NovelToon NovelToon

Pernikahan CRAZY RICH

SEMPURNA SEPERTI MALAIKAT NAMUN JUGA CACAT

Dahulu kala hidup seorang gadis kecil yang sangatlah cantik. Dia begitu sempurna, hingga setiap orang yang melihatnya pasti akan terkesima.

Namun, gadis kecil yang wajahnya begitu sempurna bagaikan malaikat, ternyata juga cacat.

Gadis kecil itu berdiri di balkon. Mata indah nya dengan pupil berwarna biru muda memandangi pemandangan dengan hampa dan tanpa harapan.

Bibirnya yang indah seharusnya begitu ranum dan berwarna merah muda kini berubah menjadi pucat dan kering, bahkan bibir bawahnya seperti aliran sungai yang kering begitu banyak pecahan-pecahan yang menimbulkan luka dan berdarah.

Gadis kecil itu sempurna, usianya masih 7 tahun namun sebuah tragedi membuatnya kehilangan jiwanya, ia cacat secara rohani serta kejiwaannya.

Seorang anak kecil yang tentu saja masih lebih kecil dari gadis itu mendekat. Balita yang masih berusia kurang lebih 1 tahun.

“Babaaa… Baa.. Baa… main… mama mama…” Celotehnya yang belum bisa berbicara lancar.

Balita itu menarik narik gaun putih sang gadis kecil namun ia tetap tak bergeming. Kakinya yang kurus tanpa memakai alas pun terlihat tulang belulangnya.

“Astaga kenapa Hector ada di sini, dimana para pengasuh.”

Seorang wanita paruh baya mendekat dan menggendong sang balita.

“Maafkan saya nyonya Patricia, saya harus membersihkan dan mencuci sembari menjaga tuan muda Hector. Saya tidak tahu jika ternyata tuan muda sampai ke sini dan menemui kakak perempuannya.” Seorang pengasuh berlari dengan tergopoh dan terengah.

“Kemana para pengasuh yang lainnya?”

“Mereka pergi Nyonya, kata mereka, keluarga ini sudah hancur dan berakhir dengan kebangkrutan dan tidak akan pernah bisa memberi gaji untuk mereka.” Bisik pengasuh tersebut dengan ragu sembari melirik pada gadis kecil yang menatap hampa pemandangan di luar mansion.

Patricia mendengus kesal.

“Bahkan keluarga ini masih bisa membeli nyawa mereka! Bawa Hector pergi!” Kata Patricia kesal.

“Baik Nyonya.”

Kemudian wanita paruh baya tersebut menyentuh kedua bahu gadis kecil yang sedari tadi tidak pernah bergeming dari tempatnya.

“Udara semakin dingin ayo masuk.” Kata wanita paruh baya tersebut.

Setelah Paricia pergi, gadis kecil itu terbaring tanpa jiwanya di atas ranjang. Matanya seakan ingin terlelap namun sekuat mungkin ia menahannya, membukanya lebar dan ingin tetap terjaga.

Namun pada akhirnya mata yang ia jaga agar tetap terbuka menutup juga karena ia benar-benar mengantuk.

Tiba-tiba tangan dengan kuku-kuku yang tajam dan panjang muncul dari balik kasurnya dan mencengkram lalu mencekik lehernya.

Tubuh seorang wanita dengan wajah rusak tanpa tangan dan rambut panjang yang menjuntai kebawah mengenai wajah gadis kecil itu, tubuh wanita itu melayang tepat di atas tubuh gadis kecil tersebut. Mata nya begitu mengerikan dan menatap penuh dengan kebencian padanya. Lalu wanita itu berteriak.

Wanita itu adalah ibunya yang meninggal dalam kecelakaan maut.

“KAMU ANAK SIALAN! KAMU PENYEBAB KECELAKAAN ITU! KENAPA KAMU MASIH HIDUP DAN KAMI YANG MATI! KENAPA KAMU BISA SELAMAT! KAMU IBLIS BAGAIMANA BISA KAMU BISA SELAMAT DARI KECELAKAAN MAUT ITU JIKA KAMU BUKANLAH IBLIS!!! KAMU HARUS MATI!!!

“Aakk… Aakkk…!!!”

Cekikan itu semakin keras dan membuat tekanan yang dalam.

Gadis kecil itu menekan lehernya, ia ingin melepaskan diri dari cengkraman tangan berkuku panjang itu yang memiliki cat berwarna merah darah.

