Bagi sebagian orang mungkin ini adalah hari yang bahagia, dimana sang pujaan hati akan mengikat janji suci pernikahan. Begitu pula bagi Maira dan juga Denis dimana hari ini adalah hari pernikahan mereka. Acara di gelar di rumah mempelai wanita, sudah dua hari ini rumah Maira sangat ramai oleh sanak saudara dan juga para tetangga yang akan membantu acara ini agar terlaksana dengan lancar.
Jam sudah menunjukan pukul delapan pagi, tapi sampai sekarang keluarga dari pihak laki-laki masih saja belum datang, padahal seharusnya tepat jam delapan pagi acara akad sudah di mulai tapi sampai sekarang Denis masih belum juga bisa di hubungi.
Maira sangat khawatir, apalagi para tamu undangan sudah seluruhnya datang mereka sengaja ingin melihat acara akad ini. Maira terus menghubungi Denis tanpa henti dan setelah cukup lama akhirnya chat Maira pun dibalas Denis juga.
💬
Mas kamu dimana...?
💬
Aku hampir sampai, tadi salah satu mobil keluarga ku terpisah akhirnya aku harus menunggu dia dulu dari pada nanti tersesat lebih jauh
💬
Apa sekarang sudah bertemu dengan saudara mu itu...?
💬
Sudah sekarang kami sedang menuju kesitu
💬
Baiklah aku tunggu
Setelah mendengar kabar dari Denis perasaan Maira pun menjadi lebih tenang, dia pun segera memberitahukan keberadaan Denis kepada keluarganya.
Setelah setengah jam menunggu akhirnya Denis dan keluarganya datang juga, dia disambut begitu meriah oleh keluarga Maira, maklum saja Maira adalah anak pertama dan juga cucu pertama jadi wajar saja kalau acaranya pun sangat meriah.
Setelah melewati serangkaian acara penyambutan akhirnya yang di tunggu-tunggu pun datang juga, Maira segera di panggil untuk duduk di samping Denis karena ijab kabul akan segera di mulai. Suasana pun menjadi penuh haru apalagi bagi keluarga Maira yang harus melepaskan anak pertama mereka.
Setelah mengucap ijab kabul Maira dan Denis pun mengikuti serangkaian acara yang memang di buat untuk mereka, belum lagi mereka harus menyambut para tamu undangan yang datang, bahkan sampai malam tamu undangan masih saja berdatangan tiada henti dan itu membuat Maira merasa sangat lelah.
Tepat jam sepuluh malam akhirnya acara selesai juga, Maira pun segera berganti baju dan mulai beristirahat begitu juga dengan Denis dan keluarga Maira, malam ini yang seharusnya menjadi malam pertama bagi pasangan ini harus mereka lewati biasa saja pasalnya Maira sedang ada tamu yang tidak di undang.
Setelah tiga hari pernikahan mereka, Denis harus kembali lagi ke kota B, ya Maira dan Denis memang berbeda kota Maira yang tinggal di kota A sedangkan Denis tinggal dan bekerja di kota B. Sebenarnya Denis ingin membawa Maira langsung ke rumah mereka tapi ibu Maira meminta Denis jangan dulu membawa Maira pindah.
Sehingga Denis pun menuruti keinginan ibu mertuanya itu, toh kota A dan kota B tidaklah jauh hanya membutuhkan waktu sekitar dua jam saja jika menggunakan mobil dan satu setengah jam jika menggunakan motor.
``Nak Denis mau pulang sekarang...?`` tanya bu Sekar yang tidak lain adalah ibu dari Maira
``Iya bu, saya akan kembali hari ini karena saya tidak mendapat cuti lama dari tempat kerja`` jawab Denis
``Lalu apa Maira ikut pulang bersama nak Denis...?``
``Sepertinya begitu bu, saya ingin membawa Maira pulang kesana``
``Bisa tidak kalau Maira jangan dulu dibawa sekarang, bukan apa-apa pasti nak Denis tahu sendiri kalau Maira ini adalah anak pertama disini dan ibu merasa belum siap jika Maira pergi, nak Denis bisa kan memberi waktu buat ibu untuk beradaptasi..?``pinta bu Sekar
``Tentu bu, saya mengerti maksud ibu... Karena ini permintaan dari ibu langsung saya akan meninggalkan Maira disini dan mungkin saya akan pulang satu minggu sekali`` jawab Denis sambil tersenyum.
