Di suatu kampus ternama dimana semua jurusan yang ada di sana merupakan jurusan favorit dan banyak sekali mahasiswa yang menjalani studi di sana.
Kampus itu terletak di pusat kota North Ming yang merupakan pusat model di daerah itu. Semua warga di sana termasuk mahasiswa yang mengikuti studi di sana berpakaian modis sesuai dengan tren perkembangan model saat ini.
Jalanan di sana selalu terlihat ramai dan padat di berbagai sudut jalan. Di kota itu siapa yang lambat akan tertinggal dan tertindas, siapa yang kuat akan maju dan meninggalkan yang lain.
Tak ada istilah berteman di kota itu dan semua orang di sana terlihat sibuk dan cenderung individualis, tak memperdulikan urusan yang lain.
Di jalanan menuju ke kampus Shangjiang. Para pejalan kaki berjalan di trotoar sisi kiri setelah melewati zebra cross dan dan kendaraan bermotor lainnya.
Lampu merah menyala dan beberapa mahasiswa Ya sudah ada yang di tepi jalan seketika menyebrang melewati zebra cross.
“tiit... tiit... tiit...”dalam hitungan ke dua puluh detik lampu di perempatan jalan kembali menyala hijau yang berarti waktunya kendaraan bermotor untuk jalan.
Seorang gadis berambut panjang bertumbuh sedikit lebih gendut daripada temannya menyeberang paling belakang.
“Diin... diin... diin...” suara klakson berbunyi saat sebuah motor melaju dan akan menabrak gadis tadi.
“Kau apa tidak tahu lampunya sudah berwarna hijau... ?”ucap seorang pengendara motor yang terpaksa berhenti karena akan menabrak gadis tadi dengan kesal.
Tang Su, nama gadis tadi segera mundur kembali ke tepi jalan meskipun dia sudah berada separuh jalan dan hampir sampai ke trotoar.
“Lain kali lihat lampu jika menyeberang !”ucap pengendara motor tadi masih emosi menegur Tang Su.
“Maaf...”jawab gadis itu sambil membungkukkan badannya.
Tang Su kemudian menunggu di tepi jalan sambil menatap lampu di perempatan.
“klap... !” lampu menyala merah dan semua kendaraan bermotor seketika berhenti.
Gadis itu tak mau terlambat menyeberang lagi seperti tadi dan dia segera berlari di zebra cross melintasi kendaraan bermotor yang masih berhenti.
Namun tak hanya dirinya saja yang menyeberang, di belakangnya banyak lelaki yang juga ikut menyeberang dan berjalan dengan cepat melewatinya dan membuatnya kembali berada di posisi paling belakang.
“Aku sudah berlari namun aku masih ketinggalan...”batin Tang Su.
Gadis itu tetap berlari dan menembus keramaian. Di ujung jalan lampu kembali menyala hijau.
“whoosh...”semua kendaraan seketika bergerak.
Tang Su yang sudah berada di ujung jalan dan hampir sampai jatuh karena seorang pejalan kaki lain tak sengaja menginjak kakinya.
Saat dia berdiri sebuah mobil meluncur dengan cepat ke arahnya.
“Tidaaak... !”teriak Tang Su saat menoleh ke samping kanan dan melihat sebuah mobil yang meluncur dengan cepat ke arahnya sehingga dia tak bisa menghindar lagi.
“diiiiin.... !”klakson mobil berbunyi melengkung di jalan.
“buuk... !”
“Awas.... !”
Seorang lelaki yang berjalan tepat di belakang Tang Su segera menarik gadis itu dengan cepat dan mereka berdua jatuh di zebra cross saat mobil tempat melintas ke arah mereka.
Tang Su berdiri dan melihat seorang lelaki menyelamatkan dirinya.
“Terima kasih sudah menyelamatkan aku...”ucap Tang Su pada lelaki yang telah menyelamatkan dirinya.
“Lain kali hati-hati...”ucap lelaki tadi kemudian berdiri dan mengambil tasnya yang jatuh kemudian langsung berjalan meninggalkan Tang Su.
“Huft.... untung saja ada yang menyelamatkan diriku...”gumam gadis itu bernafas naga sambil membetulkan kacamatanya.
