NovelToon NovelToon

Pergi Untuk Bahagia!

Bab 1

"Auliaaaaaaa" teriak Yona, sang Ibu mertua dengan sangat nyaring.

"Iya Bu, ada apa?" tanya Aulia yang datang dengan pakaian basah karena sedang mencuci.

Brak.

"Bayar tagihan listrik dan jangan lupa uang belanja" ucap Yona sambil meletakan rekening listrik di meja makan.

Deg.

"Bu, bulan ini gajih Mas Bisma sudah aku bayarkan untuk sekolah Wulan" balas Aulia menundukan kepala nya.

"Jadi harus Ibu yang bayar, begitu? Gajih Bisma kan besar pasti ada lebih nya, kenapa pelit amat" ucap Yona dengan keras.

Setelah itu, Yona pergi dengan melenggang tanpa menatap sang menantu. Dia akan pergi arisan di Rumah teman nya bersama Wulan, Adik ipar Aulia.

"Bagaimana ini, uang dari Mas Bisma memang masih ada tapi untuk kebutuhan yang lainnya dan juga uang belanja" gumam Aulia meremas daster nya kuat.

Lalu Aulia membawa rekening tersebut, dia letakan di nakas kamar dan dia sendiri kembali ke belakang untuk mencuci.

Hari ini Weekend, Bisma biasanya sedang bersepeda keliling komplek. Dan Aulia sendiri mencuci pakaian seluruh penghuni Rumah.

**

Jam 10 pagi Bisma pulang, dia langsung ke kamar untuk membersihkan diri. Namun netra mata nya melihat rekening listrik.

"Pasti Ibu menyuruh Aulia membayar nya, padahal uangku habis untuk Wulan" gumam Bisma dengan kesal.

Bisma melangkah masuk ke kamar mandi, dia akan menanyakan langsung nanti pada Ibu nya.

Sedangkan Aulia, baru saja selesai membersihkan Rumah dan yang lainnya. Dia masuk ke kamar dan menyiapkan baju ganti untuk Suami nya, Aulia sudah tahu karena tadi melihat Bisma masuk ke kamar.

"Huh, lelah sekali" gumam Aulia mendudukan bokong nya di sofa.

Aulia memejamkan mata nya sebentar guna merilekan tubuh nya yang lelah, dia juga menghela nafas kasar beberapa kali agar lelah nya segera pergi.

Ceklek.

"Aul, kamu kenapa?" tanya Bisma saat melihat Istri nya yang cukup pucat.

Aulia yang mendengar suara Bisma pun membuka mata nya, dia lalu menggelengkan kepala seraya tersenyum.

"Kamu sakit, sayang?" tanya Bisma kembali seraya melangkah mendekati Aulia.

"Tidak Mas, aku hanya butuh istirahat sejenak saja" jawab Aulia dengan lirih.

Bisma menggeleng, dia lalu mengenakan pakaian dengan segera. Setelah nya dia mendekati Aulia dan meraba kening Istri nya.

"Kamu demam, sayang. Ayo ke Rumah sakit" ajak Bisma dengan panik.

"Gak perlu, Mas. Aku hanya perlu Istirahat saja dan nanti juga sembuh sendiri" ucap Aulia lembut.

Bisma hanya bisa pasrah, dia lalu menggendong Aulia untuk berbaring di atas kasur.

"Tidurlah, Mas akan ke apotik untuk beli obat" ucap Bisma.

Aulia mengangguk, dia lalu memejamkan mata nya kembali karena merasakan pusing yang mendera kepala nya.

Cup.

Bisma mengecup kening Aulia dengan lembut, lalu dia pergi untuk ke apotik yang ada di ujung komplek. Sebenarnya dia merasa cemas karena apotik nya cukup jauh dan Aulia sendirian, namun jika tidak cepat maka lebih kasihan juga Aulia.

Aulia tertidur saat Bisma menutup pintu kamar nya, dia memang cukup lelah karena pekerjaan Rumah dia yang menghandle.

*

Bisma melajukan mobilnya dengan lumayan tinggi, dia sangat cemas karena Aulia sendirian di Rumah.

