DUUAARRR!
Bahana ledakan dahsyat memecah pendengaran dan menggelegar ke penjuru benua. Ledakan tersebut berasal dari sebuah menara sihir di salah satu kekaisaran di Benua Mihovil. Ledakan disebabkan oleh sebuah meteor besar yang datang dari langit sehingga mampu menghancurkan menara yang dibalut lapisan sihir pelindung nan kuat.
“Menara sihirnya hancur … Yang Mulia Klarybell masih di dalam!”
“Lekas padamkan apinya! Kita harus membawa Yang Mulia keluar dari sana!”
Sekitar menara yang diramaikan para penyihir seketika timbul kegaduhan hebat, mereka meneriakkan nama Klarybell yaitu seorang wanita yang disebut sebagai satu-satunya penyihir agung di Benua Mihovil. Keberadaan Klarybell menjadi tonggak utama bagi para penyihir, meskipun ada beberapa hal tidak mengenakkan dari Klarybell.
Klarybell Berliana merupakan penyihir paling berbakat sepanjang sejarah dunia sihir, dia terkenal sebagai wanita paling cantik di Benua Mihovil. Akan tetapi, bakat dan kecantikannya tertutupi oleh sikapnya yang terkenal buruk. Klarybell terkenal dengan kekejamannya, bahkan dia adalah penyihir terkejam yang tak kenal ampun terhadap orang yang berani menyinggungnya.
Selain itu, Klarybell juga terkenal kegilaannya dalam menghadapi musuh, dia seringkali menghancurkan kekaisaran yang tidak dia sukai lalu menjadikannya sebagai wilayah kekuasaannya. Tidak terhitung berapa jumlah manusia yang terbunuh di tangan Klarybell selama masa lebih dari dua ratus tahun dia hidup. Kemudian hari ini segala yang diperjuangkan Klarybell selama hidup sirna dengan begitu mudahnya.
Seluruh bawahan dan penyihir berbakat telah berupaya menyelamatkan Klarybell dari dalam kobaran api, tapi hasilnya nihil. Klarybell tidak berhasil mereka selamatkan, bahkan mereka juga tidak berhasil menemukan sisa-sisa tubuh Klarybell. Ledakan meteor tadi melahap habis tubuh Klarybell, tidak ada yang tahu penyebab pasti mengapa sebuah meteor bisa begitu kuat hingga dapat mengalahkan penyihir agung terkut sepanjang masa.
***
Seorang gadis cantik berambut panjang berwarna biru tua tampak kebingungan di tengah kerumunan manusia berpakaian serba putih. Gadis itu masih mengenakan kemeja putih bergaris hitam dengan celana hitam ketat disertai jubah menempel di belakang punggung. Mata biru terang selayaknya permata terus mengedar di seiring jalan sembari bertanya kepada setiap orang di mana dirinya berada kini. Namun, tidak ada jawaban dari orang-orang tersebut, hal ini kian meresahkan hati gadis itu.
“Ini sebenarnya di mana? Tidak adakah seseorang yang bisa memberitahuku?!” teriak gadis yang bernama Klarybell itu. “AHH, SIALAN!” Klarybell mengumpat dengan sekuat tenaga, dia sudah muak berkeliling mengitari tempat yang didominasi warna biru lembut.
“Apa jangan-jangan aku sudah mati? Benar juga, tadi aku sedang berada di ruang penelitian sihir untuk meneliti sihir hitam, tapi tiba-tiba saja ada meteor yang jatuh dari langit. Apakah masuk akal jika aku mati karena meteor? Seorang penyihir agung nan hebat layaknya diriku mati karena alasan yang konyol.”
Klarybell terus menerus bergumam dan menggerutu soal alasan kematiannya, sekarang dia paham kalau sebenarnya dia sedang berada di alam akhirat. Kejengkelan hati Klarybell tak kunjung mereda, dia seperti orang yang tersesat di tengah lautan manusia. Kemudian bergaung sebuah perintah bahwasanya setiap jiwa manusia yang telah mati harus berbaris untuk memulai penentuan ke mana jiwa yang telah mati itu akan ditempati.
