"Ayah aku mohon, jangan kirim kan aku ke tempat itu,aku takut,aku mohon ayah."Ucap Selina sambil menangis memegang erat kaki sang ayah.
"Menyingkir lah dari kaki ayah ku!"Ucap wanita cantik dengan pakaian yang sangat mewah mendorong Selina untuk menjauh dari kaki peria yang mereka pangil ayah itu.
"Aku mohon,aku tidak ingin pergi ke pulau terpencil itu,aku takut!"Ucap Selina masih dalam keadaan bersimpuh di depan ayah dan adik angkat nya.
"Selina Kyle" Anak yang sengaja di pungut oleh keluarga Kyle demi untuk menghilangkan kutukan putri mereka ya itu Milan Hartono.
Beberapa tahun lalu, ada seorang peramal jahat yang meramalkan keburukan tentang keluarga Hartono, ya itu di mana putri mereka yang bernama Milan Hartono akan mendapatkan kesialan yang akan membuat nya mati di umur delapan belas tahun.
Dan saat itu Milan Hartono berusia tiga tahun.
Mendengar hal itu sang ayah pun menjadi khawatir akan kehilangan putri kesayangannya Milan,ia pun meminta saran dari peramal tersebut bagai mana caranya agar Milan bisa selamat.
Peramal itu pun mengatakan bahwa jalan satu-satunya adalah mengadopsi seorang anak yang tangal,bukan, tahun kelahiran nya sama dengan Milan.
Pak Hartono pun akhirnya mengerahkan seluruh anak buah nya untuk mencari anak yang tangal, tahun,dan bulan lahirnya sama seperti Milan.
Keluarga Hartono adalah keluarga yang cukup terpandang dan kaya raya di kota tersebut.
Karena itu mereka di segani oleh kalangan masyarakat miskin yang berada di lingkungan sekitar mereka.
Bukan hanya itu keluarga Hartono juga terkenal kejam dan sombong.
Satu bulan mencari, akhirnya anak buah Hartono pun menemukan seorang gadis kecil yang berasal dari panti asuhan yang bernama "Selina Kyle" yang saat itu berusia tiga tahun,bulan, tahun dan tanggal kelahiran nya pun sama persis dengan Milan, anak buah Hartono pun akhirnya mengambil Selina dari pantai asuhan tersebut dan menyerahkan nya kepada keluarga Hartono dan mendapatkan upah yang sangat tak terhitung jumlahnya.
Selina di besar kan oleh keluarga Hartono dengan sangat tidak baik,ia di siksa dan di jadikan pesuruh oleh Milan yang jahat.
Namun Selina adalah wanita tangguh dan cukup tabah dalam segala hal,ia bahkan bisa melewati Delapan belas tahun hidup di keluarga Hartono yang memperlakukan nya layaknya seekor burung yang tidak pernah bisa keluar dari sangkar nya.
Setelah delapan belas tahun berlalu, tepat di hari ini adalah hari ulang tahun Selina yang ke delapan belas keluarga Hartono pun akhirnya memutuskan untuk membuang Selina ke pulau terpencil, tempat di mana wanita-wanita yang mengalami gangguan jiwa di asingkan.
"Ayah apa salah ku hiksss."Tangis Selina gemetar ketika dua orang anak buah ayah nya telah berdiri di belakang nya bersiap untuk menyeret Selina keluar dari rumah keluarga Hartono.
"lagi-lagi aku tegas kan,dia itu bukan ayah mu! Dia adalah ayah ku! Apa kau masih tidak mengerti,ayah membesarkan mu karena untuk menyelamatkan aku dari kutukan! Dan sekarang usia mu telah delapan belas tahun dan kutukan itu sudah sirna dari ku dan kau lah yang harus mati!"Ucap Milan dengan nada suara yang terdengar sangat marah.
"Bawa dia!"Ucap pak Hartono kepada dua orang anak buah nya.
