NovelToon NovelToon

Semalam Dengan Mafia

Kepulangan Kembali

Terlihat seorang wanita yang saat ini baru saja turun dari pesawat,,tidak jauh dari nya terlihat sosok anak kecil yang sedang mendorong koper miliknya sendiri.

Yah, wanita itu adalah Andini bersama putri kecilnya,Naureen Putri Kaneesha. 6 tahun yang lalu, Andini pergi ke luar Negeri untuk mencari suasana hidup yang baru ketika ia mengetahui bahwa ia hamil.

Akhirnya ia sekarang memutuskan untuk kembali lagi ke Negara yang menjadi tempat dirinya dulu hancur sehancurnya karna ulah pria brengsek itu.

"Mom, kita akan tinggal dimana?." Tanya Naureen.

"Rumah omah sayang,,kamu mau?." Tanya balik Andini.

"Yes mom." Jawab Naureen.

"Good sayang." Ujar Andini dengan senyuman manisnya.

Naureen Putri Kaneesha,,sosok anak kecil yang memiliki iQ yang tinggi. Seperti Dady nya, Aldebaran. Gadis ini memiliki kepintaran yang tidak bisa di ragukan, ia sekarang sudah bisa menggunakan Laptop dan alat komunikasi lainnya di usianya yang masih cilik. Tapi itu anugerah bagi Andini karna ia bisa memiliki anak yang pintar.

6 tahun yang lalu, Andini yang mendapati bahwa dirinya hamil, memutuskan ingin mengugurkan kandungannya karna ia tidak ingin anak dari pria brengsek itu ada di dalam rahimnya.

Tapi semua itu diketahui oleh Ibu nya, Sofia Kaneesha. Mamah Sofia mencoba mengajak berbicara Andini, mengapa ini bisa terjadi.

Akhirnya dengan terpaksa, Andini menceritakan bagaimana terjadinya kejadian One Night bersama pria brengsek itu yang tidak ingin mempertanggung jawabkan atas apa yang ia lakukan.

°°Flashback On°°

7 Tahun Yang Lalu.

Terlihat sosok gadis yang sedang berjalan dengan tas yang ia gendong di punggungnya. Dilihat nya ia baru saja pulang dari sekolah, setelah banyak kegiatan yang ia lakukan disekolah, SMA Nusa Bangsa. Nama sekolah yang menjadi tempat belajar sehari-hari Andini, ia terlihat lesu menyisiri jalanan yang dilintasi oleh beberapa kendaraan umum.

"Andini" teriak seorang gadis.

Andini yang mendengar teriakan itu, sudah tahu siapa pemilik dari suara yang membuatnya sakit telinga.

"Apaan?." Tanya Andini.

"Ish lo mah gitu sama gw,jangan gitu dong sama gw." Jawab gadis tersebut.

"Iya, apa Neneng ku yang cantik?." Tanya Andini kembali, tapi wajahnya yang di hias oleh senyuman yang manis walaupun terpaksa.

Yap, gadis yang meneriaki Andini adalah Neneng Maharani. Dia adalah teman Andini disekolah, sebenarnya mereka tidak berdua saja. Ada teman Andini yang satu lagi, sepertinya ia ada keperluan.

"Gpp, gw cuman mau manggil lo aja." Jawab Neneng.

"Huh, kirain ada apa. Lo kok sendiri, dimana si Jesi?." Tanya Andini.

"Ia dia katanya ada rapat osis." Jawab Neneng.

"Yaudah, gw pulang duluan. Jalan rumah kita beda arah jadi kita pisah arah." Ucap Andini.

"Ow, yaudah lo hati-hati yah." Jawab Neneng yang dibalas anggukkan oleh Andini.

Bergegas Andini pergi ke arah kiri, sedangkan Neneng, ia ke arah kanan.

Hari yang sudah hampir sore, Andini tidak ingin membuang waktu karna ia ingin cepat-cepet sampai rumah. Entah mengapa perasaannya tidak enak.

Saat di tengah jalan, Andin di kejutkan oleh segerombolan pemuda yang memakai baju hitam-hitam semua. Dengan cepat Andini bersembunyi di balik tembok.

