NovelToon NovelToon

REVENGE Of AIKO KENSEI ( LOVE In BATTLE )

#1

Suara ringkikan kuda memecahkan keheningan malam, segerombol pemberontak dengan pedang tajam di tangan menaiki kuda hitam pekat menyelusup ke sebuah pemukiman wilayah kekuasaan Uzumaki.

Malam yang biasanya mengantarkan mereka tidur lelap namun kini menjadi sebuah malam tragis bagi penghuni wilayah tersebut, dimana malapetaka terjadi.

Gerombolan Hiroshi adalah sekelompok pasukan pemberontak yang biasa menjajah wilayah-wilayah di sekitar perbatasan Wei.

Mengambil alih kekuasaan daerah tersebut, bahkan tak segan membunuh mereka yang tak mau tunduk dan tak mau di jadikan budak atau tawanan mereka.

Suara jerit terdengar di setiap hunian penduduk saat beberapa gerombolan itu masuk memporak-porandakan rumah mereka. Bahkan beberapa ada yang di bakar habis dan pemilik rumah nya di bunuh dengan sadis.

Korban-korban mulai berjatuhan satu persatu keluarga mereka mati di bunuh oleh Hiroshi dan pasukan nya.

Tak terkecuali rumah Uzumaki Masuzi, seorang tetua di wilayah tersebut yang menjadi pemimpin bagi penduduk di sana.

Hiroshi menyelusup masuk ke dalam rumah Uzumaki yang sudah di kepung oleh banyak prajurit bawaan nya.

Uzumaki tadi nya hendak tidur namun karena terdengar suara keributan dari luar sana ia pun segera mengamankan istri dan anak nya di tempat tersembunyi.

Ia pun berniat keluar melihat apa yang sudah terjadi namun belum sempat diri nya keluar rumah, Hiroshi sudah masuk ke hunian nya itu.

Dengan sebilah pedang berukuran panjang mereka pun mulai berduel. Suara pedang tajam beradu dengan cepat terdengar amat nyaring, membuat suasana semakin getir.

Belum lagi suara rintihan orang yang terluka dan meregang nyawa, jeritan akibat sabitan pedang tajam, tangisan mereka yang kehilangan anggota keluarga nya, menghiasi malam naas itu.

Pertarungan Uzumaki dan Hiroshi semakin memanas, beberapa kali Hiroshi terkena sabitan ujung pedang milik Uzumaki, membuat para prajurit ikut bertarung membantu Hiroshi.

Kini yang terjadi bukan satu lawan satu, melainkan Uzumaki habis di keroyok oleh prajurit Hiroshi.

Hayumi tak kuasa mendengar suara rintih suami nya, ia pun keluar dari persembunyian.

'' Nona Hayumi, jangan ini bahaya, '' bisik Mien pengasuh Ryuzi putri nya.

'' Aku titip Ryuzi, jaga dia baik-baik. Jika terjadi sesuatu padaku segera bawa dia pergi jauh dari sini. '' Hayumi mencium kening Ryuzi, genang air mata pun mulai membasahi wajah cantik wanita itu.

Hayumi tak akan tinggal diam begitu saja melihat suami nya tersiksa di habisi gerombolan tadi, apalagi diri nya dulu juga seorang pendekar wanita. Sedikit banyak ia mengetahui cara bermain pedang, walau semua itu sudah lama sekali tidak ia lakukan sejak saat diri nya menikahi Uzumaki.

Hayumi menepis cengkraman Mien yang menahan kepergian nya, dia tetap pada pendirian nya untuk menolong Uzumaki.

Sementara Ryuzi yang masih sangat polos hanya bisa menangis tanpa suara karena mulut Ryuzi sengaja di tutup oleh Mien agar suara tangis anak itu tak sampai terdengar oleh kelompok Hiroshi.

'' Kiyaaaaaa,,, '' Hayumi muncul secara tiba-tiba menyerang gerombolan yang tengah mengeroyok Uzumaki suami nya.