Dia baru menyadari jika buku yang dibawanya ternyata jatuh dan dia pun mengambilnya.
“tap... tap... tap...”
Tang Su kembali berjalan, banyak pejalan kaki lain yang kembali melewatinya berjalan dengan cepat.
“Kenapa di kota ini semuanya berjalan dengan cepat ? Atau memang aku yang lambat... atau memang mereka yang jalannya cepat...”batin Tang Su.
Gadis itu pun kemudian berlari untuk menyusul para pejalan kaki yang juga merupakan mahasiswa menuju ke kampus Shangjiang.
Akhirnya Tang Su tiba juga di Kampus Shangjiang yang ternama itu. Gadis itu berhenti di depan pintu masuk sambil mengatur nafasnya yang masih tersengal setelah berlari selama sepuluh menit.
“Ternyata kampus nya besar dan terlihat megah.”batin gadis itu tersenyum lebar menatap bangunan tinggi yang berdiri di depannya dan merasa bangga karena bisa masuk Universitas itu.
Beberapa mahasiswi lain berjalan melewatinya dan berbisik.
“Lihat gadis itu... dia seperti gadis dari kampung saja. Lihat Caranya melihat kampus ini seperti tak pernah melihat bangunan seperti ini saja...”ucap seorang mahasiswi lirik arah Tang Su dan berbisik pada temannya.
Seorang gadis lain langsung menatap ke arah Tang Su dan melihat cara berpakaiannya yang tidak sama dengan dirinya dan yang lainnya.
“Lihat selera berpakaian yang terlihat seperti gadis desa...”balas seorang gadis yang menatap Tang Su sambil berbisik lirih dan tersenyum menatapnya.
Beberapa mahasiswa lagi yang berjalan melewatinya juga melakukan hal yang sama. mereka berbisik lirih dan tersenyum setelah melihat ke arah Tang Su.
“Ada apa... dengan mereka semua... ? Aku merasa mereka memperhatikan diriku...atau hanya aku saja yang berpikir demikian ?”batin Tang Su yang lama-lama merasa tak nyaman juga dengan perhatian para mahasiswa yang menatapnya ke sekolah dirinya seorang alien saja.
Gadis itu melihat jam tangan di tangan kirinya dan berjalan kembali sebelum waktu perkuliahan dimulai.
Dengan tubuhnya yang sedikit gendut dia kembali berjalan untuk mencari kelasnya.
“Dimana kelas jurusan Farmasi berada ?”gumamnya saat tiba di sebuah deretan kelas.
Gadis itu kemudian berjalan melihat satu persatu kelas yang ada di sana untuk mencari kelas jurusan farmasi.
Setelah menelusuri beberapa kelas Akhirnya dia pun menemukan kelas jurusan farmasi.
“Jadi di sini rupanya kelasku...”gumam gadis itu melihat sebuah kelas yang terlihat bersih dan tertata dengan rapi dari luar.
Tang Su kemudian berjalan masuk ke kelas itu dan mendapati kelas itu sudah penuh.
“Aku duduk di mana...”gumamnya saat mencari bangku yang kosong untuk dia tempati.
Ada tiga bangku kosong di sana. Gadis itu menuju ke barisan depan dan meletakkan tasnya di meja sambil menatap seorang gadis yang sudah duduk di sana.
“Maaf ini tempat duduk untuk temanku yang belum datang.”ucap gadis itu sebelum Tang Su meminta izin untuk duduk.
Dia kemudian menuju ke bangku kosong yang ada di deretan tengah.
“Permisi... boleh aku duduk di sini ?”ucap Tang Su pada seorang gadis yang sudah duduk di sana duluan.
Gadis itu menatap Tang Su dari ujung kaki sampai ujung kepala dan merasa tidak nyaman melihatnya.
“Maaf ini tempat duduk untuk temanku...”jawabnya.
Tang Su pun kembali berjalan dengan rasa kecewa dan menuju ke bangku kosong yang ada di deretan belakang di mana bangku dan kursi itu terlihat tidak sebagus bangku dan kursi lainnya yang ada di ruangan.
“Tak apalah aku duduk di sini sendiri...”batinnya menaruh tas ke meja kemudian duduk.
Tang Su tetap tersenyum meskipun dia duduk seorang diri di sana.
BERSAMBUNG...