Ia mengintip karna penasaran apa yang pemuda-pemuda itu lakukan, jumlahnya mungkin 15 orang.cIa ketakutan karna suasana jalan yang sepi karna diarea sini, tidak terlalu banyak pengendara yang melintasi jalanan ini jika sudah hampir sore.

Dilihatnya,cseorang pemuda yang menggunakan topeng sebagai penutup wajahnya. Jadi Andini tidak bisa melihat siapa lelaki dibalik topeng itu.

Di depannya, terlihat sosok laki-laki yang sudak babak belur. Andini yang semakin ketakutan karna ia hanya sendiri.

"Aku harus gimna? Aku takut." Ucap Andini yang sudah ketakutan setengah mati.

"Jangan pernah macam-macam sama saya." Ucap Pria yang wajahnya ditutupi oleh Topeng wajah.

"Maafkan saya, saya janji tidak akan menganggu anda lagi." Ucap pria yang sudah babak belur.

Andini terus nemperhatikan apa yang pria bertopeng itu ambil, beberapa saat kemudian, sebuah pistol sudah ia genggam.

"Terlambat." Ucap pria bertopeng itu.

"Dor,,,dor." Suara tembakan mengarah ke pemuda yang sudah babak belur tepat di jantungnya.

Andini yang melihat itu langsung menutup mulutnya supaya tidak teriak. Ia benar-benar sudah ketakutan di ujung tanduk.

"Bersihkan, jangan ada jejak sekalipun." Ucap pria bertopeng itu.

"Baik bos." Ucap salah satu pemuda itu yang bisa di bilang anak buah dari pemuda bertopeng itu.

Andini yang melihat itu, ingin segera pergi dari sini. Ketakutannya setelaha melihat orang mati sudah menjalar di tubuhnya.

"Aku harus pergi dari sini, aku ga mau mati sia-sia seperti ini" Ucap Andini dalam hati.

Perlahan Andini berjalan kebelakang untuk memutar arah pulangnya, karena ia menggunakan jalan ini sebagai pintasan agar sampai rumah.

Tanpa sengaja, Andini menginjak sebotol kaleng. Membuat pemuda yang bertopeng itu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ia menatap sekitar untuk mencari sumber suara itu dimana.

Andini yang sudah ketakutan, tanpa sadar ia lari ke arah belakang. Ia tidak memperdulikan pemuda itu yang melihat dirinya.

Sedangkan pemuda bertopeng itu, melihat Andini yang lari. Ia harus menangkap nya karna ia tidak ingin ada saksi mata.

"Kalian urus ini,,biar saya yang urus gadis itu." Ucapnya kepada anak buahnya.

"Baik bos." Ucap mereka kompak.

Dengan cepat, pemuda bertopeng itu berlari untuk mengejar Andini yang sudah lebih dulu lari.

"Hey." Teriak pemuda bertopeng itu.

Andini yang mendengar itu, tanpa memperdulikannya ia terus berlari ke belakang untuk mencari jalan agar ia tidak di tangkap.

"Mamah, Papah tolong Andini." Ucapnya dalam hati tanpa terasa buliran air mata jatuh ke pipi Andini.

Andini sekarang benar-benar dilanda ketakutan, pasalnya pemuda yang bertopeng itu masih mengejar dirinya.

Ia takut nyawanya terancam, melihat ada gang kecil, Andini berlari ke arah gang tersebut supaya pemuda yang mengejarnya susah mendapatkannya.

Pemuda itu terus mengejar Andini, ternyata kecepatannya tidak bisa diremehkan dalam berlari. Andini terus berlari, ia sebenarnya sangat kesusahan untuk berlari karna sekarang ia memakai androk.

Andini berusaha supaya lepas dari kejaran pemuda bertopeng ini, saat keluar dari gang kecil ini, terdapat jalan raya yang banyak di lewati oleh kendaraan umum. Jadi Andini sekuat tenaga untuk bisa sampai di ujung gang.

"Cepat sekali kau, manis. Takkan ku biarkan kau lepas." Guman si pria bertopeng itu menyeringai menakutkan.

Hingga hampir saja Andini keluar dari gang kecil ini, tangannya lebih dulu di cekal oleh pria bertopeng itu.