Menunggu beberapa waktu sampai akhirnya nama Klarybell bergema, gadis itu pun menuju ke depan hakim akhirat disertai perasaan berkecamuk dan emosi yang menggebu-gebu ingin marah.
“Klarybell Berlia—”
“Itu aku! Tidak usah berlama-lama! Cepat selesaikan,” potong Klarybell dengan cepat. Para hakim gemetar sesaat melihat muka ganas Klarybell, padahal sebelumnya mereka sudah diperingati untuk berhati-hati menghadapi Klarybell.
“Klarybell Berliana, seorang penyihir agung dari Benua Mihovil, mati karena ledakan meteor di usia ke dua ratus tujuh puluh tujuh tahun. Berdasarkan timbangan kebaikan dan keburukan selama hidup di dunia ….” Hakim tersebut menghentikan sejenak kalimatnya, dia tampak ragu memberitahu hasil dari timbangan amal manusia.
Klarybell berdecak sebal. “Hei, apakah kalian sengaja membuatku menunggu? Aku sudah sangat lelah sejak tadi berlarian ke sana kemari,” tekan Klarybell.
“Maafkan kami!” Para hakim menundukkan pandangannya ke Klarybell, sejujurnya kala itu mereka sangat ketakutan melanjutkan kalimat yang berisi keputusan akhir tersebut. “Hasil dari timbangan amal menunjukkan bahwa keburukan Anda melebihi batas sehingga neraka menolak keberadaan Anda. Surga maupun neraka tidak bersedia menampung jiwa Anda, jadi Anda adalah sebuah jiwa yang tidak memiliki tempat akhir untu—”
“Apa kalian sedang bercanda denganku?” Klarybell tentunya tidak menerima hasil dari keputusan berdasarkan timbangan amal ini. “Jadi, menurut kalian sekarang aku tidak punya tempat di akhirat? Kalian bermaksud memancing kemarahanku?! Aku tidak diterima surga maupun neraka. Gurauan kalian sungguh membuatku tertawa.”
Klarybell menekan para hakim menggunakan aura mematikan, baru kali ini mereka bertemu jiwa yang menakutkan melebihi iblis. Mereka kehilangan akal sesaat menghadapi Klarybell, kala itu sihir Klarybell meluap keluar dari inti tubuh dan berencana mengarahkan serangan terhadap mereka.
“Tahan dulu emosi Anda, Nona.” Seorang lelaki berwajah datar dan bersurai pastel mendatangi Klarybell. Pakaiannya terlihat mewah, berbeda jauh dengan pakaian para hakim atau pakaian para jiwa manusia.
“Siapa kau?! Apa kau kemari untuk membela sampah-sampah ini?” sergah Klarybell terlampau marah.
“Tidak, Nona, saya kemari karena ingin membawa Anda ke hadapan dewa kedamaian. Beliau ingin bertemu dengan Anda untuk menjelaskan situasi yang Anda hadapi saat ini,” jelas pria tersebut.
“Dewa kedamaian? Baiklah, aku akan menemuinya dan mengajukan protes mengenai keputusan yang tidak adil ini.”
Klarybell dibawa pergi oleh pria tersebut ke kastil tempat tinggal sang dewa kedamaian, suasana di kastil tempat dewa kedamaian berada sangatlah berbeda. Kastil itu dipenuhi oleh pelayan dewa yang berlalu lalang. Klarybell sampai di sebuah ruang pribadi dewa kedamaian, di sana Klarybell mendapati seorang pria tampan berambut biru panjang tengah duduk bersantai. Tanpa diberi tahu pun Klarybell yakin kalau pria itulah dewa kedamaian yang dimaksud.