``Terimakasih karena nak Denis mau mengerti ibu. Ibu tidak masalah jika suatu hari nanti Maira mau tinggal disana tapi jangan dulu mengurus surat pindah, ibu hanya takut kalau Maira belum terbiasa dengan keluarga barunya. Jadi biarkan saja dulu seperti ini, dia bisa tinggal disini ataupun tinggal disana beberapa minggu`` jelas bu Sekar
``Iya bu saya mengerti, kalau begitu saya pamit pulang dulu dan mungkin kalau tidak ada pekerjaan minggu depan saya akan kesini lagi dan membawa Maira untuk menginap disana beberapa minggu``
``Iya itu lebih baik`` jawab bu Sekar
Denis pun segera pamit kepada Maira dia sebenarnya ingin sekali membawa istrinya itu tapi apa mau di kata ibu mertuanya sangat ingin mereka tinggal disana terlebih dahulu.
Setelah kepergian Denis, Maira menjalani hari-harinya seperti biasa, apalagi saat ini dia sudah tidak bekerja lagi jadi dia hanya menghabiskan waktu di rumah saja membantu sang ibu mengurus rumah terkadang dia juga berkirim kabar kepada Denis.
Tidak terasa sudah satu Minggu Denis pergi dari rumah dan malam ini dia akan datang, sebelumnya Denis sudah memberi kabar kepada Maira kalau dia akan pulang dan lusa Denis akan membawa Maira ke kota B untuk menginap selama beberapa minggu.
Sambil menunggu Denis datang Maira segera mengemas sebagian bajunya yang akan di bawa ke rumah ibu mertuanya itu, dia memang sengaja tidak membawa semua baju-baju miliknya agar memudahkan dirinya saat kembali berkunjung ke rumah ini lagi.
Tepat pukul enam sore Denis pulang, Maira langsung menyambut Denis dengan senyuman yang sangat manis. Maira langsung mencium tangan Denis ketika sang suami sudah menghampirinya.
``Assalamualaikum`` sapa Denis ketika sampai di depan pintu.
``Waalaikumsalam `` jawab Maira sambil tersenyum
Mereka pun langsung masuk kedalam, Denis langsung menghampiri keluarga Maira, sedangkan Maira sendiri membuat minuman untuk suami tercinta. Setelah mengobrol dan juga makan malam akhirnya Denis pun mengajak Maira beristirahat karena hari juga sudah sangat larut.
Setelah sampai di dalam kamar Denis langsung mengunci pintu dan setelah itu memeluk Maira dari belakang.
``Mas kangen banget sama kamu, oh iya apa tamu nya sudah pergi...?``tanya Denis
``Aku juga sama mas kangen sama kamu dan soal tamu dia baru pergi tadi siang`` jawab Maira malu-malu.
Tentu saja Denis sangat senang mendengarnya apalagi selama satu minggu ini dia harus berpuasa, tentu dia tidak akan melewatkan kesempatan emas ini.
``Kalau begitu malam ini mas bisa dong bermain bersama kamu...?`` tanya Denis dan Maira hanya menganggukkan kepalanya saja sebagai jawaban.
``Bisa kita mulai sekarang...?`` tanya Denis
``Iya mas, tapi bisa kan kalau lampunya di matikan saja, aku malu apalagi di depan masih ada ayah yang sedang menonton tv`` pinta Maira
``Tentu`` Denis pun segera mematikan lampu kamar mereka dan memulai aksinya
Malam ini menjadi malam panjang bagi mereka berdua, mereka berdua hanyut didalam surga dunia yang tidak pernah mereka rasakan sebelumnya dan untuk Maira sendiri walau pun ini adalah yang pertama baginya tapi dia sama sekali tidak menyesal telah memberikan harta berharganya kepada suaminya itu.
