Di pasar Wei di tanah kerajaan Wei wu seorang pemuda berpakaian dengan cadar di mulut sedang tangannya sedang mengambil sesuatu, dia xiao Lei seorang putri dari keluarga Xiao yang menyamar menjadi pemuda demi membantu orang-orang yang sedang kesusahan terpaksa harus mencuri.
*****
Seorang pemuda melajukan kudanya bersama beberapa pengawal hendak pergi ke pasar khususnya kota Wei karena sebuah tugas yang bisa dibilang sedikit rumit dari ayahanda dia pangeran mahkota liang hang dengan tugas mengawasi dan mengatasi kasus pencurian yang sedang melanda para pedagang besar di Wei, dia secara langsung turun tangan karena beberapa kasus sebelumnya hanya dilakukan oleh para prajurit tapi tak membuahkan hasil.
Disaat perjalanan melintasi hutan segerombolan penjahat berpakaian hitam disertai topeng yang menutup wajahnya sedang berada tepat di depannya, liang hang melihat orang itu segera menghentikan laju kudanya beserta para pengawalnya.
"Berhenti." Ucap diantara orang yang berpakaian hitam itu.
"Maaf tuan mengapa anda menghentikan perjalanan kami."Tanya liang hang meski ia sudah tahu kalau yang di depan nya adalah sekumpulan para perampok. Apalagi hutan ini sudah terkenal dengan hutan rampok dari kalangan bawah maupun atas, hanya beberapa saja yang berani melewatinya.
"Tempat ini milik kami maka tidak seorang pun boleh melewatinya kecuali memberikan harta kalian."ucapnya salah satu orang bertopeng.
Mendengar hal itu salah satu pengawal pangeran hendak mengeluarkan pedang tapi dihentikan olehnya dengan sebuah isyarat tangan dan mata tajam pangeran.
"Kami tidak memiliki harta apapun selain apa yang kami pakai saat ini."balas liang hang.
"Bohong mana mungkin seorang seperti kau, tidak memiliki apapun sedang dirimu memiliki beberapa pengawal."ucapnya dengan menunjuk.
"Aku tidak berbohong saat ini aku tidak membawa apapun."
"Kalau begitu kudamu saja jadi milik kami, dan kami biarkan kalian pergi, Bagaimana...?".
"Tidak bisa tuan jika kalian merampasnya secara paksa tidakkah kalian takut hutan ini masih dalam kekuasaan kerajaan Wei."sahut salah satu pengawal kerajaan
"Banyak cerita serang."ucap pemimpin yang berada pada barisan paling depan.
Mereka saling bertarung, belum ada tanda-tanda dari pihak mana yang akan menang meski sudah ada beberapa orang yang jatuh baik dari pihak Liang hang dan penjahat. Penyerangan terus berlanjut hingga beberapa saat kemudian penjahat kalah di tangan pengawal pangeran.
Saat melihat orang-orangnya kalah hanya tinggal dia bersama dua temannya yang berdiri tegak dengan tatapan kemarahan ia lalu mengeluarkan sesuatu dalam pakaiannya dan
Bom...
Seluruh tempat itu dipenuhi asap putih sehingga membuat semua orang sedikit batuk-batuk dan saat asap mengepul hilang, pangeran sudah berada dalam genggaman pemimpin penjahat yang berbadan kekar. Para pengawal kaget karena tuan mudahnya tidak di depannya dan ternyata dia tertangkap. Liang hang berusaha melepaskan diri namun tidak mampu karena badan penjahat itu terlalu besar.
"Aku akan menunggu penolong saja biasanya seseorang akan datang di saat yang tepat."ucap liang hang menenangkan dirinya meski juga sedikit merasa takut. Liang hang bukan karena tidak bisa melawan orang yang menyergapnya tapi karena alasan lain mengenai rumor orang yang dianggap sang pahlawan ia ingin sekali melihatnya dan sehebat apa dia.
"CK... siapa yang berani menentang arus hutan ini, mungkin karena kalian belum tahu tentang hutan ini, makanya kalian menerobos masuk ."ucap angkuh pemimpin penjahat.