Andini berusaha untuk melepaskan genggaman tangannya, hingga ia mempunyai ide untuk menggigit tangan sang pria itu.

"Arghhh,sial." Ucap sang pria itu yang kesakitan karna gigitan Andini.

Tapi Andini kalah cepat oleh pria bertopeng itu, dirinya di pukul bagian tengkuk lehernya saat ingin berlari kembali. Hingga Andini tidak sadarkan diri dalam dekapan pria bertopeng itu.

"Kau sangat cantik, sayang sekali jika aku menyia-nyiakan dirimu." Ucap sang pria bertopeng itu sambil mengelus lembut pipi Andini.

Tidak lama, anak buah dari sang pria bertopeng itu menghampiri, ia dan Andini yang sedang terkulai lemas karna pukulannya.

"Apa yang akan lo lakukan bos? Apa lo mau bunuh gadis ini?" Tanya seorang pria yang ternyata sahabat sekaligus tangan kanan pria bertopeng itu.

"Itu urusan gw Ren, lo hapus semua jejak kita. Jangan sampai kelewat sedikit pun." Ucap pria bertopeng itu.

"Oky bos ax,,lo mau bawak gadis ini kemna?" Tanya Rendy.

Yap, pria yang bertopeng itu Adalah, Kenzo Axton Wirayudha. Ia membunuh pria tadi karna suatu masalah, ia menjadi mata-mata dalam perusahaannya. Dan Rendy Davidson ia adalah sahabat sekaligus Tangan Kanan Kenzo.

"Tenang, gw ga akan bunuh gadis ini." Ucap Kenzo ### berpisah mobil dengan Rendy dan anak buahnya, Kenzo melajukan mobilnya ke suatu tempat yang akan membawa malapetaka bagi Andini.

-

Setelah sampai, Kenzo membuka penutup wajah yang ia pakai. Kemudian ia berganti mengunakan masker, Kenzo kembali membopong Andini ke dalam hotel bintang lima.

Yap, Kenzo membawa Andini ke suatu tempat yang tak lain adalah hotel.

Kenzo memesan satu kamar untuk satu malam,ia apakah sadar atau tidak berada di hotel sambil membawa wanita. Walaupun Kenzo seorang lelaki yang sering bermain dengan wanita, tapi ia bermainnya hanya di Bar.

Setelah memasuki kamar, Kenzo membaringkan Andini yang masih terkulai lemas tak sadarkan diri. Mungkin pukulan Kenzo terlalu kuat untuk Andini. Senyuman terukir di sudut bibir Kenzo, entah apa yang ia pikirkan.

"Manis sekali, kau tidak akan ku lepaskan." Ucap Kenzo sambil membelai pipi Andini.

Sedetik kemudian, Andini mengerjapkan matanya sambil melihat sekeliling yang terlihat asing di ingatannya. Ia menahan sakit di bagian tengkuk lehernya akibat pukulan Kenzo, Andini mencoba mengingat-ngingat kembali yang menimpa dirinya. Setelah mengingatnya, Andini seketika panik.

Andini mencoba bangun dari tempat tidur yang ia tempati sekarang, ia jga tidak tahu ia berada dmna. Yang terpenting dalam pikirannya ia harus bisa keluar dari kamar ini. Rasa takut sudah mulai menghantui Andini kala netra penglihatannya melihat sesosok pria yang sedang duduk di sofa tidak jauh dari tempat tidur hotel.

"Rupanya kau sudah bangun, Cantik." Ucap pria itu sambil menggoyang-goyangkan segelas anggur merah.

Andini tidak bisa melihat jelas pria yang ada di hadapannya, ia yakin pria ini adalah pria yang membunuh seorang pria yang di gang tadi.

Andini tidak bisa melihat jelas wajah sang pria itu karna lampu kamar hotel sengaja di matikan oleh Kenzo, ia melakukan itu supaya indentitasnya tidak di ketahui oleh wanita yang ada di hadapannya.

"Tolong lepasin saya, biarkan saya pergi." Ucap Andini dengan rasa takut yang sudah menjalar di tubuhnya.

