"Kenapa pulang selarut ini sayang? Apa ada pekerjaan yg sangat mendesak?"
"Tanya saja dirimu sendiri, kenapa sampai saat ini Kamu belum hamil?"
Amanda merasakan sesak di dadanya ketika mendapat pertanyaan itu dari suaminya.
Amanda Serena Putri, seorang wanita berusia 27 tahun yang telah berumah tangga selama 2 tahun karena perjodohan yang dilakukan oleh kedua keluarga.
Ziano membanting pintu kamar dan terlihat Amanda menangis di ruang tengah.
Amanda menunggu suaminya pulang hingga dia tertidur di sofa ruang tengah. Namun suami yang ditunggunya memberikan perlakuan yg membuatnya sakit hati.
Ziano Argora seorang CEO di perusahaan no 1 di negeri ini, pria berusia 30 tahun yang sangat mengharapkan kehadiran seorang anak dari pernikahan yang tidak diinginkannya, namun harapannya sampai saat ini belum terwujud.
Ziano membaringkan tubuhnya di atas sebuah kasur. Teringat kembali kejadian beberapa saat yang lalu.
"Eemmmh kau masih tetap nikmat sayang"
"Aaahh emmh itu karena milikmu yang sangat sempurna sayang, sehingga menciptakan kenikmatan yang luar biasa"
Ziano semakin memasuki kenikmatan tersebut dan tak lama kemudian mereka mengerang bersama saat mencapai puncak dari kenikmatan itu.
Ziano dan Sasa saat ini sedang saling menikmati satu sama lain. Ziano yang sedang kerja lembur ditemani Sasa sekretarisnya mengakhiri pekerjaan mereka dengan saling melepaskan nafsu birahi di sebuah hotel yang tentunya sudah biasa mereka pesan.
Ziano sangat berharap sekretarisnya itu bisa memberinya keturunan.
***
Pagi hari seperti biasa Amanda menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Ziano yang terlihat rapih dengan setelan jas berwarna navy dan kemeja yang berwarna senada membuatnya semakin terlihat sempurna.
"Selamat pagi sayang" Amanda menyapa Ziano yang baru keluar dari kamar.
"Iya pagi" Ziano memberikan kecupan di pipi Amanda.
Ya sekilas mereka terlihat romantis, tapi kalau sudah membahas anak, mereka akan kembali tegang.
Ziano dan Amanda menikmati sarapan mereka. Setiap pagi Amanda selalu menyiapkan segala kebutuhan suaminya. Sengaja mereka tidak mempunyai ART karena Amanda lebih suka mengurus kegiatan rumah tangga nya sendirian.
"Nanti kamu pulang jam berapa? Biar aku siapkan untuk makan malam kita"
"Tidak usah, mungkin aku akan pulang larut lagi, masih banyak pekerjaan yang belum selesai"
"Baiklah, jaga kesehatanmu"
Ziano memasuki sebuah mobil mewah berwarna hitam dan pergi ke kantor dengan diikuti oleh lambaian tangan sang istri.
"Pagi bos, hari ini kita ada meeting penting dengan investor dari Australia" Terlihat Kendra sang asisten pribadi Ziano menghampiri.
Mereka adalah dua orang sahabat, sejak kuliah di Belanda mereka bersahabat.
Ziano sangat mempercayai sahabatnya itu sehingga menjadikannya asisten pribadi.
Ziano pernah menawarkan anak cabang perusahaan untuk dikelola oleh Kendra, tapi Kendra lebih memilih menjadi asisten pribadi Ziano.
"Jam berapa kita meeting?"
"Jam sebelas bos"
"Stop panggil gue bos, atau gue tendang lo ke anak cabang perusahaan"
Kendra pun terkekeh mendengar ucapan sahabatnya itu.
Terlihat Sasa di depan ruangan Ziano dengan senyumnya yang menawan. "Pagi Pak Ziano, Pagi Pak Kendra" Ziano hanya menganggukan kepala dan Kendra menatap sinis ke arah Sasa. Mendapat tatapan seperti itu, Sasa langsung menundukkan kepalanya.
Seperti biasa, Sasa membawakan dua buah cangkir kopi ke ruangan Ziano. Ziano menerima kopi tersebut dengan menatap Sasa, Sasa hanya tersipu malu.
"Ehm, kopi saya mana?"
"Oh iya maaf pak" Sasa memberikan kopi milik Kendra dan pergi meninggalkan ruangan tersebut.