'' Ha yu mi.. '' Uzumaki nampak tergeletak di lantai hitam yang sudah di genangi darah segar yang keluar dari tubuh nya.

Nampak butiran bening mengalir dari sudut mata Uzumaki melihat istri nya datang untuk melawan gerombolan sadis itu. Uzumaki bisa melihat istri nya dari sela-sela kerumunan prajurit yang tengah menghakimi nya dengan brutal.

Hiroshi memberi aba-aba pada prajurit untuk berhenti menganiyaya Uzumaki yang sudah sekarat. Dia pun ingin melihat siapa wanita yang baru muncul, Hayumi tak tertangkap oleh pandangan nya karena terhalang kerumunan prajurit.

Seketika prajurit pun mundur, posisi mereka tetap waspada dengan pedang di depan dada.

Beberapa prajurit yang tengah berkelahi dengan Hayumi pun bergerak mundur. Kini nampak Hayumi berdiri anggun dengan bilah samurai di tangan, gaun putih sudah di penuhi bercak darah dari tubuh nya dan sebagian lagi darah prajurit yang bertarung dengan nya.

'' Uzumakiii,, '' teriak Hayumi saat melihat suami nya sekarat dan meregang nyawa di hadapan nya.

Hirosi tersenyum licik, otak kotor nya mulai berfantasi. Dengan isyarat mata pada beberapa prajurit ia memerintahkan mereka agar menangkap wanita cantik itu.

Prajurit pun dengan mudah nya menangkap Hayumi walau sebelumnya ada perlawanan fisik dari wanita itu.

Kedua tangan Hayumi kini di cengkram oleh dua prajurit, ia pun di ikat di atas meja berukuran besar di ruangan itu, meja yang biasa di gunakan pertemuan penting penduduk Uzumaki.

Hiroshi pun mulai melucuti gaun Hayumi dengan mata pedang nya yang runcing. Ia melampiaskan nafsu bejat nya pada Hayumi.

Para parjurit nya menyaksikan pemerkosaan itu, tanpa rasa malu Hiroshi melakukan semua layaknya binatang kelaparan.

Hayumi hanya bisa menangis saat tubuh nya ternodai, tak ada yang bisa ia perbuat karena kedua tangan dan kaki di ikat kuat.

Sementara itu Mien dan Ryuzi di tempat persembunyian mereka hanya bisa mendengar jerit tangis Hayumi.

Mien bisa membayangkan apa yang sudah Hiroshi perbuat pada Hayumi, ia pun memutuskan untuk segera keluar dari persembunyian dan pergi dari tempat itu.

Dengan hati-hati Mien membawa Ryuzi, mengendap-endap melewati jalan belakang.

Nampak pasukan Hiroshi sibuk dengan tugas nya masing-masing, mereka yang tadi nya mengepung rumah itu pun sudah berpencar karena si empunya rumah sudah tewas terbunuh di tangan majikan mereka.

Kesempatan itu di gunakan Mien untuk lari ke semak-semak menuju hutan belantara. Tak mungkin jika harus terus bersembunyi karena lambat laun keberadaan nya bisa saja di ketahui pasukan Hiroshi.

Ryuzi hanya menurut saja saat lengan kecil nya di tarik oleh Mien. Seakan dia menyerahkan dan mempercayakan hidup dan mati nya pada pengasuh nya itu.

Ryuzi sangat ketakutan setelah mendengar pertarungan di rumah nya tadi, kini dia pun takut karena memasuki hutan belantara yang teramat gelap. Untuk anak seusia nya tempat itu bukanlah tempat yang nyaman untuk bersembunyi. Tentu saja peristiwa itu menorehkan trauma yang dalam pada diri Ryuzi.

Sementara Hiroshi yang sudah puas melampiaskan nafsu nya, kini dengan kejam membunuh Hayumi.

Hiroshi menancapkan pedang tepat di perut Hayumi yang tak terbalut sehelai kain pun.

Mata Hayumi membelalak saat tubuh nya terhunus benda tajam itu, seketika ia pun menghembuskan nafas terakhir nya.

