NovelToon NovelToon

Sword Ranker

The Beginning

30 Juni, tahun 2000

Terjadi sebuah peristiwa besar, yang menjadi akar dari perubahan dunia yang terjadi hingga sekarang. Kejadian itu, menyebabkan perubahan besar pada sistem dunia yang sebelumnya kita kenal.

Pada waktu itu, terjadi ledakan besar yang tidak di ketahui dari mana sumbernya.

Ledakan itu, terjadi pada 4 titik di bumi, yaitu

Texas, Amerika Serikat.

Krai Kranosyarsk, Rusia.

Kyoto, Jepang.

Paris, Prancis.

Di-4 Titik tersebut, terjadi sebuah ledakan besar yang tidak diketahui apa penyebabnya. Semuanya terjadi pada waktu yang bersamaan, dengan skala ledakan yang sama juga.

Kejadian itu, berhasil menggemparkan seluruh dunia secara bersamaan, muncul banyak dugaan terkait penyebab dari ledakan itu, mulai dari serangan *******, hingga dugaan adanya nuklir yang disembunyikan ditempat-tempat itu. Namun, misteri itu tidak dapat dibongkar meski sudah mengundang semua negara yang terkait dengan peristiwa itu.

Semua negara yang terlibat, mengelak dari tuduhan yang tidak berdasar, sehingga untuk sementara, semua tuduhan mengenai peristiwa itu, dilimpahkan pada aksi terorisme.

Semua negara yang mengalami peristiwa itu, mengalami kerugian besar, mulai dari segi finansial, korban jiwa hingga barang-barang kebudayaan yang tidak ternilai. Semuanya terhapus oleh ledakan besar.

Namun, pada masa-masa restorasi. masalah kembali muncul tanpa bisa diduga.

30 Juni, tahun 2003

3 Tahun setelah terjadinya ledakan misterius yang menghilangkan banyak sekali nyawa serta menimbulkan kerugian yang tidak sedikit.

Kembali muncul fenomena aneh

Di berbagai penjuru dunia, muncul sebuah retakan aneh diudara kosong, sama seperti retakan pada sebuah kaca. Retakan itu, muncul dimana-mana, di dalam gedung sekolah, dijalanan ramai, diatas gedung pencakar langit. Awalnya sangat kecil bagaikan retakan kecil dibagian terbawah dari sebuah gedung pencakar langit, banyak yang menganggap jika itu hanya halusinasinya saja. Hingga tak ada yang menganggapnya serius.

Namun, retakan itu semakin besar,yang awalnya hanya sebesar buah ceri, menjadi sebesar pria dewasa semakin besar hingga tak ada lagi yang bisa mengalihkan pandangannya dari fenomena aneh ini. Retakan ini bagaikan merobek udara kosong.

Semua orang, berbondong-bondong datang memenuhi lokasi retakan terdekat. Ada yang merasa kagum akan fenomena baru, ada juga yang takut karena terjadi sebuah hal yang tidak bisa dijelaskan bahkan oleh sains.

Semua media mengabarkan fenomena baru ini, para pakar ilmiah mendiskusikan fenomena retakan diudara dengan bersemangat, seperti seorang anak kecil yang mendapatkan hadiah ulang tahunnya.

Berita tersebar hingga tidak ada yang tidak tahu akan fenomena baru ini. Tanpa mereka tahu, bahwa fenomena yang mereka anggap kejadian, merupakan awal dari kekacauan.

30 Juli, tahun 2003.

Satu bulan setelah awal kemunculan retakan diudara, setelah satu bulan berlalu, retakan itu, makin membesar hingga hampir sebesar dan setinggi gedung pencakar langit.

Semuanya, bertanya-tanya, apa maksud dari fenomena ini. Retakan yang awalnya hanya tampak merobek udara, sekarang telah membuat celah besar pada udara kosong. Orang-orang bisa melihat apa yang berada pada celah yang tercipta dari retakan diudara kosong.

Yang mereka lihat adalah, pusaran badai berwarna biru dan ungu, yang disertai oleh listrik yang menyengat keluar. Listrik yang menyengat keluar, memiliki tingkat tegangan yang tinggi, hingga mampu menewaskan orang-orang yang berada didekatnya.

Area disekitar retakan, menjadi area terlarang bagi siapapun. Para pakar ilmiah yang awalnya membahas fenomena ini dengan semangat dan gembira, menjadi tegang melebihi siapapun.

Fenomena tanpa sebab maupun alasan yang jelas, menjadi sumber ketakutan setiap orang. Pemerintah pada setiap negara, menekan semua ilmuan yang mereka miliki, untuk menyelidiki fenomena baru ini, para warga sipil yang tinggal berdekatan dengan retakan, diungsikan ke daerah yang tidak ada retakan. Setiap negara, saling bekerja sama untuk menemukam jawaban akan retakan yang muncul, banyak negara yang saling bertukar informasi tentang retakan, dari penelitian mereka.

7 Juli, tahun 2003

Satu minggu setelah semua negara saling bekerja sama satu sama lain untuk menyelidiki, retakan diudara.

Orang-orang menyebut fenomena ini dengan istilah “Cracked”

Saat ini, setiap ilmuan, saling berdiskusi tentang cara mengatasi Cracked, mereka membuat daftar tentang hal-hal yang mungkin saja terjadi karena Cracked.

Namun, waktu yang ada, tidak cukup untuk menyelesaikan segala persiapan.

Retakan tersebut, langsung pecah, terdengar bunyi yang sangat nyaring dan memekakkan telinga, bagaikan sebuah cermin raksasa yang pecah. Gelombang ledakan mengikuti pecahnya retakan, setiap infrastruktur yang ada disekitar Cracked, luluh lantak akibat gelombang ledakannya.

Korban jiwa tak dapat terhindarkan, pasukan militer yang ditempatkan di sekitar Cracked kehilangan nyawanya seketika akibat gelombang ledakannya, tubuh mereka hancur hingga menghilang. Hal yang bisa disyukuri hanyalah tidak adanya korban jiwa dari pihak warga sipil karena telah diungsikan ketempat yang aman.

Tapi tentu saja, bencana tersebut tidak sampai disitu saja.

Hasil dari pecahnya Cracked, memberikan bencana baru. Tepat di tempat Cracked terjadi sebelumnya, muncul sebuah pusaran berwarna ungu dengan listrik yang memancar dari dalamnya. Dari pusaran tersebut, muncul entitas yang tidak diketahui.

Entitas itu ada berbagai macamnya. Ada makhluk mirip manusia dengan tinggi 15 meter, tapi dengan kulit bersisik seperti ikan dan membawa armor yang terpasang lengkap diseluruh tubuhnya.

