🍃
🍃
🍃
🍃
🍃
Novelia adalah seorang wanita cantik berusia 25 tahun. Novelia hanya tinggal berdua bersama adik kesayangannya Milea karena kedua orangtuanya sudah meninggal.
Saat ini Milea berusia 16 tahun, Milea adalah anak yang ceria dan ramah dan tidak kalah cantik dengan Kakaknya. Akibat kecantikan yang Milea miliki, banyak teman sekolahnya yang merasa iri dan tidak mau berteman dengan Milea karena menurut mereka, semua laki-laki yang mereka sukai pasti akan jatuh cinta kepada Milea dan itu membuat teman-temannya sangat membenci Milea.
Milea saat ini baru saja duduk dibangku kelas 11 SMA, dan Kakaknya Novelia bila pagi bekerja disebuah agen penjualan sayur-sayuran yang berada di pasar dan siangnya dilanjut menjadi pelayan disebuah restoran cepat saji.
Walaupun kehidupan keduanya serba kekurangan, tapi kakak beradik itu tidak pernah mengeluh bahkan Milea pun membantu kakaknya bekerja sebagai buruh cuci sepulang sekolah.
Setiap hari Milea selalu jadi bahan bullyan teman-temannya, bahkan yang lebih parah bukan teman laki-lakinya saja yang tertarik kepada Milea, para guru yang tidak tahu diri pun menyukai gadis cantik itu.
***
"Milea, ayo sarapan dulu!" seru Novelia.
"Iya Kak."
Milea pun segera duduk di meja makan..
"Kamu kenapa Mil, kok Kakak lihat akhir-akhir ini kamu seperti tidak semangat sekolah?" tanya Novelia.
"Tidak apa-apa Kak, Milea baik-baik saja kok. Milea hanya lagi memikirkan bayar kontrakan ini, jatuh temponya kan besok," sahut Milea.
"Sudah kamu tidak usah memikirkan bayar kontrakan, itu kan tugasnya kakak lagipula Alhamdulillah kemarin kakak dapat bonus."
"Alhamdulillah kalau begitu, soalnya uang simpanan Milea sudah Milea belikan buku Kak."
"Maafkan Kakak Milea, kakak belum bisa menjadi kakak yang berguna untukmu bahkan kakak belum bisa membahagiakan kamu."
Milea tersentak dan dengan cepat memeluk kakaknya itu.
"Kakak jangan bicara seperti itu, justru Milea sangat bersyukur mempunyai kakak sepertimu yang selalu bekerja keras tanpa mengenal lelah untuk kehidupan kita," sahut Milea dengan meneteskan airmatanya.
Novelia menghapus airmata adiknya itu. "Ya sudah, sekarang kamu sarapan dulu supaya kamu semangat belajarnya."
Milea memperlihatkan senyum yang dipaksakan, Milea sebenarnya merasa sangat menderita sekolah disana tapi Milea tidak pernah menceritakan penderitaannya kepada sang Kakak.
Milea tidak mau menambah beban pikiran Kakaknya, selama ini Kakaknya sudah banting tulang mencari uang untuk biaya sekolahnya jadi Milea tidak mau membuat Kakaknya sedih dengan apa yang sedang dialami dirinya itu.
"Maafkan Milea Kak, Milea tidak bisa cerita kepada Kakak. Milea tidak mau membuat Kakak menjadi khawatir dan kepikiran," batin Milea.
Setelah selesai sarapan, Novelia pun mengantarkan Milea ke sekolahnya dengan menggunakan motor jadul peninggalan Ayahnya.
Sesampainya di depan sekolah, Milea terlihat berdiri cukup lama di gerbang sekolah rasanya Milea sudah sangat capek setiap hari harus mendapatkan perlakuan tidak baik dari teman-temannya.
"Kok malah bengong? sana masuk!" seru Novelia.
"Ah iya Kak, kalau begitu Milea masuk sekolah dulu."
Milea pun mencium punggung Kakaknya dan setelah itu, Milea pun masuk ke dalam sekolah. Novelia tampak tersenyum dan mulai melajukan motor jadulnya setelah dirasa adiknya masuk ke dalam sekolah.
Milea melangkahkan kakinya dengan menundukan kepalanya.
Bruuukkk...
