>>SIDERS BISUL!<<
⚠ TIDAK UNTUK DIPLAGIAT! ⚠
Mungkin menjadi Mafia bukan keinginan gadis itu. Namun keadaanlah yang merubahnya menjadi Mafia yang terkejam dan terkenal no.1 sedunia, Ia tak segan-segan membunuh orang yang berani bermain-main dengannya.
Agnes Charissa Alexander (Agnes)
Putri bungsu keluarga terkaya nomor tiga, memiliki perusahaan A'C Company Corp yang bercabang dimana-mana, sebuah Mafia yang terkejam dan terkenal didunia bernama Black Diamond Girl yang diketuai olehnya sendiri, orang terkaya nomor satu sedunia, Memiliki sifat, cerewet, ceria ,manja, dan murah senyum tapi itu DULU sejak kejadian "itu" ia menjadi berubah drastis menjadi, kejam, dingin, irit bicara, datar, bad girl, ikut balapan liar hingga mendapat julukan Queen Racing, tawuran, dan ganti-ganti sekolah karena kesering diDo, gadis yang cantik putih, body goals, hidung mancung, bola mata berwarna biru laut, mempunyai lesung pipi dikiri dan kanan membuatnya manis jika tersenyum, pandai diberbagai bidang, dan memiliki kepribadian dua.
Alvaro Marchello Anindito (Alvaro)
Seorang mostwanted cowok yang selalu menjadi buronan para cewek disekolah Alexander Internasional Hing School/AIHS ( sekolah milik Daddy Agnes), berwajah tampan, bola mata berwarna hitam pekat, tinggi, ketua osis, pandai tapi sayang ia datar dan dingin dengan orang yang ia baru kenal jika orang yang ia sayang maka akan menjadi ramah dan posesif, putra tunggal dari keluarga terkaya nomor dua.
Alexander Kevin Arhelaus (Kevin)
Mostwanted disekolah AIHS, kakak kandung Agnes, tampan, bola mata berwarna coklat, putra pertama dari Abraham Alexander Pratama dan Alexander Unna, agak bodoh jika mengambil keputusan.
Agni Clarinta Alexander (Agni)
Kembarannya Agnes, bola mata berwarna ungu, ceria, manja, bar-bar, sangat posesif dengan keluarganya, memiliki penyakit hemofilia tetapi ia rahasiakan, selalu melindungi kembarannya (Agnes), tidak suka dengan kehadiran Ibu tirinya serta adik tirinya.
Adelia Faranisa Azni (Delia)
Sahabat kecil Agnes dari tk sampai ke SMA kecuali SMP, paling cerewet, suka ngehalu, ceria, humoris, pandai, putri terkaya nomor tujuh, tau semua masalah tentang Agnes tapi tidak semua, suka menghibur sahabatnya disaat sedih, alay, teman adu bacotnya Lisa, paling benci dengan gengnya Salma.
Alisa Adrian Elvarette (Lisa)
Sahabat kecil Agnes dari kecil, tau masalah Agnes tapi tidak semua, selalu semangatin sahabatnya, pandai, cuek datar, dingin, santai sama orang yang baru kenal, tidak suka lihat pembullyan, putri dari keluarga terkaya nomor enam.
Aksa Devian Arian (Aksa)
Salah satu mostwanted disekolah AIHS juga, alay, suka bercanda dengan Kevin, keluarga terkaya nomor lima, pinter, suka menggoda perempuan tapi gak pernah mainin perasaan cewek.
Salma Aqila (Salma)
Anak tiri dari keluarga Alexander, tidak suka sama gengnya Agnes apalagi dengan Agnes, mostwanted Girl di sekolah AIHS, boros, ceroboh, suka membully orang yang miskin, tidak pandai, tidak suka dihina/dibully balik, manja ke Abraham (Daddy Agnes), playgirl, suka dengan Alvaro.
Anabel Engelberta (Ana)
Istri tiri Abraham serta Mommy dari Salma dan Kenzo, boros, ceroboh, ingin membunuh Agnes tapi selalu gagal, suka mengejek orang yang derajatnya rendah darinya, suka ke club/ngeja*ang, tidak disukai semua keluarga Unna dan Abraham kecuali Abraham sendiri.
Amalia Nirmala Salsabila (Amalia)
Sikap tak jauh beda dengan Salma, satu geng juga, keluarga terkaya no.12, memiliki gengster terkejam ke 20 (tapi bukan gengsternya punya kakaknya) suka dengan Kevin.