Hari-hari berlalu di kampus Shangjiang. Tang Su aktif mengikuti mata perkuliahan setelah selesai mengikuti kegiatan ospek yang digelar selama satu minggu lamanya.
Di siang hari, di tengah terik matahari saat jam istirahat. Tang Su merasa sangat haus sekali. telepon berjalan seorang diri ke kantin untuk membeli minuman yang bisa menyegarkan tenggorokannya yang terasa kering kerontang.
“tap... tap... tap...”Tang Su berjalan menuju ke kantin melewati mahasiswa lainnya yang berjalan bersama teman mereka masing-masing.
“Mereka berjalan bersama temannya sedangkan aku berjalan seorang diri... kapan aku punya teman seperti mereka...”batin Tang Su melihat para mahasiswa di sana yang mengobrol bersama temannya dan sedikit merasa iri pada mereka.
“haha... hihi...” terdengar suara tertawa kecil dari para mahasiswa yang mengobrol di sepanjang jalan menuju ke kantin.
Tang Su melewati mereka dan sesekali menetap ke arah mereka, terlihat sedikit sedih namun dia tetap tersenyum kecil dan menyemangati dirinya sendiri.
“Aku datang ke kota ini untuk menempuh pendidikan bukan mencari teman...”batin gadis itu kembali mengingatkan prioritas utamanya setelah teringat nasihat dari ayah dan ibunya yang tinggal di desa.
Orang tua Tang Su adalah seorang petani dan peternak yang hidup di desa. Mereka Meskipun orang desa namun mempunyai pemikiran seperti orang kota. Mereka ingin anak-anaknya hidup lebih baik dari mereka. Dan karena hal itu mereka meminta Tang Su untuk belajar di kota. Agar gadis itu nantinya tidak hidup sebagai seorang petani seperti mereka.
Tang Su sampai di kantin. Dia menuju ke lemari pendingin es di mana terdapat banyak berbagai jenis minuman segar di sana mulai dari teh oolong, soft drink, minuman beralkali dan lainnya.
“Apa yang sebaiknya aku beli ?”batin Tang Su terlihat bingung saat melihat jenis minuman yang ada di sana.
Dia sebenarnya ingin mengambil soft drink namun dia urungkan dan memilih yang lain.
“Sepertinya air alkali ini lebih baik daripada soft drink dan meredakan dehidrasi ku lebih cepat.”batin Tang Su kemudian mengambil satu botol minuman beralkali.
Dari belakangnya ada seorang gadis yang juga merasa haus dan ingin mengambil beberapa minuman segar dari sana.
“Sudah belum... ayo cepat pergi jika sudah mengambil minuman yang kau inginkan ! Kenapa lama sekali ?”ucap seorang gadis protes dan tidak sabaran.
Tang Su menoleh ke belakang sambil mengangguk kemudian bergeser ke samping kiri untuk memberikan ruang pada gadis tadi.
“Maaf....”ucap Tang Su lirih sambil menunduk tak berani menatap mata gadis tadi.
“Dasar... lama sekali kau mengambil minuman saja. Dasar gadis gendut....”balas gadis tadi masih menatap Tang Su dengan tatapan kesal.
Tang Su merasa sedih mendapatkan olokan akan seperti itu dan segera pergi dari sana.
“Aku bukan gadis gendut... berat badanku hanya kelebihan sembilan kilo saja dari berat badan normal.”batin Tang Su sambil menahan amarahnya dan mengepalkan tangannya keluar dari kantin.
Di luar kantin Tang Su mencari tempat duduk yang kosong untuk minum karena di dalam kantin penuh dan sesak.
Di tengah jalan dia melihat sesosok lelaki yang tak asing baginya berjalan masuk menuju ke kantin bersama mahasiswa lainnya melewati dirinya.
“Bukankah lelaki itu adalah lelaki yang pernah menyelamatkanku tempo hari lalu saat menyebrang di zebra cross... ?”batin Tang Su yang masih ingat dengan jelas sosok lelaki yang telah menyelamatkan dirinya.
Tang Su hanya berdiri dan menatap lelaki manis itu melewati dirinya. Dia pun ingin mengucapkan rasa terima kasihnya pada lelaki tadi.