Hiroshi keluar dari rumah itu setelah merapikan kembali pakaian nya, para prajurit nya membakar rumah papan itu membuat api berkobar cepat, melalap semua bangunan tersebut.

Dari kejauhan Mien melihat kobaran api dan kepulan asap hitam membumbung tinggi di langit yang gelap. Bisa di pastikan sebagian pengikut Uzumaki tewas dan kemungkinan sebagian lagi menjadi budak mereka.

Beberapa orang yang rela menjadi budak Hiroshi secara tidak langsung mereka telah mengkhianati Uzumaki.

Untuk sementara waktu Mien dan Ryuzi harus tinggal di hutan hingga keadaan sudah di rasa aman baru mereka pergi dari tempat tersebut.

Mata Ryuzi yang berbinar cerah pun memantulkan kobaran api dari kejauhan. Menatap kepergian orang tua nya, kejadian ini akan sangat membekas dalam ingatan gadis kecil itu.

#2

Hembusan angin kencang menerpa tubuh mungil Ryuzi, menusuk ke setiap pori-pori kulit gadis kecil itu.

Mien tidak mencari kayu bakar untuk penerangan ataupun untuk menghangatkan badan mereka, karena akan sangat rentan di ketahui oleh kelompok Hiroshi jika diri nya menyalakan perapian di tengah hutan.

Mien memeluk tubuh mungil Ryuzi yang menggigil karena kedinginan, mengelus rambut gadis itu agar segera tidur.

'' Mulai saat ini Bibi Mien orang tua mu, jangan takut Bi Mien akan melindungi mu dari segala hal yang akan membahayakan mu, '' ujar Mien.

Ryuzi mendongak menatap wajah Mien, dan kembali menenggelamkan wajah nya dalam tubuh Mien, tangan mungil nya mengeratkan pelukan pada tubuh pengasuh nya itu.

Mien kini menjadi pengganti Ibu untuk Ryuzi. Hanya dia satu-satu nya orang yang Ryuzi percaya saat ini.

Mata Ryuzi mulai berat, rasa kantuk menyergap hingga akhir nya ia pun tidur pulas di dalam dekapan Mien yang menyandarkan tubuh nya pada sebuah pohon besar di hutan itu.

Mien masih mencari-cari cara untuk bisa keluar dari hutan itu dengan selamat. Dia pun masih memikirkan harus kemana diri nya membawa Ryuzi pergi.

Ryuzi kini menjadi tanggung jawab nya, mengingat begitu banyak hutang budi Mien pada Uzumaki yang pernah beberapa kali menyelamatkan diri nya dari serangan musuh.

Dan sekarang ini saat nya untuk balas budi pada Uzumaki, dengan merawat dan membesarkan Ryuzi.

Kepulan asap di pemukiman sudah menipis, kobaran api pun hanya meninggalkan bara merah menyala di reruntuhan kayu bekas hunian penduduk.

Suasana di sana mulai senyap tak terdengar lagi para gerombolan Hiroshi, mereka seperti nya sudah meninggalkan tempat itu dan mungkin akan kembali lagi nanti untuk meratakan dan membangun kerajaan mereka.

Mien akan menggunakan kesempatan ini untuk keluar dari hutan. Dia teringat pada Sam sahabat nya yang tinggal di wilayah lain.

Untuk pergi ke tempat Sam dia perlu menyebrangi sebuah sungai besar. Ya, Mien akan mengajak Ryuzi tinggal di sana. Daerah itu sudah aman dan tak pernah ada penjajah masuk ke tempat itu, karena kerajaan kekuasaan mereka cukup kuat hingga pemberontak tak berani menyinggahinya.

Sebelum malam berganti, Mien segera membangunkan Ryuzi. Gadis kecil itu menguap, mata nya masih kantuk namun Mien harus segera membawa nya lari.

'' Ryuzi, kita pergi dari sini sebelum mereka menemukan kita, '' ucap Mien.