“Yang Mulai, saya sudah membawa—”
“Hei, kau!” Tidak tahu bagaimana caranya Klarybell muncul di depan muka sang dewa, para pelayan terperanjat kaget menyaksikan pemandangan tidak sopan tersebut. “Kau dewa kedamaian? Mengapa kau membuatku mati?! Dan lagi aku mati karena ledakan meteor, apa tujuanmu sebenarnya?!” cecar Klarybell.
Sang dewa tersenyum tipis, dia menanggapi Klarybell dengan santai dan tanpa adanya kemarahan yang menyulut di matanya.
“Tenanglah dulu, Bell. Aku akan menjelaskannya padamu perlahan, jadi jangan berbuat kegaduhan di sini,” tutur Davey – dewa kedamaian.
Klarybell kala itu menarik kedua kerah Davey lalu menyentakkan tubuh Davey setelah menerima kalimat penenang. Klarybell pun tanpa disuruh, dia duduk di sofa berseberangan dengan Davey seolah-olah saat ini posisinya seimbang dengan Davey.
“Nona, Anda tidak bisa duduk di sana, jiwa berdosa seperti Anda tidak pantas duduk sejajar dengan Yang Mulia,” ujar salah satu pelayan.
Klarybell tidak senang mendengar apa yang diucapkan para pelayan Davey, dia melayangkan sebuah kilatan sihir hingga melukai pelayan tersebut. Mereka seketika bungkam tatkala menyaksikan kemurkaan Klarybell.
“Kalian barusan meremehkanku? Kedudukanku tidak setara dengan dewa yang kalian agungkan ini? Jangan melewati batas dan membuatku lebih murka dari ini.” Klarybell menekan setiap perkataan yang dilontarkannya.
Nyaris saja para pelayan itu lupa tentang siapa Klarybell sebenarnya, wanita gila yang tidak kenal ampun tersebut sudah berbaik hati hanya melukai tubuh para pelayan dewa. Mengingat saat ini Klarybell sedang berada di tengah situasi yang cukup rumit, dia berupaya untuk tidak menciptakan kekacauan lebih dari saat ini.
“Bell, tahan amarahmu, aku tahu kau kesal dengan pelayanku yang berbicara seakan sedang merendahkanmu. Tetapi, ketahuilah, apa yang mereka katakan tidak sepenuhnya salah dan kau memang jiwa pendosa. Bahkan dosamu sanggup menutupi alam semesta ini, seharusnya kau tidak perlu heran dengan dosamu sebab selama kau hidup, kau tidak pernah melakukan kebaikan. Apa yang kau lakukan hanya demi kesenanganmu sendiri sekaligus demi melampiaskan segala emosimu,” tutur Davey.
Klarybell tidak menyangkalnya, dia memang tidak pernah melakukan kebaikan seumur hidupnya. Selama ini Klarybell menghabiskan waktu untuk memenuhi segala keinginan yang bersifat memuaskan diri sendiri. Hidup Klarybell berputar di satu titik yang cukup terjal, entah sudah berapa nyawa yang melayang akibat perbuatannya.
“Jadi, ada apa kau memanggilku kemari? Apa kau kemari hanya untuk menceramahiku?” tanya Klarybell membuka topik pembicaraan baru.
Davey menggeleng. “Bukan itu, aku kemari untuk mengajakmu bersantai!” Ekspresi datar Davey berubah ceria secara halus, dia tiba-tiba saja bersemangat mengaja Klarybell bersantai bersamanya.
“Bersantai? Kau membual lagi? Aku tidak paham apa yang ada di otakmu sekarang, tapi aku sedang didera kebingungan. Alasan kematianku tidaklah masuk akal, bagaimana ceritanya penyihir agung terhebat dalam sejarah mati karena ledakan meteor? Jangan membuatku semakin murka,” ucap Klarybell teramat serius.