Hingga beberapa saat dia sudah sampai di apotik, namun sangat sayang karena apotiknya tutup.

"Ah sial, kenapa harus tutup. Huh, terpaksa harus ke dekat Rumah sakit" gerutu Bisma dengan melajukan mobil nya dengan agak tinggi.

"Semoga saja Ibu cepat pulang, aku cemas sekali karena tak ada siapapun di Rumah" gumam Bisma kembali.

Bisma fokus kembali pada jalanan, dia lalu melihat kesana kemari berharap ada apotik yang buka di sekitaran sana.

Dan sangat kebetulan, tak jauh dari sana ada apotik dan Bisma sangat bersyukur.

Bisma langsung membeli obat penurun panas dan yang lainnya, dia akan menyetok beberapa obat agar Istri nya nanti tidak repot.

"Ah syukurlah disana ada bubur, aku sekalian saja" gumam Bisma berbinar saat tak jauh dari apotik ada penjual bubur ayam.

Setelah selesai, Bisma melajukan kembali mobilnya untuk pulang. Dia sudah cukup lama meninggalkan Aulia di Rumah sendirian.

Entah kenapa perasaan Bisma mendadak tak enak, dia teringat akan Aulia yang di Rumah. Bahkan dada nya terasa sesak saat mengingat wajah pucat Aulia.

"Kamu yang sabar ya, sayang. InsaAllah jika uangku nanti cukup, aku akan membawa kamu pergi dari Rumah Ibu" gumam Bisma.

Tak berselang lama, dia sudah sampai di halaman Rumah Ibu nya. Bisma langsung keluar dan bergegas masuk ke dalam Rumah.

Deg.

"Auliaaaaa" teriak Bisma dengan lantang.

Bruk.

"Bi bisma" lirih Yona

Bisma langsung meraih tubuh sang Istri yang sudah terkulai tak berdaya di atas lantai. Lalu sorot mata nya menatap Adik dan Ibu nya dengan tajam.

"Apa yang kalian lakukan pada Istriku?" tanya Bisma dengan geram.

"Kak Aulia malah enak-enakan tidur, jadi Ibu menyeretnya untuk memasak makan siang buat kita. Namun dia malah memecahkan benda kesayangan Ibu karena jalannya sempoyongan dan akhirnya Ibu marah" jawab Wulan dengan santai.

Yona hanya melototkan mata tajam pada Putri nya, dia geram karena Wulan membongkar di depan Bisma.

Bisma mengepalkan tangannya dengan kuat, dia lalu berlalu dari sana dan membawa Aulia keluar Rumah. Bisma akan membawa nya ke Klinik yang tak jauh dari Rumah sanh Ibu.

"Maafkan aku, sayang" gumam Bisma dengan berkaca-kaca.

Bisma meninggalkan Rumah nya dengan segera, dia sudah khawatir akan keselamatan sang Istri.

Sedangkan Yona, dia menjewer Putri nya dengan kesal. Bagaimana dia bisa sepolos itu, atau memang bodo*.

"Ibu, sakit" kesal Wulan melepaskan tangan sang Ibu dari kuping nya

"Kenapa kau malah jujur pada Kakak mu, hah. Dasar gadis bodo*" teriak Yona penuh dengan kekesalan.

Ck.

"Kan memang itu kenyataannya, lagian Ibu juga sih tega amat sama Kak Aul" balas Wulan dengan berdecak.

"Sudahlah sana pergi, kau hanya membuatku pusing saja" usir Yona.

Dengan senang hati Wulan pergi dari Rumah, dia akan menemui pacar nya.

Wulan baru saja menginjak kelas 1 Sekolah menengah atas, namun entah kenapa dia seakan bersikap polos atau lebih ke bo*oh jika menyangkut Yona.

Tetapi Wulan sangat pintar, bahkan dia selalu juara umum di sekolah nya.

*

Yona masuk ke dalam kamar nya, dia terus saja menggerutu karena sikap bo*oh Putri nya.

Sudah di pastikan bahwa nanti Bisma akan marah padanya.