Milea terjatuh tersungkur ke lantai saat sebuah kaki sengaja terulur. Dua orang siswi berdiri di hadapan Milea dengan senyuman sinisnya.
"Hai anak miskin, seharusnya kamu itu tidak masuk ke sekolah elit seperti ini. Berangkat ke sekolah saja kamu diantarkan menggunakan motor rongsokan," seru siswi yang bernama Malla itu.
"Seharusnya motor itu sudah dikilo ke tukang loak, sungguh mencemari pemandangan sekolah ini," sambung Yani.
Malla dan Yani merupakan anak yang lumayan disegani di sekolahan itu, karena mereka adalah anak dari salah satu Pejabat pemerintahan yang cukup terpandang.
Milea tidak banyak bicara, dia pun bangkit hendak berdiri tapi Malla malah menginjak tangan Milea membuat Milea meringis kesakitan.
"Aw, sakit," lirih Milea.
"Mau kemana kamu? kita belum puas bersenang-senang denganmu," seru Malla.
Tiba-tiba seseorang mendorong Malla membuat Malla merasa kesal.
"Apa kalian tidak bosan setiap hari membully Milea!" sentak Fatar.
"Astaga, satu lagi gelandangan datang sok jadi pahlawan," sindir Yani.
"Kalian memang cocok, sama-sama rakyat jelata dan hanya jadi sampah di sekolahan ini," ledek Malla.
"Yang sampah itu kalian, apa kalian tidak mikir kalian tidak pantas menjadi penerus bangsa karena kalau penerus bangsa seperti kalian semua, aku yakin Negara ini akan hancur," sentak Fatar.
"Apa? kurang ajar, apa kalian sudah bosan sekolah disini!" bentak Malla.
"Fatar sudah, ayo kita masuk aku tidak apa-apa kok," seru Milea.
Fatar baru saja ingin membuka mulutnya tapi Milea langsung menarik tangannya membawa Fatar pergi dari sana dan masuk ke dalam kelas.
"Mil, kamu itu kenapa sih selalu saja diam saat mereka menyakitimu?" tanya Fatar.
"Terus aku harus bagaimana Tar, aku ini siapa? aku hanya anak orang miskin, dan mereka adalah anak-anak orang berkuasa kalau aku melawan, aku takut dikeluarkan dari sekolahan ini. Kasihan Kakak aku kalau aku sampai dikeluarkan, dia sudah banting tulang untuk biaya sekolah aku," seru Milea dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Tapi ini sudah hampir satu tahun, semenjak kamu masuk kesini sampai sekarang mereka selalu saja membully kamu, aku sudah berusaha melaporkan pembullyan ini kepada kepala sekolah tapi anehnya mereka seakan tutup mata dan telinga mengenai masalah ini," sahut Fatar.
"Sudahlah Tar, semua anak yang sekolah disini adalah anak-anak orang terpandang dan cukup berpengaruh jadi percuma kamu terus-terusan lapor juga, mereka tidak akan menanggapi laporan kamu."
"Tapi aku ga terima kalau harus melihat kamu setiap hari dibully kaya gini."
"Aku tidak apa-apa kok Tar, aku bisa bertahan sampai kelulusan nanti."
Fatar sudah tidak bisa bicara lagi, dari awal hanya Fatar yang selalu menolong Milea tapi Fatar tidak bisa berada di samping Milea setiap waktu karena sebagai siswa paling pintar dan juara umum, Fatar selalu bepergian untuk mengikuti perlombaan sebagai perwakilan dari sekolah.
Di tengah-tengah proses ngajar-mengajar, Milea izin kepada guru untuk ke toilet dia sudah tidak tahan ingin buang air kecil. Milea pun masuk ke dalam toilet, saat itu toilet sangat sepi karena memang semua siswa sedang berada di kelas.
Setelah selesai, Milea pun segera keluar dari dalam toilet. Tapi tiba-tiba ada seseorang yang membekap Milea, dan menyeret Milea ke gudang sekolah.
Milea terus memberontak tapi orang itu sangat kuat, hingga akhirnya Milea dibawa ke gudang dan orang itu segera mengunci gudang itu. Orang itu mengeluarkan kain dari kantong celananya dan menyumpal mulut Milea supaya Milea tidak bisa berteriak.
