang? Adelia itu kakak mu seharusnya memang kamu yang membayar kesalahan nya karena telah menghianati ku! " titah Gionino
"Aku mau kita berpisah saja! aku tak mau jika aku di perlakukan begini terus, aku memang adik kak Adelia, tapi aku gak mau disakiti, seharusnya kamu bisa melimpahkan kekesalan mu pada kak Adelia, bukan aku!
Aku juga gak tau masalah kalian apa, sehingga kak Adelia berani meninggalkan mu di acara penting itu, seharusnya kamu bisa berpikir kesalahan apa yang kamu perbuat, hingga dia berani menghianati kamu, kamu jahat.. aku gak tahan sehari tinggal dengan mu badan ku sakit semua, jika sampai bertahun-tahun mungkin aku akan pelan-pelan mati karena tersiksa,mas!" Ucap Niken tegas.
"Kamu lupa dengan perkataan ku semalam, aku tak segan-seg_. " Ancam Gionino menyudutkan Niken membuat nya tersudut
"Aku tak peduli!! Terserah kamu mau apa. Awas... Biarkan aku pergi! " Niken mendorong tubuh Gionino dan melewati tubuh suaminya itu.
Saat itu Niken membawa koper nya dan akan meninggalkan kamar suaminya.
Melihat Sikap istrinya yang berubah menjadi pemarah, Gionino tak habis pikir. 'Kenapa berbeda sekali dengan semalam penurut , padahal aku sudah ada niat untuk mengerjainya lagi, tapi malah dia lebih galak dari aku. ' Gumam Gionino dan meraih tangan Niken.
"Tunggu!! " Ucap Gionino sambil menarik kasar tangan Niken membuatnya hilang keseimbangan dan terjatuh di dalam pelukan Gionino.
Bruk..
Posisi Niken yang berada di atas tubuh Gionino, membuat mereka saling berpandangan. Beberapa detik kemudian mereka tersadar dan memposisikan menjadi duduk berdampingan di lantai tapi saling membelakangi.
"Niken.. Jangan pergi..! " Ucap Gionino. "Maaf seharusnya aku tak memperlakukan mu seperti itu, tapi aku sungguh benar kecewa dengan kakak mu. " Sambungnya lagi
"Aku tau kamu kecewa, pernikahan ini hanya formalitas saja, aku juga terpaksa, mas. Tapi jangan siksa aku begini... Hiks hiks.." Ucap Niken sambil menangis.
"dan sekarang menjadi bumerang untuk kita. " Sambungnya lagi.
Mereka terdiam beberapa saat.
"Kita bercerai saja! " Ucap Niken mantap
"Apa? Enak saja, baru menikah sehari sudah minta cerai saja. " Gionino yang tak percaya.
"Mas, yang kamu cintai kan bukan aku, aku bisa mengerti sikap mu ini karena memang aku bukan wanita pilihan mu.! " Ucap Niken air matanya terus mengalir. 'Kenapa bisa sakit begini ya aku mengatakan itu pada nya. ' Gumam Niken.
Gionino yang terdiam dengan ucapan Niken.
Menghela napas kasar.
"Aku tak setuju! Memang aku tak mencintaimu, tapi aku belum puas membuat mu membayar atas kesalahan kakak mu!" Ucap nya tersenyum sinis membuat Niken mengepal geram
"Kenapa harus aku,
aku tak bisa menerima semua perlakukan mu! " Ucap Niken tak Terima
"Aku tak peduli! Jika kamu ingin membuat keluarga mu hancur, kamu pergi lah..! " Ucap nya enteng.
Mendengar perkataan Gionino membuat Niken menghela napas kasar. 'Aku tak mungkin tega melihat orang tua ku dalam bahaya' Gumamnya.
"Baiklah.. jika itu keinginan kamu, sekarang apa mau kamu mas? " Tanya Niken
"Aku ingin kamu mengikuti semua permainan ini, jika kamu bisa lolos dari permainan ku, aku akan melepaskan mu! " Jawabnya.
"Tapi sampai kapan mas? " Tanya nya Niken lagi
"Sampai aku bosan! " Ucap nya dengan senyum manis
"Dasar pria kejam! " Geram Niken
" Aku memang kejam, itu semua karena kakak mu!
sekarang mandi lah, lalu ikut aku. aku akan memberi kejutan untuk mu! " Ucap Gionino dan meninggalkan istrinya di kamar.
'Kejutan..? apa lagi yang akan dia lakukan pada ku. " Gumam Niken lalu berjalan menuju kamar mandi sebelum itu ia sudah meletakkan kembali koper yang berisi pakaiannya itu , dalam hati nya masih terasa penasaran, apa kejutan yang akan di berikan oleh pria yang sekarang sudah berstatus suaminya itu.