"Aku tidak mau, tolong aku,aku tidak gila! Dan aku tidak pantas di kucil kan di pulau terpencil itu!"Teriak Selina sambil memberontak dan menangis.
Tidak peduli seberapa kuat Selina memberontak,dua bodyguard itu bahkan lebih kuat dari nya, menyeret nya masuk ke dalam helikopter dan membawa nya ke pulau terpencil tempat pengasingan orang-orang gila agar dia bisa mati di sana dan tidak mencemarkan nama baik keluarga Hartono.
Mereka juga memasang kan borgol di tangan Selina, namun tidak dua-duanya hanya sebelah saja,dan itu terlihat seperti gelang yang membuat Selina risih.
Borgol itu menjadi bukti bahwa Selina kini adalah tahanan dari pulau terpencil, dan sampai kapan pun borgol itu tidak akan bisa di lepas karena terbuat dari besi murni yang tidak ada kuci nya karena itu hanya lah sebelah tangan saja.
Setelah satu jam menaiki helikopter akhirnya mereka tiba di pulau terpencil tersebut dan meningal kan Selina di sana, hutan hijau yang penuh dengan bermacam-macam pohon buah terlihat begitu indah, namun banyak binatang buas di sana.
Selina tidak bisa berkata apapun lagi,ia hanya bisa menerima takdir yang menimpa dirinya.
Ia berjalan menyusuri hutan kecil tersebut dan benar saja,di sana bukan hanya dia terlihat beberapa wanita yang memakai gelang borgol yang sama dengan nya duduk di bawah pohon dengan tatapan kosong dan tidak berbicara apapun.
Hutan itu tidak luas, kecil bahkan sangat kecil namun padat dengan pohon rindang yang buah nya bisa di makan terlihat beberapa dari mereka memakan buah-buahan di sana untuk bertahan hidup.
Putus asa dan sakit hati, Selina duduk di salah satu pohon dan mulai menatap kosong sekeliling nya.
Entah sejak kapan pikiran nya mulai menerawang dan rasa benci nya mengebu-gebu.
"Aku menginginkan kematian dan kehancuran keluarga Hartono."Itu lah suara batin Selina yang kini berkali-kali terucap.
Hari demi hari, Selina hidup di hutan tersebut,ia mulai mengenal satu sama lain, ternyata tidak semua orang yang di asingkan ke hutan tersebut orang gila atau tidak waras, mereka bahkan masih bisa ngobrol dan ingat keluarga mereka dan mereka juga saling bercerita apa alasan mereka di kucilkan.
Sejak saat itu Selina mulai menjadi kepribadian yang keras di dalam tapi terlihat kalem di luar, ia bahkan sangat irit bicara dan jarang sekali bergabung bersama tahanan lain di hutan tersebut.
"Aku pikir hanya aku yang waras di lempar ke hutan ini, ternyata masih banyak orang yang waras juga di lemparkan ke hutan terkutuk ini."Batin Selina sambil mengigit buah di tangan nya.
Sementara itu di sisi lain.
Di kediaman keluarga Hartono sedang sibuk mengadakan pesta ulang tahun Milan yang ke delapan belas.
"Milan maaf kan ayah,baru bisa merayakan nya setelah beberapa hari ulang tahun mu, karena ayah sangat sibuk."Ucap pak Hartono sambil memegang pundak Milan.
"Tidak apa ayah,aku bahkan sangat senang karena sekarang tidak ada lagi Selina di sini."Bisik Milan kepada sang papa.
"Milan selamat ulang tahun."Ucap seorang laki-laki tampan menghampiri Milan.
"Leo."Ucap Milan terlihat senang karena Leo datang ke pesta ulang tahun nya.
"Leo" Dia adalah laki-laki yang di sukai oleh Milan, namun Leo lebih menyukai Selina saat bertemu di pesta ulang tahun Milan beberapa tahun lalu,saat Selina hanya bisa menjadi pelayan di pesta tersebut.
