"Aku dimana?"
Nama saya Louis, saya terbangun di dalam sebuah ruangan kayu begitu merasakan sakit di kepala setelah membentur sebuah benda keras di samping.
Oh, bukankah ini sebuah kereta kuda? Ini mengingatkanku dengan game yang pernah saya mainkan seharian penuh kemarin.
Sebuah Game dengan latar waktu abad pertengahan yang berpusat pada jalan cerita karakter utama sehingga kita hanya perlu memilih salah satu dialog untuk mendapatkan akhir yang diinginkan, itu adalah semacam game visual novel.
Eh, tunggu. Bukankah ini aneh? Mengapa saya bisa merasakan rasa sakit jika ini hanya bagian dari permainan? Dan kenapa tanganku bisa terikat?
Ada yang tidak beres ...
Begitu aku memikirkannya lebih jauh, muncul seorang pria berbadan besar memelototiku dengan ekspresi tidak kalah menyeramkan dari penampilannya.
Aku menelan ludahku dan mencoba untuk bisa memulai pembicaraan akan tetapi sepertinnya dia tidak membiarkanku melakukannya.
"Apa yang akan kita lakukan pada bocah ini?" Satu lagi pria berotot datang dengan ekspresi serupa.
"Hmph?! Kita bisa menjualnnya sebagai budak!" Pria tadi mendengus kesal.
Hei! Hei! Tunggu? Apa maksudmu menjualku sebagai budak?
Pria berotot kembali mengalihkan pandangan terhadapku karena saya tidak mampu menyembunyikan rasa keterkejutan dari pembicaraan singkat itu.
Saya mencoba untuk tidak berbicara sepatah katapun sampai keduannya turun dari kereta kuda dan tidak lupa untuk mengunci pintu.
Yah, itu wajar saja.
[Permainan dimulai!]
Sebuah papan transparan berisikan tulisan mengejutkanku.
Apa maksudnya permainan dimulai? Eh, tunggu! Saya bahkan tidak mengetahui apa yang terjadi.
"Namamu Louis bukan? Selamat datang di dunia lain!" Muncul sesosok makhluk kecil di balik papan.
Eh! Makhluk kecil bersayap apa ini yang bisa berbicara.
"Hmph! Kamu pasti tidak mengetahuinya bukan? Bahwa kamu sudah mati," Dia berbicara lagi karena saya hanya diam dengan mulut terbuka lebar.
Apa?! Mati! Yang benar saja!
Seekor naga berbicara saja sudah mengejutkanku ditambah perkataannya yang hampir saja membuat jantungku copot.
"Mati .... Apa maksudmu? Bukankah ini hanya bagian dari game itu?"
"Hah? Apa aku perlu menjelaskannya? Kau direinkarnasi di dunia ini sebagai karakter utama dan aku sebagai pemandunnya."
"Aku masih tidak mengerti ..."
Naga kecil kemudian mengelilingiku sambil bergumam tidak jelas.
"Karena sebuah kecelakaan maut kau mendapatkan kehidupan ke dua. Intinnya apa yang kamu sebut dengan game itu adalah duniamu sekarang. Disinilah tempat dimana impianmu akan terwujud! Kalau tidak salah nama permainan itu ..."
"Build the Greatest Empire!" Aku membantu dengan menyebutkan nama game nya.
"Ah, benar ... Sekarang kau sudah mengerti bukan apa yang harus dilakukan oleh karakter utama sepertimu! Sampai jumpa lagi setelah kau mengalahkan bos bandit!" Naga kecil menghilang dari pandanganku.
Hei! Setidaknnya lepaskan tali yang mengikat tanganku!
"Apa boleh buat. Jika yang dikatakannya benar maka mungkin aku harus segera keluar dari kereta ini."
Aku berfikir kembali dan menemukan, bahwa jika memang diriku adalah protagonis dalam dunia ini maka ini adalah masalah bagiku.
Alasan pertama, karakter utama dalam game ini adalah seorang putra dari kepala desa yang mengalami nasib sial setelah para bandit menyerbu desa tersebut.
Dia memang sedikit beruntung karena tidak dihabisi di tempat dan hanya menjadi tawanan para bandit tapi masalah baru segera terjadi.
Jika apa yang dikatakan naga kecil tadi adalah benar dunia ini adalah tempat dimana aku direnkarnasi dan saya adalah karakter utamannya, maka kemungkinan besar tidak ada yang namannya fitur pengulangan dan hanya bisa mengandalkan keberuntungan untuk mendapatkan akhir yang bagus.
Beruntung saya sudah pernah memainkan game ini meskipun tidak benar-benar pernah menyelesaikannya.
Baiklah, saatnnya untuk memperlihatkan bagaimana pemain baru mengatasi semua ini!