"Semua gara-gara Wulan, awas saja kau" gerutu nya sambil menghentakan kaki.

"Bagaimana aku mencari alasannya nanti, ahhhh" kesal Yona.

Dia lalu menghempaskan tubuh nya ke atas kasur empuk, dia tidak tahu akan berakibat seperti ini.

.

.

.

.

.

.

Bab 2

Bisma menunggu Dokter yang sedang memeriksa Aulia, dia bahkan mondar-mandir dengan meremas tangannya karena saking khawatir nya.

"Bertahanlah, Aul" gumam Bisma.

Ceklek.

Pintu terbuka, Bisma langsung mendekati Dokter untuk menanyakan keadaan Aul.

"Bagaimana Dok?" tanya nya dengan panik.

"Tenanglah, Aulia tidak apa-apa. Dia hanya perlu istirahat total saja" jawab Dokter.

"Masuklah, dia sudah siuman" ucap Dokter kembali.

Bisma menganggukan kepala nya dan berlalu setelah mengucapkan terimakasih.

"Sayang" panggil Bisma dengan penuh khawatir.

Aulia hanya tersenyum kecil dengan wajah pucat nya, dia merasa tidak punya tenaga hanya untuk berucap.

"Setelah pulang dari sini kita langsung ke Rumah Mama ya, aku tak tenang soalnya besok aku akan pergi ke luar Kota selama 3 hari" jelas Bisma lembut.

"Aku terserah kamu saja, Mas" balas Aulia lirih.

Cup.

Bisma mengecup kening Aulia dengan lembut, dia lalu memeluknya dengan hangat.

"Maafkan aku, aku akan bekerja keras agar kita punya Rumah sendiri" batin Bisma.

Aulia mengusap lembut lengan Bisma, dia tau bahwa Suami nya sedang khawatir, kecewa dan marah.

"Sudahlah, aku tak apa. Nanti malam juga boleh pulang kok" ucap Aulia lembut.

Hufh.

Bisma menghembuskan nafas kasar, dia tersenyum.

"Iya sayang, kita akan langsung ke Rumah Mama mu. Tadi aku sudah memberitahu mereka" balas Bisma.

"Tapi Mama tak tahu aku sakit?" tanya Aulia panik.

"Tahu, namun aku sudah menjelaskannya dan mereka akhirnya tak terlalu panik" jawab Bisma.

"Huh syukurlah" lirih Aulia.

"Bisa ceritakan bagaimana kejadiannya sampai kamu memaksa masak hingga drop?" tanya Bisma lembut namun penuh tekanan.

Aulia menghela nafas, dia lalu menganggukan kepala nya dan menyuruh Bisma membantu nya agar duduk.

Setelah di posisi enak, Aulia lalu memegang tangan Bisma dengan erat.

-Flashback.

Hampir setengah jam Bisma pergi, Yona dan Wulan datang dari arisan. Keduanya langsung menuju ke meja makan dan disana tidak terhidang apapun.

"Auliaaa"

"Auliaaa"

Yona berteriak dengan sangat lantang, karena dia tahu bahwa Bisma tidak ada di Rumah.

Brak.

"Heh, kau malah enak-enakan tidur dan makanan belum ada" bentak Yona sambil membuka selimut Aulia paksa.

Karena memang pusing dan demam, Aulia hanya diam dan terus saja tidur. Namun hal tersebut membuat Yona murka dan menyiramnya dengan air yang ada di gelas.

"Uhuk uhuk"

"Bagus, bangun juga kau pemalas" ucap Yona sinis.

"Ada apa, Bu? Aku tak enak badan" jelas Aulia lirih.

Yona mendengus, dia tak percaya dan langsung saja menyeret paksa Aulia dari atas ranjang.

Bruk.

Tubuh lemah Aulia limbung dan akhirnya terjatuh, namun Yona tak kasihan sama sekali dan mengabaikannya.

Yona terus saja menyeret Aulia hingga dia sampai di dapur, Aulia terpaksa bangkit dari duduk nya dan memulai memasak.