"Lo masih main sama Sasa?"
"Iya, gue gabisa lepasin dia begitu aja. Lo tau kan kalo gue adalah cowok yang udah merampas kehormatan dia, dan gue berharap dia hamil anak gue"
"Gila lo ya"
"Lo masih main sama Sasa ?"
"Iya, gue gabisa lepasin dia begitu aja. Lo tau kan kalo gue adalah cowok yang udah merampas kehormatan dia, dan gue berharap dia hamil anak gue"
"Gila lo ya"
"Gue gaminta yang macem-macem sama istri gue, gue cuma minta keturunan, tapi apa coba ? Dia gabisa ngasih gue itu"
"Kasian gue sama Amanda, coba lo cek ke dokter kandungan deh, siapa tau lo yang mandul"
"B*ngs*t lo berani ngatain gue mandul"
Kendra tertawa melihat sahabatnya yang mulai kesal.
Meeting dimulai, seperti biasa Kendra membuka meeting tersebut kemudian dilanjutkan sambutan dari Ziano dan beberapa presentasi dari ketua bagian kantor yang menghadiri rapat.
Rapat berlangsung hingga pukul 5 sore. Kendra dan Ziano memasuki ruangan direktur. Mereka merebahkan badan mereka di sofa yang ada di ruangan tersebut. Tiba-tiba ponsel Ziano berdering menandakan pesan masuk dari kontak yang bernama Istri.
"*Kamu pulang jam berapa sayang ?"
"Aku pulang larut lagi, ini baru beres meeting, pekerjaanku masih belum selesai"
"Baiklah, jaga kesehatanmu. Usahakan segera pulang karena aku menyiapkan makan malam untuk kita"
"Baiklah*"
Ziano menyimpan kembali ponselnya dan kembali duduk di kursi kejayaannya. Kendra terlihat masih memejamkan matanya, entah apa yang dia lakukan.
Ziano memanggil Sasa untuk membawa berkas yang harus ditandatanginya. Sasa memasuki ruangan Ziano dengan setumpuk kertas.
"Sebanyak ini berkas yang harus diperiksa ?"
"Iyaa pak, dan sepertinya kita akan kerja lembur kembali" dengan senyum yang bisa Ziano artikan.
Kendra membuka matanya dan ternyata sudah pukul 7 malam. Dia melihat Ziano yang masih memeriksa beberapa berkas.
"Lo lembur lagi ?"
"Iya, lo boleh pulang. Gue liat lo kelelahan banget"
"Baiklah, gue akan cari makan dan langsung pulang. Gue laper banget"
"Oh ya, lo makan di rumah gue ajah. Istri gue masak kayanya, dan gue gabisa nemenin dia makan malam"
"Gila lo ya, istri baik kaya gitu lo sia-sia in. Kalo ditinggalin baru tau rasa lo"
"Lo pikir siapa yang mau sama cewek yang gabisa ngasih keturunan?"
"Awas aja, tiba-tiba lo dinyatakan mandul, baru tau rasa hahaha"
Ziano melempar Kendra dengan buku yang ada di meja nya. Kendra pun langsung menghindar dan segera meninggalkan ruangan.
Di luar dia melihat Sasa yang masih duduk di meja sekretaris. "Lo kenapa belum pulang ?"
"Eh, saya lembur pak"
"Lembur ? Emang lembur apa ? Kan yang tandatangan cuma Ziano"
Sasa hanya menundukkan kepalanya. "Lo harus hati-hati kalo tiba-tiba istri Ziano hamil, hancur masa depan lo"
Sasa semakin menundukkan kepalanya.
Sebenarnya Sasa wanita baik-baik, sebelum Ziano menggodanya dan menjebak Sasa dalam perangkapnya.
Saat pertama kerja menjadi sekertarisnya, Sasa sering diajak dinas luar kota. Hingga suatu saat Ziano, Kendra dan Sasa merayakan keberhasilan dalam membuka anak cabang baru di suatu daerah. Ziano dan Kendra kembali ke hotel dalam keadaan mabuk, dan malam itu Kendra meminta Sasa untuk mengantarkan Ziano ke kamarnya karena mabuk berat.
Namun tak disangka, Ziano malah mengajak Sasa untuk tidur bersamanya, Sasa menolak namun Ziano kembali memaksa. Sasa hendak berteriak namun Ziano membungkam mulutnya dengan ciuman yang sangat bergairah. Saat itu adalah ciuman pertama Sasa, dia membelalakkan matanya saat ciuman itu semakin panas dan mengantarnya ke atas ranjang.