Selama beberapa jam , mereka berolah raga malam dan kini Denis sedang berada di atas Maira sambil terus memperhatikannya.
``Apa sakit...?`` tanya Denis
"Sakit mas dan juga terasa perih" jawab Maira
Denis pun segera melihat kearah bagian bawah Maira disana masih terdapat bercak darah segar.
"Mas pikir malam ini tidak akan menemukan darah, tapi mas senang ternyata kamu masih perawan dan mas yang pertama melakukan itu kepada kamu" kata Denis sambil tersenyum bangga.
"Tentu saja mas yang pertama, aku tidak pernah melakukannya dengan laki-laki mana pun" jelas Maira
"Ya mas percaya itu karena masih ada darah segar yang keluar dari bawah sana"
"Mas, kalau tadi kamu tidak menemukan darah yang keluar bagaimana...? apa kamu akan menganggap ku sudah tidak perawan lagi...?" tanya Maira.
"Tidak juga, sebenarnya mas percaya dengan kamu. Kamu pasti tidak mungkin melakukan hal itu sebelum menikah tapi mas lebih yakin lagi kalau melihat ada darah seperti ini.." jelas Denis yang kini sudah berpindah tempat sehingga berada di samping Maira.
"Tapi kan mas ada juga wanita yang belum pernah melakukan hal itu tapi tidak keluar darah ketika pertama kali melakukannya, karena banyak faktor lain yang menyebabkan itu terjadi." jelas Maira yang merasa sangat kesal dengan jawaban Denis. Denis seolah-olah meragukan dirinya.
"Ya mas juga tahu itu, tapi mas lebih senang jika mengetahui kalau istri mas ini masih mengeluarkan darah ketika pertama kali berhubungan" jawab Denis sambil tersenyum.
Karena sudah sangat lelah dan juga larut malam Maira sudah tidak ingin melanjutkan pembicaraannya itu, toh dia juga tahu tidak akan bisa menang jika berbicara dengan Denis. sebenarnya kalau boleh jujur hati Maira tidak sepenuhnya untuk Denis entah kenapa sampai sekarang hati Maira masih mengingat mantannya dulu.
Sebagian hatinya sudah di bawa pergi oleh sang mantan kekasih yang sampai sekarang tidak tahu keberadaannya dimana, Maira berharap dengan menerima pinangan Denis dia bisa melupakan masa lalunya dan memberikan seluruh hatinya untuk sang suami.
Tidak terasa pernikahan Denis dan juga Maira sudah berjalan hampir tiga bulan dan selama dua bulan ini dia tinggal bersama dengan ibu mertuanya yang sudah sangat tua dan juga sakit-sakitan. Maira juga sudah mulai terbiasa dengan keadaan dan lingkungan disini.
Pagi ini seperti biasa setelah sholat subuh Maira segera membangunkan Denis dan memintanya untuk sholat subuh serta bersiap-siap untuk pergi ke kantor, tapi bukan Denis kalau tidak membuat Maira kesal, dia tidak pernah mau cepat bangun ketika Maira membangunkannya.
Dan entah kenapa beberapa hari ini setelah membangunkan Denis dan Denis tidak kunjung bangun Maira akan ikut tidur lagi di samping Denis dan bangun siang hari. Untung saja sang ibu mertua tidak pernah mempermasalahkan hal itu semua dia sangat memanjakan Maira seperti putrinya sendiri bahkan perlakuan ibu mertua Maira sangat berbeda jauh dengan perlakuan ibunya Sendiri.
Pernah ada kakak iparnya datang ke rumah sang ibu mertua dia juga mengatakan kalau badan Maira sedikit lebih berisi dari biasanya.