Ryuzi pun bangkit menuruti perkataan Mien. Mereka berdua berjalan ke arah utara, Mien tau betul kawasan hutan itu. Dia pernah beberapa kali menjadi tawanan penjajah dan kabur menyusuri hutan, hingga bertemu Uzumaki dan Hayumi menyelamatkan diri nya.

Mien mempercepat langkah nya seraya menarik lengan Ryuzi, mereka berlomba dengan waktu yang terus mengejar.

Langit masih terlihat gelap, mereka sudah keluar dari hutan, saat ini tepat di hadapan mereka terdapat sebuah sungai yang luas.

Mien mengedarkan pandangan nya mencari sebuah rakit untuk di jadikan kendaraan menyebrangi sungai itu.

Akhir nya Mien melihat sebuah perahu dayung kecil setidak nya cukup untuk diri nya dan Ryuzi.

'' Ayo kesini, kita naik perahu, '' ucap Mien seraya berlari kecil melepaskan kaitan perahu yang di ikat pada batang pohon .

Ryuzi mengikuti Mien, ia pun naik ke atas perahu walau hati nya merasa takut. Perlahan perahu pun melaju seiring dayung menghentak di permukaan air yang tenang.

Sembari mendayung mata Mien tak henti mengawasi sekeliling, memastikan tak ada seorang pun yang melihat mereka pergi.

Seiring berjalan nya waktu, sang surya pun mulai muncul di ufuk timur. Cahaya nya merebak ke seluruh permukaan air yang jernih.

Mien dan Ryuzi berada di pertengahan sungai, di kanan dan kiri hanya terdapat rawa-rawa yang lembab.

Rasa takut Ryuzi mulai hilang perlahan, saat ini dia mulai terbiasa berada di atas perahu kecil. Satu hal yang membuat diri nya tertarik, tatkala gerombolan ikan terlihat tak jauh dari diri nya berada.

Mien menatap mata Ryuzi yang sipit, wajah nya yang polos dan lugu.

' Kasihan Ryuzi, masih kecil sudah yatim piatu. Aku pastikan kamu akan selalu bahagia dengan ku, ' janji Mien dalam hati nya yang merasa iba melihat Ryuzi.

Dari kejauhan Ryuzi dan Mien melihat sebuah desa di tepian sungai. Mereka sebentar lagi sampai. Mien bersemangat menadayung perahu agar mereka segera sampai ke tempat tujuan.

Mien menepikan perahu lalu mengikat tali perahu ke sebuah kayu yang tertancap di pinggiran sungai.

Ryuzi pun segera turun, menggenggam lengan Mien. Mereka berjalan menyusuri pemukiman penduduk yang tengah di sibukan oleh rutinitas di pagi hari.

Mien berharap Sam masih tinggal di rumah lama nya yang tak jauh dari sungai tadi. Jika tidak entah kemana ia akan membawa Ryuzi sedang diri nya sendiri pun tak punya tempat tinggal. Sepanjang perjalanan Mien terus berfikir keras hingga tak memperhatikan sekitar.

Tak jauh dari sana Sam memperhatikan mereka. Memastikan bahwa wanita yang membawa gadis kecil itu adalah Mien sahabat lama nya.

Saat Mien dan Ryuzi mulai dekat, ia pun segera menghampiri.

'' Mien ? '' seru Sam seraya mendekat ke arah wanita itu.

'' Sam, '' Mien mulai lega setelah mengetahui Sam masih tinggal di daerah ini.

'' Siapa gadis kecil ini ? Kamu sudah menikah ? '' Tanya Sam beruntun.

Mien menoleh ke kanan dan kiri, khawatir ada yang mendengar percakapan mereka.

Sam yang menangkap gelagat aneh Mien pun mulai mengerti, ia segera mengajak Mien masuk ke rumah nya yang hanya tinggal beberapa langkah lagi dari sana.

Mien dan Ryuzi pun kini sudah ada di dalam rumah sederhana milik Sam. Rumah dari kayu yang sempit, hanya ada satu kamar dan satu ruangan saja.

Sam menutup pintu rapat-rapat, ia pun segera duduk di kursi kayu bersama Mien dan Ryuzi.