Gadis kecil yang ketakutan dan menangis tidak bisa berteriak, suaranya tercekat sampai di lehernya.

Samar-samar ia mendengar suara orang yang paling dia kenal.

“…Alaris Dwyne bangun..”

Setelah beberapa saat dengan suara panggilan-panggilan samar memintanya bangun, lalu perlahan semua pun terdengar jelas bagi telinganya.

“Nona Alaris Dwyne apa anda bermimpi buruk lagi? Bangun Nona.”

Mata sembab itu pun terbangun dari tidurnya. Alaris menarik nafas dalam-dalam dan duduk bersandar. Alaris terbantuk-batuk hingga tubuhnya terpental. Jantungnya masih berdetak tidak karuan, keringat dingin membasahi seluruh tubuh dan rambut panjangnya.

“Nona, saya akan menyiapkan obat anda.”

“Brida…” Kata Alaris pelan dengan tenaga yang masih tersisa.

“Ya Nona.”

“Hari ini kita mengunjungi peristirahatan Bibi Patricia.”

“Baik Nona.”

*****

Alaris memakai setelan pakaian hitam dengan elegan, tak lupa ia juga memakai kacamata hitam yang membuat tampilannya semakin cantik, ia berdiri di dekat pusara sang Bibi.

"Bibi, aku merindukanmu. Semoga kamu bisa tenang di sana, aku sudah menjadi wanita yang kuat seperti apa yang kamu minta dulu, aku juga sudah membangun perusahaanku sendiri dengan kedua tanganku, dengan jerih payahku, tapi ini semua tidak akan sebanding dengan apapun sebelum aku menemukan siapa yang menyebabkan kecelakaan kedua orang tua ku. Bibi, sebentar lagi Hector juga akan menyelesaikan study nya dia akan menjadi orang yang hebat."

Kemudian Alaris menaruh bunga di atas pusara tersebut dan berjalan pergi. Di belakangnya Brida menemaninya dengan setia. Mereka akan menuju perusahaan.

*****

Alaris Dwyne duduk di kursi kebesarannya, wanita cantik itu memiliki tubuh tegap yang ideal, ia juga memiliki rambut berkilau yang panjang dan tebal, sosok dingin yang tanpa senyuman membuatnya dijuluki sang pemimpin berdarah dingin.

Alaris yang memiliki trauma di masa kecil, kini tumbuh menjadi wanita yang memiliki kekuasaan, meski jiwanya masih sakit, meski setiap malam dalam tidurnya ia masih bermimpi yang sama, setiap malam berulang kali ia merasakan siksaan itu.

Namun pada kenyataannya, kini Alaris mampu membawa perusahaanya semakin di pandang oleh pebisnis lain, meski begitu ia masih merasa belum meraih titik yang ingin di capai.

Patricia adalah kakak dari ibunya, kedua orang tuanya meninggal dalam insiden kecelakaan maut, dan hanya Alaris Dwyne lah yang selamat dalam pelukan kedua orang tuanya, mereka berdua memeluk Alaris sangat erat.

"Hari ini anda memiliki jadwal pertemuan dengan tuan William Linevero di Blue Sky Nona." Kata Brida dengan menyerahkan beberapa dokumen untuk di tanda tangani.

William Linevero bukanlah sosok yang baru bagi Alaris Dwyne, beberapa kali mereka bertemu di perjamuan dalam urusan bisnis, namun kali ini adalah pertemuan pertama mereka secara pribadi.

"Aku penasaran apa yang akan di bicarakan oleh seorang William, dia seperti serigala yang tidak pernah takut dengan apapun." Kata Alaris memainkan pulpennya.

"Ya, kita harus berhati-hati Nona, Tuan William terkenal tidak memiliki rasa ampun dan kejam dalam bisnisnya, dia tidak pandang bulu, apapun yang dia inginkan dia harus mendapatkan, jika tidak bisa ia dapatkan dipastikan dia akan menghancurkannya, sudah banyak perusahaan koleps dan menjadi bangkai semata, karena permainan sadis Tuan William."

Alaris menelan ludahnya.

"Aldawn cukup besar untuk ia permainkan dan ia jatuhkan. Aku pastikan jika dia memiliki keinginan untuk mengambil milikku, aku juga tidak akan tinggal diam."

"Apa kita akan menemuinya?" Tanya Brida.