Sedang di tempat yang sama di dalam hutan seorang pemuda yang tadinya sedang mencuri di pasar sedang berlari kencang dan terengah-engah seperti dikejar kawanan hewan liar sambil sesekali melihat kebelakang dan benar saja orang-orang yang tadi mengejarnya sudah tidak terlihat tapi ia masih terus berlari dan tidak memperhatikan arah dan....
Bug!!!
Sepertinya pemuda itu menabrak sesuatu yang besar dan keras karena suara tabrakan besar, seperti lemparan sebuah bom lalu dia berbalik ternyata dia menabrak seseorang tapi yang ia tabrak 2 orang yang satunya terlempar jauh dan yang satu masih berdiri kokoh laksana tiang yang berdiri tegak susah digoyahkan, he he he, lalu dia mendekati orang itu, meneliti wajah di depannya dengan sebaik mungkin yang ia dapati wajah bertopeng, mungkinkah dirinya terlalu jelek sehingga menyembunyikan rupanya begitu pikirnya, lalu dia melihat semuanya ada dua kelompok yang satu kelompok bertopeng dan yang satunya kelompok berkuda, sedang apa ke dua kelompok ini dia juga tidak tahu. Lalu dia meneliti ulang karena merasa ada yang janggal yang ia temukan wajah penuh amarah di depannya yang siap memangsa, meski tertutup topeng masih terlihat jelas kemarahan besar di matanya, malapetaka apa yang akan ia temui, tadinya merasa aman tapi tidak dengan sekarang yang ini jauh lebih berbahaya.
Sedang pemuda tadi merasa kesakitan akibat hantaman tubuh pemuda yang baru datang dan ia lalu di bantu berdiri oleh para pengawalnya.
"Auh...Terimakasih tuan anda datang menolong ku, tapi anda telah membuat tulang saya patah, itu sebuah kejahatan besar."ucapnya sambil memegang pinggangnya."Apa dia pahlawan itu, tapi mana mungkin."pikirnya.
Pemuda baru ini tidak memperdulikan ucapan pria yang telah terlempar ia hanya memperhatikan raut wajah di depannya meski tertutup topeng ia jelas melihat tatapan merah dari matanya demi mengusir kecanggungan dan ketakutan ia mulai berbicara.
"Hei paman besar, maafkan aku tidak sengaja menabrak paman, apa tubuh paman terluka ."ucapnya sambil memeriksa badan orang yang ia tabrak tapi tidak bergerak sama sekali.
Tangan besar orang itu beralih memegang tangan pemuda kecil itu dan melemparnya dengar kasar.
Meringis Auh....
"Paman besar tidak baik terlalu kasar di masa mendatang tidak akan ada wanita yang suka paman."ucap nya tanpa rasa takut dan seperti meledek dan seketika kemarahan orang itu akan meledak tapi ia tahan.
"Dan kau!!! tidak ada wanita yang suka dengan badan tulang ikan seperti dirimu."ucapnya geram membalas dan sedikit tersenyum.
Saat mendengar ucapan barusan matanya melotot, merasa kesal dan jengkel, Xiao Li merasa marah karena baru kali ini ada orang yang berani mengatai dirinya seperti tulang ikan tidak adakah nama yang bagus selain ucapan barusan, lalu berucap : "Hah tulang ikan katamu."ucapnya marah dengan kedua tangan mengepal bersiap menunggu aba-aba.
"Baiklah, akan aku tunjukkan bagaimana rasanya tulang ku, terimalah tulang ikan ku ini."teriaknya memberi pukulan keras dan beberapa tinjuan, dan tendangan pada seseorang yang berada didepannya dan terlempar seperti pemuda yang tadi (Liang hang).
"Itu tulang ikan ku sekarang kau sudah merasakannya."ucapnya dengan kedua tangan berada di pinggang.
"Bagaimana rasanya, apa paman minta nambah,"ucapnya masih dalam keadaan kesal.
" ha ha ha."Tawa liang hang, "Hebat...hebat kau hebat tulang ikan bisa mengalahkan pemuda besar itu."ucapnya entah memuji atau apa...
"Diam."teriak pemuda kecil, "apa kau juga ingin seperti dirinya."ucapnya dengan menunjuk.
Seketika ia menciut dan diam membisu
"Sialan pemuda ini, dia ingin memuji atau mengejekku."Batin xiao Lei.
Bersambung...