"Ra perasaan kamu sekarang lebih berisi ya badannya, " kata Yuli kakak ipar Maira
"Apa iya mbak...? tapi aku merasa biasa saja" jelas Maira waktu itu.
"Apa jangan-jangan kamu sedang isi ya Ra...?" tanya Yuli
Maira pun seperti teringat sesuatu, dia belum mendapat tamu bulanan selama tinggal disini apa jangan-jangan memang dia sedang hamil. Dia tidak tahu bagaimana tanda-tanda orang yang sedang hamil untuk bertanya kepada ibu mertuanya saja rasanya sangat malu.
Akhirnya Maira pun menunggu Denis pulang bekerja, sore pun tiba seperti biasa setiap Denis pulang bekerja pasti Maira akan menyambutnya di depan pintu. Setelah Denis beristirahat dan juga bersih-bersih barulah Maira berani mengatakan pemikirannya.
"Mas tadi mbak Yuli datang kesini dia bilang kalau badan aku sekarang lebih berisi dari biasanya, apa benar itu mas....?" Tanya Maira
Denis melihat ke arah Maira dan memperhatikannya dengan seksama, memang benar tubuh istrinya itu seperti ada yang berubah lebih berisi dan terlihat lebih menarik.
"Iya memang sepertinya ada yang berubah dari kamu, badan kamu juga memang terlihat lebih berisi... Lalu apa yang di katakan mbak Yuli tadi..?" tanya Denis penasaran
"Kata mbak Yuli aku sepertinya hamil dan lagi aku juga baru ingat sudah dua bulan ini belum dapat tamu bulanan" jelas Maira
"Ya sudah besok kita cek ke dokter kandungan, hamil tidaknya kita tidak tahu, kita lihat saja hasilnya bagaimana"
"Iya mas"
Keesokan paginya Denis benar-benar membawa Maira ke dokter, Maira berharap dia benar-benar hamil agar dia tidak terlalu kesepian ketika Denis pergi bekerja. Setelah mengantri cukup lama akhirnya kini giliran Maira.
"Selamat pagi bapak ibu ada yang bisa saya bantu...?" tanya seorang dokter wanita sambil tersenyum ramah.
"Pagi dokter, kami ingin memeriksa kondisi istri saya katanya sudah dua bulan ini dia belum dapat haid" jelas Denis
"Baik bu kalau begitu mari kita periksa dulu"
Maira pun mulai melakukan serangkaian pemeriksaan dan setelah itu dia pun kembali lagi duduk di samping Denis.
"Jadi bagaimana dokter...?" tanya Denis yang sudah penasaran dengan hasilnya.
"Dilihat dari tes ini sudah sangat jelas kalau ibu memang sedang hamil dan kehamilannya sudah memasuki usia delapan minggu, harap di jaga ya pak, bu, kehamilan pada usia seperti ini masih sangat rentan, kurangi juga aktifitas yang berat-berat dan jangan terlalu kecapean" jelas dokter itu.
"Baik dok, terimakasih kami pasti akan menjaganya dengan sangat baik" kata Denis sambil tersenyum.
Setelah menebus obat mereka pun segera bergegas pulang, sesampainya di rumah Denis langsung memberitahu kabar bahagia ini kepada ibu tercinta. Tentu saja sang ibu sangat bahagia ketika mendengar akan segera mendapatkan cucu dari anak bungsunya itu.
"Mulai sekarang kamu tidak boleh terlalu lelah, pekerjaan rumah biarkan saja tidak perlu kamu kerjakan makan makanan yang sehat juga, oh iya apa orang tua kamu sudah di beri tahu kabar bahagia ini...?" tanya bu Erni
"Belum mah, mungkin nanti Ira akan menelpon mereka untuk memberitahukannya" jawab Maira
"Iya kamu harus mengabarkan berita bahagia ini apalagi ini cucu pertama mereka, mereka pasti sangat bahagia"
"Iya mah"
Pada siang hari Maira pun segera memberitahukan kabar bahagia ini kepada kedua orang tuanya dan tentu saja mereka sangat bahagia mendengar kabar ini. Setelah ibu mertuanya tahu Maira sedang hamil dia pun semakin perhatian terhadap Maira. Bahkan semua keperluan Maira di cukup oleh sang ibu mertua.