...----------------...
...****************...
.
.
. 30 Menit kemudahan Niken sudah menyelesaikan ritual mandinya. Celingak celinguk mencari koper berisi pakaiannya yang ia taruh di dekat ranjang suaminya, di kamar itu juga Gionino juga tak ada.
"Kemana koper ku? " Gumam Niken yang kebingungan mencari kopernya.
"Tadi Ku letakkan disini. " Menghempaskan tubuhnya yang masih terlilit handuk sebatas dada dan paha duduk di tepi ranjang.
"Huh...
bagaimana aku berpakaian kalau begini, jelas-jelas aku taruh disini, sekarang bagaimana? ". Saat itu pintu kamar tiba tiba terbuka,
Ceklek..
Niken menoleh dan segera bangkit dari duduk nya.
" Mas!! " Terkejut melihat suaminya masuk kamar dengan kondisi ia hanya mengenakan handuk kecil terlilit di dadanya lalu dan berlari kecil ke arah Almari besar milik Gio. 'Bodohnya aku mengira ini rumah ku sendiri dan mengenakan handuk kecil ini saja, malunya aku mau di tarok mana muka ku ini.' Batin Niken merutuki diri sendiri.
glek..
Sedangkan Gionino tertegun melihat kemolekan istrinya yang hanya mengenakan handuk, membuatnya terpaku. Melihat Gionino yang melamun Niken lalu memanggilnya kembali.
"Mas..! " Tersadar istrinya memanggil,
" Kenapa kamu tak memakai baju? ". tanya Gionino dingin yang berusaha menelan susah saliva nya.
Niken yang sedari tadi kesal tak menemukan letak koper nya dimana pun .
" Bagaimana mau pakai baju, lihat!! koper ku saja tak ada, kamu tau tidak mas koper ku ada dimana? ". Tanya Niken jengah
" Huh.. ! " Berjalan mendekat pada Niken.
"ma_mas.. Kamu mau apa? ". Niken yang gugup Gionino mendekati tubuh nya.
" Awas minggir! " Mendorong tubuh Niken kesamping sedangkan Niken hanya bingung saat ia di dorong oleh suaminya. Saat itu Niken memang tengah berdiri di depan lemari besar milik Gionino
"Ih.. biasa aja sih Mas, ! " Sungutnya kesal.
"Kamu menutupi lemarinya. Lihat! " Gionino membuka lemari besar miliknya ditunjukkan nya baju Niken yang sudah tertata rapi dalam lemari. Sedangkan koper nya sudah diletakan diantara baju Niken yang menggantung di almari itu. Niken yang bingung kenapa bajunya bisa ada di lemari suaminya itu.
"Ke_kenapa baju ku ada di situ, siapa yang memindahkan nya,? " Gumam nya yang masih terdengar oleh Gionino.
"Aku tadi yang menyuruh bibi memindahkan nya.! " Ucapnya datar, Melihat Niken yang masih melamun
"Heh.. kenapa melamun, hem.. atau kamu berharap aku melakukan lebih pada mu! " Ucap Gionino sambil mencengkram dagu milik Niken dengan ibu jari dan telunjuknya.
Niken memalingkan wajahnya, melepaskan cengkraman Gionino.
"Huh... Siapa yang berharap begitu. Sudah mas Gio keluar, aku mau pakai baju! ". Titahnya menyuruh Gionino keluar dari kamar
"Aku tak mau pergi. Aku ingin kau memakai baju didepan ku! " titah Gionino yang tak diterima oleh Niken
"Tidak mau mas...
Aku malu jika kamu melihat ku telanjang. Kamu keluar mas! ". Niken yang kesal
" aku kan suami mu, memang kenapa jika aku melihat mu telanjang!
Cepat pakai baju di depan ku!" Titahnya sedikit memaksa. Melihat suaminya yang mulai marah Niken pun mengangguk ketakutan, lalu dia mengambil baju yang akan dikenakannya, memakai pasmina dan juga tunik dipadu dengan legging yang menambah kesan modis.
Gionino yang menatap lekat pandangan nya terhadap Niken. Ia juga seorang pria, melihat tubuh istri nya yang seksi juga membuatnya terpesona.
'Niken ini ternyata cantik juga, tapi dia adalah adik Adelia, tidak aku tak boleh menyimpan perasaan padanya aku harus membalas dendam.' Gumamnya dalam hati.
Niken melihat suaminya yang melamun membuat nya teringat kejutan apa yang akan Gionino berikan padanya. 'apa kejutan yang akan ia berikan pada ku, mengapa perasaan ku jadi tak enak ya' Batin Niken yang merasa tak enak.