Ada yang berjalan biasa, ada yang dengan mengendarai capung raksasa dengan armor yang sama lengkapnya. Mereka membawa gatling gun yang bersinar dan terlihat lebih modern dari yang ada didunia ini.

Ada buaya raksasa yang berjalan dengan 2 kaki dan memakai armor berlian. Dan membawa pisau daging berukuran 3 kali lipat dari pisau daging pada umumnya.

Ada makhluk bertopeng dengan struktur tubuh yang tidak masuk akal, dengan kaki kecil berjumlah 5 dan memakai sepatu besi, 2 tangan yang punya ukuran yang berbeda, dan tubuh gemuk yang terlalu besar untuk ditopang oleh kakinya yang kecil, mereka memakai topeng yang mirip dengan doctor plague. Mereka membawa anjing berkepala 5 yang lehernya diikat oleh tali dan ditarik oleh mereka memakai tangan yang berukuran besar. Mereka mengenakan armor hitam yang berasap.

Dan banyak lagi makhluk mengerikan lainnya.

Mereka semua jauh lebih kuat dibanding manusia, mereka menduduki kota-kota tempat munculnya mereka dengan mudah, militer yang dikerahkan oleh pemerintah, dimusnahkan oleh mereka dengan mudahnya. Senjata ciptaan manusia, sama sekali tidak mampu untuk menembus armor keras milik mereka.

Para tentara, ditembaki oleh manusia berukuran 15 meter.

Dipenggal oleh buaya raksasa.

Dan diserang oleh anjing berkepala 5 milik mahkluk dengan topeng doctor plague.

Mereka menginvasi kota-kota lainnya, banyak warga sipil yang menjadi korban dari mereka.

Tapi, ditengah-tengah invasi mereka. Muncul cahaya harapan, banyak manusia yang mampu melawan mereka, banyak manusia yang mendapatkan kekuatan super sehingga mampu melawan mereka.

Ditiap-tiap negara, muncul para manusia dengan kekuatan super, ada yang memiliki kekuatan fisik super, ada yang bisa mengendalikan api, memunculkan petir, membuat senjata mutakhir, dan berbagai macam kekuatan menakjubkan lainnya.

Pemerintah menjadikan mereka pahlawan, memberikan mereka fasilitas lengkap dan apapun yang mereka butuhkan, mereka diberikan dukungan penuh oleh pemerintah.

Para manusia super tersebut, memiliki sifat yang berbeda, ada yang tamak setelah mendapatkan dukungan pemerintah, ada yang sukarela melawan para monster tanpa pamrih, ada yang mundur dari perlawanan karena takut, ada yang gembira karena tergila-gila akan pertarungan.

Mereka berhasil memukul mundur para entitas misterius walau perlu waktu dan pengorbanan yang sangat besar dari pihak manusia.

Kejadian ini, menjadi awal perubahan besar yang terjadi pada dunia.

Orang biasa di antara orang berbakat

1 Januari, tahun 2020

Seorang anak laki-laki sedang berjalan menyusuri jalanan kota yang ramai, jalanan dipenuhi oleh orang-orang dengan penampilan mencolok.

Ada yang memakai pakaian mahal hingga terlihat bersinar, orang-orang tampan dan cantik, dan orang-orang dengan badan yang tinggi dan besar.

Semua orang dengan penampilan yang sangat mencolok, menutupi hawa kehadiran anak itu, dibandingkan dengan orang lain yang memiliki penampilan yang mencolok, penampilan anak itu, sangatlah biasa.

Dia hanya memakai kemeja putih polos yang kotor dan membosankan, celana panjang berwarna hitam yang kuno, dan sepatu sneakers keluaran lama dengan warna hitam putih yang sudah kusam.

Hal yang terlihat mencolok dari anak itu, hanyalah rambutnya yang berwarna putih bersih, bagaikan sebongkah salju diatas tanah coklat. Dia tidaklah tampan, tapi tidak juga jelek, dia memiliki perawakan seperti orang asia biasa, dengan kulit coklat, hidung pesek, dan mata yang sedikit sipit. Badannya kurus dan tampak ringkih, seperti akan hancur meski hanya disenggol ringan.

Ekspresi wajahnya, memberikan kesan orang yang galak, bibirnya selalu cemberut, dan matanya melotot ke bawah.

Dia seperti memberikan peringatan kepada setiap orang agar menjauh darinya.

Langkah kakinya, terasa berat, seperti menanggung beban yang besar dipundaknya.

orang-orang secara alami, menjauh darinya karena hawa kehadirannya yang tidak memberikan kesan yang menyenangkan.

Dia terus berjalan hingga melewati sebuah videotron yang sedang menyiarkan tayangan wawancara seorang pria tinggi berkulit putih dengan rambut panjang berwarna hitam mengkilat yang diikat dengan model ekor kuda.

[-Saya dengan tulus ingin mengucapkan selamat kepada anda Tuan Taylor. Kali ini, anda kembali berhasil membereskan Monster Gate di manhattan sendirian, semakin banyak orang yang mendukung anda untuk menggantikan posisi Taph sebagai Ranker terkuat dan menjadi presiden dunia yang baru-]

[-Haha. Itu sedikit berlebihan, saya ini memang lumayan kuat, tapi, saya masihlah Ranker yang cukup muda jika dibandingkan dengan Tuan Taph yang berasal dari generasi pertama. Saya masih belum memiliki pengalaman yang cukup jika dibandingkan dengan Tuan Taph yang berasal dari generasi pertama-]

[-Ya Ampun! Anda terlalu merendah, anda adalah Ranker terkuat setelah Ranker Taph-]

[-Haha, jika anda memang beranggapan seperti itu, saya sangat berterimakasih-]

“KYAAA!!! Ranker Taylor sangat tampan”

“Benar, dia sangat terlihat mempesona”

Orang-orang terpesona dan kagum hanya dengan perkataan pendek dari orang bernama Taylor itu. Tapi, itu tidak berlaku bagi anak laki-laki berambut putih.

“Tch! Bullshit!”

Dia mengumpat dalam hati dan terus berjalan melewati videotron yang masih terus menampilkan wawancara dengan pria bernama Taylor.

Banyak orang yang tertarik dengan wawancara itu dan berhenti sejenak untuk sekedar menontonnya, para perempuan berteriak histeris karena kagum dan terpesona.

Sedangkan anak itu, dia merasakan amarah dan dengki dalam hatinya.