Happy reading
Pemuda besar yang terlempar tadi berpikir jika ia teruskan pertarungan ini dia yang akan dijadikan santapan meski tubuh pemuda itu kecil tapi tidak menutup kemungkinan ia akan menang , karena baru pertama saja ia sudah kala apalagi jika ia meneruskan bisa babak belur tubuhnya sehingga tidak ada wanita yang menyukainya begitu pikirnya. Ia hendak beranjak pergi.
"Hari ini kalian menang tapi jika aku melihat kalian lagi tidak akan melepaskan kalian." Ucapnya dan lari bersama temannya.
Liang berjalan mendekati pemuda itu.
"Hei kenapa nafas anda tidak teratur." tanya liang hang.
"Dasar bodoh, apa anda tidak melihat saya habis bertarung dimana anda taruh matamu."ucapnya kesal dan semakin jengkel, karena pemuda di depannya sungguh sangat bodoh atau hanya menguji kesabarannya.
"Aku lupa." ucapnya datar sambil memegang kepalanya.
"Pemuda ini lupa atau bagaimana baru saja ia menyaksikan pertarungan di depannya dan baru beberapa menit berlalu sudah ia lupa tidak masuk akal."batin xiao Li.
Ia bukan karena habis bertarung karena hal lain tadi.
"Terimakasih tuan anda telah menolong saya."
"Siapa yang menolongmu aku hanya menolong diriku sendiri."
"Mana, mungkin tidak ada tuan disini aku pasti sudah bukan di tempatku."
"Meski begitu, karena tuan datang penjahat itu pergi kalau tidak ada tuan aku tidak tahu lagi bagaimana hidupku."ucapnya lagi.
Karena bosan dengan setiap ucapan liang hang xiao Li hendak pergi.
"Hah baiklah kalau begitu saya pergi."ucap hendak cepat pergi kalau tidak tuan itu bisa membuat kepalanya botak terlalu cerewet seperti wanita. Terlihat raut wajah kekesalan yang besar pada xiao Lei.
"Hei tuan tunggu."panggil liang hang.
"Apa yang kau inginkan dariku."
"Aku lihat tuan kekurangan makanan sambil melihat tubuh dari bawah ke atas kering."teriaknya, sehingga membuat semua para pengawal liang hang menahan tawanya.
"Apa maksudmu."tanya xiao Lei.
"Yah kalau tuan ikut dengan ku, tuan akan aku jadikan pengawal ku dan sebagai bonusnya aku beri makanan yang dapat menambah berat anda."Ucapnya yang membuat pemuda itu merasa kejengkelan besar tubuh seperti itu dikatai kekurangan makanan dan kering siapa yang tidak merasa marah.
Tapi xiao Lei tetap melanjutkan langkahnya dan tidak menghiraukan pemuda yang seperti menghina tubuhnya.
"Ya sudah kalau tidak mau, jangan salahkan aku jika tubuh tuan semakin kecil."
Saat pemuda itu (Liang hang) hendak pergi xiao Lei berbalik dan memanggilnya.
"Tunggu baiklah aku akan ikut."ucapnya menerima.
lumayan bisa dapat gaji besar begitu pikirnya.
"Ayo cepat."
Ia harus terpaksa menerima tawaran tuan itu demi bisa membantu orang-orang yang kekurangan karena Jika ia terus nekat mencuri bisa-bisa ia ketahuan dan tertangkap, dia wanita yang terbilang memiliki rasa empatik yang tinggi dan rela mencuri berbagai macam dan makanan para pedagang besar karena uang jajan bulanan
Yang ibu tirinya berikan tidak cukup dengan menerima tawaran ini dia bisa membantu tanpa mencuri lagi.
LIANG HANG seorang pangeran dari Wei putra raja wu liang, ia sedang menjalankan misi dari sang ayah untuk mengatasi segala masalah dan kericuhan yang disebabkan oleh pencuri di pasar, para pedang besar dan kaya yang setiap Minggu selalu datang melapor akibat kasus pencurian yang menimpanya jika tidak diatasi dengan cepat pedagang itu akan selalu datang dan ia mempercayakan putranya kali ini tapi karena keadaan yang menimpanya sekarang ia harus kembali terlebih dahulu.