Davey tidak bisa menekan kemarahan Klarybell, semakin gadis itu marah maka nyawanya semakin terancam. Tidak hanya itu saja, menghadapi Klarybell merupakan hal paling sulit baginya, jika dia salah langkah maka mungkin saja nyawanya akan ikut melayang.
“Kau ini dewa, bukan? Kalau begitu aku bisa menjadi dewi, jadi aku akan memaafkanmu kalau kau menjadikanku seorang dewi. Aku tidak punya tempat untuk kembali, lagi pula aku tidak diterima surga dan neraka,” lanjut Klarybell berucap.
Semua telinga yang mendengar mendadak membeku, permintaan Klarybell terdengar gila. Siapa pun yang mendengarnya pasti memiliki pemikiran yang sama dengan mereka kala itu.
‘Wanita ini benar-benar gila,’ batin setiap orang di dalam ruangan.
Davey berusaha tetap santai menanggapi permintaan gila Klarybell, meski sebelumnya dia cukup terguncang oleh ulah Klarybell, tapi sebagai seorang dewa kedamaian, dia tidak boleh membiarkan masalah ini terjadi.
“Seorang dewi adalah eksistensi suci yang belum pernah menyentuh dosa, lalu jiwa pendosa sepertimu ingin menjadi seorang dewi? Itu mustahil. Sebelum dosamu terhapus, kau tidak bisa menjadi dewi,” jelas Davey.
BRAKK!
Klarybell menggebrak meja, emosinya kembali meluap karena Davey benar-benar tidak memberinya kejelasan pasti.
“Jadikan aku sebagai dewi iblis!” teriak Klarybell. “Seorang pendosa sepertiku lebih cocok menjelma sebagai iblis. Jangan membuat alasan lagi, aku tahu kau dapat melakukannya!”
Klarybell terus mendesak Davey mengabulkan permintaannya, baru kali ini ada jiwa yang membuat Davey kewalahan. Tidak ada yang bisa menghentikan kegilaan Klarybell, penjuru kastil pun menjadi heboh seketika akibat suara Klarybell dan Davey yang saling berdebat. Setiap kali Davey memberi jawaban atau argumen, selalu saja ada balasan yang terlontar dari mulut Klarybell. Entah mengapa, Klarybell lebih terlihat seperti seorang wanita yang merepotkan dan banyak permintaan.
“Aku tidak bisa memutuskannya sekarang, tolong beri aku waktu sedikit untuk mempertimbangkannya.” Davey menghela napas pasrah, dia tidak punya pilihan selain mengabulkan keinginan Klarybell.
“Oke, aku akan memberimu waktu untuk berpikir. Lalu di mana aku harus tinggal sekarang?” tanya Klarybell.
“Aku akan menyuruh pelayan membawamu ke tempat penginapan yang tidak jauh dari kastilku,” jawab Davey.
Klarybell mengerutkan kening. “Tidak, aku tidak mau ke penginapan, aku akan tinggal di kastilmu. Kau saja yang pergi ke penginapan, seorang penyihir agung harus diberi tempat terbaik sebelum menjadi seorang dewi.”
Davey mengepalkan kedua tangannya dengan kuat, para pelayan pun sama geramnya dengan Davey. Semakin mereka membiarkan Klarybell, semakin pula Klarybell bertingkah semena-mena, lalu sekarang Klarybell meminta Davey menyerahkan kastilnya.
“Haha, kau kian melunjak, sekarang kau ingin aku angkat kaki dari kastil ini? Tidak bisa. Kau boleh tinggal di sini, kebetulan ada satu kamar kosong, jadi kau pakai kamar itu saja.”
Sejenak Klarybell berpikir dan perlahan mengangguk. “Baiklah, beri aku kamar paling mewah dan bawakan aku makanan yang sangat banyak.”