Bersambung ….
Saat itu Milan mengatakan jika Selina adalah anak dari pembantu mereka karena itu para tamu tidak curiga.
Sangat sakit bagi Selina melihat Milan yang hari ulang tahun nya di rayakan sedang kan Selina yang berulang tahun juga di hari itu hanya bisa menjadi pelayan tamu-tamu mereka, begitu lah di setiap tahun nya.
****
"Di mana Selin?"Tanya Leo yang biasanya memang memangil Selina dengan sebutan Selin karena panggilan semua orang kepada nya juga Selin.
"Dia, dia sudah lama pergi, karena ibu nya tidak lagi bekerja di sini jadi dia ikut ibu nya untuk pulang ke desa mereka."Jawab Milan berbohong.
"Baik lah kalau begitu, tapi apa kau bisa memberi tahu ku di mana kampung mereka?"Tanya Leo kepada Milan.
"Aku tidak tau tentang itu, maaf."Ucap Milan karena tidak ingin Leo tau bahwa keluarga mereka telah mengirimkan Selina ke pulau terpencil.
Leo yabg bodoh pun percaya-percaya saja dengan ucapan Milan, ia pun melupakan Selina karena bagi nya Milan juga wanita yang baik dan cantik mungkin ia bisa menerima Milan karena Selina sudah tidak ada,ia juga berfikir jika Selina sama sekali tidak menghargai dirinya karena pergi tampa ada kata perpisahan atau memberikan sepucuk surat untuk nya, hal itu pun membuat nya kecewa.
Dengan cepat dua tahun berlalu.
Kini umur Selina sudah genap dua puluh tahun dan dia masih hidup di pulau terpencil tersebut dengan gelar ratu keabadian, wajah nya semakin cantik bahkan semua orang yang tinggal di pulau tersebut takut kepada nya karena sosok kalem penuh dendam yang siapa saja menatap nya akan merasakan hawa panas atau kebencian di dalam diri Selina.
Ia hidup dengan makan tumbuhan dan buah-buahan segar di hutan tersebut.
Tepat pagi ini ada sebuah helikopter yang mendarat di pulau terpencil tersebut.
Semua orang berlari menjauh dan bersembunyi, karena mereka yang memiliki gangguan jiwa berfikir itu adalah orang-orang jahat yang kembali akan melempar kan orang baru ke tempat tersebut.
Namun berbeda dengan Selina ia tetap diam membisu di bawah sebuah pohon rindang tempat biasa ia berteduh,ia diam memeluk lutut nya dan menundukkan kepada Tampa sepatah kata pun.
Suara tembakan pun terdengar jelas di depan Selina, seorang laki-laki bertubuh tinggi dan sangat tampan menembakkan peluru dari pistol nya ke atas menandakan agar tidak boleh ada yang bersembunyi atau kabur.
Hal itu sontak membuat Selina terkejut namun ia tidak berkutik sedikit pun.
Laki-laki tersebut di kelilingi beberapa orang di samping nya.
Mereka menatap Selina dan kemudian menghampiri nya karena hanya dia yang tidak kabur dari sana.
Laki-laki bertubuh tinggi dan tampan itu pun berjongkok dan menatap Selina yang sedang menunduk, lalu memegang dagu Selina agar ia bisa mengamati wajah Selina.
"Lumayan,dia menatap wajah ku Tampa rasa takut."Batin laki-laki tersebut sambil mengamati wajah cantik Selina.
"Mengapa orang ini terlihat seperti pesicopat?"Batin Selina sedikit takut.
"Bawa dia."Ucap laki-laki tampan tersebut kepada anak buah nya.
"Tapi tuan muda, apa tidak mau pilih-pilih lagi? Di sini banyak orang yang masih bisa di pilih."Ucap asisten dari laki-laki itu.
"Tidak perlu."Ucap laki-laki itu yang kemudian berjalan mendahului anak buah nya.