“Hey... hei... berhenti aku mau bicara denganmu.”ucap Tang Su memanggil lelaki tadi tanpa menyebut namanya karena tidak tahu namanya.
Lelaki tadi tak mendengar dan asik bercanda dengan teman lelakinya.
“Hey... hey...”panggil Tang Su lagi dengan lebih lantang.
Beberapa orang lelaki yang berjalan di belakang lelaki tadi menoleh ke arah Tang Su sambil berbicara menggunakan kode isyarat. Dia membuka jari telunjuknya dan menunjuk ke dirinya.
Tang Su bisa mengerti kode yang dikirimkan oleh lelaki tadi dan menggeleng.
Lelaki tadi kemudian menggerakkan jari telunjuknya dan menunjuk lelaki yang berjalan di depannya dan melihat Tang Su yang mengangguk.
“Hihihi...”lelaki tadi tersenyum aja sambil menutup mulutnya. Dia pun kemudian menepuk bahu lelaki yang ada di depannya.
“Hey... kau mendapatkan fans lagi tapi kali kali ini fansmu benar-benar tidak seperti yang dibayangkan.”ucap lelaki itu masih terkekeh.
Lelaki tampan tadi berhenti dan menatap temannya yang menepuk bahunya.
“Apa maksud mu Yun Jue... ?”balas lelaki tampan tadi.
“Lihat gadis yang berdiri di sana... dia memanggilmu tadi.”balas Yun Jue sambil menunjuk ke arah Tang Su.
Lelaki tampan tadi kemudian menatap ke arah Tang Su dan berhenti sebentar.
“Dasar kau ini... aku tidak mengenalnya.” balasnya kemudian berjalan lagi bersama para temannya masuk ke kantin.
Tang Su merasa kecewa karena lelaki tadi hanya berhenti saja menatapnya dan kembali berjalan.
“Sudahlah mungkin memang dia tidak mengingatku.”gumam Tang Su kemudian kembali berjalan menuju ke sebuah kursi panjang yang ada di dekat taman dan duduk di sana.
“Glek...glek...glek...”Tang Su segera meminum air isotonik yang dibelinya dengan meneguknya secara langsung dari botol.
Beberapa mahasiswa yang duduk di sebelahnya melihat dan memperhatikan cara gadis itu meminum terlihat berbisik.
“Ihh... gadis itu lihat minumnya saja sembarangan dan jorok seperti anak lelaki...”ucap seorang gadis berbisik lirih pada temannya setelah menatap Tang Su.
“Iya... kita pindah saja kalau begitu...”balas seorang gadis yang ikut menjadi ilfil melihat cara minum Tang Su yang tidak seperti seharusnya seorang gadis.
Dua gadis yang ada di sana kemudian berdiri dan segera berjalan mencari tempat duduk lain yang jauh dari Tang Su.
“Aaah... segarnya...”ucap Tang Su setelah menghabiskan dua botol minuman isotonik lalu menghapus bibirnya secara sembarangan dengan tangannya tanpa menggunakan sapu tangan.
Tang Su menoleh ke arah kiri dan dia melihat ada seorang gadis yang duduk sendirian di sana. Dia pun berdiri kemudian duduk di sampingnya.
“Hai... boleh aku duduk di sini ?”ucap Tang Su dengan tersenyum manis menatap gadis rambut pendek yang disapanya.
Namun tak disangka gadis itu seketika berdiri setelah melihat Tang Su dan meninggalkannya begitu saja tanpa menjawab sapaannya.
“Kenapa dia pergi begitu saja Padahal aku hanya ingin mengobrol dengannya saja.”gumam Tang Su kecewa.
Dia pun kembali melihat beberapa orang gadis duduk di dekatnya.
“Permisi... boleh aku bergabung dengan kalian ?”ucapnya bertanya.
Namun seperti sebelumnya beberapa gadis itu sama sekali tak merespon ucapan Tang Su dan segera berdiri lalu meninggalkannya pergi begitu saja.
Tang Su lagi lagi merasa kecewa dan sedih karena tak ada yang mau diajaknya berteman. Dia pun duduk seorang diri sambil menatap tumbuhan hijau yang ada di depannya dengan tersenyum.
BERSAMBUNG...