Klarybell pun dibawa pergi oleh sejumlah pelayan menuju kamar kosong di kastil, untung saja kamar kosong tersebut merupakan kamar paling mewah dan besar. Sebetulnya, kamar itu baru saja selesai dibangun dan akan segera ditempati Davey, tapi sayangnya Davey harus merelakan kamar itu sementara waktu untuk Klarybell.
Selama berhari-hari, Klarybell selalu membuat kerusuhan di kastil, seringkali dia datang mendadak ke kamar Davey untuk mengacau. Persediaan makanan di kastil lebih cepat habis karena Klarybell memakan semua persediaan makanan tanpa menyisakannya untuk orang lain. Beberapa fasilitas di kastil juga rusak karena Klarybell sempat mengamuk gara-gara seorang pelayan yang selalu membuatnya kesal.
“Sean, kau bawa ke mana semua makananku?!” Klarybell berteriak sambil mengejar seorang pelayan tampan bersurai pirang. Pelayan tersebut bernama Sean, dia melarikan separuh jatah makanan Klarybell.
“Kau sudah makan terlalu banyak! Padahal kau hanya jiwa tanpa tubuh, tapi mengapa kau bisa makan sebanyak ini? Kau harus menghemat makanan supaya kami semua bisa makan dengan cukup. Dasar penyihir rakus!” teriak Sean balik.
Klarybell tiada henti mengejar Sean sampai akhirnya mereka tiba di kamar Davey, di sana Davey baru saja menyelesaikan sebuah rapat pertimbangan untuk menghapus dosa Klarybell.
“Davey, apa yang sedang kau lakukan?” tanya Klarybell.
“Kebetulan sekali kau berada di sini, aku ingin mengabarimu tentang keputusan akhir mengenai permintaanmu tempo hari,” ujar Davey.
“Benarkah? Kalau begitu beri tahu aku sekarang.” Klarybell mendudukkan diri di atas sofa.
Davey duduk berseberangan dengan Klarybell, kini atmosfer sekitar terasa lebih berbeda dari sebelumnya. Bahkan Sean pun ikut terdiam sambil memegang makanan yang dia bawa berlarian selama beberapa jam.
“Bell, kau harus mencari wadah tubuh manusia untuk kau rasuki. Kau harus hidup normal dan menebus dosamu selama berada di tubuh itu. Berbuat kebaikan dan hilangkan segala kekejian di dirimu, belajarlah hidup sebagai manusia pada umumnya. Cari kebahagiaanmu dan temukan cintamu karena dengan begitu jiwamu bisa dimurnikan dari dosa. Sebelum menjadi seorang dewi, kau harus belajar tentang cara mencintai dan merasakan rasanya dicintai.
Aku akui kau memang mempunyai kekuatan mahadahsyat, hanya saja kau tidak pernah mencintai atau dicintai. Syarat mutlak menjadi seorang dewi ialah mampu memberi kasih sayang terhadap makhluk hidup, meski dewi iblis sekali pun.”
Klarybell terdiam saat mendengar penjelasan dari Davey, menjadi orang baik merupakan sesuatu yang sulit dia lakukan. Selama hidup, belum pernah sekali pun Klarybell untuk sekedar mengulurkan tangan kepada orang lain atau tersenyum ramah terhadap bawahannya. Jadi, ini adalah tantangan paling menyebalkan sekaligus sulit dia wujudkan.
“Kenapa aku harus melakukan hal merepotkan seperti demikian?” tanya Klarybell merungut kesal.
Davey menghela napas panjang, sudah dia duga kalau Klarybell berat hati untuk melakukannya.
“Tidak ada cara lain lagi untuk memurnikan jiwamu yang berdosa, jika aku memasukkanmu ke neraka, aku yakin kau akan protes kepada penjaga neraka yang menyiksamu. Di sana akan menjadi lebih kacau dan bisa saja penjaga neraka takut menyiksamu. Ketahuilah, Klarybell! Dosamu selama ratusan tahun takkan mudah dilunturkan di neraka sekali pun, jadi coba kau pikirkan saja baik-baik mengenai betapa kejinya dirimu.”