[RANKER]

Itu adalah sebutan yang disematkan pada pria bernama Taylor itu, sebutan itu bukanlah suatu sebutan yang remeh dan bisa dipakai semua orang. Sebutan itu adalah jabatan yang hanya bisa didapatkan oleh orang-orang yang memenuhi kualifikasi.

Jabatan ini muncul setelah kejadian 17 tahun yang lalu.

[MONSTER ATTACK]

Peristiwa dimana munculnya Gate yang menyebabkan membawa entitas asing kebumi, setelah peristiwa itu, semua negara bersatu dan bekerja sama untuk menanggulangi kejadian yang akan datang lagi.

Gate yang membawa para entitas asing dinamakan “Monster Gate”. Gate yang pertama muncul bukanlah yang terakhir. Setelahnya, masih bermunculan banyak sekali “Monster Gate” berskala kecil dipenjuru dunia.

Namun, disaat yang bersamaan, bermunculan juga, orang-orang dengan kekuatan super.

Orang-orang ini disebut sebagai “Hyper”. Para Hyper memiliki kemampuan yang sangat beragam, mulai dari fisik super kuat, kecepatan secepat kilat, mampu membuat senjata mutakhir, bahkan mampu memunculkan es dan api dari telapak tangannya.

Para Hyper yang muncul saat kejadian “Monster Destruction” dinamakan Hyper generasi pertama, dan berlanjut hingga sekarang. Para Hyper generasi pertama memiliki perbedaan yang cukup besar dibanding Hyper di generasi berikutnya.

Para Hyper yang muncul setelah generasi pertama, kebanyakan muncul dari kalangan remaja, sekitar umur 15-17 tahun, lebih dari 60% Hyper yang ada saat ini, didominasi oleh para Ranker Remaja.

Para Hyper yang ditemukan saat SMA, akan langsung dibina dan dipindahkan ke sekolah khusus Hyper yang dibuat oleh pemerintah.

Tujuannya adalah, agar para Hyper tidak menjadi “Breaker”. Itu adalah sebutan bagi Hyper yang menjadi penjahat dan malah menggunakan kekuatannya untuk melakukan kegiatan kriminal.

Walau saat ini, tetap banyak Hyper yang lolos dari pengawasan pemerintah karena mereka dengan lihai berhasil menyembunyikan kekuatannya.

Para Hyper dibawah pengawasan pemerintah, akan dibina dan dilatih agar mereka bisa mengembangkan kemampuan super mereka. Setelah lulus dari sekolah, mereka akan mendapat kesempatan untuk menjadi seorang Ranker.

Ranker, adalalah jabatan yang punya posisi yang tinggi, jabatan ini sama dengan jabatan pegawai negeri, namun dengan gaji yang jauh lebih fantastis. Jabatan ini hanya bisa didapat setelah melalui berbagai macam tes yang dibuat oleh pemerintah.

Tes ini bersifat rahasia, bahkan para Hyper yang pernah melalui tes ini, baik yang gagal maupun berhasil, dilarang untuk membocorkan detail tesnya kepada siapa pun. Baik itu keluarga sekali pun.

Para Ranker mempunyai level yang ditentukan oleh performa dan tingkat kekuatan mereka. Peringkat ini dimulai dari yang terendah, yaitu peringkat F. Dan paling tinggi peringkat S.

Ranker level S sangatlah langka dan jarang ditemui, selama 17 tahun ini, telah muncul ratusan Hyper dari seluruh dunia, kurang dari 10 orang Ranker Level S yang muncul setelah generasi pertama.

Saat ini, ada 14 Ranker Level S dari seluruh dunia.

Dan setiap level Ranker, masih terdapat peringkat yang juga ditentukan oleh performa dan tingkatan kekuatan mereka. Dan Ranker Level S yang saat ini menduduki peringkat pertama sebagai Ranker terkuat adalah seorang pria bernama Taph, sang Dark Flame.

Taph adalah pria berkulit gelap disertai rambut hitam mengkilap dengan potongan pendek.

Taph bukan hanya seorang Ranker terkuat, dia juga merupakan presiden dunia. Gelarnya sebagai Ranker terkuat, otomatis menjadikannya Presiden dunia. Dialah yang mengatur, hampir segala urusan terkait pemerintahan dan para Ranker.

Dan anak laki-laki berambut putih tersebut juga merupakan seorang Hyper, namun, dia bukanlah seorang Hyper yang mampu bersinar terang seperti Taylor dan Taph.

Dia hanya Hyper biasa, bernama Ran.

Ran awalnya sangat bangga dan bersemangat ketika pertama kali mengetahui bahwa dia merupakan Hyper. Masa-masa awalnya saat menjadi Hyper dipenuhi oleh motivasi dan impian yang besar. Namun, semuanya tersapu bagai debu ketika dia telah mengetahui kebenaran yang menyakitkan.

Ran terus berjalan melewati setiap orang yang terus memuji Taylor, semuanya pujian dan kekaguman pada Taylor, hanya bagaikan suara bising yang menyakitkan bagi Ran.

Dia terus menundukkan wajahnya, rasa frustasi dan rendah diri membuatnya tidak berani mengangkat kepalanya. Dia menelan semua kenyataan yang ada dan menahannya di bagian terdalam dirinya.

Ran berjalan dengan cepat ke gerbang sekolah yang sangat besar, di balik gerbangnya yang megah, terdapat lingkungan sekolah yang terlihat sangat nyaman. Lapangan yang luas, bersih dan sejuk. Dan 4 gedung sekolah berlantai 3 yang sangat menakjubkan.

Dia meluncur dengan cepat menuju gedung sekolah yang berada di paling belakang.

Dia menuju ruangan kelas yang terdengar sangat gaduh dan heboh.

Ran sedikit ragu-ragu untuk mendorong pintu kelasnya, dia terdiam sebentar dan memikirkan keputusannya sejenak.

“Hufffff...... Huffffff..... Tenanglah! Jangan takut.”

Ran mencoba sebisa mungkin untuk menenangkan dirinya, dia menarik nafas dengan sangat dalam dan berbisik untuk dirinya sendiri agar tidak takut dan merasa tenang.

Ran memegang gagang pintu kelasnya erat-erat, dia merasa sangat tegang hingga meneteskan keringat dingin yang mengalir ke telapak tangannya. Dia masih merasa ragu dan takut untuk membuka pintu kelasnya.

Kerongkongannya tercekat, air liur menyumbat kerongkannya. Dia menelan semua air liur yang menyumbat kerongkongannya dalam satu tegukan. Dan menarik pintu kelasnya hingga terbuka.

Setiap orang yang berada di balik pintu, secara refleks langsung mendongak dan memandangi Ran sebentar, kemudian, mereka tersenyum ramah kepada Ran. Tapi, Ran merasa sangat ketakutan karena tahu apa yang berada di balik senyuman mereka.