'' Ini Ryuzi, anak dari tuan Uzumaki dan nona Hayumi. Semalam gerombolan Hiroshi menyerang tempat kami dan membunuh para penduduk termasuk tuan Uzumaki dan nona Hayumi. '' Mien baru menjawab pertanyaan Sam tadi, setelah keadaan benar-benar aman.

Sam hanya mengangguk mendengar penjelasan Mien, ia sendiri belum pernah bertemu dengan Uzumaki ataupun Hayumi tapi ia tau jika Mien sahabat nya bekerja di sana.

Mien pernah mengunjungi rumah Sam beberapa tahun lalu dan menceritakan bahwa diri nya bekerja di rumah pasutri itu.

'' Saat ini aku tak tau harus pergi kemana, tak aman untuk Ryuzi jika tetap berada di sana apalagi tempat tinggal nya pun sudah di bakar habis. Hiroshi pasti akan kembali kesana, ia pasti akan membawa para pengikut nya dan membangun pemukiman di tempat itu. '' Jelas Mien menatap lekat Sam yang saat ini membawa poci kecil dan dua cangkir kayu.

'' Kalian tinggal di sini saja, tapi hanya ada satu kamar di sini, itu pun kalau kau tak keberatan Mien. '' Sam menuangkan air ke tiap cangkir lalu menyodorkan satu cangkir pada Ryuzi yang terlihat kehausan, berkali-kali Ryuzi nampak menelan saliva nya tatkala melihat kucuran air dari poci, seakan dia tengah melihat makanan yang lezat.

Sam pun kini iba melihat Ryuzi, sama hal nya dengan Mien. Ryuzi menghabiskan air itu hingga tandas, ia tersenyum manis menatap Sam. Membuat laki-laki berambut gimbal itu tersentuh hati nya.

'' Tentu kami tidak keberatan, yang penting punya tempat berteduh. Kau tidak apa-apa kami tinggal di sini? '' Mien ingin meyakinkan tawaran Sam.

'' Tentu saja tidak, dengan senang hati aku terima gadis kecil ini tinggal dengan ku. Kau tak usah khawatir, aku sudah bekerja sebagai kuli angkut di pasar jadi masalah makan biar aku yang tanggung. Hanya saja.. '' Sam menghentikan kalimat nya.

'' Masalah pekerjaan rumah biar aku yang kerjakan, sebagai imbalan. '' Mien sepertinya tau apa yang akan di katakan Sam hingga membuat pria itu terkekeh. Ryuzi pun ikut tersenyum walau dia tak mengerti pembahasan kedua orang dewasa itu. Yang pasti Ryuzi tau kalau ditempat itu tak ada lagi tangis dan kekerasan seperti semalam.

Sam mengelus helaian rambut panjang Ryuzi yang di kuncir, dia gemas juga kasihan pada gadis malang itu. Kepolosan Ryuzi membuat Sam bisa merasakan kepedihan yang tersembunyi di balik keluguan nya.

#3

Musim ke musim berganti, Uzumaki Ryuzi di rawat dan di besarkan oleh Mien dan Sam.

Ryuzi pun di latih bela diri dan belajar memainkan pedang oleh kedua pengasuh nya.

Saat ini usia Ryuzi sudah 10 tahun, namun dia sudah pandai memainkan pedang. Walaupun saat ini pedang yang di gunakan hanya terbuat dari bilah bambu yang di runcingkan.

Mien ataupun Sam belum memberi nya pedang sungguhan, karena ia masih berlatih dan belajar menguasai permainan bela diri.

Karena ketekunan dan kepandaian Ryuzi bermain pedang, Mien pun memutuskan untuk mengganti nama gadis itu menjadi Aiko Kensei, dengan harapan suatu saat Aiko akan menjadi pendekar wanita yang tangguh dan terkenal dengan kemampuan menggunakan pedang.