Bukan tanpa alasan, itu karena di saat Maira hamil Denis malah terlilit masalah ekonomi, pekerjaannya pun mulai sepi bahkan terkadang tidak ada pemasukan yang masuk, Maira juga semakin heran dengan Denis, terkadang dia akan berada di rumah seharian selama beberapa hari.
Sebenarnya Maira merasa tertipu oleh pekerjaan yang Denis sebutkan sebelumnya, dulu sebelum menikah dia bilang kalau dia bekerja di salah satu kantor di kota B, posisinya juga sangat bagus bagi Maira, tapi setelah bertunangan Denis mengatakan kalau dia sudah tidak bekerja di perusahaan itu lagi di sebabkan ada sebuah masalah.
Lalu saat itu Denis bilang sedang bekerja di sebuah perusahaan kontruksi dan mengurus pajak serta surat-surat yang lain sehingga mereka bisa lebih sering bertemu pada saat itu, tapi sekarang setelah menikah Maira baru tahu kalau Denis sudah tidak bekerja lagi di sana melainkan di sebuah bank swasta yang berpenghasilan sangat rendah, tapi itu tidak masalah bagi Maira.
Selama menikah dan tinggal bersama mertuanya Maira tidak pernah di beri uang belanja oleh Denis, mungkin Denis merasa masih tinggal satu atap dengan ibu kandungnya yang sangat royal dalam hal apapun jadi dia tidak perlu memikirkan hal semacam itu, jadi Maira hanya mendapat uang jajan saja dari Denis.
Itu pun tidak setiap hari di dapatnya dan saat ini pun setelah Maira hamil Denis tidak terlalu mementingkan keperluan Maira, tetapi apa yang Maira ingin makan Denis pasti langsung membelikannya. Maira tetap bertahan disana karena ada ibu mertua yang sangat baik kepadanya, lagi pula melihat tingkah laku Denis yang tidak pernah marah kepada Maira membuat dia yakin kalau Denis mencintainya walaupun dia sangat sadar belum bisa menyerahkan seluruh cintanya kepada Denis.
Tidak terasa kandungan Maira pun tumbuh dengan cepat, kini kandungan Maira sudah memasuki usia tujuh bulan, biasanya akan di adakan acara selamatan untuk mendoakan kehamilan Maira nantinya dan rencananya acara akan di gelar di rumah kedua orang tua Maira di kota A. Sekalian Maira juga akan pulang dan melahirkan disana.
Tapi sampai sekarang belum ada biaya untuk menggelar acara tersebut, apalagi bagi kehamilan pertama biasanya akan ada pesta dan para tamu undangan yang datang baik tetangga ataupun sanak saudara. Maira tidak tahu harus bagaimana setiap dia bertanya kepada Denis, dia selalu bilang tidak punya uang padahal waktu sudah semakin dekat.
Suatu hari tepat tiga hari sebelum kepulangan Maira ke rumah orang tuanya sang ibu mertua memanggilnya.
"Maira bisa kesini sebentar...?" panggil sang ibu mertua
"Iya mah ada apa....?" tanya Maira sambil berjalan kearah ibu mertua yang sedang duduk di dalam kamar.
"Mamah ada uang sedikit untuk biaya acara tujuh bulan kamu, kamu pasti tahu kalau mengandalkan Denis entah sampai kapan. Sekarang ini pekerjaannya sedang tidak baik-baik saja... Tapi mamah minta jangan bilang kepada orang tua kamu kalau uang ini dari mamah, bilang saja hasil dari Denis" kata sang ibu mertua sambil menyerahkan uang sebesar tujuh ratus ribu.