Selina pun akhirnya di bawa menuju helikopter mereka dan memasukan nya.
Sementara itu para tahanan pulau terpencil yang lain hanya bisa mengamati Selina yang di seret pergi oleh mereka.
"Aneh mengapa dia tidak melakukan perlawanan?"Ucap seorang wanita yang nasip nya juga seperti Selina di buang di sana tanpa ada penyakit apapun.
"Pertama dia ingin keluar dari sini, makanya dia tidak melawan."Jawab laki-laki yang berdiri di sebelah wanita tersebut.
"Kedua?"Ucap wanita itu penuh tanda tanya.
"Kedua, yang harus di khawatir kan bukan lah dia, tetapi orang yang telah membuangnya ke sini, dia pasti kembali dengan sejuta dendam di hati nya."Ucap laki-laki tersebut.
Setelah keluar dari tempat terpencil itu Selina tingal di sebuah Fila besar milik laki-laki yang membawa nya kemarin dia terus berpura-pura seperti orang yang memiliki gangguan jiwa dan setiap hari nya di jaga oleh dua orang pelayan.
Sebenarnya Selina diam bukan lah karena ia memiliki gangguan mental namun ia pura-pura karena ingin berusaha mencari cara agar bisa kabur dari Fila tersebut.
"Apa yang sebenarnya akan di lakukan tuan muda Melvin kepada wanita itu? Dia tidak memiliki uang dan juga data pribadi."Ucap pelayan yang sedang mengamati Selina yang tengah duduk di ayunan sambil berayun pelan.
"Aku juga tidak tau, mungkin karena wajah nya cantik, dan akan di jadikan istri oleh tuan muda."Ucap pelayan tersebut.
"Hus, jangan asal bicara, tuan muda Melvin masih sehat mana mungkin Menikahi wanita yang memiliki penyakit mental seperti dia?"Ucap pelayan satunya lagi.
"Iya benar juga,aku rasa mungkin akan jadi bahan siksaan tuan muda saja, apa kau ingin beberapa hari yang lalu ayah tuan muda Melvin datang ke sini untuk meminta uang,dan tuan muda mengusir nya dengan kejam, aku tidak habis fikir."Ucap pelayan tersebut melanjutkan gosip mereka.
"Iya sejak jadi pemimpin perusahaan,tuan muda Melvin jadi semakin kejam, beda dengan tuan muda Melvin yang dulu, dia juga terlihat santai saat beberapa tahun lalu adik nya di culik dan di potong jari oleh penculik tersebut dan aneh nya tuan muda Melvin masih bisa tertawa, sungguh jiwa pesicopat."Ucap pelayan tersebut tak habis fikir.
"Betul dan dia juga memaksa ayah nya untuk menyerahkan seluruh aset kekayaan ke tangan nya termasuk perusahaan."Ucap pelayan satunya.
Namun belum sempat mereka melanjutkan pergosipan mereka Melvin pun datang ke tempat tersebut.
Selina yang asik berayun pun berdiri dari ayunannya, namun karena tubuh nya yang tidak terjaga keseimbangan nya ia pun terhuyung ke tubuh Melvin.
Dengan cepat Melvin memegang tangan Selina agar dia tidak terjatuh.
Melihat hal tersebut kedua pelayan itu menjadi pucat karena hampir membuat Selina celaka karena mereka tidak menjaganya dengan baik.
"Maaf kan kami tuan muda maaf kan kami."Ucap kedua pelayan tersebut membungkuk takut.
"Apa-apaan kalian ini, mengurus orang seperti ini saja kalian tidak becus."Ucap Melvin yang kemudian mengendong Selina dan kembali masuk ke dalam Fila.
"Kalian sudah mendapatkan peringatan pertama, ingat jangan ada kejadian seperti ini lagi kalau tidak aku pastikan kalian akan mendapatkan hukuman."Ucap asisten Melvin dengan tegas.
Bersambung ....