"Tolong aku, aku sangat takut. Gimana ini?" Ucap Andini dalam hati yang frustasi karna terjebak dengan pembunuh yang kejam.

"Tidak semudah itu, sayang. Aku tidak akan membiarkan kau pergi begitu saja, aku akan membuatmu nikmat untuk semalam ini saja." Jawab Kenzo sambil tersenyum yang tidak dapat di artikan.

Kenzo beranjak dari sofa yang ia duduki, Kenzo melangkahkan kakinya mendekat ke arah Andini yang sedang ketakutan setengah mati.

"Jangan mendekat, saya bilang jangan mendekat!!." Teriak ndini.

"Kau takut?" Tenanglah aku tidak akan menyakitimu." Ucap Kenzo sambil tersenyum penuh kemenangan.

Andini memundurkan dirinya supaya jaraknya tidak terlalu dekat dengan Kenzo, ia sekarang di landa rasa ketakutan karna dirinya sudah mentok di bibir tempat tidur.

Andini dengan cepat berlari ke arah pintu yang tertutup rapat, ia berdoa semoga ia berhasil keluar dari kamar hotel ini.

Ternyata Kenzo lebih dulu mengetahui aksi yang akan di lakukan oleh Andini, dengan sigap Kenzo menangkap Andini dengan cara mendekapnya dari belakang.

Entah perasaan apa yang muncul dalam diri Kenzo saat dirinya mendekap tubuh Andini, Rasa nyaman dan tenang bercampur aduk.

Ia baru merasakan perasaan ini, perasaan yang pertama kali muncul saat ia mendekap seorang wanita. Perasaan yang tidak pernah terjadi saat Kenzo melakukan 'itu' bersama ****** di Bar.

"Perasaan apa ini?" Tanya Kenzo dalam hati yang merasa aneh dengan hatinya.

Pencarian

Kenzo membanting tubuh Andini ke atas kasur hotel, sekarang posisi Kenzo menindihi tubuh Andini.

Andini sudah merasa ketakutan, ia berharap ini semua hanya mimpi buruknya. Jika benar Andini ingin segera di bangunkan sesegera mungkin.

"Tolong jangan apa2kan saya, Tuan." Ucap Andini dengan air mata yang sudah mengalir deras di pipi indahnya.

"Sttt, jangan menangis. Aku tidak akan menyakitimu." Ucap Kenzo, tapi ternyata omongannya tidak bisa di pegang sama sekali.

Kenzo dengan nafsunya mencumbui tubuh Andini, ia saat ini di kendalikan oleh nafsu.

Andin yang mendapatkan perlakuan seperti ini dari Kenzo hanya bisa menangis, ia sama sekali tidak merasakan nikmat.

Kenzo melakukan 'itu' dengan Andini tanpa fikir panjang apa yang terjadi ke depannya.

Hingga darah mengalir di area bawah Andini, kini menandakan dirinya sudah tidak suci kembali. Dirinya sudah kotor, ia sudah di nodai oleh pria Brengsek ini.

"Apa ini akhir dari hidup ku?." Ucap Andini dalam hati.

"Shitt, nikmat sekali tubuh mu manis." Ucap Kenzo yang kini ambruk di sisi Andini yang sudah tidak sadarkan diri karna kelelahan di tambah sakit yang ia rasakan.

Keesokan pagi nya, Kenzo sudah rapih dengan pakaiannya. Ia dengan cepat menggunakan masker ketika ia melihat ada pergerakan dari Andini.

Karna terlalu lelah, Andini pingsan saat Kenzo masih mencumbuinya. Dirinya terlalu lelah menangis tadi malam.

Tidak lama, Andini mencoba memejamkan matanya. Ia melihat ke sekitar. Ternyata dirinya tidak mimpi, pria itu benar2 melakukannya kepada dirinya.

Netra penglihatan Andini fokus kpda pria yang kini sudah rapih dengan masker yang menutupi setengah wajahnya.

Andini beranjak dari tidurnya, ia kini posisi duduk sambil menatap tajam ke arah pria yang sudah beraninya mengambil keperawanannya .

"Pria seperti anda tidak layak untuk hidup." Ucap Andini penuh penekanan.