"Ya, aku akan menemuinya, dia mengundangku secara pribadi, ada atau tidak adanya pembicaraan tentang bisnis kita akan lihat." Kata Alaris.

bersambung~

PERNIKAHAN ANTARA 2 PERUSAHAAN

Perjalanan di tempuh tak kurang dari satu jam. Alaris menuju tempat dimana William sudah menunggunya.

Saat itu William sedang duduk bersandar dengan kaki yang di silangkan bertumpu pada kaki satunya, pria itu melihat ke arah pemandangan di luar Blue Sky melalui jendela besar yang membentang di dalam ruangan.

Dada Alaris cukup bergetar dengan pemandangan itu, sosok pria tampan dengan tubuh yang tinggi dan kuat, apalagi garis rahang yang sempurna. Bohong jika ia tidak menganggumi wajah tampan itu.

William yang sadar kemudian memutar kepala nya ke arah dimana ada seseorang sedang berdiri.

"Anda sudah datang..." Sapa William, kemudian pria itu berdiri.

Alaris duduk di kursinya dan menyilangkan kaki dengan sopan.

"Apa ada yang ingin anda makan?"

Seorang pelayan datang membawa menu dan catatan.

Setelah urusan makanan dan minuman selesai tanpa basa-basi William menyodorkan sebuah kotak berisi cincin.

Alaris mengernyitkan dahinya tak mengerti.

"Saya bukanlah pria romantis dan tidak suka basa-basi, saya akan langsung ke intinya. Mari kita menikah."

Pernyataan yang tiba-tiba itu jelas membuat Alaris terkejut.

"Saya ingin menyatukan perusahaan kita agar menjadi lebih besar, dan menjadikannya satu-satunya yang paling berpengaruh."

Alaris mengernyitkan dahinya, dia sering mendengar tentang pernikahan antar dua pemilik perusahaan.

"Apa ini yang di sebut dengan kerjasama konsorsium melalui pernikahan?"

Konsorsium adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu, perusahaan, atau pemerintah yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Entitas yang berpartisipasi dalam konsorsium mengumpulkan sumber daya dan hanya bertanggung jawab atas kewajiban yang ditetapkan dalam perjanjian konsorsium.

"Ya bisa dikatakan seperti itu, namun mari kita berperan sebagai suami dan istri dengan baik. Setelah itu kita akan membahas kerjasama dan menghasilkan proyek yang bagus untuk perusahaan kita."

Di mata Alaris William adalah sosok pria tampan, lugas, dan tidak suka dengan pembicaraan omong kosong. William selalu menembak sesuatu langsung pada sasarannya.

Semua orang juga tahu betapa kejamnya William dalam urusan bisnis, dia mampu membuat semua pebisnis yang ingin dilenyapkan pun akan menghilang hanya dengan titahnya.

William adalah pria yang terlahir kaya, namun semua orang tahu kekayaan keluarga William begitu mendadak bahkan media paling terpopuler pun angkat bicara dan tidak dapat menemukan fakta bagaimana sesungguhnya kehidupan masa lalu kedua orang tua William.

Maka dari itu, keluarga William sering di sebut-sebut sebagai "Keluarga yang lahir dari tumpukan emas."

Julukan itu di berikan karena secara tiba-tiba keluarga itu tanpa ada cerita masa lalu mereka datang dengan sejumlah kekayaan dan langsung menduduki piramida yang hampir mencapai puncak, bahkan menyingkirkan para pebisnis senior.

"Bagaimana? Anda menerima tawaran saya atau anda menolaknya?"

"Saya..." Alaris pun berfikir tidak buruk bekerja sama dengan perusahaan milik William bahkan perusahaan itu juga menduduki kekuasaan yang tinggi.

"Saya menerimanya."

William menyeringai tipis dan mereka saling menjabat tangan. Alaris menerima cincin itu dan William memasangkannya di jari manis Alaris.

Sesuatu yang tidak pernah ada dalam pikiran Alaris adalah pernikahan, impian dan mimpi tentang pernikahan bahkan tidak pernah ada dalam hidupnya setelah kematian kedua orangtuanya.

Namun seperti terhipnotis oleh William, Alaris menerima lamaran yang tanpa ada sedikit pun kesan romantis.

*****

Hingga pada akhirnya pernikahan itu pun terlaksana. Pernikahan yang mewah dan berkelas. Semua di atur dengan meriah.