"Hallo anak cantik."
Milea membelalakan matanya, sangat terkejut dengan orang yang menyeretnya ke gudang itu. Milea terus berontak dan orang itu langsung mengikat kedua tangan Milea ke kursi yang ada disana.
"Milea, saya sudah sejak lama memperhatikanmu dan setiap melihatmu, saya selalu saja menginginkanmu," seru orang itu menyeringai.
Milea menggelengkan kepalanya, tubuhnya bergetar hebat bahkan saat ini keringat dan airmata sudah keluar dari mata indah Milea.
"Jangan menangis Milea, saya tidak akan menyakitimu justru saya akan membuat kamu puas."
Orang itu perlahan mendekati Milea, Milea tidak bisa berbuat apa-apa karena tangannya diikat. Hingga akhirnya dengan biadabnya, orang itu memperkosa Milea. Milea hanya bisa menangis menahan rasa sakit yang teramat sangat luar biasa.
Setelah puas, orang itu pun segera merapikan pakaiannya sedangkan Milea tampak lemas tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
"Dengarkan saya, kalau sampai kamu melaporkan kejadian ini, saya akan membuat kamu keluar dari sekolahan ini," serunya.
Setelah itu, dia pun langsung keluar dari gudang itu dengan meninggalkan Milea tanpa perasaan. Hati Milea sangat sakit, sesakit-sakitnya bahkan masa depan yang sudah Milea rancang dengan sangat indah sekarang sudah hancur berantakan.
🍃
🍃
🍃
🍃
🍃
Hai guys, selamat datang di Novel terbaru dari Author, sebelum baca tolong siapkan tisu karena novel Author kali ini sangat menguras airmata🤭🤭
Jangan lupa
like
gift
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
🍃
🍃
🍃
🍃
🍃
Selama proses belajar, perasaan Fatar merasa tidak enak karena pasalnya sudah setengah jam berlalu Milea belum juga kembali dari toilet.
"Milea kemana? kok ke toilet lama banget?" batin Fatar.
Hingga tidak lama kemudian, bel istirahat pun berbunyi. Fatar segera keluar dan mencari keberadaan Milea. Fatar menuju toilet perempuan, tapi Fatar sama sekali tidak menemukan Milea.
"Kok ga ada sih, Milea kemana?" batin Fatar.
Perasaan Fatar semakin dilanda kekhawatiran, Fatar yakin pasti sesuatu sudah terjadi kepada Milea.
Fatar terus saja berteriak memanggil nama Milea sembari berlari kesana-kemari membuat semua siswa menertawakan Fatar dan menganggap Fatar gila.
Hingga bel masuk pun sudah berbunyi, tapi Fatar belum juga menemukan Milea. Fatar semakin khawatir, hingga akhirnya Fatar pun melewati gudang sekolah dan Fatar samar-samar mendengar rintihan orang.
"Perasaan aku mendengar suara dari dalam gudang ini, apa mungkin Milea ada di dalam?" gumam Fatar.
Akhirnya karena rasa penasaran yang teramat besar, Fatar pun memutuskan untuk masuk ke dalam gudang itu. Perlahan Fatar pun melangkahkan kakinya dan seketika langkahnya terhenti, betapa terkejutnya Fatar saat melihat keadaan Milea yang sangat mengenaskan itu.
Fatar segera memalingkan wajahnya dan mencari Ssesuatu untuk menutup tubuh Milea yang setengah bugil itu. Fatar pun menemukan sebuah kain dan Fatar segera menutup tubuh Milea dengan kain itu. Fatar membuka ikatan tangan Milea dan sumpal mulutnya dengan tangan yang bergetar.
Fatar mengambil rok Milea dan memberikannya kepada Milea, perlahan Milea memakai roknya dan Fatar membalikan tubuhnya. Tanpa terasa airmata Fatar menetes melihat keadaan Milea tapi dengan cepat Fatar menghapus airmatanya.
"Si--apa yang sudah melakukan ini?" tanya Fatar dengan lirih.
Milea tidak mampu menjawab, tatapannya kosong dan airmatanya tidak bisa berhenti mengalir membuat Fatar merasakan sakit yang amat luar biasa.