Kenzo hanya tersenyum di balik maskernya, ternyata gadis ini cukup berani.

Kenzo beranjak dari duduknya, ia berjalan mendekati Andini yang sedang duduk di atas kasur dengan tubuh polosnya yang ditutupi oleh selimut tebalnya.

Kenzo dengan santai melemparkan sekertas cek untuk Andini, ia memberikan uang yang bertuliskan di cek itu.

Tersirat rasa kesal dan marah dari wajah Andini, ia beranjak dari duduknya. Andini berdiri dengan tubuh polosnya yang masih di tutupi oleh selimut.

"Plakkkk." Suara tamparan menggelegar di kamar yang Aldebaran pesan tadi malam.

"Saya bukan wanita murahan, anda benar-benar keterlaluan." Ucap Andini sambil merobek cek yang tadi diberikan oleh Aldebaran.

Kenzo hanya tersenyum kembali, ia beranjak pergi dari kamar hotel tanpa menanggapi omongan Andini.

Setelah kepergian Kenzo, Andini terduduk lemas di lantai kamar hotel. Ia sekarang sangat membenci dirinya yang sudah kotor.

Ia melihat sekeliling, kamar ini adalah saksi bisu Kenzo melakukan 'itu' kepada Andini, gadis yang tidak mempunyai dosa sama sekali.

Karna Andini yang ingin cepat-cepet pergi dari tempat ini, ia bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu setelah itu ia pergi dari sini.

Setelah selesai, Andini bergegas pergi dari sini. Ia ingin segera sampai di rumah supaya bisa menenangkan pikirannya terlebih dahulu.

Tanpa sepengetahuan Andini, Kenzo ternyata kembali ke kamar lagi. Ia berniat untuk mengambil barangnya yang tertinggal.

Tanpa sengaja ia melihat noda darah di sprei, betapa terkejutnya Kenzo mendapati bahwa Andini masih perawan.

Ia berfikir jika Andini sudah tidak suci lagi, karena di Negara (I) ini banyak gadis yang seumuran dengan Andini sudah tidak perawan lgi.

Kenzo memerintahkan anak buahnya untuk mencari identitas Andini, Kenzo akan mencari Andini sampai ketemu.

"Sial, ternyata masih suci." Gumam Kenzo sambil berdecak kesal.

Ia bergegas meninggal hotel itu, untuk pergi ke rumah nya. Dirinya masih kepikiran dengan Andini, kenapa perasaannya berbeda saat ia melakukan 'itu' bersama nya.

Hingga sampai lulus sekolah, dirinya selalu di buat pusing dan mual2 pada pagi hari.

Karna kecurigaannya, Andini bergegas membeli sebuah tesk pack untuk memeriksa dirinya.

Apakah ia hamil?,,atau tidak!.

Dan benar kecurigaannya, dirinya hamil setelah lulus dari sekolah. Ia harus menjadi single Mommy karna perbuatan dari pria brengsek itu.

Hingga ia akhirnya memutuskan untuk pergi sementara waktu ke luar negeri, menenangkan dirinya yg dilanda kesedihan.

Andini sangat beruntung, dirinya seorang gadis yang bisa tegar mendapatkan sebuah insiden satu malam bersama pria yang tidak ingin bertanggung jawab.

*Flashback Off*

Setelah kejadian yang menimpa dirinya, Andini ingin menangkan dirinya. Ia memutuskan untuk liburan ke rumah om nya, setelah mengetahui bahwa dirinya sedang mengandung.

Sampailah sekarang, ia kembali lagi ke Negara dimana dirinya menjadi korban oleh pria yang tidak ia kenal sama sekali.

"Mom, aku lapar." Ucap Naureen, membuyarkan lamunan Andini.

"Kamu lapar sayang?." Tanya Andini. Yang dibalas anggukkan oleh Naureen.

"Ywdh kita cari restoran yh." Ucap Andini kpda Naureen.

"Oke Mom." Jawab Naureen.

Setelah keluar dari bandara, Andini memberhentikan taksi yang tidak jauh dari ia berdiri bersama Naureen.

Bergegas Andini memberitahu kepada supir taksi lokasi yg ia akan tuju untuk sementara.