Selain karena itu, alasan utama Mien mengganti nama Ryuzi menjadi Aiko yakni untuk menghapus nama Uzumaki. Demi menghilangkan jejak Uzumaki dari Hiroshi yang kemungkinan tau masih ada keturunan Uzumaki Masuzi yang masih hidup.

Pasal nya sebagian pengikut Uzumaki ada yang menjadi budak Hiroshi. Tak menutup kemungkinan salah satu dari mereka akan menceritakan anak mendiang Uzumaki Masuzi. Apalagi mereka sudah menjadi pekhianat bagi kaum Uzumaki.

Ryuzi sendiri tak keberatan, ia dengan senang hati mengubur nama asli dan mengganti dengan nama Aiko Kensei demi terwujud nya cita-cita nya selama ini untuk membalaskan dendam kematian kedua orang tua nya.

Aiko memang masih terbilang anak-anak, namun dia di dewasakan oleh keadaan dan peristiwa pahit yang selama ini membekas dalam ingatan. Hingga ambisi balas dendam pun muncul begitu saja tanpa dorongan dari Mien ataupun Sam.

Di sebuah lahan kosong tak jauh dari rumah Sam, Aiko berlatih dengan serius. Sebuah pedang bambu di tangan di mainkan dengan sangat lihai oleh nya dengan gerakan-gerakan yang cepat ia nampak cekatan.

Sam dan Mien duduk melihat aksi Aiko, sesekali ada senyum bangga di sudut bibir mereka berdua, melihat anak didikan nya tumbuh menjadi gadis cantik dan pandai bermain pedang.

'' Lihat dia semakin cekatan saja, tak sia-sia aku mengajarkan nya selama ini. Mungkin karena darah Tuan Uzumaki yang mengalir di dalam tubuh gadis itu yang memang seorang ahli memainkan pedang, '' ucap Mien sembari memandangi Aiko yang tengah berlatih, sesekali Mien melirik Sam saat bicara dan menyunggingkan senyum lebar.

'' Kau mengajarkan Aiko bela diri agar dia bisa membalaskan dendam atas kematian orang tua nya ? '' selidik Sam berfikir seperti itu saat mendengar nama Uzumaki kembali.

Mien yang tadi nya asyik memandangi Aiko pun seketika menatap lekat mata Sam, hingga kedua mata mereka beradu . Mien tak mengerti dengan jalan fikiran pria di hadapan nya. Tentu membuat Sam gelagapan karena tatapan Mien yang menusuk.

'' Du-dugaan ku pasti salah, maaf aku tak bermaksud apa-apa. '' Sam menggaruk kepala dan membuang pandangan nya dengan kikuk.

'' Memang yang kamu katakan itu salah. Aku ajarkan Aiko bela diri agar kelak dia bisa menjaga diri nya sendiri karena suatu saat nanti aku ataupun kau pasti akan pergi dari dunia ini, '' Mien kini nampak berkaca-kaca namun wanita itu tak pernah sekalipun meloloskan air mata nya jatuh.

Mien merasa harus menjadi contoh untuk Aiko, menjadi pribadi yang kuat tanpa ada air mata lagi yang jatuh, cukup saat ketika Aiko di tinggalkan orang tua ia menangis, saat ini dan seterus nya Aiko harus bisa menjadi wanita yang tangguh. Itu lah harapan Mien.

Sam hanya manggut-manggut tanda mengerti maksud dari Mien. Namun tetap saja naluri nya berkata jika Aiko menyimpan rasa dendam yang mendalam, terlihat saat ia berlatih dengan serius seakan ada rasa yang mendorong nya untuk bangkit dari keterpurukan. Ada energi yang kuat untuk membuatnya menguasai semua teknik bela diri dan memainkan pedang.

Lambat laun Sam akan menemukan jawaban, karena memang firasat pria itu benar ada nya.

'' Aiko... '' sahut seseorang yang baru muncul.

Aiko menghentikan gerakan nya sesaat ia menoleh ke arah anak laki-laki yang memanggil nama nya.

Daichi nama anak laki-laki itu, dia teman Aiko usia nya lima tahun lebih tua dari Aiko.