Yona diam saja dengan terus memperhatikan Aulia yang sesekali limbung, bukannya kasihan dia malah membiarkannya dan terus mencaci nya.

Hingga akhirnya masakan jadi dan Aulia menghidangkannya. Aulia melangkah untuk kembali ke kamar, namun baru di ruang tengah dia sudah bisa mendengar pekikan Ibu mertua nya.

Bugh.

"Kau mau meracuniku ya, kenapa masakanmu sangat asin, hah" bentak Yona setelah memukul lengan Aulia.

Namun belum juga Aulia membela, pintu terbuka dan dia sudah terjatuh pingsan.

-FlashNow.

"Kamu mau percaya atau tidak itu terserah kamu, Mas. Aku hanya bicara apa adanya saja" ucap Aulia lirih.

"Maafkan Mas, Mas janji akan mengumpulkan uang agar kita punya Rumah" balas Bisma memeluk Aulia dengan erat.

Aulia mengusap lembut punggung kokoh Suami nya, dia bertahan karena Suami nya begitu baik dan sangat menyayangi nya.

"Tidak apa, kita menabung lebih banyak lagi ya" ucap Aulia lembut.

Bisma menganggukan kepala dengan mengecupi seluruh wajah Aulia, dia teramat sangat mencintai wanita yang berstatus sebagai Istri nya ini.

Hampir malam, Bisma menyuruh Aulia untuk istirahat kembali setelah ia makan dan meminum obat nya. Bisma sendiri akan pulang lebih dulu untuk menyiapkan keperluan Aulia dan dirinya.

"Maafkan aku ya Mas, kamu jadi repot sendiri" ucap Aulia sebelum Bisma pergi.

"Tidak apa, sayang" balas Bisma.

Lalu Bisma berpamitan pada Aulia, dia menitipkannya pada tetangga Rumah yang memang kenal dengan Aulia dan Bisma.

Setelah kepergian Bisma, pintu kembali terbuka dan munculah perawat yang memang kenal dengan Aulia.

"Ck, tumbang juga lu" kekeh Mira.

"Gue udah bilang, lu pergi aja dari pada harus menderita gini" celetuk nya lagi sambil duduk di samping Aulia.

"Kalau tempat kerja Mas Bisma dekat dengan Rumah Mama, aku pasti akan mengajaknya tinggal disana. Inikan jauh banget" balas Aulia dengan helaan nafas.

Mira mengusap lengan Aulia dengan lembut, dia tau semua yang di lakukan oleh Yona pada Aulia.

"Kau harus sabar, aku yakin suatu saat kau akan bahagia" ucap Mira.

Aulia mengangguk, dia merebahkan tubuh nya karena merasakan kantuk yang melanda.

"Istirahatlah, aku akan menunggu mu sampai Bisma datang" ucap Mira kembali.

Lalu Aulia pindah duduk nya, dia membiarkan Aulia untuk istirahat agar cepat pulih.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bab 3

Malam hari nya, Aulia dan Bisma pergi menuju ke Rumah orangtua Aulia. Bisma tidak ingin mengambil resiko dengan membiarkan Istri nya di Rumah bersama sang Ibu.

"Mas, apa Ibu tidak marah?" tanya Aulia, dia tahu bahwa Ibu mertua nya akan selalu marah dan mencari alasan jika mereka menginap di Rumah orangtua Aulia.

"Tidak, bahkan Mas tidak melihat batang hidung nya sama sekali. Mungkin Ibu sama Wulan sedang tidur jadi tidak tahu kalau Mas pergi membawa beberapa barang" jawab Bisma santai.

Hah.

Aulia membuang nafas, sudah bukan hal baru jika Ibu mertua nya memang selalu tidur sore bahkan sampai malam.

"Sudah, kamu istirahat saja. Perjalanan kita masih agak jauh, sayang" ucap Bisma lembut.

Aulia mengangguk, dia kemudian memejamkan mata nya yang memang masih mengantuk.

Dokter menyarankan untuk besok pagi untuk pulang nya, namun Bisma tidak bisa karena dia akan pergi ke Yogyakarta untuk tugas dari perusahaan.