Di dalam mobil, hanya ada keheningan karna atensi Andini fokus kepada luar jendela. Sedangkan Naureen, ia sedang fokus pada benda pipih yang ia pegang sekarang.

"Takkan ku biarkan siapapun mengambil Naureen dari hidupku." Ucap Andini dalam hati, kini atensinya beralih menatap Naureen.

"Dulu memang aku berniat ingin menggugurkan anak dari pria brengsek itu, tapi aku berfikir, jika anak dalam kandunganku tidak berdosa sama sekali. Akhirnya ku putuskan untuk mempertahankannya hingga sekarang, ia sudah berumur 5 tahun. Memiliki kepintaran yang tidak bisa diremehkan, aku sangat bersyukur." Imbuh Andini kembali dalam hati.

****

Setelah sampai di restoran, Andini dan Naureen bergegas masuk untuk mencari tempat duduk yang masih kosong.

Setelah mendapatkannya, Andini memanggil pelayan restoran berniat untuk memesan makanan.

"Kamu mau pesan apa, Naureen?." Tanya Andini kepada Naureen.

"Aku ingin spaghetti carbonara dan ice lychee tea, Mom." Jawab Naureen singkat.

"Saya ingin skirt steak dan jga ice lychee tea." Ucap Andini.

"Ditunggu pesanannya." Ucap pelayan setelah itu pergi dari hadapan Andini dan Naureen.

Tidak lama,pesananan datang Andini dan Naureen pesan datang. Mereka menikmatinya dengan hening tanpa ada pembicaraan, Karna Andini mengajarkan Naureen untuk tidak berbicara saat makan.

****

Setelah selesai makan dan membayar, Andini dan Naureen bergegas pergi dari restoran tersebut.

Andini dan Naureen bergegas menaiki kembali taksi yang mengantarkan mereka ke restoran, karena Andini meminta untuk menunggu.

Di dalam mobil, Andini mencoba membuka suara untuk menanyakan apa yang dilakukan anak nya yang fokus pada benda pipih yg ia pegang.

"Naureen, what are you doing?." Tanya Andin sambil mengusap ujung kepala Naureen.

"No mom, aku hanya ingin mencarikan lelaki untuk Mommy." Celetuk Naureen.

Andini dibuat kaget oleh jawaban Naureen, apa? Mencarikan lelaki untuk dirinya?.

"Untuk apa, sayang?."Tanya Andini yang coba meneltralisirkan keterkejutannya.

"Untuk menemani Mommy, karena Mommy selalu sendiri saja tanpa seorang lelaki yang mendampingi Mommy." Jawab Naureen kini fokus menatap Mommy nya ini.

"Sayang, Mommy tidak perlu lelaki. Mommy hanya ingin Naureen yang menemani Mommy hingga tua, apa Naureen bersedia?."

Kepulangan Andin

"Untuk menemani Mommy, karena Mommy selalu sendiri saja tanpa seorang lelaki yang mendampingi Mommy."Jawab Naureen kini fokus menatap Mommy nya ini.

"Sayang, Mommy tidak perlu lelaki. Mommy hanya ingin Naureen yang menemani Mommy hingga tua, apa Naureen bersedia?." Tanya Andini sambil menangkup wajah kecil Naureen.

"Of crouse Mom, jangan tanyakan pertanyaan yang pasti aku mau Mom." Ucap Naureen.

Bibir Andini mengukir senyuman disana, bagaimana ia bisa mempunyai anak sepintar ini. Padahal dulu ia disekolah tidak sepintar ini? Apakah kepintaran ini turun dari Daddy nya? Entahlah.

Andini bersyukur memiliki Naureen, anak semata wayangnya. Ia berharap tidak ada yang mengganggu kehidupannya setelah ini.

Andini kembali ke Negara ini karna bujukan dari Mmh Sofia, ia meminta untuk melanjutkan usaha butiknya. Akhirnya Andini dengan terpaksa menuruti kemauan Mmh Sofia.

****

Setelah sampai, Andini dan Naureen bergegas turun dari taksi. Andini membayar taksi lebih, sebagai tips karna telah menunggu dirinya di restoran tadi.