Fatar yang akhir-akhir ini mulai mempunyai perasaan kepada Milea, tidak tega melihat Milea seperti itu. Akhirnya Fatar mengangkat tubuh Milea dan membawa Milea keluar dari gudang itu, sedangkan Milea terus saja menatap wajah Fatar dengan deraian airmata.
Fatar tidak masuk ke dalam kelas, melainkan langsung membawa Milea keluar dari sekolahan itu. Fatar membawa Milea pulang ke rumahnya, Fatar sudah tidak peduli lagi dengan aturan sekolah karena sekolah pun tidak pernah menanggapi keluhan-keluhannya.
"Terima kasih Fatar," lirih Milea.
Fatar dan Milea menggunakan taksi online, sesampainya di rumah Milea, Fatar kembali mengangkat tubuh Milea lalu merebahkan tubuh Milea di atas sofa.
"Mil, aku pulang dulu ya dan aku akan kembali ke sekolah untuk mengambil tas aku dan tas kamu," seru Fatar.
Milea pun menganggukan kepalanya, Fatar segera pergi dari rumah Milea. Fatar berjalan kaki menuju halte bus, selama berjalan menuju halte Fatar sangat marah kepada dirinya sendiri karena kali ini dia tidak bisa menolong Milea.
"Aaaaarrrggghhh....siapa orang biadab yang sudah melakukan itu kepada Milea!" teriak Fatar.
Fatar tahu kalau Milea habis diperk*sa karena dengan keadaan Milea sangat kacau bahkan setengah bugil.
"Brengsek, kalau aku tahu siapa orang itu, aku akan membunuh orang itu dengan tanganku sendiri," geram Fatar.
Semenjak kejadian itu, kelakuan Milea berubah, Milea tidak pernah bicara lagi mulutnya selalu terkunci dan sering melamun membuat Novelia merasa aneh.
"Dek, makan dulu yuk dari tadi siang kamu belum makan," seru Novelia.
Milea hanya menggelengkan kepalanya tanpa melihat wajah Kakaknya, rasanya Milea tidak kuat kalau harus menatap mata Kakaknya. Milea tidak mau sampai Kakaknya tahu dan membuat Kakaknya khawatir.
"Kamu kenapa sih Dek, dari semenjak Kakak pulang kerja kamu diam saja tidak seperti biasanya, apa di sekolah sudah terjadi sesuatu?" tanya Novelia.
Milea kembali menggelengkan kepalanya, dan itu lagi-lagi membuat Novelia khawatir. Novelia pun memilih meninggalkan Milea, dia membiarkan adiknya itu tenang dulu karena dia yakin, kalau sudah tenang Milea akan bicara kepadanya.
Setelah Kakaknya keluar dari kamarnya, airmata Milea langsung mengalir dengan derasnya. Dia tidak menyangka kalau dia akan mengalami hal yang sangat mengerikan itu.
***
Keesokan harinya...
Tidak seperti biasanya, pagi ini Milea hanya diam saja dengan tatapan kosongnya.
"Dek, ayo makan kok malah diam saja."
"Milea ga lapar Kak."
"Kamu dari kemarin tidak makan loh Dek, kamu kenapa sebenarnya? coba cerita sama Kakak, apa di sekolah ada yang menyakitimu? biar Kakak datang ke sekolah."
Milea dengan cepat menggelengkan kepalanya, dia tidak mau sampai Kakaknya tahu.
"Tidak Kak, Milea baik-baik saja kok."
Novelia pun segera mengantarkan Milea ke sekolah. Sesampainya di sekolah, Milea tampak menundukan kepalanya dan langsung menuju kelasnya.
"Mil, kamu ga apa-apa?" tanya Fatar.
Milea menggelengkan kepalanya sembari tersenyum kecil kepada Fatar. Milea sangat beruntung mempunyai teman yang sayang dan perhatian kepada dirinya seperti Fatar.
Waktu istirahat pun tiba...
"Mil, kamu mau kemana?" tanya Fatar.
"Aku mau ke perpustakaan."
"Ya sudah, yuk aku temenin."
Akhirnya Milea dan Fatar pun pergi ke perpustakaan bersama, suasana di perpustakaan kala itu sangat sepi karena semua siswa lebih memilih makan di kantin.