Ran melangkah dengan pelan ke dalam ruang kelas, langkahnya terasa sangat berat, kepalanya terus tertunduk seolah-olah tertarik oleh gravitasi bumi ke tanah. Sebagian besar siswa yang berada di dalam ruangan, telah kembali ke kesibukan mereka dan kembali mengacuhkan Ran.

Namun, sikap teman-temannya yang hanya diam, justru makin membuat Ran takut.

“Tenang! Jalan perlahan”

BRUK!

Ran tiba-tiba terjatuh ketika sedang berjalan, kakinya seperti ditarik ke belakang yang membuat keseimbangannya hilang. wajahnya menyentuh lantai dengan sangat keras hingga mengeluarkan suara yang keras. Namun, semua teman kelas Ran, tidak ada yang peduli dan tetap sibuk dengan urusan mereka.

Ran berdiri kembali dengan perlahan. Dia merasakan kemarahan yang membara dalam hatinya.

Pasti dia! Hanya kemampuannya yang bisa melakukan hal itu, pasti dia yang menarik kakiku

Ran menatap bengis kepada seorang anak laki-laki berambut pirang panjang yang duduk di kursi paling depan yang berdekatan dengan pintu masuk.

Anak laki-laki berambut pirang tersebut, sedang asyik mengobrol dengan teman sebangkunya. Hingga dia menyadari sedang ditatap oleh Ran.

“Kenapa lihat-lihat?”

Ran kembali menunduk karena takut.

“HAH! Dasar anak aneh”

Ran kembali berdiri dan berjalan dengan perlahan, dia memaksa untuk menelan semua kemarahannya, dan menggigit bibirnya sendiri. Dan semua anak dibelakangnya, tertawa dengan sinis dan mengejek.

Ran tiba di bangkunya yang berada di barisan paling pojok di kelasnya, tidak ada yang satu pun yang duduk di barisan Ran, dia satu-satunya yang duduk di barisan itu. Ran duduk di kursi paling belakang. Dia duduk sendiri tanpa teman sebangku.

Para murid yang berada di barisan sebelah Ran, tampak menertawakannya, mereka berbisik sambil melihat ke arah Ran, dan sesekali tertawa kecil.

Lagi-lagi, Ran hanya bisa menahannya, dia mengepal tangannya, menggigit bibirnya, dan menundukkan kepalanya sambil menahan seluruh penghinaan yang didapatkannya.

TRINGGGGGGGGG

Bel sekolah berbunyi, tanda kelas akan dimulai.

Ngiiikkkk

Pintu kelas yang sudah tua ditarik dan mengeluarkan suara berdecit yang menyakiti telinga.

Dan dari arah pintu, masuk seorang pria paruh baya dengan penampilan yang sangat rapih. Pria itu mengenakan kacamata dan rambut klimis yang disisir rapi, dan kumis yang sudah dipotong bersih. Dia mengenakan kemeja putih bersih dengan dasi berwarna hitam legam dan celana jeans hitam mengkilap. Dia tampak seperti karyawan teladan.

“Ok selamat pagi anak-anak”

“Selamat pagi pak Andre”

Pria itu merupakan wali kelas Ran. Dia merupakan Ranker level D yang khusus bekerja di pemerintahan untuk membina para Hyper. Walau pada keadaan khusus, dia akan terjun untuk membantu mengurus Monster Gate skala besar.

“Bapak akan mengabsen kalian dulu, dimulai dari Abdul”

“Hadir”

“Bruce?”

“Ya”

Wali kelas Ran terus mengabsen para muridnya satu persatu hingga giliran Ran. Namun.

“Marco?”

“Iya....”

“Bagus, semuanya hadir yah”

Sang wali kelas belum mengabsen Ran, tapi dia malah menganggap semuanya sudah hadir.

Ran sudah tidak asing dengan hal ini, dia sudah sering merasakan perlakuan ini.

“Maaf pak, nama saya belum diabsen”

“Hmm? Owh... Ran yah? Jadi kamu masih ada disini? Saya kira kamu sudah dikeluarkan”

Wali kelas Ran malah mengejek dan merendahkan Ran, Ran tidak bisa berbuat apa-apa dan menundukkan wajahnya lebih dalam lagi. Dia tidak berkata apa pun atau mencoba membalas ucapan wali kelasnya, dan hanya diam menunduk.

“Baiklah anak-anak, seperti yang sudah bapak bilang minggu kemarin, hari ini tidak akan ada teori apa pun, hari ini kalian hanya akan melakukan tes untuk melihat perkembangan kekuatan kalian. Silakan berganti pakaian dan pergi ke ruangan olahraga untuk melakukan tesnya”

“Baik pak”

Para murid bersiap untuk berganti pakaian di toilet, termasuk Ran, dia merogoh tasnya dan mengambil seragam olah raganya. Dan bersiap untuk pergi ke toilet. Namun

PLAK

“Hoi Ran!”

Kepala Ran dipukul dari belakang oleh seseorang.

Ssshh, Sial, siapa itu? Ran meringis dalam hati dan menengok ke belakang untuk pelaku yang telah memukul kepalanya.

Di belakangnya, ada anak laki-laki berbadan tinggi dengan rambut hitam klimis yang disisir ke belakang, dan mata dengan warna yang senada dengan rambutnya.

“Hoi Ran! Jawab dong kalau dipanggil”

“A-Ada apa Michael?”

“Aku hanya mau minta tolong, kemarin baju olah ragaku terkena tumpahan cat, jadi aku mau meminjam baju olah ragamu”

“Hah? Bagaimana denganku?”

“Pakai saja baju olah ragaku saja, ayolah, ini hanya sementara. Kau kan tahu bagaimana reputasiku”

“Ba-baik..... Tapi nanti kembalikan lagi”

“Ok ok, santai saja”

Michael mengambil seragam olah raga Ran dan pergi bersama dengan teman-temannya dan meninggalkan Ran sendirian di belakang.

Mereka berjalan sambil berbisik-bisik dan tertawa.

“Pfffft. Ketumpahan cat? Ketahuan sekali bohongnya”

“Hahahahaha, kalau gitu, yang tertipu dengan kebohongan ini memang sangat idiot”

“Hahahah”

Ran tahu Michael berbohong. Ran sudah terbiasa dijahili seperti ini, dan yang dia bisa lakukan hanya menahannya.

Dia mengangkat seragam olah raga milik Michael untuk melihat kondisinya.