Alaris Dwnye adalah wanita mandiri dan pekerja keras, wajah cantiknya jarang di hiasi senyuman, ia dingin dan gila kerja.

Sikap Alaris yang lahir dari kalangan bangsawan pun tak luput dari segala macam media yang selalu menyorotinya, hingga Alaris pun di besarkan dengan penuh tanggung jawab di bahunya setelah kedua orang tuanya meninggal dalam insiden kecelakaan.

Alaris hidup dengan penuh jadwal padat, ia mempelajari semuanya dengan cepat agar perusahaan tidak koleps setelah segala perkara terjadi setelah semeninggalnya kedua orang tuanya.

Saat pernikahan itu, Alaris Dwyne tampil dengan busana yang mewah, wajah cantiknya bersinar terang dengan polesan yang membuat semua mata terpana.

Bibir ranum Alaris berwarna pink mengkilap, bulu mata lentik dan rambut panjang yang tergerai tertata rapi.

Alaris berjalan pelan dengan membawa buket bunga di salah satu tangannya, sedangkan tangan yang satunya melingkar di lengan sang adik laki-lakinya yang bernama Hector.

Hector adalah satu-satunya keluarga yang Alaris miliki. Karena sejak kecil mereka sudah yatim piatu, hubungan mereka sangat erat dan saling menyayangi.

Hector memiliki paras yang tampan namun juga cantik seolah wajah Alaris pun terpasang di wajahnya, bahkan beberapa dokter bedah plastik telah mengakui dan memuji ketampanan Hector yang memiliki sisi wajah feminim dan juga maskulin serta dingin secara bersamaan.

Selain tampan perawakan tubuh Hector juga lebih besar dan lebih tinggi dari Alaris, membuat Hector lebih banyak melindungi kakaknya, namun tidak dengan tempramentalnya. Hector memiliki pengendalian tempramental yang buruk. Bisa di katakan dia gegabah dan mudah marah.

Dalam acara pernikahan itu, banyak undangan penting yang datang, bahkan para anggota pemerintahan pun tidak ada yang absen.

"Apa kamu bahagia?" Tanya Hector dengan berbisik.

"Mungkin..." Kata Alaris.

"Kenapa mungkin?"

Mereka berbincang dengan cara berbisik ketika berjalan pelan menuju ke arah William.

"Entahlah mungkin ini yang terbaik untuk perusahaan kita." Sambung Alaris.

Mereka pun sampai di depan Altar. William mengambil alih tangan Alaris, dan saat itu juga Hector berbisik di telinga sang kakak.

"Aku hanya ingin melihatmu bahagia, jika kamu bahagia aku akan tenang."

Alaris hanya membalas dengan seulas senyuman tipis.

Pernikahan berjalan dengan khidmat. Semua menatap dengan terpana, mereka menganggap pasangan William dan Alaris adalah pasangan yang sangat serasi.

Semua media heboh memberitakan pernikahan itu, tidak ada yang mau tertinggal. Pernikahan itu jelas akan menjadikan penyatuan kedua perusahaan besar dan akan melebarkan sayap hingga menguasai seluruh daratan Negara.

"Mereka adalah pasangan yang sangat mempesona, tampan dan cantik." Kata seorang wanita anggota pemerintahan.

"Mereka adalah pasangan bangsawan yang akan menjadi lebih kaya dari sebelumnya." Kata wanita lain yang hadir dengan berbisik di telinga temannya.

"Bukankah pernikahan ini seperti di atur? Jodoh pria kaya hanya dengan wanita yang kaya juga, apa mereka menikah atas dasar cinta?" Balas teman wanita itu pula dengan berbisik.

"Entahlah, kurasa seperti nya mereka ingin membuat sebuah keluarga konglomerat yang tidak mudah di singkirkan." Balas wanita pertama itu lagi.

Bahkan di sisi tempat yang lain para undangan takjub dengan pesta yang meriah dan desain yang begitu mempesona, semua hal bahkan desain yang paling terkecil pun tidak ada yang terlihat murahan.

"Semoga pernikahan mereka bahagia hingga maut memisahkan." Kata para karyawan-karyawan yang bekerja di perusahaan milik Alaris.

bersambung~

NASIB BERBEDA & PERNIKAHAN CRAZY RICH

Di sisi lain, di belahan negara lain dimana sebuah keluarga bangsawan cukup terkenal dengan memiliki perusahaan perhiasan yang cukup terkenal juga baik di dalam negeri maupun internasional. Merek perhiasan mewah. Namun memiliki sisi kelam yang tidak di ketahui oleh dunia luar, dimana mansion mewah itu memiliki sebuah rumah lagi di belakang mansionnya.

