NovelToon NovelToon

The Muse And The Art

Prolog + Author's Note

Happy Reading
* * *
Dia memandang jendela itu lagi.
Bukan, lebih tepatnya memandangi seorang gadis yang termenung sendiri di sana.
Tangannya dengan gesit mencorat-coret kertas itu.
Menghubungkan satu garis ke garis lainnya.
Ujung jemarinya mengusap pelan, menciptakan gradasi warna yang padu.
Seulas senyum kecil terukir di wajahnya kala menatap karya seni yang baru saja ia ciptakan itu.
Dengan ujung jari yang masih memegang pensilnya, ia menulis sesuatu di sudut kertas.
Chaeril Muchsin
Chaeril Muchsin
Rion
Chaeril Muchsin
Chaeril Muchsin
Karya ciptaanku
* * *
(Author)
(Author)
Holaaa welcome di CS baru aku
(Author)
(Author)
Sebelumnya sebagai informasi, CS ini bertema "Kehidupan di Masa Hindia Belanda" alias Jaman Indonesia sebelum Penjajahan Jepang
(Author)
(Author)
Mungkin untuk Tema seperti ini akan sangat sulit dibawakan sebagai CS, tetapi aku maksa buat jadiin ini CS :)
(Author)
(Author)
Setelah memikirkan plot, tokoh, sampai setting cerita, akhirnya aku memantapkan hati untuk meng-publishnya
(Author)
(Author)
Ini mungkin bakal sedikit bosenin karena akan lebih banyak memakai narasi penjelas dibanding dialog
(Author)
(Author)
Tapi, aku harap ada pembaca yang akan suka🥲
(Author)
(Author)
Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca bacotan aku ini
(Author)
(Author)
Terima kasih juga telah membaca ><

01 - Pasar Malam

Happy Reading
* * *
Suasana pasar memang selalu ramai.
Apalagi saat menjelang malam.
Para pedagang kaki lima banyak yang sudah membuka jualannya.
Terdengar suara tapak kaki kuda dari kereta-kereta delman yang lewat.
Pemuda itu sedang menatap langit-langit senja.
Menikmati semburat jingga yang seolah memotong dunia.
Tepukan pelan menghampiri bahu kanannya.
Pemuda itu perlahan menoleh, menatap wajah seorang pria tua yang tersenyum padanya.
Chaeril Muchsin
Chaeril Muchsin
Eh?
Chaeril Muchsin
Chaeril Muchsin
Pak Rudy
Rudy
Rudy
Kamu ngapain toh di sini?
Rudy
Rudy
Kenapa tidak bantuin bapakmu jualan?
Chaeril Muchsin
Chaeril Muchsin
Oh, ini loh
Chaeril Muchsin
Chaeril Muchsin
Aku di suruh bapak nganterin pesanan
Rudy
Rudy
Pesanan orang Belanda kah?
Chaeril menggeleng pelan.
Chaeril Muchsin
Chaeril Muchsin
Bukan, Pak
Chaeril Muchsin
Chaeril Muchsin
Pesanan Bu Dewi ini
Chaeril Muchsin
Chaeril Muchsin
Katanya lagi ngadain syukuran
Rudy
Rudy
Ooh
Rudy
Rudy
Yaudah sana cepat diantar
Rudy
Rudy
Nanti keburu dingin itu sop-nya
Chaeril Muchsin
Chaeril Muchsin
Iya, Pak
Chaeril Muchsin
Chaeril Muchsin
Aku duluan ya
Chaeril menunduk sedikit sebagai bentuk hormat, kemudian bergegas pergi menuju rumah pelanggannya.
Tiba di sana, Chaeril langsung masuk ke pekarangan sembari mengucap salam.
Chaeril Muchsin
Chaeril Muchsin
Assalamu Alaikum
Chaeril Muchsin
Chaeril Muchsin
Bu Dewi, aku nganter pesanan
Dewi
Dewi
Wa alaikumussalam
Dewi
Dewi
Oh Chaeril toh yang datang
Dewi
Dewi
Ayo masuk sini, Nak
Chaeril Muchsin
Chaeril Muchsin
Enggak usah, Bu
Chaeril Muchsin
Chaeril Muchsin
Chaeril mau langsung pulang
Chaeril Muchsin
Chaeril Muchsin
Ini pancinya mau ditaruh di mana?
Dewi
Dewi
Bawa langsung ke belakang aja, Nak
Chaeril Muchsin
Chaeril Muchsin
Baik, Bu
Setelah menaruh panci di dapur belakang, Chaeril langsung pamit pada Dewi.
Chaeril Muchsin
Chaeril Muchsin
Duluan ya, Bu
Dewi
Dewi
Yakin kamu gak mau masuk dulu?
Dewi
Dewi
Makan sebentaran, Nak
Chaeril Muchsin
Chaeril Muchsin
Enggak, Bu
Chaeril Muchsin
Chaeril Muchsin
Terima kasih
Chaeril Muchsin
Chaeril Muchsin
Chaeril pamit ya, Bu
Chaeril Muchsin
Chaeril Muchsin
Assalamu alaikum
Dewi
Dewi
Wa alaikumussalam
Dewi
Dewi
Hati-hati ya, Nak
Hari sudah gelap saat Chaeril meninggalkan rumah Dewi.
Ia berjalan menyusuri jalan setapak yang tadi ia lewati hingga tiba lagi di pasar.
Melihatnya banyaknya orang berlalu lalang membuat senyum Chaeril merekah.
Chaeril Muchsin
Chaeril Muchsin
Kalau damai gini, jadi enak dipandang
Pemuda itu lalu berjalan-jalan sebentar untuk menikmati suasana pasar di malam hari.
Ia melihat seorang penjual es lilin di tepi jalan.
Ingin rasanya membeli, tapi ia ingat kalau harus berhemat untuk membeli buku.
Chaeril Muchsin
Chaeril Muchsin
Kapan ya aku bisa sekolah di HBS?
Setelah mengatakannya, Chaeril langsung tertawa kecil.
Chaeril Muchsin
Chaeril Muchsin
Ngomong apa sih aku? Mana bisa rakyat jelata sekolah di tempat seperti itu?
Saat sedang termenung, tiba-tiba Chaeril ditabrak dari belakang oleh seseorang.
Tubuh pemuda itu hampir tersungkur jika tidak cepat-cepat menoleh.
Walau pada akhirnya ia tetap jatuh dengan posisi si penabrak yang duduk di pangkuannya.
Chaeril Muchsin
Chaeril Muchsin
Aduh!
Chaeril memegangi pahanya.
Ia lalu membuka mata untuk melihat identitas si penabrak.
Matanya membulat kala melihat sebuah wajah khas kaukasoid yang hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya.
Hollander
Hollander
Eh?
* * *
(Author)
(Author)
Biblue Pedia :
(Author)
(Author)
1. HBS = Hoogere Burgerschool atau Sekolah Menengah Umum pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Sekolah ini umumnya hanya diisi oleh anak-anak Belanda dan anak-anak pejabat saja.
(Author)
(Author)
2. Kaukasoid : Ras kulit putih atau Ras yang umum di Eropa
(Author)
(Author)
3. Hollander : Sebutan untuk orang-orang Belanda