***
"Hmph! Apakah kau hanya akan diam saja dan mengunggu pedang ini memotong lehermu?"
Saya beranjak pergi setelah pria berotot membukakan pintu untuk saya keluar dari kereta.
Dia menatapku dingin seolah-olah ingin memberikan mimpi buruk namun semua itu tidak akan pernah terwujud.
Begitu selang beberapa detik setelah kakiku melangkah keluar, tali yang mengikat tanganku terlepas bersamaan dengan suara keras membentur kepala pria berotot.
"Bocah! Kau!" Dia kesakitan setelah menerima serangan mendadak dan berusaha menakut-nakutiku dengan perkataannya namun semua sudah terlambat.
Saya mengambil sebuah batu besar di tanah kemudian memukul kepala bandit itu sampai tubuhnnya jatuh pingsan tak sadarkan diri.
"Uh ... Ini tidak akan berakhir baik."
Saya memperhatikan bahwa bukan hanya orang itu yang harus saya kalahkan melainkan sekumpulan bandit yang sedang menuju ke arahku.
"Apakah begini cara melakukannya?"
Aku mengarahkan tangan tepat ke kerumunan bandit dan mencoba melakukan hal yang tidak pernah kupikirkan sebelumnnya.
"Apa yang-" tepat sebelum saya bisa memahami situasi, sebuah aliran listrik berkekuatan tinggi dengan cepat menyambar tubuh lawanku dan menciptakan ledakan dahsyat setelahnnya.
Sungguh pemandangan yang mengerikan.
"Selamat, kau berhasil mengalahkan mereka!"
Sebuah suara berisik terdengar ketika Naga kecil datang di saat yang tidak tepat setelah saya selesai mengikat pimpinan bandit.
"Apa hanya itu yang bisa kau katakan setelah membuatku repot dengan semua ini? Lagipula, apa-apaan itu. Bukankah ini terlalu mudah bagiku mengalahkan mereka dengan serangan sihir seperti tadi? Dan seingatku karakter utama tidak dilengkapi kemampuan seperti itu, mungkin," Aku melempar berbagai pertannyaan sekaligus.
"Apa aku perlu menjelaskannya lagi kepadamu?" Naga kecil terbang berputar-putar mengelilingiku.
"Apa maksudmu?"
"Ini adalah dunia versi lain dari game yang pernah kau mainkan. Dan kemampuan protagonis tidak ada hubungannya dengan semua ini. Memang jalan cerita tidak akan berbeda jauh akan tetapi kaulah yang memutuskan semuannya dan menentukan kebahagiaanmu sendiri."
Dengan kata lain, Saya bebas memilih apapun yang saya ingin lakukan dan tidak perlu mengikuti alur cerita dalam game karena ini tidak ada hubungannya denganku?
Aku mengerti! Berarti satu-satunnya tujuanku sekarang adalah untuk bertahan hidup. Saya mulai memahaminnya sekarang.
"Lalu, mengenai para bandit ini. Apa yang sebaiknnya aku lakukan terhadap mereka?"
Saya menoleh ke arah beberapa pria yang terlihat ketakutan memohon untuk diampuni setelah mereka menyaksikan kemampuan mengerikanku.
"Mengapa kau tidak menanyakan lokasi harta mereka dan mengambil semua barang-barang jarahan. Aku pikir itu akan berguna untukmu."
Ah, semuannya masuk akal sekarang.
***
[Nama : Louis]
[Usia : 15 tahun]
[Profesi penyihir : level 10]
[Profesi penyihir : Level 25]
[Level 30]
[45]
[51]
"Hm, kau belajar dengan sangat cepat."
Naga kecil mengamati deretan tabel transparan yang berisikan status kemampuan saya sejak beberapa hari menjalani latihan menggunakan sihir.
"Hei, Louis. Apa yang akan kau lakukan setelahnnya? Bukankah di dalam cerita kau akan pergi ke kota untuk bertemu dengan tuan putri?"
Ah, aku hampir saja lupa mengenai salah satu karakter tidak kalah penting di game ini.
Setelah berhasil kabur dari markas bandit dan menjalani hari-hari sebagai sasaran mereka, karakter utama memang akan bertemu dengan seorang tuan putri baik hati yang akan membantunnya melawan para bandit di perjalanan menuju kota.
Tapi karena para bandit sudah berhasil dikalahkan sebelum saya bertemu dengan tuan putri, jadi tidak ada alasan bagi saya untuk menemuinya, pikirku yang mulai agak menyesali tindakanku.
Beberapa hari pun berlalu sejak pertemuanku dengan naga kecil.
Kami kemudian pergi menuju kota terdekat dengan menggunakan kereta kuda milik para bandit dan menyerahkan mereka kepada pihak berwenang.