Amanda Adelia Thihani (Amanda)
Sikap gak jauh beda dengan Salma dan Amalia, putri terkaya no 10, suka dengan Aksa, caper (cari perhatian) kesemua orang, satu geng dengan Salma, dan Amalia, alay.
Kenzo Yuliana Alexandra (Kenzo)
Si bocah kecil berumur lima tahun yang tak tau apa-apa, amat suka dengan Kakak perempuannya (Agnes) penyayang, gemar membantu, tapi sayang bocah polos ini masih belum tau siapa Ayah sesungguhnya.
Abraham Pratama Alexandra (Abraham)
Ayah kandung dari ke tiga anaknya dan dua anak tirinya, bodoh dalam mengambil keputusan, amat ceroboh, mudah terpengaruhi, pandai dalam mengatur uang, gemar sekali melukai batin maupun fisik putrinya tanpa sadar.
Alexandra Unna (Unna)
Mommy kandung ke tiga anaknya, memiliki sifat lemah, lembut, penyayang, berharap anaknya tumbuh dengan baik, rela berkorban, masih tak tau mana yang benar dan mana yang salah.
(ANGKAT AKU JADI ANAKMU MOMMY UNNA😍😆)
#NOTE WAJIB SEBELUM MEMBACA INI! TOLONG BANGET YA! AUTHOR MINTA TOLONG BANGET SAMA KALIAN! JANGAN ADA YANG BILANG NOVEL INI SAMA DENGAN YANG ITU LAH INI LAH, TOLONG DIBACA DENGAN SERIUS DULU DONG SEBELUM MENGERITIK.
KOMEN KALIAN TUH SANGAT BERDAMPAK BESAR BAGI AUTHORNYA☺ KALAU MEMANG BENAR-BENAR ADA BAGIAN YANG SAMA TOLONG LIHAT DULU TANGGAL PEMBUATNYA! DULU MANA?
AUTHOR INGATKAN LAGI YA! JANGAN PERNAH BILANG NOVEL INI SAMA DENGAN NOVEL KARANGAN LAIN😊 KARENA JUJUR YA, AUTHOR SAKIT HATI BACANYA☺
DAN BAGI PENJIPLAK! TOLONG JANGAN JIPLAK SEENAKNYA DONG! KASIHAN KEK SAMA YANG BUAT! MIKIR BEB PUNYA OTAKKAN😊
MAAF YA BARU NGASIH CASTNYA ABIS SUSAH BEUT😥🙏 AND KALAU ADA YANG GAK SUKA BILANG AJA ENTAR AUTHORNYA GANTI KOK😉 WELCOME THE STORY READERS NEW OR READERS OLD😁
BERSAMBUNG~
INGET MASA REVISI!
JANGAN LUPA LIKE👍 AND KOMEN 💬 YAH GUYSSSSSS😚
>>PLAGIAT JAUH JAUH!<<
HAPPY READING💛
.
.
.
.
.
Flashback on.
Drap...Drap...Drap.
Suara langkah terdengar amat keras menuju pintu utama kediaman Alexandra, seorang pria paru baya yang menjabat menjadi Ayah itu pun membuka secara paksa pintu mansionnya tanpa mengetuknya terlebih dahulu.
Brak.
Dengan senyumannya yang cerah, pria itu berteriak agak kuat, "Siapa yang mau es krim!" Abraham, sang Daddy dari tiga anak yang usianya masih sangat dibawah umur.
Dua anak perempuan yang tadinya saling menjahili satu sama lain itu pun lantas menoleh ke arah pintu besar tersebut. Senyuman keduanya mengambang kala netranya menangkap sosok yang amat mereka sayang.
Salah satu gadis dengan kuncir kuda berlari memeluk sosok tersebut, "Akuuuu!" Teriak Agni bersemangat, dia amat rindu dengan Daddy penyayangnya itu. Agni Clarinta Alexandra putri kedua dari tiga bersaudara.
"Aduduh, anak Daddy yang cantik ini mau yah?" Tanya Abraham menggendong anak keduannya itu dan dibalas anggukan lucu dari si kecil Agni.
"Huweee, Anes mau hiks hiks." Tangis Agnes si anak bungsu sekaligus kembaran dari Agni, Agnes Charissa Alexandra anak terakhir dari tiga bersaudara.
Gadis itu menarik-narik pelan celana yang dikenangkan Daddy, bermaksud untuk digendong juga namun sayangnya Abraham hanya tersenyum kecil melihat tingkah putri keduanya.