"Mamah juga tidak bisa memberikan lebih hanya bisa memberi segitu, kamu juga pasti tahu kalau uang pensiunan mamah tidak banyak belum lagi mamah harus memenuhi kebutuhan sehari-hari disini"
"Iya mah Maira tahu dan Maira juga mengucapkan terimakasih kepada mamah karena sudah memperhatikan Maira"
"Sama-sama Maira, oh iya mamah hampir lupa apa kalian sudah membeli perlengkapan untuk bayi ini nantinya...?"
"Belum mah, kami belum mempersiapkan semuanya, mas Denis sepertinya belum memiliki uang untuk membeli semua itu. Lagi pula masih ada waktu sampai kandungan berusia sembilan bulan" jelas Maira
"Ya sudah mudah-mudahan saja ada rejekinya buat dede bayi"
"Amin"
Setelah itu Maira segera bergegas ke dalam kamar untuk menyimpan uang pemberian dari ibu mertuanya itu, dia bersyukur memiliki ibu mertua yang sangat baik terhadapnya, bahkan Maira juga dapat melihat kalau ibu mertuanya itu menyayanginya seperti putrinya sendiri.
Hari ini Maira mulai mem packing semua baju-bajunya kedalam tas untuk di bawa ke rumah orang tuanya, disaat Maira sedang di dalam kamar terdengar suara bel berbunyi dan namanya juga di sebut. Maira pun bergegas keluar kamar untuk melihat siapa yang datang.
Ternyata yang datang kakak ipar serta anak-anaknya yang tinggal di sebelah rumah, Maira juga dapat melihat mereka membawa beberapa baju dan juga perlengkapan bayi.
"Ra ini ada hadiah dari mbak sama Reni, takutnya nanti mbak nggak bisa kesana saat acara tujuh bulanan kamu" kata mbak Yuli sambil meletakan beberapa bungkus baju-baju serta perlengkapan bayi yang lainnya. Tidak lama Reni juga datang dengan membawa tas bayi yang memang sudah bekas pakai.
"Mbak Maira ini ada baju serta perlengkapan bayi yang bekas pakai tapi masih baru, sudah di cuci juga" jelas Reni
Maira pun menerima semua itu dengan senang hati dia berpikir tidak perlu membeli lagi perlengkapan bayi karena jika di lihat-lihat semuanya sudah lengkap.
"Iya mbak terimakasih, aku pasti akan membawanya kesana"
"Oh iya Ra, nanti kamu pulang mau pakai apa ke sananya, apalagi kan barang-barang yang kamu bawa banyak sekali..." tanya mbak Yuli
"Mungkin pakai motor saja mbak dan untuk barang-barang ini bisa di atur nanti" jawab Denis yang memang baru saja datang.
"Apa tidak berbahaya jika pakai motor, apalagi kandungan Maira sudah besar" kata Yuli merasa khawatir
"Insyaallah nggaklah mbak aku bawanya juga pasti dengan perasaan" jelas Denis
"Begini saja, bagaimana kalau kali ini mbak Maira kita antarkan saja mah kebetulan mas Agung juga ada" usul Reni
Reni adalah anak dari Yuli sedangkan Agung adalah suami Reni dan mereka tinggal di sebelah rumah Maira.
"Boleh juga tuh Ren, ya sudah Nis nanti biar mbak dan Reni yang ikut antar Maira pulang ke rumah orang tuanya biar kalian tidak repot juga di jalannya" jelas Yuli
"Baik mbak nanti kita akan berangkat pagi, biar nggak macet dan pulangnya juga tidak terlalu sore"
Setelah di putuskan Yuli pun kembali kerumahnya sedangkan Maira segera merapikan baju-baju bayi yang tadi di berikan oleh kakak iparnya itu, tidak lupa dia juga menghubungi ibunya untuk memberi tahu kalau kakak iparnya ikut serta mengantar dirinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!