“Parah”

Seragam Olah Raga berwarna biru hampir seluruhnya tertutupi oleh cat dengan berbagai warna yang berbeda. Hitam, merah, dan hijau. Baik depan mau pun belakang, terkena cat berbagai warna.

“Huffffftt, tahan saja 1 tahun lagi”

Ran menghembuskan nafas dan pergi mengganti bajunya ditoilet.

Saat hendak masuk ke toilet, dia berpapasan dengan beberapa teman sekelasnya. Mereka semua sedang asyik mengobrol hingga tidak menyadari Ran, tapi ketika mereka saling melewati dan membelakangi satu sama lain, Ran bisa mendengar mereka tertawa mengejek.

“Abaikan saja” Ran mencoba cuek dan tidak peduli.

Fokusnya sekarang hanya untuk mengganti seragam.

Dia memasuki salah satu bilik toilet yang kosong

Dia mencoba secepat mungkin untuk mengganti seragam karena sudah ditinggal oleh yang lain, di sela-sela waktu ketika ia berganti seragam, ia mendengar derap langkah kaki, yang kemudian berhenti sebentar, dan tidak lama kemudian, derap langkah kaki itu kembali muncul ke arah pintu keluar toilet.

“Cepat juga mereka berganti baju” Ran tidak berpikir macam-macam dan buru-buru berganti seragam.

Dia hendak keluar dan menuju gedung olahraga, pintu biliknya tertahan.

“Sial, apa-apaan lagi ini?” Ran dilanda kepanikan, dia mencoba sekuat mungkin untuk mendobrak pintu bilik.

Dia sampai harus melempar seluruh tubuhnya untuk mendobrak pintu.

Brakkkkk

Pintunya akhirnya terbuka, Ran terjatuh akibat melempar tubuhnya hanya untuk mendobrak pintu, dia merasakan suatu serpihan dingin dilantai, itu adalah sebuah kristal Es yang tajam.

Ran melirik ke arah pintu bilik toilet di belakangnya, dia melihat ada es yang menempel pada daun pintu dan kusen pintu.

“Kali ini dia, sebenarnya kenapa mereka selalu seperti ini?” Ran sudah tahu siapa pelakunya, tapi, meski dia melaporkannya, tidak ada yang akan peduli padanya.

“Oh iya, sudah jam berapa ini? Sial, sudah sangat terlambat” Ran berlari dengan tergesa-gesa ketika melihat waktu di jam tangannya.

Jarak dari toilet ke gedung olahraga cukup jauh, beruntung, Ran adalah seorang Hyper yang memiliki fisik di atas manusia normal. Sehingga bisa berlari dengan cepat.

Tapi, terlambat tetap terlambat, tidak peduli seberapa cepat Ran berlari.

“M-Maaf, saya terlambat. Hosh.... hosh....” Ran meminta maaf atas keterlambatannya. Semua murid di gedung olah raga menatapnya sambil tersenyum sinis. Sedangkan guru pengawas menatapnya dengan jengkel.

“Terlambat lagi hmm?”

“M-Maaf pak”

“Memangnya kalau kamu minta maaf, akan ada yang berubah?”

“..........”

“Sini sebentar!”

“..........” Ran berjalan dengan perlahan ke arah guru pengawas dengan perasaan terhina.

Guru pengawasnya mengeluarkan tongkat besi berwarna hitam pekat. Dan ketika Ran sampai tepat di hadapan gurunya.

“Jadi, sudah berapa kali kamu terlambat?”

“..........”

“Kenapa seragan olah ragamu kotor?”

“..........”

“Kenapa diam saja? Coba jawab!”

“..........”

Plakkkkkk

Suara pukulan benda pukul terdengar nyaring, sang guru memukul wajah Ran dengan tongkat besinya.

“Sudah sering terlambat! Baju kotor! Penampilan lusuh! Dasar bocah gagal!!! Keluar saja kau dari sekolah ini, mau ada 1000 bocah sepertimu pun, tidak akan membuat perbedaan sama sekali!!!!”

Ran hanya diam mendengar hinaan gurunya, dibanding rasa sakit akibat dipukuli, dia merasa lebih sakit mendengar hinaan dari gurunya.

“Hhhhhhhhh, sudahlah tidak ada gunanya juga aku memarahimu, coba kau tunjukkan perkembangan kemampuanmu”

“B-Baik pak”

Ran menyeka darah yang keluar dari hidungnya, kemudian mengangkat kedua tangannya dengan sejajar di depan tubuhnya, jari jemarinya membentuk posisi menggenggam sesuatu, dia mengalirkan kekuatannya ke kedua tangannya sambil membayangkan bentuk sebuah belati.

Telapak tangannya mulai bersinar terang, cahaya yang keluar membentuk belati pendek, tidak lama kemudian, sebuah belati terbentuk dari tangannya.

Namun, kedua belati tersebut tampak tembus pandang, seolah-olah hanya sebuah hologram. Ran tidak memiliki cukup kekuatan untuk membuat belati dengan sempurna.

Guru pengawasnya menatap Ran dengan tatapan sinis, dia mengambil salah satu belati di tangan Ran dan melemparnya ke lantai hingga hancur berkeping-keping.

“Sampah! Dasar bocah gagal”

Guru pengawas Ran memukul Ran lagi dengan tongkat besi hingga Ran terjatuh.

Plakkkk Plakkkk bukkk

“Dasar bocah gagal, dasar aib”

“Akhhh... Khhh...."

Guru pengawas Ran menghajar Ran dengan brutal hingga Ran mengaduh, tidak cukup hanya dipukul, sang guru juga menendang dan menginjak Ran dengan kencang.

Namun, meski disajikan pemandangan yang mengerikan seperti itu, tidak ada satu pun teman sekelas Ran yang mencoba menghentikannya, sebaliknya, mereka malah tersenyum senang melihat Ran disiksa.

Ada yang dengan terang-terangan tersenyum, ada juga yang menyembunyikan senyumnya.

“Hahhh...... Hahhhh.... Hahhhhh.... Tch, ayo anak-anak, tinggalkan saja bocah gagal ini”

Semuanya meninggalkan Ran yang sedang meringkuk ketakutan, badannya bergetar karena rasa sakit dipukul dan semua hinaan yang didapatkannya

Family

“Eeeeeeeee.......? Ughhhh..... Sakit sekali. Dimana yang lainnya?” Ran terbangun sambil merintih kesakitan.

Dia menatap sekeliling gedung olah raga yang telah kosong dan gelap, sambil mencari-cari teman sekelasnya.

“Sepertinya mereka sudah pergi semua yah? Huffffftttt..... Hari ini gagal lagi sepertinya. Sebaiknya aku pulang secepatnya” Dia hanya bisa pasrah menerima keadaannya.