Sasa hendak berteriak namun Ziano membungkam mulutnya dengan ciuman yang sangat bergairah. Saat itu adalah ciuman pertama Sasa, dia membelalakkan matanya saat ciuman itu semakin panas dan mengantarnya ke atas ranjang.
Sasa mencoba untuk bangun namun tubuh kekar Ziano menahannya dan Ziano semakin memperdalam ciumannya. Sasa yang tidak bisa berbuat apa-apa hanya mengikuti kemauan Ziano dan berharap bos nya itu segera melepaskannya.
Namun bukannya melepaskan, Ziano menurunkan ciumannya ke leher Sasa dan tanpa disadari Sasa mulai menikmati setiap sentuan Ziano. Ziano menj*lati leher jenjang Sasa. Sasa mulai mendesah sehingga membakar nafsu birahi Ziano.
Tanpa aba-aba Ziano membuka paksa kemeja yang digunakan Sasa sehingga terlihat jelas kulit mulus Sasa. Sasa mencoba menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya. Ziano berfikir untuk tidak memaksa Sasa dan membiarkan dia sendiri yang menyerahkan tubuhnya kepadanya.
Ziano menciumi leher kemudian pundak Sasa, Sasa kembali mendesah dan tanpa disadari Sasa menarik kepala Ziano kearah pay*daranya. Ziano tersenyum ketika mendapatkan lampu hijau dari Sasa. Tanpa disadari, Ziano sudah membuang semua pakaian mereka ke lantai.
***
Ketika pagi tiba, Sasa terbangun dan shock ketika melihat dirinya tanpa sehelai benangpun berada di pelukan bosnya. Sasa menangis karena menyesali perbuatannya. Mendengar tangisan Sasa, Ziano segera membuka matanya dan tak kalah shock ketika melihat sekretarisnya berada di ranjangnya tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuhnya. Ziano segera mengambil pakaian Sasa yang berserakan di lantai dan memberikannya pada Sasa. Ziano semakin shock ketika melihat bercak darah pada sprei berwarna putih.
Dengan gugup Ziano bertanya "Apa ini pertama kali untukmu ?"
Sasa hanya menganggukkan kepalanya dengan air mata masih membasahi pipinya. Ziano frustasi melihat anggukan Sasa, dia telah merampas harta yang paling berharga yang dimiliki Sasa.
"Saya tidak pernah berpacaran, karena saya berniat untuk memberikan cinta pertama saya kepada suami saya" Ziano mangacak rambutnya frustasi.
"Maafkan saya, saya benar-benar tidak sengaja. Tolong anggap saja ini tidak pernah terjadi."
Sasa menampar pipi Ziano. "Setelah apa yang Anda lakukan kepada saya, Anda meminta saya untuk melupakannya ? Apa Anda tidak pernah berfikir apa yang akan suami saya rasakan ketika mengetahui saya sudah..." Sasa kembali menangis.
Ziano merasa bingung harus bagaimana. Akhirnya dia menemukan satu ide yang dianggapnya cemerlang.
"Saya sudah menikah, dan istri saya tidak bisa memberikan keturunan kepada saya. Jadi, saya akan menikahi kamu ketika kamu bisa memberikan saya keturunan"
Sasa menatap Ziano "Lalu bagaimana jika saya tidak hamil ?"
"Maka jangan harap saya akan menikahimu." kemudian pergi ke kamar mandi meninggalkan Sasa yang menangis.
***
Kendra melajukan mobilnya hendak mencari makanan untuk makan malamnya. Namun sikap tengil Kendra kembali kumat. Dia berniat untuk mendatangi rumah Ziano dan numpang makan disana.
"Lo yang suruh gue kesana kan Zi ? Oke gue bakal minta makan di rumah lo" Kendra melajukan mobilnya ke arah perumahan elit milik Ziano.
Ketika memasuki sebuah rumah mewah, Kendra memencet bel beberapa kali.
Amanda membuka pintu dan merasa heran dengan datangnya Kendra ke rumahnya malam-malam.
"Loh ada apa kak ?"
"Eh anu..." Kendra bingung harus berkata apa.
"Masuk dulu kak"
Kendra pun memasuki rumah mewah tersebut dan duduk di sofa ruang tengah. Kendra benar-benar menyesal karena sudah datang ke rumah itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!