Hingga 1 jam lebih mobil yang di bawa Bisma sampai di Rumah orangtua Aulia, Tanggerang. Terlihat Mama dan Papa Aulia sudah menunggu di depan, tak lupa juga Abang nya pun turut ada.

"Eungghh" lenguh Aulia saat merasakan mobil berhenti.

"Udah sampai ya, Mas?" tanya Aulia.

"Iya sayang, lihatlah mereka menunggu kita" jawab Bisma sambil menunjuk keluarga Aulia.

Aulia tersenyum, dia lalu keluar dari mobil. Aulia berlari memeluk tubuh sang Mama yang sangat di rindukannya.

"Bagaimana keadaan mu, Nak?" tanya Mama Aul.

"Aulia sudah membaik, apalagi ketemu kalian" jawab Aulia berbinar.

"Ayo masuk dulu, sudah malam" ajak Papa Aulia.

Bisma mengangguk, dia lalu masuk bersama Abang ipar nya dengan menyeret koper Aulia.

"Ma, Pa, aku mau sekalian nitip Aulia. Besok aku akan ke Yogyakarta untuk 3 hari ke depan" jelas Bisma setelah mereka duduk di ruang tamu.

"Iya Nak, kamu tenang saja. Kamu jangan khawatir dan fokus saja kerja" jawab Papa mertua nya.

"Pergilah istirahat, kalian pasti lelah. Apalagi Aulia baru keluar dari Klinik" ucap Abang Aulia.

"Baiklah Bang, yaudah kami ke kamar dulu" pamit Aulia pada keluarga nya.

Mama, Papa dan Abang nya hanya mengangguk, kemudian mereka juga ikut melangkah masuk ke kamar nya untuk istirahat.

**

Sedangkan di Rumah Yona, dia baru saja bangun dan melihat kesekeliling nya gelap.

Yap, Bisma tidak menyalakan lampu ataupun menutup gorden Rumah Ibu nya. Dia membiarkannya begitu saja karena masih kesal akan perilaku sang Ibu.

"Kenapa ini gelap, apa mati lampu ya" gumam Yona.

Yona lalu menyalakan lampu di kamar nya, dan ternyata nyala. Dia langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya.

"Aku akan mandi dulu ah, nanti baru makan" gumam Yona dengan enteng.

Hingga beberapa saat dia sudah siap, lalu melangkahkan kaki nya keluar kamar.

Yona menghidupkan lampu terlebih dulu, dia lalu melangkah ke meja makan.

Brak.

"Kenapa tidak ada makanan sama sekali" geram nya dengan kesal.

"Auliaaaaaa, Bismaaa" teriak nya.

Tok

Tok

Bukannya mendapatkan jawaban, malah ada yang mengetuk pintu dari luar Rumah.

"Ck, siapa lagi sih" gerutu nya.

Ceklek.

"Hai Bibi Yona, anda pasti mencari Bisma dan Aulia ya? Apa anda lupa kalau mereka tidak ada di Rumah" ledek Mira dengan sinis.

"Ah pasti anda lapar, bukan? Tuh di depan sana Putri anda sedang makan martabak mesir dan sate kambing dengan pacar nya" ucap nya lagi dengan penuh ledekan, bahkan Mira memamerkan kresek bakso yang sangat menggugah selera.

Glek.

"Pergi sana, kau malah membuatku muak" kesal Yona.

Bruk.

Yona menutup pintu dengan kesal, namun dari arah luar terdengar gelak tawa yang sangat renyah dari Mira.

"Anak siala*" gerutu Yona.

Yona lalu mengambil ponsel nya, dia menelpon Wulan agar membawa makanan untuk nya yang kelaparan. Namun sayang, nomor Wulan sama sekali tidak aktif.

"Kemana anak ini, awas saja" ucap Yona penuh kekesalan.

Kemudian Yona keluar Rumah, dia akan mencari makanan di sekitaran komplek Rumah nya yang memang selalu ramai.

"Huh, nasib" gerutu Yona.

.

.

.

.

.

.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!