"Es klim buat anak besal anak kecil gak boleh." Ejek Agni dengan cadelnya sembari menjulurkan lidahnya ke arah kembarannya itu.
"Huweee, Kak Agni jahat!" Adu Agnes ke Abraham dan Unna sembari melengkungkan bibirnya kebawah, bersiap ingin menangis kembali.
Kedua orang tua tersebut hanya terkekeh melihat tingkah laku sang anak kembarnya, mereka berdua sudah terbiasa akan pertengkaran kecil antara duo kembar itu bagi mereka pertengkaran tersebut cukup menghibur.
Agni dan Agnes hanya beda lima menit lahirnya alhasil Agnes selalu memanggil Agni dengan sebutan 'Kakak' sedangkan Kevin beda satu tahun dengan Agni dan Agnes.
Mereka sekarang kelas satu SD awalnya Agni dan Agnes masih TK tapi karena Agnes merengek minta kelas satu bareng Abangnya alhasil kedua kembar itu kelas satu mengikuti Abangnya, lagi pula kedua orang taunya tidak mempersalahkannya karena Agni dan Agnes sudah cukup pintar untuk masuk kelas satu.
Tiba-tiba seorang laki-laki datang dari arah dapur karena mendengar pertengkaran kecil dari kedua adiknya, dengan seringainya laki-laki tersebut maju kesana bermaksud untuk mengoda kedua adiknya.
"Udah-udah, dari pada ribut mending es krimnya buat Bang Kevin aja! Okeh?" Sahut Kevin tiba-tiba dengan perasaan bangga, sang kakak tertua tersebut mengambil keresek berisi es krim dari gengaman tangan Agni. Alexandra Kevin Arhellaus.
Duo A kini menatap Abangnya dengan pandangan berkaca-kaca lalu kemudian, "Huweeee." Tangis Agni dan Agnes bersamaan.
"Abang Kevin gak boleh gitu." Ucap Unna lembut menasihati Kevin sedangkan Kevin hanya nyengir-nyengir gak jelas saat dirinya dinasehati, Alexandra Unna sang Mommy penuh kelembutan dari ketiga anaknya.
Bagi ketiga anak tersebut Mommy nya adalah Ratu yang penuh akan kelembutan sedangkan Daddynya adalah Raja yang bijaksana, begitulah gambaran yang ada dalam benak mereka.
Abraham menurunkan anak gadisnya sembari mengambil ahli keresek berisikan es krim, "Yaudah, es krimnya dimakan bersama-sama yuk!" Lerai Abraham sambil membagi es krim yang ia bawa tadi Namun bukan duo kembar namanya kalau tidak bertengkar dulu! Seperti saat ini, mereka berdua malah berebut es krim rasa coklat.
Unna mengendong Agnes yang kalah dalam pertengkaran kecil itu, membawanya dalam pangkuannya sementara Agni sudah duduk manis dipangku Abraham sembari menjulurkan lidahnya ke arah Agnes.
"Lain kali kalau masuk ketuk pintu dulu, jangan langsung masuk." Sindir Unna sambil menjilat es krimnya. Agni, Agnes, dan Kevin tertawa mendengarkan sindiran pedas sang Mommynya sedangkan yang disindir hanya mengaruk tenkuknya yang tidak gatal.
Sungguh keluarga yang amat harmonis sayang sekali jika nanti sewaktu-waktu keluarga kecil itu akan...
Tok tok tok.
Suara ketukan pintu itu berhasil membuat semuanya menatap ke arah pintu dengan ukiran yang amat rumit tersebut, Unna langsung bangkit berdiri untuk membukakan pintu setelah mengatakan 'Biar aku saja' dan diangguki oleh semua.
"Iya, cari siapa?" Tanya Unna sopan lalu membukakan pintu.
"Emm, Abrahamnya ada ?" Tanya balik wanita paru baya yang se-umuran dengan Unna sambil menggandeng anaknya yang se-umuran dengan Agni dan Agnes. Sekilas Unna menatap penuh curiga ke tamu didepannya ini Namun apa boleh buat? Ini tamu suaminya, dirinya harus bertindak sopan.
"Mas, ada tamu." Panggil Unna, membuat Abraham berdiri dari tempat duduknya dan langsung menghampiri sang istri.
"Siapa sih- oh ini teman ku yang pernah aku ceritain ke kamu itu loh." Kata Abraham ke Unna dan dibalas anggukan kepala dari Unna, walaupun Unna masih bingung tapi wanita itu hanya mengangguk saja seolah dirinya sudah tau.