Klarybell mulai membayangkan dan memutar memorinya ke belakang, dia melihat bayangan dirinya menyiksa para tahanan. Di antara manusia malang itu, ada yang disiksa di dalam air mendidih, dibakar di bara api yang panas, dijatuhkan ke kandang binatang buas, dan tubuh mereka dimutilasi hidup-hidup.
“Ya, aku tidak mengelak soal kekejaman yang aku lakukan di masa lalu, siapa pun itu pasti takut mendengar namaku. Tetapi, melakukan kebaikan adalah hal yang berat untukku, tidak bisakah kau memberiku misi yang lain?” Klarybell masih berusaha untuk bernegosiasi dengan Davey, dia sungguh tak sanggup berbuat kebaikan terhadap manusia biasa.
“Tidak, Bell, hanya ini satu-satunya cara memurnikan dosamu, jadi kau tidak punya pilihan selain menerima tugas yang aku berikan. Apabila kau setuju, kau bisa memulainya hari ini, tapi bila kau tidak setuju, jiwamu akan terus menerus berjalan tanpa tujuan lalu lambat laun jiwamu terkikis hingga lenyap oleh waktu.”
Klarybell memijit pelipisnya, dia tidak mau sampai jiwanya lenyap dan menghilang seiring waktu. Sekarang Klarybell dihadapkan pada jalan buntu, dia dipaksa menerima hal yang mustahil untuk dia laksanakan. Terlebih lagi Klarybell harus berurusan kembali dengan manusia biasa, membayangkannya saja sudah merepotkan baginya.
“Baiklah, mari lakukan sesuai apa yang kau katakan.” Klarybell pun menyetujuinya.
Davey akhirnya bisa lega, Klarybell si tukang pencari masalah akan segera pergi dari kastilnya. Kemudian Davey menyuruh Sean untuk ikut dengan Klarybell supaya Sean bisa mencegah gadis itu berbuat sesuka hatinya. Pada awalnya, mereka berdua saling menolak, tapi ujung-ujungnya mereka terpaksa mengiyakan perintah Davey.
Selepasnya, Klarybell pun berangkat menuju dunia manusia bersama Sean, perjalanan mereka mencari wadah yang cocok untuk Klarybell tempati bukanlah perkara mudah. Bahkan Davey memperingatkan mereka kalau waktu pencarian wadah ini tergolong sulit karena mengingat Klarybell merupakan jiwa berkekuatan sihir yang besar, jadi bisa saja mereka gagal saat melakukan proses pencocokkan wadah.
Sudah delapan ratus tahun berlalu sejak pertama kali Klarybell berangkat mencari wadah yang cocok untuknya. Akan tetapi, selama delapan ratus tahun, Klarybell dan Sean masih belum menemukan wadah yang pas. Setiap kali tubuh yang Klarybell coba tempati berakhir meninggal dalam kurun waktu dua sampai lima bulan. Hal tersebut disebabkan adanya ketidakcocokkan antara kekuatan Klarybell dengan tubuh yang dipilih.
“Sampai kapan aku harus terbang di angkasa mencari wadah yang cocok untukku? Ini sudah delapan ratus tahun, tapi aku belum menemukan tubuh manusia yang bisa berbaur dengan kekuatanku.” Lagi-lagi Klarybell mengeluh, Sean sudah bosan mendengar suara Klarybell.
“Tidak bisakah kau bersabar sebentar lagi? Suaramu membuat kupingku sakit,” omel Sean.
Klarybell berhenti di tengah-tengah langit, dia mengerutkan kening ke arah Sean yang selalu mengomel padanya.
“Aku lelah, kita sudah mengunjungi berbagai benua untuk mencari wadah yang cocok, tapi semuanya berakhir gagal. Sekarang sudah enam puluh tahun sejak terakhir kali aku merasuki tubuh seorang gadis dan sampai saat ini aku belum mencoba merasuki siapa pun. Kenapa tidak kita coba ke Benua Mihovil saja? Siapa tahu kita bisa menemukan wada yang pas,” oceh Klarybell.