Fatar dan Milea pun mengambil buku dan membawanya di salah satu meja yang berada di pojokan.
Tiba-tiba Fatar memegang perutnya. "Ya ampun, kenapa tiba-tiba perutku sakit sih? Mil, aku ke toilet dulu sebentar kamu ga apa-apa kan aku tinggal dulu?"
"Iya ga apa-apa."
Fatar pun langsung berlari menuju toilet, dia sudah tidak tahan ingin membuang hajatnya. Sementara itu, Milea fokus membaca bukunya tanpa dia sadari dari tadi ada orang yang terus saja memperhatikan Milea.
Beberapa saat kemudian, lagi-lagi seseorang membekap mulut Milea dan menyeret Milea ke ruangan di pojokan perpustakaan. Milea kembali membelalakan matanya, sekarang orang yang berbeda yang membekap Milea.
"Bapak mau apa?" seru Milea dengan bibir yang bergetar.
"Saya juga ingin merasakan tubuh kamu, kemarin dia sudah merasakannya dan sekarang giliran aku yang ingin merasakannya," serunya dengan seringainya.
"Tidak, aku mohon Pak jangan lakukan itu."
"Kamu tenang saja, kalau kamu tidak melawan, saya akan meluluskan kamu dari sekolahan ini dan saya juga jamin teman-teman kamu tidak akan membully kamu lagi."
Milea menggelengkan kepalanya dengan deraian airmata.
"Tidak Pak, aku mohon jangan lakukan itu."
Orang itu seakan tuli, di perpustakaan itu Milea kembali harus menerima perbuatan biadab dari seorang guru yang seharusnya mengayomi anak didiknya, tapi ini justru malah menghancurkan masa depan anak didiknya sendiri.
Setelah puas, guru biadab itu meninggalkan Milea dengan senyuman puasnya. Milea dengan deraian airmatanya, kembali merapikan pakaiannya. Milea sangat jijik dengan dirinya sendiri bahkan Milea tidak bisa berbuat apa-apa saat kedua guru yang berbeda merenggut kesuciannya secara paksa.
Jiwa Milea sangat terguncang, dengan hati yang sakit Milea pun bangkit dan kembali duduk di kursi yang tadi. Milea tidak mau Fatar sampai tahu apa yang sudah gurunya lakukan kepadanya.
🍃
🍃
🍃
🍃
🍃
Jangan lupa
like
gift
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
🍃
🍃
🍃
🍃
🍃
1 bulan kemudian...
Semenjak kejadian pemerkosaan di perpustakaan oleh guru yang berbeda, jiwa Milea semakin terguncang. Milea menjadi sering melamun dan berteriak-teriak saat tengah malam.
Milea selalu bermimpi mengenai kejadian yang menimpa dirinya, bahka Milea menjadi mempunyai ketakutan yang berlebihan saat bertemu dengan pria tua.
Pagi ini Milea masih sekolah, walaupun Milea menjadi pendiam dan kadang-kadang suka histeris tanpa sebab membuat teman-temannya menyebut Milea wanita gila.
Seperti saat ini, disaat Milea sedang belajar tiba-tiba seorang guru masuk ke kelas Milea untuk memberikan tugas tapi Milea langsung histeris dan menyerang guru itu dengan melemparinya dengan buku dan alat tulis lainnya membuat Fatar menghampiri Milea untuk menenangkannya.
"Kamu kenapa Milea?" tanya Fatar.
"Milea, kamu benar-benar tidak sopan menyerang guru tanpa sebab, apa kamu sudah gila!" bentak sang guru.
Milea terlihat sangat geram, tatapannya tajam, dengan airmata yang terus mengalir. Fatar yang melihat prilaku Milea menjadi merasa curiga dengan guru itu.
"Kenapa Milea menjadi histeris seperti ini?" batin Fatar.
"Bawa anak gila itu keluar dari kelas ini, saya tidak mau terluka gara-gara anak gila itu!" bentak sang guru.
Fatar kemudian membawa Milea keluar kelas, Fatar mengajak Milea duduk di kursi taman. Milea terus saja menangis, bahkan saat ini tangannya begitu bergetar hebat.
Fatar berjongkok di hadapan Milea dan menggenggan tangan Milea.