Beruntung mereka tidak menanyakan tentang keberadaan harta jarahan dan membiarkanku pergi tanpa kehilangan satupun hasil rampasan, dan sepertinnya tidak ada yang mempermasalahkan tentang hal ini.
"Ternyata kelompok bandit itu seharga 10 keping emas, ditambah hasil penjualan barang rampasan tadi. Totalnnya sekitar tiga puluh keping koin emas."
Saya berhasil menghasilkan uang dari hadiah mengalahkan bandit dan ternyata mereka memang menjadi daftar buronan penjahat di kota tersebut setelah berkali-kali melakukan penjarahan di desa-desa sekitar.
Ini lebih dari cukup untuk membayar biaya penginapan. Karena beberapa hari terakhir saya agak bosan hanya tidur di dalam kereta kayu jadi aku memutuskan untuk sesekali tidur di ranjang yang empuk.
"Hei, pemuda yang disana. Apakah kau tertarik untuk mengunjungi tempatku sebentar? Aku memiliki barang yang bagus disini."
Saya menemukan, seorang lelaki berjanggut putih menarikku untuk memasuki sebuah rumah besar setelah mengetahuiku membawa banyak uang.
Ah, aku lupa untuk menyembunyikannya.
"Maaf, bisakah kau memberitauku barang apa yang anda maksud tadi?"
"Kau akan mengetahuinnya setelah masuk ke dalam," Pria berjenggot tersenyum sambil membukakan pintu untuk saya.
Yang benar saja, sepertinnya dia memang mengincar penghasilan pertamaku.
***
"Disini kami memiliki ratusan budak yang bisa kau beli dan kau pekerjakan sesukamu. Aku mulai dari harga yang termurah, 15 keping koin emas."
Apa?
Aku mencoba untuk tidak berurusan dengan semua ini karena mengalami trauma saat akan dijadikan budak sebelumnnya.
Mungkin uang dari hasil rampasan ditambah hadiah dari menangkap bandit sudah cukup untuk membelinnya akan tetapi aku tidak sanggup mengurus budak seorang diri, pikirku.
Saya memutar otak untuk bisa menolak dan menjelaskan ...
"Ah, tenang saja ... Mereka tidak akan mengkhianatimu meskipun kau memperlakukan mereka dengan buruk."
"Tapi aku ..."
"Saya menyarankan agar kau melihatnnya dulu sebelum pergi ..."
Pria berjenggot mengajak saya menuju sebuah ruangan gelap mirip penjara bawah tanah dimana secara samar-samar terlihat seseorang diikat disebelah sana.
Aku mencoba untuk tidak tertarik dan berulang kali meminta izin untuk pergi namun semua niat tersebut mendadak hilang begitu sebuah obor menyala dihadapanku dan secara perlahan menerangi setiap sudut ruangan.
"Dia yang aku rekomendasikan untukmu. Usiannya 10 tahun dan cukup ahli dalam pekerjaan rumah. bagaimana?"
Aku tidak bisa mengalihkan pandanganku bahkan setelah pria berjenggot selesai menjelaskan penawarannya.
Didepanku terlihat seorang gadis cantik.
Namun berbeda dari kebanyakan gadis yang pernah saya lihat sebelumnnya, dia memiliki telinga dan ekor di belakang tubuhnnya. Mungkin dia berasal dari bangsa manusia setengah hewan.
Sama seperti yang lainnya dia adalah salah satu korban dari perdagangan manusia di wilayah ini. Begitu melihat saya dia segera menatapku, mengunci pandangan serta berharap agar dikeluarkan dari dalam penderitaan ini.
Sungguh gadis yang manis!
"Pilihan yang bagus, kita sepakat bahwa dia aku jual seharga 13 keping koin emas."
Aku mencoba untuk menyadari apa yang telah kulakukan sebelumnnya.
Semua terjadi begitu cepat setelah saya membuat satu keputusan mendadak.
Di sampingku berdiri seorang gadis muda dengan kedua tangan berada di depan dagu memandangi saya dengan sedikit rasa takut.
Benar, saya sudah resmi menjadi majikan dari budak tadi yang telah berhasil menarik simpati saya.
Setelah melakukan perjanjian dengan teknik yang tidak kuketahui, kami diperbolehkan untuk kembali.
Dan ...
"Hahaha! Ternyata aku sudah salah menilaimu! Kau ... Tertarik dengan ..."
Yang benar saja ... Aku sudah menduga ini yang akan terjadi.
Naga kecil atau aku panggil saja dia
Little Dragon mendapatkan kesempatan emas untuk mengejekku.
Sebenarnnya saya pernah berfikir untuk mempekerjakan seorang bawahan, bukan seorang budak.
Namun mengingat kesetiaan dibutuhkan di dunia ini, saya merasa tidak ada salahnya mencoba melakukannya.