Itu adalah rumah kecil, lembab, dan juga bobrok lebih pada tidak layak untuk menjadi hunian. Rumah itu bahkan tidak memiliki tempat tidur atau sofa, tetapi memiliki toilet dan televisi kecil dengan layar hitam putih 0yang dipasang di dinding.

Di dalamnya ada seseorang yang melihat siaran langsung pernikahan William dan Alaris.

Gadis itu, terlihat penuh dengan luka lebam dan memiliki rambut panjang bergelombang.

Yang paling mengenaskan juga, ia memiliki rantai besi di tangan kanan dan kaki kanannya.

Rantai itu panjangnya sekitar lima meter, yang memungkinkannya pergi ke toilet untuk menyelesaikan masalah fisiologisnya, tetapi tidak bisa mencapai pintu.

Gadis itu mengenakan gaun berwarna putih namun terlihat kotor mungkin karena dia selalu duduk di lantai, belum lagi segala memar terlihat di kaki serta tubuh lainnya.

Dagunya bertumpu lemah pada lututnya. Dia mengangkat kepalanya, terlihat wajahnya yang kurus, mata biru lautnya dipenuhi dengan keputusasaan.

Saat dia melihat pemandangan di acara televisi, air mata mengalir di matanya. Dia menyaksikan pria tampan dan wanita bangsawan yang cantik itu di televisi akan saling mengatakan janji ikrarnya di depan semua orang.

“Nona Alaris Dwyne, maukah anda menikahi tuan William dan mengakui dia sebagai suami sah Anda? Maukah Anda mencintainya, menghormatinya, dan menyayanginya serta tidak akan pernah meninggalkannya?”

Mendengar kata-kata pendeta itu, air mata gadis bermata biru bening pun jatuh dari matanya, mengalir di wajahnya yang pucat dan kurus ke lehernya, kulit nya putih namun banyak sekali tanda gigitan dan lebam.

Di televisi, Alaris yang cantik dengan penuh semangat berkata, " Ya, saya bersedia menikah dengannya dan tidak akan pernah meninggalkannya.”

Pada saat yang sama, wanita yang dirantai membuka mulutnya. Bibirnya terbuka dan ia juga mengatakan “Saya bersedia”. Meski suara nya lemah dan kecil namun itu bisa didengar.

Setelah sekian lama, pintu rumah yang terkunci rapat akhirnya terbuka.

Mendengar suara buka kunci, gadis itu meringkukkan tubuh dan memeluk dirinya sendiri seolah ingin bersembunyi dan melindungi tubuhnya.

Cahaya matahari menyinari ruangan itu, menerobos dari pintu yang terbuka dan pria itu, dia adalah tuan yang memenjarakannya.

Dalam pandangannya yang kabur, seorang pria bertubuh sedikit kurus berdiri, ia melihat bagaimana budaknya mengikuti acara tv dan bergumam mengikuti ikrarnya.

"Kamu adalah pelayanku yang penuh dengan khayalan bodoh."

Bibir pria itu menyeringai dan mengambil sebatang rokok lalu memantikkan apinya dan menghisapnya, terlihat kepulan asap yang terbang terkena cahaya matahari dari luar.

"Mandilah." Perintah pria itu.

"Tuan Reed mohon lepaskan saya untuk hari ini saja..." Pinta gadis itu.

"Jangan membuatku mengulangi kalimat ku. Axella." Suara Reed datar namun membuat Axella bergidik.

"Beberapa pelayan akan menjemputmu dan membawa pakaian bersih, mandi dengan cepat atau kamu akan tahu dari akibat membangkang terhadapku." Reed membuang rokoknya dan menginjaknya.

Sebelum pergi Reed menarik dagu Axella dengan kasar untuk menatapnya.

"Kamu hanyalah pelayanku, sudah seharusnya selalu mematuhi dan melayani majikanmu. Mengerti!"

Reed melemparkan dagu Axella dengan kasar hingga Axella sedikit akan terjungkal.

*****

Pukul 14.00 siang waktu setempat, di sebuah jalan yang lebar dan datar, mobil sport Bugatti hitam tiba-tiba muncul dan membelah jalanan. Di bagian depan mobil terdapat bunga yang menghiasi mobil tersebut dengan tulisan indah “William&Alaris”.