"Ada apa denganmu sebenarnya? kenapa kamu berubah? aku lihat kamu seperti ketakutan, coba cerita sama aku. Apa orang yang sudah melakukan semua perbuatan menjijikan itu adalah orang yang tadi?" seru Fatar.
Milea menatap Fatar, kemudian Milea menoleh ke depan dari kejauhan guru yang sudah melecehkan Milea itu menatap tajam ke arah Milea seakan memberikan ancaman lewat tatapannya.
Tiba-tiba, terlintas bayangan saat kejadian di gudang dan perpustakaan membuat Milea kembali histeris.
"Aaaaaa....jangan lakukan itu, aku mohon jangan lakukan itu!" teriak Milea.
"Mil, kamu kenapa?"
Milea terus saja berteriak sembari menutup wajahnya membuat Fatar semakin khawatir dengan keadaan Milea.
Akhirnya Milea pun diperintahkan untuk pulang dan jangan masuk dulu ke sekolah sebelum kondisi Milea membaik. Fatar mengantarkan Milea pulang, dan kebetulan saat ini Novelia sudah pulang bekerja.
"Loh, kok kamu sudah pulang Dek? kamu sakit ya?" tanya Novelia khawatir.
"Iya Kak, sepertinya Milea sakit," sahut Fatar.
"Ya sudah, terima kasih ya sudah mau mengantarkan Milea pulang."
"Sama-sama Kak, kalau begitu aku pamit pulang dulu."
Fatar pun segera pergi meninggalkan rumah Milea, wajah Milea terlihat sangat pucat membuat Novelia semakin dilanda kekhawatiran.
"Dek, kita ke puskesmas yuk! wajah kamu pucat banget, Kakak khawatir sama keadaan kamu," seru Novelia.
Milea tidak berkata apa-apa, tapi Milea juga tidak menolak saat Novelia membawanya ke puskesmas.
"Bagaimana Bu, sebenarnya adik saya sakit apa?" tanya Novelia.
Dokter Puskesmas itu sejenak terdiam, apalagi melihat Milea yang masih menggunakan seragam sekolah.
"Maaf Mbak, setelah saya periksa ternyata adik Mbak sedang mengandung dan saat ini usia kandungannya baru menginjak dua minggu."
Jedaaaarrrr....bagai disambar petir di siang bolong, hati Novelia begitu sangat hancur tapi berbeda dengan Milea yang hanya terdiam dengan tatapan kosongnya.
"Ini saya berikan vitamin dan obat anti mual."
Novelia sudah tidak tahu harus berkata apa, akhirnya Novelia pun membawa Milea pulang. Selama dalam perjalanan, tanpa terasa airmata Novelia menetes. Dia tidak menyangka kalau adiknya bisa sampai mengandung karena sepengetahuan Novelia, adiknya itu tidak pernah keluar rumah setelah pulang sekolah.
"Ya Allah, cobaan apa lagi yang engkau berikan kepada keluarga hamba," batin Novelia.
Sesampainya di rumah, Novelia memarkirkan motor jadulnya dan segera masuk ke dalam rumah dengan diikuti Milea di belakangnya.
"Dek, sini duduk."
Perlahan dengan ragu-ragu Milea pun duduk di samping Novelia dengan menundukan kepalanya.
"Siapa yang sudah melakukan semua ini? apa laki-laki yang tadi mengantarkan kamu pulang?" tanya Novelia lembut.
Airmata Milea kembali menetes, bibir Milea bergetar, bahkan saat ini Milea sudah meremas kedua tangannya karena takut Kakaknya akan marah besar.
"Jawab Dek, Kakak tidak akan marah sama kamu. Siapa Ayah dari anak yang kamu kandung itu?"
Lagi-lagi bayangan pemerkosaan itu muncul di otak Milea, Milea kembali histeris semua barang-barang yang berada di hadapannya Milea lempar membuat Novelia terkejut.
"Dek, kamu kenapa?"
"Aaaaaaaa....jangan lakukan itu aku mohon!" teriak Milea.
Novelia segera memeluk adiknya itu dengan deraian airmata tapi tenaga Milea lebih kuat, Milea memecahkan barang-barang yang ada disana.
"Hentikan Dek, Kakak mohon! siapa yang sudah membuat kamu seperti ini?"