*Di istana raja*
Pangeran masuk menemui ayahandanya diikuti oleh para pengawal yang bersamanya dan pemuda yang ia anggap kekurangan makanan juga ikut bersamanya lalu memberi salam pada raja wu
Hormat saya yang mulia diikuti pemuda itu juga memberi hormat dan di balas oleh raja.
*Apa tugasmu selesai mengapa cepat sekali datang."tanya yang mulia wu.
"Maaf ayahanda hamba tidak jadi ke kota Wei, sebab diperjalanan kami tiba-tiba di hadang sekelompok penjahat."ucap liang hang.
"Lebih bagus kau kembali masih ada waktu yang lain, Lalu siapa pemuda yang datang bersamamu."ucapnya bertanya.
Tampa ditanya xiao Lei menjawab.
"Hamba Qin Lang yang mulia." ucapnya dengan hormat namun memalsukan nama.
"Siapa dia lian hang ucapnya bertanya pada Putranya."
"Dia pemuda yang telah membantu hamba ayahanda."
"Kalau begitu dia...!
Belum sempat raja melanjutkan ucapannya ia sudah memotongnya.
"Ayahanda aku akan mengangkatnya menjadi pengawal ku."ucapnya dengan cepat.
"Kau tidak sopan memotong pembicaraan ayah."sesal yang mulia wu.
Mau apalagi dia sudah tahu kebiasaanya ayahnya
"Lebih baik dia jadi pengawal ku."sahut raja wu.
"Tidak ayah aku dan dia sudah sepakat menjadi kan dia pengawal pribadiku ayah."balas liang hang.
"Tidak kau sudah banyak pengawal."
"Tidak ayah aku yang lebih dulu."
"Baiklah karena kau yang lebih dulu bawalah bersamamu."ucapnya karena bisa melawan putranya yang sangat bersih keras mendapatkan pemuda itu.
"Drama apa lagi ini ."Xiao lei membuat nya pusing, karena dari tadi hanya ada perdebatan antara ayah dan anak.
"Ayo kau ikut dengan ku."pinta liang hang sambil menarik tangan xiao Lei.
"Kemana kau bawa aku."
"Ikut saja, oo yah mulai sekarang kau panggil aku tuan."
Dia akhirnya sampai di sebuah ruangan yang cukup besar.
"Masuk."ucapnya.
"Ini kamar tuan."tanyanya.
"Iya."
"Kalau begitu kamarku dimana."tanya xiao Lei bingung.
"Kau dan aku satu kamar."
"Hah....Kita akan melakukan apa tuan."ucap xiao Lei kaget.
"Bukan aku tapi kau, iya kenapa diam."
"Aku ingin kamar sendiri tidak enak jika harus tidur bersama tuan."
"Lakukan saja perintahku jangan membantah."ucap Liang hang.
Ia harus terpaksa masuk lalu ia duduk di dekat meja kecil yang terdapat kursi, itu ruang kerja liang hang yang tidak jauh dari tempat tidurnya.
Sedang liang hang lebih memilih melepas pakaiannya dan beralih masuk mendekat di tepi kolam mandi.
"Kemari ucapnya."
Xiao lei kaget karena dipanggil masuk di kolam mandi kecil liang, namun ia terpaksa demi orang-orang yang ingin ia bantu, lalu masuk mendekati tuannya dan ia melihat pemandangan yang tak senonoh seorang pemuda Dengan tubuh telanjang tanpa pakaian membuat ia muak dengan perilaku pemuda di depan nya. Apa iya sengaja menggoda pikirnya tapi mana mungkin dia kan dalam penyamaran.
"Kemari pijat aku."panggil liang diikuti gerakan tangan yang bergerak menunjuk untuk memijat.
"Hah aku jadi tukang pijat." gumamnya.
*Tuan aku ini pengawal atau pelayan."
"Dua duanya."sahut liang hang.
"Bagaimana mungkin."
"Kau tahu peraturan di istana ini jika pengawal pribadi itu sama dengan pelayan pribadi jadi sekarang kau pelayan sekaligus pengawal."jelas liang hang.
"Kalau aku tahu lebih baik jadi pencuri selamanya."
Apa pemuda ini sengaja mengerjainya.
"Lakukan sekarang."
Bersambung....