Beberapa hari berlalu dan Tang Su menjalani hari perkuliahannya sampai saat ini tanpa seorang teman di sisinya.
Namun gadis itu terlihat tetap riang dan sama sekali tak menunjukkan raut muka kesedihan di wajahnya.
Suatu hari di kelas saat mata kuliah sedang berlangsung. Seorang dosen memberikan mata kuliah Kimia Organik dan di tengah sesi pelajaran dosen itu memberikan tugas pada para mahasiswa yang ada di sana.
“Baiklah... untuk memperdalam materi sekarang saatnya kalian mengerjakan tugas dariku. Bapak minta kalian membentuk satu grup yang beranggotakan lima orang untuk mengerjakan tugas ini.”ucap dosen menjelaskan tugas yang harus dikerjakan oleh para mahasiswa saat ini.
Dua menit kemudian para mahasiswa yang ada di kelas segera duduk berkelompok.
Tampak Tang Su berdiri dari tempat duduknya untuk mencari anggota kelompok. Gadis itu menghampiri beberapa mahasiswa yang ada di kelas yang belum mendapatkan kelompok.
“Hai... bolehkah aku bergabung dengan kelompok kalian ?”ucap Tang Su pada seorang lelaki yang sudah beranggotakan empat orang dan kurang satu orang saja.
Ke empat mahasiswa itu saling pandang dalam diam dan belum memutuskan. Seorang gadis berdiri dan mencondongkan tubuhnya ke depan lalu berbisik pada temannya.
“Aku tidak mau satu kelompok dengan dia. Terserah apa saja kata mu yang penting aku tidak ingin dia bergabung dengan kelompok kita.”ucap gadis itu lalu kembali duduk dan diam.
“Maaf... kami sudah ada satu orang yang akan mengisi kelompok ini. Lebih baik kau mencari kelompok lain.”ucap seorang lelaki menolaknya.
“Hyah... baiklah kalau begitu...”balas Tang Su sambil menghembuskan nafas berat meninggalkan mereka.
Dia lalu melihat ke bangku lainnya untuk mencari kelompok yang masih kekurangan anggota.
“Hai permisi bolehkah aku bergabung dengan kelompok kalian...?”ucap Tang Su bertanya pada seorang gadis di barisan bangku depan.
Gadis tadi tersenyum kemudian menatap ketiga teman lainnya dengan mengedipkan mata.
“Maaf... kami ingin anggota kelompok yang setidaknya sama dengan kami.”balas salah satu gadis terang-terangan menolaknya secara tegas.
Tang Su kemudian pergi meninggalkan mereka dan melihat ke sekitar kelas untuk mencari kelompok yang masih kekurangan anggota.
“Sepertinya sudah tidak ada lagi kelompok yang kekurangan anggota. Jika begitu lebih baik aku mengerjakan tugas ini seorang diri.”batin Tang Su setelah melihat tidak ada lagi kelompok yang kekurangan anggota dan dia pun kembali ke tempat duduknya.
Dari depan kelas dosen memantau dan melihat apakah semuanya sudah mempunyai kelompok atau belum.
“Apa semuanya sudah mempunyai kelompok ? Apa ada yang belum mendapatkan kelompok ?”ucap dosen dengan lantang bertanya pada seisi kelas.
“Sudah...”jawab para mahasiswa yang sudah mendapatkan kelompok.
Tang Su yang belum mendapatkan kelompok mengangkat tangan yang tinggi-tinggi.
“Ya... yang duduk di belakang ada apa ?”tanya sang dosen pada Tang Su.
Tang Su berdiri karena duduk di barisan paling belakang agar suaranya terdengar jelas dan dimengerti oleh dosennya.
“Maaf bapak... aku belum mendapatkan kelompok.”jawab Tang Su lantang menatap lurus ke depan.
Dosen kemudian Berjalan ke depan ke tengah mahasiswa yang sedang duduk di kursinya masing-masing untuk melihat apakah masih ada yang belum mendapatkan kelompok.
Dosen melihat ada satu kelompok yang anggotanya terdiri dari empat orang.
“Anggota kelompok mu kurang satu orang.”ucap sang dosen menghampiri kelompok yang kekurangan anggota.
Keempat mahasiswa itu saling berpandangan dan diam menatap dosennya.