Aku mulai memperkenalkan gadis disampingku kepada Little Dragon dan hal yang sama terulang kembali.
"Puft! Ka-kau bahkan tidak mengetahui namannya?!" Naga Kecil kali ini tertawa lepas.
Hmm ... Bisakah dia berhenti mengejekku.
Saya mulai melihat perubahan di wajah gadis itu, seperti agak malu menatap wajahku, padahal kami baru saja melakukannya tadi.
Yah, lupakan saja ... Aku menggangap semua itu wajar.
"P-perkenalkan ... Na-namaku ... Carla dari ras setengah manusia!" Dia menundukkan kepala setelah selesai memperkenalkan diri.
"Aku adalah Louis dan makhluk terbang ini adalah pemanduku, Little Dragon ..." Saya melihat naga kecil sedikit cemberut terhadapku.
"Aku memiliki nama sendiri, dan jangan seenaknnya memanggilku dengan nama itu, panggil aku Drag."
Ah, betapa menggemaskannya ketika dia memperkenalkan diri.
"Baik, baik ... Aku mengerti."
Saya mengelus-elus kepalannya dan reaksi yang mengejutkan terjadi. Sepertinnya Naga kecil, eh ... Maksudku Drag sangat suka diperlakukan seperti itu.
"Bisakah kau tidak melakukan-! Baiklah, baiklah, aku mengerti. Aku tidak akan mengejekmu, bisakah kau melepaskanku ...?!"
Saya menyeringai lebar, betapa beruntungnnya bisa mendapatkan pembalasan secepat ini.
Puft!
Hm? Sepertinnya aku mendengar sebuah suara?
Saya mengalihkan pandangan dan menemukan Carla yang mencoba untuk tidak tertawa melihat tingkah kami.
Kurasa ini menjadi sedikit memalukan.
***
"Jadi ... Tuan majikan ..."
"Hm? Bisakah kau tidak memanggilku seperti itu? Panggil saja aku sama seperti kau memanggil temannmu ..."
"B-Baik! Tuan Louis!"
Ah, sepertinnya dia tidak mengerti maksudku.
Saya dan Carla berkeliling kota untuk membeli persediaan makanan, dan juga tidak lupa membeli kereta kuda baru karena kereta lama saya sedikit tidak nyaman untuk dinaiki banyak penumpang.
Sementara Drag memutuskan untuk tidak mengikuti kami karena akan merepotkan nantinnya jika ada yang melihat seekor naga berkeliaran di jalanan.
Dari informasi yang saya dapatkan dari warga sekitar, kota ini bernama Tulha dan kebetulan menjadi salah-satu kota yang dikunjungi banyak pedagang untuk beristirahat termasuk bangsawan dari daerah lain.
Pantas saja aku bisa bertemu dengan pedagang budak tadi.
Ngomong-ngomong saya mendapatkan sebuah kemampuan baru.
[Profesi : berdagang level 3]
Dengan ini saya mungkin bisa menawar harga untuk setiap pembelian barang. Namun karena levelnnya masih sangat rendah, jadi saya harus segera menaikannya.
Pertama-tama saya memulainya dari pasar di kota ini.
[Profesi : Berdagang level 4]
[Profesi : Berdagang level 5]
[Level 6]
[Level 8]
[10]
Menurut pengalamanku, sepertinya level profesi berdagang sangat mudah ditingkatkan.
Kita hanya perlu membeli barang sebanyak mungkin dan mencoba untuk menawarnya hingga mendapatkan harga rendah.
Setiap level yang dinaikan memberikan kita kesempatan untuk menawar lebih tinggi bahkan mencapai 60% diskon dari setiap pembelian.
Ini memang tidak masuk akal bukan? Pikirku sambil berjalan melewati sebuah toko kecil yang seketika membuatku teringat akan suatu hal.
"Carla, apa kau menginginkan pakaian itu?" Aku memandangi Carla dan menemukan wajahnnya agak memerah.
"Ti-tidak! Tuan tidak perlu repot-repot membelikannya!"
Hah? Apakah yang aku pikirkan salah?
Beberapa detik yang lalu saya melihat Carla yang tidak bisa melepaskan pandangan ke arah sebuah pakaian di dalam toko.
Atasan bewarna putih dilengkapi dengan pita di dada dan rok mini, sepertinnya dia terlihat menginginkannya.
Eh? Tunggu, aku menyadari satu hal! Apa dia malu untuk mengatakannya? Itu dia!
Mengingat dia hanya memiliki satu pakaian gratis yaitu pemberian pedagang budak, dan sepertinnya sudah seharusnnya diganti.
Baiklah, saya mulai menemukan satu ide agar Carla tidak bisa terlalu lama menahan keinginannya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!