02 - Pertemuan Pertama

Happy Reading
* * *
Chaeril dan gadis itu saling bertatapan.
Kedua iris coklat milik Chaeril beradu dengan netra safir si gadis.
Hollander
Hollander
Oh
Hollander
Hollander
Vergeef Me
Gadis itu lekas berdiri lalu mengulurkan tangan untuk membantu Chaeril.
Hollander
Hollander
Kamu tidak apa-apa?
Chaeril Muchsin
Chaeril Muchsin
Iya, saya baik-baik saja
Chaeril memandangi tangan porselen itu. Sedikit takut untuk menggenggamnya.
Si gadis menyadari arti dari ekspresi Chaeril.
Ia pun tersenyum dan mengulurkan tangan lebih dekat.
Hollander
Hollander
Kamu Inlander?
Chaeril Muchsin
Chaeril Muchsin
I-iya
Hollander
Hollander
Tidak apa-apa
Hollander
Hollander
Pegang saja
Chaeril mengganggam tangan itu ragu-ragu.
Si gadis kemudian menarik Chaeril hingga mereka berdiri bersama.
Setelah itu Chaeril langsung melepas genggamannya.
Chaeril Muchsin
Chaeril Muchsin
Maafkan saya, Nona
Chaeril Muchsin
Chaeril Muchsin
Saya sudah tidak sopan pada Anda
Hollander
Hollander
Apa yang kamu katakan?
Hollander
Hollander
Aku yang menabrak kamu duluan
Hollander
Hollander
Sebaliknya, Dank Je
Hollander
Hollander
Kalau tadi kamu tidak menangkap aku, sudah pasti aku akan jatuh ke dalam genangan air itu
Chaeril hanya diam saja. Bingung harus menanggapi seperti apa.
Lalu tiba-tiba muncul seorang pemuda lain di hadapan mereka.
Wajahnya terlihat sedikit merah dengan keringat yang membasahi.
Hollander
Hollander
Cepat sekali larimu, Abelia
Si gadis tertawa kecil mendengarnya.
Abelia De Noir
Abelia De Noir
Vergeef Me, Willem
Abelia De Noir
Abelia De Noir
Aku takut kehabisan es lilin
Pemuda yang dipanggil Willem menggelengkan kepala.
Willem Dekker
Willem Dekker
Padahal hanya makanan murahan
Willem Dekker
Willem Dekker
Suruh saja orang membawa pedagang itu ke rumah
Abelia De Noir
Abelia De Noir
Itu tidak sopan, Will
Abelia De Noir
Abelia De Noir
Mereka kan sedang mencari uang
Willem Dekker
Willem Dekker
Cuma Inlander
Willem Dekker
Willem Dekker
Tidak usah diperhatikan
Mendengar cemohan itu membuat Chaeril sedikit kesal.
Bukan sekali dua kali ia menemukan orang Belanda yang menghina pribumi.
Padahal tanpa izin dari para pribumi, mereka juga tidak akan bisa tinggal di tanah airnya.
Karena tidak ingin berlama-lama di sana, Chaeril pun memutuskan untuk segera pergi. Tetapi, si gadis Belanda malah menahannya.
Abelia De Noir
Abelia De Noir
Tunggu dulu
* * *
(Author)
(Author)
Biblue Pedia :
(Author)
(Author)
Inlander : Sebutan untuk warga pribumi pada masa pemerintahan Hindia Belanda
(Author)
(Author)
Biblue Dictionary : -Vergeef Me = Maafkan Aku -Dank Je = Terima Kasih
(Author)
(Author)
Bedankt voor het lezen ><
(Author)
(Author)
Trans : Terima kasih telah membaca

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!