“Kalau begitu kalian tambahkan satu mahasiswa itu dalam kelompok kalian.”ucap dosen menyambung kalimatnya.
Keempat mahasiswa tadi saling berpandangan lagi. Mereka sebenarnya tidak mau menerima Tang Su untuk menjadi kelompok mereka namun mereka tak bisa berbuat apapun jika dosen yang turun tangan secara langsung.
“Baik pak...”jawab keempat mahasiswa itu secara bersamaan sambil mengangguk dan terpaksa.
Dosen berbalik dan menatap ke arah Tang Su.
“Mahasiswi yang di sana cepat ke sini dan bergabung dengan kelompok ini.”ucap dosen memanggil Tang Su.
“Baik pak...”jawab gadis itu sambil tersenyum dalam hati dan merasa senang karena akhirnya mendapatkan kelompok.
Tang Su segera berjalan keluar dari tempat duduknya lalu menuju meja barisan depan dan menghampiri dosennya.
“Baik sekarang gadis ini akan menjadi kelompok kalian. Maka segera kerjakan tugas yang kuberikan untuk kalian semua.”ucap dosen tadi pada keempat mahasiswa tadi.
“Terima kasih, pak...”ucap Tang Su pada dosen yang telah membantunya.
Dosen itu hanya mengangguk kemudian berjalan kembali ke depan kelas dan duduk di tempatnya.
Tang Su kemudian segera duduk dan bergabung dengan kelompok tadi. Keempat mahasiswa itu tak bisa berbuat apa-apa lagi dan membiarkan gadis itu duduk dengan mereka.
semua mahasiswa yang ada di kelas saat ini sedang terlibat diskusi dengan kelompok mereka masing-masing untuk mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh dosennya.
Kelompok Tang Su pun terlihat serius berdiskusi mengerjakan tugas.
“Hei Tang Su... kau mengerti tidak dengan tugas kita ?”tanya salah seorang gadis yang terlihat meremehkan Tang Su.
“Mungkin dia tidak tahu Wei Lan...”jawab seorang lelaki yang juga ikut memandang rendah Tang Su dan mempunyai pikiran yang sama Jika garis itu merupakan gadis bodoh di lihat dari penampilannya.
Tang Su tidak langsung menjawab namun dia membaca terlebih dulu soal-soal yang diberikan tadi.
“Aku bisa mengerjakannya teman-teman.”jawab Tang Su sambil tersenyum yakin dan membuat keempat orang yang duduk bersamanya tak percaya pada ucapannya.
Tang Su melihat anggotanya tidak percaya pada dirinya. Maka dia pun membuktikannya dengan mengerjakannya agar membuat para temannya itu percaya pada kemampuannya.
“sraat... tik...”Tang Su mengerjakan tiga soal dengan cepat.
“Ini soal yang sudah ku kerjakan...”ucap Tang Su sambil menunjukkan soal yang sudah dia kerjakan pada para temannya.
Keempat mahasiswa itu melihat soal yang sudah dikerjakan oleh Tang Su.
“Jawaban yang dia tulis benar.”batin keempat mahasiswa tadi.
“Tentu saja kau bisa mengerjakannya karena ini soalnya mudah sekali.”ucap salah satu anggota kelompoknya tak mau mengakui kemampuan Tang Su.
“Coba saja kau kerjakan soal lainnya.”ucap salah satu gadis dan menyadarkan beberapa soal lagi pada Tang Su.
Tang Su pun mengerjakan beberapa soal tadi dan menunjukkan nya pada anggota kelompoknya.
Keempat anggota lainnya melihat jawaban Tang Su dan ternyata jawabannya benar.
Mereka pun tersenyum lebar dan dengan senang hati menggunakan jawaban Tang Su kemudian mengumpulkannya.
Satu jam kemudian mata pelajaran Bio Kimia berakhir.
Begitu mata kuliah itu selesai keempat orang tadi segera berdiri dari tempat duduknya masing-masing dan kembali ke tempat duduk mereka sebelumnya.
Mereka meninggalkan Tang Su tanpa menyapa atau mengajaknya bicara.
Sedangkan Tang Su hanya menatap saja keempat mahasiswa tadi dan tanpa berkata-kata dia pun juga segera kembali ke tempat duduknya.
BERSAMBUNG...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!