Dia sadar bahwa tidak ada satu pun orang yang datang untuk membangunkannya.

Jadi Ran hanya bisa menerimanya dengan lapang dada. Ran pun pergi ke kelasnya melewati lorong sekolah yang gelap untuk mengambil tas dan pulang ke rumah walau sebenarnya dia tidak ingin.

“Sial, jika diingat-ingat, Michael masih belum mengembalikan seragamku. Menyebalkan, bagaimana cara memintanya coba?” Ran teringat fakta pahit yang dia terima.

Michael pasti sudah pulang duluan, seragam milik Ran mungkin saja terbawa olehnya. Dan dia tahu bahwa akan sulit untuk meminta seragamnya kembali.

Michael adalah murid terbaik di angkatannya. Dia adalah putra dari seorang Ranker level S dari generasi pertama. Dia mewarisi kemampuan kuat dari ayahnya dia pun punya nilai tertinggi seangkatan dan bahkan dianggap oleh para guru sebagai calon Ranker level S yang baru.

Kemampuannya secara alami memberikan Michael harga diri dan kebanggaan diri yang sangat tinggi.

Jika Ran meminta seragamnya dikembalikan, Michael mungkin akan merasa harga dirinya dihina. Dengan status dan kemampuannya, dia akan bisa dengan mudah menindas Ran, jika itu terjadi, Ran tidak akan bisa melawannya sedikit pun, kemungkinan terburuknya, dia harus melewati masa sekolah dengan kenangan sebagai korban bully.

“Cih, mau tidak mau, aku cuman bisa menunggu dia sendiri yang mengembalikan. Tapi entah kapan dia mau mengembalikannya. Untuk jaga-jaga, aku lebih baik mencuci seragam ini, karena mungkin saja dia tidak akan mengembalikan seragam olah ragaku. Habis ini mampir ke pak Bon dulu saja” Ran memilih untuk melewati jalan alternatif yang lebih aman tanpa resiko yang besar.

Ran sampai di kelasnya, sayangnya, kelasnya sudah di kunci.

“Sial! Tentu saja pasti dikunci. Bagaimana ini, semua uangku untuk satu minggu ini berada di dalam tas.”

Ran mencoba mencari cara untuk masuk ke dalam kelasnya. Dia mencoba mengecek salah satu jendela dengan harapan ada jendela yang tidak terkunci.

“Bagus! Ada jendela yang tidak dikunci.” Ran girang ketika menemukan sedikit harapan

Dia bergegas mencoba memasuki kelasnya lewat jendela.

“Sial, sempit banget” Dia sedikit kesusahan karena jendela yang terlalu tinggi dan sempit

Ran mencoba sebisa mungkin untuk mengangkat tubuhnya untuk memasuki jendela yang sempit.

“Ok, sedikit lagi........ Nice!” Ran akhirnya berhasil memasuki kelasnya.

“Ok, sekarang tinggal ambil dan pergi dari tempat suram ini” Ran bergegas ke mejanya untuk mengambil tasnya dan sesegera mungkin untuk pulang.

Namun, pemandangan tak mengenakkan menyambutnya ketika dia sampai ke mejanya

“Yahhhhhhh.... Ini bukan hal yang aneh” Ran sudah terbiasa dengan hal ini dan menerimanya.

Di atas mejanya, terdapat seragam olah raga milik Ran yang sudah kotor. Banyak debu, pasir dan tanah yang menempel pada bajunya.

Dia tidak mau berpikir rumit, dan langsung mengambil seragam olah raganya.

“Tinggal dicuci saja apa susahnya”

Dia hanya mengatakan sesuatu untuk menghibur diri, walau dalam hatinya dia merasa sangat kesal dan marah.

Tapi baginya, target kemarahannya adalah sesuatu yang terlalu tinggi untuk dibalas, menerima hal ini dengan tenang dan menganggapnya sebagai hal yang normal lebih baik daripada repot-repot mendendam.

Ran langsung bergegas pergi dari kelasnya yang suram.

Dia telah keluar gedung dan mendapati suasana yang gelap dan mencekam, sekolahnya tampak menakutkan saat di malam hari. Tidak ada satu pun lampu yang menyala di dalam sekolahnya. Hingga lampu jalanan redup yang berada di luar sekolahnya, terlihat sangat terang.

Dia langsung berlari ke arah gerbang dan dengan cekatan memanjat pagar gerbang.

Suasana di luar sekolahnya tidak jauh berbeda dengan suasana di dalam sekolah. Jalanan terasa sangat sepi. Hampir tidak ada satu pun orang atau kendaraan yang melewati jalanan sekolah.

“Pantas sepi banget, sudah hampir lewat jam tengah malam, dasar orang-orang kejam, setidaknya bangunkan aku, semoga pak Bon masih menerima tamu di jam segini”

Ran melintasi jalanan gelap dan sunyi sendirian.

Semakin lama berjalan, dia mulai menemukan beberapa orang yang masih terbangun. Entah itu anak-anak berandal yang melakukan vandalisme, atau orang-orang yang baru pulang dari tempat kerjanya.

Di tengah perjalanan ke rumah, Ran berbelok ke sebuah toko kecil. Tanda tutup tertera lebar di depan toko itu. Tapi Ran tidak peduli.

“Halooooooooo! Pak Bon, tolong buka dong” Ran berteriak sambil menggedor-gedor pintu toko tersebut.

“Haissssssss, berisik sekali, siapa itu?.” Tidak berselang lama, ada suara yang menjawab panggilan Ran.

Ran sedikit mundur dari pintu toko, terdengar suara langkah kaki yang kencang dari dalam toko, dan kemudian pintu toko tersebut terbuka dengan kasar.

“Hoii! Siapa itu? Kenapa mengganggu pada malam-malam gini?.” Dari dalam toko muncul seorang paruh baya berbadan gemuk dengan janggut lebat menghiasi wajahnya.

“Yooo, maaf ganggu pak Bon.” Ran menyapa dengan ringan.

“Oalah, ternyata kau, ayo masuk dulu saja.” Pria itu mempersilahkan Ran untuk masuk seolah-olah telah terbiasa.

Ran masuk dengan ringan ke dalam toko milik pria paruh baya yang dipanggil pak Bon. Dia melangkah ke arah meja dan kursi yang tersusun rapih di salah satu sudut toko. Sementara pak Bon pergi ke arah dapur toko untuk menyiapkan minuman hangat.

Ran merasa tenang dan nyaman di tempat ini, toko ini adalah sebuah toko kecil yang khusus menjual berbagai macam peralatan dan senjata yang biasa di gunakan oleh para Ranker liar.