"Baik pak baik kami mengerti."Jawab kedua pelayan Selina tersebut menunduk takut.
Asisten Melvin pun kembali masuk ke dalam Fila mengikuti Melvin.
Melvin menurunkan Selina ke atas sofa dengan pelan.
Entah mengapa seorang tuan muda Melvin yang kejam menjadi sangat peduli terhadap seorang gadis yang memiliki penyakit mental dan tujuan dia mengambil Selina dari tempat terpencil tersebut pun masih belum di ketahui apa alasan nya.
"Mulai sekarang kau adalah milikku."Ucap Melvin kepada Selina.
"Milik nya? Apa maksud dia mengatakan jika aku adalah milik nya?"Batin Selina tetep diam dan tenang menghadapi Melvin yang berdiri tegap di depan nya.
Melvin pun mulai membuka jas yang ia kenakan entah apa yabg ingin ia lakukan saat itu.
"Apa yang dia lakukan? Mengapa dia ingin membuka baju di depan orang yang memiliki penyakit mental ini?"Batin Selina takut.
Perlahan Melvin terlihat juga ingin membuka baju dalam nya dan itu semakin membuat Selina ketakutan.
"Aduh-aduh, jangan buka jangan,ya Tuhan apa yang akan dia lakukan kepada ku?"Batin Selina campur aduk.
Namun tepat di saat itu asisten dari Melvin ya itu Tio pun tiba di ruang tamu tersebut, sontak Melvin mengurungkan niat nya.
Ia pun duduk berhadapan dengan Selina dan kembali memegang dagu Selina.
"Kau memang benar-benar mirip dengan nya."Ucap Melvin kepada Selina.
"Mirip dia? Siapa?Musuh atau pacar nya?"Batin Selina penuh tanda tanya.
Tio pun ikut mengamati wajah Selina yang terlihat mirip dengan seseorang yang sangat mereka kenal itu.
"Benar tuan muda, dia sangat mirip dengan nona muda, dan waktu nona muda terkena penyakit yang sama dengan nya dia juga tidak bicara dan hanya diam saja seperti wanita ini. Dan saat nona muda meningal semua orang sangat sedih. "Ucap Tio membenar kan perkataan Melvin.
"Dia meninggal tepat di usia nya yang ke Dua puluh satu tahun."Sambung Melvin terlihat menyimpan luka di setiap ucapan dan tatapan mata nya.
"Benar tuan muda, tapi wanita ini sudah lama tinggal di tempat terpencil itu, namun di tubuh nya sedikit pun tidak terdapat luka goresan atau apapun,aku harap tuan muda berhati-hati dengan nya karena identitas nya juga tidak jelas."Ucap Tio wanti-wanti kepada Melvin.
"Tidak perlu, memang nya identitas apa yang harus aku ketahui?"Ucap Melvin kepada Tio.
"Mungkin saja tuan muda Inggin menyelidiki tentang wanita ini atau orang-orang yang bersangkutan dengan nya?"Ucap Tio menyarankan.
Melvin pun terdiam dan tidak menjawab perkataan dari Tio.
"Bagaimana ini, dia membawa ku pulang ke rumah ini ternyata hanya karena wajah mu mirip dengan seseorang yang dia cintai, aku harus segera kabur aku mana Sudi hidup di dalam Fila ini seperti burung yang hanya jadi seorang pengganti."Batin Selina terus menatap Melvin sambil meneguk Silva nya menahan takut.
"Pikir kan lain kali saja, aku lelah, kau boleh pergi dulu aku ingin tidur di sini."Ucap Melvin kepada Tio.
"Baik tuan muda."Jawab Tio patuh dan kemudian melangkah pergi dari sana.
"Apa maksud nya tidur di sini? Apa yang akan dia lakukan kepada ku? Sial laki-laki ini tidak hanya pesicopat tetapi dia juga sangat mesum."Batin Selina dengan jantung yang mulai berdetak kencang.