Karangan bunga dan pita yang menghiasi mobil itu berwarna putih sedang tulisannya berwarna merah dan mengkilat.

Di belakang Bugatti ada deretan panjang mobil sport mewah, beberapa yang pertama adalah delapan mobil sport Pagani. Mobil-mobil Pagani pun diikuti puluhan mobil sport berwarna cerah.

Orang-orang yang berdiri di kedua sisi jalan menoleh untuk melihat iring-iringan mobil sport di tengah jalan. Semua jenis tatapan pun muncul di mata mereka.

Beberapa dari mereka menjadi iri dan cemburu bahkan ada yang mengutuk sedih kenapa bukan mereka yang menjadi pasangan pengantin dari salah satu pihak, entah si pria atau wanita.

Namun, mereka semua terus menatap mobil-mobil itu, takut mereka akan kehilangan pandangan. Bagaimanapun, pertunjukan pemborosan yang berlebihan seperti itu jarang terlihat.

Semua orang tahu bahwa hari ini adalah hari pernikahan William dan Alaris dimana semua media pun menyiarkan secara langsung, bahkan demi ketertiban dan keberlangsungan acara tersebut pihak keluarga William sudah membersihkan jalan untuk membatasi lalu lintas.

Pernikahan antara dua keluarga bangsawan seperti itu secara alami menarik perhatian seluruh dunia hingga acara pun di gelar secara langsung di seluruh stasiun tv internasional.

Hampir 30 lebih mobil sport mewah, dipimpin oleh Bugatti, perlahan melaju di sepanjang jalan kota. Mobil-mobil melaju melewati gedung-gedung yang terkenal di seluruh dunia.

Pada akhirnya, mobil-mobil berhenti di pintu gerbang yang besar dan masuk ke sebuah Mansion yang sangat agung dan megah, bernama MANSION THE KINGHAM.

Mansion paling mewah dan paling besar laksana kastil yang terbalut oleh kesempurnaan bangunan yang menjulang tinggi hingga beberapa menara-menara yang membentuk kerucut itu terlihat gagah.

Karpet merah sepanjang seratus kaki membentang di depan mansion.

Dari mobil sport Bugatti, seorang pria yang tinggu melangkah keluar. Rambutnya dipangkas rapi, dan rambut hitam itu disisir halus sampai ke belakang kepalanya.

William benar-benar memiliki wajah tampan yang tidak bisa di tolak lagi. Meskipun ekspresi wajahnya datar, karena setelannya yang berwarna hitam dan mewah, orang-orang merasa bahwa suasana hatinya sedang baik.

Pria tampan itu menggandeng tangan pengantin wanitanya seperti mawar merah yang indah, berhati-hati dan mereka terlihat tinggi serta anggun.

Alaris mengenakan gaun pengantin yang mewah. Wanita muda itu sangat cantik, dan rambut hitamnya yang tergerai rapi menambah keanggunannya.

"Mansion ini adalah hadiah pernikahan, aku tidak tahu apa yang lebih kamu sukai, jadi kamu boleh menata ulang mansion sesuai keinginan dan seleramu." Kata William.

"Mansion terbagi menjadi dua, utara dan selatan, kamu akan menempati bagian utara dan aku menempati bagian selatan." Lanjut William.

Wajah Alaris seketika terkejut dan menatap William. Seolah menginginkan kalimat lebih dari William, sebuah jawaban atas pernyataannya.

"Kita akan bicara kan nanti setelah para tamu pulang." Bisik William.

Alaris hanya menelan ludahnya dan kembali bersikap seperti biasanya, dingin dan memasang wajah datar.

Bukan hal sulit bagi Alaris menyimpan dan memendam semua di dalam hatinya, karena dari kecil segala ekspresi diri, Alaris sudah memendamnya sendirian.

"Ada tamu yang seharusnya kita sapa." Kata Alaris.

"Siapa?"

"Dia adalah pemilik perusahaan yang pernah ingin menjalin kerja sama dengan perusahaan milikku, namun aku menolaknya."

William mengerut.

"Apa itu juga dari perusahaan perhiasan?"

"Ya..." Kata Alaris.

"Kenapa kamu mengundangnya sedangkan kamu pernah menolaknya?"

"Bukan aku yang mengundangnya, tapi dia bersikeras ingin hadir." Kata Alaris.

bersambung~

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!