Xiao Lei yang mendengar perkataan pangeran Liang hang barusan tenggelam dalam pemikirannya dan liang hang melihat xiao Lei tak menjawab hanya diam saja.
"Apa yang kau pikirkan, kau akan memijat sekarang atau aku kirim kau ke ayahku."ucapnya sontak membuat xiao Lei berbicara.
"Baiklah tuan aku akan memijat."balasnya sambil meletakkan tangannya di pundak liang hang.
Iya memulai memijit pundak liang hang dengan lembut dan sedikit tekanan. Namun lagi-lagi liang hang berucap kembali.
"Kenapa kau tak punya tenaga, seperti tak pernah makan saja."
Seketika sontak membuat xiao Lei wajah tampak semu merah memendam dendam membara siap melahap apa yang ada didepannya namun ia berusaha untuk menahan nya.
"Huh...Maaf tuan aku akan mencobanya lebih keras."ucapnya sambil menghela nafasnya dengan kasar.
"Bagus lakukan dengan benar."sahutnya.
Karena pria di depannya ini bawelnya semakin menjadi-jadi dari tadi sampai sekarang tidak ada habisnya dia dia mulai dikatai seperti tulang ikan, dan kemudian juga kekurangan makanan lalu sekarang katanya tidak punya tenaga, dan ia tak bisa lagi menahan kekesalannya lagi, akhirnya semua kekuatan dan kemarahan telah habis keluar dan ia satukan dan giginya juga seperti mengeluarkan kekuatan karena menahan sebuah beban dan Liang hang berteriak kesakitan pemuda di depannya karena tangan mencengkeram kuat bahu pemuda itu dan sedikit lagi hampir mengenai lehernya jika terlambat sedikit lehernya juga jadi pelampiasan.
"Ah....Apa yang kau lakukan, aku tidak punya dendam denganmu mengapa kau ingin membunuhku." ucapnya berteriak keras.
"Maaf tuan hamba tidak sengaja." ucapnya namun dihatinya merasa sedikit lega karena bisa membalasnya, sambil melihat tangan nakalnya.
"Meski tidak sengaja kau hampir membunuhku."ucap liang hang sambil memegang pundaknya yang masih terasa sakit karena ulah tangan nakal xiao lei.
"Lebih baik kau keluar saja tidak becus."
xiao Lei lalu beranjak keluar meninggalkan pemuda itu jika dia terus bersama dia bisa gila.
"Begini lebih baik tidak jadi melayani."
Malam mulai tiba pangeran bergegas naik di tempat tidurnya. Liang hang lalu memanggil xiao Lei yang sedang duduk di meja kerja miliknya yang berada tidak jauh dari kamar.
"Qing Lang ayo kesini kau tidur denganku."ucap liang hang.
"Tapi tuan." sontak membuat xiao Lei kaget karena dia akan tidur dengan seorang pria.
"Ayo kesini ini perintah."ucapnya lagi.
Ia terpaksa daripada tidak dapat gaji sama sekali dia akan menunggu sampai gajian tiba dia akan pergi jika sekarang ia tidak dapat apa-apa.
Mereka berdua mulai berbaring, xiao Lei berbaring telentang dengan mata tetap terbuka siap siaga menatap langit-langit kamar, sedang liang hang sudah tidur duluan dengan tidur miring tapi tidak nyenyak dia tidur guling-guling sambil berbalik ke kanan saat dia berbalik ke kiri tangannya juga ikut bergerak dan ia tidak sengaja memegang dada pemuda di sampingnya dia merasa aneh dan disaat bersamaan ia sedikit memijatnya.
Nampak wajah xiao Lei melotot marah dan kaget namun juga malu karena buah permata nya saat ini sedang berada dalam genggaman tangan sialan dan melempar tangan liang hang, segera terbangun dan mendekap dadanya dengan kedua tangannya, lagi-lagi matanya masih dalam keadaan melotot ditambah lagi detak jantung yang sedang berdetak kencang tak karuan.
"Apa yang tuan lakukan, memegang tanpa izin..?! apa tuan mengambil kesempatan dalam kesempitan."
Liang ikut terbangun, Wajahnya ikut melotot dan marah karena baru kali ini ada seorang pelayan yang memarahinya tidak jelas dan dia tidak tahu apa kesalahannya baru kali ini dia dibentak oleh seorang pengawal.