Kini ia telah sampai di rumah yang tidak terlalu mewah, terlihat seorang wanita dan lelaki yang sudah berumur tersenyum manis menatap Andin dan Naureen.

"Oma, Opa."Teriak Naureen berlari menghampiri sosok wanita dan lelaki itu.

"Cucu Opah, Naureen. Gimna kabar kamu sayang?." Tanya Papsh Surya sambil menggendong Naureen.

Yap Surya Lesmana, Papah dari Andini. Ia jarang berada di rumah karna pekerjaannya yang berada di luar negri, kini ia menyempatkan waktunya untuk pulang karna mendengar kabar jika anak dan cucunya akan pulang.

"I'm fine Opah. Opah and Omah how are you?." Tanya Naureen dengan suara anak kecil.

"Uhh,,Omah sama Opah baik sayang." Jawab Mamah Sofia.

Andini hanya tersenyum senang melihat kedekatan Naureen bersama Opah dan Omahnya. Ia tidak perlu dicarikan sosok lelaki untuk menemani dirinya, karena ia sudah mempunyai 3 orang yang ia sayang dan cinta.

"Hai sayang, gimna kabar kamu?" Tanya Mamah Sofia sambil memeluk Andini.

"Baik mah." Jawab Andini sambil membalas pelukan Mmh Sofia.

Papa Surya senang melihat putrinya bahagia, ia sudah mengetahui apa yang terjadi dengan putrinya. Ia sangat sedih, dirinya bagaikan Papa yang tidak bisa menjaga anaknya.

"Kita masuk yah." Ucap Papa Surya yang dibalas anggukkan oleh semuanya.

****

"Arghhh, sial. Gw harus cari kmna lagi gadis itu? Karena dia, gw ga selera lagi bermain dengan wanita lain." ?Ucap sosok pria yang kini sedang duduk di meja kebesarannya.

Bisa kalian tebak siapa pria itu?" Yap itu adalah seorang Kenzo. Ia sudah mengerahkan semua anak buahnya untuk mencari Andini, ia tidak bisa tenang sebelum ia bertemu dengannya.

Sudah bertahun-tahun ia mencari identitas nya, tapi entah mengapa ia tidak bisa menemukannya. Semua akses tentang gadis itu dikunci rapat- rapat, tidak ada yang bisa membukanya sama sekali.

Kalian tahu siapa yang melakukan itu?" Adalah Anaknya sendiri. Naureen Putri Kaneesha, gadis kecil mungil dan lucu, tapi di balik itu semua dirinya jangan di remehkan sama sekali.

Tanpa sepengetahuan Andini, Naureen mengunci akses informasi Andini dan dirinya kepada publik. Ia melakukan itu karna tidak ingin orang tahu bahwa Mommynya korban dari pemerk*saan.

Naureen mengetahui bahwa Andini korban pemerk*saan karna ia tidak sengaja mendengar Andini mengucapkannya lewat telponn, tapi entah dengan siapa ia berbicara.

Ternyata anaknya lebih pintar dari Daddy nya, kepintarannya lebih jauh dari Kenzo. Jadi jangan pernah remehkan dlu kemampuan Naureen.

"Kau harus bertanggung jawab, manis. Karena kau, aku tidak pernah nafsu kembali bermain dengan ******. Jadi kau yang harus menuntaskan nafsuku." Ucap Kenzo menampilkan seringainya.

Entah mengapa setelah kejadian 7 tahun yang lalu, Kenzo tidak pernah lagi bermain dengan wanita-wanita berada di bar.

Bahkan ia merasa jijik jika harus melakukan hubungan badan dengan wanita lain, dirinya hanya ingin gadis 7 tahun yang lalu ada dihadapannya.

Dirinya bisa terjebak oleh gadis itu, gadis yang ia cumbui 7 tahun yang lalu. Dirinya bersikeras dan bertekad untuk menemukan dan mencari identitas gadis itu sampai ketemu.

"Cuman gw yang bisa miliki gadis itu karna dia, ax junior ga bisa bersarang ke sembarang tempat. Jadi gw harus nahan hasrat ini hingga bertahun-tahun lamanya." Ucap Kenzo kembali.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!