Setelah puas menghancurkan barang-barang, Milea duduk di sudut ruangan dengan kedua kaki di tekuk dan tangannya memeluk kedua kakinya.
"Jangan lakukan itu, aku mohon."
Novelia menutup mulutnya dengan deraian airmata, dia tidak menyangka kalau Milea akan seperti ini.
***
Waktu pun berjalan dengan sangat cepat, sudah satu bulan Milea tidak masuk sekolah dan keadaannya pun sudah semakin parah. Milea menjadi sering ngamuk dan melukai dirinya sendiri bahkan tubuh Milea terlihat sangat kurus karena Milea tidak mau makan apa pun.
Satu minggu yang lalu, Milea mengalami keguguran karena Milea terus saja memukul perutnya. Hingga akhirnya Milea jatuh di kamar mandi dengan posisi perut membentur bak air.
"Ya Allah Dek, sebenarnya apa yang sudah terjadi denganmu? kenapa kamu menjadi seperti ini?" batin Novelia dengan deraian airmatanya.
Hati Kakak mana yang tega melihat kondisi adiknya seperti itu, bahkan Milea yang ceria dan cantik sudah tidak ada lagi sekarang hanya ada Milea yang kurus dengan mata yang cekung.
"Sepertinya aku harus datang ke sekolah dan menanyakan kepada teman-temannya kenapa Milea menjadi seperti ini?" batin Novelia.
Keesokan harinya....
Pagi-pagi sekali Novelia sudah berangkat menuju sekolahan adiknya, tidak lupa sebelum pergi Novelia mengunci kamar adiknya terlebih dahulu karena Novelia takut adiknya akan kabur dan melakukan hal yang tidak-tidak.
Tidak membutuhkan waktu lama, Novelia pun sampai di sekolahan Milea. Novelia langsung menuju kelas adiknya itu dan menanyakan perihal masalah adiknya tapi semua teman-temannya bungkam, yang Novelia lihat anak-anak itu seakan takut untuk berbicara.
"Maaf, bukanya anda Kakaknya Milea?" tanya Fatar.
Novelia pun membalikan tubuhnya dan dengan cepat menarik lengan Fatar dan membawanya ke parkiran sekolah.
"Kamu adalah orang yang terakhir kali mengantarkan Milea pulang, apa kamu orang yang sudah menghamili Milea?" tanya Novelia dengan menahan amarahnya.
"Apa? Milea hamil?"
Fatar sangat terkejut dengan perkataan Kakak Milea itu.
"Jangan pura-pura terkejut, kamu kan yang sudah melakukannya?"
"Sumpah demi Allah Kak, aku tidak melakukan apa pun kepada Milea justru saat ini aku sedang mencari pelakunya," sahut Fatar.
"Mencari pelakunya? jadi kamu tahu dengan apa yang sudah terjadi kepada Milea?"
"Iya Kak, tapi disaat aku menanyakan siapa yang sudah melakukanya kepada Milea, dia selalu menjerit histeris."
"Ya Allah."
Tubuh Novelia lemas, dia hampir saja jatuh tapi Fatar dengan sigapnya menahan tubuh Novelia dan membawanya duduk di kursi taman.
"Ini Kak, minum dulu!"
Novelia mengambil botol air mineral dari tangan Fatar dan segera meneguknya.
"Apa kamu sudah melaporkannya kepada kepala sekolah?" tanya Novelia.
"Sudah Kak, tapi kepala sekolah dan guru-guru disini seakan buta dan tuli bahkan mereka tidak memperdulikannya. Mereka menganggap kejadian yang menimpa Milea biasa saja."
Novelia tampak mengepalkan tangannya, dia yakin ada sesuatu yang membuat para guru menutup mata dan telinganya. Setelah berbincang-bincang dengan Fatar, akhirnya Novelia pun pergi meninggalkan sekolah.
Airmata Novelia tidak henti-hentinya mengalir, ternyata satu lagi fakta yang baru saja Novelia ketahui yaitu selama ini Milea juga mendapatkan bullyan dari teman-temannya tapi Milea tidak pernah menceritakan semuanya kepada Novelia.
🍃
🍃
🍃
🍃
🍃
Jangan lupa
like
gift
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!