"Oh, mari masuk."
Entah mengapa firasatku gak enak tentang orang ini. Batin Unna sambil memberikan jalan kepada wanita paru baya tersebut dengan senyuman yang tak pernah luntur dari wajahnya.
"Anak-anak Daddy! Ini teman Daddy yang rumahnya kena gempa bumi, Jadi ia akan menginap disini sampai ia dapat penghasilan sendiri! Kalian bertiga tau kan cara bersikap sopan?" Jelas Abraham ke anak-anaknya membuat duo kembar langsung menatap penuh selidik kearah orang baru tersebut tapi lain lagi dengan Kevin yang menatap orang tersebut dengan senyumannya.
"Saya mencium bau-bau olang kulang belaian atau pelakol." Bisik Agnes ke telinga Agni dengan menirukan nada bicara anak indigo yang ada diacara tv-nya tadi malam.
"Kalau sampai iya! Aku akan membunuhnya dengan tangan ku sendili, eh pelakol tuh apa?" Bisik balik Agni ke telinga Agnes membuat Agnes mengancungkan jari jempolnya, pertanda gadis itu setujuh dengan ucapan yang dilontarkan Kakaknya tersebut namun masih tak tau dengan arti 'pelakol' sesungguhnya.
Kevin melirik sekilas ke arah bawah tempat dimana kedua adiknya berada, tanpa aba-aba lelaki itu langsung menibrung ucapan kedua adiknya, "Huss, gak boleh ngomongin orang." Bisik Kevin ke kedua Adiknya.
Agni menggeleng pelan, "Nggak ngomongin, Bang. Tapi emang dia pelanton!"
"Pelakol." Sahut Agnes malas.
Kevin menghela nafas, "Yang gak bisa diem, Gak Abang kasih coklat!" Keduanya sontak terdiam.
Rumahnya bagus dan besar! Pasti banyak uangnya, tinggal mematikan beberapa hama! Aku pasti akan jadi Nyonya disini. Batin wanita itu menatap diam-diam rumah yang begitu mewah menurutnya.
"Hai anak-anak! Kenalin nama Tante Anabel Engelberta bisa dipanggil Tante Ana dan ini anak Tante namanya Salma Aqila panggil aja Salma, Tante harap kalian bisa berteman baik dengan Salma ya!" Ucap Ana sesopan mungkin tapi mampu membuat duo kembar langsung bergaya seakan ingin memuntahkan semua isi perutnya.
"Dih, gak usah sok sopan! Aku tau kamu mau uangnya Daddy ku kan!" Emosi Agni ke Ana, setelah mendengar 'pelakol' dari mulut kembarannya itu membuat Agni jadi tersulut emosi padahal ia tak tau artinya.
Mungkin aku harus membunuh anak ini dulu baru Mommynya. Batin Ana melihat Agni malas setelah itu mengubah raut wajahnya dengan senyuman palsu, agar tidak merusak semua rencananya yang ia susun serapi mungkin.
"Agni gak boleh bicara begitu dengan Tante Ana!" Marah Unna, membuat Agni mengerucutkan bibirnya lucu.
"Agni salah ya?" Tanya Agni menatap polos Mommynya itu, Unna lantas tersenyum sembari mengusap surai panjang Agni.
"Namanya aja Anabel yang altinya boneka mengelikan, hahahaha." Ucap Agnes, Agni yang mendengar itu lantas tertawa sembari menepuk tangan heboh.
Ana hanya memandang tak suka ke arah Agni dan Agnes, ingin sekali Ana langsung membunuh dua bocah ingusan didepannya ini namun dia harus tahan demi rencananya!
Bang*at nih anak! Batin Ana kesel tapi ia tutupi dengan senyum paksanya.
BERSAMBUNG~
ASTAGA BANYAK BAT TYPO😂
JANGAN LUPA LIKE👍 AND KOMEN 💬 YAH GAYSSS😚😍💋
HAPPY READING💕
.
.
.
.
.
"Cukup Agnes! Daddy tidak menerima penolakan! Tante Ana harus tinggal disini!" Bentak Abraham tanpa sadar membuat Ana diam-diam tertawa penuh kemenangan.
"Bahkan Daddy pun membentak Agnes demi boneka Anabel ini! Daddy jahat! Agnes benci Daddy!" Marah Agnes ke Abraham lalu pergi ke kamarnya setelah menatap tajam Ana yang diam-diam mengejek ke arahnya.