Ranker liar adalah para Ranker yang membentuk perkumpulan sendiri dengan para Ranker lainnya tanpa bergantung kepada pemerintah.

Walau disebut Ranker, tidak semua Ranker liar memiliki gelar Ranker secara resmi, ada beberapa Hyper level rendah yang tidak bisa lulus ujian Ranker dan tidak bisa juga mendapatkan pekerjaan lain.

Sehingga mereka sama-sama membentuk perkumpulan yang disebut Guild yang bekerja untuk menutup Gate. Ada juga Ranker liar yang merupakan Ranker berlevel rendah yang tidak mendapat gaji yang layak sehingga memilih menjadi Ranker liar, bahkan menurut rumor ada juga Ranker Level tinggi yang menjadi Ranker liar karena tidak suka dengan aturan pemerintah.

Para Ranker liar hidup dengan mengandalkan uang hasil menutup Gate dan membasmi para monster yang keluar, para Monster yang keluar biasanya menjatuhkan berbagai material berharga yang bisa digunakan untuk macam-macam hal.

Seperti misalnya untuk membuat senjata dan peralatan para Ranker, atau digunakan sebagai material bangunan. Bangunan yang memakai material yang dijatuhkan para monster memiliki kualitas yang tinggi karena punya daya tahan yang lama. Semakin bagus dan berkualitas material yang dipakai, harganya bisa semakin mahal.

Dari hasil itulah para Ranker liar bisa mendapatkan penghasilan, berbeda dengan para Ranker pemerintah yang mendapatkan gaji bulanan sesuai dengan Level dan peringkat mereka, mereka juga mendapatkan senjata dan peralatan langsung dari pemerintah, meski terkadang para Ranker pemerintah tetap harus mengeluarkan banyak uang untuk membeli senjata dan peralatan berlevel tinggi yang disediakan pemerintah.

Para Ranker liar yang tidak bisa mendapatkan senjata dari pemerintah, saling bekerja sama dengan para Hyper dengan kemampuan Blacksmith untuk membuat senjata sendiri untuk komunitasnya.

Hal ini juga dimanfaatkan oleh para Ranker dengan kemampuan Blacksmith dengan cara membuka toko yang menjual peralatan dan senjata untuk para Ranker liar.

Pak Bon adalah salah satunya, dia adalah mantan Ranker pemerintah dari generasi pertama. Latar belakangnya yang hebat harusnya membuat dia menjadi kaya dan terkenal, ditambah dengan kemampuan Blacksmithnya yang sangat hebat bahkan jika dibandingkan dengan para Ranker Blacksmith di zaman sekarang.

Entah apa yang ada dipikirannya hingga dia membuka toko peralatan kecil di wilayah terpencil yang tidak diketahui banyak orang, dan bahkan menjual peralatan dan senjata buatannya dengan harga murah.

Padahal, semua senjata yang dibuat oleh pak Bon, memiliki kualitas tingkat A~S yang bisa dijual dengan sangat mahal.

Namun, Pak Bon malah menjualnya dengan harga yang setara dengan peralatan level D~C.

Padahal Pak Bon harusnya bisa menjadi kaya dengan mudah jika menjual produknya dengan harga aslinya.

Ran melamun memikirkan alasan Pak Bon.

“Jadi, ada apa datang tengah malam seperti ini?” Suara Pak Bon dari arah dapur memecahkan lamunan Ran.

“Eh? Hah? Apa?” Ran yang sadar dari lamunannya tidak bisa merespon pertanyaan Pak Bon.

“Dasar! Makanya jangan terlalu banyak melamun”

“Haha, maaf, maaf. Jadi tadi ada apa?”

“Aku tadi bertanya, kenapa kau datang tengah malam seperti ini? Kau memang sering datang saat malam, tapi tidak pernah semalam ini? Sedang ada masalah yah?”

“Tidak ada kok, hanya sedang bosan saja karena tidak bisa tidur.” Ran berbohong karena tidak mau membuat Pak Bon khawatir

“Bohong!”

“Ehhhh?”

“Katakan saja yang sejujurnya, kau diganggu saat di sekolah kan?”

Gleg

“A-Apa maksudnya yah? Disekolah aku baik-baik saja kok, teman-temanku baik-baik, mereka sangat ramah dan sering membantu.” Ran masih mencoba berbohong, dia masih merasa jika pak Bon hanya menduga-duga saja.

“Sudah, jangan berbohong, kelihatan jelas kok”

“Ehhhhh?” Ran sangat kaget, wajahnya pucat pasi karena takut ketahuan.

Bagaimana? Bagaimana bisa pak Bon tahu?

“Ti-“

“Bajumu!”

“Hah?”

“Bajumu kotor, penuh dengan noda cat”

“Apa?” Ran kaget dan memeriksa bajunya, dia baru sadar jika dia masih memakai seragam olah raga milik Michael yang penuh dengan noda cat

Pantas saja pak Bon tahu

“Belum lagi, kau sering datang dengan wajah babak belur, alasan apa lagi yang dimiliki oleh seseorang dengan kemampuan tanggung sepertimu jika bukan dibully”

“Ahhhhhh..... Jika bapak sudah tahu sebanyak itu, sepertinya aku sudah tidak perlu berkelit lagi, iya benar, aku memang selalu dibully oleh teman sekelasku. Aku selalu datang ke tempat bapak sebagai pelarian dan mencari ketenangan, karena dirumah, keadaannya sama saja dengan di sekolah." Ran menyerah untuk berdebat, dia menjelaskan semuanya dengan suara yang lirih.

“Begitu......” Pak Bon berjalan ke arah Ran sambil membawa 2 cangkir berisi coklat panas

“Minumlah dulu, kau pasti kedinginan kan?”

“Heheh, makasih yah pak” Ran mengambil coklat panas yang disuguhkan dan meminumnya dengan perasaan tenang.

“Oh iya, apa tidak masalah jika kau belum tidur? Bagaimana sekolahmu besok?”

“Oh itu, tidak masalah, besok sekolah libur”

“Bukannya besok baru sabtu?”

“Sekolah zaman sekarang memang libur pada hari sabtu dan minggu, dasar orang tua kolot”

“Hoi jaga mulutmu itu, jangan kurang ajar pada orang tua, dasar anak muda jaman sekarang.”