Melihat Niken sudah bersiap Gionino pun segera mengajaknya keluar untuk menunjukkan kejutan yang ia maksud.
Ia mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi membuat Niken semakin ketakutan.
"Mas... Mas Gio... apa kamu tak bisa pelan-pelan jika menyetir, ini bahaya mas! " Ucap Niken yang tak di hiraukan oleh Gionino. 'Dasarnya punya suami gila, aku tak mau mati konyol dengan nya, bisa-bisanya mengebut seperti ini! ' Gumam Niken kesal dan juga ketakutan.
Tak lama berselang Gionino menepikan mobilnya di sebuah gedung besar yang bertuliskan SB di bagian gedung paling atas.
Gionino menyuruh Niken turun, dan menarik paksa lengan Niken.
"Mas... lepas... aku bisa jalan sendiri! " Ucapnya sembari memegang tangan Gionino yang masih menarik lengannya itu hingga membekas merah.
"Lepas mas, Sakit tangan ku! " Niken meringis kesakitan
Melihat istri nya yang kesakitan Gionino menghentikan langkah nya, menatap wajah Niken.
" Dasar lemah! " lalu melepaskan cengkeraman tangan nya pada Niken. Di Sana banyak staf kantor yang tak berani melihat Gionino yang kasar juga tak membantu Niken. Staf itu hanya tertunduk saat kedatangan Gionino dan Niken.
'Benar-benar Gila kau Gio, tangan ku sampai merah begini, Dan lihat orang-orang itu seperti nya karyawan disini, tapi tak ada satupun yang membantuku, heh atau jangan-jangan Gionino bos disini, memangnya bos kenapa, gila juga memperlakukan orang kasar seperti ini. ' batin Niken kesal sambil mengikuti langkah suaminya
Setelah Gionino melepaskan lengan Niken ia segera berjalan menuju ruangan miliknya.
Niken yang mengekor hampir ketinggalan masuk lift karena langkah Gionino yang terlalu cepat.
"Cepat masuk! Lelet sekali. " Titah Gionino yang menyuruh Niken memasuki lift bersama nya.
"Iya iya! " Ucap Niken lalu melakukan titah suaminya untuk masuk di lift bersama. Gionino menekan tombol lift ke ruangan lantai paling atas.
Di dalam lift, Niken bertanya sebenarnya apa kejutan yang dimaksud suaminya itu. mengapa ia membawa Niken hingga ke perusahaan besar ini.
"Kenapa kamu membawa aku ke sini sih, mas? " Tanya nya penasaran
"Kau nanti tau sendiri. " Ucapnya dingin
'Dia nih orang apa gunung es sih, dingin banget kalo bicara. mana sok misterius lagi. ' Batinnya kesal tak mendapatkan jawaban dari Gionino.
ting... suara pintu lift terbuka
sampai pada lantai atas tujuan mereka.
Gionino memasuki ruangan kantor yang luas miliknya itu bersama Niken.
Niken melihat sekeliling ruangan kerja yang luas.
"Ini kantor siapa mas? " Tanya Niken penasaran nya semakin kuat..
"Ini kantor ku! ". Ucap Dingin Gionino. ' oh.. ternyata benar ini kantor gunung Es ini. ' Gumam hati Niken
" Oh.. Lalu untuk apa kamu membawa ku ke sini? Apa untuk memperhatikan mu bekerja! ". Ucapan Niken dengan tersenyum sinis dan duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut.
" Aku penasaran kejutan apa yang akan kamu berikan pada ku! ". Sambungnya lagi
" Kamu tunggu saja. Ini pasti sangat membuat mu syok! " Ucap Gionino dengan suara meledek.
"Heh.. ! ". sungut kesal Niken, yang menahan penasaran terhadap kejutan suaminya itu. 'Kenapa aku harus menikahi suami seperti dia, padahal bayangan ku bisa mendapatkan yang bisa menyayangi ku dengan tulus, heh.. dia kasar sok cool dan jahat.! 'Gumam Niken dalam hati.
kring...!
Suara ponsel Gionino berbunyi. lalu ia mengangkat nya.
" iya, segera bawa mereka kesini sekarang! " Ucap Gionino pada seseorang yang menelponnya.
Niken semakin penasaran di buatnya, 'Siapa orang yang menelpon, dan yang di maksud mereka itu siapa? ' Batin Niken semakin bingung.
'Heh.. aku ingin lihat, setelah ini, apa yang akan kamu lakukan Niken. ' Gumam Gionino yang menunjukkan senyum menyeringai membuat Niken bergidik merinding.
...----------------...
Bantu like komen ya say...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!