Sean menghela napas kasar. “Tidakkah kau ingat dengan apa yang dikatakan Yang Mulia Davey? Kau dilarang masuk ke Benua Mihovil karena semenjak kau meninggal, benua itu menutup diri dari dunia luar dan di sekitar benua dipasang sihir pembatas yang cukup kuat. Jikalau kau ke sana lalu pikiran jahatmu kembali menguasaimu, maka kau akan terperangkap selamanya di sana lalu perlahan terkikis dan menghilang dari alam semesta.”
Berulang kali Sean menjawab dengan jawaban yang sama persis, Klarybell hanya memutar bola mata malas, sejujurnya dia sudah sangat lelah dengan satu persoalan yang masih dia emban selama delapan ratus tahun.
Mereka berdua melanjutkan kembali perjalanan mereka hingga tiba di Kekaisaran Allegra yang berada di Benua Solvey. Tidak lama setelahnya, pandangan mereka tertuju pada seorang gadis bertubuh gemuk yang berdiri di atas balkon mansion Grand Duke Allerick.
Tatapan gadis itu tampak putus asa, tidak ada lagi cahaya kehidupan di matanya. Para pelayan memperhatikan gadis tersebut dari bawah balkon, mereka terdengar berbicara buruk soalnya.
“Apa lagi yang ingin dilakukannya? Apakah dia mau menarik perhatian Grand Duke dan Grand Duchess?”
“Itulah yang selalu dilakukan anak yang tidak dianggap itu, kali ini dia mencoba untuk melompat dari balkon. Kemarin aku dengar dia berseteru dengan Nona Linnea, tapi seperti biasa orang-orang menyalahkannya karena temperamennya yang buruk.”
“Lagi pula jika dia mati, takkan ada orang yang bersedih untuknya, dia tidak memiliki rupa yang cantik, tidak memiliki otak yang pintar, bahkan gelar bangsawan yang ada pada dirinya tidak cocok sama sekali.”
Klarybell dan Sean masih diam mengamati pemandangan yang sedang berjalan, di sisi lain Klarybell sedikit merasa geram karena mendengar ocehan para pelayan yang merendahkan Tuannya sendiri.
“Siapa sebenarnya gadis itu?” tanya Klarybell.
“Dia adalah Valencia Allerick, gadis bangsawan yang bernasib menyedihkan. Aku belum pernah bertemu manusia semenyedihkan ini.”
Klarybell menatap miris situasi di kediaman Grand Duke Allerick, jika dirinya berada pada posisi Valencia, maka yang pertama dia lakukan adalah memotong lidah pelayan yang tidak tahu diri itu. Pandangan mata yang tidak lagi menunjukkan secercah cahaya itu pun kian meredup, Valencia benar-benar tidak memiliki keinginan hidup lebih lama lagi.
Valencia secara nekat melompat dari balkon hingga berakhir mengenaskan di permukaan tanah. Para pelayan membatu di tempat, sebagian dari mereka terkena percikan darah dari tubuh Valencia. Gadis itu mengakhiri hidupnya karena tidak tahan lagi dengan penderitaan yang dia terima selama hidup. Klarybell tidak begitu terkejut menyaksikan aksi bunuh diri Valencia sebab menurutnya alam kematian lebih baik untuk Valencia dibanding terus hidup dalam kondisi tak bahagia.
“KYAAAA! TOLONG! NONA VALENCIA BUNUH DIRI!”
Para pelayan mulai gaduh, mereka memekik histeris beberapa detik sesaat mereka melihat tubuh Valencia terhempas ke permukaan tanah.
“Bell, sekarang kau masuklah ke tubuh itu, aku rasa ini adalah wadah paling cocok untukmu.”
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!