"huh, boneka Anabel bodoh!" Marah Agni juga ke Ana lalu menyusul Agnes sedangkan Abraham hanya bisa menghela nafasnya kasar melihat tingkah laku kedua anak kembarnya itu.
Unna yang melihat kedua anaknya dipenuhi emosi itu pun langsung pergi dari sana untuk menenangkan kedua anak kembarnya, tak masalah jika nanti dirinya dimarahi Abraham karena telah meninggalkan tamunya begitu saja. Menurut Unna anak-anaknya lebih penting dari pada urusan tak penting itu.
"Maaf banget! Kedua anak saya memang begitu jika menyangkut orang baru." Ucap Abraham tak enak hati ke Unna, niatnya ingin memperkenalkan anggota keluarganya dengan ramah dan sopan malah jadi begini gara-gara kedua putrinya itu! Mungkin dia terlalu memanjakannya alhasil mereka berdua seperti anak kecil!
Tak tau sopan santun terhadap orang baru! Kan dia jadi malu.
"Gak papa, saya bisa memaklumi itu kok! Walau tadi saya sempat diejek." Balas Ana dengan mendramatis membuat Abraham lagi-lagi dipenuhi rasa bersalah! Secepatnya Abraham akan menghukum kedua anak kembarnya itu!
"Umh, Kevin ikut Daddy mengantar Tante Ana ke kamarnya." Ajak Abraham ke anak tertuanya itu yang tadinya sempat melamun namun kini tersadar dan menjalankan perintah Daddynya tadi.
>>>>>>>>>LIKE<<<<<<<<<
"Ini boneka ku! Lepasin gak!" Bentak Agnes sembari menarik boneka beruangnya lebih kencang.
"Aku kan cuma pinjem!" Bentak Salma juga lalu menarik boneka beruang milik Agnes, tak kalah kencang.
Dua bocah itu kini saling tarik menarik, tak ada yang mau mengalah diantara keduanya.
"Kamu kan sudah lama tadi! Sekalang gililanku! Gantian dong!"
"Nggak mau!"
krrieett.
"Kan! Ini semua salah mu! Hiks huwaaa." Tangis Salma kencang karena boneka beruang milik Agnes sobek tepat pada lehernya. Tangisnya membuat Abraham, Unna, Kevin, Agni, dan Ana datang dengan terburu-buru.
"Ada apa sayang?" Tanya Ana lembut lalu memeluk Salma erat.
"Hiks dia merobek boneka ku hiks." Tuduh Salma sambil menunjuk ke arah Agnes dengan jari telunjuknya yang mungil.
"Enak aja boneka mu! Itu boneka ku tauk! Huh, dasar cengeng!"
"Hiks hiks huwaaa." Kali ini tangisan Salma tambah kencang, membuat semua yang ada diruangan ini menutup telinganya masing-masing.
"Agnes jaga ucapan kamu!" Bentak Abraham membuat Agnes dengan susah payah menahan tangisannya, dia masih kecil! Masih takut dengan bentakkan seseorang, terlebih lagi itu Daddynya!
"Sudah lah Agnes minta maaf lah ke Salma yah?" Mohon Unna lembut karena tidak beta dengan tangisan kencang Salma, wanita paru baya itu mengelus pelan surai putrinya, berharap putrinya itu akan luluh.
"Kebalik Mommy halusnya Salma yang minta maaf." Ucap Agnes membenarkan ucapan Unna lalu masuk ke kamarnya karena tak beta juga dengan tangisan cempreng Salma, sudah numpang! Ngerepotin lagi!
"Huuu, anak boneka Anabel cengeng!" Ejek Agni lalu pergi untuk menyusul Agnes, mendengar itu tangisan Salma tambah keras membuat Abraham, Unna, Ana, dan Kevin berusah membujuknya agar tidak nangis lagi.
Sungguh membuat telinga mereka serasa dibakar.
---------KOMEN---------
Beberapa tahun berlalu.
Salma dan Ana tak henti-hentinya menfitnah Agnes dan Agni bahkan Unna juga terkena imbasnya karena bersusah payah untuk melindungi kedua anaknya alhasil Unna lah yang menanggung bentakan demi bentakan yang tanpa sadar Abraham berikan.
Abraham telah dibutakan hasutan Ana dan juga rasa malunya karena dirinya tak becus memimpin sebuah rumah tangga dengan benar, sosok Ayah itu bahkan sudah tak pantas lagi mendapat jabatan Ayah.