"Apa yang katakan aku tidak sengaja melakukannya dan beraninya kau membentak seorang pangeran hanya karena dada itu, apa bagusnya dada mu."ucapnya dalam keadaan bingung sambil menunjuk ke arah dada xiao Lei.
"Dasar aneh."gumam liang.
"Dada ini lebih berharga dari nyawamu." batin Xiao lei merasa geram.
"Dan jika aku mau seluruh tubuhmu bisa aku sentuh tanpa izin mu dan yah apa yang kau sembunyikan di dalam dada mu aku ingin melihatnya."ujarnya beranjak hendak memeriksa dengan tangan bergerak, tapi xiao Lei menangkisnya.
"Dasar pria sialan sudah memegangnya ingin pula melihatnya."batin Xiao Lei merasa sangat kesal.
Liang hang merasa bingung dan aneh dengan kelakuan xiao Lei dan semakin penasaran.
"Apa yang tuan lakukan tidak ada apa
Ini hanya...!"ucapnya tak melanjutkan karena masih berusaha melanjutkan jawaban terbaik.
"Hanya apa,"ucapnya benar-benar ingin mengetahuinya dan semakin penasaran.
"Ro...ro-ti sobek tuan, yah roti sobek."sahutnya sedikit gugup pelan tampak memperlihatkan raut wajah sedikit malu namun kenyataan pura-pura dan menemukan ide brilian.
"Hah roti sobek dengan tubuh sekecil itu," ucapnya dengan nada tak yakin namun menggoda.
Xiao Li merasa sedikit tenang karena liang percaya dengan ucapan palsunya
"Kau hebat sangat hebat."
"Bagaimana kau membuatnya."tanya liang hang penasaran.
"Hah..!dia pikir buah permata ku ini makanan yang gampang dibuatnya tapi tidak masalah."batin Xiao Lei.
"Aku tidak tahu tuan mungkin karena sering latihan."balasnya.
"Oo yah sudah tidurlah."
Kemudian mereka berdua tertidur lelap.
Saat xiao Lei terbangun dari tidurnya ia tak mendapati liang hang disampingnya, lalu ia beranjak dengan mata mencari ternyata liang hang sudah bangun sedini mungkin dan sudah bersiap di ruang kerjanya.
"Qin Lang,"panggil liang hang
"Iya tuan."balas xiao Lei.
"Kau bersiap-siap kita akan ke pasar aku akan menunggumu di luar."ucapnya bergegas ke luar.
"Baik tuan."
Setelah xiao Lei bersiap dia lalu ke luar dan sudah mendapati pangeran liang hang di luar istana dengan kudanya beserta pakaian sederhana dengan tidak mencolok seperti pemuda pada umumnya dan tidak lupa sebuah pedang yang ia bawah dan beberapa bungkusan pakaian di depan kudanya.
"Ayo berangkat."ucapnya.
"Kudaku di mana tuan...!?"ucap xiao Lei mencari-cari kudanya, karena ia hanya mendapati satu kuda saja, sedang kuda itu sudah jadi tumpangan liang hang.
"Kau dan aku satu kuda."
"Tapi tuan."
"Bisa tidak kau tidak membantah, kita sedang dalam misi jadi apa yang kita lakukan tidak boleh ketahuan."
"Baik tuan,"ucap xiao Lei karena tidak bisa membantah ia hanya dalam keadaan terpaksa.
Xiao Lei kemudian naik kuda milik liang hang, saat xiao lei di atas,.liang hang turun dan berpindah ke belakang.
Xiao Lei kaget tapi raut wajahnya ia sembunyikan takut ketahuan. Tampa aba-aba xiao Lei memacu kudanya dan melewati rumah-rumah warga atas perintah liang hang tapi membutuhkan waktu sedikit lama tapi dibandingkan lewat hutan pasti bertemu lagi dengan perampok dan bisa memperlambat bisa sampai di pasar.
Di pasar Wei, xiao Lei dan liang hang turun dari kudanya dan memberikan kuda itu kepada penjaga di tempat itu.
"Kita akan kemana tuan."
"Ikuti saja."
Xiao Lei mengangguk
Bersambung....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!