“Haha bercanda, maaf, maaf”

“Tapi Ran, kenapa kau terus bertahan di sekolah itu? Kau tahu kan, para Hyper dengan kemampuan rendah sepertimu sangat tidak dihargai di sana, kenapa kau tidak bergabung dengan salah satu guild Ranker liar saja? Kalau kau mau, aku bisa mengenalkanmu dengan salah satu ketua Ranker liar yang sering kesini. Mereka memang bukan guild besar, tapi setidaknya guild mereka lebih solid daripada bergabung menjadi Ranker milik pemerintah”

“.........” Ran diam dan menyeruput coklat panasnya “pak, bagiku, menjadi Ranker pemerintah bukan sekadar untuk menghasilkan uang, aku ingin lulus dan menjadi Ranker secara resmi sebagai pembuktian bahwa aku pun juga bisa sukses. Aku akan membuktikan kepada orang-orang yang merendahkanku bahwa aku juga bisa.” Ran menjawab pertanyaan Pak Bon dengan sangat percaya diri. Dia menegakkan kepalanya dan menatap pak Bon dengan pandangan yakin.

“Hmmpp.” Pak Bon tertawa sedikit “Tapi pertama-tama, taklukkan dulu orang-orang yang mengganggumu itu, baru kau boleh omong besar”

“Hehe, sayangnya mereka bukan orang sembarangan”

“Oh ya? Siapa mereka memangnya”

“Michael dan gengnya, Michael Wirtz, dia adalah anak dari Lod Wirtz.”

“Lod Wirtz? Lod si Ranker Level S sang Master of land? Yang menguasai hampir seluruh tanah di ibukota? Kenapa anaknya sekolah di tempat terpencil ini?”

“Loh? Kok bapak bisa tahu tentang dia?

“Kami berdua berasal dari generasi pertama, saat peristiwa Monster Attack, aku dan dia berada di tim yang sama, kami menjaga bertugas di ibukota untuk mengawal presiden saat itu. Dari dulu dia memang orang yang busuk, sebagai ganti atas kontribusinya, dia meminta hak kepemilikan ibukota. Tidak ada yang berani menolak karena dia memiliki kontribusi yang besar dalam melindungi ibukota."

“Urghh, ayah dan anak yang mengesalkan”

“Tapi ada yang aneh, mengingat sifatnya, dia seharusnya memasukkan anaknya ke sekolah Hyper terbaik di ibukota, kenapa dia mengirim anaknya ke kota terpencil ini?”

“Entahlah, dari yang kudengar sih, dia memiliki keluarga yang rumit”

“Ahhhh, aku mengerti garis besarnya”

Ran dan Pak Bon terus mengobrol hingga telah lewat jam 1 pagi.

“Lah? Sudah jam 1 pagi? Waktu berlalu dengan cepat, baiklah, sampai jumpa Pak Bon, aku mau pulang dulu”

“Hei sekalian saja menginap disini”

“Tidak usah, aku harus menyiapkan sarapan soalnya”

Ran langsung berlari keluar dan menuju ke rumahnya, rumah Ran berjarak cukup jauh dari toko pak Bon, setidaknya butuh 30 menit dengan cara berlari, tapi beruntungnya, berkat fisik Ran yang lebih kuat dari rata-rata manusia, hanya butuh waktu sepuluh menit saja.

Ran sampai di rumahnya, rumahnya kecil dan dipenuhi sampah.

Dasar orang-orang gila, lagi-lagi mereka buang sampah di depan rumahku, mereka kira rumahku tempat sampah apa?

Ran menggerutu dalam hati, tempat kecil yang dia sebut rumah ini, selalu tidak dihargai oleh orang lain. Tak jarang ada yang membuang sampah atau melakukan vandalisme seperti mencoret-coret dinding rumahnya.

Ran melangkah masuk ke dalam rumah, dia membuka pintu dengan perlahan dan sangat hati-hati agar tidak menimbulkan suara gaduh.

Buka perlahan, jalan perlahan dan langsung masuk ke kamar, jangan sampai ‘orang itu’ terbangun, dia pasti bakal mengamuk jika melihat aku pulang selarut ini.

Sayangnya, rencana Ran tidak berjalan mulus. Belum sampai memasukkan seluruh badannya ke dalam rumah, sebuah botol kaca terlempar tepat di sampingnya. Botol kaca itu menabrak dinding dan hancur dengan mengeluarkan bunyi yang tidak menyenangkan.

Ran terkejut hingga tidak sanggup merespon, dia melihat ke seberang, disana terdapat seorang pria paruh baya dengan penampilan lusuh dan perut buncit, dia memiliki jenggot kasar yang tidak terawat. Pandangannya seperti orang mabuk, tapi terasa jelas kemarahan dari sorot matanya.

“Kau.... Hik! Dari mana? Hik!.” Pria itu bertanya sambil cegukan, dia mencoba berdiri dengan sempoyongan sambil membawa botol kaca lainnya.

“........” Ran hanya diam mematung tanpa menjawab.

“Dari mana saja kau dasar anak sialan!!!!!” Pria itu mengamuk dan memukul kepala Ran dengan botol kaca hingga botol itu sendiri hancur.

Ran meringis karena sakit dan kesal.

“Sampai kapan?” Ran bertanya dengan nada rendah

“Hah? Hik!”

“Sampai kapan kau mau hidup menyedihkan seperti ini dasar pria tua!!!!” Ran mengamuk dan memaki pria itu.

“Kau! Beraninya pada ayahmu!” Pria yang mengaku ayah Ran itu ikut mengamuk.

Syung

Dia mengayunkan botol kaca yang telah pecah setengahnya ke arah Ran.

Ran menghindarinya dengan menunduk ke bawah, kemudian loncat ke arah dagu pria itu dan menyundulnya dengan kencang.

“Ughhh” Pria itu meringis kesakitan dan berjalan ke belakang dengan sempoyongan.

Ran mendorong pria itu untuk menjatuhkannya.

“Jangan mengaku sebagaj ayahku!! Kau hanya tukang mabuk tidak berguna!!!” Ran memaki ayahnya sendiri dan menolak mengakuinya sebagai ayahnya.

Ayahnya hanya memandang Ran dengan tatapan kesal, namun, dibalik tatapan itu, terdapat mata dari seseorang yang sudah putus asa.

“Cih!” Ran berbalik ke arah kamarnya, meninggalkan pria itu sendirian. Dia mengunci dirinya sendiri di kamarnya.

Di kamarnya, Ran melemparkan tasnya dengan kasar, dan naik ke atas kasur tanpa melepaskan sepatunya.

Perasaan Ran semakin kacau, rasa kesal dan benci berkecamuk makin hebat di dalam hatinya. Dan di antara perasaan kebencian, terdapat kesedihan yang mendalam juga. Ran tidak dapat menahannya, dan akhirnya dia meluapkan perasaannya.

“Hikss.... Ibuuu...... Aku rindu sekali padamu”

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!