Hari ini Abraham ke luar kota karena urusan pekerjaan yang belum dikerjakan, membuat Ana tertawa bahagia karena sebentar lagi rencana liciknya akan berjalan.
"My Girls and my Boy, jangan nakal-nakal dengan Mommy ya? Daddy janji akan pulang cepat dan bawa oleh-oleh untuk kalian oke!" Pamit Abraham ke anak-anaknya lalu mencium kening mereka satu persatu dan dibalas anggukan dari mereka bertiga, se marah-marahnya duo kembar, mereka berdua tak akan bisa marah lama-lama dengan Daddynya itu.
"Okey Dad!" Jawab mereka bersama.
Abraham tersenyum lantas berjalan mendekati Unna "Aku berangkat dulu yah!" Pamit Abraham lalu mencium kening Unna sementara Unna langsung mencium sebelah tangan Abraham.
"Iya, hati-hati yah!" Jawab Unna lembut dan dibalas anggukan oleh Abraham.
"Dadah Daddy, hati-hati yah!" Teriak Agnes, Agni, dan Kevin bersama saat mobil Abraham mulai menjauh.
"Yuk kita masuk." Ajak Unna ke anak- anaknya membuat ketiga anak-anaknya mengangguk dan mulai berjalan mengikuti sang Mommy dengan beriringan.
Perasaan ku kok gak enak yah? Batin Unna berusaha menepis jauh-jauh perasaannya saat ini, entah lah fillingnya mengatakan bahwa sebentar lagi dia akan meninggalkan anak-anaknya untuk selama-lamanya.
"Sayang, jika Mommy gak ada kalian gak boleh nakal ya! Tetap lah bersama Daddy dan ubah sikap Daddy mu itu! Daddy mu nggak salah, dia hanya tidak tau melampiaskan amarahnya ke siapa." Ucap tiba-tiba Unna ditengah-tengah perjalanan mereka membuat mereka bertiga langsung menatap Mommynya khawatir tapi tak ayal mereka bertiga mengangguk.
Usia 10 tahun, usia dimana mereka masih tak tau apa-apa dan hanya memerlukan kasih sayang kedua orang tuanya. Tapi mereka dipaksa untuk hidup mandiri! Sebentar lagi~!
"Emm, Unna bisa tolong carikan anting ku gak? Tadi kayaknya jatuh dikamar mu deh?" Tanya Ana sopan ke Unna saat Unna beserta ketiga anaknya mulai memasuki rumah, wanita paru baya itu bahkan sampai sekarang belum meninggalkan mansion keluarga Alexandra.
"Ngapain lo masuk ke kamar Mommy gue ha? Mau maling!" Curiga Agnes menatap sengit wajah Ana, ia masih menaruh banyak dendam terhadap wanita iblis yang menjelma menjadi manusia itu!
"Emm, tadi aku lagi beres-beres kamar Mommy kamu karena kamarnya kotor." Jawab Ana lembut sambil menunduk takut-takut?
"Lo-"
"Sudah lah Agnes, yaudah ayuk aku temenin kamu cari anting kamu." Ucap Unna lembut memotong ucapan putrinya dan langsung pergi ke kamarnya bersama Ana dibelakangnya yang sedari tadi tak henti-hentinya tersenyum simrik.
"Gue curiga sama boneka Anabel." Gumam Agnes yang dapat didengar oleh Agni.
"Gue setuju sama lo."
"Samperin yuk!" Ajak Agnes dan dibalas anggukan oleh Agni setelah itu mereka berdua diam-diam mengikuti Mommynya dan Ana dari belakang.
"Samperin gak yah?" Tanya Kevin ke dirinya sendiri, firasatnya memilih untuk menghampiri kedua adiknya sebelum semuanya terlambat.
Kaki jejang Kevin mengarah tepat kesamping guna untuk mengikuti kedua Adiknya namun langsung terhenti kala ada suara yang memanggilnya "Kakak main sama Salma yuk, Salma sendirian nih." Ajak Salma ke Kevin.
"Eh i-iya."
Semoga aja ini cuma perasaan gue aja. Batin Kevin lalu menghampiri Salma dan menemani gadis cilik itu bermain.
BERSAMBUNG~
DETIK-DETIK:V PEMAINNYA ILANG ATU:V
JANGAN LUPA LIKE👍 AND KOMEN💬 YAH GUYSSSSSS😙
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!