Lagi-lagi Melvin mengendong Selina untuk masuk ke dalam kamar nya, hal ini membuat Selina takut namun ia harus benar-benar tetap tenang dan diam layak nya orang yang memiliki penyakit mental yang serius.
Melvin pun merebahkan Selina ke atas kasur king size nya, sambil menatap dalam wajah cantik dan mulus milik Selina tersebut.
"Dengar baik-baik, jika kau berani kabur maka aku akan mematahkan kaki mu, dan membuat mu tidak lagi bisa berjalan."Ucap Melvin menindih tubuh Selina yang terbaring di atas kasur.
Selina sebisa mungkin untuk tidak terlihat gentar dia dengan pintar menyembunyikan rasa takut nya dan berharap situasi seperti ini cepat selesai karena ia benar-benar tidak nyaman.
"Oh iya aku lupa, kau memiliki penyakit mental,mana mungkin bisa mengerti dengan ucapan ku."Ucap Melvin terlihat menyindir Selina dan bangun dari tubuh Selina.
Selina hanya bisa diam dan berbicara dengan suara batin nya.
Melvin masuk ke dalam kamar mandi untuk membasahi tubuh nya yang begitu gerah melihat Selina, namun ia tidak boleh melakukan apapun dulu karena belum saat nya.
Beberapa puluh menit kemudian Melvin pun selesai mandi dan melihat Selina yang duduk termenung di atas kasur sambil menghadap ke arah jendela kamar.
Melvin mendekati nya sambil membawa sehelai handuk kering.
"Bantu aku keringin rambut."Ucap Melvin melempar handuk tersebut ke pangkuan Selina.
"Apa? Mengerikan rambut nya? Laki-laki ini sifat nya benar-benar tidak bisa di tebak."Batin Selina tidak berkutik seolah ia tidak mendengar ucapan Melvin.
Melihat Selina yang diam Melvin pun kembali mengambil handuk tersebut dan melempar nya ke sembarang arah, ia pun kemudian duduk di sebelah Selina.
Melvin meraih tangan Selina dan memegang nya.
"Ingat, lain kali kalau aku suruh bantu keringin rambut ku,kau tidak boleh diam saja, lakukan apa yabg aku minta, malam ini kau selamat karena mungkin belum terbiasa, lain kali jika kau tidak mau maka aku akan memotong satu persatu jari mungil mu ini."Ucap Melvin sambil tersenyum namun terdengar mengerikan.
"Dasar laki-laki tidak normal aku harus mencari cara agar aku bisa secepatnya meningal kan Fila ini."Batin Selina benar-benar tertekan.
"Ingat kau harus menjadi seseorang yang penurut seperti kakak ku karena wajah mu yang sangat mirip dengan nya,kakak ku tidak pernah membantah apapun yang aku katakan."Ucap Melvin sambil mengelus-elus tangan Selina.
"Apa? Jadi perempuan yang mati itu adalah kakak nya? Aku berfikir itu pacar nya, tetapi lebih bagus aku menjadi pengganti Kaka nya dari pada pengganti pacar nya itu sangat mengerikan."Batin Selina.
Melihat Selina yang tidak ada reaksi sedikit pun Melvin pun merebahkan tubuh Selina di kasur dan berbaring di sebelah nya.
Sungguh Selina saat ini terlihat seperti boneka yang seenaknya Melvin harus melakukan apapun kepada Selina.
"Ya Tuhan apa harus adik kakak tidur satu kamar?"Batin Selina merasa geli.
"Peluk aku."Ucap Melvin lagi.
"Apa? Tidak-tidak aku tidak mau melakukan nya."Batin Selina dengan menampilkan raut wajah yang tidak mau.
Selina tidak mampu mengeluarkan suara karna dia sadar jika dirinya sedang berpura-pura menjadi seorang wanita yang terkena gangguan mental jika dia berbicara tamat lah riwayat nya ia hanya bisa bicara dengan batin nya saja.
Bersambung ....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!