Daichi sahabat Aiko satu-satu nya di tempat tinggal nya. Bersama Daichi ia sering berlatih bela diri dan mengasah kemampuan mereka berdua dengan berduel. Meski pun Aiko jauh lebih muda dari nya namun Aiko pernah beberapa kali memenangkan duel di antara mereka.

Kini Daichi tepat di hadapan nya, dengan nafas masih terengah-engah setelah berlarian dari rumah menuju rumah Aiko.

'' Aku punya kabar bagus, ada sebuah perguruan yang mengajarkan ilmu bela diri, perguruan ini sangat sedang ramai di kalangan orang-orang. Kata mereka murid yang belajar di sana hebat-hebat ilmu bela dirinya, '' ucap Daichi.

'' Benarkah ? Apa kau akan belajar di sana ? '' tanya Aiko mulai tertarik, ia menancapkan pedang kayu di atas tanah.

'' Tentu saja, tapi sayang kau tak akan bisa ikut kesana karena perguruan itu khusus untuk anak laki-laki berusia 15 tahun, '' terang Daichi.

'' Kalau begitu kau membawa berita buruk untuk ku. '' Secepat kilat Aiko menarik pedang bambu nya dan menodongkan ujung pedang itu tepat di leher Daichi. Tatapan Aiko sangat tajam, Daichi sedikt kesulitan menelan saliva karena ujung bambu itu mencekat pergerakan tenggorokan nya.

'' Hei ada apa dengan kalian, '' Mien menghampiri mereka berdua, Aiko pun perlahan menurunkan pedang nya kembali dan Daichi menghela nafas panjang.

'' Dia bilang ada perguruan bagus, tapi perguruan itu khusus untuk anak seusia nya, dan hanya laki-laki yang di perbolehkan masuk ke perguruan itu, '' jelas Aiko.

'' Lalu apa masalah nya hingga kau marah pada Daichi ? '' tanya Mien heran.

'' Aku ingin masuk ke perguruan itu nanti jika usiaku sudah lima belas tahun, '' tegas Aiko membuat kedua orang di hadapan nya membulatkan mata karena terkejut.

Bagaimana bisa dia belajar ke sana sedang dia sendiri anak perempuan bukan anak laki-laki. Mien menggeleng-gelengkan kepala nya.

Sementara Sam yang mendengarkan percakapan mereka semakin yakin dengan dugaan nya, ada sebuah ambisi yang mendorong gadis itu untuk melakukan suatu hal, tak perduli apapun rintangan ia akan bertekad untuk mewujudkan keinginan nya itu.

'' Tapi kau,, '' belum sempat Mien berucap Sam menahan perkataan nya dengan menepuk pundak wanita itu.

'' Aiko bisa kesana nanti, tapi tunggu sampai umurmu cukup dulu, '' ujar Sam.

'' Benarkah Sam ? '' mata Aiko berbinar bahagia mendengar perkataan Sam, ya Aiko memang terbiasa memanggil nama nya secara langsung tanpa embel-embel paman karena ia sering kali mendengar Mien memanggil Sam, dan Sam pun tak keberatan justru itu akan membuat nya tak canggung.

'' Tentu saja, aku janji , '' ucap Sam kali ini membuat Mien dan Daichi terkejut sementara Aiko kegirangan.

Mien manatap tajam Sam, semakin tak mengerti bisa-bisa nya pria ini berjanji pada Aiko. Mien tak ingin Sam mengecewakan gadis itu nanti nya. Sam sendiri sudah punya rencana untuk Aiko, hanya tinggal menunggu waktu saja.

'' Kau pergi lah lebih dulu, nanti kau harus menjemput dan mengajak ku kesana, '' ucap Aiko.

'' Ba-baiklah, nanti saat aku pulang, aku pastikan bisa mengalahkan mu saat berduel, '' kekeh Daichi langsung pergi karena tak ingin Aiko kembali berulah dengan pedang nya.

'' Pergilah dasar pengecut, '' Aiko terkekeh seraya memutar-mutar pedang di tangan bak mainan tali.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!